RE-DESAIN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA (TPS) DALAM MENINGKATKAN INTEGRITAS HASIL PEMILU

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

JURNAL

  

RE-DESAIN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA DI

TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA (TPS) DALAM

MENINGKATKAN INTEGRITAS HASIL PEMILU

  

OLEH :

HENDRIAN HASWARA BAYU

NI M. 071514453006

PRODI MAGISTER ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PEMINATAN TATA KELOLA PEMILU

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

  

2017

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

RE-DES AIN S ERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN S UARA D I T EMPAT

  

PEMUNGUT AN S UARA (TPS ) DALAM MEN INGKATKAN INT EGRIT AS HAS IL

PEMILU

  1 Hendrian Haswara Bayu

ABS TRAK

  Penelitian ini membahas tentang terjadi kecur an gan Pemilu / electoral malpractice pada Pamekasan y ang terkait dengan desain Sertifik at Hasil Penghitungan Suar a di TPS, kemudian merumuskan d an merekomendasikan re-desain Sertifikat Hasil Pen ghitungan Suara di TPS y ang dap at meminimalkan tin gkat kesalahan p en ghitungan dan kecuran gan Pemilu / electoral

  malpractice

  seh in gga dapat menin gkatkan integritas hasil pemilu. M etode Penelitian yang digun akan dalam penelitian ini adalah p enelitian deskrip tif y ang men ggunakan pendekatan kualitatif. Dengan lokasi p enelitian di Kabup aten Pamekasan y ang terjadi p ermasalahan sertifik at hasil p enghitungan suara di TPS pada Pemilu Tahun 2014, sedangkan data y ang digunakan data p rimer y ang merupakan hasil wawancara dan data sekunder yang di dap at dari p engump ulan dokumen-dokumen. Sementara teori y ang digunakan untuk men gan alisis p ermasalahan adalah teori y ang berhubungan dengan integritas p emilu.

  Hasil p enelitian menunjukkan bahwa ditemukan beber apa kelemah an dalam men gur an gi p otensi terjadiny a manip ulasi dan kesalahan p en gisian data ad minisitrasi p emilu dalam Sertifik at Hasil Penghitungan Suar a p ada Pemilu Tahun 2014, sehin gga meny ebabkan peluan g terjad iny a Kesalahan ad ministrative dan Kecur an gan Pemilu ( electoral malpractice). Per masalahan tersebut meny ebabkan integritas dalam proses p emungutan dan p enghitungan suar a menjad i tidak terjamin, untuk itu dip erlukan suatu desain sertifikat p enghitungan suara di TPS y ang didukun g oleh faktor-faktor p enunjan g d alam memin imalisir k esalah an ad ministrative dan kecur angan p emilu (electoral malpractice). Kata kunci : Sertifikat Hasil Pen ghitungan Su ara, Integritas Pemilu, Electoral Malp ractice

  PENDAHULUAN

  Pemilu ad alah p rosedur dan mekan isme konversi suara rakyat menjadi kursi p enyelenggara negara lembaga legislatif dan eksekutif. Dan p roses konversi suara raky at tersebut memerlukan sarana konversi berup a surat suara (ballot) ap abila masih menggunakan cara manual (manual

  voting and counting systems

  ) dan saran a teknologi informasi untuk p emungutan dan p enghitungan suara kalau sudah men ggunak an teknolo gi informasi (electronic voting and

  counting system),

  sertifikat hasil p en ghitungan suara, serta dokumen d an lo gistik lain y ang

  2

  dip erlukan untuk pelaksanaan p emun gutan dan pen ghitungan suara. Tahap an p emungutan dan p enghitungan suara sangat rawan menjad i objek manip ulasi bagi peserta p emilu sehingga dip erlukan Format berita acara (BA) dan sertifik at hasil penghitun gan suara (HPS) y ang 1 berisikan sejumlah asp ek informasi, mudah dipahami serta diisi oleh p etugas p eny elenggara

Mahasiswa Prog ram Magister Ilmu Politik Peminatan T ata Kelola Pemilu Universitas Ai rlangga.

2 Email:hendrianb2@gmail.com Ramlan Surbakti, dkk,”Menjaga Integritas Pemungutan dan Penghitungan Suara”, Jakarta: Kemitraan,2011,,

  hlm. 1

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  p emilu dan men gandun g mekanisme y ang mamp u mencegah setiap up ay a memanip ulasi isi kedua dokumen p enting tersebut.

  Di Indonesia kasus jual beli suara atau vote buying lebih men gemuk a sejak diberlakuk anny a sistem p emilu p rop orsional dengan d aftar calon terbuka p ada tahun 2009, bagi p eserta p emilu terutama calon anggota legislatif mereka harus berkompetisi selain dengan calon anggota legislative dari partai lain, mer eka ju ga bersain g dengan caleg dar i p artainy a sendiri untuk mendap atkan suara terbany ak. Berdasarkan analisis terhadap p ermohonan perselisihan hasil p emilu y ang disampaikan p artai p olitik, p erseorangan caleg DPR, DPD dan DPRD. Persoalan yang p alin g b any ak menjadi d asar sen gketa adalah k asus p enggelembun gan dan

  3

  p emilu. Yang disusul oleh k asus kesalah an p enghitun gan suara sebany ak 29% (206 kasus). Bagi p eserta p emilu terutama calon anggota legislatif mereka harus berkompetisi selain dengan calon anggota legislative dari p artai lain, mer eka ju ga bersain g dengan caleg dar i p artainy a sendiri untuk mendap atkan suara terbanyak, sehingga dilakukan segala car a, salah satu carany a y aitu dengan meman ip ulasi Sertifik at HPS, hal tersebut dap at terjadi dik arenak an HPS tidak mengandung mekanisme y ang mamp u mencegah setiap upay a memanip ulasi isi doku men tersebut dan tidak berisikan sejumlah asp ek informasi y an g dip erlukan, d an mudah d ip ahami

  4

  serta diisi oleh p etugas p eny elenggara p emilu. di Kabup aten Pamekasan, dari 1777 TPS pada Pileg 2014 terdap at 107 TPS dip ermasalahk an berk aitan Sertifikat HPS, 60 TPS terbukti terjadi p ergeseran suara, dan 47 TPS p ermasalahan ad ministratif . Berdasarkan uraian tersebut p eneliti tertarik untuk mengkaji masalah “Re-Desain Sertifik at Hasil Penghitungan Suar a di Temp at Pemungutan Suara (TPS) dalam menin gkatkan Integritas Hasil Pemilu ( Studi Kasus Permasalah an Sertifik at Hasil Penghitungan Su ara di TPS Kabup aten Pamekasan p ada Pemilu 2014)

RUMUS AN MAS ALAH

  1. Mengap a terjadi kecuran gan Pemilu / electoral malpractice p ada proses penghitungan suara di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kabup aten Pamekasan y ang terkait dengan desain Sertifikat Hasil Pen ghitungan Suara di TPS?

  2. Bagaimana r e-desain Sertifik at Hasil Pen ghitun gan Suara di TPS oleh KPU yang dap at memin imalkan tin gkat kesalahan pen ghitungan dan kecuran gan Pemilu / electoral

  malpractice

  seh in gga dap at menin gkatkan integritas hasil p emilu?

  KERANGKA DASAR T EORI

  INTEGRITAS PEMILIHAN UMUM DAN PEMILU D EMOKRATIS

  Pemilih an Umum sebagai sarana untuk mengkonversi suara rakyat menjadi kursi memer lukan sertifikat hasil p enghitungan suara y ang berfun gsi untuk merekam Hasil

  5

  p emungutan dan p erhitungan suara. M akna p emilu berkualitas dan berintegritas p ada dasarny a telah teran gkum dalam p engertian p emilu d emokratis y ang mensy aratkan minimal du a h al y akni bebas dan ad il atau free and fair election. Namun p erkemban gan demokr asi y ang sangat dinamis, membuat bany ak p ihak tidak puas dengan dua kriteria demokr asi tersebut. Electoral

  Integrity Group

  y ang beran ggotakan 15 p ensiunan hakim agun g dan mantan p enyelenggara p emilu dari 13 negar a, termasuk dari Indonesia men gajukan k eadilan pemilu sebagai p arameter 3 p emilu demokratis. Keadilan p emilu, menurut Electoral Integrity Group, y ang did eklar asikan 4 Veri Junaidi, dkk. Evaluasi Penegakan Hukum Pemilu 2014. Jakarta Selatan: Perludem, 2015, hal. 132

Ramlan Surbakti,dkk, Menjaga Integritas Pemungutan dan Penghitungan Suara, Jakarta: Kemitraan, 2011, hlm.,

5 hal. 11 Ibid, hlm.1

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  dengan judul Towards an International Statemen t of Principles of Electoral Justice di Accra,

  6 Ghana, 15 Sep tember 2011 terdiri atas 11 p rinsip . Rangkaian p enyelen ggaraan p emilu akan

  dap at dikategorikan berdasarkan keadilan jik a Pertama, p emilu dilaksanak an den gan integritasnya tinggi;. K edua, melibatkan bany ak war ga/p artisip asi; prinsip y ang men egaskan bahwa suara raky at harus didengarkan, dihar gai, dan diwakili den gan baik. Ketiga, berd asarkan hukum y ang b erkepastian tinggi/penegakan hukum; p enegakan huku m harus tegas dalam r an gka mengukuhkan legitimasi proses demokrasi p erwakilan. Keempat, imparsial dan adil; K elima, p rofesionalisme; peny elenggaraan p emilu mensy aratkan p engetahuan teknis p eny elenggara p emilu y ang mumpuni dan memilik i komp etensi untuk menjelaskan p roses tersebut. Keenam, p enyelenggaraan pemilu harus ind ependen. Ketujuh, adany a transp aransi; Kedelapan, p elaksanaan tahap an p emilu tep at waktu sesuai dengan rencana/timeliness; Kesembilan, p emilu dilaksanak an tanp a kekerasan atau b ebas dar i an caman dan keker asan; semua p roses p emilu harus bebas dari unsure k ekerasan, intimidasi, tindak an koersi, korup si, dan semua tindak an y ang melan ggar aturan p emilu y ang berkeadilan. Kesepuluh, p elaksanaan p emilu harus Teratur/regularity; p emilu harus dilaksanakan secara periodik. Dan kesebelas, semua p eserta

  7 p emilu harus menerima k alah atau menang, h asil p emilu h arus diterima d en gan lap ang.

  Pelaksanaan Pemilu dalam suatu Negara dap at dikatakan berintegritas ap abila dalam p roses p emungutan dan p enghitungan suara diselen ggarak an berdasarkan asas-asas p emilu y ang demokratik, y aitu lan gsung, umum, bebas, r ahasia, jujur d an ad il, transp aran, dan akuntabel; dilakukan secar a akur at, bebas dar i kesalahan d an manip ulasi, sehin gga hasil p emilu yang ditetap kan dan diumumkan oleh KPU sama den gan suara y ang d iberik an oleh p ara p emilih; dilaksanak an oleh peny elenggara p emilu (KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabup aten/Kota) dan Panitia Pelaksana Pemilihan (KPPS, PPS, dan PPK) berdasarkan Undang-Undang Pemilu, Peraturan KPU, Tahap an, Program dan Waktu Penyelenggaraan Pemilu, serta Kode Etik Penyelenggar a Pemilu; d iawasi oleh p eserta p emilu, lembaga p emantau p emilu, dan p emilih, serta media massa; ditegakkan secara konsisten, imparsial, dan tep at waktu (timely) oleh

  8

  berbagai institusi penegak p eraturan p emilu. Untuk mewujudkan integritas p elaksanaan suatu Pemilu, atau secara khusus menjamin integritas p emungutan dan p enghitun gan suara, p rinsip - p rinsip tersebut sangat p enting diwujudkan karen a akan menjamin legitimasi dan penerimaan atas p roses peny elenggaraan dan hasil dari suatu pemilu.

  M anip ulasi hasil penghitungan suara akan berdamp ak serius karena memun gk inkan p enetap an hasil pemilu berbeda den gan kehend ak raky at y ang disamp aikan p ada waktu

  9

  p emungutan suara di TPS. Sar ah Bir ch men gk ategor ikan tindak an malp raktik p emilu kedalam tiga kategori, y aitu: M anipulasi terhadap p eraturan p erundang-undan gan y ang men gatur p emilu

  (manipulation of election legal framework)

  ; M anipulasi pilihan p emilih y ang bertujuan 6 mengarahk an atau mengubah p ilihan p emilih den gan berbagai cara y ang bersifat manip ulative

  

Towards an International Statement of the Princippal of Electoral Justice (The Acra Guiding Principal) , A ccra:

7 Ghana, Electoral Integ rity Group, 2011 diakses di www.tiri.org

Ramlan Surbakti, dkk, Integritas Pemilu 2014: Kajian Pelanggaran, Kekerasan, dan Penyalahgunaan Uang pada

8 Pemilu 2014 , Jakarta: Kemitraan, 2014, hlm. 53

ACE Electoral Knowledge Network. Encyclopaedia: Electoral Integrity: Guiding Principles of Electoral Integrity,

  

Electoral Integrity-Guiding Principles , 26 April 2011 dalam Ramlan Surbakti. Menjaga Integritas Pemungutan dan

9 Penghitungan Suara. Jakarta: Kemitraan, 2011, hlm.5-6 Ibid,hlm. 15

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

(manipulation of vote choice);

  M anip ulasi terhadap p roses p emungutan dan penghitungan suara

  10 hingga p engumu man hasil p emilu (manipula tion of electoral administration).

  Fungsi Ber ita Acara d an sertifikat Hasil Pen ghitungan Suara san gat berkaitan d en gan integritas p roses dan hasil p emilu, mak a dip erlukan mek anisme y ang mamp u mencegah setiap up aya meman ip ulasi, sehin gga sesuai den gan salah satu p arameter p emun gutan dan p enghitungan suara berintegritas y aitu, dilakukan secar a akurat, bebas dari k esalah an dan

  11

  manip ulasi. Dalam ACE The Electoral Knowledge Network lap oran p enghitungan suara di Temp at Pemungutan Suara mencakup informasi u mum antara lain nama daerah p emilihan, nomor atau nama dari TPS, tanggal, dan tanda tangan dari p etugas penghitun gan, perwakilan surat suara y ang di terima p ada p embukaan p emungutan suara dar i KPU (Peny elenggara Pemilu), ju mlah surat suara rusak, jumlah surat suara y ang tidak terpakai, jumlah surat suara y ang sah untuk setiap kandidat dan p artai p olitik, jumlah surat suara y ang tidak sah, jumlah total

  12 suara sah, dan jumlah p emilih y ang member ikan suara p ada p emilu h ari sesuai d aftar pemilih.

  Untuk mencegah manip ulasi isi kedu a dokumen tersebut, maka dip erlukan mekan isme- mekanisme antara lain sebutan dalam k ata-kata di depan setiap angka p eroleh an suara setiap p arpol dan calon, adany a p araf saksi p eserta p emilu yang hadir p ada setiap halaman BA dan sertifikat HPS, tanda tangan ketua dan an ggota KPPS di TPS dan saksi peserta Pemilu y ang h adir p ada halaman terakhir kedu a dokumen tersebut, jenis kertas khusus untuk sertifikat HPS, setiap saksi p eserta p emilu menerima salin an BA dan sertifikat HPS, dan selembar salinan BA dan sertifikat HPS ditemp elkan di temp at y ang mudah di lihat dan dib aca o leh p ara p emilih dan

  13 warga masyarakat.

METODE PENELIT IAN

  M etode Penelitian yan g akan d igunakan dalam penelitian in i adalah p enelitian deskriptif y ang men ggunak an p endekatan kualitatif den gan lok asi p enelitian di Kabup aten Pamekasan karena terdap at 107 TPS dip ermasalahkan dalam Pileg d an 16 TPS dalam Pilp res Tahun 2014, y ang berkaitan den gan Sertifikat Pengh itungan Suar a di TPS.

  GAMB ARAN UMUM

  , Pelaksanaan baik pemilu legislative maup un p emilu p residen di Kabup aten Pamekasan dap at dikatakan berjalan lan car, namun dalam tahap an p emungutan dan p enghitungan suara terjadi beberap a p ermasalahan, terutama berk aitan den gan sertifik at HPS di TPS, y aitu :

  a. Pileg : Panwaslu Kabup aten Pamekasan merekomendasik an 107 TPS untuk dilakukan p engujian terhadap sertifikat p enghitungan suara di TPS, baik itu dilakukan den gan rekap itulasi ulan g, pengh itungan ulan g dan bahkan d i 3 (tiga) TPS dilakukan p emun gutan suara ulan g ( PSU) b. Pilpres : rekomendasi Panwaslu Kabup aten Pamekasan, terdap at 16 TPS y ang bermasalah, y ang kemudian dir ekomend asikan untuk dilakukan p enghitungan suar a ulang, p ermasalah an Sertifikat Hasil Pengh itungan Suar a di TPS ju ga d ijad ikan bahan gu gatan PHPU Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 y ang diajukan oleh Tim Paslon Nomor 1 ( satu ) yaitu H. Prabowo Subianto dan Ir. H.M .Hatta Rajasa ke Mahkamah 10 Konstitusi. 11 Ibid, hlm. 56 12 Ibid, hlm. 11 13 T he ACE Encyclopedia, Results Management Systems. ACE Electoral Knowledge Network 2013, hal. 82

Ramlan Surbakti, dkk, Menjaga Integritas Pemungutan dan P enghitungan Suara, Jakarta: K emitraan,2011, hlm.

  12

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

TEMUAN PERMAS ALAHAN

  Proses p elaksanaan Pemungutan dan Pengh itungan Su ara d i Temp at Pemungutan Suar a (TPS) p ada p elaksanaan Pemilu Tahun 2014 di Kabup aten Pamekasan y ang secara umum dap at dikatakan ber jalan d en gan lancar, akan tetap i masih terdap at beberap a p ermasalah an, terutama y ang berhubun gan d en gan p ermasalahan Sertifikat Penghitungan Su ara d i TPS (M odel C1 dan Lamp iran C1). Permasalahan tersebut dap at diidentifikasikan sesuai den gan jen is p emilu yang dilaksanak anny a, yaitu : a. Pileg: terdap at 107 TPS dip ermasalahkan, namun setelah diadakan p engh itungan ulan g ada 60 TPS terbukti adany a p erbedaan/p ergeser an suara dan 47 TPS h any a terjadi b. Pilpres: terdap at 16 TPS y ang bermasalah tetap i hany a kesalahan atau pelanggaran administratif saja, gu gatan PHPU Paslon Nomer 1 di M ahkamah Konstitusi may oritas bersifat kesalahan admin istrative.

  ANALIS A PERMAS ALAHAN

  Dari diskripsi p ermasalahan y ang berkaitan den gan sertifikat hasil p enghitungan suara di TPS y ang dilakukan den gan cara membandin gkan antara hasil scan C1 y ang bermasalah den gan hasil Berita Acara Rek ap itulasi Penghitungan Ulan g y ang dilakukan oleh PPK, dan hasil dari wawancara den gan p eny elenggara p emilu dalam berbagai tin gkatan di Kabup aten Pamekasan, maka dap at diinventaris p ermasalah anny a sebagai ber ikut : a. Pileg :

  1. Dap at diketahui bahwa p ergeseran suara d ilakuk an dalam satu p artai p olitik, baik itu dilakukan den gan menggeser p erolehan suara p artai ke caleg tertentu, maup un suara caleg ke caleg tertentu. Hal ini salah satuny a disebabkan sistem p rop orsional terbuka y ang diber lakukan p ada Pemilu Legislatif tahun 2014, Kondisi ini membuk a ruan g komp etisi antar caleg untuk berebut dan saling b erkomp etisi agar memp eroleh suara maksimal dan teratas dibandingkan den gan caleg lainny a, sehingga terjadi komp etisi y ang tidak sehat,

  2. Proses rekruitmen terutama PPS berdasarkan rekomendasi dar i Kep ala Desa dan Badan Permusy awaratan Desa, tidak berdasarkan kemampuan (capability) maupun integritasny a dalam Undan g-undan g no mor 15 Tahun 2011 tentang p enyelenggara p emilu, p asal 44 ay at 2 (dua)

  3. Proses rekap itulasi yang berjenjan g dan den gan jeda waktu yang lama, d ap at memberikan kesemp atan bagi p elaku-p elaku man ipulasi untuk merekay asa sertifikat hasil p engh itungan suara di TPS. Dengan adany a tenggan g waktu tersebut, bagi para calon anggota legislatif dap at dip eroleh informasi men genai berap a kekur an gan suara y ang dia p erlukan untuk mendapatkan kursi di legislative, sehin gga den gan men getahui k ebutuhan kekuran gan perolehan suara tersebut, akan berusah a untuk mendapatkan kekuran gannya dengan berb agai macam cara, diantarany a memanip ulasi sertifikat hasil p enghitungan suara di TPS den gan b erkoordinasi dengan Kep ala Desa

  b. Pemilu Presiden: Kesalahan ad ministrative y aitu kesalahan pengisian data informasi administrative terutama dalam infor masi Data Pemilih dan Pen ggun a Hak Pilih.

  EVALUASI S ERTIFIKAT HASIL PENGIT UNGAN S UARA DI TPS

  Proses terjadiny a manip ulasi sertifikat hasil p enghitungan suara di TPS di Kabup aten Pamekasan p ada Pemilu Tahun 2014, bisa terjadi di Temp at Pemungutan Suar a maup un pada

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  waktu p roses di rekap itulasi di PPS (Desa). M anip ulasi y ang dilakukan di TPS dilakukan p ada saat adany a kelen gah an dar i saksi maupun p engawas TPS (setiap p engawas TPS men gawasi beberap a TPS), dan y ang dirubah hanyalah sertifikat hasil p enghitungan suara yan g akan dibacak an pada waktu rekap itulasi di PPS (desa), manip ulasi ini dilakukan den gan mencoret- coret, mengh ap us dengan typ e-ex h asil p erolehan suara y ang sudah di tulis dihad ap an saksi dan p engawas.

  Sedan gkan p roses manip ulasi C1 y ang terjadi p ada waktu p roses di TPS sampai ke PPS dilakukan lebih r api lagi dan melibatkan bany ak p ihak, baik itu saksi, maup un p engawas, y aitu dengan mengganti sertifikat hasil pengh itungan suara dengan y ang sudah dimanip ulasi, seh in gga maup un p engawas.

  Dari hasil an alisa p ermasalah an y an g berhubun gan d en gan d esain Sertifikat Hasil Penghitun gan Suara d i TPS di Kabup aten Pamekasan tersebut menunjukkan bahwa Sertifik at Penghitun gan Suara d i TPS y ang digun akan p ada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden p ada tahun 2014 (lamp iran 7 dan 8) masih d itemukan beber apa kelemahan dalam men gur angi p otensi terjadiny a manip ulasi dan kesalahan p engisian data adminisitrasi p emilu, p ermasalah an p ertama adalah jenis k ertas y ang digunak an dalam Sertifikat Hasil Pen ghitungan Su ara tersebut merup akan kertas biasa, dan mudah mudah digand akan. Permasalahan y an g kedua adalah p enulisan an gka perolehan suar a p eserta p emilu y an g hany a d itulis den gan an gka saja tidak disediakanny a kolom untuk p enulisan terbilan g, sehin gga memudahkan b agi pelaku manip ulasi untuk mengganti angk a-angka, baik den gan dicoret-coret maup un dengan type-ex. Permasalahan y ang ketiga, adalah format data informasi y ang harus ditulis dalam Sertifikat Pen ghitungan Suara membin gungk an p etugas KPPS, adany a nomenklatur-nomenklatur baru terutama y ang berkaitan dengan Data Pemilih dan Pen gguna Data Pemilih membuat KPPS salah memasukkan data-data tersebut.

  Permasalah an y ang berk aitan den gan desain sertifik at p enghitungan suar a di TPS tersebut sebenarny a menurut Ramlan Surb akti dap at dicegah den gan mek anisme- mekan isme sebagai berikut sebutan dalam kata-kata di d ep an setiap angka peroleh an suara setiap p arp ol dan calon (misalny a, 125 disertai p ula dengan “seratus duapuluh lima”), adany a paraf saksi p eserta p emilu y ang hadir pada setiap halaman BA dan sertifik at HPS, tanda tan gan k etua dan an ggota KPPS di TPS (dan tanda tangan ketua dan an ggota PPK untuk rekapitulasi hasil p enghitungan suara tingkat kecamatan) dan saksi p eserta Pemilu y ang h adir p ada halaman terakh ir kedua doku men tersebut, jenis kertas khusus untuk sertifikat HPS, setiap saksi peserta p emilu mener ima salinan BA dan sertifikat HPS, dan selemb ar salinan BA dan sertifikat HPS ditemp elkan d i temp at yang

  14 mudah di lihat dan dibaca oleh p ara p emilih dan war ga masy arakat.

PEMBAHAS AN

  M emanip ulasi kegiatan pemilu atau y an g berk aitan den gan material p emilu untuk memp engaruhi h asil p emilu y ang mun gkin memp engaruhi atau bertentangan den gan keh endak

  15

  p emilih. Peny imp angan p emilu dap at dibedakan menjadi dua, y aitu man ip ulasi hasil p enghitungan suara seh ingga men gubah p embagian kursi atau men gubah p emenan g serta

  16 14 p elanggar an p emilu y ang tidak men gubah p embagian kursi atau p emenan g. 15 Ibid, hal 12

Ramlan Surbakti, dkk. Menjaga Integritas Pemungutan dan Penghitungan Suara. Jakarta: Kemitraan, 2011, hlm.

16

  14 Loc Cit.

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  1. M anip ulasi p enghitungan suara di Kabup aten Pamekasan dilakuk an d en gan merubah sertifikat hasil p enghitungan suara di TPS, berdasarkan hasil an alisa masalah manip ulasi p enghitun gan suara y ang terjadi di Kabup aten Pamekasan, terutama di Desa Groom Kecamatan Propoo, y aitu p ergeseran suara di internal Partai Demokrat Daerah Pemilihan Pamekasan 2 meny ebabkan terjad inya p erubahan caleg y ang menduduki kursi DPRD Kabup aten Pamekasan. apabila manip ulasi tersebut tidak ditemukan dan tidak dilaksanakan p en ghitungan ulan g maka y ang menduduki kursi anggota DPRD dari Partai Demokr at Dap il Pamek asan 2 adalah Mohammad Halil, bukan Nur Fatilah, S.H. karena selisih h any a 17 suara. internal Partai Persatuan Pemban gunan (PPP), dari hasil analisis daftar inventarisasi masalah, manipulasi seb any ak 95 suara tersebut tidak berdamp ak p ada p erubahan caleg y an g menduduk i kursi,hal ini dik arenakan terdap at selisih 1.854 suara. M engubah hasil p engh itungan suar a sesungguhny a merupakan dua p elan ggaran sekaligus, yaitu p elanggaran ad ministrasi dan p elan ggaran p idana, sertifikat penghitungan suara di TPS merup akan salah satu komponen dalam p emilu yang harus dilindun gi origin alitas datany a

  

17

sesuai den gan keadaan y ang sebenarny a di TPS.

  Pelan ggaran p idana p emilu meman g memilik i kekhususan tersendiri, salah satuny a adalah adany a p embatasan waktu y ang harus ditep ati oleh p enegak hukum untuk meny elesaikan setiap p elanggar an p emilu y ang terjadi, Pembatasan waktu tersebut diperlukan untuk menjamin salah satu Asas Parameter Pemilu Demokr atik y aitu Proses Penegak an Hukum dan Peny elesaian Sen gketa Pemilu yang Adil dan Tep at Waktu, diartikan bahwa p roses tersebut dilaksanakan sesuai den gan p eraturan p erundang-undan gan y ang berlaku, sedangkan tep at waktu dap at diartikan semua p elanggaran Pemilu d an sen gketa Pemilu harus sudah tuntas ditegakk an dan diselesaik an beber ap a hari sebelu m KPU menetap kan dan mengu mumkan h asil Pemilu. Hal ini dikarenak an Ap abila p enyelesaian sen gketa atau p elanggaran p eraturan Pemilu dilakukan dalam waktu y ang sangat jauh dar i p enetap an dan p engumuman hasil Pemilu, maka hal itu akan dap at meny ebabkan keengganan berbagai p ihak men erima hasil Pemilu k arena belum memenuh i rasa

  18 keadilan y ang san gat berkaitan dengan dimensi waktu.

  Untuk p enegakan hukum terhadap adany a p elanggaran dalam p emilu, maka dib entuk Sentragakumdu, Sentragakumdu seb agaimana Pasal 267 ay at (1) UU No. 8/2012 dimaksudkan untuk meny amakan p ersep si antar lembaga penegakan hukum p emilu ketika ada k asus p elanggar an p emilu. Akan tetap i y ang terjadi justru Sentragakumdu y ang memp ersulit jalanny a p roses terhadap p elanggaran p idana p emilu. Seringkali setiap dugaan p elan ggaran p idana p emilu tidak ditindaklanjuti menjadi p enyidikan karena p erdebatan y ang tak henti, serta Kepolisian dan Kejaksaan yang tidak sepakat dengan Bawaslu untuk menaikkan status laporan pelanggaran

  19 menjad i p eny idikan di Kepolisian.

  Permasalah an-p ermasalah an y ang berkaitan dengan Sertifikat Penghitun gan Suar a pada Temp at Pemungutan Suar a (TPS) Pemilihan Umum Legislative dan Pemiih an Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Kabup aten Pamekasan berdasarkan Analisa Permasalahan, 17 dap at dikategorikan : 18 Ramlan Surbakti, dkk, Integritas Pemilu 2014, Jakarta: Kemitraan,2014 hlm. 108 19 Ramlan Surbakti. Naskah Akademik dan Draft RUU Kitab Hukum Pemilu. Jakarta:Kemitraan, 2015, hlm. 156-157 Veri Junaidi, dkk. Evaluasi Penegakan Hukum Pemilu 2014. Jakarta Selatan: Perludem, 2015, hlm. 48-50

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

Kesalahan Pengisian Data Administrative, 1.

  Kesalahan ad imin istrative karena ad any a istilah-istilah baru atau nomenklatur terutama dalam Data Pemilih dan Pen gguna Hak Pilih

  Kecurangan Pemilu (electoral malpractice) 2.

  , h any a tersedia kolom an gka dalam Sertifikat HPS, tidak ada p en gaman dalam Sertifik at HPS (kertas y ang digun akan merup akan kertas biasa, bukan security pap er ), tidak ada kontrol dalam bentuk Berita Acara p emakaian dalam Sertifikat HPS, pembiar an kolo m p erolehan suar a Caleg koson g, hologr am untuk sertifik at p enghitungan suara di TPS, masih belu m efektif, Rev isi atau p erbaikan penulisan dalam sertifikat p enghitungan suara d i TPS (C1) masih b anyak dilakukan tidak sesuai den gan p rosedur, Kurangny a Integr itas Peny elenggar a Pemilu.

  Hasil Evalu asi p eneliti men gen ai Sertifikat Hasil Pen ghitungan suara di TPS, manip ulasi p enghitungan suar a di TPS y ang terjadi d i Kabupaten Pamekasan p ada Pemilu Legislative Tahun 2014, dikaren akan k elemahan desain sertifikat hasil p engh itungan suara di TPS y aitu sebutan dalam kata-kata dan jen is kertas khusus terjadi di 27 TPS y ang tersebar d i Kecamatan Propp o dan Kecamatan Pasean. Dari p ermasalahan manip ulasi tersebut maka sebagian besar pola manip ulasi y ang dilakukan d i Kabup aten Pamekasan berdasark an kelemah an sertifikat hasil p enghitungan suara di TPS y ang digunak an p ada Pemilu Legislatif Tahun 2014. Sedan gkan kesalahan administrasi y ang disebabk an kesalahan p enulisan dalam Data Pemilih dan Daftar Pemilih meny ebabkan r ekomend asi p enghitun gan ulan g dan r ekap itulasi ulang d i 16 TPS yang harus dilakuk an o leh KPU maup un jajar anny a, selain itu k esalahan tersebut juga men gakibatkan gu gatan PHPU y ang dilakukan o leh salah satu Paslon dalam Pilpres Tahun 2014 kemarin.

  Berdasarkan h al tersebut, dan ju ga memp ertimbangkan pola-p ola manip ulasi pergeseran suara p ada perolehan suara Caleg dalam Pemilu legislative tahun 2014, serta kesalahan p engisian data-data administrative dalam sertifik at p enghitungan suara di TPS maka diperlukan re-d esain sertifikat penghitungan suara di TPS y ang dap at meminimalisir p ermasalahan terjad iny a kesalahan admin istrasi maup un p eluang terjadinya man ipulasi.

  REKOMENDAS I DES AIN S ERTIFIKAT PENGHITUNGAN S UARA DI T PS

  Dalam membuat re-desain sertifikat p enghitun gan suar a d i TPS, dip erlukan kajian dari p ermasalahan-p ermasalahan y ang terjad i, baik itu p ermasalahan yang dikaren akan ketidaksengajaan maup un p ermasalahan yang disebabk an ad any a kecuran gan p emilu ( electoral

  malpractice)

  seh in gga n antiny a desain y ang dih asilkan di satu sisi memp ermudah bagi p etugas p enyelenggara p emilu di tingk at TPS, dan di satu sisi dap at memininimalk an terjad iny a kecuran gan p emilu. Berikut adalah lan gkah-lan gk ah dalam membuat desain sertifik at p enghitungan suar a di TPS :

  1. Penyederhanaan istilah-istilah atau nomenklatur dalam informasi Pen ggun a Hak Pilih.

  2. Penambahan Kolom An gka d an Huruf dalam informasi tentan g p erolehan suar a p eserta p emilu.

  3. Penambahan Kolo m untuk adanya koreksi kesalahan penulisan dalam p eroleh an suara p eserta p emilu.

  4. Penambahan k eamanan dalam b ahan atau kertas sertifikat p enghitungan suara di TPS. Selain beb erapa cara tersebut diatas, dalam memaksimalk an p enggunaan sertifik at p enghitungan suara di TPS dalam memin imalisir kesalahan administrative dan kecuran gan

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  p emilu (electoral malpractice) perlu adany a dukun gan faktor-faktor dilu ar d esain sertifik at p enghitungan suar a di TPS tersebut, faktor-faktor tersebut antara lain :

  1. Adany a instruksi bagi KPPS untuk member tanda “X” atau mencoret untuk kolom-kolo m p erolehan suara

  2. Dibuat Berita Acara Pen ggunaan sertifik at p enghitungan suar a di TPS (C1)

  3. Bimbin gan Teknis d alam penulisan dalam B erita Acara sertifikat p enghitungan suara d i TPS

  4. Proses rekruitmen Pps dan Kpp s harus berdasarkan kemamp uan dan integritas

  5. M engefektifkan p eny elesaian p elan ggaran p idana p emilu sebagai tindakan p unitive bagi p emilu kepada masy arakat, p eserta p emilu dan p emantau Pemilu, ini merupakan tugas KPU dan Bawaslu sebagai p eny elenggar a p emilu dan men ingkatkan k inerja sentragakumdu sehin gga lebih mudah meny amakan p ersep si antar lembaga p enegakan hukum p emilu ap abila ada kasus p elan ggaran pemilu, h al ini dap at dilakukan den gan p enemp atan orang khusus dari Kep olisian dan Kejaksaan y ang sudah d iberi p elatihan mengenai pelan ggaran d an tindak p idana pemilu bersama Tim dar i Bawaslu.

  KESIMPULAN

  Hasil Pemilu y ang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan den gan kebeb asan berpendap at dan kebebasan b erserikat, dian ggap men cerminkan partisip asi serta asp irasi masyarakat. Karena itu seluruh asas Pemilu Demokr asi (lan gsung, umum, b ebas, rahasia, jujur dan adil), dan dua unsur Pemilu ber integritas (transp aran dan akuntabel) diterap kan pada p roses p emungutan dan p engh itungan suar a di TPS, p ada rek ap itulasi hasil p erhitungan suar a mu lai dari tingkat PPS samp ai KPU, dan p elap oran hasil Pemilu.

  Pelaksanaan p roses p emungutan dan p en ghitungan suara menjadi p erhatian tersendiri, h al tersebut tahap an pemungutan dan p enghitungan suara san gat rawan men jadi objek manip ulasi bagi p eserta p emilu y ang menghalalk an segala cara untuk memp eroleh kursi / jabatan dari suatu p emilu. Sehin gga proses pemungutan dan p enghitungan suara h arus benar-benar ber integr itas, karena selain untuk mengur an gi terjadinya manip ulasi, integr itas p ada p roses p emungutan dan p enghitungan suara ak an mewujudkan legitimasi dan penerimaan atas p roses p eny elenggar aan dan hasil dari suatu p emilu. Penyelen ggaraan pemilu tanp a integritas sep erti ini niscay a akan menced erai asas-asas p emilu y ang demokratik.

  M anip ulasi p ada p roses p emungutan dan p enghitun gan suara bany ak terjadi dikaren akan hal-hal sebagai berikut, Pertama, p ermasalahan dalam Sertifikat Pengh itungan Suara di TPS terutama y ang berkaitan dengan manip ulasi atau p ergeseran suara dilakukan dalam satu p artai p olitik, baik itu dilakukan den gan men ggeser p eroleh an suara p artai ke caleg tertentu, maupun suara caleg ke caleg tertentu. Hal in i salah satunya disebabkan sistem prop orsional terbuka y ang diberlakuk an p ada Pemilu Legislatif tahun 2014. Kondisi ini membuka ruang kompetisi antar caleg untuk berebut dan salin g berkompetisi agar memp eroleh suara maksimal dan teratas dibandin gkan d en gan caleg lainnya, sehingga terjadi komp etisi y ang tidak sehat, dimana terjadi saling curi dan mengalihk an suara p erolehan caleg den gan car a jual beli suara den gan melibatkan banyak p ihak, termasuk peny elenggara pemilu. Kedua, p roses rekruitmen terutama PPS y ang tidak berdasarkan kemampuan (capability) maupun integr itasny a, adany a p eraturan perundang- undangan yang meny atakan adanya reko mendasi dari Kep ala Desa dan Badan Permusy awaratan Desa, berdamp ak san gat buruk terhadap integritas p eny elenggara di tin gkat bawah (PPS dan KPPS), karena p engaruh Kep ala Desa san gat sign ifikan, p ada umu mny a p eserta p emilu akan

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  meminta b antuan dari Kepala Desa untuk men gatur p erolehan suara sesuai d engan k ein gin anny a dengan imbalan materi berup a uan g. Ketiga, manip ulasi sertifikat hasil p enghitun gan suara di TPS terjadi dikarenakan dari p roses rekap itulasi y ang berjenjan g dan dengan jeda waktu yang lama. Proses terjadiny a man ip ulasi sertifikat hasil p enghitun gan suara d i TPS bisa terjadi di Temp at Pemungutan Su ara maup un sebelum p roses di rekap itulasi di PPS (Desa).

  M anip ulasi y ang dilakukan d i TPS dilakukan pada saat adanya kelengahan dar i saksi maup un p engawas TPS (setiap pengawas TPS men gawasi b eberap a TPS), dan y ang d irubah hanyalah sertifikat hasil p enghitungan suar a y ang ak an dibacakan p ada waktu rekap itulasi di PPS (desa), sedan gkan proses manip ulasi C1 y ang terjadi p ada waktu p roses di TPS sampai ke PPS sehingga tidak terjad i p ermasalahan p ada waktu p roses rekap itulasi di tingk at PPS. Semua p ergeseran p erolehan suara terjadi antar caleg dalam satu p artai, sehingga apabila kecur an gan dilakukan di TPS maup un di PPS, d an manip ulasi tersebut dilakukan den gan kerjasama antara p enyelenggara (KPPS/PPS), saksi, Pengawas Pemilu (PPL atau Pengawas TPS) dan Kepala Desa, maka manip ulasi akan sulit diketahui, karena san gat kecil kemungkinan adany a keberatan mengenai hasil rekap itulasi p engh itungan suar a baik di Desa (PPS) maupun di Kecamatan (PPK).

  Faktor-faktor yang meny ebabkan terjad iny a p ermasalahan Sertifikat Pen ghitun gan d i TPS, baik itu murni kar ena kesalahan admin istrative maup un kecurangan p emilu, y aitu :

  a. Kesalahan adminisitrative

  1. Kesalahan adiministrative dikarenakan dikaren akan kuran g maksimalny a p elaksanaan Bimbin gan Teknis untuk KPPS serta adany a adany a istilah-istilah baru atau nomenklatur terutama dalam Data Pemilih dan Pen gguna Hak Pilih membuat p etugas KPPS kesulitan dalam memasukkan an gka-an gka.

  b. Kecurangan Pemilu (electoral malpractice)

  1. Dalam sertifik at p enghitungan suar a d i TPS, di kolo m calon an ggota DPR,DPRD Prov dan DPRD Kab/Kota untuk Pemilu Legislative dan di kolom peroleh an Pasangan Calon Presiden dan Wak il Presiden dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presid en Tahun 2014 hanya tersedia kolom an gka, tidak tersedia ko lom huruf, ko lom huruf hany a tersedia d i p erolehan partai dalam Pemilu Legislatif, sehingga memud ahkan terjadiny a p ergeser an suara y ang dilakukan den gan mengganti an gka p erolehan y aitu dengan mencoret-coret atau men ghap us dengan type- ex.

2. Sertifikat p engh itungan suar a di TPS (C1), tidak ada p engaman (kertas y ang digunakan

  merup akan kertas biasa, bukan security pap er atau b isa ju ga dalam bentuk tali air (water

  mark)

  ), sehingga apabila dilakukan fotocopy akan terlihat sama, p ermasalahan p erbedaan p erolehan suara antara sertifikat penghitungan suara di TPS yang diperoleh oleh saksi, Panwas, maup un peny elenggara bisa d isebabkan oleh ad any a manipulasi d en gan car a memfotocopy kemudian merubahny a,

  3. Penggunaan sertifikat p enghitungan suara di TPS (C1) tidak ada kontrol dalam bentuk Berita Acara p emakaian/pen ggunaanny a, sehingga kalau ada sisa dap at memberikan p eluang bagi p elaku man ip ulasi dengan men ggun akan sertifikat p enghitun gan suara d i TPS y ang tidak terp akai tersebut. Seharusny a ada Berita Acara yang meny ebutkan sertifikat p enghitungan suara di TPS (C1) tersebut diberikan kep ada siap a saja, sehingga ap abila ad a kelebihan atau sisa dap at dikemb alik an ke KPU Kab/Kota dengan car a dimasukkan lagi ked alam Kotak Suara.

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  4. Pergeser an suara dap at dilakukan k arena ada pembiar an kolom p eroleh an suara Calon anggota legislative y ang dibiark an kosong, tidak d icoret atau diisi den gan tanda “X”, adany a kolom koson g tersebut member ikan peluan g b agi pelaku manip ulasi untuk mengisi an gk a-an gka d alam kolom koson g tersebut sesuai den gan kein ginanny a.

  5. Penggunaan holo gram untuk sertifikat p enghitungan suara di TPS, masih belum efektif,

  ini tebukti masih adany a sertifikat p enghitun gan suar a di TPS berhologr am yan g masih dimanip ulasi.

  6. Revisi atau p erbaikan p enulisan dalam sertifikat p enghitun gan suara di TPS (C1) masih

  banyak dilakukan tidak sesuai dengan p rosedur, sehingga terjad i p er geseran suara y an g tidak dip araf baik oleh KPPS maupun oleh Saksi

  7. Kurangny a Integr itas Penyelenggar a Pemilu, y ang disebabkan pola rekru itmen PPS dan KPPS y ang men gharuskan ad any a rekomendasi dari kep ala d esa,

  S ARAN

  Berdasarkan hasil penelitian in i, maka lan gkah-langk ah yang dip erlukan untuk memin imalisir terjadiny a kesalah an ad ministrasi maup un manipulasi dalam Sertifik at Penghitun gan Suar a di TPS den gan re-desain ulan g sertifikat p engh itungan suara di TPS d en gan cara, antara lain :

  1. Peny ederhanaan istilah-istilah atau nomenklatur dalam informasi Pen ggun a Hak Pilih

  2. Penambahan Kolom Angka dan Huruf dalam infor masi tentang p erolehan suar a p eserta p emilu, untuk p enulisan angk a terbilang b erdasarkan masukan d ari simu lasi den gan KPPS, cukup ditulis huruf dari angka saja, misalkan p erolehan suara “345”, maka cukup ditulis “tiga emp at lima”, buk an “tiga ratus emp at p uluh lima”

  3. Penambahan Kolom untuk adanya koreksi kesalah an penulisan dalam p erolehan suara p eserta p emilu

  4. Penambahan k eamanan dalam b ahan atau kertas sertifikat p enghitungan suara di TPS Selain re-desain tersebut, juga dip erlukan faktor lain p enunjang sertifikat hasil p enghitungan suara di TPS untuk menin gkatkan integritas hasil p emilu, y aitu :

  1. Adany a instruksi bagi KPPS untuk member tanda “X” atau mencor et untuk kolom-kolom p erolehan suara baik itu calon legislative maupun p asangan calon p residen dan wak il p residen y ang kosong.

  2. Perlu dibuat Berita Acara Pen ggunaan sertifik at penghitungan suara d i TPS (C1), sebagai kontrol dalam p emakaian/p en ggunaannya, Berita Acara tersebut harus meny ebutkan sertifikat p enghitungan suara di TPS (C1) tersebut diberikan kep ada siap a saja, sehingga ap abila ada kelebihan atau sisa dap at dikembalikan ke KPU Kab/Kota den gan cara dimasukkan lagi ked alam Kotak Suara;

  3. Bimbin gan Teknis dalam p enulisan dalam Ber ita Acara sertifikat p engh itungan suar a di TPS dilaksanakan di tin gkat PPS den gan diikuti oleh semu a KPPS dan lebih menek ankan kep ada simulasi pengisian sertifikat p enghitungan suara di TPS dan serta diadakan evaluasi b agi p esertany a pada akhir p elaksanaan Bimtek, dan dib entuk tim help d esk di tingkat kecamatan untuk monitoring baik itu p elaksanaan Bimtek maup un pada waktu p elaksanaan p emungutan dan p en ghitungan suara di Tin gkat TPS.

  4. Untuk meningkatkan integr itas bagi p eny elenggar a di tingkat PPS dan KPPS, p roses rekruitmen harus berd asarkan kemamp uan dan integr itas, tidak lagi mensy aratkan harus ada reko mendasi d ari Kep ala Desa maup un BPD, selain itu p erlu dibuat Surat Perny ataan maup un Pakta Integritas y ang b erisikan perny ataan bahwa y ang bersan gkutan

  

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSIT AS AIRLANGGA

  bertanggun g jawab p enuh terhadap isi dari Sertifikat Penghitungan Su ara di TPS (M odel C1 dan Lamp iranny a) di TPS, apabila kemud ian d ikemud ian hari ditemukan kesalahan baik itu sengaja maup un tidak sengaja, KPPS siap memp ertanggun gjawabkan did epan hukum.

  5. M emp ersingkat proses rekap itulasi penghitungan suara, den gan ditiadak anny a rekap itulasi di tingkat Desa (PPS). Rekap itulasi p engitungan suara setelah p roses p enghitungan di TPS selesai, kemud ian d ilakuk an rekap itulasi di tin gkat kecamatan (PPK), dilakukan den gan memb agi tugas kep ada Anggota PPK, Sekretariat PPK, Ketua PPS, Anggota PPS d an Sekretariat PPS untuk melakukan Rekap itulasi Hasil

  6. Untuk mengefektifkan p eny elesaian p elanggaran p idana p emilu seb agai tindak an p unitive bagi p elaku manipulasi, dip erlukan p artisip asi masy arakat dalam proses p enegakan hukum p emilu. Proses p enegakan hukum p emilu d inilai sangat jauh dar i p eran dan p artisip asi publik. Masy arakat p emilih d ihimb au dan dituntut untuk turut serta mengawal p enegakan hukum p emilu, sebagai up aya memastikan k edaulatan raky at hal in i dap at dilakukan den gan mensosialisasikan p roses p enyelesaian tindakan p idana p emilu kepada masyarakat, p eserta p emilu dan p emantau Pemilu, ini merup akan tugas KPU dan Bawaslu sebagai p eny elenggara p emilu. Kemudian d en gan men in gkatkan kiner ja sentragakumdu sehin gga lebih mud ah meny amak an p ersep si antar lembaga p enegakan hukum p emilu ap abila ada kasus p elan ggaran pemilu, hal ini dap at dilakukan d engan p enemp atan orang khusus dari Kep olisian d an Kejaksaan y ang sudah diber i p elatihan