PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-01 PJ 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER - 01/PJ/2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER53/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK
PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2), SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK
PENGHASILAN PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 SERTA BUKTI
PEMOTONGAN/ PEMUNGUTANNYA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang : a.

bahwa untuk memberikan kepastian hukum dalam melaporkan
dan mempertanggungjawabkan penghitungan pemotongan/
pemungutan Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) serta untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 243/PMK.03 / 2014 tentang Surat Pemberitahuan (SPT);

b.


bahwa sebagian formulir yang diatur dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat
(2), Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal
22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26 serta Bukti Pemotongan/
Pemungutannya tidak cukup menampung data identitas Wajib
Pajak dan informasi yang diperlukan;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat
(2), Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal
22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26 serta Bukti Pemotongan/
Pemungutannya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4893);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dan Pengalihan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1994 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3580)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4914);


-24.

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1996 tentang Pembayaran
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3636)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5
Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4174);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto
Sertifikat Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 236, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4039);

6.


Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan atas Hadiah Undian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4040);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 52,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4837);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 109,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4881) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5014);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pajak
Penghasilan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi
kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4981);

9.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan berupa Bunga Obligasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4982) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2013 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 259, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5488);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pajak
Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4985);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pajak
Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4988);
13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 635/KMK.04/ 1994 tentang
Pelaksanaan Pembayaran dan Pemungutan Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2008;
14. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/ 1996 tentang
Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan atas Penghasilan dan
Persewaan Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/KMK.03 /2002;

-315. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 416 / KMK.04 / 1996 tentang
Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak
Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri;
16. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 417/KMK.04 / 1996 tentang
Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak
Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri;

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.03/2008 tentang
Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan atas Diskonto Surat
Perbendaharaan Negara;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/ PMK.03 /2008 tentang
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan,
dan
Penatausahaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha
Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 153 / PMK.03/2009;
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/ PMK.03 / 2008 tentang
Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara dalam
Rangka Impor, Penerimaan Negara dalam Rangka Eskpor,
Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai, dan Penerimaan
Negara yang Berasal dari Pengenaan Denda Administrasi atas
Pengangkutan Barang Tertentu;
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 tentang
Jenis Jasa Lain sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1)
Huruf C Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;

21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/ PMK.03 /2008 tentang
Wajib Pajak Badan Tertentu sebagai Pemungut Pajak Penghasilan
dari Pembeli atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah;
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 258/PMK.03/2008 tentang
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas Penghasilan dari
Penjualan atau Pengalihan Saham sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 Ayat (3c) Undang-Undang Pajak Penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri;
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/ PMK.03 /2010 tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang
Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 175/PMK.011/2013;
24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/ PMK.03 /2014 tentang
Surat Pemberitahuan (SPT);
25. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-108/PJ.1/ 1996
tentang Bentuk Formulir Pemotongan/Pemungutan Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan

Peraturan
Direktur Jenderal
Pajak
Nomor
PER-53/PJ/2009;
26. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-667/ PJ. /2001
tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi Wajib
Pajak Luar Negeri yang Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di
Indonesia;
27. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/ PJ/ 2008
tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Penghasilan atas Diskonto Surat Perbendaharaan Negara;

-4-

28. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/ PJ / 2013
tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal
26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
dan/atau Pasal 26;

29. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009
tentang Bentuk Formulir Surat Setoran Pajak sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-24/PJ/2013;
30. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009
tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2), Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26
serta Bukti Pemotongan/Pemungutannya;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PER-53/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT
PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4
AYAT (2), SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 SERTA BUKTI
PEMOTONGAN/ PEMUNGUTANNYA.

Pasal I


1. Ketentuan Lampiran I dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-53/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2),
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22,
Pasal
23
dan/atau
Pasal
26
serta
Bukti
Pemotongan/Pemungutannya diubah dengan Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal ini.
2. Terhadap pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) untuk Masa Pajak sebelum
berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini yang dilakukan
setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini, dilakukan
dengan menggunakan formulir Lampiran I sebagaimana diatur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-53/PJ/2009
tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2), Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Penghasilan Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan/atau Pasal 26
serta Bukti Pemotongan/Pemungutannya

Pasal II

1. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat
(2) sebagaimana dimaksud dalam Pasal I angka 1 dapat berbentuk:
a. formulir kertas (hard copy); atau
b. dokumen elektronik.

-52. Dalam hal Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final
Pasal 4 Ayat (2) disampaikan dalam bentuk formulir kertas (hard
copy), bentuk, isi, dan ukuran Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini tidak boleh diubah.
3. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat
(2) dalam bentuk dokumen elektronik wajib digunakan oleh
Pemotong yang melakukan pemotongan dengan bukti pemotongan
yang jumlahnya lebih dan 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu)
Masa Pajak;
4. Dalam hal Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final
Pasal 4 Ayat (2) disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik,
Pemotong harus menggunakan aplikasi e-SPT yang telah
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Pasal III
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku untuk pelaporan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan sejak Masa Pajak Maret
2015.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Januari 2015
Plt. DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd
MARDIASMO

Salinan sesuai dengan aslinya
KRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
u.b.
,AdskifAGIAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
a

1)7

HANTRIONO JOKO SUSILO
NIP 196812221991031006

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-01/PJ/2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER53/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA
PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2), SURAT PEMBERITAHUAN MASA
PAJAK PENGHASILAN PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTANNYA

Lampiran 1.1
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER01/PJ/ 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-53 /PJ/ 2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTANNYA

MIN
SURAT PEMBERIT AK AN kswn MASA
PAJ Ai( PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT k 2

Pot1 101.1,B 17

Fermat ad digunakan Mk* meloporkan
Peenotangars'Armungutan
Pala" Pc nghas11an Final Pasa14 Aral 121

KEMENTERIAM KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Bacanan ache** pengisian 'cerium rnenosi tamale Ire
SoT

hlenna1

1

VT

Pembelulan Kr-

SAGAN A. DEIIT TAS PESIGTONG PAJM,WA.118 pMAA

;_i

SAGAN

I I
I FT

I

1-T-T--7-T-1

B. 01:11E1( PAJAK
1141411474,511t Papa
PM

II

■aaaaareaalaw ammari pp]

CAI

in

EP.),..a .>")...:., - 2 ... ...3 C !scorn se ct

a EitifvX Dea.cer)•Txmlaan
1 , +mg gae-rcallan 8 Daia-t Negett
2) "ana dtrapatwan a Lill t4t2On
t Dex.:c43 Berettat gait" Ma -eta
c .asa arc
' Tr:es-Iasi Pen‘aan) $0- am
a Sara', Penale Haar Bram mance
1 fkrera Deacemee'oas lac Stea: Semmes %Nava
■•■ _Nam-)
.t• Preget:a '- ara-) gamma. Bana.nan
a Pen:meta seraaa Pcmaxma Pau
7,rana PreanSacan rang 144e"rerse Sert3 ,+' fs;:i

11411nou 111044no4/

T-,

01

411 k25434
0111 , 215‘.3.1
411)243.1
411'2e:A

-1 :! -. '
411 ) 25431

........

_

411,:h476
)

411':5•43:
411'25 CO

Jasa .(CrstASI

a =etc-call acilarues.
4 ) Per.j?..ila lasa secagal ' a ce' atria 4'Fi"
21 Pen"ele lase (wit Men', elySenl• tin
t ariataa-a KLans•Jks
1t Petsja.esa Jasa scrap) Pe ,)%lterg g/P21 Peneedis Jasa , a-g Men rm• Zen' , es1
,:.
Penaaeas KansrAs
I I Penaaata Jasa scrap' Per-alcrg olla21 Pen"ega Jaw' ,a-ga1e ,"tre, Sena- Fv,1
Ware Paiaa "ar4 YiNale.san ec-caarac, ,-,415 gas
Tana-Mar.:Lean
Sunga Simparan owe Da4varkar Ne,'IK,:r.4rasi repeal
AnitaWait FAA, >aril Pttaa
:n -en -"re teletera,Operaler A at Pam c
Plwa
7:4Iart1 Netter
i IC oenalhasar- TerIerttaLawna

11)244 .
1

41

411

4_

IIIIIIIIIIIIIIr: --I

,j

11.1111.11r_7' '

I
.

1111111

I

451.

411

3S

11',75an

41112t,:::

I

1 ”C.417

I

41142PAIS

... Y..; -,
4.014N C. LAMPIRAN

5e1rea- r • .--r•
Z,arial

Farn-a• 12

BAS

J Rannar

:••.,-•;-4*-)Pc-,4,%)aar

f

Farrtur

:C:ertit^

Saatic.,354 0.71JSIAS

~fym ut ...E

F

Jt to

SAIMAIII G. PERWY AMAMI DAN TONGA TAIWAN
:`..ewan ;remoter) sete••..tn?a atan septa akklitly2 Te"e41).k ts-sa -AS
;c'enaana-•..ndangar ,a-c teas,. az, a mer eata"a-, canaa X-4
.

a 'craw kcieriar

PE64Jr043 PAUAKoniPt4Adt

ti

I i

1-1
E Metli:a Pr.

Cap

I' I 1

04

KUASA iti

1I

1
1 1

ranp;"
-

DIMCIO Palm*

101- rt15a
La-7.4.ta2 ca.

levenin-orrgerrnya staa•ite•war Cijk2C tlr e1.1.5

k
-.

I

LArnpratt I Parthsvn Prottur .

I I2

ra•vga
.....
Tanaa Tamar

I
ta ,•').”

41

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.1
SPT MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)
(F.1.1.32.04)

Petunjuk Umum:
SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut

kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama

PTIMAJU IFANCAR P1/417*SE(s1TOSA 4BADI

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
Petunjuk Khusus:
1. Bagian Judul

- Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris "SPT Normal" jika SPT yang disampaikan merupakan
SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada kotak di depan bads "SPT Pembetulan Ke- jika SPT yang
disampaikan merupakan SPT Pembetulan.
- Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: "SPT Pembetulan Ke" diisi dengan angka kesekian
kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
- Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan bulan-tahun. Untuk
SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang dibetulkan.
2. Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, Nomor ID, Kode Identitas, nama, dan alamat) Pemotong
Pajak/Wajib Pajak.
Nomor ID diisi dengan nomor identitas
Kode Identitas diisi sesuai dengan kode jenis identitas yang dimiliki, yaitu:
1. NIK/KTP
2. SIM
3. Paspor
4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
3. Bagian B
Kolom (1) : Uraian, cukup jelas.
Kolom (2) : KAP/KJS
Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang harus diisikan pada
Surat SetoranPajak (SSP).
Kolom (3) : NHai Objek Pajak
Diisi dengan jumlah bruto bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia, jasa
giro, transaksi penjualan saham, bunga/diskonto obligasi, hadiah undian, nilai sewa tanah dan
atau bangunan, imbalan atas jasa konstruksi.
Kolom (4) : Tarif, cukup jelas.
Tarif atas jasa konstruksi ditulis sesuai dengan pemotongan/penyetoran yang dilakukan.
Contoh :
Jika pada Masa Pajak yang sama dilakukan pemotongan PPh atas jasa pelaksanaan
konstruksi oleh penyedia jasa dengan kualifikasi usaha kecil dan oleh penyedia jasa yang tidak
memiliki kualifikasi usaha maka kolom tarif diisi: 2 / 4.

Kolom (5) : PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri
Diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang dipotong/dipungut/disetor sendiri yaitu sebesar
Nilai Objek Pajak x Tarif.
Terbilang : Diisi untuk jumlah PPh.
4. Bagian C
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi jumlah dokumen yang
dilampirkan pada kotak yang tersedia.
Jika SPT ditandatangani oleh bukan Pemotong Pajak/Wajib Pajak, maka harap dilampirkan Surat Kuasa
Khusus bermaterai cukup.
Lampiran Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) meliputi:
Formulir 1.2
: Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan selain atas Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto
SBI, Jasa Giro.
Formulir 1.3
: Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI,
Jasa Giro.
Lampiran Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) meliputi:
Formulir 1.4
: Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Hadiah Undian.
Formulir 1.5
: Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, Jasa
Giro.
Formulir 1.6
: Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham
yang Diperdagangakan di Bursa Efek.
Formulir 1.7
: Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.
Formulir 1.8
: Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.
Formulir 1.9
: Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga dan/atau Diskonto Obligasi dan Surat
Berharga Negara (SBN).
Formulir 1.10 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi
kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi.
Formulir 1.11 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri.
Formulir
: Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) selain yang disebutkan di
lainnya
atas.
5. Bagian D
- Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya wajib membubuhkan
Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib menandatangani dan membubuhkan cap
perusahaan. Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal-bulan-tahun.
- Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.
6. Selain oleh Pemotong Pajak, SPT Masa ini juga wajib diisi dan dilaporkan oleh Wajib Pajak yang menurut
ketentuan yang berlaku wajib menyetor sendiri Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) yang terutang.
7. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro. Jadwal
penyetoran PPh dan pelaporan SPT untuk masing-masing jenis penghasilan adalah sebagai berikut:

Janis Penghasilan
Bunga Deposito/Tabungan,
Diskonto SBI,
Bunga/Diskonto.
Transaksi Penjualan Saham.

Hadiah Undian.

Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.

Jasa Konstruksi.

Penyetoran
Paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya
setelah
Masa
Pajak
berakhir.
Paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya setelah bulan terjadinya
transaksi penjualan saham.
Paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya
setelah
bulan
saat
terutangnya pajak.
Paling lambat tanggal 10 (bagi
Pemotong Pajak) atau tanggal 15 (bagi
WP pengusaha persewaan) dari bulan
berikutnya setelah masa pajak
berakhir.
Paling lambat tanggal 10 (bagi
Pemotong Pajak) dan tanggal 15 (bagi
WP jasa konstruksi) bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir.

Pelaporan
Paling lambat 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir.
Paling lambat tanggal 25 bulan
berikutnya setelah bulan terjadinya
transaksi penjualan saham.
Paling lambat 20 hari setelah masa
pajak berakhir.
Paling lambat 20 hari setelah masa
pajak berakhir.

Paling lambat 20 hari setelah masa
pajak berakhir.

KEMENTERIAN
KEUANGAN RI
DIREK TORAT
JENDERAL PAJAK

Ne
.

1•IPTYP

DAFtAR

KOOS

Agmor

dentin

I de ntltas

04

PEMOTONGAN.TEMLJN CAFTAN
PPh FINAL PASAL 4 AYAT 121

Kama

Alantall

FORMULIR 12
Mass Pajak

gglgtlPernotongan ■ PemungtAan
Name,

Tanagai

OW

Paftal Othrea
Pa1.31.1RP.

PPh yang Dtpglona
ingurgul

04

fin

11
12

13
14
15
1 11
IT

C./757CAK-31:1-0

> 2 c 611
>r
m
c.1

1g

0)

c ^3

ZS C PS

t OCOPOZ

0 Cr

DJ Nz ia

ro 4

0
JUVAAI-1

3g

1- 1

PE1540704c, PAJAKJPIAP.INAN

M
-9L2 C/
XC r
6
C 1 13 g
t 212
z CA 4M '0 .0
z> cn
>
> z
Z

K1JASA WAJS PAJAK

'Alma
WP

I

I

I

Palar

I

1

4
>

&aft:,

& Gag

Cz
C3
-

Z
D.1.1 1..0

1.1

1 11.2 Pewathiran Tarraiur Jergrral

C

wa >
z c-

11 r-5;

->

z

ro
t -3 0
>
V Xi 9 E.

w

9 IV
12/

5.3

r-1

5:1

Pkalt AkffrosAr PER-01 ,PA,2915

.4
> -3
4

4

gj z

0

W
5T


C
tg 9 NJ o

C

-O:j

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.2
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
(D.1.1.32.06)
Petunjuk Umum:
SPT Masa Final PPh Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut
kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama



MAJU gANCAOAYA SEOTOSA 4Bkol

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
Petunjuk Khusus:
1. Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan bulan/tahun. Untuk
SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang dibetulkan.
2. Kolom (1)
: Cukup jelas.
Kolom (2)
: Diisi NPWP pihak yang dipotong atau jika pihak yang dipotong tidak memiliki NPWP maka
diisi alamat lengkap (dalam hal Pemberi Hasil sebagai Pemotong Pajak), atau
Diisi NPWP Pemotong (dalam hal Wajib Pajak dipotong oleh Pihak Lain).
Kolom (3)
: Diisi sesuai dengan kode jenis identitas pihak yang dipotong, yaitu:
1. NIK/KTP
2. SIM
3. Paspor
4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
Kolom (4)
: Diisi dengan nomor identitas pihak yang dipotong.
Kolom (5)
: Diisi nama pihak yang dipotong (dalam hal Pemberi Hasil sebagai Pemotong Pajak), atau
Diisi nama pemotong (dalam hal Wajib Pajak dipotong oleh pihak lain).
Kolom (6)
: Cukup jelas.
Kolom (7)
Cukup jelas.
Kolom (8)
: Cukup jelas.
Kolom (9)
: Diisi dengan jumlah bruto objek Pajak Penghasilan untuk setiap Bukti Pemotongan/
Pemungutan.
Kolom (10)
Cukup jelas.
3. Bagian Tanda Tangan
Beni tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya wajib membubuhkan
Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib menandatangani dan membubuhkan cap
perusahaan.
Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya Daftar Bukti Pemotongan dengan format penulisan tanggal-bulantahun.

C

KEMENTERIAN

KEUANGAN RI
DIREKTORA T
JENDE RAL PAJAK
NP VIP

I

DAFTA.R BLIKTI PEMOTOINIGAN F`Rti f 1P1A.L RASA E. 4 A.YAT 12)
ATAS SLINGA DEPOSIT 0CPTABUPIGAM, DISK01410 E-91, JASA GIRO

!Code

NtIonAr

ktlendl as

Ident?las

,rn._.■ 1 L....1_.1 L I

Bab
ab P CM* 1011g-lb rv-Pe.rung via?
Ala mw

1 1

FORAIRIUR 1.3
Masa Polak

PR1 s a Olpatnng .13touncu1 IRE

?a Nips/

Ai

1 C-

t2

14

IC

"1:1 wn-aoo-or

—tmw

I?

5> ›x‘,,
4 r- 0.

IC

tri


15

71

r,

t=1
>

o

z tn

mC/1111.0.-3Z1?1,..

1.11t=7 Z
Z111.73 m

• 9

0 .s7
Cp`)
z • ,-- X 0F"C)
...
1?)
0 '17 z
1:$

L% A-

.Et4070.4Qe.4.A.KPIAPINAIN
.

tar-41

I
[

I
7]

I

I

JAr

11

I

II

I

CT-77

II :11

>>

raw', ..catsm

Ct=ltri

zw

Tan:69;77a

1171,1 ■ ?:

4 IQ Z


7 ".A T

0>t

r

tam

7, 0

4

0 'T;

>

>
Z -3

Cz/ 111 5

"a

4 z z

Ill 4 Ca

D.1.131 10

LenvIr an L I Fiera" an Dl rrthi Jenderal P1131. NCITT31 PE R.01.PAD11

CD

111 10 0
(1' 1,1
t1/

>

9
CD 9»c-./
t)2: C12
C
ts>>1:3>cD

Z

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.3
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
(D.1.1.32.10)

Petunjuk Umum:
SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut
kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama

PT1 MAJU HANGAR MAYA SEOTOSA 4BAcil

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
Petunjuk Khusus:
1. Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan bulan/tahun. Untuk
SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang dibetulkan.
2. Kolom (1)
Kolom (2)
Kolom (3)
Kolom (4)
Kolom (5)
Kolom (6)
Kolom (7)
Kolom (8)
Kolom (9)

: Cukup jelas.
: Diisi NPWP pihak yang dipotong atau jika pihak yang dipotong tidak memiliki NPWP maka
diisi alamat lengkap (dalam hal Pemberi Hasil sebagai Pemotong Pajak), atau
Diisi NPWP Pemotong (dalam hal Wajib Pajak dipotong oleh Pihak Lain).
: Diisi sesuai dengan kode jenis identitas pihak yang dipotong, yaitu:
1. NIK/KTP
2. SIM
3. Paspor
4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
: Diisi dengan nomor identitas pihak yang dipotong.
: Diisi nama pihak yang dipotong (dalam hal Pemberi Hasil sebagai Pemotong Pajak), atau
Diisi nama pemotong (dalam hal Wajib Pajak dipotong oleh pihak lain).
: Cukup jelas.
: Cukup jelas.
: Cukup jelas.
: Cukup jelas.

2. Bagian Tanda Tangan
Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya wajib membubuhkan
Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib menandatangani dan membubuhkan cap
perusahaan.
Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya Daftar Bukti Pemotongan dengan format penulisan tanggal bulantahun.
-

Lampiran 1.4
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER01/PJ /2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-53/ PJ / 2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN /ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTANNYA

FORMULIR 1.4
,c4 11,44 Can
tr

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONEBIA
DiREK TOFtAT JENOERAL PAJAK
KANTOR. PELAlANAN PAJAK

191/901 PEINCYMINCIAN/PEAMUNNUTAN PPI) PNIAL PASAL 4 AVA7 C2)
Al MS IHIAO4AH UNMAN

I-I

NPWP

ml

Bomar klenetas

TT-1!

Node IdenUtas•.

Name

I I I

Alamat

II
I

Juoutah Snap HINtleh Unithms
MIPS

Janis HadM* MxMan

No.

I I

t2)

PPP' pang 131p4tan01131prnmiut
(11MM
(AI

VS)

2
4
6
JUMLAH

Penno4aing:Pemungut Palok

III
III
III
III I I LII

NPWP
Nam ■

IL I
Perhattar
I441 Paiak F0r4i/fustor ,JanNaalatl
4t1"1

Jraaar tang alsctong ••

Cs'4.ptgu1

11!
III

.

Tawas Tappan, Marna dart

cap

alas

ntisan inert 1444n kredr: o4sak dalart .Sual
c'en-bertlallua•niST,T Tams.100r =PP"
-

Perncto•-•man Pernurcutan Ir r ilanimar
a>; to
termar'ciaNas ca6i terce
41444a

F1.1.3109

1. 444■4■ 4 an 14 $444444 nut 04444444 144411414114

I I
yak 1444ner 144/11-0 1 4P.14

4

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.4
BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
ATAS HADIAH UNDIAN
(F.1.1.33.09)

Petunjuk Umum:
SPT Masa Final PPh Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut
kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama

1

1

i P-1- MAJU kANIcAR JAVA SEiNTOBA 4BApl

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
(1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
(2) Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan/Pemungutan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh
Penyelenggara Undian.
(3) Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang menerima penghasilan sehubungan dengan hadiah yang
diterima/diperoleh.
Nomor Identitas diisi dengan nomor identitas pihak yang dipotong.
Kode Identitas diisi sesuai dengan kode jenis identitas pihak yang dipotong, yaitu:
1. NIK/KTP 2. SIM
3. Paspor 4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
(4) Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan/Pemungutan.
(5) Diisi dengan identitas Pemotong/Pemungut Pajak dalam hal ini adalah Penyelenggara Undian baik orang
pribadi/badan.
(6) Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Penyelenggara Undian.
Petunjuk Khusus:
Bukti Pemotongan/Pemungutan ini dibuat oleh Penyelenggara Undian pada saat dibayarkannya/
diserahkannya Hadiah Undian pada yang berhak (penerima Hadiah Undian).
Bukti Pemotongan/Pemungutan ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
Lembar ke 1 : Untuk Penerima Hadiah Undian.
Lembar ke 2: Untuk KPP sebagai lampiran pada saat pelaporan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2).
Lembar ke 3 : Untuk Penyelenggara Hadiah Undian.
Kolom 1
: Nomor, cukup jelas.
Kolom 2
: Jenis Hadiah Undian .
Diisi dengan nama/bentuk hadiah yang diberikan.
Contoh :
Tabungan Bank XYZ.
Tiket Pesawat dan akomodasi ke Pulau Bali.
Kolom 3
: Jumlah Bruto Hadiah Undian.
Diisi dengan nilai bruto Hadiah Undian.
Dalam hal hadiah undian diserahkan dalam bentuk natura/kenikmatan maka jumlah nilai bruto
adalah sebesar nilai uang atau nilai pasar hadiah tersebut sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 132 Tahun 2000.
Kolom 4
:Tarif, diisi sesuai dengan tarif pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Hadiah Undian.

Kolom 5

Terbilang

: PPh yang dipotong/dipungut
Diisi dengan PPh atas hadiah undian yang telah dipotong/dipungut yaitu sebesar Jumlah Nilai
Bruto x Tarif.
: Diisi untuk jumlah PPh.

Lampiran 1.5
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER01/PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-53/PJ/2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTANNYA

FORIMULSR LS
p4.•
com,,,-t4 art

KEMENTERAAN KEUANGAN REP1JBLIK BONESIA
OPREKTORAT JENOERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK

own PEJOOTONCIAN PP'S' MAL ?ANAL ♦ AYA
ATAS. OUSIOSA DEPONTORABUNO/01, 0111KONTO OW JANA CONO
Nome,

1

NPVVP

1

1 1
11 1
_1 11-11111 1111 11111111

Hotpot Idantltas

1

Mama

i1

Mom roorgnestion

tik..-

42)

1.

[

L

Aia mat

Dap:: ': E e

(

I
Katie itlentItas:

1 I-1

[

.1knenti Moto
OuogolDINI•riaisaa

1111111 1111111

Twit
rA)

01)

sem 010 lung
(RN

140

ON I 11.11

OR

ON

.:) .1

a

Rapiall

P.

ValLta Anima aenga•

Ptem Forwarl
c

Valuta AWN( laPpa
Prams. Faterarc

....._

SerteN.at Depcnito
3

raoLnap

J.

Serielkat Rank (mann st

.........___

Jana Ornn

J UM AH

TerOlang

20
Pemetang Pap* Bank

LE= -

NPWP
-

Kama
a ,:an
' Jurnlah Pala -en0hastarti-Jriaa DePanao,
'ThauncarrDislolp 5B1 Jana Dec yarn depncelp
eI alas Inkar me•upakar treir. umat datam Sleet.
Petreernanuar "SPT Tan.mar. PPP
2 aim =e-nelcrp.v) tni maregat) nak apapea apt)
cer aar ~ Pro2tap
..
Jar. Perwar

111111111111111111 111

1111111111

T rt0 a 'Tang an. N ama clan G ap

Kiarlbr

F.1. 1 .fl. 'I

Langston II Parnisarn Misr

urEl °IA iamw' L

Andanell Polak Manor PMtlrtJf ae l i

I
I

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.5
BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
ATAS BUNGA DEPOSITO/TABUNGAN, DISKONTO SBI, JASA GIRO
(F.1.1.33.10)

Petunjuk Umum:
SPT Masa Final PPh Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut
kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama

PTI mAJU

SEOTOSA 4BADI

Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
(1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
(2) Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh Bank sebagai Pemotong
Pajak.
(3) Diisi dengan Identitas Wajib Pajak (penerima penghasilan) yang dipotong PPh atas Bunga
Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, Jasa Giro.
Nomor Identitas diisi dengan nomor identitas pihak yang dipotong.
Kode Identitas diisi sesuai dengan kode jenis identitas pihak yang dipotong, yaitu:
1. NIK/KTP 2. SIM
3. Paspor 4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
(4) Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan/Pemungutan.
(5) Diisi dengan identitas lengkap Bank Pemotong Pajak.
(6) Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Bank Pemotong Pajak.

Petunjuk Khusus:
Bank, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 51/KMK.04/2001, berkewajiban memotong PPh yang terutang atas penghasilan berupa Bunga
Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, dan Jasa Giro yang dibayarkan oleh Bank.
Bukti Pemotongan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yaitu:
Lembar ke 1: Untuk Wajib Pajak.
Lembar ke 2: Untuk KPP sebagai lampiran pada saat pelaporan SPT Masa PPh Pasal 4 Final ayat (2).
Lembar ke 3 : Untuk Pemotong Pajak.
Kolom 1
: Nomor, cukup jelas.
Kolom 2
: Jenis Penghasilan
Cukup jelas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kolom 3
: Jumlah Bruto Bunga/Diskonto/Jasa Giro.
Diisi dengan jumlah bunga/diskonto/Jasa Giro yang diberikan kepada Wajib Pajak.
Kolom 4
: Tarif
Diisi sesuai dengan tarif pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga
Deposito/Tabungan dan Diskonto SBI/Jasa Giro, yaitu:
a. 20% atas penghasilan berupa Bunga Deposito/Tabungan dan Diskonto SBI/Jasa Giro yang
diterima/diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).
b. 20% atau tarif menurut tax treaty atas penghasilan berupa Bunga Deposito/Tabungan dan
Diskonto SBI/Jasa Giro yang diterima/diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri.

Kolom 5
Kolom 6

Terbilang

: PPh yang dipotong
Diisi dengan jumlah PPh yang dipotong, yaitu sebesar : Jumlah Bruto Bunga/Diskonto/Jasa
Giro x tarif.
: DN /LN
Jika ditempatkan di dalam negeri maka diisi DN, sedangkan jika ditempatkan di luar negeri
maka diisi LN.
: Diisi untuk jumlah PPh.

Lampiran 1.6
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER01/ PJ / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-53/ PJ/ 2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTANNYA

1 -I--1

1,

FCRMIJUR
l. lt ar +40.

• Wror ;14,1* v**1:

l• -co

rinr*on.,,lava lama

t.•-t,

t lau

4'lk9*

KEMEHTERIAN KEUA016.0144 REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK

ISPIC1rt
*TAX

PEM arocacuud

PPh IMP& PASSAL. Al MAT

ar

repsommistAm DARt TRANSAIKIMI PIENA641.44111 8$04A411
'MAKI DIPERLIASANOICAll 01 BURSA EFS(
•■■•..•

*

1 1-1 I 1-_1- 11 I
111 1 1 1 Itil
1 1 1 1 _LL_LLL

NPWP
Warnor I4entltas
Nam a

II
Kode

1 1 11

111111

AIa mak

-

IIIII

TT

#i

NMI ThInsalksi PrOtellehili

PPft yaw Dtpotang

my)

til

£21

1

mai

Pi

Pi,

_

(L

7,,ahar) Beroia 1
~

a

Balsam SaInarn Penchi
JUIALAH

Orc.lany

20
Pennotong Ratak
NPWP

1 I 1
111. 111 11110111111111111111


Names

Pen‘anan
nonian Phao Peognashan ras Parghaslar
Transaks
Pentiaan Ban= fang OFe'daQanaka fF Sana E1a#
3 atlas no an Ireamaka - area ca,ak dawn„ 3 411 cr,
Pemrecraruar 15f111 T afuraf Pon
2 &Jo orrocianon vk danxap san apac4 a .34

11111111111111111111Tandy Ta nu

ama des n Cap

*raw ler0aaa can Pena*

I

F.1.1.33 11

01111i,41

I i *TON, ,E•

lo, ^derot P1)14 *lunar Pe11.00 =•,.=

I!

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.6
BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
ATAS PENGHASILAN DARI PENJUALAN SAHAM YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK
(F.1.1.33.11)

Petunjuk Umum:
SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut
kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama

PTI MAJU HANGAR IlAYA SEOTOSA 4BA61 I

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
(1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotong Pajak terdaftar.
(2) Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai administrasi yang dibuat oleh Penyelenggara Bursa Efek.
(3) Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang menerima penghasilan dari penjualan saham yang dimilikinya.
Nomor Identitas diisi dengan nomor identitas pihak yang dipotong.
Kode Identitas diisi sesuai dengan kode jenis identitas pihak yang dipotong, yaitu:
1. NIK/KTP 2. SIM
3. Paspor 4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
(4) Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Bukti Pemotongan Pajak.
(5) Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak.
(6) Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

Petunjuk Khusus:
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pemotongan Pajak Penghasilan atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari transaksi penjualan saham di bursa efek dilakukan oleh penyelenggaraan bursa efek
melalui perantara pedagang efek.
Bukti Pemotongan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yaitu:
Lembar ke 1 : Untuk Wajib Pajak.
Lembar ke 2 : Untuk Penyelenggara Bursa Efek.
Lembar ke 3: Arsip Pemotong Pajak.
Kolom 1
: Nomor, cukup jelas.
Kolom 2
: uraian, cukup jelas.
Kolom 3
: nilai transaksi penjualan
Diisi dengan jumlah nilai seluruh transaksi penjualan.
Kolom 4
: tarif, diisi sesuai dengan tarif pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari
penjualan saham yang diperdagangkan di bursa efek.
Kolom 5
: PPh yang dipotong
Diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) yang dipotong, yaitu sebesar
Nilai Transaksi Penjualan x Tarif.
Terbilang
: Diisi untuk jumlah PPh.

Lampiran 1.7
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER01/ PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-53/ PJ / 2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN/ ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTANNYA

FORMULIR 17
I

it -

bar co-!

18,-t



• ; - rt.*

{.4 -V11.

1. 4recy, P10.4;3'41 ,

FNO

LOY'r1114,13

KE WIE LATER IAN KEUANGAN RE PU BLIK INDONESIA
DIREKTORAT SIDERAL PAJAK
KANTOR PE•LAY ANAN PAJAK

SIAM PEINOTOMIGABI IVA FINAL PABAL 4 AYAT V4
ATMS PEW/HAMAN °Mt PERAEVIALAN TOMAH

DAM/ATM BAINICHNIAN

1-

l*PWF

7a-17-__.:

Niorrror Ile nt Ras

Node idenifias 1

I I I I

Mama

I II I II

I

1 I I I

I 1 TM" I 1
1 _LT
.

Alamat
NOP
Loka sI Tanah clan
atau Bangunan

[ 1
1
1111111

Jurnish Amato MO Sawa

I 11111.1

TAW

MP)

TertNang

Rerndtnnd PaJak
NPiYP
Wilma

1 [ 1 11

I

I

III

:

Tandy Tamaan. Narna clan Cap
1 Ju

Pmphastar. atas

Petseiszah Tarar carve:au 6anpunar
Tana limtana 01 alas tsriar mertiokan
krecfl 114120L 120fr. SLral Petrbertarsar
I SP - t Taunan PPn .
B:na Perrevngan r esanagar T.4 tl
agatita disc aenpart tarptag San txnar .
P1&2r

F.11.31.12

Lampoon if Per

Ns

1

r5atkkr Janderel INi

J

tza=

_I

.477LIP wd17, 4C4.`

*WW1 P0144?platiI

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1.7
BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
(F.1.1.33.12)

Petunjuk Umum:
SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut
kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan konnputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus
ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak
sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak
boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh: Nama

I

PT1 MAIU (AKAR llAYA SEIINITOSA ABA61

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)
(1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
(2) Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh Pemotong Pajak.
(3) Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang menerima penghasilan dari sewa tanah dan/atau bangunan
Nomor Identitas diisi dengan nomor identitas pihak yang dipotong.
Kode Identitas diisi sesuai dengan kode jenis identitas pihak yang dipotong, yaitu:
1. NIK/KTP 2. SIM
3. Paspor 4. KITAS/KITAP
5. Lainnya
(4) Diisi dengan Nomor Objek Pajak Bumi dan Bangunan.
(5) Diisi dengan lokasi tanah dan/atau bangunan.
(6) Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan.
(7) Diisi dengan identitas Pemotong Pajak.
(8) Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

Petunjuk Khusus:
Bukti Pemotongan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yaitu:
Lembar ke 1 : Untuk Wajib Pajak.
Lembar ke 2 : Untuk KPP sebagai lampiran pada saat pelaporan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2).
Lembar ke 3: Untuk Pemotong Pajak.
Kolom 1
: Jumlah Bruto Nilai Sewa
Diisi dengan jumlah bruto penghasilan yang dibayarkan/terutang atas penyewaan tanah
dan/atau bangunan.
Kolom 2
: Tarif, diisi sesuai dengan tarif pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari
persewaan tanah dan/atau bangunan.
Kolom 3
: PPh yang dipotong
Diisi dengan jumlah PPh yang harus dipotong, yaitu sebesar Jumlah Bruto Nilai Sewa x Tarif.
Terbilang
: Diisi untuk jumlah PPh.

Lampiran 1.8
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER01/ PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-53/ PJ / 2009
TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2),
SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN
PASAL 15, PASAL 22, PASAL 23 DAN / ATAU PASAL 26
SERTA BUKTI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTANNYA

FORIP.0_1ft 1.0
LileNtsir

'Oita* PspAO

LeeTC ■ ir
Lte•ta•

PP"- Alx -41C,Pii14.=:',k0,

PedilydrAir t' Yak

KEVENTERIAN KELIANGAN REPUBLIK risiDONE51,6
DIREKTOaAT IENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK

111111C11PISIIOTONCIAJIPENIUDMIJIAN rPb
FINAL PASAL 4 ATAT {Z)
AM. PENSHAIRAlt DARI MAFIA MIA KCIIISTPUKIN
■••••

0114..1.1..•■•• ■••• ■•■••■•*, ■•••••••••••••■■ ••• ■

NP WP
Norror kle ntrtas

NHS



Kock, Identtlas:

Norma
Alamal

(Z

1111

'

Jat..a

1_