Mengurai Benang Kusut Penuntasan "Sel Mewah".
~ibun Jabar
o Selasa o Rabu
4
6
5
20
o Mar
21
OApr
7
22
OMel
.
8
23
o Jumat o Sabtu o
Kamis
9
OJun
10
11
25
24
OJul
12
26
0 Ags
13
27
OSep
Minggu
14
28
OOkt
16
15
29
ONov
30
31
ODes
Mengurai Benang I(usut
Penuntasan "Sel Mewah"
SEJAK Minggu (10/1) malam, berita mafia hukum di
rumah tahanan menjadi
topik pembahasan semua
media massa. Satuan Tugas
(Satgas) Pemberantasan
Mafia Hukum, yang baru
sajadibentukPresidenSusilo
Bambang Yudhoyono, malam itu melakukan inspeksi
mendadak ke Rutan Pondok
Bambu, Jakarta. Mereka
menemukan sejumlah naSUHARIZAL
rapidana (napi) yang menKandidat Doktor Hukum
dapat perlakuan khusus,
Tata Negara Universitas
seperti Artalyta Suryani alias
Padjadjaran Bandung
Ayin, terpidana dalam kasus
penyuapan jaksa Urip Tri
Gunawan.
tauan ICW di enam kota
Sel Ayin ternyata dilengbesar di Indonesia juga
kapi AC dan TV. Di ruangan
menemukan sedikitnya Hitu, juga ada tempat tidur
ma pola korupsi yang teryang nyaman. Selain itu,
jadi dilapas atau rutan. Salah
Ayin juga mempunyai meja
satunya adalah pemberian
kerja. Saat sidak, Ayin pun
perlakuan dan fasilitas khutepergok sedang melakusus selama dalam tahanan.
kan perawatan kulit di ruDengan membayar sejumangan khususnya tersebut.
lah uang kepada oknum
Tidak hanya mempunyai
petugas, napi akan menfasilitas khusus, Artalyta
dapat perlakuan berbeda
juga bisa leluasa meningdengan napi lain.
galkan Rutan Pondok BamFasilitas khusus juga dabu, tempat ia ditahan.
pat diberikan, misalnya, sel
Di tengah lemahnya pertersendiri yang terpisah
sepsi publik tentang kinerja
dengan napi lain, makan
lembaga penegakan hudan minuman yang bergizi,
him, kasus sel mewah
perabotan televisi, kulkas,
Artalyta yang sekelas hotel
pendingin ruangan, ponse!,
berbintang adalah puncak
dan sebagainya. Jika disegunung es. Dapat dipaspakati, bahkan ruang sel
tikan, sel mewah serupa
juga dapat disulap menjadi
milik Artalyta juga ada di
kantor sementara dari napi
rutan-rutan lainnya. Paling
yang nota bene seorang
tidak, kasus ini menguatkan
pengusaha.
hasil survei (riset) KPK dan
Benang Kusut
ICW menyangkut kinerja
Suap danberbagai modus
buruk Depkumham. KPK
guna memperoleh fasilitas
pada akhir 2008melakukan
sekelas Artalyta memang
survei integritas
sektor
cukup suIit ditangani. Ia
pubIik. Hasilnya, tefnyata
ibarat sebuah benang kusut
layanan di lembaga pemayang tidak sederhana untuk
syarakatan merupakan ladiurai. Selain karena alasan
yanan yang pengguna lakesejahteraan dan tingkat
yananannya paling banyak
pendidikan, jumlah pengmembayar biaya tambahhuni Lapas yang over capacan. Hasil riset dan fem..an- _.i!Y menjadi 'p!ngh~a!1g. _
.
referat
Data terakhir Sub-Bidang
Kamtib Divisi Pemasyarakatan bulan Juli 2009
menunjukkan adanya kelebihan penghuni di tujuh
lapas dan rutan yang tersebar di DKI Jakarta. Lapas
kelas I Cipinang, yang berkapasitas 880 orang dihuni
oleh 3.216 orang. 'Rutan
kelas I Salemba menampung 1.019 orang, padahal
kapasitasnya hanya untuk
259 orang. Selain narapidana, juml{lh penghunl tersebut termasuk
dengan
pegawai dan staf lapas.
Semen tara itu, rendahnya kesejahteraan para petugas lapas juga
dianggap sebagai faktor pendorong
transaksi suap.
Pegawai lap as
yang tugasnya
menjaga
keamanan seharihari hanyalah
berpangkat 2B
atau 3A.
Lapas yang over capacity,
rendahnya kesejahteraan
petugas, dan minimnya
anggaran
negarauntuk
membiayaan
kebutuhan
primer para tahanan, mendorong
praktik-praktik
suap yang Jilakukan oIL'h
para napi berduit sehingga
terjadilah praktik suap dan
sejenisnya. Napi butuh fasilitas tambahan, begitu pun
dengan petugas yang butuh
penghasilan tambaqan.
Beberapa Solusi
Tujuan sistem pemasyarakatan sebagaimanaditetapkan dalam Pasal 2 UU
Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menyatakan bahwa sistem
pemasyarakatan diselenggarakan
dalam rangka
m~mb:~tuk w~a binaan
pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari
kesalahan,
memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana
sehingga dapat diterima
oleh Iingkungan masyarakat, dapat aktifberperan dalam pembangunan, dapat
hidup secara wajar sebagai
warga negara yang baik
dan bertanggung jawab.
Ini berarti bahwa tujuan
akhir dari sistem pemasyarakatan adalah bersatunya kembali warga binaan
pemasyarakatan
dengan
masyarakat, sebagai warga
negara yang baik dan bertanggungjawab (com-
111/111
it1f-bast'd
---
correc-
tiulb)," sL'hingga keberadaan man tan warga binaan
di masyarakat
nantinya
diharapkan mau dan mampu untuk ikut membangun
masyarakat
dan bukan
sebaIiknya justru menjadi
penghambat dalam pembangunan.
Menonaktifkan
Kepala
Rutan Pondok Bambu, dan
memindahkan Artalyta ke
tempat lain, atau bahkan
memutasikan semua petugas rutan di sana, hanya
akan menyelesaikan persoalan l'esaat da~~~
_ti~ak
Kliping Humas Unpad 2010
menyentuh "episentrum"
persoalan. yang sesungguhya.
RumitnJ.a pengelolaan
rutan dan lembaga pemasyarakatan,
baik karena
keterbatas.an kapasitas ruangan maupun jumlah pengawas yang ada, membuat sistem hukuman dengan men~urung atau memenjarak.an
seseorang
yang melanggar hukum
perIu ditir\jau ulang. Hukuman penjara dan kurungan terbukti tidak mampu
membuat
orang-orang
yang bersa:1ah menjadi jera.
Apabila!l1elihat perkembangan te1\nologi saat ini,
sudah sa~tnya penghukuman untuk pidana
biasa tidak
harus di dalam institusi
seperti lembaga permasyarakatan.
Sudah saatnya penghukuman pid'tlna biasa di luar
rutan (non-institusional treatment).
Praktikn.y.a nanti, untuk
pidana birasa dilakukan
dengan pidana alternatif
dengan cara bekerja sosial
atau membayar denda dengan sejumlah uang tertentu kepada negara. Ke
depan, rutan hanya diperuntukkan bagi kejahatan
yang tidak biasa (khusus),
seperti kasus korupsi, narkoba, dan pembunuhan. (*)
o Selasa o Rabu
4
6
5
20
o Mar
21
OApr
7
22
OMel
.
8
23
o Jumat o Sabtu o
Kamis
9
OJun
10
11
25
24
OJul
12
26
0 Ags
13
27
OSep
Minggu
14
28
OOkt
16
15
29
ONov
30
31
ODes
Mengurai Benang I(usut
Penuntasan "Sel Mewah"
SEJAK Minggu (10/1) malam, berita mafia hukum di
rumah tahanan menjadi
topik pembahasan semua
media massa. Satuan Tugas
(Satgas) Pemberantasan
Mafia Hukum, yang baru
sajadibentukPresidenSusilo
Bambang Yudhoyono, malam itu melakukan inspeksi
mendadak ke Rutan Pondok
Bambu, Jakarta. Mereka
menemukan sejumlah naSUHARIZAL
rapidana (napi) yang menKandidat Doktor Hukum
dapat perlakuan khusus,
Tata Negara Universitas
seperti Artalyta Suryani alias
Padjadjaran Bandung
Ayin, terpidana dalam kasus
penyuapan jaksa Urip Tri
Gunawan.
tauan ICW di enam kota
Sel Ayin ternyata dilengbesar di Indonesia juga
kapi AC dan TV. Di ruangan
menemukan sedikitnya Hitu, juga ada tempat tidur
ma pola korupsi yang teryang nyaman. Selain itu,
jadi dilapas atau rutan. Salah
Ayin juga mempunyai meja
satunya adalah pemberian
kerja. Saat sidak, Ayin pun
perlakuan dan fasilitas khutepergok sedang melakusus selama dalam tahanan.
kan perawatan kulit di ruDengan membayar sejumangan khususnya tersebut.
lah uang kepada oknum
Tidak hanya mempunyai
petugas, napi akan menfasilitas khusus, Artalyta
dapat perlakuan berbeda
juga bisa leluasa meningdengan napi lain.
galkan Rutan Pondok BamFasilitas khusus juga dabu, tempat ia ditahan.
pat diberikan, misalnya, sel
Di tengah lemahnya pertersendiri yang terpisah
sepsi publik tentang kinerja
dengan napi lain, makan
lembaga penegakan hudan minuman yang bergizi,
him, kasus sel mewah
perabotan televisi, kulkas,
Artalyta yang sekelas hotel
pendingin ruangan, ponse!,
berbintang adalah puncak
dan sebagainya. Jika disegunung es. Dapat dipaspakati, bahkan ruang sel
tikan, sel mewah serupa
juga dapat disulap menjadi
milik Artalyta juga ada di
kantor sementara dari napi
rutan-rutan lainnya. Paling
yang nota bene seorang
tidak, kasus ini menguatkan
pengusaha.
hasil survei (riset) KPK dan
Benang Kusut
ICW menyangkut kinerja
Suap danberbagai modus
buruk Depkumham. KPK
guna memperoleh fasilitas
pada akhir 2008melakukan
sekelas Artalyta memang
survei integritas
sektor
cukup suIit ditangani. Ia
pubIik. Hasilnya, tefnyata
ibarat sebuah benang kusut
layanan di lembaga pemayang tidak sederhana untuk
syarakatan merupakan ladiurai. Selain karena alasan
yanan yang pengguna lakesejahteraan dan tingkat
yananannya paling banyak
pendidikan, jumlah pengmembayar biaya tambahhuni Lapas yang over capacan. Hasil riset dan fem..an- _.i!Y menjadi 'p!ngh~a!1g. _
.
referat
Data terakhir Sub-Bidang
Kamtib Divisi Pemasyarakatan bulan Juli 2009
menunjukkan adanya kelebihan penghuni di tujuh
lapas dan rutan yang tersebar di DKI Jakarta. Lapas
kelas I Cipinang, yang berkapasitas 880 orang dihuni
oleh 3.216 orang. 'Rutan
kelas I Salemba menampung 1.019 orang, padahal
kapasitasnya hanya untuk
259 orang. Selain narapidana, juml{lh penghunl tersebut termasuk
dengan
pegawai dan staf lapas.
Semen tara itu, rendahnya kesejahteraan para petugas lapas juga
dianggap sebagai faktor pendorong
transaksi suap.
Pegawai lap as
yang tugasnya
menjaga
keamanan seharihari hanyalah
berpangkat 2B
atau 3A.
Lapas yang over capacity,
rendahnya kesejahteraan
petugas, dan minimnya
anggaran
negarauntuk
membiayaan
kebutuhan
primer para tahanan, mendorong
praktik-praktik
suap yang Jilakukan oIL'h
para napi berduit sehingga
terjadilah praktik suap dan
sejenisnya. Napi butuh fasilitas tambahan, begitu pun
dengan petugas yang butuh
penghasilan tambaqan.
Beberapa Solusi
Tujuan sistem pemasyarakatan sebagaimanaditetapkan dalam Pasal 2 UU
Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menyatakan bahwa sistem
pemasyarakatan diselenggarakan
dalam rangka
m~mb:~tuk w~a binaan
pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya,
menyadari
kesalahan,
memperbaiki diri, dan tidak
mengulangi tindak pidana
sehingga dapat diterima
oleh Iingkungan masyarakat, dapat aktifberperan dalam pembangunan, dapat
hidup secara wajar sebagai
warga negara yang baik
dan bertanggung jawab.
Ini berarti bahwa tujuan
akhir dari sistem pemasyarakatan adalah bersatunya kembali warga binaan
pemasyarakatan
dengan
masyarakat, sebagai warga
negara yang baik dan bertanggungjawab (com-
111/111
it1f-bast'd
---
correc-
tiulb)," sL'hingga keberadaan man tan warga binaan
di masyarakat
nantinya
diharapkan mau dan mampu untuk ikut membangun
masyarakat
dan bukan
sebaIiknya justru menjadi
penghambat dalam pembangunan.
Menonaktifkan
Kepala
Rutan Pondok Bambu, dan
memindahkan Artalyta ke
tempat lain, atau bahkan
memutasikan semua petugas rutan di sana, hanya
akan menyelesaikan persoalan l'esaat da~~~
_ti~ak
Kliping Humas Unpad 2010
menyentuh "episentrum"
persoalan. yang sesungguhya.
RumitnJ.a pengelolaan
rutan dan lembaga pemasyarakatan,
baik karena
keterbatas.an kapasitas ruangan maupun jumlah pengawas yang ada, membuat sistem hukuman dengan men~urung atau memenjarak.an
seseorang
yang melanggar hukum
perIu ditir\jau ulang. Hukuman penjara dan kurungan terbukti tidak mampu
membuat
orang-orang
yang bersa:1ah menjadi jera.
Apabila!l1elihat perkembangan te1\nologi saat ini,
sudah sa~tnya penghukuman untuk pidana
biasa tidak
harus di dalam institusi
seperti lembaga permasyarakatan.
Sudah saatnya penghukuman pid'tlna biasa di luar
rutan (non-institusional treatment).
Praktikn.y.a nanti, untuk
pidana birasa dilakukan
dengan pidana alternatif
dengan cara bekerja sosial
atau membayar denda dengan sejumlah uang tertentu kepada negara. Ke
depan, rutan hanya diperuntukkan bagi kejahatan
yang tidak biasa (khusus),
seperti kasus korupsi, narkoba, dan pembunuhan. (*)