TARBIYAH ISLAMIYAH DAN KEBANGKITAN ISLAM (Telah Terhadap Pemikiran Hasan Al Banna) - Test Repository

  T ARBI Y AH ISLAMI Y AH DAN KEBANGKITAN ISLAM (Telaah Terhadap Pemikiran Hasan Al Banna) S K R I P S I

  Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

  Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

  M U K H L I S I N NIM: 11100 049 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A 2005

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 fax 323433 Salatiga 50721 Web Site: WWW. Stain Salatiga.ac.id E-mail: Administrasi @Stain Salatiga, ac. i d

DEKLARASI

  Bismillahirrahmanirahim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah ditefbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikitan-pikitan orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

  

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peheliti urttUk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 7 Mafet 2005

  NIM: 111 00 049

  Drs. Juz’an M. Hum.

  Dosen STAIN Salatiga

  JL S ta d io n N o. 03 S a la tig a «

  (0298) 3 2 3 706, 3 2 3 4 4 4 K o d e P o s 50721

NOTA PEMBIMBING

  Mukhlisin NIM: 111 00 049 Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 28 Februari 2005

  K e p a d a

  Yth. K e t u a STAIN Salatiga di -

  T e m p a t

  Lamp : 3 eksemplar H a l : Naskah Skripsi Sdr.

  N a m a : Mukhlisin N IM : 11100 049

  Jurusan/Program : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  J u d u l : TARBIYAH ISLAMIYAH DAN KEBANG­ KITAN ISLAM (Telaah Terhadap Pemikiran Hasan Al-Banna)

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

  Demikian harap menjadikan perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing

  .150240106

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  • J L S t a d io n N o . 0 3 S a la tig a ( 0 2 9 8 ) 2 3 4 3 3 , 2 3 7 0 6 K o d e P o s 5 7 0 2 1

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : MUKHLISIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 00 049 yang beijudul : ’TARBIYAH ISLAMI Y AH DAN KEBANGKITAN ISLAM (Telaah

  

Terhadap Pemikiran Hasan Al-Banna)”. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang

  Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Sabtu tanggal 3 Shafar 1426 H, yang bertepatan dengan tanggal: 12 Maret 2005 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar

  SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

  Shafar 1426 H Salatiga,

  12 Maret 2005 M Pembimbing

  

MOTTO

“ TEGAKKAN KEDAULATAN ISLAM DI HATIMU, NISCAYA AKAN

TEGAK DI BUMIMU “

“ HIDUP MULIA ATAU MATI SEBAGAI SYUHADA “

  

“ PRIBADI TANGGUH PANTANG MENGELUH, MENGELUH TANDA

TAK MAMPU ”

  

PERSEMBAHAN

  Karya kecil ini penulis persembahkan dengan cinta kasih kepada : > Ayah dan ibunda tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do’a restunya.

  > Kakaku-kakakku tercinta (Mas Giyarto, Mbak Yatmi, Mas Imam dan Mbak Nur) yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk senantiasa beijuang dan mandiri.

  > Keponakanku yang manis “Qur’ani Fajri, Warsiti, Ikhwanuddin, Ridwan Hanafi”, engkaulah tunas harapan pengibar panji Islam.

  > Ikhwan dan Akhwat aktivis dakwah Islam “KAMMI Komisariat Salatiga, LDK STAIN Salatiga, Pondok Mahasiswa Wali Songo, Syafira, Zamrud dan Islamic Centre” teruslah beijuang tuntaskan perubahan.

  > Kepada mujahid-mujahidah benteng kebenaran yang merindukan lahirnya kejayaan dimanapun berada, selamat berjuang tegakkan keadilan, tumbangkan kedholiman di bumi Indonesia, Allah bersama kita.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah segala puji hanyalah milik Allah SWT, Dia menyempurnakan segala amal kebaikan dengan nikmat dan karinia-Nya. Hanya dengan izin dan karunia-Nya pula penulis dafjat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam kepada Muhammad SAW sebagai Nabi pentitup akhir zaman, yang telah memberi bimbingan dan tauladan kepada umatnya

  Dalam penulisan skripsi ini yang beijudul TA R B lYA ti ISLAM IYAH

  

DAN KEBANGKITAN ISLAM (Telaah Terhadap Pemikiran Hasan Al-

Banna), dimaksudkan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh

  gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  Seiring dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:

  1. Bapak Drs. Badwan, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Drs. Juz’an, M. Hum, selaku dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu dan pemikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.

  3. Bapak dan ibu dosen serta karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah membekali ilmu pengetahuan dan pelayanan yang baik kepada penulis..

  4. Ayah bunda dan kakak-kakakku tercinta yang senantiasa mendidik, mengarahkan dan banyak berkorban baik moril maupun spirituil.

  5. Saudara-saudara seiman dan seperjuangan yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam skripsi ini.

  Semoga semua yang telah mereka berikan dicatat sebagai amal sholeh di sisi Allah SWT. Dan mendapatkan balasan yang lebih baik. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan segala kemampuan yang ada. Namun demikian penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karenanya penulis sangat berterimakasih apabila pembaca yang budiman berkenan memberikan tanggapan, kritik dan saran-sarannya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis, namun juga bagi pembaca pada umumnya serta bagi pengembangan dunia pendidikan Islam.

  Salatiga, 5 Maret 2005

  DAFTAR ISI

  Halaman

   B A B I : PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  6 A B

  I I : RIWAYAT HIDUP HASAN AL BANNA

  

  

  

  

   B A B

  ID: KONSEP TARBIYAH ISLAMI Y AH MENURUT HASAN AL-BANNA

  

  

  

  

  

  B A B

  IV : KEBANGKITAN ISLAM DAN STUDI ANALISIS KONSEP TARBIYAH ISLAMI Y AH IMPLIKASINYA TERHADAP KEBANGKITAN ISLAM

  

  

  

   B A B V : PENUTUP

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENULIS

  BAB I PEND AliULU AN A. Latar Belakang Masalah Merupakan sebuah kenyataan bahwa Islam yang pernah mencapai puncak kejayaannya di masa Nabi Muhammad SAW, khulafa’ur rasyidin, dan khalifah Umar bin Abdul Aziz, kini tampak mulai redup kembali cahayanya seiring dengan runtuhnya khilafah Turki Usmani tahun 20-an.

  Dulu mereka maju, jaya dan menguasai dunia. Kini sebaliknya umat Islam mundur dan bercerai-berai menjadi negara-negara kecil, emirat-emirat dan kesultanan. Mereka bukan sekedar terbelakang tetapi menjadi permainan negara adidaya yang setiap saat siaga menerkamnya. Barat dengan segala ambisi dan arogansinya berupaya dengan sekuat tenaga untuk memadamkan cahaya Islam itu. Mereka tidak akan pernah rela melihat Islam bangkit, Islam bersinar kembali.

  Berbicara tentang kebangkitan Islam, seolah berbicara tentang suatu sisi yang masih gelap dalam catatan sejarah Islam, kecuali sisi kekhalifahan yang sudah tersebut di atas. Umat Islam saat ini mengidap penyakit akut yang sulit untuk disembuhkan. Bidang politik, umat Islam mengalami konflik dan perpecahan. Bidang ekonomi, dengan merajalelanya riba di

  / seluruh lapisan masyarakat dan monopoli perusahaan-perusahaan asing terhadap seluruh potensi dan sumber daya alamnya. Pada sisi pemikirannya, mereka banyak mengidap kekacauan, kesesatan dan kekafiran yang menghancurkan akidah dan meruntuhkan nilai-nilai luhur yang ada dalam

  2 jiwa anak bangsanya. Bidang sosial, mereka mengidap hedonisme dan permisifisme dalam adat kebiasaan dan moral, serta lepas dari ikatan nilai- nilai utama kemanusiaan yang mereka warisi dari para pendahulu mereka dengan tulus hati. Bidang hukum dan perundangan, mereka dikuasai oleh undang-undang politik yang tidak menyebabkan jera bagi penjahat, tidak memberikan pelajaran kepada yang melampaui batas dan tidak mencegah kedzaliman. Bidang kejiwaan, mereka mengalami keputusasaan yang mematikan, kemalasan, sifat pengecut yang memalukan dan kerendahan yang menghinakan, kebencian yang merajalela, egoisme, dan kebakhilan yang menahan supaya tidak mau berkorban, serta mengeluarkan umat dari barisan para mujahidin ke barisan orang-orang yang lengah dan lalai. 1 i Berbagai tantangan yang dihadapi umat Islam pada abad ini memang cukup kompleks yang menuntut umat Islam tak lagi menyelesaikannya secara sepotong-potong (parsial) tetapi dituntut sebuah penyelesaian yang integral dengan pesan-pesan nubuwah dari awal pencetus Islam di Mekah yang mampu menjalin hati tiap-tiap kabilah yang berselisih kepada satu ikatan persaudaraan.

  Untuk memberikan solusi mujarab atas prolematika umat Islam saat ini, yang dibutuhkan adalah kembali kepada Islam, yaitu sebuah Konsep

  Tarbiyah Islamiyah.

  Dengan Tarbiyah Islamiyah umat Islam akan memiliki pemahaman dan kesadaran akan permasalahan yang sedang dihadapi

  1Prof. Dr. Abdul Hamid Al Ghozali, Meretas Jalan Kebangkitan Islam “Peta Pemikiran Hasan Al-Banna ”, Era Intermedia, Solo, 2001, him. 69 - 70

  3 sekaligus mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya, karena Islam adalah agama yang sempurna dan universal, agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.

  Misi Islam atau misi risalah Muhammad SAW adalah mengentaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Risalah Muhammad SAW datang sebagai risalah untuk segala aspek kehidupan. Islam dengan karakter ini merupakan kebangkitan sosial yang luar biasa. Tujuannya adalah mengeluarkan manusia dari kesesatan menuju jalan Allah Yang Maha • •

3 Perkasa lagi Maha Terpuji.

  Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji pemikiran dan apa yang telah dilakukan oleh Hasan Al Banna dengan gerakan Ikhwanul Musliminnya, maka penulis berupaya mengkaji :

  ’TARBIYAH ISLAMIYAH DAN KEBANGKITAN ISLAM (Telaah Terhadap Pemikiran Hasan Al Banna)”.

B. Permasalahan

  Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana seting sosial yang melatar belakangi pemikiran Hasan Al- Banna?

  2Hasan Al Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Jilid 2, Era Intermedia, Solo, 2000, him. 162

  3Hasan Al Banna, Ceramah-Ceramah Hasan A l Banna 2, Era Intermedia, Solo, 2004, him. 200

  4

  2. Bagaimana pemikiran Hasan Al Bana tentang Tarbiyah Islamiyah dan Kebangkitan Islam ?

  3. Bagaimana implikasi pemikiran Hasan Al Bana tentang Tarbiyah

  Islamiyah terhadap proses kebangkitan Islam ? Tujuan Penelitian C.

  1. Untuk mengetahui seting sosial yang melatar belakangi pemikiran Hasan Al-Banna.

  2. Untuk mengetahui pemikiran Hasan Al Banna tentang Tarbiyah

  Islamiyah dan Kebangkitan Islam.

  3. Untuk mengetahui implikasi pemikiran Hasan Al Banna tentang

  Tarbiyah Islamiyah terhadap proses kebangkitan Islam.

D. Penegasan Judul

  Agar mudah dipahami dan untuk menghindari salah pengertian terhadap judul skripsi ini, maka penulis berusaha menjelaskan masing- masing kata yang dipandang perlu supaya pengertiannya menjadi lebih jelas dan mudah untuk memahaminya. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Tarbiyah Islamiyah

  Tarbiyah Islamiyah adalah proses untuk menumbuhkan dan

  membentuk kepribadian muslim yang mutakamil ( sempurna) dalam seluruh sisinya baik kesehatan, akal, keyakinan dan kerohanian, jasad dan akhlak.4

  4Abu Ridho, Urgensi Tarbiyah dalam Islam, Inqilab Press, Jakarta, 1994

  5

  2. Kebangkitan Islam Kebangkitan Islam adalah bangkitnya Islam dalam kehidupan sebagai sebuah misi yang mengemban semua cita-cita manusia dalam keyakinan, kemerdekaan, dan keadilan, untuk menghindarkan mereka dari posisi marginalnya diluar realitas.5

  Kebangkitan Islam adalah dakwah Islam seluruhnya, menuju totalitas kehidupan.6

  3. Hasan Al Banna.

  Imam Syahid Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Al Banna lahir pada 1906 dikota Mahmudiyah, sebuah kawasan dekat Iskandariyah.7 Beliau adalah pendiri gerakan dakwah Islam Ikhwanul Muslimin.

E. Manfaat Penelitian

  1. Dengan adanya penelitian, dapat diketahui konsep Hasan Al Banna tentang Tarbiyah Islamiyah dan kebangkitan Islam.

  2. Memberikan sumbangan informasi dan dapat memperkaya cakrawala tentang pemikiran Hasan Al Banna tentang Tarbiyah Islamiyah dan kebangkitan Islam, yang dapat dijadikan pedoman bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  5Musthofa Muhammad Tholhah, Rekonstruksi Pemikiran Menuju Gerakan Islam Intermedia, Solo, 2000, hlm.43 Modern, 6 Ibid.

  7Hasan Al Banna, op.cit., hlm.21

  6 F. Metode Penelitian

  1. Sumber Data Karena sifatnya penelitian ini literer, maka datanya bersumber dari literature, adapun yang menjadi data primer adalah buku Risalah

  Pergerakan Ikhwanul Muslimin , hasil karya Hasan Al Banna.

  Sedangkan data sekunder adalah buku-buku dan sumber lain yang mendukung penelitian ini. Seperti Meretas Jalan Kebangkitan Islam karya Abdul Hamid Al-Ghozali, Perangkat Tarbiyah Ikhwanul

  Muslimin karya Ali Abdul Halim Mahmud, Rekonstruksi Pemikiran Menuju Gerakan Islam Modern

  karya Musthofa Muhammad Pohan, Pendidikan Ikhwanul Muslimin karya Usman Abdul Muis Ruslan, Dua Puluh Prinsip Hasan Al Banna karya Abdullah bin Qosim Al Wasyli.

  2. Analisis Data Mengingat obyek penulisan skripsi ini adalah buku-buku literatur yang termasuk kategori penelitian kepustakaan, maka penelitiannya adalah “research kepustakaan”. 8 Untuk memperoleh data pemikiran Hasan Al Banna tentang Tarbiyah Islamiyah dan Kebangkitan Islam.

  8Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid I, Gema, Yogyakarta, 1982, him. 19

  7 Untuk mencari interprestasi yang tepat mengenai pemikiran Hasan Al Bana tentang Tarbiyah Islamiyah dan Kebangkitan Islam, penulis menggunakan analisa deduktif dengan menerangkan beberapa data yang bersifat khusus dalam generasi berdasarkan hubungan dan persamaan. 9 Dari interprestasi itu kemudian ditarik generalisasi dalam perspektif Tarbiyah Islamiyah dan kebangkitan Islam, satu persatu dalam hubungan antara keduanya (induksi) dapat disimpulkan suatu sintesis (generalisasi baru).

  Agar memperoleh makna pemikiran yang konkrit sebagaimana pemikiran Hasan Al Bana tentang Tarbiyah Islamiyah penulis menggunakan metode interprestasi, yakni karya tokoh diselami untuk menangkap arti dan nuansa yang dimaksud tokoh itu secara khas.10

  Metode koherensi intern, dimaksudkan untuk memperoleh interprestasi yang tepat mengenai pemikiran tokoh. Semua konsep dan aspek dilihat menurut keselarasannya satu sama lainnya,11 yaitu dengan menetapkan inti pemikiran yang mendasar dan topik-topik sentral yang ada pada tokoh itu semua, kemudian meneliti susunan logis dan sistematis dalam mengembangkan pemikirannya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang utuh setelah mengakumulasikan dan menyusun data dari karya Hasan Al Banna yang berkaitan dengan Tarbiyah Islamiyah dan Kebangkitan Islam.

  9Ibid., him. 36

  10Anton Baker dan Ahmad Zubair, Metode Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1990, him. 63 / "ib id ., him. 64

  8 Agar memperoleh gambaran pemikiran Hasan Al Bana yang khas tentang Tarbiyah Islamiyah dan Kebangkitan Islam, yang membedakan dengan pemikiran umum penulis gunakan metode komparasi, yaitu dengan pemikiran yang lain entah dekat dengannya atau justru sangat berbeda.12 Selanjutnya untuk menyesuaikan dengan manuskrip atau naskah baru, atau (untuk teijemahan) berhubungan dengan perkembangan bahasa diusahakan menentukan dengan lebih tepat lagi istilah-istilah dan teks yang otentik, atau dicoba menemukan terjemahan baru yang lebih baik, maka penulis juga menggunakan metode heuristik.13

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keseluruhan isi dari skripsi, maka penulis membagi sistematika ke dalam 5 bab, yaitu:

  Bab I : Dalam bab itli penulis menjabarkan mengenai pokok permasalahan yang mencakup : latar belakang pemilihan judul, penegasan judul, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  nIbid., him. 65 nIbid., hlm.75-76

  9 Bab II : Riwayat hidup Hasan Al Banna : Biografi Hasan Al Banna, Latar Belakang Pendidikan Hasan Al Banna, Karya-Karya Hasan Al Banna, Seting Sosial Masyarakat Mesir, Arah Pemikiran dan Perjuangan Hasan Al Banna.

  Bab III : Konsep Tarbiyah Islamiyah menurut Hasan Al Banna: Pengertian Tarbiyah Islamiyah, Dasar Tarbiyah Islamiyah, Tujuan Tarbiyah Islamiyah, Perangkat-Perangkat Tarbiyah Islamiyah, Sarana Tarbiyah Islamiyah. Bab IV : Konsep Kebangkitan Islam menurut Hasan Al Banna : Pengertian Kebangkitan Islam, Metodologi Kebangkitan Islam, Studi Analisis Konsep Tarbiyah Islamiyah Implikasinya terhadap Proses Kebangkitan Islam. Bab V : Kesimpulan, Saran dan Penutup

  

BAB n

RIWAYAT HIDUP HASAN AL-BANNA

  i

A. Biografi Hasan Al-Banna

  « Hasan Al Banna lahir di distrik Mahmudiyah Mesir pada tanggal 17

  Oktober 1906 M, bertepatan dengan tahun 1323 H. 1 Ayahnya bernama Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna yang dikenal dengan sebutan As Sa'atiy (secara harfiah bermakna tukang jam).2 Hasan Al-Banna dibesarkan oleh keluarga yang terkenal dengan ilmu dan agamanya, sehingga beliau sangat istimewa dengan kekritisan kewaraan dan kezuhudannya. Ciri-ciri kecerdasannya telah muncul sejak kecil. Beliau senantiasa melaksanakan sholat malam, puasa Senin-Kamis. Bahkan Al-Banna kecil sudah hafal setengah Al Qur’an, kemudian Al-Banna menyempurnakan hafalannya pada saat akil baligh (30 juz). Terlihat pada raut mukanya tanda-tanda kesedihan dan keprihatinan yang begitu dalam pada agamanya, beliau terdorong untuk mengubah kemungkaran dengan tangannya sendiri.

  Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui Ibadah baik fardhu maupun sunah, hal itu menjadikan ruh dan jiwa Hasan Al-Banna terpelihara kesucian dan kemurniannya. Ia mulai menaruh perhatian terhadap dakwah semenjak kecil. Ia mulai merancang kegiatan keislaman secara terstruktur untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Ia bersama teman-temannya

  'Fathi Yakan, Revolusi Hasan Al-Banna Gerakan Ikkwanul Muslimin Dari Sayid Qutub

Harokah, Jakarta Selatan, 2002, him. 3

Sampai Rasyid Al-Ghannusyi,

  2DR. Anwar Al Jundi, Biografi Hasan Al-Banna, Media Insani Press, Solo, 2003, him. 11

  11 membentuk organisasi bernama Jam a’iyah Al Akhlaq Al Abadiyah (Perhimpunan Akhlak Mulia) 3 dan sebuah asosiasi keislaman bernama

  Jam ’iyah Man Al-Muharramat (Asosiasi Anti Barang Haram) 4 serta

  Organisasi Muharabah Al Munkar at (Organisasi Pemberantasan Kemungkaran).5

  Ia tamat dari Sekolah Menengah Umum dengan peringkat nilai ke-5 untuk seluruh Mesir. Hasan Al Banna melanjutkan studinya ke Universitas Dar Al-Ulum. Di Dar Al-Ulum dia merupakan mahasiswa yang paling berprestasi, pada saat ujian akhir telah hafal 17.000 bait sair dan kata-kata hikmah. Dia menamatkan Universitas Dar Al-Ulum dengan yudisium pertama tingkat Universitas Dar Al-Ulum. 6

  Hasan Al Banna ditunjuk sebagai pengajar di sekolah di provinsi Ismailiyah, setelah menyelesaikan studi di Universitas Darul Ulum. Di propinsi ini pengaruh Inggris tampak sangat dominan, sehingga gaya kehidupan di Ismailiah hampir semua bercorak Eropa, layaknya kehidupan yang terdapat di distrik-distrik yang berada di Inggris. Mayoritas masyarakatnya adalah pekeija di perusahaan Terusan Zues yang pada saat itu masih di bawah kekuasaan Inggris.

  3Hasan Al Banna, Memoar Hasan A l Banna Untuk Dakwah dan Dainya, Era Intermedia, Solo, 2000, him. 29

  • *Ibid., him. 32

  5Fathi Yakan, op. cit., him. 4

  6Ibid., him. 4

  12 Untuk beberapa waktu lamanya beliau menetap di Ismailiah. Pada bulan Dzul-Qo’dah tahun 1347 H, bertepatan dengan bulan Maret 1928 beliau membentuk organisasi Ikhwanul Muslimin. Di kota ini pula beliau mendirikan kantor pertama Ikhwanul Muslimin, bersama beberapa pengikutnya.7 *

  Hasan Al Banna kemudian menyebarkan dakwahnya secara luas melalui serangkaian ceramah dan penerbitan. Tuntutan dakwah selanjutnya mendorong Al Banna mengunjungi semua kota dan desa yang bisa dikunjungi untuk menyampaikan dakwahnya. Keija keras itu akhirnya memang membuahkan hasil yang gemilang. Dalam waktu yang relatif singkat, gerakan dakwah beliau telah memiliki cabang di hampir seluruh penjuru Mesir.

  Dakwah beliau tidak terbatas pada kaum pria saja, tetapi juga menyentuh kalangan waita. Bahkan di Ismailiyah, beliau mendirikan Ma ’had Ummatul o Mu ’minin, sebagai tempat pendidikan khusus bagi para muslimah.

  Beberapa waktu kemudian beliau dipindahkan ke Kairo, yaitu pada bulan Oktober 1932 M. 9 Di tengah ibu kota Mesir ini, dakwah beliau cepat tersebar secara luas. Dalam tempo yang relatif singkat, jumlah anggota Ikhwanul Muslimin telah mencapai angka setengah juta orang. Penguasa kala itu yang nota bene merupakan boneka-boneka Inggris merasakan perkembangan seperti ini sebagai ancaman besar. Mereka berusaha keras menjauhkan Hasan Al Banna dari kancah politik. Namun upaya itu tak pernah bisa menghentikan tekad langkah beliau.

  7Hasan Al Banna, op. cit., him. 124

  • *Ibid., him. 177

  13 Beliau dengan gagah memperkenalkan Islam sebagai akidah dan ibadah, tanah air dan kebangsaan, kelembutan dan kekuatan, moral dan budaya, serta hukum.

  Ketika teijadi tragedi Palistina, beliau segera mengirimkan pasukan Ikhwanul Muslimin kesana. Sungguh, sejarah telah menjadi saksi betapa tegar dan semangatnya pasukan sukarelawan itu. Mereka bahkan telah berhasil menyerang jantung pertahanan Israel sampai ke ambang pintu Teluk Aviv. 10 Sebuah tragedi memilukan teijadi, karena perkembangan Jama’ah Ikhwanul Muslimin yang semakin kuat, pemerintah Raja Al Faruq merasa khawatir dan ketakutan. Sekembalinya pasukan Ikhwanul Muslimin dari Palistina, para aktivis Ikhwan ditangkap dan penjarakan. 11

  Pada tanggal 12 Februari 1949 M / 1368 H, tepatnya di depan kantor pusat organisasi “Asy Syubbanul Muslimun”, sekelompok orang yang tidak dikenal memuntahkan peluru-peluru makar mereka, setelah itu mereka berlari menghilang. Dengan tenaga yang masih tersisa beliau membopong tubuhnya ke rumah sakit, namun para dokter tak seorang pun yang bersedia menangani luka parahnya. Mereka sengaja membiarkannya tersungkur di tengah lumuran darah yang mengucur tiada henti. Dua jam setelah penembakan Hasan Al Banna menghembuskan nafas yang terakhir dan syahid dijalan Allah SWT.12

  10Hasan Al Banna, Risalah Pergerakan, Era Inter Media, Solo, 2002, him. 18 "Ibid. ,2Fathi Yakan, op. cit., him. 7

  14 Hasan Al-Banna adalah satu dari sekian banyak da'i yang dikenal umat Islam seantero jagad raya ini, karena tiada henti menyerukan kebajikan dan melakukan Ishlah Rabbani. Orang-orang seperti beliau tiba-tiba serasa muncul begitu saja dan memenuhi dunia dengan ilmu dan iman, kemudian hilang tanpa bekas setelah berhasil menciptakan gema yang melengking tinggi di telinga umat manusia. Mereka muncul disetiap peristiwa. Sikap yang demikian tidak mereka peroleh secara genetif, turun temurun. Tetapi mereka menjadi demikian karena Allah-lah yang mewarnainya dengan kecerdasan yang luar biasa, berkemauan keras sebagai pertanda kejujuran, baik budi pekerti, pandai mengelola organisasi dan fasih berbicara.

  Hasan Al-Banna mengenyam kehidupan selama empat puluh tahun dua tahun. Walau demikian beliau sudah mulai 'bersinar' tatkala umurnya memasuki tiga puluhan. Ia membawa panji-panji Islam kepada segenap manusia. Ia seorang mu'min pemberani, seorang pemimpin yang cerdas, seorang mujahid yang bijaksana dan seorang da'i yang jujur.13 Tidak seberapa lama Ia menebar dakwah, dalahi waktu yang relatif singkat telah berhasil menyentuh hati banyak orang di sekitarnya, dan sampai sekarang gerakan dakwah Ikhwanul Muslimin telah tersebar pada lebih dari 70 negara di 5 benua. Seluruh kekuatan berhasil digalang untuk melepaskan diri dari jerat- jerat imperialisme, karena suara yang diperdengarkan oleh Hasan Al-Banna adalah suara kebenaran, yang membuat kaum kufar ketakutan. 14

  him. 10

  13Ibid.,

  14Cahyadi Takariawan, A l Ikhwan A l Muslimun Bersama M ursyid ‘Am Kedua, Tiga Lentera Utama. Yogyakarta, 2002, him. xi

  15 B. Latar Belakang Pendidikan Hasan Al-Banna.

  1. Madrasah Diniyah Ar Rasyad 15

  Madrasah Diniyah Ar Rasyad adalah sekolah formal pertama yang dimasuki sekaligus mendidik Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam mendalami Islam lebih jauh, tidak hanya secara kognitif saja tetapi juga pembinaan kepribadian. Di Madrasah Ar Rasad Hasan Al Banna merasakan turut membantu tumbuhnya benih-benih kepribadian Islam dalam dirinya yang akan menjadi pondasi untuk mengarungi kerasnya zaman.

  2. Madrasah I'dadiyah

  Madrasah I'dadiyah adalah madrasah sejenis madrasah Ibtidaiyah hanya tanpa pelajaran, namun ada tambahan beberapa pelajaran tentang undang-undang pertahanan dan perpajakan serta sedikit tentang agrikultura, di samping mendalami secara luas tentang ilmu bahasa nasional (bahasa arab) dan ilmu agama.16

  Ayah Hasan Al Banna adalah seorang ayah yang memperhatikan dengan benar-benar pendidikan keagamaan anaknya beliau ingin sekali melihat Imam Syahid menghafalkan Al-Qur’an terwujud.

  3. Madrasah Al-Mualitnin Al Awaliyah

  Hasan Al-Banna masuk ke Madrasah Al-Mualimin Al Awaliyah di Damanhur pada usia 13 tahun, hafalan Qur’annya kurang seperempat dan

  15Hasan Al-Banna, Memoar Hasan Al-Banna Untuk Da ’i dan Da ’inya, Era Intermedia, Solo, 2000, him. 26

  16 Al-Banna dapat masuk ke madrasah ini dengan syarat menambah hafalan Al Qur’an yang kurang seperempat.17

  Sepajang kurun waktu tersebut, Hasan Al-Banna bergabung dengan

  halakoh dzikir. Ia berkata "suara merdu di halaqah berikut ini telah

  menarik untuk bergabung juga nasid-nasidnya yang indah, siraman ruhani yang terus mengalir, toleransi mereka pada pedzikir dewasa terhadap pemuda-pemuda shaleh, dan sifat tawadhu’ mereka terhadap anak-anak kecil yang menyerbu majelis hendak beramai-ramai mengikuti proses dzikir kefxida Allah."18

4. DamlUlum

  Pada waktu itu Darul Ulum sedang gencar-gencarnya melakukan aktivitas dakwah, melawan orientalisme dan imperialisme serta menyampaikan berita gembira pada umat manusia. Aktivisnya adalah para pejuang dan pembela agama Islam, termasuk bangsa Arab, semacam Syeih Muhammad Abdul Muthalib, Alam Salamah dan Ahmad Yusuf

  Najati.19 Di salah satu kitabnya yang bernama Mudzakirat Ad Dakwah Ad

  Daiyah Al-Ustadz Hasan Al-Banna mengatakan; "ketika aku tinggal di

  Kairo, arus kebebasan sedang mengalir deras dimana-mana, kebebasan jiwa kebebasan berfikir dan berpendapat juga kebebasan bersikap dan berbuat yang diatas namakan hak asasi manusia. De-Islamisasi dan permisivisme menjadi musibah yang menipu banyak orang".

11 Ibid., him. 34

  '*Dr. Anwar Al-Jundi, op. cit., him. 13

  17 Hasan Al-Banna dalam studinya di Darul Al-Ulum, merupakan mahasiswa yang paling berprestasi dan pada saat ujian akhir ditelah hafal 17.000 baid syair dan kata-kata hikmah. Beliau menamatkan universitas

  Darul Ulum dengan yudisium terbaik pertama tingkat Universitas Darul Ulum . Inilah prestasi yang telah dicapai Hasan Al-Banna dan masih banyak faktor yang turut membentuk kepribadian Hasan Al-Banna, yang membuatnya bersemangat membawa panji dakwah Islam akan tetapi faktor yang paling jelas adalah karena ia telah mempersiapkan diri untuk menjadi seorang mualim atau pendidik. Itulah salah satu keistimewaan Hasan Al- Banna.

  C. Karya-Karya Tulis Imam HasaU Al-Banna.

  Hasan Al-Banna sebenarnya tidak meninggalkan banyak buku sebagai warisan pemikirannya. Beliau berkeyakinan bahwa “ buku” bukanlah tempat yang tepat untuk menitipkan pemikiran-pemikirannya kedalam khasanah sejarah pemikiran Islam. Ada tempat lain yang jauh lebih tepat dan jauh lebih abadi yaitu manusia. Suatu saat ketika beliau di tanya tentang mengapa beliau tidak menulis buku padahal kedalaman keluasan ilmu pengetahuan serta kepenulisan beliau sangat memungkinkan untuk itu, beliau menjawab, ’’saya tidak ingin menulis bilku, tetapi saya hanya ingin mencetak manusia”. 2

  18 Itulah sebabnya tulisan-tulisan beliau sangat sedikit untuk ukuran seseorang mujadid Hasan Al-Banna. Merupakan sebuah pilihan sadar, bahwa gagasan-gagasan besar untuk membangun sebuah umat yang telah terlelap dalam tidur panjangnya dan memimpin mereka untuk bangkit kembali meraih kejayaanya sebagai maha guru peradaban manusia, tidaklah cukup hanya dituangkan dalam lembaran-lembaran buku yang tebal tetapi kering. Ia tidak ingin berbicara kepada umat ini dari kejauhan atau dari menara gading yang tinggi bahkan tidak bersentuhan dengan bumi kenyataan. Gagasan-gagasan besar itu harus diubah dengan skenario kebangkitan yang lengkap, komprehensip dan integral, sesuatu yang kemudian menjadi alas di atas tempat Umat ini bergerak menuju kejayaannya. Beliau kemudian mewakafkan seluruh hidupnya untuk merancang kebangkitan Islam dalam rentang usia 41 tahun, beliau menghabiskan paro pertama dari usianya untuk mengidentifikasi masalah umat dan merumuskan jalan kebangkitannya serta, kemudian menyiapkan diri untuk memimpin gerakan kebangkitan Islam itu, dan menghabiskan paro kedua dari usianya untuk memimpin gerakan kebangkitan itu dengan segenap pikiran, jiwa, dan raganya dalam dakwah Ikhwanul Muslimin yang kemudian disebutnya sebagai “tuh yang mengalir dalam tubuh umat dan menghidupkannya kembali.” Begitulah sejarah kemudian mengabadikan karya terbesar beliau yang tak terbantahkan yakni Gerakan Islam Al-Ikhwanul Muslimun.

  19 Gagagasan-gagasan beliau sebagian besarnya dituangkan dalam bentuk risalah-risalah yang pendek dan padat. Semua risalah itu kemudian dikumpulkan dalam satu buku dan diberi judul Majmu ’ah Ar-Rasail Al-Imam

  Syahid Hasan Al-Banna

  dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Hasan Al-Banna. Selain menuangkan risalah-risalahnya dalam bentuk risalah pendek, beliau juga rajin mengisi catatan hariannya. “Buku Diary” itu kemudian diterbitkan dengan judul Mudzakirat Ad-Dakwah wa Ad-Da ’iyah dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul Memoar Hasan Al-Banna. 21 Di antara karya-karya tulis Imam Hasan Al-Banna adalah :

  1. Ahaditsul Jum ’ah (pesan Setiap Jum’at)

  2. Mudzakkiratud Da ’wah wad - Da ’iah (Pesan-pesan buat da’wah dan da’inya)

  3. Al-Ma ’surat (wasiat-wasiat)

  4. Majmu ’ar Rasail (Risalah Pergerakan) yang di dalamnya berisi kumpulan pesan, yaitu: 2

  1

  22

  a. Da ’watuna (Misi Kita)

  b. Nahwan Nur (Menuju Cahaya )

  c. Illa Asy-syabab (Kepada Para Pemuda )

  d. Bainal amsi wal yatim ( Antara Kemarin Dan Hari Hari )

  e. Risalatul jihad (Pesan Jihad)

  21Fathi Yakan, op. cit., him. 13 f. Risalatut Ta ’alim (Pesan-pesan Pendidikan)

  g. Al Muu ’tamar al-khamis (Konferensi Kelima)

  h. Nizhamul Usar (Sistem Kelompok Kecil Pergerakan) i. A l - ‘Aqaid (Prinsip-Prinsip) j. Nizhalul Hukm (Sistem Pemerintahan) k. Al-Ikhwan Tahta Rayatil-Qur ’an (Ihwan dibawah Bendera Al-

  Qur’an) l. Da ’watuna fi thaurin Jadid (Misi Kita Dalam Masa Baru) m. Ila Ayyi Syai ’in N ad’un Nas (Ke Arah Mana Kita Menyeru Manusia ?) n. An-Nizham Al-Iqtishadi (Sistem Perekonomian) D. Kondisi Sosial Masyarakat Mesir.

  Mesir merupakan sebuah negara yang subur, airnya segar udaranya sejuk, rezeki dan kekayaan alamnya melimpah, di tengah-tengah peradaban, kebudayaan dan ilmu pengetahuan tertua, serta kaya dengan peninggalan- peninggalan spiritual dan material yang bernilai tinggi.23 Di negara Mesir juga terdapat berbagai bahan baku Industri, beragam hasil pertanian dan seluruh bahan yang dibutuhkan oleh negara-negara kuat di dunia yang tidak hendak menggantungkan pada negara lain dan hendak mengekspor produk- produknya.24 Masyarakat pada waktu itu terdiri dari tiga golongan, yaitu : golongan tuan tanah, para petani dan buruh serta kaum intelektual yang terdiri dari kaum profesional, pegawai dan mahasiswa.25

  23 Hasan Al Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Jilid 2, Era intermedia, Solo, 2002, hlm.93 2*Ibid.

  ^^Dr. Usman Abdul M u’iz Roslan, Pendidikan Politik Ikhwanul M uslimin, Era

  20

  21 Dengan berbagai faktor muncullah tiga kondisi sosial yang membangkitkan Hasan Al Banna untuk bangkit beijuang bersama jama’ah Ikhwanul Muslimin, yaitu:

  1. Aktivitas gerakan krestenisasi yang membonceng imperialisme dan mengeksploitasi rendahnya tingkat kehidupan mayoritas masyarakat Mesir.

  Manuver-manuver mereka semakin meningkat sebelum kelahiran Ikhwan, hingga membakar nurani keagamaan Mesir.

  2. Perempuan tidak berkerudung dan berbaur dengan laki-laki.

  3. Munculnya gelombang dekadensi moral dengan semakin menjamurnya tempat-tempat prostitusi terbuka, dance hall, bahkan berontak terhadap tradisi-tradisi yang bersumber pada agama, maraknya propaganda agar seluruh penampilan masyarakat Mesir seperti Eropa, propaganda permisifisme dan lain sebagainya. 26 2

  7 Di sektor ekonomi Mesir dimonopoli perusahaan-perusahaan asing. Hasan Al Banna menyebutkan bahwa pada tahun 1938, di Mesir terdapat 320 perusahaan asing yang mengeksploitasi seluruh kebutuhan hidup di Mesir, bersaing dengan hanya 11 perusahaan dalam negeri.

  Keuntungan yang dikeruknya pada tahun itu mencapai 7.637.482 Poundsterling. Semua itu merupakan hasil jerih payah orang-orang Mesir

  • 27 yang mereka sendiri susah mendapatkan sesuap nasi.

  26Ibid., him. 153

  22 Mesir adalah suatu negeri yang tercabut dari akarnya setelah pihak sekutu menang perang menyingkirkan pengaruh kerajaan Turki Usmani dan setelah Mustafa Kemal At Taruk menyingkirkan sistem khilafah Islam lalu memproklamirkan negara sekuler. Saat itu Inggris melaksanakan kesepakatan rahasia Sykes Picot yang diadakan di Moskow tahun 1915. Mesir jatuh di bawah pengaruh Inggris walaupun secara lahiriah memperoleh kemerdekaan.

  Penjajah yang kuat, jahat dan licik mengkaji keadaan negeri itu secara mendalam dan memantapkan cengkeramannya melalui kaki tangan mereka dari kalangan yang dapat memainkan kepentingan mereka dalam pemerintahan dengan cara: a. Imperialisme pemikiran, di mana sejak pendudukan negeri-negeri itu berupaya menyingkirkan syariat Islam dari undang-undang peradilan dengan hanya memberi peluang pada wilayah hukum perdata, memisahkan secara dikotomis antara ilmu agama, bahkan memisahkan antara sekolah umum dan sekolah agama. Dengan cara ini maka terjadi kesenjangan parah antara idealisme Islam dan pemikiran materialisme yang diterapkan atas nama hukum dan pendidikan.

  b. Imperialisme materi, di mana orientasi ekonomi negeri itu diarahkan pada produksi bahan mentah dari hasil pertanian sehingga dapat ditemukan dalam buku pelajaran di sekolah, bahwa Mesir adalah negara pertanian yang tidak memiliki kapasitas industri. 2

  8

  28Y usuf Qardhowi, 70 Tahun A l Ikhwan A l Muslimin : Kilas Balik Dakwah, Tarbiyah dan

Jihad, Terjemah oleh Musthafa Maufur, dan Abdul Husain, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 1999,

  23 Sistem pemerintahan zhalim, di mana penguasa mengenakan aturan kerajaan terhadap rakyatnya dan membuat undang-undang yang memberikan keleluasaan pemerintah Mesir dalam mengendalikan kekuasaannya. Kelas penguasa - para pejabat negara - dipilih sesuai dengan selera raja dan mendapat restu dari penjajah, yang pada umumnya keturunan etnis Albania atau Turki yang mewarisi dari nenek moyang mereka tanah pertanian yang sangat luas yang pada mulanya dikuasai oleh negara pada masa pemerintahan Muhammad Ali Al Kabir, lalu dibagikan oleh Ismail Pasha kepada keluarga dan orang-orang dekatnya. Kelas bangsawan ini tidak mengenal Al-Qur’an selain tulisannya dan tidak mengerti Islam selain sekedar jargon-jargon belaka, mereka dididik di sekolah-sekolah Eropa dan lebih memahami bahasa asing dari pada bahasa Qur’an dan rakyatnya. 29

  E. Arah Pemikiran dan Perjuangan Hasan Al-Banna Awal kehidupan Hasan Al-Banna di bangun diatas pemahaman konsep

  Islam dan Iman yang mendalam, yang dapat mempersatukan antara ilmu dan amal, yang dapat mengikat kuat antara konsep fiqih teoritis yang memberikan gambaran dan mengakomodir kebutuhan aplikatif dalam kehidupan praktis. Oleh karena itulah maka yang paling tampak adalah dakwah menuju amar ma'ruf nahi munkar, pewarnaan kehidupan sosial yang diliputi ruh dan akhlaq mulia, orientasi pada pembangunan jam ’iyyah-jam'iyyah (perkumpulan, organisasi) yang dapat mengajak orang-orang berpegang teguh pada agama, tekun mendirikan sholat, loyal kepada Allah SWT.

  24 Al-Banna aktif dalam berbagai aktivitas Islam semasa dia masih pelajar. Kemudian Iapun mendirikan organisasi di sekolahnya yang bernama organisasi Markalah Al Munkarat (organisasi pemberantas kemunkaran).30 3

  1 Setelah menyelesaikan studi di universitas, Al-Banna di tunjuk sebagai pengajar disebuah sekolah di propinsi Ismailiah. Di propinsi ini pengaruh Inggris tampak sangat dominan, sehingga gaya kehidupan di Ismailiah hampir semuanya bercorak Eropa, layaknya kehidupan yang ada di distrik-distrik di Inggris.

  Dengan keprihatian yang sangat mendalam Hasan Al-Banna mendakwahi orang-orang yang masih terpancar kesalehan di wajahnya, dan dia berjanji untuk membentuk embrio proyek pergerakan perbaikan umat dan kejayaan Islam. Supaya tidak memunculkan nama yang baru maka mereka hanya menamakan diri dengan nama " Muslimin" lalu mereka berkata " kita ini adalah “Ikhwanul Muslimin”, yang berarti "para saudara dari kaum muslimin".32

  Al-Banna memulai dakwah pergerakannya di Ismailiyah, dan Allah memberkati amal pergerakannya dan membuahkan hasil dari tangannya. Pada kenyataannya dia telah berhasil menjadikan masyarakat kelas miskin menjadi teladan yang gemilang bagi generasi yang mengetahui diri dan agamanya.

  Mereka itulah generasi pertama dari generasi Ikhwanul Muslimin.

  30Fathi Yakan, op.cit., him. 4 31 Ibid.

  25 Hasan Al-Banna merintis organisasi Ikhwanul Muslimin " Persaudaraan Islam " yang kemudian mereka menjadikan itu sebagai satu usaha untuk membangkitkan diri setiap umat Islam agar mengkaji keberadaan penjajah Inggris yang telah menimbulkan berbagai bencana, kesengsaraan, serta hilangnya harga diri dan martabat bangsa mesir pada umumnya dan Islam pada khususnya.

  Setelah melanglang buana untuk melakukan pengamatan panjang terhadap kondisi umat, sampailah Hasan muda pada kesimpulan bahwa: “Umat harus kembali bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu itulah pemuda”. Seharusnya umat ini beijaya, dan mereka memang dilahirkan ke dunia untuk itu. Tetapi kenyataannya mereka kini sedang terpuruk dan terpinggirkan, berarti umat Islam harus segera untuk bangkit. Untuk menuju kesana tinggal tersisa satu potensi, yaitu pemuda. Lantas apa yang harus dilakukan untuk mereka? Demikian Hasan tercengang beberapa waktu lamanya. Sampai akhirnya Al-Banna mengambil satu sikap, bahwa tidak ada lain yang dilakukan kecuali mendidik, membina, dan membangun kepribadian pemuda Islam sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh. Itulah yang kemudian menjadi fokus gerakan dakwah yang dipimpinnya. Tercermin dalam kata-katanya yang terkenal dihadapan para pendukung Ikhwan : Nahnu f l ‘asyri at-takwin,

  fakawwinu anfusakum

  (kita sekarang ini berada diabad pembentukan pribadi, maka bentuklah diri kalian masing-masing). Karena dari pribadi-pribadi yang baik akan terbentuk keluarga yang Islami, dari keluarga-keluarga yang Islami akan terbangun sebuah masyarakat muslim yang diridhai Allah.

  26 Jelas sekali bahwa Hasan Al-Banna bersama Ikhwanul Muslimin yang didirikannya pada tahun 1928 mencanangkan idealisme yang demikian tinggi yaitu tegaknya kembali kejayaan Islam. Tarbiyah atau pembinaan menjadi fokus gerakan dakwah Hasan Al-Banna dengan Ikhwanul Muslimin-nya. Isyu sentral dari gerakan dakwah Hasan Al-Banna adalah menyeru kepada syumuliatul Islam (kembali kepada ajaran Islam yang utuh dan menyeluruh).

  Pada hakekatnya semua pemikiran Hasan Al-Banna tertuang dalam organisasi dakwah yang didirikannya yaitu Ikhwanul Muslimin. Al Ikhwan Al Muslimun adalah sebuah gerakan terbesar di zaman modem ini.33

  Semannya adalah kembali kepada Islam sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur'an dan As-Sunah serta mengajak kepada penerapan syari'at Islam dalam dunia nyata. Dengan tegar gerakan dakwah ini telah mampu menyiapkan amunisi yang banyak, yaitu para pemuda. Mereka adalah tunas- tunas muda yang akan meneruskan perjuangan Islam. Pada wajah mereka tersemburat cahaya taqwa dan keimanan. Senyum ramah dari bibir mereka, menebarkan cinta kasih persaudaraan. Jiwa mereka tiada henti berdzikir menyebut asma Allah SWT.