123dok Pengaruh+Independensi,+Budaya+Organisasi,+Good+Governance,+dan+Tingkatan+Jabatan+terhadap+Kinerja+Au

SKRIPSI
PENGARUH INDEPENDENSI, BUDAYA ORGANISASI,
GOOD GOVERNANCE, DAN TINGKATAN JABATAN
TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(STUDI KASUS PADA BPK PERWAKILAN SUMATERA UTARA)

OLEH :

DEFRI TUA SIANIPAR
110503048

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

1
Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
PENGARUH INDEPENDENSI, BUDAYA ORGANISASI,
GOOD GOVERNANCE, DAN TINGKATAN JABATAN
TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(STUDI KASUS PADA BPK PERWAKILAN SUMATERA UTARA)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Independensi, Budaya
Organisasi, Good Governance , dan Tingkatan Jabatan berpengaruh terhadap
Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Kasus pada Auditor BPK RI Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara)”. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi
assosiatif. Populasi adalah seluruh auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara yaitu sebanyak 93 orang Auditor, dan dijadikan sampel sebanyak
48 orang Auditor. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari
hasil jawaban responden atau kuesioner yang diajukan. Data yang telah
dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 17 for windows. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi
5% (α=0.05) serta uji koefisien determinasi.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dapat

diketahui bahwa variabel independensi secara parsial berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kinerja auditor, variabel budaya organisasi secara parsial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja auditor, pada variabel
good governance secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja auditor, dan variabel tingkatan jabatan secara parsial berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor BPK Perwakilan
Sumatera Utara. Demikian halnya dengan secara simultan, juga ditemukan
pengaruh signifikan variabel independensi, budaya organisasi, good governance ,
dan tingkatan jabatan terhadap kinerja auditor pemerintah pada Kantor BPK RI
Perwakilan Sumatera Utara. Nilai R Square atau koefisen determinasi adalah
0,307, angka ini mengindikasikan bahwa sebesar 30,7 % Kinerja Auditor (Y)
dapat dijelaskan oleh Independensi (X1), Budaya Organisasi (X2), Good
Governance (X3), Tingkatan Jabatan (X4) sedangkan sisanya sebesar 69,3 %
dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Independensi, Budaya organisasi, Good governance, Tingkatan
jabatan, dan Kinerja.

i
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
EFFECT OF INDEPENDENCE, ORGANIZATIONAL CULTURE, GOOD
GOVERNANCE, AND LEVEL POSITION TO THE PERFORMANCE
OF GOVERNMENT AUDITORS
(CASE STUDY AT BPK REPRESENTATIVE OF NORTH SUMATERA
PROVINCE)
This study is aims to know the influence Of Independence, Organizational
Culture, Good Governance, And Level Position to the Performance of
Government Auditors (an case study at BPK Auditor the Republic of Indonesia
Representative of North Sumatera Province)” The method of study was causal
associative research. The population was all auditors in BPK Republic of
Indonesia, the representative of North Sumatera province for 93 persons and the
sample was taken for 48 persons. The study used primary data which was
obtained from the answer of the respondents and the questionnaire distributed.
The collected data was analyzed using data analysis method by firstly proposing
the classical assumption before performing the hypothesis test. Classical
assumption test and hypothesis test was done using SPSS software version 17 for
Windows. The hypothesis test in this research used multiple regression linier with
t-test and f-test at sig n ifica nce level 5 % (α = 0 ,0 5) and determination
coefficient test.

The results of study showed that partially the Independence had positive
and not significant influence to Performance of Auditors, Organizational Culture
partially had negative and not significant influence to Performance of Auditors,
Good Governance partially had positive and significant influence to Performance
of Auditors, and Level Position partially had positive and not significant
influence to Performance of Auditors at BPK Auditor Republic of Indonesia, the
Representative of North Sumatera province. Simultaneously, it was found
significant influence of Independence, Organizational Culture, Good Governance,
and Level Position to the Performance of Government Auditors BPK Auditor
Republic of Indonesia, the Representative of North Sumatera Province. Figures R
Square of or the coefficient of determination is 0,307 showed that 30,7% of
Performance Auditors (Y) can be explained by Independence (X1),
Organizational Culture (X2), Good Governance (X3), and Level Position (X4)
while the remaining 69,3 % explained by other variables beyond the variables
used in the study.
Key words : Independence, Organizational Culture, Good Governance,
Level Position, Performance

ii
Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang selalu menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Independensi, Budaya Organisasi, Good Governance, dan Tingkatan
Jabatan terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Kasus Pada BPK Perwakilan
Sumatera Utara)”. Penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran,
motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini.
Selama studi dan pengerjaan penelitian ini penulis telah banyak
mendapatkan masukan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak khususnya
pihak keluarga. Untuk Ayah saya Drs. M. Sianipar dan Ibu saya Dra. L. Sirait
yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu memberikan
motivasi, nasehat, cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Kemudian pada kesempatan ini juga penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


2.

Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3.

Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

4.

Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

iii
Universitas Sumatera Utara

5.


Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6.

Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, Mec, Ac selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan waktu untuk membimbing Penulis dan memberikan saran
dan nasehat dalam penyempurnaan skripsi ini.

7.

Bapak R. Aryo Seto Bomantari, S.E.,M.M,Ak, selaku Kepala Sub Auditorat
Sumut I yang telah memberikan izin melaksanakan riset.

8.

Pimpinan dan auditor BPK RI Perwakilan Sumatera Utara yang telah
membantu penulis dalam melengkapi data penelitian ini.


9.

Kakanda senior, Junpa Siregar S.E.,Ak yang telah membantu penulis dalam
perjalanan tugas akhir ini.

10. Saudara dan saudari tersayang Kak Ana, Sudar, Lamtiur dan Angel yang
baik terimakasih selama ini telah memberikan perhatian, doa, dan dukungan.
11. Yang terkasih Debora Kristina Natalia Simanjuntak, terima kasih atas segala
doa, semangat, motivasi, waktu, perhatian dan tenaga yang tidak pernah
bosan mengingatkan dan membantu penulis selama ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan skirpsi ini.
12. Kepada rekan-rekan sepergerakan GMKI komisariat FEB USU, terima kasih
buat doa dan dukungan rekan-rekan selama ini.
Medan,

Agustus 2015
Penulis

Defri Tua Sianipar
110503048

iv
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...........................................................................................................
ABSTRACT ..........................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

i
ii
iii
v
vii
viii
ix


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................

1
1
10
10
11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
2.1 Teori Independensi ................................................................................
2.1.1Pengertian Independensi ................................................................

12
12

2.1.2 Klasifikasi Independensi Akuntan Publik ......................................

2.1.3 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Independensi ................
2.1.4 Gangguan Independensi ................................................................
2.2 Budaya Organisasi.....................................................................................
2.2.1 Pengertian Budaya Organisasi .......................................................
2.2.2 Karakteristik Budaya Organisasi....................................................
2.3 Good Governance .....................................................................................
2.3.1 Pengertian Good Governance ........................................................
2.3.2 Prinsip-prinsip Good Governance..................................................
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Good Governance .........................................
2.4 Tingkatan Jabatan......................................................................................
2.4.1 Pengertian Tingkatan Jabatan ........................................................
2.4.2 Klasifikasi Jabatan ........................................................................
2.5 Akuntansi Keperilakuan ............................................................................
2.6 Kinerja Auditor .........................................................................................
2.6.1 Pengertian Kinerja.........................................................................
2.6.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja.................................
2.6.3 Tujuan Penilaian Kinerja ...............................................................
2.6.4 Metode Penilaian Kinerja ..............................................................
2.7 Penelitian Terdahulu..................................................................................
2.8 Kerangka Konseptual .............................................................................
2.9 Hipotesis ..................................................................................................

12
15
15
18
20
20
22
23
23
25
25
26
26
27
28
29
29
30
32
33
35
37
39

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................

41
v

Universitas Sumatera Utara

3.1 Jenis Penelitian .........................................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................
3.3 Batasan Operasional ..................................................................................
3.4 Definisi Operasional ..................................................................................
3.5 Skala Pengukuran Variabel ........................................................................
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................
3.6.1 Populasi ...........................................................................................
3.6.2 Sampel .............................................................................................
3.7 Jenis Data Penelitian..................................................................................
3.8 Metode Pengumpulan Data ........................................................................
3.9 Uji Kualitas Data .......................................................................................
3.9.1 Uji Validitas ...................................................................................
3.9.2 Uji Reliabilitas .................................................................................
3.10 Teknik Analisis Data ...............................................................................
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif .............................................................
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ..........................................................................
3.10.3 Metode Analisis Statistik ................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
4.1 Gambaran Umum BPK RI.........................................................................
4.1.1 Sejarah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI .................................
4.1.2 Visi dan Misi BPK RI.......................................................................
4.1.3 Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Sumatera Utara ...................
4.2 Hasil Penelitian .........................................................................................
4.2.1 Analisis Deskriptif............................................................................
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ...............................................
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ...................................................
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda .....................................................
4.2.4 Pengujian Hipotesis ..........................................................................
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................

41
41
41
42
44
45
45
45
46
46
47
47
50
51
51
52
54

57
57
57
61
61
65
65
65
68
88
95
97

103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 108
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 108
5.2 Saran ........................................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

110

LAMPIRAN ..........................................................................................................

113

vi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No. Tabel

2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19

Judul

Halaman

Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................... 35
Operasionalisasi Variabel...................................................................... 43
Instrumen Skala Likert .......................................................................... 44
Uji Validitas ........................................................................................... 48
Uji Reliabilitas ....................................................................................... 50
Bidang Tugas Pimpinan Perwakilan BPK Sumatera Utara ................ 63
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia......................................... 65
Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan ................................ 66
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......................... 66
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 67
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ......................... 68
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Independensi…....... . .... 69
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi........ 74
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Good Governance ......... 77
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Tingkatan Jabatan..... .. . 81
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja............. ............. 84
Uji Kolmogorov-Smirnov Test ............................................................. 91
Uji Glesjer .............................................................................................. 93
Uji Multikolineraritas ............................................................................ 94
Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 96
Uji Koefisien Determinasi (R2 ) ............................................................ 98
Hubungan Antar Variabel ..................................................................... 98
Uji Simultan (Uji-F) .............................................................................. 101
Uji Parsial (Uji-t) ................................................................................... 102

vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul
Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ............................................................................... 39
4.1 Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Sumatera Utara ..................... 62
4.2 Histogram ................................................................................................. 89
4.3 Pengujian Normalitas P – P Plot ............................................................. 90
4.4 Scatterplot ................................................................................................. 92

viii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1
2
3
4
5
6

Judul
Halaman
Kuesioner Penelitian ............................................................... 113
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................... 120
Karakteristik Variabel............................................................. 122
Distribusi Jawaban Responden Uji Validitas dan Reliabilitas 138
Tabulasi Jawaban Responden ................................................ 139
Uji Asumsi Klasik ................................................................... 146

ix
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
PENGARUH INDEPENDENSI, BUDAYA ORGANISASI,
GOOD GOVERNANCE, DAN TINGKATAN JABATAN
TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH
(STUDI KASUS PADA BPK PERWAKILAN SUMATERA UTARA)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Independensi, Budaya
Organisasi, Good Governance , dan Tingkatan Jabatan berpengaruh terhadap
Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Kasus pada Auditor BPK RI Perwakilan
Provinsi Sumatera Utara)”. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi
assosiatif. Populasi adalah seluruh auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi
Sumatera Utara yaitu sebanyak 93 orang Auditor, dan dijadikan sampel sebanyak
48 orang Auditor. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari
hasil jawaban responden atau kuesioner yang diajukan. Data yang telah
dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 17 for windows. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi
5% (α=0.05) serta uji koefisien determinasi.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dapat
diketahui bahwa variabel independensi secara parsial berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kinerja auditor, variabel budaya organisasi secara parsial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja auditor, pada variabel
good governance secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja auditor, dan variabel tingkatan jabatan secara parsial berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor BPK Perwakilan
Sumatera Utara. Demikian halnya dengan secara simultan, juga ditemukan
pengaruh signifikan variabel independensi, budaya organisasi, good governance ,
dan tingkatan jabatan terhadap kinerja auditor pemerintah pada Kantor BPK RI
Perwakilan Sumatera Utara. Nilai R Square atau koefisen determinasi adalah
0,307, angka ini mengindikasikan bahwa sebesar 30,7 % Kinerja Auditor (Y)
dapat dijelaskan oleh Independensi (X1), Budaya Organisasi (X2), Good
Governance (X3), Tingkatan Jabatan (X4) sedangkan sisanya sebesar 69,3 %
dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Independensi, Budaya organisasi, Good governance, Tingkatan
jabatan, dan Kinerja.

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
EFFECT OF INDEPENDENCE, ORGANIZATIONAL CULTURE, GOOD
GOVERNANCE, AND LEVEL POSITION TO THE PERFORMANCE
OF GOVERNMENT AUDITORS
(CASE STUDY AT BPK REPRESENTATIVE OF NORTH SUMATERA
PROVINCE)
This study is aims to know the influence Of Independence, Organizational
Culture, Good Governance, And Level Position to the Performance of
Government Auditors (an case study at BPK Auditor the Republic of Indonesia
Representative of North Sumatera Province)” The method of study was causal
associative research. The population was all auditors in BPK Republic of
Indonesia, the representative of North Sumatera province for 93 persons and the
sample was taken for 48 persons. The study used primary data which was
obtained from the answer of the respondents and the questionnaire distributed.
The collected data was analyzed using data analysis method by firstly proposing
the classical assumption before performing the hypothesis test. Classical
assumption test and hypothesis test was done using SPSS software version 17 for
Windows. The hypothesis test in this research used multiple regression linier with
t-test and f-test at sig n ifica nce level 5 % (α = 0 ,0 5) and determination
coefficient test.
The results of study showed that partially the Independence had positive
and not significant influence to Performance of Auditors, Organizational Culture
partially had negative and not significant influence to Performance of Auditors,
Good Governance partially had positive and significant influence to Performance
of Auditors, and Level Position partially had positive and not significant
influence to Performance of Auditors at BPK Auditor Republic of Indonesia, the
Representative of North Sumatera province. Simultaneously, it was found
significant influence of Independence, Organizational Culture, Good Governance,
and Level Position to the Performance of Government Auditors BPK Auditor
Republic of Indonesia, the Representative of North Sumatera Province. Figures R
Square of or the coefficient of determination is 0,307 showed that 30,7% of
Performance Auditors (Y) can be explained by Independence (X1),
Organizational Culture (X2), Good Governance (X3), and Level Position (X4)
while the remaining 69,3 % explained by other variables beyond the variables
used in the study.
Key words : Independence, Organizational Culture, Good Governance,
Level Position, Performance

ii
Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu

lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan
Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan
perhatian besar bagi kalangan masyarakat. Masyarakat menuntut akan adanya
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan oleh lembaga-lembaga
sektor publik, diantaranya yaitu lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik
negara/daerah maupun organisasi publik lainnya yang ada di negeri ini.
Tuntutan tersebut wajar dilakukan oleh masyarakat karena banyaknya
penyelewangan yang terjadi, disebabkan oleh pengelolaan pemerintah yang buruk
(bad governance) dan kurangnya pengawasan intern pemerintah terhadap proses

penyelenggaraan pemerintahan. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
(good governance) menurut Mardiasmo (2005) terdapat tiga aspek penting yaitu

pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, Pengawasan Intern
adalah seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan
sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

1
Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang sistem
pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan pengendalian intern tersebut
dilaksanakan oleh aparat pengawasan intern pemerintah (APIP), yaitu Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP); Inspektorat Jenderal;
Inspektorat Provinsi; dan Inspektorat Kota. BPKP sebagai salah satu pelaksana
tugas pengendalian internal pemerintah yang mempunyai tugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan keuangan dan pembangunan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut UU RI No.15 Tahun 2004 Pemeriksaan adalah proses identifikasi
masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan
profesional berdasarkan

standar pemeriksaan, untuk

menilai kebenaran,

kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan
tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan
atas nama BPK. Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disebut BPK,
adalah Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengawasan dan pengendalian intern pemerintah merupakan fungsi
manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui
pengawasan dan pengendalian intern dapat diketahui apakah suatu instansi
pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan,
dan ketentuan yang berlaku dalam pemerintahan.

2
Universitas Sumatera Utara

Selain itu, pengawasan dan pengendalian intern atas penyelenggaraan
pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan,
akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, merumuskan arti good
governance sebagai berikut: “Kepemerintahan yang mengembangkan dan

menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat”.
Sesuai dengan UU RI No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pelaksana pemeriksaan
keuangan Negara dilaksanakan oleh BPK. BPK yang merupakan pemeriksa
Keuangan Negara bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan Lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan negara.
Dalam

melaksanakan

tugasnya,

auditor

BPK

harus

melakukan

pemeriksaan berdasarkan kode etik dan standar audit. Kode etik dimaksudkan
untuk menjaga perilaku auditor dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar
Audit dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan auditor.
Dengan adanya aturan tersebut, masyarakat atau pengguna laporan dapat menilai

3
Universitas Sumatera Utara

sejauh mana auditor pemerintah telah bekerja sesuai dengan standar dan etika
yang telah ditetapkan (Sukriah dkk, 2009).
Dalam menjalankan fungsi audit tersebut, maka BPK perlu didukung oleh
kinerja auditornya. Auditor memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi
pemeriksaan. Fungsi audit akan efektif dan optimum apabila kinerja auditor
ditentukan oleh perilaku auditor tersebut. Sebagai penunjang keberhasilan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja
auditor yang baik dan berkualitas.
Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan
temuan atau hasil pemeriksaaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari,
2007). Kinerja auditor didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan
waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan
waktu.
Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau
tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu. Kinerja (prestasi kerja)
dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar), dimana kualitas adalah
berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah
hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu
adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan (Trisnaningsih, 2007).
Dalam hal ini, profesi auditor pemerintah menjadi sorotan di setiap
kalangan masyarakat dalam menjalankan tugasnya. Auditor harus melakukan
penyempurnaan dalam hal pencapaian tujuannya agar dapat dipercaya oleh

4
Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Seorang auditor yang mempertahankan integritas, akan bertindak
jujur dan tegas dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi.
Dengan berbagai tekanan yang ada untuk memanipulasi fakta-fakta, auditor yang
berintegritas mampu bertahan dari berbagai tekanan tersebut sehingga fakta-fakta
tersaji seobjektif mungkin.
Auditor yang mempertahankan objektivitas, akan bertindak adil atau tidak
memihak sehingga independensi profesinya dapat dipertahankan. Dalam
mengambil keputusan atau tindakan, ia tidak boleh bertindak atas dasar prasangka
atau bias, pertentangan kepentingan, atau pengaruh dari pihak lain. Auditor yang
objektif adalah auditor yang mengambil keputusan berdasarkan seluruh bukti
yang tersedia, bukan karena pendapat atau prasangka pribadi, maupun tekanan
dan pengaruh orang lain.
Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh dan
tidak akan dapat dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri
auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.
Dalam kaitannya sebagai pemeriksa eksternal di bidang keuangan negara, auditor
BPK dalam melaksanakan tugasnya perlu dilandasi dengan sikap, etika, dan moral
yang baik sehingga auditor dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara
objektif.
Hal tersebut harus dilakukan agar segala kekurangan dalam laporan
keuangan pemerintah dapat dideteksi secara akurat sebagai bahan dalam
memperbaiki sistem pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta
sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan secara tepat maka diperlukan suatu

5
Universitas Sumatera Utara

lembaga khusus yang independen, objektif, dan tidak memihak dalam memeriksa
laporan keuangan pemerintah. Lembaga yang dimaksud adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Penelitian ini didukung oleh penelitian dari Trisnaningsih
(2007) yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara independensi auditor
terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin independensi
seorang auditor dalam melakukan audit

maka akan semakin mempengaruhi

kinerjanya.
Sebagai bentuk nyata peran BPK sebagai auditor eksternal adalah dalam
lima tahun terakhir, upaya untuk meningkatkan transparansi merupakan salah satu
hal yang menonjol, dimana bos-bos bank umum dan bank sentral bisa dipenjara.
Berbagai kasus korupsi kelas kakap juga dapat terungkap bahkan BPK telah
mengungkap banyak kasus yang menunjukkan buruknya pengelolaan keuangan
negara seperti kasus YPPI dan BI serta tersebarnya rekening liar bernilai puluhan
triliun rupiah.
Hasil pemeriksaan eksternal akan menjadi bahan bagi lembaga perwakilan
untuk melakukan pengawasan terhadap cara pemerintah mempergunakan
anggaran

pertimbangan

dalam

penyusunan

anggaran

(budgeting)

tahun

berikutnya. Perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23E ayat (1) menegaskan posisi
BPK sebagai satu-satunya Auditor eksternal. Kemandirian auditor eksternal
sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak
(netral)”. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak

6
Universitas Sumatera Utara

memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya
(Mulyadi, 2002).
Selain itu keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang
pekerjaan sangat ditentukan oleh budaya organisasinya. Budaya organisasi adalah
sehimpun nilai, prinsip-prinsip, tradisi dan cara-cara bekerja yang dianut bersama
oleh para anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak (Robbins,
2009). Budaya organisasi juga membentuk dan mengendalikan perilaku dalam
keorganisasian. Budaya organisasi mempengaruhi cara individu untuk merespons
dan menafsirkan segala situasi dan permasalahan yang terjadi di dalam organisasi.
Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilainilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku
anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan
kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi
organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan
lingkungan dengan cepat dan tepat.
Hal tersebut didukung dengan Penelitian Nenni Yulistiyani (2014) yang
menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja auditor,
bahwa budaya dalam suatu organisasi mempunyai nilai tinggi yang dianut
bersama oleh anggota organisasi, cenderung membentuk perilaku kelompok
sehingga akan mempengaruhi kinerja seorang auditor menjadi lebih baik.

7
Universitas Sumatera Utara

Siagian (2002:200) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan
salah satu variabel penting bagi seorang pemimpin, karena budaya organisasi
mencerminkan nilai-nilai dan menjadi pedoman bagi anggota organisasi.
Kesesuaian antara individu dengan budaya organisasi sangat penting. Apabila
individu merasa tidak nyaman dalam suatu lingkungan kerjanya atau lingkungan
organisasi, maka akan mengalami ketidakberdayaan, kekhawatiran di dalam
dirinya sendiri sehingga kinerja yang dihasilkannya pun tidak maksimal.
Sebaliknya

kalau

ia

merasa

nyaman

dengan

lingkungannya,

ia

akan

memperlihatkan sifat positif dan menghasilkan kinerja yang baik dalam
lingkungan organisasi tersebut.
Hasil dari pemeriksaan di BPK yang berkualitas sangat ditentukan oleh
kinerja auditor. Secara ideal di dalam menjalankan profesinya, seorang auditor
hendaknya memperhatikan prinsip dasar good governance dalam organisasi
tersebut. Auditor juga harus mentaati aturan etika profesi yang meliputi
pengaturan tentang independensi, integritas dan objektivitas, standar umum dan
prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan
seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik lainnya (Satyo, 2005).
Lebih lanjut Satyo menyatakan memahami kode etik saja tidak cukup
untuk membuat perilaku karyawan dan perusahaan menjadi lebih baik dan etis.
Pemahaman good governance diimplementasikan pada perusahaan secara tepat,
terutama untuk memperoleh karakter perusahaan yang kuat dalam menghasilkan
manajemen kinerja yang unggul. Salah satu manfaat yang bisa dipetik dengan

8
Universitas Sumatera Utara

melaksanakan good governance adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik.
Penelitian ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih
(2007) yang menyatakan bahwa good governance berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja auditor. Temuan ini memberikan indikasi bahwa good
governance mempengaruhi kinerja dari auditor. Seorang auditor yang memahami
good governance secara benar dan didukung independensi yang tinggi, maka

akan mempengaruhi kinerja auditor dalam mencapai tujuan akhir sebagaimana
diharapkan oleh berbagai pihak.
Menurut Jusuf (2001) Tingkatan jabatan dalam suatu organisasi akuntan
publik yaitu: partner, manager, supervisor, senior in charge auditor dan asisten.
Tingkatan jabatan yang banyak dijumpai dalam KAP di Indonesia, mengacu pada
Simamora (2002) yaitu: partner, manager, senior auditor dan junior auditor .
Pekerjaan yang dilakukan secara tim yang terdiri dari beberapa staf dan diketuai
oleh supervisor. Hasil kerja tim ditinjau oleh manajer, kemudian manajer
bertanggungjawab terhadap seorang partner . Partner disebut juga sebagai rekan
yang bertanggungjawab penuh terhadap semua operasional dalam kantor-kantor
tersebut.
Penelitian tentang posisi hirarki jabatan yang dilakukan oleh Jimbalvo dan
Pratt (1988) dalam Pratt dan Beulieu (1992) menyimpulkan bahwa perbedaan
tugas dan tanggung jawab akuntan disebabkan karena perbedaan hirarki jabatan,
di

mana

semakin

tinggi

level

hirarkinya

semakin

tinggi

tingkat

profesionalismenya. Penelitian tersebut mengindikasikan dengan semakin tinggi

9
Universitas Sumatera Utara

level jabatannya, maka semakin tinggi profesionalisme. Sehingga dalam
penelitian ini, dimaksudkan untuk mengetahui apakah tingkatan jabatan
mempengaruhi kinerja dari auditor tersebut.
Elya Wati, Lismawati, dan Nila Aprilia (2010) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa variabel independen, gaya kepemimpinan, komitmen
organisasi dan pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja
auditor. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Independensi, Budaya Organisasi, Good Governance ,
dan Tingkatan Jabatan Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Kasus Pada
BPK Perwakilan Sumatera Utara).”

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah independensi, budaya organisasi,
good governance, dan tingkatan jabatan berpengaruh terhadap kinerja auditor

pemerintah baik secara parsial maupun simultan?

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh independensi, budaya organisasi, good governance , dan
tingkatan jabatan terhadap kinerja auditor pemerintah baik secara parsial maupun
simultan.

10
Universitas Sumatera Utara

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di samping
memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang audit kinerja pemerintah
khususnya Pengaruh Independensi, Budaya Organisasi, Good Governance ,
dan Tingkatan Jabatan terhadap kinerja auditor pemerintah.
2. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
Auditor baik auditor senior maupun auditor junior dalam menjalankan
pemeriksaan akuntansi ( auditing ) harus berdasarkan pada prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan selalu menegakkan Kode Etik Akuntan
sebagai profesi akuntan publik.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dan informasi yang
nantinya dapat memberi perbandingan dalam mengadakan penelitian yang
lebih lanjut khususnya mengenai kinerja auditor pemerintah.

11
Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Teori Independensi

2.1.1

Pengertian Independensi
Independensi merupakan terjemahan kata independence yang berasal dari

Bahasa Inggris, yang artinya “dalam keadaan independen”, adapun arti kata
independen bermakna ”tidak tergantung atau dikendalikan oleh (orang lain atau
benda), tidak mendasarkan pada diri pada orang lain, bertindak atau berpikir
sesuai dengan kehendak hati, bebas dari pengendalian orang lain, tidak
dipengaruhi oleh orang lain. Menurut Arens et al (2008:111), independensi dalam
audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Independensi sangat
penting bagi auditor untuk dijaga dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Menurut Halim (2008:46), independensi merupakan suatu cerminan sikap
dari seorang auditor untuk tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan audit.
Independensi adalah sikap mental seorang auditor dimana ia dituntut untuk
bersikap jujur dan tidak memihak sepanjang pelaksaan audit dan dalam
memposisikan dirinya dengan auditee-nya. Independensi menurut Wirakusumah
dan Agoes (2003 : 8) merupakan pandangan yang tidak berprasangka dan tidak
memihak dalam melakukan test-test audit, evaluasi dan hasil-hasilnya, dan
penerbitan laporan, dan merupakan alasan utama kepercayaan masyarakat.
Dalam menjalankan tugasnya, auditor harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur
dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.

12
Universitas Sumatera Utara

Dalam Kode Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa
setiap anggota harus mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi
dalam

melaksanakan

tugasnya.

Seorang

auditor

yang

menegakkan

independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai
kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang
dijumpainya dalam pemeriksaan. Independensi dalam penampilan akuntan publik
dianggap rusak jika ia mengetahui atau patut mengetahui keadaan atau hubungan
yang mungkin mengkompromikan independensinya.
Menurut Ruchjat Kosasih (2000:47-48) ada empat jenis risiko yang dapat
merusak independensi akuntan publik , yaitu :
a. Self interest risk, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat
dari keterlibatan keuangan klien.
b. Self review r isk, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan
penugasan pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang
dibuat untuk kepentingan klien atau melaksanakan jasa lain yang
mengarah pada produk atau pertimbangan yang mempengaruhi
informasi yang menjadi pokok bahasan dalam penugasan pemberian
jasa keyakinan.
c. Advocacy risk, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi
terlalu erat kaitanya dengan kepentingan klien.
d. Client influence risk, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai
hubungan erat yang kontinyu dengan klien, termasuk hubungan pribadi

13
Universitas Sumatera Utara

yang dapat mengakibatkan intimidasi oleh atau keramahtamahan
(familiarity) yang berlebihan dengan klien.

Menurut Siti (2009:51) independensi dapat dijabarkan sebagai cara
pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil
pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi Independence in fact dan independence in appearance .
Independensi dapat dibagi menjadi dua bagian yakni independence in fact
(independensi dalam kenyataan) dan independence in appearance (independensi
dalam penampilan). Sedangkan Independensi menurut pendapat Sukrisno Agoes
dan I Cenik Ardana (2009:146) adalah “Independensi mencerminkan sikap tidak
memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam
mengambil keputusan dan tindakan.”
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Independensi auditor pemerintah
adalah sikap tidak memihak kepada kepentingan siapa pun dalam melakukan
pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Auditor
pemerintah berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada pemerintah, namun juga
kepada lembaga perwakilan dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
pekerjaan auditor pemerintah.

14
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Klasifikasi Independensi Akuntan Publik
Arens (2003:83) mengkategorikan independensi kedalam dua aspek yaitu:
1.

Independensi in Fact (Independensi dalam fakta)

Independensi dalam fakta (independen in fact) ada bila auditor benar-benar
mampu mempertahankan sikap yang tidak bias dan sikap yang tidak memihak
sepanjang pelaksanaan auditnya.
2.

Independensi in Appearance (Independensi dalam penampilan)

Merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan
pelaksanaan audit. Meskipun auditor independen telah menjalankan audit secara
independen dan objektif, pendapatnya yang dinyatakan melalui laporan audit tidak
akan dipercaya oleh para pemakai jasa auditor independen bila tidak mampu
mempertahankan

independensi

dalam

penampilan.

Independensi

dalam

penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap independensi akuntan
publik secara maupun keseluruhan.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Independensi
Faktor –faktor yang mempengaruhinya antara lain:
1. Ikatan kepentingan keuangan
Akuntan publik dapat kehilangan independensinya apabila mempunyai
kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien yang diauditnya.
Beberapa jenis ikatan keuangan dan hubungan usaha tersebut diantaranya selama
perjanjian kerja atau saat menyatakan opininya, akuntan publik atau kantornya
memiliki kepentingan keuangan langsung dan tidak langsung yang material di

15
Universitas Sumatera Utara

dalam perusahaan yang menjadi kliennya. Misalnya, memiliki utang atau piutang
pada perusahaan yang diaudit, menjadi trustee atau eksekutor atau administrator
atas satu atau beberapa estate memiliki kepentingan keuangan langsung, dan lain
sebagainya.
2. Jasa-jasa lain selain jasa audit
Aktivitas bisnis kantor akuntan publik selain memberikan jasa audit juga
memberikan jasa-jasa lain. Misalnya, jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen,
serta jasa akuntansi dan pembukuan. Pemberian jasa lain ini memungkinkan
hilangnya independensi akuntan publik karena akuntan publik akan cendrung
memihak kepada kliennya.
3. Lamanya hubungan atau penugasan audit
Lamanya penugasan audit digolongkan menjadi dua. Yaitu, lima tahun
atau kurang, atau lebih dari lima tahun. Penugasan lebih dari lima tahun dianggap
dapat mempengaruhi independensi akuntan publik secara negatif.
4. Ukuran kantor akuntan publik
Kantor akuntan publik yang lebih besar tidak begitu tergantung pada salah
satu klien saja. Hilangnya satu klien tidak akan begitu mempengaruhi
pendapatnya. Sehingga kantor akuntan publik yang lebih besar dipercaya akan
lebih independen dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang kecil.
5. Persaingan antar kantor
Persaingan antar kantor akuntan publik yang tajam kemungkinan akan
berdampak secara signifikan terhadap independensi kantor akuntan publik sebab,
setiap kantor akuntan publik mempunyai kekhawatiran akan kehilangan kliennya.

16
Universitas Sumatera Utara

Kantor akuntan publik dihadapkan pada dua pilihan. Yaitu, akan kehilangan
kliennya karena klien mencari kantor akuntan publik lain atau mengeluarkan opini
sesuai dengan keinginan klien.
6. Audit Fee
Audit fee yang besar jumlahnya kemungkinan akan mengakibatkan
berkurangnya independensi akuntan publik. Hal ini setidaknya disebabkan oleh
dua hal. Pertama, kantor akuntan yang melakukan audit merasa tergantung pada
klien sehingga cenderung segan untuk menolak keinginan klien. Kedua, jika
memberikan opini yang tidak sesuai dengan keinginan klien, maka akan muncul
kekhawatiran kantor akuntan akan kehilangan kliennya mengingat pendapatan
yang diterima relatif besar.
7. Tekanan peran (Role Stress)
Tekanan peran yaitu seberapa luas ekspektasi serangkaian peran anggota
organisasi adalah tidak jelas/ membingungkan (ambiguous) atau tidak sesuai satu
dengan lainnya/ bertentangan (conflict) . Tekanan peran mencakup konflik peran
(role conflict) dan ketidakjelasan peran (role ambiguity). Konflik peran

didefinisikan oleh Wolfe dan Snoke (1962) sebagai kejadian yang simultan dari
dua tekanan atau lebih seperti ketaatan pada satu hal akan membuat sulit atau
tidak mungkin untuk menaati yang lainnya. Sedangkan ketidakjelasan peran
adalah tidak adanya informasi yang memadai yang diperlukan seseorang untuk
menjalankan perannya dengan cara yang memuaskan (Khan dkk.,1946).

17
Universitas Sumatera Utara

8. Tekanan Kesesuaian (Confarmity Pressure)
Confarmity atau peneliti menyebutnya dengan pengaruh sosial yaitu,

mengacu kepada perilaku yang dipengaruhi oleh contoh-contoh yang diberikan
oleh rekan kerja, bukan oleh intruksi dari figur otoritas. Seseorang/auditor akan
menyesuaikan diri mereka dengan situasi pengaruh normatif karena mereka takut
terhadap konsekuensi negatif atas penampilan yang menyimpang.
9. Audit Delay
Audit delay yaitu rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan
keuangan tahunan, yang biasanya diukur berdasarkan lamanya hari yang
dibutuhkan untuk memperoleh laporan independen atas audit laporan keuangan
tahunan perusahaan sejak penugasan audit sampai dengan pelaporan audit
independen diterbitkan. Suksesnya audit sangat erat terkait dengan kinerja tim
audit serta supervisi oleh pengendali teknis dan pengendali mutu tim audit
dituntut untuk dapat memenuhi standar waktu sebagaimana yang tertuang dalam
program audit yang sudah ditetapkan.

2.1.4 Gangguan Independensi
Di dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), juga dijelaskan bahwa
terdapat tiga macam gangguan terhadap independensi, yaitu:
1.

Gangguan Pribadi
Gangguan