POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DALAM MEMBENTUK JIWA KEAGAMAAN ANAK (Studi di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

  

POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DALAM

MEMBENTUK JIWA KEAGAMAAN ANAK

(Studi di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

dalam Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

  

OLEH

MONALISA

NPM : 1341040075

Jurusan : Bimbingan dan Konseling Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

  

2017 M/1438 H

POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DALAM

MEMBENTUK JIWA KEAGAMAAN ANAK

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

dalam Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

  

OLEH

MONALISA

NPM : 1341040075

Pembimbing I : Drs. H. Rosidi, MA.

  

Pembimbing II : Sri Ilham Nasution, M. Pd.

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

  

2017 M/1438 H

  

ABSTRAK

POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DALAM

MEMBENTUK JIWA KEAGAMAAN ANAK

(Studi di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang

Kota Bandar Lampung)

  

Oleh

MONALISA

  Orang tua mempunyai fungsi sosial, ekonomi, edukatif dan religi dalam rangka membentuk jiwa keagamaan anak. Sebagai pendidik yang pertama dan utama, sudah seharusnya para orang tua memberikan pendampingan dan dorongan baik secara finansial, material maupun spiritual terhadap semua aktivitas anak agar mereka tumbuh menjadi anak yang memiliki jiwa keagamaan yang baik. Rumusan masalah yang diajukan adalah "Bagaimanakah pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung? Apakah faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung?. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola asuh orang tua yang bekerja dan faktor yang mempengaruhi dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung?. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data menggunakan model interaktif yang berlangsung secara simultan dengan proses pengumpulan data, dengan alur tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Alat pengumpul data yaitu metode observasi, interview dan dokumentasi

  Temuan penelitian ini bahwa pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung dilakukan dalam bentuk tiga pola asuh yaitu : pertama pola asuh demokratik yaitu anak diberi kesempatan untuk tidak tergantung kepada orang tua dan diberi kesempatan untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya. Kedua pola asuh permisif yaitu orang tua memberikan kelonggaran dan tidak terlalu mengekang dan membatasi anak untuk melakukan yang dikehendaki namun tetap dalam kontrol dan pengawasan orang tua dan

  

ketiga pola asuh otoriter yaitu pola asuh kepada anak dengan membuat aturan-aturan yang

  ketat sehingga anak melaksanakan perintah atau tugas dari orang tua atas dasar takut memperoleh hukuman dari orang tuanya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung adalah (a) tingkat usia anak yang sedang mengalami masa pubertas. (b) Lingkungan keluarga yang berdampak terhadap perilaku anak, (d) Lingkungan pergaulan anak yang kurang terkontrol dan (e) Lemahnya kontrol dan sanki dari masyarakat dan aparat terkait sehingga tidak membuat jera para pelaku tindakan yang menyimpang tersebut.

  Kata kunci : pola asuh orang tua yang bekerja, jiwa keagamaan anak

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ayahnda Heri Susilo dan Ibunda Rahmi yang tercinta, yang telah berusaha payah membesarkan anaknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang,mengasuh,mendidik,mengarahkan,memotivasi ananda serta selalu mendoakan agar cita-cita yang mulia ini tercapai.

  2. Kakak-kakakku tersayang :Kak Heni Sartika, Rosef Efendi, Anita Sari, Anggun Saltian, Tri Utami, Eka Martoni, dan adikku Intan Oktavia, Regina. Terimakasih atas segala motivasi, dan bantuannya dalam perjalanan selama ini menempuh pendidikan dan dukungan yang tiada henti dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan dan langkah kalian.

  3. Sahabat-sahabat seperjuanganku Khususnya Angkatan 2013 jurusan BKI, Sahabat tercinta (mbok) Sukarni, Endang Wahyuni, Endang Tri Wahyuni, Ayu setianingsih, Yunida, wiwik, Evi Fitri Yeni, Alirsyah, Riska Diantara, Romi Saputra, Ruli Saputra, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan dan mengajarkan arti kebersamaan dan memotivasiku selama perkuliahan. Serta tetap semangat untuk Adik-adik BKI angkatan 2014 dan 2015 berikan yang terbaik untuk BKI kedepannya.

  4. Almamater tercinta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

  Bandar Lampung,1 Agustus 2017 Penulis Monalisa

KATA PENGANTAR

  Segala puji hanya milik Allah subhanahu wa Ta’ala, atas berkat semua nikmat-Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir pendidikan Strata Satu (S1) dalam rangka menyelesaikan skripsi guna mencapai gelar sarjana yang penulis beri judul

  “Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak

  Di Peru Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung ’’ Shalawat serta

  salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam, beserta keluarganya, tabiin, ta bi’ut tabi’in serta orang-orang yang senantiasa berpegang teguh terhadap sunah-sunahnya.

  Dalam hal ini penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata-mata usaha yang dilakukan penulis sendiri, akan tetapi atas bantuan, petunjuk, saran, bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu sudah sepatutnya jika dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat: 1.

  Bapak Prof. Dr. H. Khomsahrial Romli,M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. H.Rosidi,M.A selaku pembimbing I dan Ibu Sri Ilham Nasution,M.Pd.

  Selaku Pembimbing II yang telah sudi meluangkan waktunya serta mencurahkan perhatiannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis guna menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang diharapkan.

  3. Ibunda Hj. Rini Setiawati, S.Ag, M.Sos.I sebagai Ketua Jurusan BKI (Bimbingan Konseling Islam), dan Bapak. Mubasit, S.Ag sebagai sekeretaris jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung.

  4. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan FDIK UIN Raden Intan Lampung serta seluruh civitas akademika yang telah menyediakan referensi, melayani urusan administrasi, dan lain-lain.

  Hanya Allah pemberi balasan yang terbaik. Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna, karena karya yang sempurna hanyalah ciptaan-Nya, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca akan penulis persilahkan. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

  Bandar Lampung,1 Agustus 2017 Penulis, Monalisa NPM.1341040075

   DAFTAR ISI

  Halaman

  

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii PERSETUJUAN .............................................................................................

  iii

  

PESEMBAHAN ............................................................................................. iv

MOTO ............................................................................................................. v RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Penjelasan Judul ......................................................................

  B.

  4 Alasan Memilih Judul .............................................................

  C.

  5 Latar Belakang Masalah ..........................................................

  D.

  14 Rumusan Masalah ...................................................................

  E.

  15 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................

  F.

  16 Penelitian Terdahulu ...............................................................

  G.

  18 Metode Penelitian ....................................................................

  BAB II ORANG TUA DAN JIWA KEAGAMAAN ANAK A. Orang Tua 1.

  26 Pengertian Orang Tua ..........................................................

  2.

  27 Dasar dan Tujuan Bimbingan Orang Tua ............................

  3.

  30 Fungsi Bimbingan Orang Tua .............................................

  B.

  Jiwa Keagamaan Anak 1.

  38 Pengertian Jiwa Keagamaan Anak ......................................

  2.

  41 Perkembangan Jiwa Keagamaan Anak ................................

  3.

  47 Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Keagamaan Anak ...........

  C.

  Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak 52

  BAB III PERUMAHAN TRIBATA POLDA LAMPUNG DAN PROBLEMATIKA PERKEMBANGAN JIWA ANAK A. Profil Perumahan Tribrata Polda Lampung 1.

  62 Sejarah Berdirinya .............................................................

  2. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................ 63 3.

  63 Struktur Organisasi ............................................................

  B.

  Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak di Perum Tribrata Polda Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung .................................

  64 C. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak di Perum Tribrata

  Polda Lampung Kecamatan Tanjung Senang .........................

  73 BAB IV POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DALAM

   MEMBENTUK JIWA KEAGAMAAN ANAK DI PERUM TRIBRATA POLDA LAMPUNG A.

  Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak di Perum Tribrata Polda Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung .................................

  76 B. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak di Perum Tribrata

  Polda Lampung Kecamatan Tanjung Senang .........................

  87 BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP A.

  Kesimpulan ............................................................................. 91 B. Saran-saran .............................................................................. 92

  DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Kerangka Observasi Lampiran 2 : Kerangka Interview dengan Orang Tua Lampiran 3 : Kerangka Interview Pengurus Perum Tribata Lampiran 4 : Kerangka Dokumentasi Lampiran 5 : Daftar Responden Lampiran 6 : Surat Pengantar Riset Lampiran 7 : Surat Keterangan Riset Lampiran 8 : Pengesahan Proposal Lampiran 9 : Kartu Kosultasi

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1 : Jumlah Orang Tua yang Bekerja dan Memiliki Anak dibawah

  13

  18 Tahun Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.......................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami maksud judul

  skripsi "Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak (Studi di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung)

  ”, terlebih dahulu perlu dijelaskan kalimat-kalimat judul yaitu sebagai berikut : Pola Asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Dalam Kamus Besar

  Bahasa Indonesia, kata pola memiliki arti sistem, teknik, cara kerja dan bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh memiliki arti menjaga (merawat, mendidik, mengawasi, melindungi) anak kecil dan membimbing (membantu,

  1 melatih dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diperjelas bahwa pola asuh adalah sistem, cara kerja atau bentuk dalam upaya menjaga, merawat, mendidik dan membimbing anak kecil supaya dapat berdiri sendiri.

  Orang tua adalah “ayah dan ibu yang dijadikan sebagai pusat kehidupan rohani anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan dunia luar, maka setiap

1 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Modern English

  reaksi dan emosi anak serta pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh

  2 sikapnya terhadap anak dipermulaan hidupnya dahulu".

  Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa orang tua adalah pihak yang memegang peranan penting dalam mendidik anak, orang tua adalah orang yang pertama dikenal anak dan sekaligus menyatakan diri sebagai manusia sosial. Hal ini disebabkan pertama kali anak bergaul adalah dengan orang tuanya.

  Jiwa keagamaan terdiri dari dua kata yaitu jiwa dan agama. Jiwa memiliki arti yang sama dengan roh yaitu sesuatu yang menjadikan manusia hidup dan bergerak, merasakan berbagai rasa, berakhlak serta berkepribadian. Sehingga dengan roh manusia dapat mengenal dirinya sendiri, mengenal Tuhannya dan

  

3

  mencapai ilmu yang bermacam-macam. Sedangkan agama adalah peraturan atau undang-undang Illahi yang disampaikan melalui Nabi dan Rosul-Nya untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraan dunia dan

  4 akhirat.

  Berdasarkan pengertian tentang jiwa dan agama tersebut, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan jiwa keagamaan merupakan suatu kekuatan batin, daya dan kesanggupan dalam jasad manusia yang menurut para ahli Ilmu Jiwa Agama, kekuatan tersebut bersarang pada akal, kemauan dan perasaan.

  2 3 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1993), h. 38.

  Muhaimin dan Abdul Mudjib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya , (Bandung: Triganda Karya, 2003), edisi revisi kedua, h. 35 4 Muslim, dkk., Bunga Rampai, Moral dan Koqnisi Islam, (Bandung: Alfabeta, 2003), cetakan

  Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan

  5 fisik, mental, sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang.

  Pendapat lain menyatakan bahwa anak merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan agama Islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa

  6 mendatang.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat diperjelas bahwa anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang berumur dibawah 18 tahun yang tinggal di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

  Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung adalah suatu Kelurahan yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang terletak di

  5 6 Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung : Alumni, 2006), cet. Kelima, h. 117 Aisyah Dahlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama dalam Rumah Tangga , (Jakarta: Yamanu, 2000), h. 93. wilayah Kecamatan Tanjung Senang Kita Bandar Lampung yang dalam hal ini menjadi obyek penelitian.

  Berdasarkan penegasan judul di atas, yang dimaksud dengan judul penelitian ini sebuah penelitian untuk mengungkap secara mendalam mengenai pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

B. Alasan Memilih Judul

  Adapun yang menjadi alasan dalam memilih judul di atas adalah sebagai berikut :

  1. Secara obyektif keluarga merupakan lembaga sosial yang paling dekat dengan anak. Secara garis besar keluarga mempunyai fungsi sosial, ekonomi, edukatif dan religi. Berbagai fungsi tersebut nampaknya belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh keluarga khususnya para orang tua. Hal demikian ditandai dengan adanya berbagai permasalahan yang terjadi di tengah kehidupan bermasyarakat, kondisi ini mengharuskan orang tua melakukan berbagai macam pola asuh dalam rangka membentuk jiwa anak yang baik.

2. Secara subyektif, anak-anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung

  Senang Bandar Lampung namun masih ada anak yang berperilaku kurang baik seperti pergaulan bebas, minuman keras, berkelahi dan sebagainya yang meresahkan kehidupan bermasyarakat sebagai akibat dari kondisi jiwa agama anak yang belum terbentuk dengan baik. Kondisi mengharuskan orang tua yang bekerja melakukan berbagai macam pola sehingga dapat membentuk jiwa kegamaan anak-anak agar lebih baik.

C. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling dekat dengan anak.

  Secara garis besar keluarga mempunyai fungsi sosial, ekonomi, fungsi edukatif dan fungsi religi. Berbagai fungsi tersebut tetap berlangsung hingga saat ini, karena ternyata belum ada lembaga tertentu yang mampu menggantikan peran keluarga secara penuh seperti fungsi-fungsi keluarga pada umumnya. Hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh manusia dewasa saja tetapi juga dirasakan oleh anak-

  7 anak.

  Bagi anak, keluarga yang didalamnya terdapat orang tua merupakan suatu komunitas terkecil dimana dia dibesarkan dan belajar berperilaku. Keluarga juga merupakan lembaga primer yang tidak tergantikan. Orang tua sangat berperan dalam proses pengenalan anak pada masa awal perkembangannya sehingga perilaku, kepribadian dan sifat seorang anak tidak akan jauh dari perilaku, kepribadian dan sifat dari anggota keluarga yang lain, baik itu orang tua, saudara

  8 maupun orang-orang terdekatnya.

  Karena orang tua merupakan bagian dari anak-anak yang paling dekat, maka tidak mengherankan jika permasalahan yang terjadi seperti tindak kriminal, 7 Mulyono dan Latipun, Kesehatan Mental Konsep dan Penerapannya, (Malanga: UMM

  Malang, 2001), h. 16 8 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 248

  hubungan seksual pranikah, narkoba serta permasalahan-permasalahan di sekolah maupun di masyarakat umum dapat terjadi akibat kekecewaan anak terhadap orang tua. Hal tersebut menyebabkan anak mencari kepuasan diri di luar rumah yang terkadang malah menjerumuskan mereka ke dalam lembah kenistaan yang dapat merugikan keluarga dan khususnya diri mereka sendiri.

  Untuk mewujudkan suatu keluarga yang tentram (sakinah), penuh cinta

  

(mawaddah ) dan kasih sayang (rahmah), maka diperlukan adanya tatanan nilai

  yang mengatur dan mengikat hubungan di antara anggota keluarganya. Nilai-nilai tersebut bisa berasal dari ajaran agama ataupun atau adat-istiadat yang menjadi keyakinan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh orang tua. Orang tua mempunyai tanggung jawab mendidik anaknya di rumah, selain menyerahkan ke lembaga pendidikan formal sehingga orang tua dapat mengarahkan anaknya dalam belajar, karena orang tua mempunyai kewajiban menjaga diri dan keluarga dari api neraka, sebagaimana firman Allah yaitu :

  ٦ ا ฀ راَن ۡمُكيِلۡهَأَو ۡمُكَسُفنَأ ْآىُق ْاىُنَماَء َنيِذَلّ ٱ اَهُيَأَٰٓي …

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka…(QS. At Tahrim [166] : 6) Terkait dengan peran agama sebagai sumber nilai yang mengikat kehidupan dalam keluarga, Harun Nasution berpendapat bahwa agama sebenarnya mengandung arti sebuah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, namun

  9 mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.

  Berkaitan dengan hal tersebut, peran agama dalam kehidupan manusia secara umum dan dalam sebuah keluarga secara khusus memiliki peranan yang sangat penting. Harmonisasi suatu masyarakat/keluarga akan tetap terjaga apabila para anggotanya termasuk orang tua berperilaku sesuai dengan aturan agama yang menjadi sumber keyakinan mereka. Dalam hal ini, agama menjadi barometer utama dari setiap perilaku yang ditunjukkan oleh para anggota masyarakat/ keluarga tersebut.

  Agama masuk ke dalam kepribadian anak bersamaan dengan pertumbuhan kepribadiannya yaitu sejak anak tersebut dilahirkan bahkan sejak dalam kandungan. Anak mulai mengenal Tuhan melalui lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, pengalaman keagamaan dari keluarga akan menjadi landasan anak dalam memahami ajaran-ajaran agama di masa yang akan datang.

  Perkembangan agama pada anak dapat terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil yaitu dari dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dimana dia tinggal. Semakin banyak pengalaman agama seseorang maka semakin banyak pula unsur keagamaan yang dia terima sehingga tidak jarang sikap, tindakan,

9 Harun Nasution, Filsafat Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2004), cet.

  kelakuan dan caranya memandang hidup akan sesuai dengan ajaran agama yang

  10 dianutnya.

  Selain itu, orang tua memegang peranan yang cukup penting dalam usaha meningkatkan prestasi anak-anaknya. Orang tua adalah lingkungan yang pertama kali dikenal anak dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan diri setiap

  11

  anak. Tugas orang tua yang paling bermakna dan paling penting di dunia ini adalah menciptakan keturunan yang dapat dibanggakan bagi orang tua maupun agama dan bangsa dan tidak ada kebahagiaan yang paling abadi selain kebahagiaan melihat keberhasilan mendidik anak. Hal ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Selain membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran yang tidak terbatas, mendidik anak merupakan sebuah penghargaan yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Oleh karena itu, menjadi orang tua bisa dikatakan susah-susah senang.

  Susah jika anak tersebut tidak mampu membaca situasi di sekelilingnya sehingga anak menjadi anak yang kurang bisa menyesuaikan dengan lingkungannya.

  Sebaliknya, orang tua akan merasa senang jika seorang anak mampu menjadi seseorang yang bisa mengerti dan memilih mana yang terbaik untuknya sehingga akan menjadi anak yang berguna tidak hanya bagi orang tuanya, tetapi juga agama dan bangsanya. 10 Fuad Kauma, Buah Hati Rasullullah (Mengasuh Anak Cara Nabi), (Jakarta: Hikmah, 2003),

  h. 92 11 Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta: Gramedia, 2005), edsisi revisi

  Dari perspektif antropologi, pendampingan dan dorongan dari orang tua baik secara finansial, material maupun spiritual terhadap semua aktivitas anak mutlak diperlukan. Semuanya diarahkan bagaimana membentuk jiwa anak yang utuh yang kelak akan sangat dibutuhkan dalam kehidupan mereka pada masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu, pendampingan anak sejak dini mutlak diperlukan sehingga nantinya kehidupan anak di kemudian hari akan menjadi

  

balance (seimbang) antara kehidupan psikhis dan fisiknya. Dengan demikian, akan

  12 tumbuh menjadi anak saleh susai dengan harapan orang tuanya.

  Agama Islam menyakini bahwa setiap bayi yang lahir di muka bumi ini adalah terlahir dalam keadaan fitrah (suci). Perkembangan fitrah tersebut yang akan menjadi tanggung jawab orang tuanya, sehingga peran keluarga sangatlah penting mengingat proses pendidikan keagamaan seorang bayi akan dimulai sejak pertama kali bayi melihat bumi, yaitu pada saat bayi diperdengarkan azan sesaat setelah dia lahir. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah yaitu : Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. telah bersabda Nabi SAW : “Setiap anak lahir dalam keadaan Fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anaknya tersebut beragama Yahudi, Nasrani atu Majusi”. (HR

13 Bukhari

  12 )”. 13 Taufiq Rahman Dahiri, Anthropologi, (Jakarta: Yudistira, 2004), cet. ke-3, h. 121

  Kenyataan tersebut akan semakin jelas ketika anak memiliki keyakinan yang sama dengan yang diwariskan oleh para orang tuanya. Namun demikian, saat ini mulai muncul kecenderungan bahwa ajaran agama sudah mulai ditinggalkan oleh manusia. Hal ini terjadi seiring dengan derasnya arus globalisasi yang kurang diwaspadai dampak negatifnya, akibatnya, masyarakat akan berperilaku menyimpang bila jauh dari kehidupan norma-norma agama.

  Ali Ashrof menyatakan bahwa saat ini sudah terjadi pergeseran orientasi dalam kehidupan manusia. Manusia begitu tergila-gila pada prestasi material, sukses duniawi, efisiensi dan kesenangan yang serba semu dengan mengizinkan pembaharuan teknologi yang tidak terkontrol dan mengakibatkan penyakit ekologi dan sosial mereka. Jiwa keagamaan yang diharapkan mampu menjadi penyeimbang manusia modern dengan segala kreativitasnya, semakin pudar dari

  14 dalam diri mereka.

  Melihat realitas di atas, maka salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan jiwa keagamaan pada anak sejak dini. Dalam hal ini, keluarga (orang tua) sebagai satuan terkecil dari masyarakat dan merupakan faktor yang menentukan putih hitamnya perjalanan seorang anak. Orang tua sangat berperan dalam kelangsungan kehidupan seorang anak. Keberhasilan seorang anak tentulah tidak akan terlepas dari pola asuh yang diberikan oleh orang tuanya, sebagaimana

  14 seorang ayah/ibu dalam mendampingi anak dalam memilih jalan yang benar dalam hidupnya.

  Pola asuh yang dapat dilakukan oleh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak adalah :

1. Pola asuh otoriter 2.

  Pola asuh demokratik

  15 3.

  Pola asuh yang permisif.

  Adapun dalam penelitian ini, pola asuh yang akan diteliti adalah pola asuh yang bersifat demokratik dan permisive, karena keduanya pola asuh tersebut sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa keagamaan anak. Dengan kata lain, bahwa pola asuh sebagai cara mendidik anak yang baik adalah yang menggunakan pola demokratis, tetapi tetap mempertahankan prinsip-prinsip nilai yang universal dan absolut terutama yang berkaitan dengan agama Islam. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kebijakan orang tua dalam memilih pola asuh sesuai dengan karakter anak dan lingkungannya. Tidak semua anak cocok dengan pola tertentu karena karakter anak yang berbeda satu dengan yang lainnya.

  Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian besar orang tua di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung menganjurkan kepada anak-anaknya untuk memperdalam ajaran agama sejak usia dini, yaitu dengan memasukkan anak-anak mereka ke pondok pesantren, sekolah-sekolah 15 Zakiah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2001), edisi revisi keenam, h. yang bernuansa Islami (Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah), TPA (Taman Pendidikan Al-

  Qur’an) ataupun Madrasah Diniyah yang ada di lingkungannya. Semua itu dilakukan dengan harapan semoga anak-anak mereka kelak akan menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur sehingga mampu berfikir, bersikap dan berperilaku sesuai tuntunan ajaran agama, yaitu agama Islam.

  Dari perspektif sosial keagamaan, terdapat realitas yang cukup memprihatinkan. Anak-anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung merupakan anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya karena sebagian besar orang tua bekerja di luar rumah, meskipun hal tersebut tidak terjadi pada setiap keluarga, hal tersebut dapat dilihat dari kurang adanya kesadaran bagi pihak keluarga dalam memonitoring perkembangan anak baik itu perkembangan mental, spiritual maupun pendidikan umum.

  Permasalahan di atas dapat dilihat dari proses interaksi anak dengan orang tuanya dan pola pikir masyarakat yang kurang memahami arti pentingnya pendampingan, bimbingan, perhatian dan kasih sayang yang sesungguhnya bagi anak-anak mereka. Hal itu juga yang membuat proses pendidikan khususnya keagamaan di dalam keluarga menjadi sulit diterima di sebagian keluarga di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

  Berdasarkan data dokumentasi, diperoleh data tentang jumlah orang tua yang bekerja di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung dan memiliki anak berumur dibawah 18 tahun sebagaimana tabel dibawah ini :

  Tabel 1 Jumlah Orang Tua yang Bekerja dan Memiliki Anak dibawah 18 Tahun

  Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung

  

No Jumlah Orang Tua yang Jumlah Anak Berumur

Bekerja dibawah 18 Tahun

  1

  35

  21

  35

  21 Sumber : Dokumentasi Perum Tribrata Polda Lampung Tahun 2017 Berdasarkan hasil interview pada saat pra survey terhadap salah satu orang tua di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung, diperoleh gambaran tentang pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak, sebagaimana keterangan di bawah ini ;

  “Saya sebagai orang tua yang bekerja berusaha secara maksimal melaksanakan berbagai macam pola asuh dalam membentuk jiwa keagamaan anak. Pola asuh yang saya lakukan adalah yang bersifat permisive dan otoriter karena kedua pola asuh tersebut menguntungkan bagi perkembangan

  16

  kepribadian anak maupun terhadap kemajuan belajarnya ”.

  Hal senada juga disampaikan oleh bapak Nur Ahmadi Ali selaku orang tua dari Dede Sholihin Insan menyakan bahwa : “Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk melakukan berbagai macam pola asuh kepada anak dalam rangka membentuk jiwa keagamaan bagi anak-anak, walaupun tantangan yang dihadapi oleh orang tua tidak sedikit dalam rangka membentuk jiwa keagamaan tersebut seperti lingkungan

  17

  pergaulan, pengaruh tekn 16 ologi seperti HP dan TV dan lain sebagainya”.

  Adehamsyah Umar, Orang Tua di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung, Wawancara, Maret 2017. 17 Nur Ahmadi Ali, Orang Tua di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar

  Berdasarkan keterangan tersebut di atas, jelas bahwa orang tua di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung telah melakukan berbagai macam pola asuh dalam membentuk jiwa keagamaan anak. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk melihat lebih jauh lagi dan menuangkannya dalam penelitian ilmiah yang berjudul “Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dalam Membentuk Jiwa Keagamaan Anak (Studi di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung )”.

D. Rumusan Masalah

  Masalah adalah “pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk dicari jawabannya melalui pembahasan yang dilengkapi dengan dasar -dasar

  18 pemikiran".

  Pendapat lain menyatakan bahwa masalah adalah “kesenjangan

  19 antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan yang ada".

  Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa masalah adalah adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan.

  Oleh sebab itu masalah perlu dipecahkan dan dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya.

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :

  18 19 Nana Sudjana, Tuntunan Menyusun Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1998), h. 21.

  

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 1997), h. 54.

  1. Bagaimanakah pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung?.

  2. Apakah faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung?.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian a.

  Untuk mengetahui pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

  b.

  Untuk mengetahui faktor mempengaruhi pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penelitian a.

  Bagi Keluarga Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi baru tentang bagaimana menanamkan jiwa keagamaan pada anak. Selain itu, juga sebagai salah satu problem solving terhadap berbagai persoalan yang terkait dengan bagaimana menanamkan jiwa keagamaan pada anak yang saat ini marak terjadi di masyarakat kita. a.

  Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti khususnya berkaitan dengan peran keluarga dalam membentuk jiwa keagamaan pada anak. Selain itu, sebagai bekal peneliti dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat di masa yang akan datang.

  b.

  Bagi Lembaga (UIN Raden Intan Lampung) Sedangkan bagi lembaga dalam hal ini UIN Raden Intan Lampung, diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan disamping berbagai penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya F.

   Penelitian Terdahulu

  Untuk mendukung pembahasan dan penelitian yang akan dilakukan, sebelumnya penulis telah melakukan kajian terhadap beberapa pustaka ataupun karya-karya yang bersinggungan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini. Penulis menemukan beberapa karya ilmiah yang membahas tentang pola asuh orang tua dalam membentuk jiwa keagamaan anak yang relevan dengan topik penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan perbandingan maupun rujukan, antara lain sebagai berikut :

  Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Imam Syaukani tahun 2014, dengan judul “Peran Keluarga dalam Meningkatkan Spiritualisme Anak di Kelurahan

  20 Sumber Rejo Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Dalam hasil ”.

  penelitian tersebut dipaparkan bahwa masyarakat Kelurahan Sumber Rejo secara historis termasuk masyarakat yang agamis yang memiliki kepedulian yang tinggi tentang kehidupan spiritual anak-anaknya, namun demikian, terdapat realitas yang cukup memprihatinkan dimana masih banyak perilaku yang menyimpang dari norma ajaran agama seperti pencurian, berkelahi, mabuk-mabukan dan sebagainya.

  Skripsi yang ditulis oleh Dodi Khairul Anwar tahun 2015, dengan judul “Peran Orang Tua dalam Pembinaan Akhlaq Remaja di Desa Mekar Asri

  21 Dalam sekripsi ini Kecamatan Sungkai Tengah Kabupaten Lampung Utara”.

  membahas tentang peran orang tua di Desa Mekar Asri Kecamatan Sungkai Tengah Kabupaten Lampung Utara dalam membina akhlaq remaja yaitu dengan melakukan hal-hal seperti, pertama : menanamkan nilai-nilai agama tentang keimanan, ibadah, akhlak, budi, pekerti, disiplin dan prinsip-prinsip luhur lainnya,

  kedua : memberi perhatian dalam hal pemenuhan kebutuhan material maupun

  pemenuhan kebutuhan immateri seperti pemberian cinta, kasih sayang dan sebagainya, ketiga : memberi teladan (contoh yang baik) dalam hal ucapan yang baik dan sesuai dengan ajaran agama, perbuatan sehari-hari, pakaian yang sopan dan baik, ibadah keempat : memberi rasa aman dan kesejukan dalam kehidupan 20 Imam Syaukani, Skripsi : Peran Keluarga dalam Meningkatkan Spiritualisme Anak di Kelurahan Sumber Rejo Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung , (Bandar Lampung: 2014). 21 Dodi Khairul Anwar, Skrips : Peran Orang Tua dalam Pembinaan Akhlaq Remaja di Desa

  seperti merasa tenang, aman, damai, senang, bahagia dan betah di rumah dan

  kelima memberi pengawasan dalam hal pergaulan, ibadah dan hasil belajar di sekolah.

  Penelitian lain juga dilakukan oleh Jumari tahun 2015 yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranan Orang Tua dalam Membina Pendidikan Akhlaq di Desa Lebung Sari Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten

22 Lampung Selatan Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jumari tersebut ”.

  menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi peranan orang tua dalam pendidikan akhlaq di Desa Lebung Sari Kecamatan Merbau Mataram disebabkan karena pengaruh lingkungan baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah.

  Adapun yang membedakan penelitian-penelitian tersebut di atas dengan penelitian ini adalah pada penelitian sebelumnya tidak membahas tentang tentang jiwa keagamaan pada anak, walaupun ada kemiripan dengan penelitian Imam Syaukani dengan judul “Peran Keluarga dalam Meningkatkan Spiritualisme Anak”, namun dalam penelitian ini berbicara tentang spiritual anak secara umum sedangkan dalam penelitian ini berbicara secara khusus tentang jiwa keagamaan anak.

22 Jumari, Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranan Orang Tua dalam Membina

G. Metode Penelitian

  

Pendidikan Akhlaq di Desa Lebung Sari Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan ,

  Dalam rangka menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa macam metode agar memudahkan penulis dalam mengumpulkan, membahas, mengolah dan menganalisa data yang telah terkumpul, sebagaimana tertera dibawah ini :

1. Sifat dan Jenis Penelitian a.

  Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu

  “suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat suatu individu, keadaan,

  23

  gejala atau kelompok tertentu dengan apa adanya ”.

  Dalam kaitan dengan penelitian ini adalah menggambarkan apa adanya tentang pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

  b.

  Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis field research atau penelitian lapangan yaitu

  “penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari lokasi atau

  24

  lapangan ”.

  23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bhineka Cipta, 2007), cet ketujuh, h. 105. 24 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 2006),

  Kaitannya dengan penelitian ini penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan tentang pola asuh orang tua yang bekerja dalam membentuk jiwa keagamaan anak di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung.

2. Populasi Penelitian

  Populasi adalah “seluruh penduduk/obyek yang dimaksudkan untuk

  25 diselidiki atau diteliti”.

  Menurut pendapat di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh jumlah individu baik itu merupakan orang dewasa, siswa atau anak-anak dan objek lain sebagai sasaran penelitian tertentu.

  Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang yang memiliki anak dibawah umur 18 tahun berjumlah 21 orang sebagaimana tabel 1 tersebut di atas.

  Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka secara keseluruhan anggota populasi tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian sehingga penelitian ini bernama penelitian populasi, hal ini sesuai 25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya bersifat penelitian populasi, jika jumlah subyeknya

  26

  lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15 % atau 20- 25 % atau lebih”.

  Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penulis menetapkan jumlah populasi (obyek dalam penelitian ini) berjumlah 21 orang yaitu seluruh orang tua seluruh di Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang yang memiliki anak dibawah umur 18 tahun ditambah dengan pengurus Perum Tribrata Polda Lampung Tanjung Senang Bandar Lampung berjumlah 2 orang yaitu Ketua dan Sekretaris.

3. Metode Pengumpulan Data

  Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini, adalah : a.

  Metode Observasi Observasi yaitu "pengamatan/penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam daerah tertentu, dengan tujuan untuk mendapatkan

  27

  gambaran yang mewakili daerah itu dengan benar", atau dengan kata lain observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap 26 fenomena yang diteliti. 27 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 120.

  Muhammad Musa dan Titi Nurfitri, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gunung Agung, 2008),

  Observasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data langsung dari obyek penelitian, tidak hanya terbatas pada pengamatan saja melainkan juga pencatatan dilakukan guna memperoleh data yang kongkrit dan jelas.

  Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah non partisipan, dimana peneliti tidak turut ambil bagian dalam kegiatan orang yang diobservasi.