BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I Ratih Widyaningrum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

  dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa akan ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dari suatu bangsa tersebut. Pendidikan seharusnya dilaksanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif. Pendidik harus menguasai berbagai strategi dan media pembelajaran, teknik berkomunikasi yang bersifat multiarah dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal sehingga peserta didik tidak merasa jenuh. Pendidik juga harus melibatkan siswa untuk aktif mengembangkan potensi dirinya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, merupakan dasar sekaligus tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan pendidikan. Kegiatan pendidikan ditujukan untuk menghasilkan manusia seutuhnya, manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik yaitu manusia yang sikap dan perilakunya dalam hidup bermasyarakat dan bernegara dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Manusia yang menghayati dan mampu mengamalkan Pancasila merupakan manusia dewasa yang diharapkan oleh bangsa Indonesia.

  Nilai-nilai Pancasila yang dapat membentuk kepribadian manusia yang seutuhnya terkandung dalam berbagai mata pelajaran yang ada dalam pendidikan di Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran tersebut. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanatkan bahwa kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk dapat mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Pendidikan IPA di sekolah dasar merupakan proses penguasaan konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari, serta fondasi bagi pendidikan selanjutnya, sehingga proses awal ini harus benar- benar kuat. IPA di sekolah dasar merupakan tahap awal untuk memberikan bekal kepada siswa agar mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menghadapi tantangan di masyarakat.

  Prinsip Dasar Pembelajaran IPA di sekolah dasar sebagaimana tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

  Pendidikan IPA diarahkan untuk menumbuhkan keinginan tahuan dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pamahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Guru sebagai pelaksanaan pembelajaran dituntut untuk menyediakan dan memperkaya pengetahuan dan pengalaman belajar siswa dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Negeri 1 Cilongok masih mengalami banyak kesulitan dan kendala. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri 1 Cilongok pada bulan Nopember. Siswa masih pasif dalam pembelajaraan dan hanya bersifat sebagai penerima materi yang disampaikan oleh guru, sehingga kelas menjadi tidak aktif. Siswa kurang berani melibatkan diri dalam proses pembelajaran, seperti kurang berani bertanya, kurang berani berpendapat dan kurang berani untuk menanggapi pendapat temannya. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berakibat pada kurangnya rasa ingin tahu siswa yang berdampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi tidak tercapai, padahal seharusnya pendidikan IPA diarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keingintahuan siswa, sebab dengan adanya rasa ingin tahu maka siswa akan senantiasa memperdalam apa yang ia dapatkan dalam proses pembelajaran. Akibat dari kurangnya keterlibatan serta rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran IPA pada siswa kelas V semester 1 SD N 1 Cilongok tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 1.1. Nilai UTS kelas V SD Negeri 1 Cilongok

  Tidak Tahun Jumlah Nilai Nilai Tuntas Tuntas Ajaran Siswa Tertinggi Terendah Belajar Belajar

  2012/2013

  27

  96

  55

  10

  17 Presentase 37,04 % 62,96% Sumber : Daftar nilai UTS tahun 2012/2013 SD N 1 Cilongok

  Nilai Ulangan Tengah Semester tahun ajaran 2012/2013 dari 27 siswa berdasarkan tabel di atas dapat diketahui masih adanya 17 siswa yang nilainya masih berada di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 65, hanya 10 siswa yang tuntas. Apabila diprosentasikan dengan seluruh jumlah siswa dalam satu kelas, maka 37,04 % siswa tuntas belajar dan 62,96 % siswa kelas V SD N 1 Cilongok tidak tuntas belajar. Dapat disimpulkan bahwa rendahnya perolehan nilai prestasi belajar IPA terjadi karena beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :

  1. Kegiatan pembelajarannya masih berpusat pada guru bukan pada siswa sehingga yang aktif hanya guru saja.

  2. Siswa tidak berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran menjadi pasif.

  3. Sikap dan tindakan siswa cenderung pasif tidak berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar menyebabkan rendahnya rasa ingin tahu pada diri siswa.

  4. Siswa kurang berani bertanya, berpendapat dan menanggapi pendapat teman.

  5. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran (media dan alat peraga) sehingga penyampaian materi menjadi kurang menarik perhatian siswa.

  Berdasarkan beberapa faktor penghambat di atas, maka perlu dilakukan alternatif pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar IPA materi gaya di kelas V SD Negeri 1 Cilongok. Dari sejumlah metode pembelajaran yang ada, salah satu metode pembelajaran yang dianggap tepat untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa pada materi gaya bagi siswa sekolah dasar adalah dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Penggunaan metode eksperimen mengandung makna belajar bagi siswa untuk berbuat sehingga akan meningkatkan keaktifan, keterlibatan dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.

  Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen dilakukan dengan cara siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu hal. Penggunaan metode ini akan dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja. Penerapan metode eksperimen akan memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis, mengembangkan sikap berpikir ilmiah, mengembangkan rasa ingin tahu serta prestasi belajar akan meningkat dan bersifat tahan lama. Rasa ingin tahu akan membuat siswa menjadi siswa yang aktif, menghilangkan rasa bosan dalam belajar dan membuat siswa tertarik untuk mempelajari hal-hal yang baru. Banyak hal yang menarik dan menyenangkan dalam pelajaran yang mengandung banyak manfaat dan pengetahuan, namun seringkali karena rendahnya rasa ingin tahu membuat siswa melewatkan hal-hal tersebut.

  Penggunaan metode eksperimen akan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode eksperimen dipilih sebagai tindakan yang cocok untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar IPA. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas V SD Negeri 1 Cilongok, dengan tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa mata pelajaran

  IPA materi gaya melalui metode eksperimen.

B. Perumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berdasarkan latar belakang permasalahan di atas adalah sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas V SD Negeri 1 Cilongok pada mata pelajaran IPA materi gaya?

  2. Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Cilongok pada mata pelajaran IPA materi gaya? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini memiliki dua tujuan yang ingin dicapai yaitu :

  1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SD Negeri 1 Cilongok Unit Pendidikan Kecamatan Cilongok melalui metode eksperimen.

  2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini yaitu :

  a. Meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya melalui metode eksperimen di kelas V SD Negeri 1 Cilongok.

  b. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya melalui metode eksperimen di kelas V SD Negeri 1 Cilongok.

D. Manfaat Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Manfaat Teoretis Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan rasa ingin tahu, prestasi belajar siswa, kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar (SD) sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa akan meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal sesuai dengan hasil yang diharapkan. Selain itu, sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Siswa Penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode eksperimen ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga prestasi belajar yang diperoleh akan meningkat. Penerapan metode eksperimen juga dapat menjadikan pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan serta dekat dengan dunia nyata siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi pelajaran yang diperoleh serta memberikan pengalaman belajar mata pelajaran IPA materi gaya melalui metode eksperimen.

  b. Bagi Guru Dengan adanya penelitian tindakan kelas, guru dapat mengetahui metode belajar yang sesuai untuk diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengatasi permasalahan pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

  c. Bagi Sekolah Penelitian tindakan kelas, dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam mengambil kebijakan untuk dapat memilih dan menerapkan model, metode, pendekatan, strategi dan media atau alat peraga yang tepat untuk meningkatkan mutu sekolah dan keberhasilan dalam pembelajaran. Khususnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dan sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran di sekolah. d. Bagi Peneliti Penelitian tindakan kelas ini menjadikan peneliti untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan keberhasilan belajar khususnya pada tingkat sekolah dasar. Serta dapat dijadikan refleksi untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam hal pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.