Evaluasi Sistem Pengamanan Gedung Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Proyek Rumah Sakit St.Borromeus.

(1)

iii

Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG

TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK

RUMAH SAKIT ST.BORROMEUS

Edison NRP : 0121083

Pembimbing : Ir. Johanes Lim Dwi A.,MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ABSTRAK

Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang banyak menimbulkn kerugian. Kebakaran pada bangunan bertingkat disamping akan menimbulkan kerugian meterial juga dapat menimbulkan korban jiwa. Walaupun akan menimbulkan banyak kerugian, kebakaran tidak dapat dipastikan kapan dan dimana tepatnya kejadian itu akan berlangsung.

Bahaya yang disebabkan kebakaran pada manusia dapat berupa gangguan penglihatan, gangguan pernafasan hingga jatuhnya korban jiwa. Bahaya ini jika tidak dapat diantisipasi, selalu diupayakan timbul seminimal mungkin. Disamping pemakai gedung dituntut kewaspadaannya agar tidak menimbulkan kebakaran, bangunan yang ada wajib disediakan suatu sistem pencegahan kebakaran agar dapat mengantisipasi penyebaran api dalam bangunan tersebut.

Obyek penelitian, Gedung Manajemen Rumah Sakit St.Borromeus Jalan Ir H juanda, bandung.Gedung ini memiliki tiga lantai basement dan tujuh lantai yang memiliki fungsi yang hampir berbeda. Gedung ini juga telah memiliki sistem proteksi kebakaran yang baik.

Ruangan-ruangan yang ada pada tiap lantai memiliki luas, bentuk dan fungsi ruangan yang berbeda, jadi penentuan dan penempatan sistem proteksi kebakaran juga berbeda.

Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah hidran keseluruhan adalah 20 buah yaitu sesuai dengan kebutuhan berdasarkan perhitungan luas lantai dan klasifikasi bangunan yang terbagi tiap lantainya 2 buah hidran, jumlah sprinkler keseluruhan adalah 830 buah sprinkler sesuai dengan kebutuhan berdasarkan NFPA. Jumlah spinkler terbanyak terdapat dilantai 6 yaitu 119 sprinkler, serta penggunaan sistem pemadam api ringan (PAR ) jumlah keseluruhannya adalah 60 buah sesuai dengan kebutuhan yang terbagi tiap lantainya 6 buah PAR yang ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dan terlihat dari berbagai arah.


(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha

PRAKATA

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji syukur atas rahmat dan karuniaNya pada penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan tugas Akhir yang berjudul EVALUASI SISTEM PENGAMANAN GEDUNG TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PROYEK RUMAH SAKIT ST. BORROMEUS. Tugas Akhir ini diajukan sebagai syarat menempuh ujian sarjana di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Pada Tugas Akhir ini, akan mengevaluasi sistem pencegahan kebakaran yang ada pada Gedung Rumah Sakit St.Borromeus dibandingkan dengan peraturan pemerintah yang ada.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan masukan dan saran agar dapat memperbaikinya di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Johanes Lim Dwi A.,MT, selaku Pembimbing Tugas Akhir penulis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan tugas Akhir. 2. Ir. Herianto Wibowo, MT, selaku dosen penguji yang telah memberikan

banyak masukan.

3. Ir. Maksum Tanubrata, MT, selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan.


(3)

v

Universitas Kristen Maranatha 4. Ir. V. Hartanto, M.Sc, selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak

masukan.

5. Ir. Maria Christine, MT dan Ir. Andreas Edwin, selaku dosen wali penulis yang telah membantu dan membimbing selama kuliah di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

6. Hanny Juliany D.,ST.,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik sipil yang telah membantu dalam penyelenggaraan Tugas Akhir ini.

7. Ir. Rini I. Rusandi, selaku koordinator Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

8. Staf Pengajar, Staf Tata Usaha dan Perpustakaan Teknik Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

9. Papa dan Mama tercinta terima kasih atas kasih sayang, dukungan doa dan semangat yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir. 10.Abang Jeybro dan Adik Yenny terima kasih juga atas dukungan doa dan

semangat yang telah diberikan.

11.Aan Prabowo, Andrie K, Obhet, Opunk, Erwin 100, Asep, Denny, Robby, Ahmad, Erwin Soya, Ferry (Elektro), Koba (Elektro), Hisrat ginting (Ekonomi) dan semua teman-teman Teknik Sipil terima kasih atas persahabatannya dan dukungannya.

Akhir kata penulis berharap Tugas Akhir ini tidak hanya bermamfaat bagi penulis sendiri tetapi bagi mahasiswa lainnya dan dunia pendidikan, khususnya dibidang Teknik sipil.

Bandung, 24 Januari 2006

Penulis


(4)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR………. i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR………..… ii

ABSTRAK……….... iii

PRAKATA……….... iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN……….…ix

DAFTAR GAMBAR ………...………. x

DAFTAR TABEL ………...……… xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Tujuan Penulisan……….. 2

1.3 Pembatasan Masalah……… 2

1.4 Sistematika Penulisan……….…….. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kebakaran………... 5

2.2 Penyebaran Api Dalam Ruangan……….. 6

2.3 Tahap-Tahap Pembakaran……….…… 7

2.3.1 Tahap Penyalaan………. 8

2.3.2 Tahap Pertumbuhan……… 8

2.3.3 Tahap Flashover……….. 9


(5)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.3.5 Tahap Surut ……… ……….………. 10

2.4 Klasifikasi Bahaya Kebakaran……… .……….11

2.5 Metoda Umum Pemadaman Api………. 12

2.5.1 Pendinginan………...……… 12

2.5.2 Pemindahan Bahan Bakar………. 13

2.5.3 Pembatasan Oksigen………..13

2.5.4 Penghentian Reaksi Rantai……….13

2.6 Penataan Lingkungan Untuk Proteksi Kebakaran………....14

2.7 Sistem Penanggulangan Kebakaran……… ..16

2.7.1 Detektor Panas……… ....16

2.7.2 Detektor Asap……… .…18

2.7.3 Detektor Nyala Api……… .…18

2.7.4 Detektor Gas……… .…… . 19

2.7.5 Alat Pemadam Api Ringan……… … 21

2.7.6 Alat Pemadam Sistem Hidran……… .……24

2.7.7 Alat Pemadam Sistem Sprinkler……… .…27

2.8 Konsep Evakuasi……… .….. . 32

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 Data Bangunan……….37

3.2 Data Pompa dan Pressure Tank……….. 38

3.3 SkemaAnalisis Masalah……… .. 39


(6)

viii

Universitas Kristen Maranatha BAB 4 ANALISIS MASALAH

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem Proteksi Kebakaran………..49

4.1.1 Analisis Jumlah dan Penempatan Sistem Hidran………… .…...49

4.1.2 Analisis Jumlah dan Penempatan Sprinkler……… .…...50

4.1.3 Analisis Jumlah dan Penempatan PAR……… .…...51

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… .….64

5.2 Saran……….…65

DAFTAR PUSTAKA………...…67


(7)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

A = Luas

AC = Air Conditioning CO2 = Karbondioksida °C = Derajat Celcius Kg = Kilogram M = Manual m2 = Meter persegi

NFPA = National Fire Protection Association O = Otomatis

PAR = Pemadam Api Ringan

PUIL = Peraturan Umum Instalasi Listrik

SKBI = Standard Konstruksi Bangunan Indonesia T.A.B = Tidak ada batas


(8)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penyediaan Ruangan Untuk Operasional Mobil Tangga………..….15

Gambar 2.2 Pemadam Api Ringan (PAR)……….21

Gambar 2.3 Hidran Halaman……… 24

Gambar 2.4 Hidran Gedung………..… 25

Gambar 2.5 Alat Pemadam Sistem Sprinkler………..…. 27


(9)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Detektor Berdasarkan Temperatur………..……..17

Tabel 2.2 Faktor Pengali Jarak Detektor……….17

Tabel 2.3 Penyediaan Sistem Deteksi dan Alarm Menurut Fungsi, Jumlah dan Luas Lantai Bangunan………..20

Tabel 2.4 Pemilihan Jenis Detektor Sesuai Dengan Fungsi Ruangan……….…21

Tabel 2.5 Klasifikasi Bangunan Menurut Tinggi Dan Jumlah Lantai……..…. 26

Tabel 2.6 Perletakan Hidran Berdasarkan Luas Lantai, Klasifikasi Bangunan dan Jumlah Lantai Bangunan……….26

Tabel 2.7 Persyaratan Pemakaian Sprinkler………....29

Tabel 2.8 Rating Temperatur Kepala Sprinkler………..……….30

Tabel 2.9 Penempatan Sarana Penunjang Menurut Kelas Bangunan……..……34

Tabel 2.10 Dimensi Penunjuk Arah Jalan Keluar…..………. 36

Tabel 3.1 Data Proteksi Kebakaran Lantai Basement 2………...…………41

Tabel 3.2 Data Proteksi Kebakaran Lantai Basement 1…………...………41

Tabel 3.3 Data Proteksi Kebakaran Lantai Semi Basement …………..……….41

Tabel 3.4 Data Proteksi Kebakaran Lantai 1………..……….42

Tabel 3.5 Data Proteksi Kebakaran Lantai 2………..……….42

Tabel 3.6 Data Proteksi Kebakaran Lantai 3………..……….43

Tabel 3.7 Data Proteksi Kebakaran Lantai 4………..……….44

Tabel 3.8 Data Proteksi Kebakaran Lantai 5………..……….45


(10)

xii

Universitas Kristen Maranatha Tabel 3.10 Data Proteksi Kebakaran Lantai 7………..….48

Tabel 4.1 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai Basement 2……….………..…52 Tabel 4.2 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai Basement 1……….…..………53 Tabel 4.3 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai Semi Basement ……….………..….54

Tabel 4.4 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 1…………....55 Tabel 4.5 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 2…………....56 Tabel 4.6 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 3…………....57 Tabel 4.7 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 4…………....58 Tabel 4.8 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 5…………....60 Tabel 4.9 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 6………..…..61 Tabel 4.10 Perbandingan Sistem Proteksi Kebakaran Pada Lantai 7……..……..63


(11)

67


(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebakaran adalah suatu bencana yang harus dihindari oleh setiap orang karena kita tidak dapat memprediksikan dimana dan kapan bencana itu akan terjadi. Kebakaran merupakan bencana yang datang dari kelalaian manusia itu sendiri. Dampak yang paling nyata dari kebakaran adalah kerugian baik itu dari segi korban jiwa, hilangnya harta benda serta kerusakan bangunan itu sendiri. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran tidak dapat dihindari


(26)

Universitas Kristen Maranatha

2 secara keseluruhan, namun dapat dicegah atau ditekan tingkat kerusakan yang timbul akibat kebakaran tersebut.

Untuk itu, seorang konsultan perencana dalam merencanakan pembangunan gedung-gedung bertingkat harus menguasai masalah-masalah lain disamping kekuatan bangunan itu sendiri menahan beban maksimumnya. Salah satunya adalah masalah proteksi kebakaran. Perencana harus menguasai sistem dan fasilitas-fasilitas kebakaran yang harus dimiliki bangunan tersebut karena hal ini sangat penting dalam penanganan masalah kebakaran pada bangunan tersebut.

Dengan adanya sistem dan fasilitas yang dimiliki oleh bangunan tersebut maka penanganan pemadaman kebakaran secara tidak langsung dapat diatasi dengan sistem dan fasilitas yang ada seperti sistem Sprinkler dan Hidran serta detektor alarm yang dapat memberi sinyal bahwa terjadi kebakaran sehingga manusia yang ada dalam bangunan tersebut dapat segera meninggalkan lokasi kebakaran.

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengevaluasi sistem pengamanan gedung terhadap bahaya kebakaran pada Rumah Sakit St. Borromeus Jalan Ir H Juanda ,Bandung.

1.3Pembatasan Masalah

Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas tentang :

- Analisis jumlah dan penempatan dari sistem kebakaran yang digunakan. - Sistem kebakaran yang dibahas adalah Sistem Hidran, Sprinkler dan PAR.


(27)

Universitas Kristen Maranatha

3 - Peraturan yang digunakan untuk mengevaluasi :

• Undang – Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan gedung.

• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI No.10/KPTS/2000 tentang Ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.

• Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

• Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 tahun 2001 tentang Retribusi pemeriksaan / pengujian alat-alat pencegah dan pemadam kebakaran.

1.4Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab yang terdiri atas : Bab 1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang pengambilan topik Tugas Akhir, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Berisi teori-teori yang menunjang permasalahan serta berhubungan dengan masalah kebakaran. Penjelasan tentang kebutuhan dan sistem sprinkler, hidran dan PAR sebagai alat bantu proteksi kebakaran.

Bab 3. Studi Kasus

Berisikan data tentang bangunan serta data sistem dari sprinkler , hidran dan PAR kebakaran.


(28)

Universitas Kristen Maranatha

4 Bab 4. Analisis Masalah

Berisikan analisis terhadap sistem fasilitas kebakaran pada Rumah Sakit St.Borromeus Jalan Ir. H Juanda ,Bandung.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan tentang sistem pencegahan kebakaran pada Rumah sakit tersebut serta saran tentang hal-hal yang perlu dibenahi pada sistem pencegahan kebakaran tersebut.


(29)

Universitas Kristen Maranatha 64

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :

• Pada bangunan Rumah Sakit St.Borromeus ini jika terjadi kebakaran, maka kebakaran itu akan tergolong kebakaran ringan menurut SNI yang berarti panas yang akan dilepaskan benda terbakar rendah dan menjalarnya api lambat.


(30)

Universitas Kristen Maranatha 65

• Pada bangunan Rumah Sakit ini memiliki 7 lantai dan 3 lantai basement. Tiap lantainya dipasang 2 hidran maka jumlah hidran keseluruhan adalah 20 buah.

• Pada bangunan ini juga telah memiliki sistem sprinkler yang memadai. Jumlah sprinkler keseluruhan adalah 830 buah. Jumlah sprinkler terbanyak terdapat di lantai 6 yaitu 119 sprinkler. Penentuan pemasangan dan penempatan sprinkler berdasarkan bentuk ruangan, luas ruangan dan fungsi ruangan itu sendiri, jadi belum tentu ruangan yang kecil memiliki jumlah sprinkler yang sedikit.

• Sistem Pemadam Api Ringan (PAR) juga telah digunakan dan memenuhi standar peraturan serta ditempatkan didaerah – daerah yang mungkin terjadi kebakaran ringan. PAR yang digunakan tiap lantainya adalah 6 buah, maka jumlah keseluruhan PAR adalah 60 buah.

1.2 Saran

• Selain mengutamakan kekuatan struktur, pemilik gedung seharusnya juga mengoptimalkan keamanan pemakai gedung salah satunya dengan mengoptimalkan sistem proteksi kebakaran yang harus dimiliki suatu gedung bertingkat.

• Dalam perancangan bangunan hendaknya tim mechanical engineering turut dalam menentukan komposisi ruangan, luas ruangan yang nantinya sangat penting dalam penentuan letak sistem proteksi kebakaran yang akan dibuat.


(31)

Universitas Kristen Maranatha 66

• Dalam penggunaan jenis alat – alat penunjang proteksi kebakaran hendaknya mengikuti prosedur dan peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan oleh dinas kebakaran kota setempat.


(32)

Universitas Kristen Maranatha

67

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

2. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan PemasanganSistem Sprinkler Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

3. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

5. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan PemasanganPemadam Api Ringan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

6. Departemen Permukiman Dan Prasarana wilayah, SNI 03-3989-2000,

Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional.

7. Departemen Permukiman Dan Prasarana wilayah, KEPMEN PU 10/KPTS/2000, Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan, Badan Penerbit PU, Jakarta.


(1)

Universitas Kristen Maranatha - Peraturan yang digunakan untuk mengevaluasi :

• Undang – Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan gedung.

• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI No.10/KPTS/2000 tentang Ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan.

• Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

• Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 tahun 2001 tentang Retribusi pemeriksaan / pengujian alat-alat pencegah dan pemadam kebakaran.

1.4Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 bab yang terdiri atas : Bab 1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang pengambilan topik Tugas Akhir, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Berisi teori-teori yang menunjang permasalahan serta berhubungan dengan masalah kebakaran. Penjelasan tentang kebutuhan dan sistem sprinkler, hidran dan PAR sebagai alat bantu proteksi kebakaran.

Bab 3. Studi Kasus

Berisikan data tentang bangunan serta data sistem dari sprinkler , hidran dan PAR kebakaran.


(2)

Bab 4. Analisis Masalah

Berisikan analisis terhadap sistem fasilitas kebakaran pada Rumah Sakit St.Borromeus Jalan Ir. H Juanda ,Bandung.

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan tentang sistem pencegahan kebakaran pada Rumah sakit tersebut serta saran tentang hal-hal yang perlu dibenahi pada sistem pencegahan kebakaran tersebut.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :

• Pada bangunan Rumah Sakit St.Borromeus ini jika terjadi kebakaran, maka kebakaran itu akan tergolong kebakaran ringan menurut SNI yang berarti panas yang akan dilepaskan benda terbakar rendah dan menjalarnya api lambat.


(4)

• Pada bangunan Rumah Sakit ini memiliki 7 lantai dan 3 lantai basement. Tiap lantainya dipasang 2 hidran maka jumlah hidran keseluruhan adalah 20 buah.

• Pada bangunan ini juga telah memiliki sistem sprinkler yang memadai. Jumlah sprinkler keseluruhan adalah 830 buah. Jumlah sprinkler terbanyak terdapat di lantai 6 yaitu 119 sprinkler. Penentuan pemasangan dan penempatan sprinkler berdasarkan bentuk ruangan, luas ruangan dan fungsi ruangan itu sendiri, jadi belum tentu ruangan yang kecil memiliki jumlah sprinkler yang sedikit.

• Sistem Pemadam Api Ringan (PAR) juga telah digunakan dan memenuhi standar peraturan serta ditempatkan didaerah – daerah yang mungkin terjadi kebakaran ringan. PAR yang digunakan tiap lantainya adalah 6 buah, maka jumlah keseluruhan PAR adalah 60 buah.

1.2 Saran

• Selain mengutamakan kekuatan struktur, pemilik gedung seharusnya juga mengoptimalkan keamanan pemakai gedung salah satunya dengan mengoptimalkan sistem proteksi kebakaran yang harus dimiliki suatu gedung bertingkat.

• Dalam perancangan bangunan hendaknya tim mechanical engineering turut dalam menentukan komposisi ruangan, luas ruangan yang nantinya sangat penting dalam penentuan letak sistem proteksi kebakaran yang akan dibuat.


(5)

Universitas Kristen Maranatha • Dalam penggunaan jenis alat – alat penunjang proteksi kebakaran

hendaknya mengikuti prosedur dan peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan oleh dinas kebakaran kota setempat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

2. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Sprinkler Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

3. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

4. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Sistem Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

5. Departemen Pekerjaan Umum (1987), SKBI 3.4.53. 1987, Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan gedung, Badan Penerbit PU, Jakarta.

6. Departemen Permukiman Dan Prasarana wilayah, SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional.

7. Departemen Permukiman Dan Prasarana wilayah, KEPMEN PU 10/KPTS/2000, Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan, Badan Penerbit PU, Jakarta.