KEWENANGAN JAKSA PENGACARA NEGARA MEWAKILI BADAN USAHA MILIK NEGARA UNTUK BERACARA DI PENGADILAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA D.

KEWENANGAN JAKSA PENGACARA NEGARA MEWAKILI BADAN
USAHA MILIK NEGARA UNTUK BERACARA DI PENGADILAN
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN
2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DAN SURAT
EDARAN
MAHKAMAH AGUNG NOMOR 07 TAHUN 2012
ABSTRAK
Shadrina Almas
110110100223
Kejaksaan RI adalah lembaga penegak hukum di Indonesia. Dalam
melaksanakan tugasnya dibidang penuntutan, kejaksaan juga diberi
kewenangan lain dalam bidang perdata, yaitu sebagai Jaksa Pengacara
Negara. Dalam pelaksanaannya terjadi kendala karena SEMA Nomor 07
Tahun 2012 menyatakan bahwa Jaksa Pengacara Negara tidak
berwenang dalam mewakili BUMN sebagai pihak berperkara di
pengadilan. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini
adalah mengenai kewenangan Jaksa Pengacara Negara dalam mewakili
BUMN sebagai pihak berperkara di pengadilan dan status, kedudukan
BUMN yang diwakili oleh Jaksa Pengacara Negara.
Penulisan skripsi ini berdasarkan spesifikasi penelitian yang
bersifat deskriptif analitis dengan metode pendekatan yuridis normatif

yang mengutamakan data sekunder dengan didukung data primer,
kemudian dianalisa berdasarkan ketentuan dalam perundang-undangan
terkait Hukum Acara Perdata dan Hukum Perusahaan di Indonesia.
Literatur serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian dan studi
lapangan untuk memperoleh data primer, selanjutnya data dianalisis
secara yuridis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Peran dan
kewenangan Jaksa Pengacara Negara dengan didasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan, Pasal 30 ayat (2) UU
Kejaksaan RI dan Pasal 24 ayat (2) Perpres Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan RI bahwa dengan surat kuasa khusus Jaksa Pengacara
Negara berwenang untuk mewakili negara/pemerintah, BUMN/BUMD
dalam perkara perdata baik di dalam maupun di luar pengadilan. Jika
dikaitkan dengan SEMA 07/2012 yang menentang kewenangan Jaksa
Pengacara Negara, maka Jaksa Pengacara Negara sesungguhnya dapat
bertindak sebagai kuasa hukum mewakili BUMN baik didalam maupun
diluar Pengadilan. Kedua, seluruh BUMN/BUMD berhak untuk diwakili
oleh Jaksa Pengacara Negara dalam perkara perdata, karena BUMN
merupakan badan hukum publik yang didirikan berdasarkan penyertaan
modal secara langsung, baik seluruh atau sebagian besar modalnya

berasal dari harta kekayaan negara yang telah dipisahkan.

iv

Dokumen yang terkait

Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

2 90 127

Kewenangan Kejaksaan Sebagai Jaksa Pengacara Negara Dalam Pengambilan Aset Hasil Korupsi

4 82 183

ANALISIS YURIDIS KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN JAKSA AGUNG DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

1 18 17

ANALISIS YURIDIS KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN JAKSA AGUNG DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

1 19 19

Independensi Kejaksaan Sebagai Jaksa Pengacara Negara (Studi di Kejaksaan Agung Republik Indonesia)

0 21 0

Efektivitas Pengawasan Komisi Kejaksaan Terhadap Perilaku Jaksa Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia

0 3 38

AUDIT BADAN USAHA MILIK NEGARA GO PUBLIC DIHUBUNGKAN DENGAN KEWENANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA.

0 0 2

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENDAHARAAN NEGARA

0 0 79

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

0 0 12

PENERAPAN SITA UMUM TERHADAP ASET PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) PERSERO PAILIT TERKAIT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA SKRIPSI

0 0 8