TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UPAH CALO BUS (Studi di Plaza Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UPAH CALO BUS

  

(Studi di Plaza Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar

Kabupaten Lampung Tengah)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat

  

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syari’ah

  

Oleh

LENY SHYNTIA

NPM: 1421030032

Program Studi : Mu

  ’amalah

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

  

LAMPUNG

1439 H/ 2018 M

  

ABSTRAK

  Berbagai kegiatan muamalah yang sering dilakukan oleh masyarakat salah satunya yaitu upah mengupah (ijarah). Upah adalah penukaran atau kepemilikan manfaat atau menjual tenaga dengan imbalan mendapatkan penggantinya. Pelaksanaan upah calo bus yang terjadi di Plaza Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah dilakukan dengan cara meminta upah kepada kondektur bus sebagai upah atas jasa mencarikan penumpang bus. Pada penarikan upah ini calo menentukan upah sebesar Rp.2000 sampai Rp.5000 perkepala yang akan menaiki bus tujuan.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah di lapangan, dan bagaimana Tinjauan Hukum Islam Tentang Upah Calo Bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah. Tujuan penelitian adalah mengkaji pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah dan mengkaji pandangan hukum Islam terhadap upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

  Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di lingkungan Plaza Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. Untuk mendapatkan data yang valid, maka digunakan metode untuk mengumpulkan data yaitu, wawancara dan observasi. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu, sumber data primer dan sumber data sekunder. Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data, menggunakan metode kualitatif dengan metode berfikir induktif.

  Berdasarkan hasil penelitian, bahwa praktik pelaksanaan upah calo bus di lingkungan Plaza Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 8 orang calo dan 1 orang bos calo. Tempat yang dijadikan kekuasaan mereka yaitu jalur arah ke Kotabumi tepatnya di depan Rumah Makan Minang dan depan Masjid Istiqlal. Penarikan upah calo terhadap kondektur bus sudah ditentukan oleh calo yaitu Rp.2000 untuk jarak dekat dan Rp. 5000 untuk jarak jauh. Sedangkan jalur arah Bandar Lampung atau tepatnya di depan Plaza Bandar Jaya tidak dijaga calo jadi bebas siapapun boleh menjadi calo dan tidak ada uang setoran kepada bos calo. Pelaksaan percaloan ini tidak ada kesepakatan tertulis, dimana hal tersebut sudah menjadi kebiasaan sehingga secara otomatis sudah menjadi kesepakatan. Tinjauaan hukum Islam tentang pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah bahwa percaloan ini hukumnya boleh atau sah karena rukun dan syaratnya telah terpenuhi. Namun, ada beberapa kasus dimana para calo ini tidak bekerja namun meminta upah kepada kondektur bus dengan cara memaksa dan kondektur bus enggan memberikan upah karena merasa calo ini tidak melakukan apa-apa sehingga menimbulkan tindakan kekerasan. Hal seperti itulah yang menyebabkan tidak sah.

  

MOTTO

ٱ

  ٱ َهيِذَّل اَهُّيَأَٰٓ َي ِلِط َبۡل ْهَع ًةَز َجِت َنىُكَت نَأ َٰٓ َّلَِإ ِب مُكَىۡيَب مُكَل َى ۡمَأ ْآَٰىُلُكۡأَت َلَ ْاىُىَماَء

  ) 92 :ءاسوا( ٱ

ُ ّلل

ا ٗميِحَر ۡمُكِب َناَك

  َّنِإ ۡۚۡمُكَسُفوَأ ْآَٰىُلُتۡقَت َلََو ۡۚۡمُكىِّم ٖضاَزَت

  Artinya:

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

  1 kepadamu ”. (Q.S.An-Nisa’:29)

1 Departemen Agama RI,Al- Qur’an Dan Terjemanya, (Bandung: Diponegoro, 2010), h..

  

PERSEMBAHAN

  Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, terutama yang menuntun dan menyemangatiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi sederhana ini, saya persembahkan sebagai tanda cinta, sayang dan hormat tak terhingga kepada:

  1. Kedua orang tuaku, Bapak Zainudin dan Ibu Jariah, yang telah menyayangi, mengasihi, mendidik dan mengorbankan seluruhnya. Segenap jasa-jasa yang tak terbilang serta senantiasa me ndo’akan penulis untuk meraih kesuksesan sehingga bisa mengantarkan penulis untuk menyelesaikan pendidikan S1 di UIN Raden Intan Lampung.

  2. Adik-adik tercintaku Ninda Amalia Zulianti dan Adi Yusuf Rafidin, beserta seluruh keluarga besar yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

RIWAYAT HIDUP

  Nama lengkap penulis adalah Leny Shyntia. Putri pertama dari tiga bersaudara buah cinta dari bapak Zainudin dan ibu Jariah. Yang dilahirkan pada tanggal 05 November 1996 di Desa Sidorahayu Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara. Adapun pendidikan yang telah dicapai sebagai berikut:

  1. TK Assalam Blambangan, Kec. Abung Selatan Kab. Lampung Utara yang diselesaikan pada tahun 2002

  2. SDN 01 Sidorahayu Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara, yang diselesaikan pada tahun 2008

3. SMPN 02 Abung Semuli, Kabupaten Lampung Utara, diselesaian pada tahun

  2011 4. MAN 1 Metro Lampung Timur, diselesaikan pada tahun 2014 5. Melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Negeri

  Raden Intan Lampung, dan mengambil program studi Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah) pada Fakultas Syari’ah melalui jalur SPAN-PTAIN.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrohmanirrohim

  Alhamdulillah irobbil’aalamin, segala puji syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk, sehingga skripsi dengan judul

  “TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UPAH CALO BUS” (Studi di Plaza Bandar Jaya Kec.

  Terbanggi Besar Kab.Lampung Tengah) dapat diselesaikan. Sholawat dan salam taklupa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pegikut- pengikutnya yang setia.

  Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, tak lupa dihaturkan terima kasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terima kasih disampaikan kepada: .

  1. Prof. Dr. H. Muhammad Mukri, M.Ag, selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di kampus tercinta ini;

  2. Dr. Alamsyah, S.Ag.,M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswa; 3. Dr. H.A. Khumedi Ja’far, S.Ag.,M.H dan Bapak Khoiruddin, M.S.I, selaku

  Ketua dan sekertaris jurusan Mu ’amalah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN

  Raden Intan Lampung; 4.

H. Rohmat, S.Ag.,M.H.I selaku Pembimbing Akademik sekaligus pembimbing

  I dan Frenki, S.E.I.,M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing, serta memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

  5. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan segenap civitas akademika UIN Raden Intan Lampung; 6. Kepala perpustakaan UIN Raden Intan Lampung dan pengelola perpustakaan yang telah memberikan informasi, data, referensi, dan lain-lain;

  7. Bapak Ibu Guru semasa berada di sekolah TK, SD, SMP, MAN yang telah memberikan ilmu pengetahuan;

  8. Semua teman seperjuangan; Mu’amalah angkatan 2014 khususnya Muamalah

  F, teman-teman KKN, PPS dan seluruh teman-teman yang telah memberikan dukungan serta kesan terbaik selama berada di kampus UIN Raden Intan Lampung.

  9. Motivator seperjuangan yang membantu menyelesaikan skripsi ini, Bayu Adji Prasetiyo; 10. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung;

  Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Hanya kepada Allah penulis serahkan segalanya, Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat, tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk para pembaca. Aamiin

  Bandar Lampung, September 2018 Penulis Leny Shyntia NPM. 1421030032

  DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ............................................................................. 1 B. Alasan Memilih Judul .................................................................... 2 C. Latar Belakang Masalah ................................................................. 3 D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7 E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian................................................... 8 F. Metode Penelitian........................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Upah 1. Pengertian Upah .......................................................................... 14 2. Dasar Hukum Upah .................................................................... 23 3. Rukun Dan Syarat Upah ............................................................. 28 4. Macam- Macam Upah ................................................................ 32 5. Upah Yang Dilarang Dalam Islam .............................................. 33 6. Hak Menerima Upah ................................................................... 38 7. Sistem Ijarah Dalam Islam .......................................................... 40 8. Berahirnya Akad Upah ............................................................... 42 9. Perbedaan Tingkat Upah ............................................................. 43

  B. Calo 1.

  Pengertian calo ............................................................................ 48 2. Rukun Simsarah .......................................................................... 48 3. Dalil yang membolehkan ............................................................ 49 4. Cara menentukan upah calo ........................................................ 50 5. Upah calo dalam bentuk prosentasi ............................................ 50 6. Calo yang dilarang ...................................................................... 53

  BAB III GAMBARAN UMUM LAPANGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 54 B. Praktik Pelaksaan Upah Calo Bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah ............................................................................................. 61 BAB IV ANALISIS DATA A. Upah Calo Bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah ................. 72 B. Tinjauan Hukum Islam Tentang Upah Calo Bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah ..................................................................... 76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 83 B. Saran ................................................................................................ 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan

  memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka perlu adanya uraian terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dengan tujuan skripsi ini. Untuk menghindari kesalahfahaman dalam memahami judul skripsi

  “Tinjauan Hukum Islam Tentang Upah Calo Bus (Studi di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah)” maka perlu penulis uraikan pengertian dari istilah-

  istilah judul tersebut sebagai berikut:

  “Tinjauan yaitu hasil meninjau; pandangan; pendapat (sesudah

  1

  menyelidiki, mempelajari dan sebagainya) ”

  Hukum Islam adalah merupakan tuntutan dan tuntutan, tata aturan

  yang harus ditaati dan diikuti oleh manusia sebagai perwujudan pengamalan

  2 Al-

  Hukum Islam dalam hal ini Qur‟an dan As-Sunnah serta ijma para sahabat. lebih spesifik pada hukum Islam yang mengatur hubungan antar sesama manusia, yakni Fiqh Mu‟amalah.

  Upah adalah penukaran, atau kepemilikan manfaat atau menjual tenaga

  3 dengan imbalan mendapat penggantiannya.

  Calo dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya berdasarkan upah. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Edisi kedua Balai Pustaka,1991), h. 1060. 2 3 Beni Ahmad Saebani, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 51 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 15

  Bus adalah kendaraan besar beroda, digunakan untuk membawa

  penumpang dalam jumlah banyak. Istilah bus ini berasal dari bahasa Latin omnibus , yang berarti "(kendaraan yang berhenti) di semua (perhentian)".

  Berdasarkan uraian di atas, maka maksud judul skripsi ini adalah mengkaji tentang bagaimana Tinjauan Hukum Islam Tetang Upah Calo Bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

B. Alasan Memilih Judul 1.

  Alasan Objektif

  a) Karena banyak yang melakukan percaloan dilingkungan Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

  b) Pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah dilakukan sewenang-wenang oleh para calo yang meminta imbalan meskipun bukan atas usaha mereka sehingga menimbulkan keributan apabila keinginannya tidak terpenuhi.

  c) Pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah belum pernah diteliti sebelumnya.

2. Alasan Subjektif

  a) Karena judul tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari dibidang Mu

  ‟amalah Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

  b) Buku-buku referensi mengenai objek ini mudah didapat, disamping pembahasan mengenai judul ini menarik untuk dibahas dan diteliti.

C. Latar Belakang Masalah

  Muamalah adalah peraturan yang diciptakan Allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dalam hidup dan kehidupan. Untuk mendapat alat-alat keperluan jasmani dengan cara yang paling baik diantara sekian banyak termasuk dalam perbuatan bermuamalah adalah sistem kerja sama

  4

  pengupahan. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha kerja sama paling menguntungkan antara kedua belah pihak dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

  Salah satu bentuk bermuamalat yang terjadi adalah kerjasama antara manusia disatu pihak sebagai penyedia jasa manfaat atau tenaga yang disebut pekerja, dipihak lain yang menyediakan pekerjaan atau lahan pekerjaan yang disebut majikan untuk melaksanakan satu kegiatan produksi dengan ketentuan pihak pekerja mendapatkan kompensasi berupa upah. Kerjasama ini dengan literatur fiqh disebut dengan akad ijarah al-

  A‟mal, yaitu sewa

  5 menyewa jasa manusia.

  Menurut pengertian lain mengatakan bahwa, secara etimologi ijarah adalah upah sewa yang diberikan kepada seseorang yang telah mengerjakan satu pekerjaan sebagai balasan atas pekerjaannya. Definisi ini digunakan istilah-istilah ajr, ujrah dan iajrah. Kata ajrahhu dan ajara-hu digunakan apabila seseorang memberikan imbalan atas pekerjaan orang lain. Istilah ini hanya digunakan pada hal yang positif, bukan hal-hal negatife. Kata al-ajr (pahala) biasanya digunakan untuk balasan di akhirat, sedangkan kata ujrah 4 5 Ibid., h. 2

  6

  (upah sewa) digunakan untuk balasan di dunia. Dalam arti luas ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan

  7 memberikan imbalan dalam jumlah tertentu.

  Dalam fiqih disebut Ijarah (upah-mengupah) dalam suatu pekerjaan. Dalam bahasa arab al-ijarah yang berarti upah, sewa jasa atau imbalan. Al-

  Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam memenuhi

  keperluan manusia, seperti adanya sewa menyewa, kontrak, atau menjual jasa

  8 perhotelan dan lain-lain.

  Pengertian upah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah uang dan sebagainya, yang dibayarkan sebagai balasan jasa atau sebagai pembayaran tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu

  9

  seperti gaji. Upah dalam Islam dikenal dengan istilah ijarah, secara etimologi kata Al-ijarah berasal dari kata al-

  ajru‟ yang berarti al-iwad yang

  10

  dalam bahasa Indonesia berarti ganti atau upah. Pada prinsipnya setiap orang yang bekerja pasti akan mendapat imbalan dari apa yang dikerjakan dengan masing-masing tidak ada yang rugi, Sehingga terciptalah keadilan diantara mereka.

  ( : ) ٦ قلاطلا … َف َ َن ْنِإَف َُىُُواتُ ْعَض ْرَأ

  َُىَرُُجُأ ْمُكَل

  Artinya:

  “Jika mereka menyusukan anakmu untukmu maka berikanlah

  11 6 kepada mereka upahnya”. (Q.S At-Talaq: 6)

  A. Riawan Amin.Sc., Buku Pintar Transaksi Syariah (Menjalin Kerja Sama dan

Menyelesaikan Sengketa Berdasarkan Panduan Islam ), (Jakarta Selatan: Penerbit Hikmah (PT

Mizan Publika,) 2010), h. 145 7 8 Helmi Karim, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 29 9 Nasution Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta:Gaya Media Pratama 2007), h. 228 10 Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 1345 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, Cet. Ke- 11 1 (Bandung: PT Alma‟arif, 1987), h.15 Departemen Agama RI, Al-

  Qur‟an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2010), Upah merupakan instrumen untuk mengukur sejauh mana memahami dan mewujudkan karakter sosial. Karena sebagaimana telah dijelaskan, upah pada dasarnya bukan merupakan persoalan yang berhubungan dengan uang, melainkan persoalan yang lebih berkaitan dengan penghargaan manusia dengan sesamanya. Tentang penghargaan berarti tentang bagaimana

  12 memandang dan menghargai kehadiran orang lain dalam kehidupan.

  Berdasarkan hadist Rasulullah Saw yang membalas tentang ijarah disyaratkan agar upah dalam transaksi ijarah disebutkan dengan jelas dan diberitahukan besar atau kecilnya upah pekerjaan. Hadist riwayat „Abd ar- Razzaq dari Abu Hanifah dan Abu Sa‟id al-Khudri, Nabi SAW berkata:

  َا َُْٕٗػ َا : َياَل َُّٰالل ُُ ٍََّعَٚ ِْٗ١ٍََػ

  َْٓػَٚ َُّٰالل ٍََّٝص َِّٟثٌَّٕا َّْ 13 َِٝظَس ِٜسْذُخٌْاِذْ١ِؼَع ِٝت ) َص ( ُا َا ا َُٗذَشْج َشَج َشٌاُذْثَػ ُٖاََٚس ٌَُٗ ََُّغُ١ٍَْف اًشْ١ِج

  ِقا َرْعا َِِٓ

  Artinya:“Dari Abu Sa‟id al-Khudri radillahu‟anhu. sesungguhnya Nabi Shallahu‟alaihi wasallam bersabda: Barang siapa memperkerjakan seorang pekerja, maka harus disebutkan upahnya.” (H.R Abdul Razaq Sanadnya terputus, dan Al Baihaqi menyambungkan sanadnya dari arah Abi Hanifa) kitab Bulughul Maram dan Ibanatul Ahkam.

  Calo adalah fenoma yang tidak terbantahkan. Banyak sekali praktik upah mengupah calo yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Plaza Bandar Jaya dan telah berlangsung sejak lama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, calo berarti orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya berdasarkan upah. Dalam hal ini calo dapat diartikan dengan perantara perusahaan pemberi jasa transportasi dan pengguna jasa.

  12 Yazin, Afandi, Fiqh Muamalah Dan ImplementaSinya Dalam Lembaga Keuangan Syari‟ah, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009), h. 197 13 Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, Cet.Ke-1, (Jakarta:

  Keberadaan calo sangat dibutuhkan oleh pihak produsen, pemilik barang atau jasa untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka miliki. Dan juga sangat dibutuhkan oleh para pembeli atau pengguna jasa untuk memberikan informasi yang akurat sehingga pihak konsumen dapat menentukan pilihan mereka terhadap barang atau jasa sesuai dengan keinginan dan anggaran mereka. Karena kebutuhan pemilik barang atau jasa dan konsumen akan jasa calo maka keberadaan calo sudah dikenal sejak lama dari masa Rasulullah dan qurun mufaddhalah, profesi calo dikenal dengan

  14

  sebutan dallal atau simsaar. Pekerjaan samsarah atau simsar berupa makelar, distributor, agen dan sebagainya dalam fiqh Islam termasuk akad

  15

ijarah, yaitu suatu transaksi memanfaatkan jasa orang lain dengan imbalan.

  Hadist riwayat Qais bin Abi Gorzah, bahwasanya Ia berkata :

  ﷺ ِو سلا ّللا ى لَص ِو

  ِساتَُم َم لَسَو ِوْيَلَع ُو َ ّللا ُلُُسَر اتَُنِب رَمَف َةَر َ ّللا ِلُُسَر ِدْهَع ِفِ ى مَسُن اتُ نُك ” ُهُُبُُشَف ُفِلَْلْاَو ُُْغ للا ُهُرُضَْيَ َعْيَ بْلا نِإ ! ِراتُ جُّتلا َرَشْعَم اتَُي : َلاتَُقَ ف ُوْنِم ََُسْحَأ َُُى مْساتُِب اتَُناتُ مَسَف

  16 ) حج اتُ م َبا,ءاتُسن ,زمر و ,دودُبا ,دحما هاور ( ِةَقَد صلاتُِب

  Artinya:

  “Kami pada masa Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam disebut den gan “samasirah“ (calo), pada suatu ketika Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam menghampiri kami, dan menyebut kami dengan nama yang lebih baik dari calo, beliau bersabda : “Wahai para pedagang, sesungguhnya jual beli ini kadang diselingi dengan kata-kata yang tidak bermanfaat dan sumpah (palsu), maka perbaikilah dengan (memberikan) sedekah ”. (Shahih, HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)

  Para calo meminta upah kepada kondektur bus sebagai imbalan karena telah mencarikan penumpang, yang pada nyatanya bukan pihak bus yang 14 15 Al Mausu‟ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid X, h.151-152 Agustianto, Multi Level Marketing Dalam Perspektif Fiqih Islam,

  http://m.ekonomiislam.webnode.com/news/multi-level-marketing-dalam-perspektif-fiiqih-islam/ 16 Mahmud Nasar, Ibnu Majah : Juz 2 Hadits Ke 2145, h.150

  meminta melaikan inisiatif dari para calo sendiri. Dan apabila tidak diberi upah para calo meminta dengan cara memakasa kepada kondektur bus sehingga menimbulkan keributan. Keberadaan calo pun terkadang justru memberi efek tidak nyaman kepada para calon penumpang karena sikap dan tutur katanya yang suka semena-mena. Efek calo liar pun membuat resah masyarakat sekitar plaza Bandar Jaya.

  Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka sangat penting untuk diteliti lebih jauh mengenai permasalahan tersebut dengan pemahaman lebih jelas mengenai apakah pelaksanaan upah calo bus tersebut merugikan salah satu pihak dan tinjauan hukum Islam tentang upah calo bus di plaza Bandar Jaya Lampung Tengah. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka akan dikaji dalam judul

  “TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UPAH CALO BUS (Studi Di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah)”.

D. Rumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung

  Tengah di lapangan? 2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Tentang Upah Calo Bus di Plaza

  Bandar Jaya Lampung Tengah?

  E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian dan pembahasan terhadap upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah adalah: 1.

  Tujuan Penelitian

  a) Untuk mendeskripsikan secara jelas terhadap pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

  b) Utuk mengetahui tinjauan hukum Islam tentang upah calo bus di Plaza

  Bandar Jaya Lampung Tengah 2. Kegunaan Penelitian

  a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan keilmuan bagi penulis dan pemahaman bagi masyarakat tentang teori dan pelakasanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

  b) Secara praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H pada Fakultas

  Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

  F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

  Dilihat dari jenisnya penelitian ini adalah penelitian lapangan (field yaitu suatu penelitian yang dialakukan dalam kancah kehidupan

  research)

  16

  yang sebenarnya. Mengingat penelitian ini adalah jenis jenis penelitian lapangan maka dalam pengumpulan data dilakukan pengolahan data-data 16 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Jogjakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1994), h. yang bersumber dari lapangan (lokasi penelitian). Dalam hal ini akan langsung mengamati dan meneliti tentang pelaksanaan upah calo bus yang dilakukan di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah. Selain lapangan penelitian ini juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) sebagai pendukunng dalam melakukan penelitian dengan menggunakan berbagai literatur yang sesuai dengan masalah penelitian yang diangkat.

2. Sifat Penelitian

  Menurut sifatnya, penelitian ini bersifat deskriftif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya-upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterprestasikan

  17

  kondisi-kondisi yang saat ini terjadi atau ada. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan tentang bagaimana Pelaksanaan Upah Calo Bus Di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

3. Data dan Sumber Data a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

  18

  atau objek yang diteliti. Data primer yang didapat pada penelitian ini adalah dengan mewawancarai calo bus, kondektur bus dan penumpang bus di Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

  17 18 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.10

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi diluar dari penelti sendiri, walaupun

  19 yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli.

  c.

  Data Tersier adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung yang bersumber melalui media perantara. Seperti internet website dan literatur-literatur lainnya.

4. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi dapat berupa orang, perusahaan, lembaga,

  20

  media dan sebagainya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para calo bus, kondektur bus dan penumpang bus Plaza Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

  b.

  Sampel

  21 Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

  Dalam penelitian ini sampel yang digunakan non random sampling yaitu: tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama yang

  22 19 ditugaskan menjadi anggota sampel. Untuk lebih jelas teknik non 20 Ibid ., h.57 21 Susiadi As, Op.Cit, h. 81 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi Revisi III cet. Ke-4 Jakarta: rineka Cipta,1998),h. 114 22 Strisno Hadi, Metode Research, jilid I (Yogyakarta: Yayasan Penerbit, Fakultas random sampling yang digunakan adalah jenis purposive sampling yakni pemilihan sekelompok objek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa populasi yang digunakan sebagai objek penelitian, maka sampel dalam penelitian ini adalah 24 orang yang terdiri dari calo bus, kondektur bus dan penumpang bus.

  Dalam menggunakan metode ini harus adanya kriteria tertentu untuk dijadikan sampel, dan kriteria yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 24 orang yaitu: 12 calo bus, 9 kondektur bus dan 3 penumpang bus.

5. Teknik Pengumpulan Data a.

  Observasi Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

  23

  atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan-pengamatan terhadap pelaksanaan upah calo bus di Plaza Bandar Jaya.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu, dan tujuan ini dapat bermacam-macam, antara lain untuk diagnose dan treatmen seperti 23 yang dilakukan oleh psikoanalisis dan dokter, atau untuk keperluan

  Muhammad Pabundu Tika, Loc.Cit, h. 57 untuk mendapat berita seperti yang dilakukan oleh wartawan dan untuk

  24

  melakukan penelitian dan lain-lain. pada prakteknya peneliti menyiapkan daftar pertanyaan untuk diajukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan upah calo bus.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau sesuatu yang berkaitan dengan masalah variabel yang berupa catatan, transkip,

  25 buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan buku langger.

  Dalam penelitian ini dokumen yang diperlukan mengenai letak wilayah, luas wilayah, dan keadaan sosial masyarakat Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah.

6. Teknik Pengolahan Data

  Data yang sudah terkumpul kemudian diolah. Pengolahan data umumnya dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: a.

  Editing adalah mengkoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar, sudah sesuai (relevan) dengan masalah. Tujuan dari editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan daan bersifat koreksi, sehingga kekurangannya dapat dilengkapi atau diperbaiki.

  b.

  Sistematis Data adalah suatu penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis, yang secara garis besar terdiri dari bagian awal, bagian 24 isi dan bagian akhir. 25 Burhan Ashofa, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.95 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,

7. Metode Analisis Data

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kajian penelitian, yaitu Tinjauan Hukum Islam Tentang Upah Calo Bus yang akan dikaji dengan menggunakan metode kualitatif. Maksudnya adalah bahwa analisis ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan upah calo bus.

  Metode berfikir dalam penulisan ini menggunakan metode berfikir induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dilapangan yang lebih umum

  26

  mengenai fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam membuat kesimpulan tentang berbagai hal yang berkenaan dengan pelaksanaan upah calo bus. Hasil analisisnya dituangkan dalam bab-bab yang telah dirumuskan dalam sistematika pembahasan dalam penelitian ini.

26 Strisno Hadi, Metode Research, jilid I (Yogyakarta: Yayasan Penerbit, Fakultas

BAB II LANDASAN TEORI A. Upah 1. Pengertian Upah Islam adalah agama yang mengatur seluruh kehidupan yang

  berhubungan dengan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Islam mewajibkan setiap muslim khususnya yang memiliki kewajiban untuk bekerja karena bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta dan kekayaan, serta mencari karunia Allah SWT.

  Dengan demikian dalam teori ekonomi membedakan istilah upah dan gaji dilihat dari sisi jenis pekerjaan dan teknis pembayarannya. Dalam upah lebih kepada pekerjaan kasar yang mengandalkan fisik dengan pembayarannya berdasarkan unit kerja yang diselesikannya. Sedangkan gaji lebih kepda pekerjaan yang menggunakan keahlian tertentu yang pembayarannya tetapkan berdasarkan waktu tertentu.

  Pengertian upah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah uang dan sebagainya, yang dibayarkan sebagai balasan jasa atau sebagai pembayaran tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu

  27

  seperti gaji. Upah dalam Islam dikenal dengan istilah ijarah, secara

  27 etimologi kata Al-ijarah berasal dari kata al-

  ajru‟ yang berarti al-iwad yang

  28 dalam bahasa Indonesia berarti ganti atau upah.

  Menurut pengertian lain mengatakan bahwa ijarah adalah upah sewa yang diberikan kepada seseorang yang telah mengerjakan satu pekerjaan sebagai balasan atas pekerjaannya.

  Dalam bukunya Musthafa Dib Al- Bugha ijarah adalah upah sewa yang diberikan kepada seseorang yang telah

  29

  mengerjakan sebagai balasan atas pekerjaanya. Definisi ini digunakan istilah-istilah ajr, ujrah dan ijrah. Kata ajrahhu dan ajara-hu digunakan apabila seseorang memberikan imbalan atas pekerjaan orang lain. Istilah ini hanya digunakan pada hal yang positif, bukan hal-hal negatife. Kata al-ajr (pahala) biasanya digunakan untuk balasan di akhirat, sedangkan kata ujrah

  30

  (upah sewa) digunakan untuk balasan di dunia. Dalam arti luas ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan

  31 memberikan imbalan dalam jumlah tertentu.

  Dalam fiqih disebut Ijarah (upah-mengupah) dalam suatu pekerjaan. Dalam bahasa arab al-ijarah yang berarti upah, sewa jasa atau imbalan. Al-

  Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam memenuhi

  keperluan manusia, seperti adanya sewa-menyewa, kontrak, atau menjual

  32 jasa perhotelan dan lain-lain. 28 29 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, Cet. Ke- 1 (Bandung: PT Alma‟arif, 1987), h.15 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syariah, (Jakarta: Hikmah : 2010). h.145 30 A. Riawan Amin.Sc., Buku Pintar Transaksi Syariah (Menjalin Kerja Sama dan

Menyelesaikan Sengketa Berdasarkan Panduan Islam ), (Jakarta Selatan: Penerbit Hikmah (PT

  Mizan Publika,) 2010). h. 145 31 32 Helmi Karim, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 29

  Secara istilah syari ‟ah, menurut Ulama Fiqh, antara lain disebut oleh

  Al-Jazairi (2005:523), ijarah dalam akad terhadap manfaat untuk masa tertentu dengan harga tertentu. Menurut Zuhaily (19898:729), Ia mengatakan bahwa ijarah adalah transaksi pemindahaan hak guna atas barang atau jas a dalam batasan waktu tertentu melalui pembayaran “upah” tanpa diikuti dengan pemindahan hak pemilikan atas barang sewa(ijarah).

  Selanjutnya Suhaily (1989:732) mengemukakan pendapat mazhab Hanafiyah bahwa sewa (ijarah) adalah pemindahan pemilikan manfaat tertentu yang diperbolehkan dalam waktu tertentu dengan kompensasi

  33 tertentu.

  Al-Ijarah berasal dari kata al-ijru, yang artinya menurut bahasa ialah al-iwadh, artinya dalam bahasa Indonesia ialah ganti dan upah.

  Menurut MA Timahi, al-ijarah (sewa-menyewa) ialah akad (perjanjian) yang berkenaan dengan kemanfaatan (mengambil manfaat sesuatu) tertentu, sehingga sesuatu itu legal untuk diambil manfaatnya, dengan memberikan

  34 pembayaran (sewa) tertentu.

  Ijarah

  adalah “pemilik jasa dari seseorang yang menyewakan (

  mu‟ajir) oleh yang menyewa (musta‟jir), serta pemilikan harta dari pihak

  35 Dengan demikian, ijarah berarti Musta‟jir oleh seorang Mu‟ajir”.

  33 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah klasik dan kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia anggota IKAPI, 2012) h.185 34 Sohari Sahrani dan Ru‟fah Abdullah, Fiqih Muamalah, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), h. 167 35 Taqyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Persefektif Islam, merupakan transaksi terhadap jasa tertentu, dengan disertai kompensasi tertentu pula.

  Sedangkan secara etimologis kesepakatan kerja dalam Islam disebut dengan al-ijarah yang berasal dari kata al-ajru yang artinya menurut bahasa ialah al-iwadh yang arti dalam bahasa Indonesianya adalah ganti dan upah. Dalam bahasa Indonesia dalam konteks hubungan antara pengusaha dengan para pekerjanya. Upah itu sendiri mempunyai pengertian yang menurut bahasa Indonesia ialah, “uang dan lainnya yang dibayarkan sebagai pembalasan jasa atau sebagai pembayaran tenaga yang sudah dikeluarkan

  36

  un Upah diberikan sebagai balas jasa atau tuk mengerjakan sesuatu”. penggantian kerugian yang diterima oleh pihak buruh karena atas pencurahan tenaga kerjanya kepada orang lain yang berstatus sebagai

  37 majikan.

  Sayyid Sabiq mengartikan bahwa “Al-Ijarah berasal dari kata Al-Ijru yang berarti Al-Iwadhu (ganti). Dari sebab itu Ats-Tsawab (pahala) dimana

  Ajru

  (upah)”. Menurutnya, dalam pengertian Syara‟ Al-Ijarah ialah, suatu

  38 jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.

  Bila di atas disinggung ijarah atau upah berlaku umum atas setiap akad yang berwujud pemberian imbalan atas sesuatu manfaat yang diambil, maka pada garis besarnya ijarah terdiri atas:

  36 Pusat Bahasa DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke-3. H.1250 37 38 Ahmad wardi muslich, Fiqih Muamalah , (Jakarta: Amza, 2010) hlm 318.

  1. Pemberian imbalan karena mengambil manfaat dari sesuatu, seperti rumah mobil, pakaian dan lain-lainnya.

  2. Pemberian imbalan akibat sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh

  39 seseorang (nafs), seperti seorang nelayan.

  Jenis yang pertama mengarah kepada pada sewa-menyewa, sedangkan jenis kedua lebih bertujuan pada upah-mengupah. Jadi bidang

  40 perburuhan pun tertentunya sudah termasuk dalam bidang ijarah/ujrah.

  Diisyartkan dalam firman Allah dalam Al- Qur‟an Surat Yusuf:72

  ( ) 27 : فعٛ٠ ۦ ۦ ْاٌُٛاَل ُٞ١ِػَص َعاَُٛص ُذِمۡفَٔ ِِٗت َءٓاَج ٌََِّٓٚ ِهٌٍَِّۡٱ

  

ِِٗت ۠أََأَٚ ٖش١ِؼَت ًُ ِّۡح

  Artinya: “Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala

  raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya ”. (Q.S.

41 Yusuf: 72).

  Maksud ayat diatas yaitu, dan boleh juga untuk pekerjaan yang tidak ditentukan karena tidak ada hak upah bagi seseorang pekerja kecuali dengan izin pemilik modal dan tidak ada hak upah bagi pekerja kecuali jika Ia suadah mengerjakan pekerjaannya. Dan itu termasuk akad yang

  42 diperbolehkan.

  Dalam arti terminologi, ada beberapa definisi al-ijarah yang

  43

  dikemukakan oleh Ulama fiqih. Menurut Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa: Ijarah yaitu suatu akad yang dipergunakan untuk pemilik manfaat, 39 Abudurrahman al-Jaziri,Fiqih Empat, alih bahasa oleh H. Moh Zuhri Dipl. Tafl, et Al., (Semarang:as-Syifa, 1994), cet Ke-2,., h.166. 40 41 Helmi Karim M.a., FIqih Muamalah,(Jakarta:PT Raja Grafindo,1993), cet Ke-1, h. 34 42 Departemen Agama RI Q.S Yusuf: 72, h.244

Ibnu Mas‟ud, Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi‟i, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)

  Edisi II, h.50 43 M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafinda yang diketahui dan disengaja dari suatu barang yang disewakan dengan cara penggantian (bayar).

  Dalam pengertian di atas Mashab Hanafi lebih menegaskan definisi

  ijarah sebagai suatu transaksi yang dijadikan manfaat dan memberikan

  imabalan. Seperti contoh si A menyewa mobil (kendaraan) milik si B untuk keperluan mudik, dan bermanfaat untuk si A. Maka sebagai imbalan, si A memberikan uang sewa kepada si B. Manfaat kadang berbentuk manfaat barang, seperti rumah untuk ditempati, atau mobil untuk dikendarai. Bisa juga berbentuk karya, misalnya insinyur bangunan, tukang tenun, penjahit, dan sebagainya. Terkadang manfaat itu bisa berbentuk sebagai kerja pribadi pembantu dan para pekerja (bangunan, pabrik, dan sebagainya).

  Para Ulama Syafi ‟iyah mendefinisikan bahwa “ijarah yaitu suatu akad atas manfaat yang diketahui dan sengaja, yang diterima sebagai pengganti dan kelebihan, dengan pengantian yang diketahui dengan

  ‟iyah di atas hampir sama dengan mazhab Hanafi. Tetapi penjelasan yang diberikan oleh Mazhab Syafi

44 Definisi ijarah menurut Ulama Syafi (jelas)”.

  ‟i lebih detail, bahwa ijarah adalah suatu transaksi untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu, dan sebagai imbalan maka terdapat kesepakatan tertentu.

  Sedangkan menurut Ulama- Ulama Hanabilah “ijarah yaitu suatu akad atas manfaat yang mubah (boleh) dan dikenal, dengan jalan mengambil sesuatu atas sesuatu dengan waktu yang diketahui (jelas), dan dengan 44 Abdurahman Al- Jaziri, Kitab Al-Faqih Ala Al- Mazhab Al-

Dokumen yang terkait

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 75

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

2 25 81

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN (Studi di Desa Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 86

PENGARUH KELAS SOSIAL, JAMINAN RASA AMAN, DAN LOKASI TERHADAP MINAT TRANSAKSI DI BANK SYARI’AH (Studi Pada Masyarakat Desa Bandar Jaya Timur Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 153

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SAMBUNG TANDUK PADA TRANSAKSI JUAL BELI KAMBING (Studi Kasus Di Pasar Kambing Desa Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 114

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTIK SEWA-MENYEWA EMAS (Studi di Desa Kuala Sekampung Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 1 92

PEMANFAATAN TANAH RAMBU DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Studi Pada Desa Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 101

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI SEWA RUKO DI TINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Pasar Plaza Bandar Jaya Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 166

TRADISI SEBAMBANGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN PERSPEKTIF ISLAM (Studi di Kelurahan Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 107

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG ORANG TUA MELARANG ANAK UNTUK RUJUK (Studi di Desa Linggapura Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 102