Pengaruh Prinsip Entrepreneurship Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa I Manajemen Stambuk 2012 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Entrepreneurship
Kata entrepreneur dan entrepreneurship dalam bahasa Inggris, menurut
Holt (1992), berasal dari bahasa Prancis yakni dari entreprendre. The Concice
Oxford French Dictionary (1980) mengartikan entreprendre sebagai toundertake
(menjalankan, melakukan, berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai);
to attempt (mencoba, berusaha). Dalam bahasa Jerman menggunakan kata
unternerhmer yang diturunkan dari katakerja unternehmen yang berarti sama
dengan arti entrepreneur (Sukardi, 1991). Dalam bahasa Indonesia kata
“wirausaha” merupakan gabungan kata wirw (gagah, berani, perkasa)dan usaha.
Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.
(hutagalung et al, 2008)
Beberapa konsep kewirausahaan seakan-akan identik dengan kemampuan
para pengusaha dalam dunia usaha (business). Padahal tidak demikian,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan waktu atau ciri pengusaha semata,
karena sifat ini dimiliki juga bukan pengusaha. Wirausaha mencakup semua aspek
pekerjaan baik sebagai karyawan maupun pemerintah. Wirausaha adalah mereka
yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan
ide, dan meramu sumberdaya untuk menemukan jalan peluang dan perbaikan

hidup. (Mudjiarto, et al: 2006)
Kewirausahaan adalah pedanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemaen dalam bahasa Belanda.

5
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya.(Hendro, 2011)
Kewirausahaanadalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana,
2008). Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah “kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan
tindakan inovatif demi terciptanya peluang”.
2.1.2

Manfaat kewirausahaan (Zimmerer, et al : 2008)


2.1.2.1 Peluang untuk menentukan nasib Anda sendiri
Memiliki perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi
para wirausahawan untuk mencapai apa yang penting baginya. Para wirausahawan
ingin “mencoba memenangkan” hidupnya, dan para wirausaha menggunakan
bisnis untuk mewujudkan keinginan itu.
Setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam bisnis kontruksi,
Dougg Donforth dalam Zimmerer, et al(2008:11) memutuskan untuk mewujudkan
impiannya membuka took di kota kelahirannya. Danforth mengumpulkan uangnya
sebesar 900, menyakinkan anggota keluarganya agar mau meminjamkan sedikit
modal, dan membuka tokonya, yang ia bangun menjadi bisnis yang berkembang
dengan pesat.Seperti Doug Danforth, para wirausahaan meraih penghargaan
intrinsik dengan mengetahui faktor pendorong di belakang bisnisnya.

6
Universitas Sumatera Utara

2.1.2.2 Peluang untuk Melakukan Perubahan
Semakin banyak wirausahawan memulai bisnis karena para wirausahawan
melihat peluang untuk membuat perubahan yang menurutnya penting. Mungkin
berupa keinginan menyediakan perumahan murah yang layak untuk keluarga di

negara sedang berkembang atau mendirikan program daur ulang untuk
melestarikan sumber daya bumi yang terbatas, para wirausahaan kini menemukan
cara untuk mengkombinasikan kepedulian sosial mereka dengan keinginan untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik.
2.1.2.3 Peluang untuk Mencapai Potensi Sepenuhnya
Terlalu banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan yang dilakukan
membosankan, tidak menantang dan, tidak menarik. Bagi wirausahawan, tidak
banyak perbedaan antara bekerja dan bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis
yang dimiliki para wirausahawan merupakan alat intik menggungkapkan dan
mengaktualisasikan diri. Wirausahawan mengetahui bahwa satu-satunya batasan
terhadap keberhasilan adalah segala hal yang ditemukan oleh kreativitas,
antusiasme, dan visinya sendiri. Memiliki perusahaan sendiri membuat para
wirausahaawan merasakan adanya pemberdayaan. Barbie Dallman dalam
Zimmerer, et al (2008:12) memulai bisnis jasa riwayat hidup pada umur 30 tahun ,
setelah meninggalkan rasa aman (percekcokan) yang diberikan perusahaan
tempatnya bekerja. Pengusaha mengatakan,”memulai perusahaan milik saya
sendiri merupakan kebangkitan spiritual. Saya menyadari apa yang penting bagi
saya mampu mengikuti minat saya sendiri”.

7

Universitas Sumatera Utara

2.1.2.4 Peluang untuk Meraih Keuntungan
Walaupun

uang

bukan

daya

dorong

utama

bagi

kebanyakan

wirausahawan, keuntungan bisnis merupakan faktor motivasi yang penting untuk

mendirikan perusahaan. Kebanyakan wirausahawan tidak pernah menjadi
superkaya, tetapi banyak diantara mereka yang memang menjadi makmur. Pada
kenyataan, hampir 75% dari mereka yang termasuk dalam daftar 400 orang yang
terkaya Amerika versi Forbes merupakan wirausahawan generasi pertama!
Menurut penelitian Thomas Stenley dan William Danko dalam Zimmerer, et at
(2008:12) , pemilik perusahaan sendiri mencapai dua per tiga dari jutawan
Amerika. “Orang-orang yang bekerja untuk diri sendiri memliki peluang empat
kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk
oaring lain,” ujar Danko. Bisnis jatawan biasanya buak berupa perusahaan yang
glamor dan berteknologi tinggi; sebaliknya, malah tidak glamor-besi bekas,
pengelsan, pengumpulan sampah, dan sejenisnya.
2.1.4

Fungsi dan Peran Wirausaha
Menurut Suryana (2008), bahwa fungsi dan peranan wirausahaan dapat

dilihat melalui dua pendekatan yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro,
wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana
(planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptaka Sesuatu yang
baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan sebagainya. Sebagai

perencana,

wirausaha

berperan

merancang

tindakan

dan

usaha

baru,

merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluan dalam
meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain.

8

Universitas Sumatera Utara

Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
2.1.5

Prinsip-Prinsip Berwirausaha

2.1.5.1 Kreatif dan inovatif.
Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Kreativitas dan inovasi adalah modal
utama bagi seorang wirausaha”. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti
berkreativitas dan berinovasi dalam segala hal.Sedangkan menurut Miraza
(2008:27), “berperilaku kreatif menyangkut pada perilaku manusia yang bersifat
inovatif yangselalu membuahkan pemikiran-pemikiran baru yang bersifat
produktif”. Jika dipahami maka berperilaku kreatif sangat berpengaruh dalam
menentukan keberhasilan hidup seseorang.
Istilah ini bukan sesuatu yang baru namun nyaris tidak diterapkan oleh
banyak individu. Pemikiran saja tidaklah cukup tanpa realisasi dari pemikiran
tersebut. Individu yang kreatif selalu maju dalam kehidupan karena ia selalu

berfiir tentang sesuatu yang baru yang dapat memperkuat posisi kehidupannya
baik dalam tingkat kesejahteraan maupun derajatmya ditegah-tengah masyarakat.
Kreatifitas akan menciptakan kedinamisan masyarakat sehingga mayarakat
terus berkembang serta mendekati kesempurnaan. Masyarakat yag tidak kreatif
tidak paham apa yang dapat dihasilkannya dari sumber daya yang dimilikinya
terkecuali melakukan apa yang pernah ia lakukan sebelumnya.Sebab tidak
kreatifnya suatu masyarakat ataupun individu sangat banyak:

9
Universitas Sumatera Utara

1. Pertama, karena masyarakat/individu tersebut enggan melakukan
perubahan, yang dikaitkan dengan kemungkinan munculnya
risiko.
2. Kedua, masyarakat/individu yang cepat puas dengan apa yang
telah dicapai dan bersifat inward looking.
3. Ketiga, tidak suka bekerja keras, tidak mau bersaing dalam
kehidupan, dan tidak termotivasi dengan perubahan yang terjadi.
Menurut Iwanto (2002:112) bahwa “Ciri-ciri entrepreneur adalah mereka
yang memiliki daya kreatif dan inovatif tinggi untuk selalu menemukan dan

mencoba ide-ide baru”. Memiliki kreatifitas berarti kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan
dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan.
Menurut Levit dalam Hutagalung (Hutagalung et al, 2008:14), bahwa
“Kreatifitas thinking new things (berfikir sesuatu yang baru) dan inovasi adalah
doing new things (melakukan sesuatu yang baru)”. Inovasi berarti aplikasi dari
kreatifitas. Keberhasilan seseorang pebisnis akan tecapai apabila berfikir dan
melakuakn sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakuakn dengan cara
yang baru (thinking and doing new things or all thing in new ways).
2.1.5.2 Berani Mengambil Risiko
Menurut Saiman (2014:57), risiko selalu ada dimanapun kita berada.
Sering kali kita menghindari dari risiko yang satu, tetapi menemui bentuk risiko
lainnya. Namun, yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan baik-

10
Universitas Sumatera Utara

baik sebelum memutuskan sesuatu, terutama yang tingkat risikonya tinggi. Sering
kali yang menjadi pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam

pengambilan keputusan adalah seberapa besar kemungkinan kita mampu
menanggung suatu risiko atau seberapa banyak kita mampu menanggung kerugian
atas konsekuensi dari sebuah keputusan. Tidak saja selalu pada seberapa besar
manfaat atau keuntungan yang akan mungkin dapat kita peroleh dari suatu
pengambilan keputusan usaha kita.
Menurut Suryana (2008:34),seorang wirausaha harus berani menghadapi
risik. Semakin besar risiko yang dihadapinya, semakin besar pula kesempatan
untuk meraih keuntungan. Risiko-risiko ini harus diperhitungkan terlebih dahulu.
Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci
awal dalam dunia usaha. Karena hasil yang akan dicapai akan proporsional
terhadap risiko yang akan diambil. Risiko yang diperihtungkan dengan baik akan
lebih banyak mengambil kemungkinan berhasil. Kewirausahaan adalah berani
mengambil risiko untuk meraih peluang.
Keberanian mananggung risiko bergantung pada:
1. Daya tarik setiap alternatif.
2. Siap mengalami kerugian.
3. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal.
Pemilihan sangat ditentukan untuk mengambil risiko ditentukan oleh:
1. Keyakinan pada diri sendiri.
2. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan

kemungkinan untuk memperoleh keuntngan.

11
Universitas Sumatera Utara

3. Kemampuan untuk menilai risiko.
Menurut suatu studi, cirientrepreneur adalah mereka memiliki visi bisnis
yang kuat, yang kemudian diterjemahkan ke dalam suatu tujuan yang lebih
kongkret; beorientasi kepada hasil, serta bersedia menanggung risiko kegagalan
yang harus diambil demi mencapai sukses (Iwanto, 2002:112).Wirausaha harus
bisa belajar mengelola risiko dengan cara mentransfer atau berbagi risiko kepada
pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan lain sebagainya.
Wirausaha yang sukses dinilai dari keinginannya untuk memulai bermimpi dan
berani mengambl risiko dalam upaya mewujudkan.
2.1.5.3 Sabar
Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Prinsip lain yang tidak kalah penting
dalam berusaha adalah kesabaran dan ketekunan”. Sabar dan tekun meskipun
harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan,percobaan, dan kendala bahkan
diremehkan oleh orang lain. Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan
baik bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul, sehingga mampu
memecahkan dan menghadapinya dengan baik dan optimal.
Menurut Kardimin (2004:28), bahwa “setiap langkah demi langkah tentu
membutuhkan kesabaran dan ketekunan”. Tanpa kesabaran, segala sesuatu tidak
akan terwujud atau bahkan sia-sia. Dalam mencapai tujuan, jelas akan
menghadapi banyak kendala dan rintangan. Semua hambatan yang menghadap
hanya dapat diselesaikan dengan keteguhan dan kesabaran. Oleh karena itu, jika
anda akan memulai usaha maka perlu memiliki kesabaran dalam hal:

12
Universitas Sumatera Utara

a. Menghadapi rintangan dan cobaan, karena setiap langkah maju pasti ada
rintangannya entah itu besar ataupun kecil. Jika anda kurang kesabaran bisa
mengalami frustasi atau berhenti di tengah jalan dan akhirnya cita-cita tidak
tercapai.
b. Mengatasi segala permasalahan perlu kesabaran yang dinamis. Tentu saja jiwa
sabar akan mampu mengeram gejolak yang meluap-luap dan kesabara akan
mampu menstabilkan temperature batin utnuk bisa memecahkan semua
persoalan itu dengan rapi dan sempurna.
c. Menghadapi cobaan yang berupa musibah. Musibah itu bentuknya bermacammacam, musibah dalam berwirausaha bisa berupa kebangkrutan, rugi besar.
Musibah jelas tidak kita inginkan, tetapi kalau musibah benar-benar menimpa
anda, maka kesabaran merupakan obat

yang cukup manjur untuk

menyembuhkannya. Sabar merupakan kematangan jiwa dalam mensikapi
segala persoalan hidup yang kita hadapi. Sabar juga sebagai obat penyembuh
luka hati karena sakit atau karena jiwa terguncang oleh berbagai sebab. Dengan
mengutamakan kesabaran membuat hati dan jiwa semakin tangguh, tenang,
serta kuat menghadapi cobaan.
2.1.5.4.Mandiri
Menurut Saiman Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam
berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat
menghindarkan ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan
atas usaha kita.Mandiri artinya bebasnya berdiri di atas kaki sendiri, bukan kaki
orang lain. Orang mandiri sering disebut juga orang “merdeka”. Mandiri juga

13
Universitas Sumatera Utara

suatu kemampuan yang didasarkan pada kekuatan, kemauan dan hasrat diri untuk
berbuat. Dalam bahasa inggris sering disebut independent, lawan dari dependent.
Menurut Hutagalung, et al (2010:6), bahwa “Sifat mandiri, yaitu apa yang
dilakukan merupakan tanggungjawab pribadi”. Ada beberapa penggolongan
tentang mandiri, misalnya jiwa mandiri, ekonomi mandiri, mental mandiri dan
lain sebagainya. Mandiri jiwanya berarti seseorang tidak terikat atau bergantung
kepada seseorang. Ia hanya bergantung pada Tuhan sebagai Dzat pencipta alam
semesta. Jiwanya bebas menentukan apa yang menjadi ketetapannya. Rohaninya
merdeka dari tekanan dan belenggu pihak lain. Jiwa mandiri akan mempengaruhi
hampir keseluruhan pola pikirnya walaupun secara fisik dia diikat, dipenjarakan,
dikurung dan sebagainya. Jiwa merupakan sesuatu yang sangat abstrak. Maka
orang tidak bisa begitu saja melihat seseorang mandiri atau tidak. Yang paling
mengerti atau tidak. Yang paling mengerti adalah diri orang itu sendiri. Ada orang
yang dipenjara tetapi tidak merasa bahwa dia berada dalam bui terali besi, karena
dia merasa jiwanya sudah merdeka. Banyak ilmuan dan cendikiawan jaman
dahulu yang dipenjarakan penguasanya karena menentang kebijakan atau tidak
membenarkan apa yang dibenarnya.
Menurut Rumuhat, et al (2006:362), faktor-faktor yang mempengaruhi
kemandirian bersumber dari dalam dan dari luar dirinya.:
1. Faktor dari dalam meliputi keadaan keturunan dan kondisi tubuhnya sejak
dilahirkan. Faktor ini juga disebut faktor internal. Segala sesuatu yang dibawa
anak sejak anak lahir merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya. Bermacam-macam sifat dari orangtuanya

14
Universitas Sumatera Utara

akan didapatkan dalam diri seseorang seperti bakat, potensial intelektual, dan
potensi pertumbuhan tubuhnya.
2. Faktor dari luar disebut pula faktor eksternal atau faktor lingkungan, yaitu
semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya. Lingkungan yang
dimaksut adalah lingkungan keluarga maupaun lingkungan sosial.
2.1.5.5. Peka terhadap pasar/dapat baca peluang pasar.
Menurut Saiman (2014:58), bahwa “prinsip peka terhadap pasar/dapat
membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh
wirausahawan, baik pasar di tingkat local, regional, maupun internasional”.
Peluang pasar kecil apapun harus didefinisikan dengan baik, sehingga dapat
mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.
Menurut Suryana (2008:35), bahwa “Semakin tinggi kemampuan wirausaha
dalam mengerjakan berbagai tugas, semakin besar pula kemungkinan untuk
mengelola peluang menjadi seumber daya produktif”. Seorang wirausaha
senantiasa belajar, belajar, dan belajar. Kehidupan ini penuh dengan berbagai
peluang dan kesempatan untuk maju, bertumbuh, dan berkembang. Banyak sekali
rahasia kehidupan yang harus dipecahkan dan hal-hal baru yang diciptakan oleh
umat manusia untuk memenuhi impian dan membangun kenyamanan hidup. Oleh
karenanya, senantiasa tersedia ruang bagi munculnya gagasan ataupun ide-ide
baru, perubahan, penyempurnaan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
2.1.5. Pengertian MinatBerwirausaha
Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang meminta atau menyuruh. Lebih lanjut Tarmudji menyatakan

15
Universitas Sumatera Utara

bahwa minat

seseorang dapat

diekspresikam

melalui

pernyataan

yang

menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu objek lain dan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas (Tarmudji, 2006:87). Minat Berwirausaha adalah
kecenderungan hati dalam diri mahasiswa untuk tertarik menciptakan suatu usaha
yang

kemudian

mengorganisasi,

mengatur

menanggung

risiko

dan

mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut(Subandono, 2007).
Menurut Rumihat, et al (2006:365) bahwa “Minat adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat terhadap suatu objek dapat berupa minat
terhadap barang, kegiatan atau organisasi. Terbentuknya minat diawali oleh
perasaan senang dan sikap positif. Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai
berikut:
1.

Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek.

2.

Minat adalahsesuatu yang menyenangkan yang timbul dari suatu objek.

3.

Minat mengandung unsur penghargaan, menimbulkan suatu keinginan, dan
kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.
Adapun wirausahawan adalah sesorang yang memiliki kemampuan dalam

menggunakan sumber daya, seperti finansial, bahan mentah, dan tenaga kerja
untuk menhasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
minat berwirausaha merupakan gejala psikis ketika sesorang cenderung
memperhatikan, memiliki perasaan senang, dan keinginan untuk terlibat dalam
pekerjaan wirauaha.
Minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1.

Sikap kretif,

16
Universitas Sumatera Utara

2.

Sikap mandiri,

3.

Imajinatif,

4.

Motivasi belajar,

5.

Bakat,

6.

Harga diri,

7.

Kepribadian,

8.

Jenis kelamin,

9.

Usia,

10. Kemampuan,
11. Pengalaman,
12. Kondisi lingkungan tempat tinggal,
13. Informasi, dan
14. Pengetahuan.
Kartono dalam Yuwono (2008:80) menyatakan bahwa “Minat merupakan
momen kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang
dianggap penting”. Fryer dalam Yuwono (2008:88) menyatakan bahwa “minat
adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang mentimulir
perasaan senang pada individu”.
Minat dapat dibentuk melalui pengalaman langsung atau pengalaman yang
mengesankan

yang

menyediakan

kesempatan

bagi

individu

untuk

mempraktekkan, memperoleh umpan balik dan mengembangkan keterampilan
yang mengarah pada efikasi personal dan pengharapan atas hasil yang memuaskan
(Lent, Brown, dalam Sondari, 2009).

17
Universitas Sumatera Utara

Riyanti (2003: 21) menjelaskan bahwa “Minat adalah sumber motivasi
yang mendorong seseorang untuk melakuan apa yang ingin dilakukan bila
sesorang memilih”. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat,
maka akan berbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan
kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga
minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2006:55) menyatakan bahwa ada
tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap kegiatan kewirausahaan,
yakni:
1. Ingin memiliki penghasilan yang tinggi.
2. Ingin memiliki karier yang tinggi.
3. Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain.
4. Ingin meningkatkan prestise diri sebagai pemilik bisnis.
5. Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas.
6. Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang.
7. Ingin menyumbangkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia.
Wirasasmita dalam Suryana (2006:55) dikemukakan beberapa alasan yang
menumbuhkan minat seseorang menjadi wirausaha yaitu:
1. Alasan keuangan
Seseorang harus bisa mencari nafkah, mencari pendapatan tambahan agar dapat
menjaminan stabilitas keuangannya.

18
Universitas Sumatera Utara

2. Alasan sosial
Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banayk orang, menjadi
teladan untuk ditiru oaring lain dan agar dapat bertemu banyak orang.
3. Alasan pelayanan
Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat.
4. Alasan pemenuhan diri
Seorang atasan harus bisa mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari
ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan menggunakan
potensi pribadi secara maksimum.
2.1 Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan ringkasan beberapa hasil penelitian terdahulu yang tampak pada
Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1

Penelitian
Retno
Budi
Lestari
dan
Trisnadi
Wijaya
(2012)

Judul Penelitian
Pengaruh
Pendidikan
Kewirausahaan
Terhadap Minat
Berwirausaha
Mahasisiwa di
STIE, MDP,
STMIK, MDP, dan
STIE MUSI

Variabel
Penelitian
Personal
Titude (X1)
Subjective
Norms (X2)
Perceived
Behavioral
Control (X3)
Minat
Berwirausaha
(Y1)

Metode
Penelitian
Analisis
Regresi
Linier
Berganda

Hasil Penelitian
Hasil penelitian
Menunjukkan
Bahwa
Pendidikan
Kewirausahaan
Berpengaruh
Signifikan
Terhadap Minat
Berwirausaha

19
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No

Penelitian

Judul
Penelitian

Variabel
Penelitian

Metode
Penelitian

2

Marlize
Ganefi, Sri
Wulan
Windu
Ratih, dan
Ati
Harmini
(2012)

Enterpreneurshi
p Antecedent
On Student
(Case: Female
Students Final
Year On
Gunadharman
University)

Efikasi Diri (X1)
Persepsi
Kesempatan (X2)
Pengetahuan
Kewirausahaan
(X3)
Ketakutan
Kegagalan (X4)

Analisis
Regresi
Logistik
Hirarkikal

3

Koranti
(2012)

Analisis
Pengaruh Faktor
Eksternal
dan
Internal
Terhadap Minat
Berwirausaha

Faktor Eksternal
(X1)
Faktor
Internal
(X2)
Minat Usaha (Y)

Analisis
Linier
Berganda

Hasil Penelitian
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi
anteseden berwirausaha
pada mahasisiwi
semester akhir
Universitas
Gunadharma adalah
efikasi diri dan perspsi
kesempatan
berwirausaha,
sedangkan pengetahuan
terhadap wirausahawan
lain dan katakutan
terhadap kegagalan
tidak menjadi faktor
penentu mahasisiwi
untuk berwirausaha
Hasil penelitian bahwa
variabel yang paling
berpengaruh terhadap
minat
berwirausaha
mahasiswa Universitas
Gunadharma
adalah
motivasi berwirausaha.
Pengaruh
variabel
berikutnya
secara
berurutan
adalah
kepribadian lingkungan
keluarga
dan
lingkungan
sekitar.
Hasil penelitian juga
menunjukkan
bahwa
semua
variabel
lingkungan
eksternal
maupun
internal
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap
minat
berwirausaha
mahasiswa Universitas
Gunadharma,
baik
secara parsial maupun
simultan.

20
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1
No

4

Penelitian
Eka
Aprilianty
(2012)

Judul
Penelitian
Pengaruh
Kepribadian
dan Wiarausaha
Pengetahuan
Kewirausahaan,
dan
Lingkungan
terhadap Minat
Berwirausaha

Variabel
Penelitian
Kepribadian
(X1)
Pengetahuan
(X2)
Lingkungan
(X3)
Minat
Berwirausaha
(Y)

Metode
Penelitian
Analisis data
menggunakan
statistik
deskriptif dan
statistik
inferensia

5

Ximenes
(2011)

The Influence
of Personal and
Environmental
Factors on
Business StartUps: A Case
Study in the
District of Dili
and Oecusse,
Timor-Leste

Demogarfi,
Sifat-sifat
Pribadi, dan
lingkungan
memulai bisnis

Analisi Linier
Berganda

6

Dr. Emrah
Talas,
Ali
Kemal
Celik,
Ibrahim
Orkum Oral
(2013)

The Influence
of
Demographic
Factors
on
Entrepreneurial
Intention
among
Undergraduate
Students as a
Career Choice:
The Case of a
Turkish
University

Minat
Kewirausahaan,
Faktor
Demogarfi,
Mahasiswa,
Karir Pilihan

Analisis
Regresi
Linier
Berganda

Hasil
Penelitian
Terdapat
pengaruh
secara bersamasama anatara
potensi
kepribadian
wirausaha,
pengetahuan
kewirausahaan,
dan lingkungan
keluarga
sebesar 42.2
persen terhadap
minat
Hasil
menunjukkan
bahwa variabel
demografi,
Sifat-sifat
pribadi, dan
faktor
lingkungan
mempunyai
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
memulai bisnis.
Didalam
karakteristik
faktor
demogarfis
tidak memilih
gender dan
umur sebagai
karakteristiknya
Hasil analisis
menunjukkan
bahwa fakultas
saat ini, jenis
sekolah
dan
pendapatan
rumah tangga
keluarga
mereka faktor
signifikan
mempengaruhi
minat
kewirausahaan.

21
Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangkang Konseptual
2.3.1

Hubungan

antara

Kreativitas

dan

Inovatif

terhadap

Minat

Berwirausaha
Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Kreativitas dan inovasi adalah modal
utama bagi seorang wirausaha”. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti
berkreativitas dan berinovasi dalam segala hal. Sedangkan menurut Miraza
(2008:27), “berperilaku kreatif menyangkut pada perilaku manusia yang bersifat
inovatif yang selalu membuahkan pemikiran-pemikiran baru yang bersifat
produktif”.
Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang meminta atau menyuruh. Lebih lanjut Tarmudji
menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikam melalui pernyataan yang
menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu objek lain dan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas (Tarmudji, 2006:87)
Menurut Rumihat, et al (2006:365) bahwa “Minat adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat terhadap suatu objek dapat berupa minat
terhadap barang, kegiatan atau organisasi. Terbentuknya minat diawali oleh
perasaan senang dan sikap positif.
Semakin kuat atau dekat hubugan tersebut semakin besar minatnya.
Dengan adanya prinsip kreativitas dan inovasi yang baik dari diri seoarang
mahasiswa itu sendiri akan dapat mengaplikasikannya dengan berwirausaha. Oleh
karena itulah minat seorang mahasiswa itu akan timbul.

Jadi, jika seorang

22
Universitas Sumatera Utara

mahasiswa memiliki kretivitas dan inovasi yang tinggi akan dapat mempengaruhi
minat untuk berwirausaha.
2.3.2 Hubungan Antara Bertindak dengan Penuh Perhitungan dalam
Mengambil Risiko terhadap Minat Berwirausaha
Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Risiko selalu ada dimanapun kita
berada”. Sering kali kita menghindari dari risiko yang satu, tetapi menemui bentuk
risiko lainnya. Namun, yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan
baik-baik sebelum memutuskan sesuatu, terutama yang tingkat risikonya tinggi.
Sering kali yang menjadi pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam
pengambilan keputusan adalah seberapa besar kemungkinan kita mampu
menanggung suatu risiko atau seberapa banyak kita mampu menanggung kerugian
atas konsekuensi dari sebuah keputusan. Tidak saja selalu pada seberapa besar
manfaat atau keuntungan yang akan mungkin dapat kita peroleh dari suatu
pengambilan keputusan usaha kita.
Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu,
tertarik perhatian, gairah dan keinginan. Pendapat lain tentang pengertian minat
yaitu yang diungkapkan oleh T. Albertus yang diterjemahkan Sadirman. A.
M(2006:32), bahwa “minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek,
seseorang suatu soal maupun situasi yang mengandung sangkut paut dengan
dirinya”.
Minat dapat dibentuk melalui pengalaman langsung atau pengalaman yang
mengesankan

yang

menyediakan

kesempatan

bagi

individu

untuk

mempraktekkan, memperoleh umpan balik dan mengembangkan keterampilan

23
Universitas Sumatera Utara

yang mengarah pada efikasi personal dan pengharapan atas hasil yang memuaskan
(Lent, Brown, dalam Sondari, 2009). Jadi, jika seorang mampu dalam bertintak
dalam mengambil risiko dengan perhitungn dalam pengalaman langsung yang
akan menimbulkan miat untuk berwirausaha.
2.3.3 Hubungan Antara Sabar Terhadap Minat Berwirausaha
Menurut Saiman (2014:57), bahwa “Prinsip lain yang tidak kalah penting
dalam berusaha adalah kesabaran dan ketekunan”. Sabar dan tekun meskipun
harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan,percobaan, dan kendala bahkan
diremehkan oleh orang lain. Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan
baik bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul, sehingga mampu
memecahkan dan menghadapinya dengan baik dan optimal.
Menurut Kardimin (2004:28), bahwa “Setiap langkah demi langkah tentu
membutuhkan kesabaran dan ketekunan”. Tanpa kesabaran, segala sesuatu tidak
akan terwujud atau bahkan sia-sia. Dalam mencapai tujuan, jelas akan
menghadapi banyak kendala dan rintangan. Semua hambatan yang menghadap
hanya dapat diselesaikan dengan keteguhan dan kesabaran.
Adapun wirausahawan adalah sesorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan sumber daya, seperti finansial, bahan mentah, dan tenaga kerja
untuk menhasilkan sesuatu yang baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
minat berwirausaha merupakan gejala psikis ketika sesorang cenderung
memperhatikan, memiliki perasaan senang, dan keinginan untuk terlibat dalam
pekerjaan wirauaha. Dengan sabar, ulet, dan tekun seorang mahasiswa akan dapat
menimbulkan minat berwirausaha.

24
Universitas Sumatera Utara

2.3.4

Hubungan Antara Mandiri Terhadap Minat Berwirausaha
Menurut Hutagalung, et al (2010:6), bahwa“Sifat mandiri, yaitu apa yang

dilakukan merupakan tanggungjawab pribadi”. Menurut Rumihat, et al (2006:365)
“minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat terhadap
suatu objek dapat berupa minat terhadap barang, kegiatan atau organisasi”.
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri
dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindarkan
ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas usaha kita.
Mandiri artinya bebasnya berdiri di atas kaki sendiri, bukan kaki orang
lain.Yuwono (2008:34) menyatakan bahwa minat kewirausahaan adalah rasa
ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan
kebaranian mengambil risiko. Dengan mampunya seorang mahasiswa mandiri
akan dapat menimbulkan niat untuk berwirausaha.
2.3.5 Hubungan Antara Membaca Peluang Pasar Terhadap Minat
Berwirausaha
Menurut Saiman (2014:58), bahwa “Prinsip peka terhadap pasar/dapat
membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh
wirausahawan, baik pasar di tingkat local, regional, maupun internasional”.
Peluang pasar kecil apapun harus didefinisikan dengan baik, sehingga dapat
mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.
Menurut Suryana (2008:35), bahwa“semakin tinggi kemampuan wirausaha
dalam mengerjakan berbagai tugas, semakin besar pula kemungkinan untuk
mengelola peluang menjadi seumber daya produktif”. Dengan kemampuan

25
Universitas Sumatera Utara

seseorang untuk melihat pasar dan membaca peluang maka minat seseorang
mahasiswa akan timbul sendirinya.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hubungan variabel-variabel bebas
dan variabel terikat dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka konseptual
sebagai berikut:
Kreatif & Inovatif
(X1)
Berani Mengambil Risiko
(X2)

2.4

Minat Berwirausaha
(Y)

Sabar
(X )
Hipotesis 3
Mandiri
(X4)

Peka Terhadap Pasar
(X5)
Sumber: Saiman (2014), Yuwono (2008), Kardimin (2004), Koranti (2016) diolah.

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan (Sugiyono, 2008:96). Dengan demikian berdasarkan rumusan masalah
diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah:

26
Universitas Sumatera Utara

“Prinsip Entrepreneurship Berpengaruh Positif Dan Signifikan
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa S1 Manajemen Stambuk 2012
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”

27
Universitas Sumatera Utara