Bioenergi dari Glacilaria.
KUMPULAN ABSTRAK
Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2015
KUMPULAN
ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015 | iii
KUMPULAN ABSTRAK
Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2015
KUMPULAN
ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD
Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A.
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S.
Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM.
Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si
Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P.
Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D
Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng
Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D
Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes.
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D.
Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D
Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T.
Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.
I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D.
Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P.
Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si
I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.
Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si
l
Udayana University Press,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Udayana
2015, lxx + 736 hal, 14,8 x 21
iv | Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
BIOETANOL DARI Glacilaria
Yenny Ciawi1), Wahyu Dwijani2), Ni Made Pharmawati3)
1)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran,
Badung
2)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran,
Badung
2)
ABSTRAK
Indonesia sudah menjadi net-importir minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Sementara itu,
kita mempunyai garis pantai yang sangat panjang yang potensinya baru termanfaatkan sekitar 20 persennya. Bali,
dengan panjang pantai 436,5 km, mempunyai potensi sangat besar untuk mengembangkan bioenergi dari rumput
laut, yaitu bioetanol generasi ke dua (bioetanol bahan bakar). Banyak jenis rumput laut di Bali, baik yang liar
maupun yang sudah dibudidayakan, yang dapat difermentasi menjadi bietanol. Penelitian ini dilakukan secara
komprehensif dengan terlebih dulu menginventarisasi potensi rumput laut sebagai bahan baku bioetanol di perairan
sekitar Bali. Diperoleh 40 jenis rumput laut di pantai Mertasari dan pantai Nusa Lembongan, dan beberapa di
antaranya mempunyai kandungan pati, lemak, serat kasar, dan protein yang cukup tinggi sebagai umpan fermentasi
bioetanol. Glacilaria sp. dipilih dalam tahap selanjutnya karena kandungan patinya cukup tinggi dan mudah
ditemukan dalam jumlah yang cukup di alam, serta sudah dibudidayakan. Bahan baku ini dihidrolisis dengan asam
sulfat 7% untuk menguraikan patinya menjadi glukosa yang siap diumpankan pada fermentasi. Penelitian terdahulu,
yang menggunakan Saccharomyces cereviceae sebagai produsen, menunjukkan bahwa lama fermentasi optimum
adalah sekitar 5-7 hari tanpa pengadukan. Konsentrasi ammonium sulfat terbaik adalah 1% b/b sedangkan jumlah
ragi terbaik adalah 5 gram per 25 gram tepung rumput laut. Dalam percobaan dehidrasi etanol ditemukan bahwa
temperatur optimum pengaktifan batu kapur adalah 8000C dan jumlah batu kapur berpengaruh signifikan terhadap
kenaikan konsentrasi etanol yang dihasilkan. Karena konsentrasi etanol yang dicapai masih sangat rendah pada
penelitian sebelumnya, dalam penelitian tahun berjalan dilakukan perubahan metode hidrolisis tepung rumput laut.
Dalam hal ini diperbandingkan hasil hidrolisis dengan menggunakan asam sulfat, asam klorida, dan enzim selulase.
Diperoleh hasil sebagai berikut. Hidrolisis dengan menggunakan enzim 800 unit/ml dapat menguraikan tepung
rumput laut menjadi glukosa dengan kadar yang cukup tinggi (48,25%b/b) hampir sama dengan saat menggunakan
asam sulfat 7%b/v (hasil glukosa 45%b/b) dan lebih tinggi dari jika menggunakan HCl 7%b/v (hasil glukosa 16,5%
b/v). Dalam hal ini, yang harus diperhitungkan adalah efek samping asam terhadap kinerja yeast dalam fermentasi
dan terhadap produk etanol yang dihasilkan. Etanol akan tercampur dengan asam dan pada saat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar, akan terbentuk uap asam yang dapat mencemari lingkungan. Jika menggunakan enzim, yang
perlu diperhitungkan adalah harga enzim yang tinggi yang akan mempengaruhi harga produk akhir. Jadi, penelitian
selanjutnya akan difokuskan pada optimasi proses fermentasi (kondisi dan teknik fermentasi). Selain itu, akan
dilakukan upaya pencarian produsen etanol yang diharapkan dapat menghasilkan rendemen etanol yang lebih tinggi.
Pada akhir penelitian diharapkan akan diperoleh paket teknologi tepat guna yaitu sistem fermentasi yang mudah
ditangani dan dapat diaplikasikan dalam industri rumahan di daerah terpencil maupun dikembangkan lagi untuk
industri bioenergi. Dalam jangka panjang, penelitian ini bertujuan untuk diversifikasi bahan baku energi terbarukan
dan ramah lingkungan sehingga kita bisa melepaskan diri dari ketergantungan mutlak pada bahan bakar fosil.
Bioenergy resource:
-
Wood
- animal fat
Hay/leafs/grass - vegetable oil
tubers
- microbial oil
organic waste
- used oil
Anorganic waste
- Etc.
Background
∗ Increased Demand of Biofuels vs limited fossil
fuel resources
Aims of Research:
- To produce bioethanol as fuel
∗ To obtain information on seaweed chemical content
∗ To obtain information on factors influencing the production of
bioethanol from seaweeds
World Fossil Fuels Consum ption 1950-1998 (Worldw atch I nst itute)
Seaweeds
Background
• Green Seaw eeds, red eaw eeds
∗ Indonesia has been net-importers of fossil fuel
∗ Indonesia has abundant resources (very long
coastline)
∗ Indonesia located in the tropics
(Rhodophyceae), brow n seaw eeds
(Phaeophyceae)
• Polysaccharide content: cellulose, alginate
• Wild seaw eed: Ulva, Rhodopyceae sp., etc.
• Commercial seaw eeds: Eucheuma cottoni,
Glacillaria, Sargassum sp.
(scienceclarified.com)
1
Some of wild seaweeds
Ulva compressa
Rhodophyta =
rum put laut
m erah
Ulva casso
Ulva = sea lettuce
Advantages of Seaweeds
∗ Available abundantly in nature, gratis
∗ cultivatable, relatively fast growing and do not
compete with food
∗ Indonesia has 1,1 million ha coastal resources, only
20% exploited
Sanur Beach
Results
NO
Kode
% lemak
g/L
(%)
1
1
3.1600
0.019444
0.0143
2
2
3.1362
0.040278
0.0104
Kadar pati
Protein
Serat Kasar (%)
6.4966
20.1120
3
3
0.6163
0.049270
0.0338
15.2955
4
4
3.6956
0.009259
0.0260
31.0084
5
6
1.8589
0.004630
0.0182
8
0.2000
6
0.061314
0.0091
6.5842
33.1804
7
13
1.1767
0.006019
0.0377
10.9232
8
14
0.7190
0.046350
0.0883
19.8681
0.003704
0.0468
29.1600
0.007407
9
15
10
16
1.3538
0.0234
29.2766
17
1.3966
0.014815
0.0584
66.2270
18
1.0924
0.056569
0.0169
19.
0.7343
0.009722
0.0623
9.6929
20
0.3990
0.043431
0.0078
23.6905
9
0.4191
0.003704
0.0519
30.2674
25
1.1577
0.428571
0.0000
38.3643
0.8748
0.044545
11
12
13
14
15
16
1.8951
19.6803
17
28
0.0130
44.7933
18
30
2.2311
0.029545
0.1558
40.0320
19
32
2.3071
0.273256
0.0545
33.6642
20
35
2.6389
0.012727
0.0442
26.5339
21
A-6
0.8746
0.080645
0.1078
22
B-5
1.3100
0.019545
0.0818
40.9581
23
B-8
2.4915
0.050909
0.0390
25.8225
24
B-9
0.8964
0.043077
0.0701
36.0584
0.0398
0.040909
0.0961
38.1883
23.5106
25
B-22
26
B-34
0.8388
0.021364
0.0351
22.8063
36
0.4396
0.021364
0.0519
37.5050
-0.7974
0.008721
0.0844
0.133721
0.0325
0.013182
0.0779
20.8424
0.0519
44.9600
27
28
37
29
15/X
30
Lendir
2.1493
31
29
0.4769
0.666667
32
27
0.0800
33
C-10
34
12
35
38
3.4181
0.513228
0.0221
0.0091
54.2332
38.1600
54.6688
-0.3990
0.423280
0.4781
0.042328
0.0675
34.2105
-0.0798
0.772487
0.0260
66.4280
74.2606
2
Species with high content of
crude fibre, starch and fat
Raw Material of
BIOETHANOL
Codium geppiorum
Content of Codium geppiorum
70
60
69.1
Persentase
5
0
Karbohidrat
4
0
3
Lemak
PROCESS
0
????
20
10
5.15
0
Karbohidrat
Lemak
Kandungan
(Puspaningrat, dkk., 2011)
HASIL PENELITIAN
Hasil Bioetanol dari Alga Codium geppiorum
Kadar Etanol yang Dihasilkan pada Proses Pembuatan Bioetanol dari Codium geppiorum dengan Variabel
Konsentrasi Ragi dan Waktu Fermentasi yang Berbeda
PRELIMINARY STUDY ON THE PRODUCTION OF
BIOETHANOL FROM Codium geppiorum USING
ACTIVATED LIMESTONE FROM NUSA PENIDA
HASIL PENELITIAN
Hasil Dehidrasi Etanol dengan Batu Kapur Teraktivasi
Kadar Etanol yang Dihasilkan pada Proses Dehidrasi dengan Variasi Suhu Aktivasi dan
Massa Batu Kapur Nusa Penida
3
Kromatogram
alkohol hasil
fermentasi
Hasil hidrolisis Glacilaria dengan H2SO4
Catatan:
-
produsen: Saccharomyces cereviceae
T: suhu kamar
T: 5 hari
Hasil hidrolisis Glacilaria dengan HCl
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
Hasil hidrolisis Glacilaria dengan
selulase
Anggota Penelitian:
Yenni Ciawi (FT)
NGAM Dwi Adhi Suastuti (MIPA Kimia)
Wiwik Susanah Rita (MIPA Kimia)
Made Pharmawati (MIPA Biologi)
Wahyu Dwijani Sulihingtyas (MIPA Kimia)
Yan Ramona (MIPA Biologi)
Putu Widayanti (S1 Kimia)
I Wayan Karta (S2 Kimia)
Putu Widyastuti (S2 Kimia)
Yohannes (S1 Kimia)
Yuliani Anaawang (S2 Biologi)
Novy (S2 Biologi)
Terima kasih
4
Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2015
KUMPULAN
ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015 | iii
KUMPULAN ABSTRAK
Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 2015
KUMPULAN
ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL SAINS
DAN TEKNOLOGI 2015
Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD
Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A.
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S.
Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM.
Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si
Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P.
Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D
Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng
Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D
Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes.
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D.
Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D
Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T.
Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.
I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D.
Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P.
Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si
I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.
Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si
l
Udayana University Press,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Udayana
2015, lxx + 736 hal, 14,8 x 21
iv | Kuta, 29 - 30 Oktober 2015
BIOETANOL DARI Glacilaria
Yenny Ciawi1), Wahyu Dwijani2), Ni Made Pharmawati3)
1)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran,
Badung
2)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran,
Badung
2)
ABSTRAK
Indonesia sudah menjadi net-importir minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Sementara itu,
kita mempunyai garis pantai yang sangat panjang yang potensinya baru termanfaatkan sekitar 20 persennya. Bali,
dengan panjang pantai 436,5 km, mempunyai potensi sangat besar untuk mengembangkan bioenergi dari rumput
laut, yaitu bioetanol generasi ke dua (bioetanol bahan bakar). Banyak jenis rumput laut di Bali, baik yang liar
maupun yang sudah dibudidayakan, yang dapat difermentasi menjadi bietanol. Penelitian ini dilakukan secara
komprehensif dengan terlebih dulu menginventarisasi potensi rumput laut sebagai bahan baku bioetanol di perairan
sekitar Bali. Diperoleh 40 jenis rumput laut di pantai Mertasari dan pantai Nusa Lembongan, dan beberapa di
antaranya mempunyai kandungan pati, lemak, serat kasar, dan protein yang cukup tinggi sebagai umpan fermentasi
bioetanol. Glacilaria sp. dipilih dalam tahap selanjutnya karena kandungan patinya cukup tinggi dan mudah
ditemukan dalam jumlah yang cukup di alam, serta sudah dibudidayakan. Bahan baku ini dihidrolisis dengan asam
sulfat 7% untuk menguraikan patinya menjadi glukosa yang siap diumpankan pada fermentasi. Penelitian terdahulu,
yang menggunakan Saccharomyces cereviceae sebagai produsen, menunjukkan bahwa lama fermentasi optimum
adalah sekitar 5-7 hari tanpa pengadukan. Konsentrasi ammonium sulfat terbaik adalah 1% b/b sedangkan jumlah
ragi terbaik adalah 5 gram per 25 gram tepung rumput laut. Dalam percobaan dehidrasi etanol ditemukan bahwa
temperatur optimum pengaktifan batu kapur adalah 8000C dan jumlah batu kapur berpengaruh signifikan terhadap
kenaikan konsentrasi etanol yang dihasilkan. Karena konsentrasi etanol yang dicapai masih sangat rendah pada
penelitian sebelumnya, dalam penelitian tahun berjalan dilakukan perubahan metode hidrolisis tepung rumput laut.
Dalam hal ini diperbandingkan hasil hidrolisis dengan menggunakan asam sulfat, asam klorida, dan enzim selulase.
Diperoleh hasil sebagai berikut. Hidrolisis dengan menggunakan enzim 800 unit/ml dapat menguraikan tepung
rumput laut menjadi glukosa dengan kadar yang cukup tinggi (48,25%b/b) hampir sama dengan saat menggunakan
asam sulfat 7%b/v (hasil glukosa 45%b/b) dan lebih tinggi dari jika menggunakan HCl 7%b/v (hasil glukosa 16,5%
b/v). Dalam hal ini, yang harus diperhitungkan adalah efek samping asam terhadap kinerja yeast dalam fermentasi
dan terhadap produk etanol yang dihasilkan. Etanol akan tercampur dengan asam dan pada saat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar, akan terbentuk uap asam yang dapat mencemari lingkungan. Jika menggunakan enzim, yang
perlu diperhitungkan adalah harga enzim yang tinggi yang akan mempengaruhi harga produk akhir. Jadi, penelitian
selanjutnya akan difokuskan pada optimasi proses fermentasi (kondisi dan teknik fermentasi). Selain itu, akan
dilakukan upaya pencarian produsen etanol yang diharapkan dapat menghasilkan rendemen etanol yang lebih tinggi.
Pada akhir penelitian diharapkan akan diperoleh paket teknologi tepat guna yaitu sistem fermentasi yang mudah
ditangani dan dapat diaplikasikan dalam industri rumahan di daerah terpencil maupun dikembangkan lagi untuk
industri bioenergi. Dalam jangka panjang, penelitian ini bertujuan untuk diversifikasi bahan baku energi terbarukan
dan ramah lingkungan sehingga kita bisa melepaskan diri dari ketergantungan mutlak pada bahan bakar fosil.
Bioenergy resource:
-
Wood
- animal fat
Hay/leafs/grass - vegetable oil
tubers
- microbial oil
organic waste
- used oil
Anorganic waste
- Etc.
Background
∗ Increased Demand of Biofuels vs limited fossil
fuel resources
Aims of Research:
- To produce bioethanol as fuel
∗ To obtain information on seaweed chemical content
∗ To obtain information on factors influencing the production of
bioethanol from seaweeds
World Fossil Fuels Consum ption 1950-1998 (Worldw atch I nst itute)
Seaweeds
Background
• Green Seaw eeds, red eaw eeds
∗ Indonesia has been net-importers of fossil fuel
∗ Indonesia has abundant resources (very long
coastline)
∗ Indonesia located in the tropics
(Rhodophyceae), brow n seaw eeds
(Phaeophyceae)
• Polysaccharide content: cellulose, alginate
• Wild seaw eed: Ulva, Rhodopyceae sp., etc.
• Commercial seaw eeds: Eucheuma cottoni,
Glacillaria, Sargassum sp.
(scienceclarified.com)
1
Some of wild seaweeds
Ulva compressa
Rhodophyta =
rum put laut
m erah
Ulva casso
Ulva = sea lettuce
Advantages of Seaweeds
∗ Available abundantly in nature, gratis
∗ cultivatable, relatively fast growing and do not
compete with food
∗ Indonesia has 1,1 million ha coastal resources, only
20% exploited
Sanur Beach
Results
NO
Kode
% lemak
g/L
(%)
1
1
3.1600
0.019444
0.0143
2
2
3.1362
0.040278
0.0104
Kadar pati
Protein
Serat Kasar (%)
6.4966
20.1120
3
3
0.6163
0.049270
0.0338
15.2955
4
4
3.6956
0.009259
0.0260
31.0084
5
6
1.8589
0.004630
0.0182
8
0.2000
6
0.061314
0.0091
6.5842
33.1804
7
13
1.1767
0.006019
0.0377
10.9232
8
14
0.7190
0.046350
0.0883
19.8681
0.003704
0.0468
29.1600
0.007407
9
15
10
16
1.3538
0.0234
29.2766
17
1.3966
0.014815
0.0584
66.2270
18
1.0924
0.056569
0.0169
19.
0.7343
0.009722
0.0623
9.6929
20
0.3990
0.043431
0.0078
23.6905
9
0.4191
0.003704
0.0519
30.2674
25
1.1577
0.428571
0.0000
38.3643
0.8748
0.044545
11
12
13
14
15
16
1.8951
19.6803
17
28
0.0130
44.7933
18
30
2.2311
0.029545
0.1558
40.0320
19
32
2.3071
0.273256
0.0545
33.6642
20
35
2.6389
0.012727
0.0442
26.5339
21
A-6
0.8746
0.080645
0.1078
22
B-5
1.3100
0.019545
0.0818
40.9581
23
B-8
2.4915
0.050909
0.0390
25.8225
24
B-9
0.8964
0.043077
0.0701
36.0584
0.0398
0.040909
0.0961
38.1883
23.5106
25
B-22
26
B-34
0.8388
0.021364
0.0351
22.8063
36
0.4396
0.021364
0.0519
37.5050
-0.7974
0.008721
0.0844
0.133721
0.0325
0.013182
0.0779
20.8424
0.0519
44.9600
27
28
37
29
15/X
30
Lendir
2.1493
31
29
0.4769
0.666667
32
27
0.0800
33
C-10
34
12
35
38
3.4181
0.513228
0.0221
0.0091
54.2332
38.1600
54.6688
-0.3990
0.423280
0.4781
0.042328
0.0675
34.2105
-0.0798
0.772487
0.0260
66.4280
74.2606
2
Species with high content of
crude fibre, starch and fat
Raw Material of
BIOETHANOL
Codium geppiorum
Content of Codium geppiorum
70
60
69.1
Persentase
5
0
Karbohidrat
4
0
3
Lemak
PROCESS
0
????
20
10
5.15
0
Karbohidrat
Lemak
Kandungan
(Puspaningrat, dkk., 2011)
HASIL PENELITIAN
Hasil Bioetanol dari Alga Codium geppiorum
Kadar Etanol yang Dihasilkan pada Proses Pembuatan Bioetanol dari Codium geppiorum dengan Variabel
Konsentrasi Ragi dan Waktu Fermentasi yang Berbeda
PRELIMINARY STUDY ON THE PRODUCTION OF
BIOETHANOL FROM Codium geppiorum USING
ACTIVATED LIMESTONE FROM NUSA PENIDA
HASIL PENELITIAN
Hasil Dehidrasi Etanol dengan Batu Kapur Teraktivasi
Kadar Etanol yang Dihasilkan pada Proses Dehidrasi dengan Variasi Suhu Aktivasi dan
Massa Batu Kapur Nusa Penida
3
Kromatogram
alkohol hasil
fermentasi
Hasil hidrolisis Glacilaria dengan H2SO4
Catatan:
-
produsen: Saccharomyces cereviceae
T: suhu kamar
T: 5 hari
Hasil hidrolisis Glacilaria dengan HCl
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
∗
Hasil hidrolisis Glacilaria dengan
selulase
Anggota Penelitian:
Yenni Ciawi (FT)
NGAM Dwi Adhi Suastuti (MIPA Kimia)
Wiwik Susanah Rita (MIPA Kimia)
Made Pharmawati (MIPA Biologi)
Wahyu Dwijani Sulihingtyas (MIPA Kimia)
Yan Ramona (MIPA Biologi)
Putu Widayanti (S1 Kimia)
I Wayan Karta (S2 Kimia)
Putu Widyastuti (S2 Kimia)
Yohannes (S1 Kimia)
Yuliani Anaawang (S2 Biologi)
Novy (S2 Biologi)
Terima kasih
4