EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

  

EVALUASI PERATURAN DAERAH

KABUPATEN SERANG NOMOR 12 TAHUN

2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PARTAI POLITIK

DI KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

  Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh: Damar Aji Nusantara

  NIM. 6661120596

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, September 2016

  

ABSTRAK

Damar Aji Nusantara. NIM. 6661120596. Evaluasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I Leo Agustino Ph.D. Dosen

Pembimbing II Ipah Ema Jumiati S.IP., M.Si

  Untuk menjalankan tugas dan fungsi dari partai politik, partai politik membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan politik. Peraturan mengenai bantuan keuangan kepada partai politik di Kabupaten Serang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009. Pada kenyataannya terdapat beberapa masalah pada kebijakan ini, mulai dari rumus dalam menentukan besaran bantuan, tidak adanya tim yang mengawasi, belum optimalnya akuntabilitas dan transparansi partai politik dan tidak adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui substansi dan manfaat dari bantuan keuangan, serta melakukan evaluasi kepada kebijakan tersebut. Teori yang digunakan untuk evaluasi menggunakan 2 indikator Evaluasi Sistem Analisis dari Karl Luwig von Bertaalanffy yaitu Proses dan Pengaruh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini terdapat beberapa evaluasi yaitu metode perhitungan besaran bantuan tidak banyak dipahami oleh partai politik, partai politik sulit berkonsultasi dengan BPK terkait Laporan Pertanggungjawaban kegiatan, kurangnya kegiatan pendidikan politik untuk masyarakat oleh partai politik, partai politik yang tidak transparan dan akuntabel, ketidaksesuaian Perda dengan Permendagri Nomor 77 Tahun 2014, belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dari partai politik, dan belum bisa memberikan pengaruh terhadap pemahaman politik masyarakat dalam membangunan etika dan budaya politik.

  Kata kunci : Evaluasi, Bantuan Keuangan, Partai Politik

  

ABSTRACT

Damar Aji Nusantara. NIM. 6661120596. Evaluation of Regional Regulation

of Serang District Number 12 Year 2009 about the Financial Aid Political

Parties. Major of Public Administration Science. The Faculty of Social Science

st

and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1 Advisor Leo

nd

  Agustino Ph.D. 2 Advisor Ipah Ema Jumiati S.IP., M.Si

To perform the duties and functions of political parties, political parties need

ammunition in the form of funds for political education. The Regulation of

financial assistance to political parties in Serang District be further regulated in

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009. In fact, there are several problems with

this policy, starting from the formula in budgeting the amount of aid, lack of

supervision, accountability and transparency of political parties that are not

optimal and the unsatisfied/lack of benefits perceived by the public. The purpose

of this research is to determine the substance and benefit from financial

assistance, as well as an evaluation to the policy. Theory used for evaluation

using two indicators Evaluation Systems Analysis from Karl von Bertaalanffy

Luwig namely Process and Effect. The method used in this research is qualitative

descriptive. Technical analysis of the data in this study is using an interactive

model Miles and Huberman. The results of this research is there are some

evaluations, which are the method of calculating the amount of assistance is not

widely understood by the political parties, political parties is difficult to consult

with the BPK related accountability report activities, lack of activities of political

education for the community by the political parties, the political party which is

not transparent and accountable, Incompatibility between Peraturan Daerah with

Permendagri Nomor 77 Tahun 2014, not fulfill the needs of political parties, and

still have no effect to public’s political understanding of developing ethics and

political culture. Keywords: Evaluation, the Financial Aid, Political Parties

LEMBAR PERSETUJUAN

  Nama : Damar Aji Nusantara NIM : 6661120596 Judul Skripsi : EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

SERANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SERANG

  Serang, 20 Oktober 2016 Skripsi Ini Telah Disetujui untuk Disajikan

  Menyetujui, Pembimbing 1 Pembimbing 2

  Leo Agustino, Ph.D Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si

NIP: 197408032003121001 NIP: 197501312005012004

  Mengetahui, Dekan

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  

Dr. Agus Sjafari., M.Si

NIP: 197108242005011002 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

  Nama : DAMAR AJI NUSANTARA NIM : 6661120596 Judul Skripsi : EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

  SERANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SERANG Telah Diujikan di Hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 18 Oktober 2016 dan dinyatakan LULUS.

  Serang, 18 Oktober 2016 Ketua Penguji

Riswanda, Ph.D ................................................

NIP. 198101122008121001 Anggota:

Rahmawati, M.Si ................................................

NIP. 197905252005012001 Anggota:

Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si ................................................

NIP. 197501312005012004

  Mengetahui, Dekan Fisip Ketua Program Studi

  Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ilmu Administrasi Negara

  

Dr. Agus Sjafari., M.Si Listyaningsih, S.Sos., M.Si MOTTO: “Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada Komitmen bersama untuk menyelesaikannya.

  Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan.

  ” PERSEMBAHAN: “Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orangtua ku yang tak lelah dalam memberikan dukungan moril dan doanya, serta untuk DIA yang telah setia menemani ku selama berproses meraih gelar sarjana ku

  ”

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  “Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik Di Kabupaten Serang

  .

  Proposal skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1.

  Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, M.Si. Wakil Dekan I Bidang Akademik FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si. Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan Umum FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah menyetujui atas penelitian proposal skripsi ini.

  7. Riswanda, Ph.D. Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Leo Agustino, Ph.D. Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan baik hati dan sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehinggan proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

  9. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi II yang dengan baik hati dan sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan sehinggan proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

  10. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan pernah memberikan bekal-bekal akademik dan ilmiah kepada peneliti selama proses belajar mengajar.

  11. Dra. Parida, M.Si. Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Bina Perangkat Kecamatan Sekertariat Daerah Kabupaten Serang yang sudah membantu dalam pemberian informasi dan memudahkan penyelesaian proposal skripsi ini.

  12. Mastur, SH. Pelaksana Sub Bagian Perundang-undangan Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Serang yang dengan sabar membantu saya dalam memberikan data-data ataupun dokumen tentang penelitian ini.

  13. Bapak Tb. Staf administrasi Bagian Pemerintahan Umum yang senantiasa membantu saya dalam hal persuratan dinas.

  14. Kepada Ayahanda Rudi Kurniawan dan Ibunda Heni Mulyani yang tidak pernah lelah dan selalu membuat semangat dalam mengerjakan penelitian ini.

  15. Kepada kawan-kawan tercinta mahasiswa ANE angkatan 2012.

  16. Kepada kawan-kawan Pejuang Skripsi: Dodo, Restu, Fahmy, Fahmi, Pangku, Diros, Disur, Rafli dan kawan-kawan lainnya yang selalu membantu saya dan sama-sama berjuang untuk lulus kuliah.

  17. Kepada yang tersayang Desty Stefany yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

  18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

  Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

  Serang, Oktober 2016 Penulis Damar Aji Nusantara

  

DAFTAR ISI

  Halaman ABSTRAK LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 16

  1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................... 17

  1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................ 17

  1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 18

  1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 18

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1 Deskripsi Teori ............................................................................................. 20

  2.1.1 New Public Administration (Administrasi Negara Baru) .................... 20

  2.1.2 New Governance (Pemerintahan Baru) ............................................... 22

  2.1.3 Pengertian Kebijakan .......................................................................... 23

  2.1.4 Pengertian Publik ................................................................................ 24

  2.1.5 Pengertian Kebijakan Publik ............................................................... 25

  2.1.6 Pengertian Evaluasi ............................................................................. 30

  2.1.7 Model Evaluasi Kebijakan .................................................................. 38

  2.1.7.1 Model Evaluasi William N.Dunn ............................................ 38

  2.1.7.2 Model Evaluasi CIPP ............................................................... 40

  2.1.7.3 Model Evaluasi Sistem Analisis .............................................. 42

  2.1.8 Partai Politik ........................................................................................ 45

  2.1.9 Akuntabilitas dan Transparansi ........................................................... 48

  2.1.9.1 Akuntabilitas ............................................................................ 48

  2.1.9.2 Transparansi ............................................................................. 51

  2.1.10 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang ........ 52

  2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 53

  2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................... 56

  2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................... 58

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 59

  3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ................................................................. 61

  3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 61

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 99

  4.2.2 Daftar Informan Penelitian ................................................................ 96

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 87

  4.2 Deskripsi Data .............................................................................................. 87

  4.1.2 Gambaran Umum Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang ......................................................................................................... 85

  4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ................................................ 78

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .......................................................................... 78

  3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 76

  3.4 Variabel Penelitian/Fenomena yang diamati ............................................... 62

  3.7.2 Uji Keabsahan Data ........................................................................... 75

  3.7.2 Analisis Data ...................................................................................... 73

  3.7.1 Teknik Pengolahan Data .................................................................... 67

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 67

  3.6 Informan Penelitian ...................................................................................... 65

  3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 63

  3.4.2 Definisi Operasional .......................................................................... 62

  3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................. 62

  4.3.1 Evaluasi Proses (Process evaluation) ................................................ 100

  4.3.2 Evaluasi Pengaruh (Impact evaluation) ............................................. 116

  4.4 Pembahasan .................................................................................................. 122

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 141

  5.2 Saran ............................................................................................................. 143 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xii LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Dana Kampanye Partai Politik Nasional Pada Pemilu

  Legislatif 2014 .................................................................................... 3

Tabel 1.2 Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat

  Daerah Kabupaten Serang .................................................................. 10

Tabel 2.1 Kriteria-Kriteria Evaluasi Dunn ......................................................... 39Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi Model CIPP dari Stufflebeam ................................ 42Tabel 2.3 Contoh Model Evaluasi Sistem Analisis Pada Program

  Keluarga Berencana ........................................................................... 44

Tabel 3.1 Model Evaluasi Sistem Analisis Dari Bertaalanffy ............................ 63Tabel 3.2 Deskripsi Informan ............................................................................. 66Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Penelitian ......................................................... 70Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ................................................................................ 77Tabel 4.1 Banyaknya Desa, Rukun Warga dan Rukun Tetangga

  Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang .......................................... 80

Tabel 4.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang .................. 81Tabel 4.3 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Serang Tahun 2015 ........................................................ 82Tabel 4.4 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Kabupaten Serang Tahun 2015 ... 84Tabel 4.5 Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat

  Daerah Kabupaten Serang..................................................................... 88

Tabel 4.6 Rekapitulasi Perolehan Suara Sah dan Perolehan Kursi

  di Kabupaten Serang Pada Pemilu Tahun 2014 ................................... 90

Tabel 4.7 Rekapitulasi Perhitungan Bantuan Kepada Partai Politik

  Kabupaten Serang ................................................................................ 92

Tabel 4.8 Perolehan Suara Partai Politik Per Daerah Pemilihan

  Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 .................................... 93

Tabel 4.2 Daftar Informan .................................................................................. 98

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kebijakan Sebagai Suatu Proses .................................................... 28Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................... 57Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif ....................................................... 74

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Negara pada dasarnya merupakan sebuah organisasi yang di dalam terdapat tiga aktor penting yang mengatur dan menjalankan roda pemerintahan.

  Tiga aktor penting itu yaitu lembaga eksekutif, lembaga legislatif dan lembaga yudikatif. Dalam menjalankan pemerintahan, negara memiliki kewajiban untuk membawa rakyatnya dalam mencapai sebuah tujuan atau cita-cita bersama. Untuk mencapai cita-cita bersama itu, pemerintah tidak bisa melaksanakannya sendiri, perlu adanya partisipasi aktif dari lembaga non pemerintah.

  Pemerintah saat ini didorong untuk menerapkan konsep new governance dalam melaksanakan setiap kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik.

  

New governance bukan hanya sekedar teori semata, melainkan suatu konsep

  dimana pemerintah harus lebih fleksibel dalam melibatkan sektor lainnya (non pemerintah) dalam melaksanakan setiap kebijakan yang dibuat guna tercapainya tujuan kebijakan serta tujuan dari negara. Salah satu dari tujuan negara di Indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5 Pancasila).

  Tujuan tersebut sesuai dengan konsep new public administration, yaitu keadilan sosial. Keadilan sosial menekankan pada studi admnistrasi negara yang bersifat memecahkan masalah publik guna mencapai tujuan dari negara.

  Dalam mencapai tujuan negara, maka perlu adanya sebuah rules atau aturan yang fundamental dalam menjalankan fungsi sebuah negara. Rules atau aturan dari setiap negara memiliki perbedaan antara satu negara dengan negara lainnya. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjadi landasan fundamental yaitu Pancasila. Pancasila dapat diibaratkan seperti sebuah otak yang berada di dalam tubuh manusia dan tubuh manusia diibaratkan sebuah negara.

  Dalam menjalankan fungsi dan tugas negara akan selalu berpedoman kepada Pancasila. Pancasila kemudian dijabarkan lebih mendalam menjadi sebuah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  Undang-Undang Dasar (UUD 1945) terdiri dari 37 Pasal, 3 Pasal Aturan Tambahan dan 2 Pasal Aturan Tambahan. Sesuai dengan yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 bahwa:

  “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Hal ini menjelaskan bahwa negara dalam menjalankan fungsinya senantiasi sesuai dengan aturan hukum. Di dalam aturan hukum, negara memiliki kewajiban untuk menjamin kehidupan rakyatnya yang telah diatur di dalam UUD 1945 Pasal 28A yang berbunyi:

  “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”, dari pasal tersebut sudah jelas mengatakan bahwa fungsi negara salah satunya adalah memberikan jaminan kepada rakyatnya untuk hidup dan menjalankan kehidupannya. Jaminan hidup rakyat yang ditanggung oleh negara salah satunya adalah jaminan atas kebebasan hak rakyat dalam berpolitik yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat 3 yang berbunyi:

  “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan m engeluarkan pendapat”, bentuk dari kebebasan berpolitik ini beraneka macam jenisnya, salah satunya yaitu ikut berpartisipasi aktif dengan menjadi kader-kader partai politik. Politik pada dasarnya merupakan seni seseorang untuk mendapatkan kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki ini kemudian dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti tujuan yang ingin dicapai. Di Indonesia, seseorang yang ingin memperoleh kekuasaan seperti anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) harus memiliki kekuatan politik dari partai politik yang mengusungnya untuk memperoleh kekuasaan, begitu juga Presiden dan kepala daerah yang diusung oleh partai politik. Proses perebutan kekuasaan ini berlangsung pada saat Pemilihan Umum (Pemilu). Dana yang dibutuhkan partai politik guna memenangkan Pemilu tidaklah murah, maka dari itu partai politik memerlukan sumber dana agar dapat bertahan dan mengoperasikan struktur dasar partai untuk merepresentasikan rakyat, mengembangkan kapasitas bersaing dalam kontestasi Pemilu, dan berkontribusi secara kreatif dalam perdebatan kebijakan publik.

Tabel 1.1 Jumlah Dana Kampanye Partai Politik Nasional

  

Pada Pemilu Legislatif 2014

NO NAMA PARPOL DANA KAMPANYE

  1. Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Rp. 138.977.622.854,-

  2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Rp. 69.704.938.236,-

  3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rp. 82.481.388.425,-

  4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan)

  Rp. 220.842.436.120,-

  5. Partai Golongan Karya (Golkar) Rp. 174.037.763.861,-

  6. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Rp. 306.580.579.070,-

  7. Partai Demokrat Rp. 268.091.134.444,-

  8. Partai Amanat Nasional (PAN) Rp. 256.342.968.557,-

  9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rp. 96.771.178.018,-

  10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Rp. 241.072.137.926,-

  11. Partai Bulan Bintang (PBB) Rp. 47.407.872.785,-

  12. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

  Rp. 36.382.719.813,- Sumber: Tempo 2014, Rincian Besaran Dana Kampanye Tiap Partai, dikutip 15 Maret 2016 Sumber keuangan partai politik memiliki sejarah yang cukup panjang.

  Undang-Undang pertama yang mengatur sumber dana partai politik yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang partai politik dan golongan karya, yang menjelaskan bahwa sumber keuangan partai politik dan golongan karya adalah: 1.

  Iuran anggota; 2. Sumbangan yang tidak mengikat; 3. Usaha lain yang sah; 4. Bantuan dari negara/pemerintah.

  Namun demikian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang partai politik tentang partai politik dan golongan karya memiliki kelemahan, karena Undang-Undang ini tidak mengatur lebih lanjut mengenai petunjuk teknis tentang bagaimana mekanisme penyaluran dana bantuan partai politik. Akan tetapi hal ini tidak menjadi halangan karena partai politik pada saat itu rutin menerima dana bantuan dari Direktorat Jenderal Sosial dan Politik, Departemen Dalam Negeri.

  Pada tahun tersebut merupakan rezim Orde Baru yang hanya memiliki tiga Partai politik besar yaitu; Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Demokrasi Indonesia yang mendapatkan bantuan keuangan dari negara.

  Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang partai politik ini kemudian digantikan oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang partai politik. Tujuan dari dibentuknya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 antara lain: 1.

  Menjamin kebebasan rakyat dalam membentuk partai politik; 2. Mendorong partai politik menjadi organisasi yang modern untuk mengembangkan fungsi pendidikan politik dan kontrol politik.

  Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 jauh lebih mengatur tentang mekanisme penyaluran bantuan keuangan kepada partai politik serta besaran bantuan yang dihitung berdasarkan perolehan suara di dalam Pemilu. Merujuk pada UU No. 2 Tahun 1999 pasal 12 ayat (2) yang menyat akan bahwa: “Partai

  Politik menerima bantuan tahunan dari anggaran negara yang ditetapkan berdasarkan perolehan suara dalam pemilihan umum sebelumnya.” Pasca Pemilu tahun 1999, Undang-Undang Dasar 1945 mengalami empat kali amandemen, sehingga menempatkan partai politik sebagai sebuah organisasi yang dominan di dalam sistem politik dan pemerintahan. Undang-Undang Nomor

  2 Tahun 1999 kemudian digantikan dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tetang partai politik sebagai penyempurna dari Undang-Undang sebelumnya.

  Pergantian Undang-Undang tersebut tidak diikuti dengan penguatan pengaturan sumber keuangan partai politik. Pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 terjadi perubahan yang signifikan terhadap besaran sumbangan kepada partai politik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 pasal 18 ayat (1), (2), dan (3), tercatat untuk sumbangan perseorangan dari yang awalnya Rp. 15.000.000,- menjadi Rp. 200.000.000,- sedangkan untuk sumbangan perusahaan dari yang awalnya Rp. 150.000.000,- menjadi Rp.

  800.000.000,-. Pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 memiliki perubahan dalam hal kriteria yang berhak mendapatkan bantuan keuangan dari negara/pemerintah kepada partai politik dari yang awalnya semua partai politik yang mengikuti Pemilu berhak mendapatkan bantuan keuangan dari negara/pemerintah, kini hanya hanya partai politik yang mendapatkan kursi di DPR/DPRD.

  Pasca Pemilu tahun 2004, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 kemudian digantikan oleh Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik. Pada Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 dilakukan perbedaan antara penyumbang perseorangan anggota partai politik dengan penyumbangan perseorangan bukan anggota partai politik. Dari kedua hal itu kemudian diatur lebih lanjut oleh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai politik.

  Pasca Pemilu tahun 2009, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 digantikan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang partai politik.

  Undang-Undang ini memberikan perubahan yang signifikan terhadap pengaturan sumber keuangan partai politik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 pasal 35 ayat (1) huruf c, tercatat besaran sumbangan perusahaan kepada partai politik dari awal Rp. 4.000.000.000,- menjadi Rp. 7.500.000.000,- serta pengaturan bantuan keuangan. Pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011, kriteria partai politik penerima dana bantuan keuangan dari negara/pemerintah sama dengan yang sebelumnya, akan tetapi ada penambahan dalam hal besaran bantuan keuangan yang dihitung berdasarkan besaran perolehan suara di dalam Pemilu. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 menjelaskan bahwa bantuan keuangan kepada partai politik diprioritaskan untuk pendidikan politik dalam menciptakan kader berkualitas. Selain itu, untuk menciptakan partai politik yang transparan dan akuntabel, laporan keuangan penggunaan bantuan keuangan dari negara/pemerintah harus diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

  Sementara itu, untuk partai politik yang tidak melakukan laporan keuangan akan diberikan sanksi dalam bentuk pemberhentian bantuan keuangan dari negara/pemerintah. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 merupakan amanat yang harus dilaksanakan mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

  Berbicara tentang pemerintah daerah, Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang sangat menarik dalam membahas permasalahan tentang politik terutama mengenai bantuan keuangan kepada partai politik. Seperti kita ketahui, Provinsi Banten terdiri dari 4 kota dan 4 kabupaten antara lain: 1.

  Kota Serang; 2. Kota Cilegon; 3. Kota Tangerang; 4. Kota Tangerang Selatan; 5. Kabupaten Lebak; 6. Kabupaten Pandeglang; 7. Kabupaten Tangerang; 8. Kabupaten Serang.

  Provinsi Banten sebagian besar kekuatan politik dikuasai oleh Golongan Karya (Golkar). Hal ini terjadi karena selama dua periode Gubenur Banten dikuasai oleh Ratu Atut Chosiah yang pada saat itu juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Banten. Namun kekuasaan politik pun berpindah setelah pada tahun 2013 Ratu Atut Chosiah yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Banten terjerat kasus korupsi atas kasus Pilkada Lebak dan pengadaan alat kesehatan (alkes) Provinsi Banten ( Tempo 2014, Ratu

  

Atut Kini Tersangka 3 Kasus Korupsi Banten , dikutip 15 Maret 2016), maka

  dengan demikian kekuasaan politik pun berpindah kepada H. Rano Karno. Pada Pilkada Provinsi Banten tahun 2011, pasangan Ratu Atut Chosiah-H.Rano Karno merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan).

  Sejak jatuhya kepemimpinan Ratu Atut, maka dimulailah kepemimpinan

  H. Rano Karno yang merupakan salah satu kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Di era kepemimpinan H. Rano Karno Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mengalami perkembangan, terbukti dari hasil Pemilu legislatif Provinsi Banten 2014 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mendapatkan perolehan kursi DPRD Banten sebanyak 15 orang, menyamai jumlah anggota dewan terpilih dari partai Golongan Karya (Golkar) dan salah satu kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diterpilih menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten. Dengan demikian secara otomatis kekuasaan politik dari eksekutif dan legislatif kini dikuasai oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan).

  Kekuatan politik pada tingkat provinsi Banten, pada kenyataannya tidak sama dengan kekuatan politik pada tingkat kota/kabupaten di Provinsi Banten.

  Adanya kepala daerah sangat menentukan kepada kekuatan politik partai tertentu di daerah tersebut. Di Banten, kekuatan politik terbagi menjadi dua golongan antara lain: 1.

  Wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang didominasi oleh kekuatan PDI Perjuangan;

2. Wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kota

  Cilegon dan Kabupaten Pandeglang didominasi oleh kekuatan partai Golongan Karya (Golkar).

  Berdasarkan hasil klasifikasi kekuatan partai politik di atas, partai Golongan Karya (Golkar) pada tingkat kota/kabupaten masih mengungguli dari PDI-Perjuangan dan partai lainnya.

  Basis kekuatan terbesar Partai Golongan Karya terdapat di wilayah Kabupaten Serang. Kabupaten Serang merupakan kabupaten tertua di Banten.

  Sebelum Kota Serang berdiri, Kabupaten Serang dijadikan pusat dari ibu kota Provinsi Banten. Maka tidak heran jika, Partai Golongan Karya (Golkar) masih tetap berjaya di Kabupaten Serang karena kekuatan legislatif selama periode 2009-2014 dan periode 2014-2019 dikuasai oleh partai Golongan Karya (Golkar).

Tabel 1.2 Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi

  

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang

NO Nama PARPOL Periode Periode 2009-2014 2014-2019

  1. Partai Golongan Karya

  10

  9

  2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

  4

  5

  3. Partai Demokrat

  7

  4

  4. Partai Keadilan Sejahtera

  5

  5

  5. Partai Amanat Nasional

  5

  5

  6. Partai Hati Nurani Rakyat

  4

  3

  7. Partai Gerakan Indonesia Raya

  4

  6

  8. Partai Persatuan Pembangunan

  4

  4 9. 3 - Partai Bintang Reformasi

  10. Partai Bulan Bintang

  2

  1

  11. Partai Keadilan dan - Persatuan

  1 Indonesia

  1 Indonesia 13.

  • 12. Partai Nasional Benteng Kerakyatan
  • Partai Nasional Demokrat

  4

  • 14. Partai Kebangkitan Bangsa

  4 Sumber: Keputusan Gubernur Banten Nomor 171/Kep.328-Huk/2014 Tentang Peresmian Pemberhentian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang Masa Jabatan Tahun 2009-2014 dan Peresmian Pengangkatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang Masa Jabatan Tahun 2014- 2019 Hasil Pemilihan Umum Tahun 2014

  Dari data tersebut terlihat bahwa Partai Golkar masih mendominasi kekuatan legislatif di Kabupaten Serang dengan memperoleh 9 kursi pada periode 2014-2019. Namun angkat tersebut turun dibandingkan pada periode 2009-2014 yaitu 10 kursi. Jika kita bandingkan perolehan kursi dengan partai politik lainnya pada periode 2014-2019, perbandingannya sangat jauh. Perbedaan kursi dengan partai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua yaitu partai Gerakan Indonesia Raya yang memperoleh 6 kursi parlemen yang lebih kecil 3 kursi dari partai Golkar yang memperoleh 9 kursi. Dari perbedaan jumlah perolehan kursi legislatif tersebut, maka nominal bantuan keuangan yang diberikan pemerintah kepada partai politik akan berbeda-beda.

  Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang partai politik, sumber keuangan partai politik salah satunya adalah dari bantuan negara. Bantuan dari negara ini kemudian dijabarkan peraturan pelaksanaannya oleh Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik. Pada tingkatan kota/kabupaten, bantuan keuangan untuk partai politik bersumber dari Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota/kabupaten tersebut. Kemudian dalam pelaksanaan teknis pada tingkat kota/kabupaten diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbup).

  Kabupaten Serang merupakan ibu kota Propinsi Banten sebelum Kota Serang berdiri pada tahun 2010. Letaknya yang berada di Pusat Propinsi Banten menjadikan Kabupaten Serang sebagai barometer ekonomi, sosial, budaya dan politik bagi kota/kabupaten lainnya di Propinsi Banten. Posisi Kabupaten Serang sebagai barometer tersebut tidak diimbangi dengan pengaturan dalam hal bantuan, terutama bantuan keuangan kepada partai politik. Berdasarkan data yang didapatkan saat melakukan observasi awal di Bagian Pemerintahan Umum (Pemum) Kabupaten Serang pada hari Selasa 23 Februari 2016, bantuan keuangan kepada partai politik di Kabupaten Serang sebesar Rp. 1.159 dikalikan dengan jumlah perolehan suara dalam Pemilu. Nominal tersebut berbanding jauh dengan bantuan kepada partai politik di Kabupaten Lebak sebanyak Rp. 2.062 dikalikan dengan jumlah perolehan suara dalam Pemilu. (Sumber: wawancara dengan Rudi Kurniawan, Sekertaris Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Lebak, Kamis 17 Maret 2016) Perbedaan tersebut sangat signifikan, mengingat posisi Kabupaten Serang sebagai barometer politik, ekonomi, sosial dan budaya pada kenyataanya tidak seimbang dengan Kabupaten Lebak yang notabenenya merupakan salah kabupaten tertinggal di Propinsi Banten, tidak heran jika partisipasi politik masyarakat pada Pilkada Kabupaten Serang tahun 2015 hanya 50,80% dari daftar pemilih 1.112.305 orang, presentase pemilih ini jauh lebih rendah dari target pemilih yang di tentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat yaitu 77%. (Okezone 2015, Ini Pemenang Pilkada di Banten Versi KPU, dikutip 15 Maret 2016).

  Berdasakan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yang bersumber dari data dan informan pemangku kebijakan tersebut terdapat beberapa masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

  12 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik antara lain: Pertama, rumus dalam menentukan besaran bantuan kepada partai politik sulit untuk dipahami oleh nalar umum. Rumus besaran bantuan pada Perda No. 12

  Tahun 2009 merupakan turunan dari PP No. 83 Tahun 2012 yang berbunyi:

  

“Besaran bantuan per suara peraih kursi DPR/DPRD ditentukan oleh besaran

bantuan APBN/APBD periode sebelumnya dibagi perolehan suara partai politik

yang memperoleh kursi DPR/DPRD periode sebelumnya”. Formulasi yang

  digunakan terkesan matematis ini sebetulnya bermasalah. mengaitkan harga per suara periode saat ini dengan harga kursi pada periode sebelumnya merupakan hal yang tidak logis karena konversi suara dengan kursi tidak selalu berbanding lurus.

  Jika harga 1 kursi adalah 100 suara, maka partai politik A yang memiliki 145 suara, bisa sama-sama mendapatkan 1 kursi dengan partai politik B yang hanya memiliki 51 suara. (Perludem 2015. Siaran Pers Bantuan Keuangan Partai

  

Politik. dikutip pada tanggal 15 Mei 2016) Dari formulasi yang digunakan

  tersebut, seharusnya nominal bantuan keuangan kepada partai politik pada setiap daerah tidak berbanding terlalu jauh, namun pada kenyataannya di Kabupaten Serang nominal bantuan keuangan kepada partai politik sebesar Rp. 1.159,- lebih kecil dibandingkan Kabupaten Lebak yaitu sebesar Rp. 2.062,- Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak menggunakan rumus yang sama dalam menentukan besaran bantuan kepada partai politik, namun nominal bantuan yang diberikan berbanding sangat jauh.

  Kedua, tidak adanya lembaga atau tim khusus yang mengawasi pelaksanaan dari Perda tersebut sehingga selama berlakunya Perda ini belum ada yang melakukan evaluasi pada proses pelaksanaannya. Adapun pengawasan yang dilakukan hanya sebatas audit keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tingkat provinsi. Audit ini hanya mengawasi pada hasil saja bukan pada prosesnya. Adapun kegiatan monitoring evalution (Monev) yang dilakukan hanya sebatas pemanggilan kapada Fraksi di DPRD Kabupaten Serang, hal ini diperkuat dengan pernyataan Dra. Farida selaku Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perangkat Kecamatan Kabupaten Serang pada hari Selasa 23 Februari 2016. Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan monev tidak dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan, karena beliau beranggapan bahwa dengan meninjau ke lapangan tidak efisien waktu karena Kabupaten Serang wilayahnya luas, serta sumber daya manusia di lingkungan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Serang atau lebih dikenal Pemerintahan Umum (Pemum) terbatas sehingga untuk melakukan monev di lapangan sulit untuk dilakukan.

  Ketiga, akuntabilitas dan transparansi yang dilakukan oleh partai politik belum optimal karena masih bergabungnya asset Dewan Pimpinan Cabang partai politik Kabupaten Serang dengan Kota Serang, belum menetapnya secara permanen sekertariat, dan kegiatan partai politik yang terkesan fiktif atau tidak ada seperti kasus salah satu kader partai Hanura sekaligus anggota DPRD Kabupaten Serang periode jabatan 2014-2019 diindikasikan akan melakukan kegiatan reses fiktif (Newsmedia 2016, Terlalu di Kebupaten Serang Oknum

  

Dewan Tidak Ikut Reses Malah Nitip SPPD , dikutip 15 Maret 2016). Reses

  merupakan bagian dari kegiatan politik kader partai politik yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam upaya menampung aspirasi masyarakat serta mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilakukan untuk disampaikan kepada masyarakat. Adapun kasus lainnya yaitu akuntabilitas dan transparansi hanya sebatas kepada pemilik kebijakan, tidak kepada masyarakat secara umum.

  Hal ini diperkuat dengan penyataan Ibu Farida, pada tahun 2013 pernah terjadi sanksi pemberhentian bantuan keuangan kepada salah satu partai politik yaitu Partai Bintang Reformasi. Partai tersebut dibubarkan dengan alasan tidak jelas karena kepengurusan maupun sekertariatnya yang bubar begitu saja tanpa adanya keterangan, sehingga partai tersebut diberhetikan bantuan keuangannya dari pemerintah Kabupaten Serang karena tidak bisa melakukan akuntabilitas dan transparansi kepada pemeritah maupun kepada masyarakat Kabupaten Serang.

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS TENTANG PEMBUBARAN PARTAI POLITIK MENURUT PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR BERACARA DALAM PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

0 4 16

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DESA

0 0 16

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 12 TAHUN 2011

0 0 40

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (KP2T)

0 0 9

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

0 0 14

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

0 1 14

1 PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa Partai Politik merupakan perwujudan kedaul

0 0 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMA

0 1 12

ANALISIS PENERIMAAN PBB DAN BPHTB UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2002-2006 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 84

EVALUASI PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH TERHADAP PENGUSAHA RESTORAN

0 1 17