PE N E R A PA N M O D E L T W O S T A Y T W O S T R A Y ( T S T S ) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS Penerapan Model Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Jambon Kecamatan

PE NE RA PA N MO D E L TW O S TAY TWO S TR AY (TS TS )
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JAMBON
KECAMATAN PULOKULON
KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN
2013/2014

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratanguna mencapai
derajat Sarjana S-1

Oleh:
NINIK HARTINI
A54F100003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

r

I

UNIVERSITAS MUHAMMADIY AB SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDlKAN
BIRO SKRIPSIZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
J 1 . A . Y a n i T ro m o l P o s 1 - P a b e J a n , K a rta s u ra

T e lp . ( 0 2 7 1 ) 7 1 7 4 1 7 F a x : 7 1 5 4 4 8 S u ra k a rta 5 7 1 0 2

SURAT PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAB

Y a n g b e r ta n d a ta n g a n d i b a w a h in i p e m b im b in g
N am a

: D r s . M . Y a h y a , M .S i.

N IK

: 147


T e la h

m em baca

r in g k a s a n

dan

m e n c e r m a ti

s k r ip s i/tu g a s

a k h ir d a r i m a h a s is w a

N am a

: N IN IK H A R T IN I

N IM


: A 5 4 F lO 0 0 0 3

P ro g ra m

naskah

S tu d i : P e n d id ik a n

s k r ip s i/tu g a s

p u b lik a s i

a k h ir :

ilm ia h ,

yang

m e ru p a k a n


:

G u r u S e k o la h D a s a r

J u d u l S k r ip s i
PENERAPAN
UNTUK
S IS W A

M ODEL

TW O

M E N IN G K A T K A N
KELAS

P E M B E L A JA R A N

5


SD

STAY

TW O

K E A K T IV IT A S
NEGERI

IP S M A T E R I

H IN D U T A H U N P E L A JA R A N

3

STRAY

(T S T S )

B E L A JA R


PADA

JA M B O N

P E N IN G G A L A N

DALAM
S E JA R A H

201312014

N a s k a h p u b lik a s i te r s e b u t, la y a k d a n d a p a t d is e tu ju i u n tu k d ip u b lik a s ik a n .
D e m ik ia n

p e r s e tu ju a n

d ib u a t, s e m o g a d a p a t d ip e r g u n a k a n

s e p e r lu n y a .


S u r a k a r ta ,
P e m b im b in g ,

F e b ru a ri 2 0 1 4

PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS)
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JAMBON
TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

NINIK HARTINI
A54F100003

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menerapkan model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Jambon dalam Pembelajaran IPS
Materi Peninggalan Sejarah Hindu Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian yang dimaksud
adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan variabel terikat yaitu, peningkatan
keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Jambon dalam pembelajaran IPS, sedangkan

untuk variabel bebasnya adalah penerapan model Two Stay Two Stray (TSTS). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan tes hasil belajar.
Setelah data terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan deskriptif komparatif untuk
data keaktifan belajar IPS kelas V SD N 1 Jambon tahun pelajaran 2013/2014. Caranya
dengan membandingkan antara kondisi awal (pra siklus) dengan indikator kinerja siklus I,
dan indikator kinerja siklus I dengan siklus II, sedangkan untuk data penerapan model Two
Stay Two Stray (TSTS) dianalisis dengan analisis kritis, yakni dengan cara mengkritisi
kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model Two Stay Two
Stray (TSTS). Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa, pada kondisi awal
keaktifan belajar IPS rata-rata mencapai 30% maka setelah siklus I meningkat menjadi 61%
dan setelah siklus II meningkat menjadi 82% sehingga sudah mencapai indikator
keberhasilan. Adapun kinerja guru sebelum menerapkan model Two Stay Two Stray (TSTS)
baru mencapai persetase 53%, setelah pelaksanaan tindakan siklus I persentase meningkat
menjadi 69% dan setelah pelaksanaan tindakan siklus II kinerja guru mencapai persentase
89%.Berdasarkan keberhasilan tersebut, maka penulis menyarankan agar model Two Stay
Two Stray (TSTS) dapat dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
Kata kunci :

Two Stay Two Stray (TSTS), Keaktifan Belajar, Peninggalan Sejarah Hindu


1

Pendahuluan
Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu
mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Permendiknas No. 14 Tahun 2007 menyatakan bahwa dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik, maka proses pembelajaran harus fleksibel,
bervariasi, dan memenuhi standar. Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPS di
SD pada saat ini belum optimal. Para guru masih banyak yang belum memahami
bagaimana cara mengajar IPS dengan tepat dan suasana belajar yang menyenangkan.
Berbagai macam keluhan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS di SD seperti, malas
belajar, membosankan, kurang bergairah, tidak menarik, dan keluhan keluhan lain
dari para siswa yang berdampak rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Didalam pembelajaran, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, misalnya meminta siswa
menjawab pertanyaan atau meminta siswa membuat pertanyaan dan menjawab
sendiri dan mempunyai makna yang sangat besar dalam interaksi belajar mengajar.

Selain itu dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa setiap kali
mengajar. Itu lebih baik dari pada sekedar memberi penjelasan lisan saja. Sebab hal
tersebut akan mendorong siswa dalam memecahkan masalah dan mendorong guru
lebih kreatif dan berinisiatif ( Sriyono,1992:77-78 ).
Menurut Bakhrul (2013), keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang
menunjang keberhasilan siswa. Keaktifan tersebut tidak hanya keaktifan jasmani
melainkan keaktifan rohani.

2

Berdasarkan permasalahan yang terjadi penelitian ini dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran IPS di kelas. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray
(TSTS). Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) memungkinkan siswa untuk
saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain.
Selain meningkatkan keaktifan siswa, dari penelitian ini diharapkan akan
meningkatkan kinerja guru, khususnya kompetensi guru dalam mengelola proses
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stay
(TSTS). Dengan menerapkan kemampuan model ini secara baik, maka akan

bermanfaat bagi guru sendiri untuk mengelola proses pembelajaran pada materi lain
yang relevan.
Menurut Anitah (2008:62) bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) ada 6 langkah yaitu: (a) persiapan, (b) pembentukan
kelompok, (c) diskusi masalah, (d) bertamu ke kelompok lain, (e) berbagi informasi
pada kelompok lain, (f) kembali ke kelompok asal dan mencocokkan hasil kerja.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 3 Jambon, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Tempat berlangsungnya penelitian ini
berdasarkan tempat sekolah peneliti mengajar. Dengan perbatasan desa jambon
sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karangharjo Kecamatan Pulokulon. Sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Peganjing Kecamatan Toroh. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Asemrudung Kecamatan Geyer. Sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Pojok Kecamatan Pulokulon. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan
yaitu satu bulan perencanaan, satu bulan pelaksanaan, satu bulan pelaporan. Dimulai
bulan November 2013 sampai Januari 2014.

3

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Jambon sebanyak 24
siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Guru kelas V
sebagai peneliti dan 1 orang guru sebagai kolaborator penelitian.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
sebanyak 2 siklus. Dalam tiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: tahap
perencanaan, tahap implementasi tindakan, tahap observasi dan interpretasi, tahap
analisis dan refleksi.
Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan
peneliti pergunakan dalam tindakan siklus 1 yang meliputi penyusunan RPP,
menyiapkan media pembelajaran, lembar kerja dan instrumen penelitian, menyusun
instrumen pengamatan.
Tahap implementasi tindakan yaitu peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran dalam RPP yang telah dipersiapkan sebelum
pembelajaran berlangsung, yang meliputi Kegiatan awal, Kegiatan inti, Kegiatan
penutup.
Pada tahap observasi dan interpretasi peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk
melakukan tindakan sebagai berikut: mengobservasi proses pembelajaran, mencatat
hal hal yang ditemukan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada tahap analisis dan refleksi peneliti melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan
perencanaan atau belum. Dan untuk mencari kelemahan apa saja yang menghambat
proses pembelajaran. Refleksi dilakukan atas dasar observasi yang dilakukan oleh
teman sejawat. Setelah melakukan refleksi hasil belajar siswa pada siklus 1 dianalisis,
apabila hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan maka
kegiatan dilanjutkan pada siklus II.

4

Dalam penelitian ini, Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS merupakan
variabel terikat, sedangkan variabel bebasnya adalah penerapan model Two Stay Two
Stray (TSTS).
Alat dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara yaitu
observasi, dokumentasi dengan menggunakan kamera, catatan lapangan, instrumen
penelitian.
Teknik analisis data menggunakan analisis komparatif, yaitu dengan cara
membandingkan antara kondisi awal dengan indikator kinerja siklus I dan indikator
kinerja siklus II. Untuk penerapan model Two Stay Two Stray dianalisis dengan
analisis kritis, yakni dengan cara mengkritisi kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tersebut.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian dilakukan dalam mata pelajaran IPS kelas V dengan materi
peninggalan sejarah kerajaan Hindu. Berdasarkan pengalaman peneliti sehari-hari
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran banyak kendala yang ditemukan.
Kendala tersebut meliputi keaktifan siswa secara klasikalhanya mencapai 30%.
Berdasarkan permasalahan yang telah diketahui maka diperoleh data sebagai berikut:
No.
1.

Faktor
Siswa

Penyebab Masalah
a. rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran
b. perhatian siswa belum terfokus pada pembelajaran
c. masih banyak siswa yang bicara sendiri dengan temannya saat
guru menjelaskan
d. kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran
e. hanya beberapa siswa saja yang mempunyai inisiatif dalam

5

bertanya atau mengemukakan ide
Guru

2.

a. guru terlalu dominan menggunakan metode ceramah
b. guru dalam mengajar tidak memanfaatkan media pembelajaran
c. guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan siswa

3.

4.

Proses

a. monoton ceramah

Pembela-

b. banyak mencatat

jaran

c. langsung evaluasi tanpa aktivitas elaborasi

Lain-lain

a. sarana penunjang pembelajaran masih kurang
b. orang tua kurang peduli terhadap proses belajar siswa di rumah

Berbagai kemungkinan penyebab masalah kemudian dianalisis. Dari hasil analisis
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi masalah dominan yaitu pembelajaran
yang cenderung ceramah dan satu arah dari guru ke siswa sehingga pembelajaran
berpusat pada guru.
Langkah berikutnya mengobservasi kelas yang dibantu oleh teman sejawat yang
melakukan observasi terhadap peneliti dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Observasi Kinerja Guru pada Kondisi Awal:

No
.
1.

2.
3.
4.
5.

Perilaku guru yang diobservasi
Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa,
sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada
siswa).
Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang akan
dipelajari).
Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6

Persentase
Pencapaia
n
50%
75%
50%
50%
50%

Ket

No
.
6.
7.
8.
9.

Persentase
Pencapaia
n

Perilaku guru yang diobservasi
Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Memberi umpan balik (feed back)
Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes,
sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pelajaran.
Persentase Rata-rata Kinerja Guru
pada Kondisi Awal

Ket

50%
25%
75%
50%
53%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa pencapaian kinerja guru pada
kondisi awal yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran mencapai 50%,
kemampuan dasar siswa 75%, mengingatkan kompetensi belajar 50%, memberi
stimulus 50%, memberi petunjuk 50%, memunculkan aktivitas 50%, memberi umpan
balik 25%, melakukan tagihan-tagihan 75%, menyimpulkan setiap materi 50%.
Persentase rata-rata kinerja guru pada kondisi awal mencapai 50%.
Dalam penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray diharapkan mampu
meningkatkan keaktifan siswa dan kinerja guru dalam melakukan proses belajar
mengajar. Dalam perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Two Stay Two Stray dilakukan sebanyak 2 siklus.
Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari satu pertemuan dengan alokasi waktu
tiga jam pelajaran (3x35 menit). Proses pelaksanaan penelitian meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan tindakan kelas siklus I, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPS pada Ssiklus I

No

Indikator Keaktifan Siswa

7

Persentase Keaktifan

.
1.

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

55%

Tidak
Aktif
45%

2.

Kerjasama dalam kelompok

65%

35%

3.

65%

35%

55%

45%

65%

35%

6.

Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok ahli
Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok asal
Memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok
Mendengarkan teman berpendapat

55%

45%

7.

Memberi gagasan yang cemerlang

60%

40%

8.

Membuat perencanaan dan pembagian kerja

65%

35%

9.

Pengambilan keputusan

60%

40%

10.

Memanfaatkan potensi anggota kelompok

65%

35%

4.
5.

Aktif

Sedangkan hasil observasi kinerjaguru pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I:

No
.
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perilaku guru yang diobservasi
Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa,
sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada
siswa).
Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang akan
dipelajari).
Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Memberi umpan balik (feed back)
Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes,
sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

8

Persentase
Pencapaia
n
75%
100%
75%
50%
75%
50%
50%
75%

Ket

No
.
9.

Perilaku guru yang diobservasi

Persentase
Pencapaia
n

Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pelajaran.
Persentase Rata-rata Kinerja Guru
pada Siklus I

Ket

75%
69%

Dilihat dari hasil pengamatan siklus I diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan
model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keaktifan dalam
pembelajaran IPS dengan materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu di Indonesia.
Ada catatan yang perlu diperbaiki pada tindakan selanjutnya yaitu:
1). Guru harus lebih memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa,
sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
2). Guru harus lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
mengemukakan pendapat.
3). Guru harus lebih banyak memberikan timulus, .
4). Guru harus lebih banyak memberikan reinforcement/penguatan positif dan
reward/penghargaan kepada siswa.
5). Guru harus lebih banyak memberi umpan balik (feed back).

Siklus II
Pelaksanaan siklus II sama seperti siklus I yang terdiri dari empat tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam siklus II
diperoleh hasil observasi keaktifan siswa dan hasil observasi kinerja guru sebagai
berikut:

9

Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Belajar IPS pada Siklus II

No
.

Indikator Keaktifan Siswa

Persentase Keaktifan
Tidak
Aktif
Aktif

1.

Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

80%

20%

2.

Kerjasama dalam kelompok

85%

15%

3.

85%

15%

80%

20%

80%

20%

6.

Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok ahli
Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok asal
Memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok
Mendengarkan teman berpendapat

75%

25%

7.

Memberi gagasan yang cemerlang

85%

15%

8.

Membuat perencanaan dan pembagian kerja

85%

15%

9.

Pengambilan keputusan

80%

20%

10.

Memanfaatkan potensi anggota kelompok

85%

15%

4.
5.

Tabel 8. Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II:

No
.
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perilaku guru yang diobservasi
Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa,
sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar
kepada siswa).
Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang
akan dipelajari).
Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Memberi umpan balik (feed back)
Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes,
sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

10

Persentase
Pencapaian
100%
100%
75%
75%
100%
75%
75%
100%

Ket

No
.
9.

Perilaku guru yang diobservasi
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pelajaran.
Persentase Rata-rata Kinerja Guru
pada Siklus II

Persentase
Pencapaian

Ket

100%
89%

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa penerapan model Two
Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD
Negeri 3 Jambon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2013/2014, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: kondisi awal keaktifan siswa ratarata mencapai 30%, setelah siklus I meningkat menjadi 60% dan siklus II meningkat
menjadi 82% sehingga sudah mencapai indikator keberhasilan. Kinerja guru pada
kondisi awal mencapai persentase 53%, pada siklus I meningkat menjadi 69%, dan
siklus II mencapai 89%.

Daftar Pustaka
Anitah, Sri. Dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bakhrul,

Ulum.2013.

Keaktifan

belajar

siswa.

Blogeum.blogspot.com/2013/02/keaktifan belajar siswa.
Sriyono. 1992.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta.

11

Dokumen yang terkait

PE N E R A PA N M O D E L T W O S T A Y T WO S T R A Y ( T S T S ) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS Penerapan Model Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Jambon Kecamatan

0 1 14

. . C . H . E . O . N . S . A . . | ♫ D a d d y a S o n ' s f i r s t H e r o a D a u g h t e r ' s f i r s t L o v e ♥

0 0 257

T O U R I S M S A T E L L I T E ACCOUNT, A S T A T I S T I C A L T O O L TO A N A L Y S E TOURISM R O L E S

0 0 8

N A S L O H C S H G I H R O I N E S E D A R G H T N E T E H T F O A T R A K A Y G O Y N I

0 0 122

D E S U N A I S E N O D N I R E T I W T R I E H T H G U O R H T N E S A S R E S U S T E W T

0 1 86

E H T S R O H P A T E M N A I S E N O D N I F O S E I G E T A R T S N O I T A L S N A R T N I

0 6 182

S T N E D U T H T R U O F O Y D U T S E S A C A :S D R O W S U O M Y N O N Y S T N E D U T S R E T S E M E S T N E M T R A P E D S R E T E L H S I L G N E F O Y T I S R E V I N U A M R A H D A T A N A S F O

0 3 104

Y R A L U B A C O V E H T R O F N O I S N E H E R P M O C G N I D A E R T R O P U S O T F O S T N E D U T S E D A R G H T N E V E S

0 0 130

B R E VS E S N E T S R O R E C N A R E T U N I S Y B E D A M H T R U O F E G A U G N A L H S I L G N E F O S T N E D U T S R E T S E M E S M A R G O R P Y D U T S N O I T A C U D E

0 0 174

H S I L G N EL A I R E T A M G N I T I R W S K S A T G N I S U - E G A U G N A L D E S A B R O F G N I N R A E L E H T F O S T N E D U T S E D A R G H T N E T A T R A K A Y G O Y A I R A M A T N A S A M S A

0 1 129