T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Permainan dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Divergen Siswa Kelas VII B SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan metode penilitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
3.2.Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB
SMP Pangudi Luhur Salatiga. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII B dengan jumlah 24 siswa. Jumlah siswa dalam kelas yang
berjumlah 24 siswa akan dibagi menjadi 2 kelompok secara random, yaitu 12
anak dalam kelompok eksperimen dan 12 anak dalam kelompok kontrol.
3.3.Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen Design. Quasi
Eksperimen Design adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2009).
Sebelum diberikan perlakuan melalui bermain, kedua kelompok,
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, diberikan pretes dengan
menggunakan tes berpikir divergen, dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan
bermain. Setelah kondisi dapat diketahui dengan jelas, maka subjek diberikan
treatment sebanyak 6 kali, kemudian akan diukur keberhasilannya melalui
postest.
19
3.4.Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek atau apapun yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
variabel yaitu :
a) Variabel Bebas
Variabel bebas adalah suatu kondisi yang mempengaruhi suatu gejala
atau merupakan variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel
penyebab atau disebut juga variabel X. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Permainan.
b) Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) adalah variabel yang tergantung atau variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau disebut variabel dependent.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kemampuan Berpikir
Divergen.
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data
yang menentukan adanya peningkatan atau tidaknya tindakan yang diberikan
kepada kelompok eksperimen. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
tes berpikir divergen. Tes ini terdiri dari 6 subtes, yang dikembangkan dari tes
berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) berdasar pada
teori Guilford. Seluruh subtes berbentuk verbal dan masing-masing subtes
mengukur aspek yang berbeda dari berpikir divergen. Subtes I, II, III, dan IV
mengukur kelancaran berpikir. Subtes V mengukur aspek kelenturan berpikir
dan orisinalitas berpikir. Subtes VI mengukur aspek keterperincian berpikir.
Tes berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) ini
berdasar pada teori Guilford merupakan bagian dari serangkaian tes mengenai
struktur intelek. Tes berpikir divergen tersebut memuat lebih dari 20 subtes,
dalam tes ini dikembangkan hanya enam subtes sebagai alat penelitian dengan
pertimbangan keenam subtes ini mewakili seluruh aspek berpikir divergen.
Tes ini tidak perlu dilakukan lagi uji validitas karena Tes Berpikir Divergen
20
ini sudah pernah digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir divergen
siswa kelas VII B di SMP Negeri 8 Salatiga yang dilakukan oleh Faulia
(2013).
Tes divergen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data mengenai
kemampuan berpikir divergen siswa adalah sebagai berikut :
a) Permulaan kata
Permulaan kata merupakan subtes untuk mengukur aspek kelancaran
berpikir (fluency of thinking). Ada empat item dari subtes ini, tiap item
memuat permulaan kata tertentu. Siswa diminta untuk menuliskan
sebanyak mungkin kata yang diawali dengan permulaan kata yang tertulis
pada tiap item. Nama negara, nama kota, nama sungai, atau nama gunung
boleh digunakan, tetapi tidak boleh menuliskan nama orang. Permulaan
kata yang dimaksud yaitu ko, sa, yi, pu. Waktu pengerjaan tiap item adalah
2 menit.
b) Menyusun kata
Subtes ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Terdapat empat item
dalam subtes ini. Siswa diminta untuk menyusun sebanyak mungkin katakata yang memakai huruf-huruf dari kata yang ada terdapat pada setiap
item, atau huruf yang diberikan. Setiap huruf dari kata yang tersedia hanya
boleh dipakai satu kali untuk menyusun satu kata baru. Contoh kata yang
harus disusun dalam tes ini yaitu proklamasi, waktu pengerjaan setiap item
adalah 2 menit.
c) Menyusun kalimat tiga kata
Subtes ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Tiap item memuat huruf
awal dari satu kata. Siswa diminta menyusun kalimat sebanyak mungkin
kalimat yang masing-masing terdiri dari tiga kata. Huruf awal setiap kata
tertulis pada satu item. Urutan penggunaan ketiga kata boleh diubah-ubah.
Tiap kata hanya boleh digunakan dua kali, masing-masing dalam kalimat
yang berbeda. Boleh menggunakan nama orang. Contoh item dalam subtes
ini adalah a-m-p. Waktu pengerjaan setiap item adalah 3 menit.
d) Sifat yang sama
21
Subtes ini juga mengukur kelancaran berpikir. Disini siswa diinta untuk
menuliskan sebanyak mungkin benda (hidup atau mati) yang memiliki
sifat yng sama yang dituliskan pada item. Contoh item dalam subtes ini
adalah bulat dan keras. Waktu pengerjaan setiap item adalah 2 menit.
e) Penggunaan luar biasa
Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah kelenturan berpikir (flexibility
of thinking). Ada empat item dalam subtes ini. Siswa diminta menuliskan
macam-macam penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda yang
tertulis pada tiap item. Penggunaan yang tidak lazim ini sudah pernah
dilihat atau dialami sendiri atau yang dapat siswa bayangkan. Siswa tidak
boleh menuliskan untuk apa benda itu pada umumnya atau biasanya.
Contoh item yaitu surat kabar. Waktu pengerjaan setiap item adalah 2
menit.
f) Apa akibatnya
Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah keterperincian berpikir
(elaboration of thinking). Ada empat item dalam tes ini. Tiap item
menggambarkan keadaan yang belum pernah atau tidak bisa terjadi. Siswa
diminta menuliskan sebanyak mungkin akibat yang dapat muncul jika hal
itu terjadi. Contoh item yang dimaksud adalah apa akibatnya, jika setiap
orang dapat mengetahui pikiran orang lain. Waktu pengerjaan tiap item
adalah 5 menit.
3.6.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif adalah yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008).
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan Mann Whitney dan Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 20.0
for windows. Dengan teknik analisis data tersebut penulis dapat mengetahui
22
tingkat kreativitas dari masing-masing siswa serta mengetahui peningkatan
kemampuan berpikir divergen siswa, apakah terjadi peningkatan atau tidak
setelah diberikan tindakan atau treatment.
1. Pemberian skor
Pemberian skor dan perhitungan skor dapat diperoleh tiap siswa adalah
berdasarkan aspek kelancaran berpikir (permulaan kata, menyusun kata,
membentuk kalimat, sifat-sifat yang sama), aspek kelenturan berpikir dan
orisinalitas
berpikir
(macam-macam
penggunaan)
dan
aspek
keterperincian berpikir (apa akibatnya). Pemberian skor dan perhitungan
skor yang dimaksud yaitu :
a. Aspek kelancara berpikir dari subtes I, II, III, dan IV
Skor untuk aspek ini diperoleh dari gabungan skor subtes “permulaan
kat”, “menyusun kata”, “membentuk kalimat”, dan “sifat-sifat yang
sama”. Skor masing-masing dari subtes adalah jawaban yang tepat
mendapatkan skor 1 (satu). Total skor adalah jumlah seluruh skor
subtes dan dicari SS (standar skor) nya sesuai dengan usia anak.
b. Aspek kelenturan berpikir dari subtes V
Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor subtes “macam-macam”
penggunaan cara. Pemberian skor subtes ini yaitu setiap jawaban yang
memenuhi syarat mendapatkan skor 1 (satu). Skor total adalah jumlah
seluruh skor yang diperoleh dan dicari SS (standar skor) sesuai usia
anak.
c. Aspek orisinalitas berpikir
Skor untuk aspek ini juga diperoleh dari skor subtes “macam-macam
penggunaan”. Perhitungan pada aspek ini adalah dengan memberikan
skor 1 (satu) jika jawaban yang ditulis siswa adalah jawaban yang
orisinal. Skor totl adalah jumlah seluruh skor yang diperoleh dan dicari
SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.
d. Aspek keterperincian berpikir dari subtes VI
Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor subtes “apa akibatnya” cara
pemberian skor subtes ini yaitu setiap rincian jawaban mendapatkan
23
skor 1 (satu). Skor total adaldh jumlah dari keseluruhan skor yang
diperoleh dicari SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.
Hasil akhir dari tes berpikir divergen akan didapatkan Standar Skor
(SS) kemudian diequivalenkan menjadi Creativity Quotient (CQ). Dimana
Standar Skor (SS) merupakan penjumlahan dari aspek yang terukur dalam tes
berpikir divergen.
24
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan metode penilitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
3.2.Subjek Penelitian
Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB
SMP Pangudi Luhur Salatiga. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII B dengan jumlah 24 siswa. Jumlah siswa dalam kelas yang
berjumlah 24 siswa akan dibagi menjadi 2 kelompok secara random, yaitu 12
anak dalam kelompok eksperimen dan 12 anak dalam kelompok kontrol.
3.3.Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen Design. Quasi
Eksperimen Design adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2009).
Sebelum diberikan perlakuan melalui bermain, kedua kelompok,
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, diberikan pretes dengan
menggunakan tes berpikir divergen, dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan
bermain. Setelah kondisi dapat diketahui dengan jelas, maka subjek diberikan
treatment sebanyak 6 kali, kemudian akan diukur keberhasilannya melalui
postest.
19
3.4.Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek atau apapun yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
variabel yaitu :
a) Variabel Bebas
Variabel bebas adalah suatu kondisi yang mempengaruhi suatu gejala
atau merupakan variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel
penyebab atau disebut juga variabel X. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Permainan.
b) Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) adalah variabel yang tergantung atau variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau disebut variabel dependent.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kemampuan Berpikir
Divergen.
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data
yang menentukan adanya peningkatan atau tidaknya tindakan yang diberikan
kepada kelompok eksperimen. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
tes berpikir divergen. Tes ini terdiri dari 6 subtes, yang dikembangkan dari tes
berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) berdasar pada
teori Guilford. Seluruh subtes berbentuk verbal dan masing-masing subtes
mengukur aspek yang berbeda dari berpikir divergen. Subtes I, II, III, dan IV
mengukur kelancaran berpikir. Subtes V mengukur aspek kelenturan berpikir
dan orisinalitas berpikir. Subtes VI mengukur aspek keterperincian berpikir.
Tes berpikir divergen yang diadaptasi dari Budiningrum (2002) ini
berdasar pada teori Guilford merupakan bagian dari serangkaian tes mengenai
struktur intelek. Tes berpikir divergen tersebut memuat lebih dari 20 subtes,
dalam tes ini dikembangkan hanya enam subtes sebagai alat penelitian dengan
pertimbangan keenam subtes ini mewakili seluruh aspek berpikir divergen.
Tes ini tidak perlu dilakukan lagi uji validitas karena Tes Berpikir Divergen
20
ini sudah pernah digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir divergen
siswa kelas VII B di SMP Negeri 8 Salatiga yang dilakukan oleh Faulia
(2013).
Tes divergen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data mengenai
kemampuan berpikir divergen siswa adalah sebagai berikut :
a) Permulaan kata
Permulaan kata merupakan subtes untuk mengukur aspek kelancaran
berpikir (fluency of thinking). Ada empat item dari subtes ini, tiap item
memuat permulaan kata tertentu. Siswa diminta untuk menuliskan
sebanyak mungkin kata yang diawali dengan permulaan kata yang tertulis
pada tiap item. Nama negara, nama kota, nama sungai, atau nama gunung
boleh digunakan, tetapi tidak boleh menuliskan nama orang. Permulaan
kata yang dimaksud yaitu ko, sa, yi, pu. Waktu pengerjaan tiap item adalah
2 menit.
b) Menyusun kata
Subtes ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Terdapat empat item
dalam subtes ini. Siswa diminta untuk menyusun sebanyak mungkin katakata yang memakai huruf-huruf dari kata yang ada terdapat pada setiap
item, atau huruf yang diberikan. Setiap huruf dari kata yang tersedia hanya
boleh dipakai satu kali untuk menyusun satu kata baru. Contoh kata yang
harus disusun dalam tes ini yaitu proklamasi, waktu pengerjaan setiap item
adalah 2 menit.
c) Menyusun kalimat tiga kata
Subtes ini mengukur aspek kelancaran berpikir. Tiap item memuat huruf
awal dari satu kata. Siswa diminta menyusun kalimat sebanyak mungkin
kalimat yang masing-masing terdiri dari tiga kata. Huruf awal setiap kata
tertulis pada satu item. Urutan penggunaan ketiga kata boleh diubah-ubah.
Tiap kata hanya boleh digunakan dua kali, masing-masing dalam kalimat
yang berbeda. Boleh menggunakan nama orang. Contoh item dalam subtes
ini adalah a-m-p. Waktu pengerjaan setiap item adalah 3 menit.
d) Sifat yang sama
21
Subtes ini juga mengukur kelancaran berpikir. Disini siswa diinta untuk
menuliskan sebanyak mungkin benda (hidup atau mati) yang memiliki
sifat yng sama yang dituliskan pada item. Contoh item dalam subtes ini
adalah bulat dan keras. Waktu pengerjaan setiap item adalah 2 menit.
e) Penggunaan luar biasa
Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah kelenturan berpikir (flexibility
of thinking). Ada empat item dalam subtes ini. Siswa diminta menuliskan
macam-macam penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda yang
tertulis pada tiap item. Penggunaan yang tidak lazim ini sudah pernah
dilihat atau dialami sendiri atau yang dapat siswa bayangkan. Siswa tidak
boleh menuliskan untuk apa benda itu pada umumnya atau biasanya.
Contoh item yaitu surat kabar. Waktu pengerjaan setiap item adalah 2
menit.
f) Apa akibatnya
Aspek yang diukur dalam subtes ini adalah keterperincian berpikir
(elaboration of thinking). Ada empat item dalam tes ini. Tiap item
menggambarkan keadaan yang belum pernah atau tidak bisa terjadi. Siswa
diminta menuliskan sebanyak mungkin akibat yang dapat muncul jika hal
itu terjadi. Contoh item yang dimaksud adalah apa akibatnya, jika setiap
orang dapat mengetahui pikiran orang lain. Waktu pengerjaan tiap item
adalah 5 menit.
3.6.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif adalah yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008).
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan Mann Whitney dan Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 20.0
for windows. Dengan teknik analisis data tersebut penulis dapat mengetahui
22
tingkat kreativitas dari masing-masing siswa serta mengetahui peningkatan
kemampuan berpikir divergen siswa, apakah terjadi peningkatan atau tidak
setelah diberikan tindakan atau treatment.
1. Pemberian skor
Pemberian skor dan perhitungan skor dapat diperoleh tiap siswa adalah
berdasarkan aspek kelancaran berpikir (permulaan kata, menyusun kata,
membentuk kalimat, sifat-sifat yang sama), aspek kelenturan berpikir dan
orisinalitas
berpikir
(macam-macam
penggunaan)
dan
aspek
keterperincian berpikir (apa akibatnya). Pemberian skor dan perhitungan
skor yang dimaksud yaitu :
a. Aspek kelancara berpikir dari subtes I, II, III, dan IV
Skor untuk aspek ini diperoleh dari gabungan skor subtes “permulaan
kat”, “menyusun kata”, “membentuk kalimat”, dan “sifat-sifat yang
sama”. Skor masing-masing dari subtes adalah jawaban yang tepat
mendapatkan skor 1 (satu). Total skor adalah jumlah seluruh skor
subtes dan dicari SS (standar skor) nya sesuai dengan usia anak.
b. Aspek kelenturan berpikir dari subtes V
Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor subtes “macam-macam”
penggunaan cara. Pemberian skor subtes ini yaitu setiap jawaban yang
memenuhi syarat mendapatkan skor 1 (satu). Skor total adalah jumlah
seluruh skor yang diperoleh dan dicari SS (standar skor) sesuai usia
anak.
c. Aspek orisinalitas berpikir
Skor untuk aspek ini juga diperoleh dari skor subtes “macam-macam
penggunaan”. Perhitungan pada aspek ini adalah dengan memberikan
skor 1 (satu) jika jawaban yang ditulis siswa adalah jawaban yang
orisinal. Skor totl adalah jumlah seluruh skor yang diperoleh dan dicari
SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.
d. Aspek keterperincian berpikir dari subtes VI
Skor untuk aspek ini diperoleh dari skor subtes “apa akibatnya” cara
pemberian skor subtes ini yaitu setiap rincian jawaban mendapatkan
23
skor 1 (satu). Skor total adaldh jumlah dari keseluruhan skor yang
diperoleh dicari SS (standar skor) sesuai dengan usia anak.
Hasil akhir dari tes berpikir divergen akan didapatkan Standar Skor
(SS) kemudian diequivalenkan menjadi Creativity Quotient (CQ). Dimana
Standar Skor (SS) merupakan penjumlahan dari aspek yang terukur dalam tes
berpikir divergen.
24