T1 212006074 Full text
KEPUTUSAN SUMBER PENDANAAN
BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
KARAKTERISTIK USAHA UKM KONVEKSI DI
TINGKIR SALATIGA
Oleh :
EKA PUTRIANI
NIM : 212006074
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
:
:
EKONOMI
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
i
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
Telp :(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Eka Putriani
NIM
: 212006074
Program Studi : Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul
: Keputusan
Sumber
Pendanaan
Berdasarkan
Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha
UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Pembimbing : Linda Ariany Mahastanti, SE, MSc
Tanggal di uji : 23 Agustus 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk
kesarjanaan yang telah saya peroleh.
tindakan menyalin
saya sendiri, saya
Fakultas Ekonomi
pencabutan gelar
Salatiga, 7 Mei 2013
Yang memberi pernyataan,
Eka Putriani
ii
iii
MOTTO
“
I faced it all, I stood tall, and I did it my way ”
iv
ABSTRACT
Financing Source Decision Based on Individual Characteristic and Business
Characteristic SME's Tingkir Convection Salatiga
Established businesses (SME's) will not be separated from the issue of
financing. Financing sources consist of internal financing and external financing
sources. An entrepreneur in making financing decisions that will be used can be
based on the individual characteristics and the characteristics of the business.
Such as sex, marital status, age entrepreneurs, level of education, business
experience, business size, and business age. Authors define SME's Tingkir
Convection in Salatiga as the unit of observation, analysis results can be
concluded that most employers use a combination of financing sources both
internal and external that is equal to 74%, while the remaining 26% use external
sources of funds. External sources of funds come from banks, rural banks, and
cooperative banks with the largest percentage is 66%. The results also show that
there is no link between the source of funds to the individual characteristics of
entrepreneurs and businesses in financing decision, which means that it makes no
difference to the characteristics of the entrepreneur in choosing the type of source
of funds, lending institution, or the funds will be used.
Key word :
Small Medium Enterprises (SME’s), Financing,
characteristics, Business characteristics
v
Individual
SARIPATI
Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan
Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Mendirikan usaha (UKM) tidak akan terlepas dari masalah pendanaan.
Sumber pendanaan tersebut terdiri dari sumber dana internal dan sumber dana
eksternal. Seorang pengusaha dalam membuat keputusan sumber dana yang akan
digunakan dapat didasari oleh karakteristik individu dan karakteristik usaha
tersebut. Karakteristik itu sendiri antara lain jenis kelamin, status perkawinan,
umur pengusaha, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, ukuran usaha, dan
lamanya usaha tersebut didirikan. Penulis menetapkan pengusaha UKM Konveksi
di Tingkir Salatiga sebagai satuan pengamatan, hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar pengusaha menggunakan sumber dana gabungan antara
internal dan eksternal yaitu sebesar 74%, sedangkan sisanya yaitu 26%
menggunakan sumber dana eksternal. Sumber dana eksternal tersebut berasal dari
bank, BPR, dan Koperasi dengan presentase terbesar adalah bank yaitu 66%.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara
sumber dana dengan karakteristik individu maupun usaha dalam pengusaha
mengambil keputusan sumber pendanaan tersebut, yang berarti tidak ada bedanya
pengusaha dengan karakteristik tersebut dalam memilih jenis sumber dana, tempat
peminjaman, ataupun besar dana yang akan digunakan.
Kata Kunci : Usaha Kecil Menengah (UKM), Pendanaan, Karakteristik Individu,
Karakteristik Usaha
vi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME
atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian mengenai berbagai macam jenis sumber pendanaan yang
digunakan oleh pengusaha UKM serta bagaimana karakteristik individu dan
karakteristik usaha terhadap keputusan sumber pendanaan tersebut, sehingga
penulis tertarik untuk meneliti tentang permasalahan dengan judul penelitian
“Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan
Karakteristik Usaha di UKM Konveksi Tingkir Salatiga”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajeman Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis
sangat menghargai apabila ada saran maupun kritik yang membangun untuk
menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya
pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan acuan
bagi penelitian mendatang.
Salatiga, 7 Mei 2013
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama
yang baik dari berbagai pihak tidak aka bisa menyelesaikan skripsi ini. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana.
Ibu Linda Ariany Mahastanti, SE, MSc selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan bagi penulis selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D selaku dosen wali studi yang
telah membimbing penulis dalam studi di Fakultas Ekonomi UKSW.
Seluruh staff pengajar yang telah mendidik, memberikan ilmu serta
bimbingan, selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Manajemen UKSW.
Pengusaha UKM Konveksi di Tingkir yang telah meluangkan waktu dan
kesediaannya untuk wawancara serta mengisi kuisioner sehingga data
terkumpul.
Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini merawat, mengasuh, membimbing,
mendorong dan mendoakan penulis dari dalam kandungan sampai sekarang.
Adikku Malik dan seluruh keluarga besar tercinta yang selama ini
mendoakan, memberikan semangat, kasih sayang kepada penulis.
viii
Kesayanganku Hardian Asfar
terima kasih sudah mau menjadi teman,
sahabat, kekasih yang baik yang selalu memberikan dukungan, perhatian,
semangat, motivasi, bantuan material maupun spiritual serta kasih sayang
yang tidak ternilai harganya kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi
ini.
Buat Keluarga Habe (Ngkong, Mamek, Gandhang, Rian, Gemblong, Bembi,
Jige, Arya, Mbahe), Keluarga Ubur-ubur (Rosita, Tukul, Mas Mayo, Treffi,
Abas, Gondo, Kak Sur, Yudha, Mike, Pepe, Otong, Parto), para sahabat
(Caca, Jatul, Penny, Lea, Natalia, Bang Ipul, Indrajit, Gaby, Ali, Nessa,
Vivi, Ina, Rangga, Adnan, Huda), Tante dan oom sayang (Lia, Jacquelin,
Koh Ferry, Oom Rendy Botak, Bulan, Bendot, Diah) yang selalu
memberikan dorongan motivasi dan semangat, bantuan serta hiburan ketika
penulis dalam kejenuhan dan kesulitan.
Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyususan skripsi
yang tidak dapat disebutkan semuanya. Hanya Allah SWT yang maha
melihat dan membalas amal perbuatan umat-Nya dengan imbalan yang
maha adil, dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
“BRAVO FE VIVA UKSW”
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..............................................................................................
i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...............................................................
ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ................................................................
iii
Halaman Motto/Persembahan ......................................................................
iv
Abstract .......................................................................................................
v
Saripati .........................................................................................................
vi
Kata Pengantar .............................................................................................
vii
Ucapan Terima Kasih ...................................................................................
viii
Daftar Isi ......................................................................................................
x
Daftar Tabel .................................................................................................
xii
Daftar Lampiran ...........................................................................................
xiii
Pendahuluan ..................................................................................................
1
Persoalan Penelitian ......................................................................................
4
Kerangka Teoritis ..........................................................................................
5
Usaha Kecil dan Menengah ............................................................
5
Keputusan Pendanaan ....................................................................
6
Sumber Pendanaan ..........................................................................
6
Karakteristik Individu dan Usaha....................................................
7
Metode Penelitian .........................................................................................
12
Populasi dan Sampel .....................................................................
12
Pengukuran Konsep .......................................................................
12
Metode Pengumpulan Data .............................................................
15
Teknik Analisis ...............................................................................
15
x
Analisis Data .................................................................................................
15
Karakteristik Responden ................................................................
17
Asal Sumber Dana Pengusaha UKM ..............................................
17
Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal ..................
17
Proporsi Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM ........................
21
Alasan Pengusaha UKM Memilih Sumber Dana Eksternal ...........
23
Karakteristik dengan Sumber Dana EksternaL ...............................
25
Karakteristik dengan Presentase Modal Pinjaman ..........................
27
Karakteristik dengan Presentase Modal Sendiri .............................
32
Kesimpulan ...................................................................................................
33
Keterbatasan Penulisan dan Saran ..................................................
34
Daftar Pustaka ..............................................................................................
35
Lampiran ......................................................................................................
38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengukuran Konsep ........................................................................
13
Tabel 2 Karakteristik Responden .................................................................
17
Tabel 3 Proporsi Sumber Dana Pengusaha UKM ........................................
18
Tabel 4 Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal ....................
20
Tabel 5 Proporsi Rata-rata Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM .........
23
Tabel 6 Alasan Pengusaha Memilih Sumber Dana Eksternal ......................
26
Tabel 7 Karakteristik dengan Presentase Modal Pinjam ..............................
27
Tabel 8 Karakteristik dengan Presentase Modal Sendiri ..............................
32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Hasil Kuesioner
Lampiran 4
Alasan Pengusaha Memilih Lembaga Keuangan
Lampiran 5
Uji Validitas dan Reliabilitas
xiii
PENDAHULUAN
Data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan
Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan, dari 21,2 juta masyarakat
Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar
22,2 persen adalah pengangguran, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan
tingginya jumlah pengangguran di Indonesia (http://edukasi.kompas.com). Angka
pengangguran yang cukup tinggi tersebut disebabkan oleh banyaknya Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dalam berbagai sektor usaha. Pengangguran tersebut
meningkat seiring terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Keadaan ini
dijadikan dorongan oleh masyarakat yang di- PHK untuk bangkit dari kesulitan
keuangan tersebut.
Untuk mengatasi masalah keuangan keluarga dari keadaan tersebut,
masyarakat mempunyai jalan keluar yaitu dengan berwiraswata dengan membuka
usaha kecil-kecilan yang sering disebut dengan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UKM adalah suatu usaha yang
omsetnya kurang dari 1 miliar per tahun dangan pekerja 5-19 orang. Usaha Kecil
dan Menengah ini dipilih oleh masyarakat karena memiliki potensi untuk
menopang kehidupan keluarga pada keadaan sekarang. Selain itu UKM adalah
salah satu jenis usaha yang mampu bertahan ditengah badai krisis. Peranan UKM
dalam perekonomian nasional tidak perlu diragukan lagi. Hal ini didasarkan
paling tidak pada tiga argumen pokok. Pertama, jumlah industrinya yang besar
dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik
serta Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UKM tercatat 42,39 juta atau 99,9%
dari total unit usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga
kerja. Setiap unit investasi pada sektor UKM dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar.
1
Sektor UKM menyerap 79,04 juta tenaga kerja atau 99,04% dari total angkatan
kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UKM dalam pembentukan PDB cukup
signifikan yakni sebesar 56,72% dari total PDB (BPS, 2009). Carolina (2007)
dalam Kristina (2010) juga mengungkapkan hal yang serupa bahwa UKM
memiliki keunggulan tertentu sebagai kontributor dalam pertumbuhan ekonomi.
Dalam perdagangan antar negara Asean di masa datang kontribusi yang dihasilkan
UKM tidak bisa dipandang remeh karena UKM diharapkan dapat menggantikan
peran usaha besar (Setiawati, 2010 dalam Priminia, 2009). Oleh karena itu sangat
wajar jika pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama harus memberikan perhatian
yang besar untuk
mewujudkan UKM yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang kearah
strata yang lebih tinggi.
Hal itu pula yang mendasari warga di daerah Tingkir untuk melakukan
kegiatan usaha tersebut. Walaupun UKM yang berada di daerah Tingkir telah
berdiri sejak sebelum adanya krisis moneter tahun 1998, tetapi mereka tetap
bertahan serta mengembangkan usaha sampai saat ini. Kegiatan usaha tersebut
dalam berbagai bidang seperti usaha makanan, kerajinan, dan konveksi. Akan
tetapi yang paling menonjol dan sedang berkembang saat ini adalah usaha dalam
bidang konveksi, maka penelitian ini hanya akan menyoroti bidang tersebut.
Usaha kecil konveksi di Tingkir meliputi produksi celana pendek (celana kolor),
bed cover , sarung bantal, isi bantal, sarung magic jar , dan sarung galon air.
Keadaan tersebut menarik minat pemerintah kota Salatiga untuk membangun
daerah Tingkir sebagai kawasan desa wisata, yang nantinya diharapkan untuk
lebih maju dan berkembang serta dapat memberikan dampak positif tidak hanya
bagi warga Tingkir maupun kota Salatiga akan tetapi juga bagi masyarakat di
daerah lain sebagai bahan percontohan.
2
Namun dalam mendirikan UKM banyak hambatan yang dihadapi. Salah
satu hambatan yang sering muncul pada usaha kecil dan menengah adalah
pendanaan yang merupakan kendala utama dalam pengusaha UKM (Jamrianti,
2007). Selain itu sebagian besar UKM belum dapat berkembang secara optimal
karena beberapa masalah yang menjadi kendala utama, salah satunya adalah
dalam aspek permodalan (Taufiq, 2006). Menurut hasil penelitian, sumber
pendanaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber dana internal
dan sumber dana eksternal, sumber dana internal berasal dari pemilik usaha
sendiri dan sumber dana eksternal berasal dari luar pemilik usaha baik formal
maupun informal (Nugroho, 2010). Menurut Hartono (2009), selain hambatan
keuangan UKM memiliki kelemahan dalam hal pengambilan keputusan yang
akan mempengaruhi kelangsungan usahanya.
Menurut Robert dan Mark (1998), hutang lebih dipilih untuk pendanaan
eksternal walaupun hampir semua perusahaan kecil tidak dapat meningkatkan
seluruh pembiayaan yang mereka inginkan dari hutang Bank dan istitusi lainnya.
Dengan adanya sumber dana yang dapat diperoleh dari luar pemilik usaha, maka
pengusaha harus lebih teliti dan bijak dalam pemilihan sumber dana eksternal
formal ataupun informal. Pengambilan keputusan dalam pemilihan sumber
pendanaan tersebut dapat didasari oleh karakteristik dari pemilik usaha atau
individu dan karakteritik usaha yang dijalankan. Cassar (2004) dalam Ihsan
(2012) menyebutkan bahwa keputusan pembiayaan bagi suatu usaha terutama
yang berkaitan dengan sumber pembiayaan dari luar dipengaruhi oleh
karakteristik pemilik usaha yaitu tingkat pendidikan, pengalaman usaha dan jenis
kelamin. Selain itu, dikatakan pula dalam Pengkajian koperasi dan UKM (2006)
bahwa karakteristik individu dalam pengambilan keputusan dapat meliputi usia,
pendidikan, status perkawinan, dan sumber modal. Wulandari (2001) dalam
3
Kusumawardhana (2008) mengatakan bahwa
karakteristik pribadi yang
mempengaruhi keputusan pengusaha untuk mengambil sumber dana antara lain
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman berusaha, umur, jenis
kelamin, dan penghasilan. Chien dan Devaney (2001) dalam Nugroho (2010),
menyebutkan bahwa karakteristik demografi dan faktor ekonomi berpengaruh
terhadap keputusan penggunaan hutang, faktor demografis adalah usia, status
profesional, status perkawinan, jumlah tanggungan dan pendidikan, sedangkan
faktor ekonomi adalah kepemilikan rumah, pendapat tahunan, harta lancar.
Karakteristik usaha yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
pendanaan adalah usia dan ukuran usaha (Robert dan Mark, 1998). Semakin besar
skala atau ukuran suatu usaha, maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar
untuk kegiatan operasional maupun pengembangan usaha, sehingga menjadi dasar
pengambilan keputusan sumber dana.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya (Nugroho, 2011)
yang melihat UKM di Kecamatan Tingkir dari aspek akuntansinya. Dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa UKM mengalami kesulitan dalam
menganalisis usaha dan penyusunan proposal kredit di bank, metode praktis yang
dapat digunakan dalam pengelolaan keuangan UKM adalah dengan menerapkan
akuntansi yang baik. Meskipun pencatatan dan pelaporan akuntansi sangat
berguna bagi UKM, namun sebagian UKM belum menerapkan akuntansi pada
usahanya sehingga mereka tidak bisa menunjukkan secara pasti jumlah nominal
uang berputar pada kegiatan usahanya yang mungkin saja berasal dari modal
usaha atau utang usaha. Untuk itu penelitian ini akan melihat UKM di Kecamatan
Tingkir dengan fokus yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu mengetahui
keputusan sumber pendanaan berdasarkan karakteristik pengusaha seperti
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pula oleh (Kusumawardhana, 2008)
4
di Pasar Raya I dan II Salatiga yang mengambil beberapa karakteristik individu
sebagai variabelnya, maka dalam penelitian ini ditambahkan karakteristik usaha
sebagai variabel yang juga menjadi aras ukur dalam pengambilan keputusan
sumber pendanaan. Pada dasarnya penelitian ini sama akan tetapi berbeda dalam
hal waktu dan obyek penelitian data. Melalui penelitian ini penulis ingin
mengetahui tentang masalah sumber pendanaan pada usaha kecil dan menengah
dalam bidang konveksi yang berada di daerah Tingkir Salatiga serta bagaimana
karakteristik individu dan karakteristik usaha itu sendiri dalam pengambilan
keputusan pendanaan.
Persoalan Penelitian
1. Apa sajakah sumber pendanaan yang digunakan pengusaha
konveksi usaha kecil dan menengah di Tingkir Salatiga?
2. Apakah alasan pengusaha kecil memilih sumber pendanaan
tersebut?
3. Bagaimana
karakteristik
individu
pengusaha
UKM
dalam
UKM
dalam
pengambilan keputusan jenis sumber pendanaan?
4. Bagaimana
karakteristik
usaha
pengusaha
pengambilan keputusan jenis sumber pendanaan?
KERANGKA TEORITIS
Berkaitan dengan kerangka teoritis, maka pada bagian ini akan
mengemukakan aspek-aspek teoritis yang berkaitan dengan konsep-konsep yang
digunakan atas rumusan persoalan penelitian yang ada.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
UKM adalah kumpulan perusahaan yang heterogen dalam ukuran dan
sifat, dimana apabila dipergunakan secara bersama, akan mempunyai partisipasi
5
langsung dan tidak langsung yang signifikan dalam produksi nasional, penyerapan
tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Arifin, 2005 dalam Kuwayama,
2001). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UKM adalah suatu usaha yang
omsetnya kurang dari 1 miliar per tahun. BPS beserta Kementrian Koperasi dan
UKM menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha rumah
tangga adalah usaha yang memiliki pekerja 1-4 orang; usaha kecil memiliki
pekerja 5-19 orang; usaha menengah memiliki 20-99 orang; dan usaha besar
memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang. UKM merupakan jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Menurut Keputusan Presiden RI no.
99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan
usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat.”
Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalah menjaga keseimbangan struktur modal. Hal
yang perlu dilakukan dalam keputusan pendanaan, yaitu penentuan alokasi hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Keputusan pendanaan
berkaitan
dengan
keputusan
mencari
sumber
pendanaan
yang
paling
menguntungkan, idealnya dana yang diperoleh mempunyai biaya terkecil dengan
tingkat resiko tertentu (Hanafi, 2004 dalam Hartono, 2009). Keputusan pendanaan
sangat penting bagi kemajuan serta perkembangan suatu usaha, sehingga
keputusan yang tidak tepat akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup
perusahaan tersebut.
6
Sumber Pendanaan
Sumber-sumber dana atau sumber-sumber pembiayaan menunjukkan dari
mana modal yang berupa uang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan suatu
jenis usaha (Riyanto, 1993 dalam Kusumawardhana, 2008). Darmadja (2007) juga
menyebutkan bahwa sumber pendanaan menurut asalnya dibedakan menjadi dua
yaitu pendanaan secara internal dan eksternal. Ketika memulai kegiatan awal
dalam berinvestasi, pendanaan internal sering disebut sebagai modal sendiri,
modal sendiri memiliki arti bahwa dana tersebut dipersiapkan oleh pebisnis yang
bersangkutan (Nugroho, 2010). Modal tersebut berasal dari tabungan, menjual
barang yang dimiliki dan tidak pernah digunakan lagi, serta menagih dana yang
dipinjamkan kepada orang lain (Manurung, 2008 dalam Nugroho 2010). Sumber
dana eksternal dibagi menjadi dua yaitu kredit formal dan informal. Kredit formal
meliputi bank umum, perum pegadaian, BPR, dan koperasi. Sedangkan kredit
informal seperti hutang dagang, arisan, mindring, rentenir, dan keluarga atau
teman (Kusumawardhana, 2008).
Karakteristik Individu dan Usaha
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1991). Karakteristik adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang/lembaga
organisasi
yang
sudah
melekat
padanya
(Departemen
Sosial
RI,
http://www.depsos.go.id). Karakteristik pribadi merupakan salah satu faktor
seseorang dalam memutuskan sesuatu. Misalnya, hasil penelitian menunjukkan
bahwa keputusan membeli onderdil mobil imitasi dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti usia, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian (Afrilius,
2007).
Cassar (2004) dalam Ihsan (2012) menyebutkan bahwa keputusan
pembiayaan bagi suatu usaha terutama yang berkaitan dengan sumber pembiayaan
dari luar dipengaruhi oleh karakteristik pemilik usaha yaitu tingkat pendidikan,
7
pengalaman usaha dan jenis kelamin. Sedangkan karakteristik usaha yang
mendasari pelaku usaha dalam mengambil keputusan adalah usia dan ukuran
usaha (Robert dan Mark, 1998) serta modal, tenaga kerja dan kepemilikan usaha
(Indraningsih, 2001). Karakteristik individu yang menjadi dasar pelaku usaha
dalam mengambil keputusan adalah tingkat pendidikan, usia, status pengusaha,
dan sumber modal (Pengkajian koperasi dan UKM, 2006). Penelitian yang
dilakukan oleh Kusumawardhana (2008) menunjukkan bahwa beberapa
karakteristik individu seperti pendidikan, pengalaman berusaha dan umur
mempengaruhi seorang pengusaha dalam mengambil keputusan pendanaan.
Dalam penelitian ini karakteristik individu yaitu jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status perkawinan, umur, dan pengalaman berusaha serta karakteristik
usaha yang meliputi usia dan ukuran usaha digunakan sebagai faktor yang
menjadi dasar seorang pengusaha dalam pengambilan keputusan pendanaan.
1. Jenis Kelamin
Bhandari dan Deaves (2006), Mittal dan Vyas (2009), Barber dan Odean
(2001) dalam Matrutty (2011) menyebutkan bahwa gender atau jenis kelamin
akan mempengaruhi keputusuan yang diambil individu dalam menghadapi sebuah
pilihan keputusan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Arano, Parker dan
Terry (2010) dalam Matrutty (2011) menunjukkan bahwa laki-laki merupakan
jenis kelamin yang paling overconfidence dalam pengambilan keputusan
keuangan, sehingga cenderung berani dan percaya diri ketika mengambil
keputusan dibandingkan dengan perempuan.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang penting dan berguna bagi seseorang
dalam menjalankan suatu usaha. Pendidikan adalah aktifitas yang bertujuan untuk
mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, dan menjadi mengerti sehingga
8
mempunyai nilai lebih dalam segala aspek kehidupan (Kusumawardhana, 2008).
Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih berpikir praktis dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan rendah atau kurang. Dengan demikian tingkat
pendidikan akan mempengaruhi dalam memahami, berpikir, berperilaku, dan
bertindak terhadap suatu hal tergantung luas atau pengetahuan tentang hal tersebut
(Rusli, dalam Kusumawardhana 2008). Oleh karena itu pengusaha yang
berpendidikan tinggi, sedang, maupun rendah akan mempertimbangkan keputusan
yang akan diambil dalam mengambil sumber dana dan memanfaatkan sumber
dana tersebut.
3. Status Perkawinan
Keputusan yang diambil oleh pengusaha dipengaruhi pula oleh statusnya,
cenderung mengacu kepada kepada kebutuhan dari pengusaha, dengan status
kawin maka secara otomatis seorang pengusaha akan memiliki keluarga sendiri
dan jumlah tanggungan semakin meningkat, memotivasi memiliki pendapatan
lebih untuk kebutuhan keluarganya, pengusaha yang memiliki tanggungan yaitu
istri dan anak akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, semakin
banyak tanggung jawabnya semakin besar pula beban yang ditanggungnya karena
resiko yang mungkin terjadi tidak hanya berakibat bagi diri sendiri dan usahanya
namun juga keluarganya (Nugroho, 2010).
4. Umur Pengusaha
Umur pengusaha merupakan faktor dalam diri seseorang yang mendasar
dalam membuat keputusan. Umur merupakan tingkatan atau jenjang putaran
waktu yang didalamnya terdapat rangkaian kejadian berulang-ulang secara tetap
dan teratur atau jenjang hidup yang diukur dengan satuan waktu (Afrilius, dalam
Kusumawardhana, 2008).
Semakin tua umurnya maka seorang pengusaha akan semakin berhati-hati,
9
lebih bijaksana, tidak gegabah dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Hal
ini disebabkan oleh umur yang lebih tua memiliki pengalaman lebih serta tingkat
emosional yang lebih stabil sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengusaha
dalam mengambil keputusan dengan melihat tingkat risiko yang mungkin terjadi,
sehingga tidak menjadi keputusan yang salah (Kusumawardhana, 2008).
5. Pengalaman Berusaha
Pengalaman
berusaha
merupakan
lamanya
dalam
melaksanakan,
mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang-ulang dalam
perjalanan hidup (Almalifah, 2005). Pengalaman berusaha dapat menjadikan
seorang pengusaha menjadi berkembang dan maju karena dapat belajar dari
sesuatu yang telah terjadi. Kebanyakan dari mereka telah mengalami keberhasilan
maupun kegagalan suatu usaha, sehingga menjadikan pengusaha lebih tajam dan
peka dalam melihat kondisi perusahaan maupun lingkungannya serta berhati-hati
dalam mengambil keputusan. Pengalaman seorang pengusaha sangat berpengaruh
dalam mengambil keputusan. Semakin lama pengusaha berdagang, maka mereka
dalam mengambil keputusan terhadap sumber dana yang diperoleh akan lebih
hati-hati. Dan pengusaha yang mempunyai pegalaman baru dalam usahanya
cenderung berani agresif dalam mengambil sumber dana dan menggunakannya
yang digunakan dalam memulai usahanya (Kusumawardhana, 2008).
6. Umur Usaha
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Henderson pada tahun 1999
menunjukkan bahwa umur dari perusahaan memiliki hubungan dengan jenis
strategi finansial yang dipilih oleh perusahaan. Hal yang hampir sama
diungkapkan dalam penelitian Levinthal dan Fichman pada tahun 1998 yaitu
keputusan pengambilan hutang pada suatu perusahaan memiliki hubungan dengan
usia dari perusahaan tersebut. Hannan dan Freeman (1984) berpendapat bahwa
10
proses seleksi cenderung memilih perusahaan yang menunjukkan tingkat
keandalan, kemampuan dan akuntabilitas yang tinggi dalam kinerja, rutinitas, dan
struktur mereka. Karena keandalan dan akuntabilitas cenderung dimiliki oleh
organisasi dengan usia yang lebih tua, tingkat kegagalan cenderung menurun
karena perusahaan tumbuh dewasa. Organisasi-organisasi yang lebih tua memiliki
keuntungan di atas yang lebih muda karena lebih mudah untuk melanjutkan
rutinitas yang ada daripada membuat baru (Stinchcombe, 1965; Nelson dan
Winter, 1982).
Oleh karena itu, perusahaan yang lebih tua lebih dipercaya dalam
melakukan peminjaman hutang karena dianggap lebih berpengalaman, serta
memiliki tingkat keandalan dan akuntabilitas yang tinggi dibanding dengan
perusahan yang lebih muda.
7. Ukuran Usaha
Petersen dan Schulman (1987) dalam Robert dan Mark (1998)
menyimpulkan bahwa rasio hutang atas total asset akan meningkat dan menurun
berdasarkan ukuran perusahaan. Rasio hutang atas total asset yang kecil
menunjukkan bahwa tingkat perputaran asset dalam perusahaan baik sehingga
akan memberikan kemudahan dalam pengajuan kredit atau hutang. Hal serupa di
ungkapkan oleh Holmes dan Kent (1990) bahwa pemilik perusahaan kecil akan
melakukan perluasan usaha ketika memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi
melalui hutang jangka pendek. Selain itu, Jose Lopez-Grazia dan Christina AybarArias (2000) mengungkapkan bahwa kebijakan pendanaan dipengaruhi oleh
ukuran perusahaan dan sektor usaha yang dijalankan. Khususnya pada perusahaan
kecil dan menengah pendanaan yang dipilih cenderung pendanaan jangka pendek
dan pendanaan sendiri.
11
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin besar tingkat pendanaannya karena kegiatan usaha membutuhkan
pembiayaan yang lebih tinggi, berbeda pada perusahaan yang memiliki skala atau
ukuran yang lebih kecil, biaya yang dikeluarkan untuk menjalankannya akan lebih
kecil sehingga pengambilan keputusan sumber pendanaan akan didasarkan pada
seberapa besar ukuran usaha tersebut. Pada penelitian ini, ukuran usaha diukur
dari besarnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki yaitu usaha rumah tangga adalah
usaha yang memiliki pekerja 1-4 orang; usaha kecil memiliki pekerja 5-19 orang;
usaha menengah memiliki 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja
sekurang-kurangnya 100 orang (BPS beserta Kementrian Koperasi dan UKM).
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Malhotra, 1999 : 328).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh usaha kecil dan menengah di
wilayah Kecamatan Tingkir kota Salatiga. Menurut data yang diperoleh dari situs
resmi kota Salatiga, populasi UKM di Kecamatan Tingkir kota Salatiga adalah
±585 Km dan tersebar di 6 Kelurahan yaitu Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo
Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Tingkir Tengah (www. Pemkot-Salatiga.
go.id).
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
dianggap dapat mewakili populasi. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini
menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu sampling di mana pengambilan elemen–elemen yang dimasukkan
12
dalam sampel dilakukan dengan sengaja sesuai dengan tujuan penelitian, dengan
catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi (Supranto,
1997 : 68). Dalam penelitian ini, kriteria pemilihan sampel adalah usaha konveksi
kecil menengah yang berada di daerah Tingkir Salatiga.
Pengukuran konsep
Data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian merupakan hasil
pengukuran terhadap suatu variabel. Pengaruh karakteristik pengusaha seperti
jenis kelamin, status perkawinan, dan tingkat pendidikan diukur dengan
menggunakan skala nominal. Sedangkan variabel pengalaman berusaha atau lama
usaha terakhir yang dijalani, umur pengusaha, ukuran usaha, dan umur usaha
dalam mengambil keputusan sumber pada pengusaha UKM konveksi di Tingkir
Salatiga menggunakan skala pengukuran rasio. Skala nominal merupakan skala
pengukuran yang menyatakan kategori, atau kelompok dari subyek. Skala
pengukuran rasio adalah skala interval dan memiliki dasar (based value) yang
tidak dapat dirubah (Ghozali, 2005).
Tabel 1
Pengukuran Konsep Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha
Variabel
Indikator
Sumber Pendanaan
Internal
1 : Modal sendiri
Eksternal
2 : Bank umum
3 : Pegadaian
4 : BPR
5 : Koperasi
6 : Hutang dagang
7 : Arisan
8 : Mindring
13
9 : Rentenir
10 : Keluarga
11 : Teman
Karakteristik Individu
Jenis Kelamin
0 : laki-laki
1 : Perempuan
Tingkat Pendidikan
1 : Tidak Sekolah
2 : SD
3 : SMP
4 : SMA
5 : Sarjana
tatus Status Perkawinan
0 : Kawin
1 : Tidak Kawin
Umur Pengusaha
1 : 30 - 40 tahun
2 : 41 - 50 tahun
3 : 51 - 60 tahun
4 : 61 - 70 tahun
Pengalaman Berusaha
1 : 8 - 16 tahun
2 : 17 - 24 tahun
3 : 25 - 32 tahun
4 : 33 - 40 tahun
Karakteristik Usaha
Ukuran Usaha
14
- mikro
1 : 1 - 4 orang
- kecil
2 : 5 - 19 orang
- menengah
3 : 20 - 99 orang
- besar
4 : >100 orang
Umur Usaha
1 : 6 - 12 tahun
2 : 13 - 18 tahun
3 : 19 - 24 tahun
4 : 25 - 30 tahun
Sumber: Kusumawardhana (2008)
Metode Pengumpulan data
Data yang akan digunakan adalah data primer yang merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari responden melalui pengamatan langsung terhadap
sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran
kuesioner kepada pelaku usaha kecil menengah di daerah Tingkir Salatiga. Teknik
yang akan digunakan peneliti untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan angket (kuesioner) dan wawancara.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian keuangan berbasis karakteristik maka
analisis datanya perlu diperlengkapi dengan teknik analisis deskriptif. Statistik
deskriptif adalah salah satu bagian dari statistik ynag membahas tentang cara-cara
pengumpulan data dan menyederhanakan angka-angka pengamatan yang
diperoleh, serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif statistik yaitu
15
Crosstabb, dimana teknik analisis ini bertujuan memberi gambaran tentang
variabel yang akan diteliti serta melihat hubungan antar variabel (Supramono dkk,
2010).
ANALISIS DATA
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data
setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Berikut ini adalah
bahasan
analisis
terhadap
Keputusan
Sumber
Pendanaan
Berdasarkan
Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir
Salatiga.
Karakteritik Responden
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 pengusaha UKM konveksi
di Tingkir Salatiga. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, tingkat
pendidikan, umur pengusaha, pengalaman usaha, serta dilihat dari ukuran
perusahaan dan usia usahanya.
16
Tabel 2
Karakteristik Responden
KARAKTERISTIK
Karakteristik Individu Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status
Kawin
Tidak Kawin
Total
Umur Pengusaha
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Pengalaman Usaha 8-16 tahun
Karakteristik Usaha
Tenaga Kerja
Umur Usaha
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
JUMLAH
12
23
35
35
0
35
12
15
6
2
35
4
11
10
3
7
35
20
6
5
4
35
6
22
7
35
19
6
5
5
35
PRESENTASE
34,3%
65,7%
100%
100%
0
100%
34,3%
42,9%
17,1%
5,7%
100%
11,4%
31,4%
28,6%
8,6%
20%
100%
57,1%
17,1%
14,3%
11,4%
100%
17,1%
62,9%
20%
100%
54,3%
17,1%
14,3%
14,3%
100%
Sumber : Data Hasil Survey, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pengusaha UKM
di Tingkir adalah berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 23 responden atau
34,3% hal ini dikarenakan jenis usaha yang dijalankan adalah konveksi, sehingga
lebih banyak pengusaha wanita daripada pria. Keseluruhan pengusaha telah
berstatus menikah atau kawin, hal ini dimungkinkan karena rata-rata usia
17
pengusaha merupakan usia yang matang untuk berumah tangga. Untuk usia
pengusaha sebagian besar pengusaha memiliki usia antara 41-50 tahun yaitu
sebanyak 15 responden atau 42,9%. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
pengusaha sebagian besar adalah SD yaitu sebesar 11 responden atau 31,4% dan
terbesar kedua adalah dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar 10 responden
atau 28,6%. Pengusaha yang paling banyak memiliki pengalaman usaha adalah
antara 8-16 tahun yaitu sebanyak 20 responden atau 57,1%. Untuk tenaga kerja
yang dimiliki oleh pengusaha sebagian besar adalah berjumlah 5-19 orang atau
termasuk dalam kategori usaha kecil yaitu sebanyak 22 responden atau 62,9%.
Kemudian umur usaha yang dijalankan oleh pengusaha UKM sebagian besar
adalah antara 6-12 tahun yaitu sebanyak 19 responden atau 54,3%.
Asal Sumber Dana Pengusaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Berikut ini adalah tabel yang menyajikan rata-rata proporsi sumber
pendanaan yang digunakan oleh 35 responden pengusaha UKM Konveksi di
Tingkir Salatiga. Sumber dana dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana internal
atau modal sendiri dan sumber dana eksternal, akan tetapi ada yang menggunakan
keduanya sebagai sumber dananya.
Tabel 3
Proporsi Rata-rata Sumber Dana Pengusaha UKM
Sumber Dana
Internal
Eksternal
Internal dan Eksternal
Total
Jumlah
0
9
26
35
Presentase
0%
26%
74%
100%
Sumber : Olahan Excel, 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa sumber dana UKM yang ada di daerah
Tingkir sebagian besar berasal dari gabungan antara dana internal dan dana
18
eksternal yaitu sebesar 74% atau sebanyak 26 pengusaha. Dapat dilihat bahwa
tidak terdapat pengusaha yang 100% sumber pendanaannya dari internal,
sedangkan pengusaha yang menggunakan dana eksternal secara penuh terdapat 9
pengusaha atau sebesar 26%. Dalam hal ini berarti bahwa pengusaha memiliki
keberanian untuk menggunakan sumber dana eksternal atau melakukan pinjaman
sebagai bagian dari pengembangan usahanya. Sumber dana eksternal tersebut
dapat berasal dari bank, perum pegadaian, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
koperasi, hutang dagang, renternir, mindring, arisan, keluarga, dan teman. Berikut
adalah sumber dana internal eksternal yang digunakan oleh para pengusaha.
19
Tabel 4
Crosstabulation Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal
KARAKTERISTIK
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status
Kawin
Tidak Kawin
Total
Umur Pengusaha
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Pengalaman Usaha 8-16 tahun
Tenaga Kerja
Umur Usaha
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
JUMLAH
10
16
26
26
0
26
10
11
4
1
26
3
8
6
3
6
26
17
6
2
1
26
1
18
7
26
13
5
4
4
26
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha
menggunakan dana gabungan internal dan eksternal yaitu sebanyak 26 pengusaha.
Pengusaha UKM tidak ada yang secara 100% menggunakan pendanaannya dari
modal sendiri. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan usahanya, pengusaha
membutuhkan dana eksternal selain dari modalnya sendiri. Pengusaha sudah tidak
20
tabu, atau memiliki keberanian berisiko untuk menggunakan dana eksternal.
Sekarang ini pilihan sumber dana eksternal sangat banyak serta menawarkan
berbagai macam kemudahan bagi para pengusaha.
Berikut adalah sumber dana eksternal yang paling banyak digunakan oleh
pengusaha konveksi di Tingkir.
Tabel 5
Proporsi Rata-rata Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM
Bank
Mandiri
57%
BRI
9%
BPR
Koperasi
Total
17%
17%
100%
Data Primer yang diolah, 2012
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar pengusaha UKM Konveksi di
Tingkir Salatiga menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank
dengan proporsi rata-rata 66%. Kemudian sebesar 17% pengusaha menggunakan
sumber dana eksternal yang berasal dari BPR dan sebesar 17% pengusaha yang
menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari Koperasi. Tabel diatas juga
menunjukkan bahwa terdapat dua jenis bank sebagai tempat dimana pengusaha
melakukan pinjaman modal dari banyak jenis bank lainnya, yaitu dengan
prosentasi sebesar 57% untuk bank Mandiri dan 9% bank BRI. Sebagian besar
pengusaha memilih melakukan pinjaman di bank Mandiri karena pihak bank
Mandiri melakukan pendekatan kepada para pengusaha lebih aktif serta
memperkenalkan program PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
21
lebih dahulu dibandingkan dengan bank lainnya. Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan Bank Mandiri adalah sebagai bagian dari kegiatan CSR Mandiri yang
menitikberatkan pada bidang pendidikan dan kewirausahaan, disamping misi
sosial dan lingkungan hidup, dengan memberikan dana tambahan untuk
pengembangan usaha dengan angsuran ringan dan system yang mudah (Syamsu
Rizal dan Eva Zulfa, 2012).
Selain alasan tersebut, program PKBL yang diperkenalkan juga memiliki
banyak keuntungan bagi para pengusaha diantaranya adalah pinjaman dengan
bunga rendah, prosedur yang mudah, dan juga jaminan yang tidak sulit
(http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp). Bunga yang diberikan
oleh bank Mandiri adalah sebesar 6% per tahun, yang nantinya bunga tersebut
akan kembali kepada para pengusaha lewat kegiatan yang diadakan oleh bank
Mandiri yaitu seperti pelatihan kepada para pengusaha dan pameran produk dari
usaha tersebut. Pembinaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan promosi
yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra Binaan
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri (http://csr.bankmandiri.co.id/menu-visimisi-csr-6.html). Sehingga dengan semua kemudahan fasilitas tersebut maka para
pengusaha UKM Konveksi di Tingkir memilih menggunakan sumber dana
eksternal yang berasal dari bank, khususnya bank Mandiri. Hal ini mematahkan
pendapat dari Taufiq (2006) yang mengatakan bahwa terhadap aspek permodalan
UKM masih sulit untuk mengakses kredit ke lembaga perbankan dengan adanya
kendala kewajiban pemenuhan berbagai persyaratan perijinan, retribusi, dan
kewajiban lainnya yang diatur melalui berbagai peraturan pemerintah yang pada
22
akhirnya akan membebani UKM. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh
Priminia (2009) dalam Setiawati (2010) bahwa UKM sulit mendapatkan kredit
dari bank.
Tabel 6
Alasan Pengusaha Memilih Sumber Dana Eksternal
Karakteristik
Jenis Kelamin
Status
Umur Pengusaha
Tingkat Pendidikan
Pengalaman Usaha
Tenaga Kerja
Umur Usaha
Pria
Wanita
Total
Kawin
Tidak Kawin
Total
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
8-16 tahun
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
1
2
12
14
14
0
14
6
6
2
0
14
3
2
3
2
4
14
10
2
2
0
14
3
9
2
14
8
2
2
2
14
Bank
2
3
7
0
5
0
12
0
12
0
0
0
12
0
2
0
5
0
3
0
2
0
12
0
1
0
6
0
4
0
0
0
1
0
12
0
3
0
4
0
2
0
3
0
12
0
1
0
7
0
4
0
12
0
5
0
3
0
2
0
2
0
12
0
4
2
1
3
3
0
3
1
1
1
0
3
0
0
3
0
0
3
1
0
1
1
3
0
3
0
3
2
0
1
0
3
1
2
4
6
6
0
6
4
2
0
0
6
0
2
1
1
2
6
6
0
0
0
6
0
5
1
6
4
1
1
0
6
Alasan
BPR
2
3
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
5
5
0
5
1
3
1
0
5
1
1
1
1
1
5
5
0
0
0
5
3
1
1
5
4
0
1
0
5
Koperasi
2
3
0
0
0
2
0
2
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
1
0
2
0
1
0
1
0
0
0
0
0
2
Total
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Keterangan tabel: Prosedur yang mudah (1), tingkat suku bunga yang
rendah (2), kecepatan uang “cair” (3), dan mempunyai kenalan atau relasi (4).
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha UKM
konveksi di Tingkir memilih sumber dana eksternal yang berasal dari bank, BPR,
koperasi dengan alasan prosedur yang mudah (1) dan tingkat suku bunga yang
23
15
28
43
43
0
43
14
19
8
2
43
5
14
12
4
8
43
27
6
5
5
43
8
26
9
43
25
7
7
4
43
rendah (2) untuk pengusaha yang memilih sumber dana eksternal bank. Dapat
dilihat bahwa dari semua karakteristik, keseluruhannya memiliki kecenderungan
memilih sumber dana ekstenal dengan alasan tersebut. Misalnya untuk
karakteristik jenis kelamin, sebagian besar pria dan wanita memilih sumber dana
eksternal bank karena prosedur yang mudah sebanyak 14 responden dan yang
memilih dengan tingkat suku bunga yang rendah sebanyak 12 responden.
Kemudian pengusaha dengan karakteristik jenis kelamin tersebut memilih BPR
dan koperasi sebagian besar juga karena prosedur yang mudah. Begitu pula yang
terjadi dengan karakteristik-karakteristik yang lain.
Hal ini dikarenakan program yang dilakukan oleh bank, khususnya Bank
Mandiri, menawarkan tingkat bunga yang rendah yaitu sebesar 6% per tahun
dengan prosedur peminjaman yang mudah kepada para pengusaha. Seperti halnya
yang dikatakan oleh Syamsu Rizal dan Eva Zulfa (2012) bahwa Bank Mandiri
lewat program kemitraannya memberikan dana tambahan untuk pengembangan
usaha dengan angsuran ringan dan system atau prosedur yang mudah. Kemudian
pengusaha yang memilih sumber dana eksternal BPR dan koperasi dengan alasan
prosedur yang mudah karena lembaga keuangan tersebut memberikan fasilitas
yang mudah dan cepat sehingga pengusaha tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk pencairan dana.
24
Tabel 7
Crosstabulation Karakteristik dengan Sumber Dana Eksternal
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status
Kawin
Tidak Kawin
Total
Umur Pengusaha 30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Pengalaman Usaha 8-16 tahun
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
Tenaga Kerja
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
Umur Usaha
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
BANK
11
18
29
29
0
29
9
12
6
2
29
4
8
10
2
5
29
14
6
5
4
29
4
9
16
29
15
5
5
4
29
BPR
1
2
3
3
0
3
2
1
0
0
3
0
1
0
1
1
3
3
0
0
0
3
0
2
1
3
2
1
0
0
3
KOPERASI
0
3
3
3
0
3
1
2
0
0
3
0
2
0
0
1
3
3
0
0
0
3
2
1
0
3
2
0
0
1
3
Total
12
23
35
35
0
35
12
15
6
2
35
4
11
10
3
7
35
20
6
5
4
35
6
22
7
35
19
6
5
5
35
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 7 diatas menunjukkan hasil olahan crostabb antara karakteristik
individu dan usaha dengan sumber dana eksternal yang dipilih oleh pengusaha.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha UKM Konveksi
di Tingkir menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank, seperti
yang telah digambarkan oleh diagram sebelumnya. Keseluruhan karakteristik
25
yang ada memiliki kecenderungan untuk memilih bank sebagai sumber dana
eksternalnya karena pada proses pengembangan UKM tersebut, pihak bank yang
lebih dahulu menawarkan pinjaman lunak kepada para pengusaha. Dalam konteks
ini, khususnya Bank Mandiri sebagai tempat pinjam terbanyak yang dipilih, telah
melakukan pendekatan kepada para pengusaha melalui program kemitraannya
yang memberikan banyak manfaat bagi para pengusaha diantaranya adalah
pinjaman dengan bunga rendah, prosedur yang mudah, dan juga jaminan yang
tidak
sulit
(http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp).
Dari
be
BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
KARAKTERISTIK USAHA UKM KONVEKSI DI
TINGKIR SALATIGA
Oleh :
EKA PUTRIANI
NIM : 212006074
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
PROGRAM STUDI
:
:
EKONOMI
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
i
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
Telp :(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Eka Putriani
NIM
: 212006074
Program Studi : Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul
: Keputusan
Sumber
Pendanaan
Berdasarkan
Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha
UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Pembimbing : Linda Ariany Mahastanti, SE, MSc
Tanggal di uji : 23 Agustus 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk
kesarjanaan yang telah saya peroleh.
tindakan menyalin
saya sendiri, saya
Fakultas Ekonomi
pencabutan gelar
Salatiga, 7 Mei 2013
Yang memberi pernyataan,
Eka Putriani
ii
iii
MOTTO
“
I faced it all, I stood tall, and I did it my way ”
iv
ABSTRACT
Financing Source Decision Based on Individual Characteristic and Business
Characteristic SME's Tingkir Convection Salatiga
Established businesses (SME's) will not be separated from the issue of
financing. Financing sources consist of internal financing and external financing
sources. An entrepreneur in making financing decisions that will be used can be
based on the individual characteristics and the characteristics of the business.
Such as sex, marital status, age entrepreneurs, level of education, business
experience, business size, and business age. Authors define SME's Tingkir
Convection in Salatiga as the unit of observation, analysis results can be
concluded that most employers use a combination of financing sources both
internal and external that is equal to 74%, while the remaining 26% use external
sources of funds. External sources of funds come from banks, rural banks, and
cooperative banks with the largest percentage is 66%. The results also show that
there is no link between the source of funds to the individual characteristics of
entrepreneurs and businesses in financing decision, which means that it makes no
difference to the characteristics of the entrepreneur in choosing the type of source
of funds, lending institution, or the funds will be used.
Key word :
Small Medium Enterprises (SME’s), Financing,
characteristics, Business characteristics
v
Individual
SARIPATI
Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan
Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Mendirikan usaha (UKM) tidak akan terlepas dari masalah pendanaan.
Sumber pendanaan tersebut terdiri dari sumber dana internal dan sumber dana
eksternal. Seorang pengusaha dalam membuat keputusan sumber dana yang akan
digunakan dapat didasari oleh karakteristik individu dan karakteristik usaha
tersebut. Karakteristik itu sendiri antara lain jenis kelamin, status perkawinan,
umur pengusaha, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, ukuran usaha, dan
lamanya usaha tersebut didirikan. Penulis menetapkan pengusaha UKM Konveksi
di Tingkir Salatiga sebagai satuan pengamatan, hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar pengusaha menggunakan sumber dana gabungan antara
internal dan eksternal yaitu sebesar 74%, sedangkan sisanya yaitu 26%
menggunakan sumber dana eksternal. Sumber dana eksternal tersebut berasal dari
bank, BPR, dan Koperasi dengan presentase terbesar adalah bank yaitu 66%.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara
sumber dana dengan karakteristik individu maupun usaha dalam pengusaha
mengambil keputusan sumber pendanaan tersebut, yang berarti tidak ada bedanya
pengusaha dengan karakteristik tersebut dalam memilih jenis sumber dana, tempat
peminjaman, ataupun besar dana yang akan digunakan.
Kata Kunci : Usaha Kecil Menengah (UKM), Pendanaan, Karakteristik Individu,
Karakteristik Usaha
vi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME
atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian mengenai berbagai macam jenis sumber pendanaan yang
digunakan oleh pengusaha UKM serta bagaimana karakteristik individu dan
karakteristik usaha terhadap keputusan sumber pendanaan tersebut, sehingga
penulis tertarik untuk meneliti tentang permasalahan dengan judul penelitian
“Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan
Karakteristik Usaha di UKM Konveksi Tingkir Salatiga”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajeman Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis
sangat menghargai apabila ada saran maupun kritik yang membangun untuk
menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya
pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan acuan
bagi penelitian mendatang.
Salatiga, 7 Mei 2013
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama
yang baik dari berbagai pihak tidak aka bisa menyelesaikan skripsi ini. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana.
Ibu Linda Ariany Mahastanti, SE, MSc selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan bagi penulis selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D selaku dosen wali studi yang
telah membimbing penulis dalam studi di Fakultas Ekonomi UKSW.
Seluruh staff pengajar yang telah mendidik, memberikan ilmu serta
bimbingan, selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Manajemen UKSW.
Pengusaha UKM Konveksi di Tingkir yang telah meluangkan waktu dan
kesediaannya untuk wawancara serta mengisi kuisioner sehingga data
terkumpul.
Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini merawat, mengasuh, membimbing,
mendorong dan mendoakan penulis dari dalam kandungan sampai sekarang.
Adikku Malik dan seluruh keluarga besar tercinta yang selama ini
mendoakan, memberikan semangat, kasih sayang kepada penulis.
viii
Kesayanganku Hardian Asfar
terima kasih sudah mau menjadi teman,
sahabat, kekasih yang baik yang selalu memberikan dukungan, perhatian,
semangat, motivasi, bantuan material maupun spiritual serta kasih sayang
yang tidak ternilai harganya kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi
ini.
Buat Keluarga Habe (Ngkong, Mamek, Gandhang, Rian, Gemblong, Bembi,
Jige, Arya, Mbahe), Keluarga Ubur-ubur (Rosita, Tukul, Mas Mayo, Treffi,
Abas, Gondo, Kak Sur, Yudha, Mike, Pepe, Otong, Parto), para sahabat
(Caca, Jatul, Penny, Lea, Natalia, Bang Ipul, Indrajit, Gaby, Ali, Nessa,
Vivi, Ina, Rangga, Adnan, Huda), Tante dan oom sayang (Lia, Jacquelin,
Koh Ferry, Oom Rendy Botak, Bulan, Bendot, Diah) yang selalu
memberikan dorongan motivasi dan semangat, bantuan serta hiburan ketika
penulis dalam kejenuhan dan kesulitan.
Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyususan skripsi
yang tidak dapat disebutkan semuanya. Hanya Allah SWT yang maha
melihat dan membalas amal perbuatan umat-Nya dengan imbalan yang
maha adil, dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
“BRAVO FE VIVA UKSW”
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..............................................................................................
i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...............................................................
ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ................................................................
iii
Halaman Motto/Persembahan ......................................................................
iv
Abstract .......................................................................................................
v
Saripati .........................................................................................................
vi
Kata Pengantar .............................................................................................
vii
Ucapan Terima Kasih ...................................................................................
viii
Daftar Isi ......................................................................................................
x
Daftar Tabel .................................................................................................
xii
Daftar Lampiran ...........................................................................................
xiii
Pendahuluan ..................................................................................................
1
Persoalan Penelitian ......................................................................................
4
Kerangka Teoritis ..........................................................................................
5
Usaha Kecil dan Menengah ............................................................
5
Keputusan Pendanaan ....................................................................
6
Sumber Pendanaan ..........................................................................
6
Karakteristik Individu dan Usaha....................................................
7
Metode Penelitian .........................................................................................
12
Populasi dan Sampel .....................................................................
12
Pengukuran Konsep .......................................................................
12
Metode Pengumpulan Data .............................................................
15
Teknik Analisis ...............................................................................
15
x
Analisis Data .................................................................................................
15
Karakteristik Responden ................................................................
17
Asal Sumber Dana Pengusaha UKM ..............................................
17
Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal ..................
17
Proporsi Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM ........................
21
Alasan Pengusaha UKM Memilih Sumber Dana Eksternal ...........
23
Karakteristik dengan Sumber Dana EksternaL ...............................
25
Karakteristik dengan Presentase Modal Pinjaman ..........................
27
Karakteristik dengan Presentase Modal Sendiri .............................
32
Kesimpulan ...................................................................................................
33
Keterbatasan Penulisan dan Saran ..................................................
34
Daftar Pustaka ..............................................................................................
35
Lampiran ......................................................................................................
38
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengukuran Konsep ........................................................................
13
Tabel 2 Karakteristik Responden .................................................................
17
Tabel 3 Proporsi Sumber Dana Pengusaha UKM ........................................
18
Tabel 4 Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal ....................
20
Tabel 5 Proporsi Rata-rata Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM .........
23
Tabel 6 Alasan Pengusaha Memilih Sumber Dana Eksternal ......................
26
Tabel 7 Karakteristik dengan Presentase Modal Pinjam ..............................
27
Tabel 8 Karakteristik dengan Presentase Modal Sendiri ..............................
32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Hasil Kuesioner
Lampiran 4
Alasan Pengusaha Memilih Lembaga Keuangan
Lampiran 5
Uji Validitas dan Reliabilitas
xiii
PENDAHULUAN
Data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan
Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan, dari 21,2 juta masyarakat
Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar
22,2 persen adalah pengangguran, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan
tingginya jumlah pengangguran di Indonesia (http://edukasi.kompas.com). Angka
pengangguran yang cukup tinggi tersebut disebabkan oleh banyaknya Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dalam berbagai sektor usaha. Pengangguran tersebut
meningkat seiring terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Keadaan ini
dijadikan dorongan oleh masyarakat yang di- PHK untuk bangkit dari kesulitan
keuangan tersebut.
Untuk mengatasi masalah keuangan keluarga dari keadaan tersebut,
masyarakat mempunyai jalan keluar yaitu dengan berwiraswata dengan membuka
usaha kecil-kecilan yang sering disebut dengan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UKM adalah suatu usaha yang
omsetnya kurang dari 1 miliar per tahun dangan pekerja 5-19 orang. Usaha Kecil
dan Menengah ini dipilih oleh masyarakat karena memiliki potensi untuk
menopang kehidupan keluarga pada keadaan sekarang. Selain itu UKM adalah
salah satu jenis usaha yang mampu bertahan ditengah badai krisis. Peranan UKM
dalam perekonomian nasional tidak perlu diragukan lagi. Hal ini didasarkan
paling tidak pada tiga argumen pokok. Pertama, jumlah industrinya yang besar
dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik
serta Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UKM tercatat 42,39 juta atau 99,9%
dari total unit usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga
kerja. Setiap unit investasi pada sektor UKM dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar.
1
Sektor UKM menyerap 79,04 juta tenaga kerja atau 99,04% dari total angkatan
kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UKM dalam pembentukan PDB cukup
signifikan yakni sebesar 56,72% dari total PDB (BPS, 2009). Carolina (2007)
dalam Kristina (2010) juga mengungkapkan hal yang serupa bahwa UKM
memiliki keunggulan tertentu sebagai kontributor dalam pertumbuhan ekonomi.
Dalam perdagangan antar negara Asean di masa datang kontribusi yang dihasilkan
UKM tidak bisa dipandang remeh karena UKM diharapkan dapat menggantikan
peran usaha besar (Setiawati, 2010 dalam Priminia, 2009). Oleh karena itu sangat
wajar jika pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama harus memberikan perhatian
yang besar untuk
mewujudkan UKM yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang kearah
strata yang lebih tinggi.
Hal itu pula yang mendasari warga di daerah Tingkir untuk melakukan
kegiatan usaha tersebut. Walaupun UKM yang berada di daerah Tingkir telah
berdiri sejak sebelum adanya krisis moneter tahun 1998, tetapi mereka tetap
bertahan serta mengembangkan usaha sampai saat ini. Kegiatan usaha tersebut
dalam berbagai bidang seperti usaha makanan, kerajinan, dan konveksi. Akan
tetapi yang paling menonjol dan sedang berkembang saat ini adalah usaha dalam
bidang konveksi, maka penelitian ini hanya akan menyoroti bidang tersebut.
Usaha kecil konveksi di Tingkir meliputi produksi celana pendek (celana kolor),
bed cover , sarung bantal, isi bantal, sarung magic jar , dan sarung galon air.
Keadaan tersebut menarik minat pemerintah kota Salatiga untuk membangun
daerah Tingkir sebagai kawasan desa wisata, yang nantinya diharapkan untuk
lebih maju dan berkembang serta dapat memberikan dampak positif tidak hanya
bagi warga Tingkir maupun kota Salatiga akan tetapi juga bagi masyarakat di
daerah lain sebagai bahan percontohan.
2
Namun dalam mendirikan UKM banyak hambatan yang dihadapi. Salah
satu hambatan yang sering muncul pada usaha kecil dan menengah adalah
pendanaan yang merupakan kendala utama dalam pengusaha UKM (Jamrianti,
2007). Selain itu sebagian besar UKM belum dapat berkembang secara optimal
karena beberapa masalah yang menjadi kendala utama, salah satunya adalah
dalam aspek permodalan (Taufiq, 2006). Menurut hasil penelitian, sumber
pendanaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber dana internal
dan sumber dana eksternal, sumber dana internal berasal dari pemilik usaha
sendiri dan sumber dana eksternal berasal dari luar pemilik usaha baik formal
maupun informal (Nugroho, 2010). Menurut Hartono (2009), selain hambatan
keuangan UKM memiliki kelemahan dalam hal pengambilan keputusan yang
akan mempengaruhi kelangsungan usahanya.
Menurut Robert dan Mark (1998), hutang lebih dipilih untuk pendanaan
eksternal walaupun hampir semua perusahaan kecil tidak dapat meningkatkan
seluruh pembiayaan yang mereka inginkan dari hutang Bank dan istitusi lainnya.
Dengan adanya sumber dana yang dapat diperoleh dari luar pemilik usaha, maka
pengusaha harus lebih teliti dan bijak dalam pemilihan sumber dana eksternal
formal ataupun informal. Pengambilan keputusan dalam pemilihan sumber
pendanaan tersebut dapat didasari oleh karakteristik dari pemilik usaha atau
individu dan karakteritik usaha yang dijalankan. Cassar (2004) dalam Ihsan
(2012) menyebutkan bahwa keputusan pembiayaan bagi suatu usaha terutama
yang berkaitan dengan sumber pembiayaan dari luar dipengaruhi oleh
karakteristik pemilik usaha yaitu tingkat pendidikan, pengalaman usaha dan jenis
kelamin. Selain itu, dikatakan pula dalam Pengkajian koperasi dan UKM (2006)
bahwa karakteristik individu dalam pengambilan keputusan dapat meliputi usia,
pendidikan, status perkawinan, dan sumber modal. Wulandari (2001) dalam
3
Kusumawardhana (2008) mengatakan bahwa
karakteristik pribadi yang
mempengaruhi keputusan pengusaha untuk mengambil sumber dana antara lain
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman berusaha, umur, jenis
kelamin, dan penghasilan. Chien dan Devaney (2001) dalam Nugroho (2010),
menyebutkan bahwa karakteristik demografi dan faktor ekonomi berpengaruh
terhadap keputusan penggunaan hutang, faktor demografis adalah usia, status
profesional, status perkawinan, jumlah tanggungan dan pendidikan, sedangkan
faktor ekonomi adalah kepemilikan rumah, pendapat tahunan, harta lancar.
Karakteristik usaha yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan
pendanaan adalah usia dan ukuran usaha (Robert dan Mark, 1998). Semakin besar
skala atau ukuran suatu usaha, maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar
untuk kegiatan operasional maupun pengembangan usaha, sehingga menjadi dasar
pengambilan keputusan sumber dana.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya (Nugroho, 2011)
yang melihat UKM di Kecamatan Tingkir dari aspek akuntansinya. Dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa UKM mengalami kesulitan dalam
menganalisis usaha dan penyusunan proposal kredit di bank, metode praktis yang
dapat digunakan dalam pengelolaan keuangan UKM adalah dengan menerapkan
akuntansi yang baik. Meskipun pencatatan dan pelaporan akuntansi sangat
berguna bagi UKM, namun sebagian UKM belum menerapkan akuntansi pada
usahanya sehingga mereka tidak bisa menunjukkan secara pasti jumlah nominal
uang berputar pada kegiatan usahanya yang mungkin saja berasal dari modal
usaha atau utang usaha. Untuk itu penelitian ini akan melihat UKM di Kecamatan
Tingkir dengan fokus yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu mengetahui
keputusan sumber pendanaan berdasarkan karakteristik pengusaha seperti
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pula oleh (Kusumawardhana, 2008)
4
di Pasar Raya I dan II Salatiga yang mengambil beberapa karakteristik individu
sebagai variabelnya, maka dalam penelitian ini ditambahkan karakteristik usaha
sebagai variabel yang juga menjadi aras ukur dalam pengambilan keputusan
sumber pendanaan. Pada dasarnya penelitian ini sama akan tetapi berbeda dalam
hal waktu dan obyek penelitian data. Melalui penelitian ini penulis ingin
mengetahui tentang masalah sumber pendanaan pada usaha kecil dan menengah
dalam bidang konveksi yang berada di daerah Tingkir Salatiga serta bagaimana
karakteristik individu dan karakteristik usaha itu sendiri dalam pengambilan
keputusan pendanaan.
Persoalan Penelitian
1. Apa sajakah sumber pendanaan yang digunakan pengusaha
konveksi usaha kecil dan menengah di Tingkir Salatiga?
2. Apakah alasan pengusaha kecil memilih sumber pendanaan
tersebut?
3. Bagaimana
karakteristik
individu
pengusaha
UKM
dalam
UKM
dalam
pengambilan keputusan jenis sumber pendanaan?
4. Bagaimana
karakteristik
usaha
pengusaha
pengambilan keputusan jenis sumber pendanaan?
KERANGKA TEORITIS
Berkaitan dengan kerangka teoritis, maka pada bagian ini akan
mengemukakan aspek-aspek teoritis yang berkaitan dengan konsep-konsep yang
digunakan atas rumusan persoalan penelitian yang ada.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
UKM adalah kumpulan perusahaan yang heterogen dalam ukuran dan
sifat, dimana apabila dipergunakan secara bersama, akan mempunyai partisipasi
5
langsung dan tidak langsung yang signifikan dalam produksi nasional, penyerapan
tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Arifin, 2005 dalam Kuwayama,
2001). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UKM adalah suatu usaha yang
omsetnya kurang dari 1 miliar per tahun. BPS beserta Kementrian Koperasi dan
UKM menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha rumah
tangga adalah usaha yang memiliki pekerja 1-4 orang; usaha kecil memiliki
pekerja 5-19 orang; usaha menengah memiliki 20-99 orang; dan usaha besar
memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang. UKM merupakan jenis usaha
kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Menurut Keputusan Presiden RI no.
99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan
usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak
sehat.”
Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalah menjaga keseimbangan struktur modal. Hal
yang perlu dilakukan dalam keputusan pendanaan, yaitu penentuan alokasi hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Keputusan pendanaan
berkaitan
dengan
keputusan
mencari
sumber
pendanaan
yang
paling
menguntungkan, idealnya dana yang diperoleh mempunyai biaya terkecil dengan
tingkat resiko tertentu (Hanafi, 2004 dalam Hartono, 2009). Keputusan pendanaan
sangat penting bagi kemajuan serta perkembangan suatu usaha, sehingga
keputusan yang tidak tepat akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup
perusahaan tersebut.
6
Sumber Pendanaan
Sumber-sumber dana atau sumber-sumber pembiayaan menunjukkan dari
mana modal yang berupa uang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan suatu
jenis usaha (Riyanto, 1993 dalam Kusumawardhana, 2008). Darmadja (2007) juga
menyebutkan bahwa sumber pendanaan menurut asalnya dibedakan menjadi dua
yaitu pendanaan secara internal dan eksternal. Ketika memulai kegiatan awal
dalam berinvestasi, pendanaan internal sering disebut sebagai modal sendiri,
modal sendiri memiliki arti bahwa dana tersebut dipersiapkan oleh pebisnis yang
bersangkutan (Nugroho, 2010). Modal tersebut berasal dari tabungan, menjual
barang yang dimiliki dan tidak pernah digunakan lagi, serta menagih dana yang
dipinjamkan kepada orang lain (Manurung, 2008 dalam Nugroho 2010). Sumber
dana eksternal dibagi menjadi dua yaitu kredit formal dan informal. Kredit formal
meliputi bank umum, perum pegadaian, BPR, dan koperasi. Sedangkan kredit
informal seperti hutang dagang, arisan, mindring, rentenir, dan keluarga atau
teman (Kusumawardhana, 2008).
Karakteristik Individu dan Usaha
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1991). Karakteristik adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang/lembaga
organisasi
yang
sudah
melekat
padanya
(Departemen
Sosial
RI,
http://www.depsos.go.id). Karakteristik pribadi merupakan salah satu faktor
seseorang dalam memutuskan sesuatu. Misalnya, hasil penelitian menunjukkan
bahwa keputusan membeli onderdil mobil imitasi dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti usia, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian (Afrilius,
2007).
Cassar (2004) dalam Ihsan (2012) menyebutkan bahwa keputusan
pembiayaan bagi suatu usaha terutama yang berkaitan dengan sumber pembiayaan
dari luar dipengaruhi oleh karakteristik pemilik usaha yaitu tingkat pendidikan,
7
pengalaman usaha dan jenis kelamin. Sedangkan karakteristik usaha yang
mendasari pelaku usaha dalam mengambil keputusan adalah usia dan ukuran
usaha (Robert dan Mark, 1998) serta modal, tenaga kerja dan kepemilikan usaha
(Indraningsih, 2001). Karakteristik individu yang menjadi dasar pelaku usaha
dalam mengambil keputusan adalah tingkat pendidikan, usia, status pengusaha,
dan sumber modal (Pengkajian koperasi dan UKM, 2006). Penelitian yang
dilakukan oleh Kusumawardhana (2008) menunjukkan bahwa beberapa
karakteristik individu seperti pendidikan, pengalaman berusaha dan umur
mempengaruhi seorang pengusaha dalam mengambil keputusan pendanaan.
Dalam penelitian ini karakteristik individu yaitu jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status perkawinan, umur, dan pengalaman berusaha serta karakteristik
usaha yang meliputi usia dan ukuran usaha digunakan sebagai faktor yang
menjadi dasar seorang pengusaha dalam pengambilan keputusan pendanaan.
1. Jenis Kelamin
Bhandari dan Deaves (2006), Mittal dan Vyas (2009), Barber dan Odean
(2001) dalam Matrutty (2011) menyebutkan bahwa gender atau jenis kelamin
akan mempengaruhi keputusuan yang diambil individu dalam menghadapi sebuah
pilihan keputusan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Arano, Parker dan
Terry (2010) dalam Matrutty (2011) menunjukkan bahwa laki-laki merupakan
jenis kelamin yang paling overconfidence dalam pengambilan keputusan
keuangan, sehingga cenderung berani dan percaya diri ketika mengambil
keputusan dibandingkan dengan perempuan.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang penting dan berguna bagi seseorang
dalam menjalankan suatu usaha. Pendidikan adalah aktifitas yang bertujuan untuk
mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, dan menjadi mengerti sehingga
8
mempunyai nilai lebih dalam segala aspek kehidupan (Kusumawardhana, 2008).
Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih berpikir praktis dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan rendah atau kurang. Dengan demikian tingkat
pendidikan akan mempengaruhi dalam memahami, berpikir, berperilaku, dan
bertindak terhadap suatu hal tergantung luas atau pengetahuan tentang hal tersebut
(Rusli, dalam Kusumawardhana 2008). Oleh karena itu pengusaha yang
berpendidikan tinggi, sedang, maupun rendah akan mempertimbangkan keputusan
yang akan diambil dalam mengambil sumber dana dan memanfaatkan sumber
dana tersebut.
3. Status Perkawinan
Keputusan yang diambil oleh pengusaha dipengaruhi pula oleh statusnya,
cenderung mengacu kepada kepada kebutuhan dari pengusaha, dengan status
kawin maka secara otomatis seorang pengusaha akan memiliki keluarga sendiri
dan jumlah tanggungan semakin meningkat, memotivasi memiliki pendapatan
lebih untuk kebutuhan keluarganya, pengusaha yang memiliki tanggungan yaitu
istri dan anak akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, semakin
banyak tanggung jawabnya semakin besar pula beban yang ditanggungnya karena
resiko yang mungkin terjadi tidak hanya berakibat bagi diri sendiri dan usahanya
namun juga keluarganya (Nugroho, 2010).
4. Umur Pengusaha
Umur pengusaha merupakan faktor dalam diri seseorang yang mendasar
dalam membuat keputusan. Umur merupakan tingkatan atau jenjang putaran
waktu yang didalamnya terdapat rangkaian kejadian berulang-ulang secara tetap
dan teratur atau jenjang hidup yang diukur dengan satuan waktu (Afrilius, dalam
Kusumawardhana, 2008).
Semakin tua umurnya maka seorang pengusaha akan semakin berhati-hati,
9
lebih bijaksana, tidak gegabah dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Hal
ini disebabkan oleh umur yang lebih tua memiliki pengalaman lebih serta tingkat
emosional yang lebih stabil sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengusaha
dalam mengambil keputusan dengan melihat tingkat risiko yang mungkin terjadi,
sehingga tidak menjadi keputusan yang salah (Kusumawardhana, 2008).
5. Pengalaman Berusaha
Pengalaman
berusaha
merupakan
lamanya
dalam
melaksanakan,
mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang-ulang dalam
perjalanan hidup (Almalifah, 2005). Pengalaman berusaha dapat menjadikan
seorang pengusaha menjadi berkembang dan maju karena dapat belajar dari
sesuatu yang telah terjadi. Kebanyakan dari mereka telah mengalami keberhasilan
maupun kegagalan suatu usaha, sehingga menjadikan pengusaha lebih tajam dan
peka dalam melihat kondisi perusahaan maupun lingkungannya serta berhati-hati
dalam mengambil keputusan. Pengalaman seorang pengusaha sangat berpengaruh
dalam mengambil keputusan. Semakin lama pengusaha berdagang, maka mereka
dalam mengambil keputusan terhadap sumber dana yang diperoleh akan lebih
hati-hati. Dan pengusaha yang mempunyai pegalaman baru dalam usahanya
cenderung berani agresif dalam mengambil sumber dana dan menggunakannya
yang digunakan dalam memulai usahanya (Kusumawardhana, 2008).
6. Umur Usaha
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Henderson pada tahun 1999
menunjukkan bahwa umur dari perusahaan memiliki hubungan dengan jenis
strategi finansial yang dipilih oleh perusahaan. Hal yang hampir sama
diungkapkan dalam penelitian Levinthal dan Fichman pada tahun 1998 yaitu
keputusan pengambilan hutang pada suatu perusahaan memiliki hubungan dengan
usia dari perusahaan tersebut. Hannan dan Freeman (1984) berpendapat bahwa
10
proses seleksi cenderung memilih perusahaan yang menunjukkan tingkat
keandalan, kemampuan dan akuntabilitas yang tinggi dalam kinerja, rutinitas, dan
struktur mereka. Karena keandalan dan akuntabilitas cenderung dimiliki oleh
organisasi dengan usia yang lebih tua, tingkat kegagalan cenderung menurun
karena perusahaan tumbuh dewasa. Organisasi-organisasi yang lebih tua memiliki
keuntungan di atas yang lebih muda karena lebih mudah untuk melanjutkan
rutinitas yang ada daripada membuat baru (Stinchcombe, 1965; Nelson dan
Winter, 1982).
Oleh karena itu, perusahaan yang lebih tua lebih dipercaya dalam
melakukan peminjaman hutang karena dianggap lebih berpengalaman, serta
memiliki tingkat keandalan dan akuntabilitas yang tinggi dibanding dengan
perusahan yang lebih muda.
7. Ukuran Usaha
Petersen dan Schulman (1987) dalam Robert dan Mark (1998)
menyimpulkan bahwa rasio hutang atas total asset akan meningkat dan menurun
berdasarkan ukuran perusahaan. Rasio hutang atas total asset yang kecil
menunjukkan bahwa tingkat perputaran asset dalam perusahaan baik sehingga
akan memberikan kemudahan dalam pengajuan kredit atau hutang. Hal serupa di
ungkapkan oleh Holmes dan Kent (1990) bahwa pemilik perusahaan kecil akan
melakukan perluasan usaha ketika memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi
melalui hutang jangka pendek. Selain itu, Jose Lopez-Grazia dan Christina AybarArias (2000) mengungkapkan bahwa kebijakan pendanaan dipengaruhi oleh
ukuran perusahaan dan sektor usaha yang dijalankan. Khususnya pada perusahaan
kecil dan menengah pendanaan yang dipilih cenderung pendanaan jangka pendek
dan pendanaan sendiri.
11
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin besar tingkat pendanaannya karena kegiatan usaha membutuhkan
pembiayaan yang lebih tinggi, berbeda pada perusahaan yang memiliki skala atau
ukuran yang lebih kecil, biaya yang dikeluarkan untuk menjalankannya akan lebih
kecil sehingga pengambilan keputusan sumber pendanaan akan didasarkan pada
seberapa besar ukuran usaha tersebut. Pada penelitian ini, ukuran usaha diukur
dari besarnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki yaitu usaha rumah tangga adalah
usaha yang memiliki pekerja 1-4 orang; usaha kecil memiliki pekerja 5-19 orang;
usaha menengah memiliki 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja
sekurang-kurangnya 100 orang (BPS beserta Kementrian Koperasi dan UKM).
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Malhotra, 1999 : 328).
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh usaha kecil dan menengah di
wilayah Kecamatan Tingkir kota Salatiga. Menurut data yang diperoleh dari situs
resmi kota Salatiga, populasi UKM di Kecamatan Tingkir kota Salatiga adalah
±585 Km dan tersebar di 6 Kelurahan yaitu Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo
Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Tingkir Tengah (www. Pemkot-Salatiga.
go.id).
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
dianggap dapat mewakili populasi. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini
menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu sampling di mana pengambilan elemen–elemen yang dimasukkan
12
dalam sampel dilakukan dengan sengaja sesuai dengan tujuan penelitian, dengan
catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi (Supranto,
1997 : 68). Dalam penelitian ini, kriteria pemilihan sampel adalah usaha konveksi
kecil menengah yang berada di daerah Tingkir Salatiga.
Pengukuran konsep
Data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian merupakan hasil
pengukuran terhadap suatu variabel. Pengaruh karakteristik pengusaha seperti
jenis kelamin, status perkawinan, dan tingkat pendidikan diukur dengan
menggunakan skala nominal. Sedangkan variabel pengalaman berusaha atau lama
usaha terakhir yang dijalani, umur pengusaha, ukuran usaha, dan umur usaha
dalam mengambil keputusan sumber pada pengusaha UKM konveksi di Tingkir
Salatiga menggunakan skala pengukuran rasio. Skala nominal merupakan skala
pengukuran yang menyatakan kategori, atau kelompok dari subyek. Skala
pengukuran rasio adalah skala interval dan memiliki dasar (based value) yang
tidak dapat dirubah (Ghozali, 2005).
Tabel 1
Pengukuran Konsep Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha
Variabel
Indikator
Sumber Pendanaan
Internal
1 : Modal sendiri
Eksternal
2 : Bank umum
3 : Pegadaian
4 : BPR
5 : Koperasi
6 : Hutang dagang
7 : Arisan
8 : Mindring
13
9 : Rentenir
10 : Keluarga
11 : Teman
Karakteristik Individu
Jenis Kelamin
0 : laki-laki
1 : Perempuan
Tingkat Pendidikan
1 : Tidak Sekolah
2 : SD
3 : SMP
4 : SMA
5 : Sarjana
tatus Status Perkawinan
0 : Kawin
1 : Tidak Kawin
Umur Pengusaha
1 : 30 - 40 tahun
2 : 41 - 50 tahun
3 : 51 - 60 tahun
4 : 61 - 70 tahun
Pengalaman Berusaha
1 : 8 - 16 tahun
2 : 17 - 24 tahun
3 : 25 - 32 tahun
4 : 33 - 40 tahun
Karakteristik Usaha
Ukuran Usaha
14
- mikro
1 : 1 - 4 orang
- kecil
2 : 5 - 19 orang
- menengah
3 : 20 - 99 orang
- besar
4 : >100 orang
Umur Usaha
1 : 6 - 12 tahun
2 : 13 - 18 tahun
3 : 19 - 24 tahun
4 : 25 - 30 tahun
Sumber: Kusumawardhana (2008)
Metode Pengumpulan data
Data yang akan digunakan adalah data primer yang merupakan data yang
diperoleh secara langsung dari responden melalui pengamatan langsung terhadap
sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran
kuesioner kepada pelaku usaha kecil menengah di daerah Tingkir Salatiga. Teknik
yang akan digunakan peneliti untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan angket (kuesioner) dan wawancara.
Teknik Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian keuangan berbasis karakteristik maka
analisis datanya perlu diperlengkapi dengan teknik analisis deskriptif. Statistik
deskriptif adalah salah satu bagian dari statistik ynag membahas tentang cara-cara
pengumpulan data dan menyederhanakan angka-angka pengamatan yang
diperoleh, serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif statistik yaitu
15
Crosstabb, dimana teknik analisis ini bertujuan memberi gambaran tentang
variabel yang akan diteliti serta melihat hubungan antar variabel (Supramono dkk,
2010).
ANALISIS DATA
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data
setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Berikut ini adalah
bahasan
analisis
terhadap
Keputusan
Sumber
Pendanaan
Berdasarkan
Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir
Salatiga.
Karakteritik Responden
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 pengusaha UKM konveksi
di Tingkir Salatiga. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, tingkat
pendidikan, umur pengusaha, pengalaman usaha, serta dilihat dari ukuran
perusahaan dan usia usahanya.
16
Tabel 2
Karakteristik Responden
KARAKTERISTIK
Karakteristik Individu Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status
Kawin
Tidak Kawin
Total
Umur Pengusaha
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Pengalaman Usaha 8-16 tahun
Karakteristik Usaha
Tenaga Kerja
Umur Usaha
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
JUMLAH
12
23
35
35
0
35
12
15
6
2
35
4
11
10
3
7
35
20
6
5
4
35
6
22
7
35
19
6
5
5
35
PRESENTASE
34,3%
65,7%
100%
100%
0
100%
34,3%
42,9%
17,1%
5,7%
100%
11,4%
31,4%
28,6%
8,6%
20%
100%
57,1%
17,1%
14,3%
11,4%
100%
17,1%
62,9%
20%
100%
54,3%
17,1%
14,3%
14,3%
100%
Sumber : Data Hasil Survey, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pengusaha UKM
di Tingkir adalah berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 23 responden atau
34,3% hal ini dikarenakan jenis usaha yang dijalankan adalah konveksi, sehingga
lebih banyak pengusaha wanita daripada pria. Keseluruhan pengusaha telah
berstatus menikah atau kawin, hal ini dimungkinkan karena rata-rata usia
17
pengusaha merupakan usia yang matang untuk berumah tangga. Untuk usia
pengusaha sebagian besar pengusaha memiliki usia antara 41-50 tahun yaitu
sebanyak 15 responden atau 42,9%. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
pengusaha sebagian besar adalah SD yaitu sebesar 11 responden atau 31,4% dan
terbesar kedua adalah dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar 10 responden
atau 28,6%. Pengusaha yang paling banyak memiliki pengalaman usaha adalah
antara 8-16 tahun yaitu sebanyak 20 responden atau 57,1%. Untuk tenaga kerja
yang dimiliki oleh pengusaha sebagian besar adalah berjumlah 5-19 orang atau
termasuk dalam kategori usaha kecil yaitu sebanyak 22 responden atau 62,9%.
Kemudian umur usaha yang dijalankan oleh pengusaha UKM sebagian besar
adalah antara 6-12 tahun yaitu sebanyak 19 responden atau 54,3%.
Asal Sumber Dana Pengusaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Berikut ini adalah tabel yang menyajikan rata-rata proporsi sumber
pendanaan yang digunakan oleh 35 responden pengusaha UKM Konveksi di
Tingkir Salatiga. Sumber dana dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana internal
atau modal sendiri dan sumber dana eksternal, akan tetapi ada yang menggunakan
keduanya sebagai sumber dananya.
Tabel 3
Proporsi Rata-rata Sumber Dana Pengusaha UKM
Sumber Dana
Internal
Eksternal
Internal dan Eksternal
Total
Jumlah
0
9
26
35
Presentase
0%
26%
74%
100%
Sumber : Olahan Excel, 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa sumber dana UKM yang ada di daerah
Tingkir sebagian besar berasal dari gabungan antara dana internal dan dana
18
eksternal yaitu sebesar 74% atau sebanyak 26 pengusaha. Dapat dilihat bahwa
tidak terdapat pengusaha yang 100% sumber pendanaannya dari internal,
sedangkan pengusaha yang menggunakan dana eksternal secara penuh terdapat 9
pengusaha atau sebesar 26%. Dalam hal ini berarti bahwa pengusaha memiliki
keberanian untuk menggunakan sumber dana eksternal atau melakukan pinjaman
sebagai bagian dari pengembangan usahanya. Sumber dana eksternal tersebut
dapat berasal dari bank, perum pegadaian, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
koperasi, hutang dagang, renternir, mindring, arisan, keluarga, dan teman. Berikut
adalah sumber dana internal eksternal yang digunakan oleh para pengusaha.
19
Tabel 4
Crosstabulation Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal
KARAKTERISTIK
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status
Kawin
Tidak Kawin
Total
Umur Pengusaha
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Pengalaman Usaha 8-16 tahun
Tenaga Kerja
Umur Usaha
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
JUMLAH
10
16
26
26
0
26
10
11
4
1
26
3
8
6
3
6
26
17
6
2
1
26
1
18
7
26
13
5
4
4
26
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha
menggunakan dana gabungan internal dan eksternal yaitu sebanyak 26 pengusaha.
Pengusaha UKM tidak ada yang secara 100% menggunakan pendanaannya dari
modal sendiri. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan usahanya, pengusaha
membutuhkan dana eksternal selain dari modalnya sendiri. Pengusaha sudah tidak
20
tabu, atau memiliki keberanian berisiko untuk menggunakan dana eksternal.
Sekarang ini pilihan sumber dana eksternal sangat banyak serta menawarkan
berbagai macam kemudahan bagi para pengusaha.
Berikut adalah sumber dana eksternal yang paling banyak digunakan oleh
pengusaha konveksi di Tingkir.
Tabel 5
Proporsi Rata-rata Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM
Bank
Mandiri
57%
BRI
9%
BPR
Koperasi
Total
17%
17%
100%
Data Primer yang diolah, 2012
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar pengusaha UKM Konveksi di
Tingkir Salatiga menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank
dengan proporsi rata-rata 66%. Kemudian sebesar 17% pengusaha menggunakan
sumber dana eksternal yang berasal dari BPR dan sebesar 17% pengusaha yang
menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari Koperasi. Tabel diatas juga
menunjukkan bahwa terdapat dua jenis bank sebagai tempat dimana pengusaha
melakukan pinjaman modal dari banyak jenis bank lainnya, yaitu dengan
prosentasi sebesar 57% untuk bank Mandiri dan 9% bank BRI. Sebagian besar
pengusaha memilih melakukan pinjaman di bank Mandiri karena pihak bank
Mandiri melakukan pendekatan kepada para pengusaha lebih aktif serta
memperkenalkan program PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
21
lebih dahulu dibandingkan dengan bank lainnya. Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan Bank Mandiri adalah sebagai bagian dari kegiatan CSR Mandiri yang
menitikberatkan pada bidang pendidikan dan kewirausahaan, disamping misi
sosial dan lingkungan hidup, dengan memberikan dana tambahan untuk
pengembangan usaha dengan angsuran ringan dan system yang mudah (Syamsu
Rizal dan Eva Zulfa, 2012).
Selain alasan tersebut, program PKBL yang diperkenalkan juga memiliki
banyak keuntungan bagi para pengusaha diantaranya adalah pinjaman dengan
bunga rendah, prosedur yang mudah, dan juga jaminan yang tidak sulit
(http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp). Bunga yang diberikan
oleh bank Mandiri adalah sebesar 6% per tahun, yang nantinya bunga tersebut
akan kembali kepada para pengusaha lewat kegiatan yang diadakan oleh bank
Mandiri yaitu seperti pelatihan kepada para pengusaha dan pameran produk dari
usaha tersebut. Pembinaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan promosi
yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra Binaan
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri (http://csr.bankmandiri.co.id/menu-visimisi-csr-6.html). Sehingga dengan semua kemudahan fasilitas tersebut maka para
pengusaha UKM Konveksi di Tingkir memilih menggunakan sumber dana
eksternal yang berasal dari bank, khususnya bank Mandiri. Hal ini mematahkan
pendapat dari Taufiq (2006) yang mengatakan bahwa terhadap aspek permodalan
UKM masih sulit untuk mengakses kredit ke lembaga perbankan dengan adanya
kendala kewajiban pemenuhan berbagai persyaratan perijinan, retribusi, dan
kewajiban lainnya yang diatur melalui berbagai peraturan pemerintah yang pada
22
akhirnya akan membebani UKM. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh
Priminia (2009) dalam Setiawati (2010) bahwa UKM sulit mendapatkan kredit
dari bank.
Tabel 6
Alasan Pengusaha Memilih Sumber Dana Eksternal
Karakteristik
Jenis Kelamin
Status
Umur Pengusaha
Tingkat Pendidikan
Pengalaman Usaha
Tenaga Kerja
Umur Usaha
Pria
Wanita
Total
Kawin
Tidak Kawin
Total
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
8-16 tahun
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
1
2
12
14
14
0
14
6
6
2
0
14
3
2
3
2
4
14
10
2
2
0
14
3
9
2
14
8
2
2
2
14
Bank
2
3
7
0
5
0
12
0
12
0
0
0
12
0
2
0
5
0
3
0
2
0
12
0
1
0
6
0
4
0
0
0
1
0
12
0
3
0
4
0
2
0
3
0
12
0
1
0
7
0
4
0
12
0
5
0
3
0
2
0
2
0
12
0
4
2
1
3
3
0
3
1
1
1
0
3
0
0
3
0
0
3
1
0
1
1
3
0
3
0
3
2
0
1
0
3
1
2
4
6
6
0
6
4
2
0
0
6
0
2
1
1
2
6
6
0
0
0
6
0
5
1
6
4
1
1
0
6
Alasan
BPR
2
3
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
5
5
0
5
1
3
1
0
5
1
1
1
1
1
5
5
0
0
0
5
3
1
1
5
4
0
1
0
5
Koperasi
2
3
0
0
0
2
0
2
0
2
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
1
0
2
0
1
0
1
0
0
0
0
0
2
Total
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Keterangan tabel: Prosedur yang mudah (1), tingkat suku bunga yang
rendah (2), kecepatan uang “cair” (3), dan mempunyai kenalan atau relasi (4).
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha UKM
konveksi di Tingkir memilih sumber dana eksternal yang berasal dari bank, BPR,
koperasi dengan alasan prosedur yang mudah (1) dan tingkat suku bunga yang
23
15
28
43
43
0
43
14
19
8
2
43
5
14
12
4
8
43
27
6
5
5
43
8
26
9
43
25
7
7
4
43
rendah (2) untuk pengusaha yang memilih sumber dana eksternal bank. Dapat
dilihat bahwa dari semua karakteristik, keseluruhannya memiliki kecenderungan
memilih sumber dana ekstenal dengan alasan tersebut. Misalnya untuk
karakteristik jenis kelamin, sebagian besar pria dan wanita memilih sumber dana
eksternal bank karena prosedur yang mudah sebanyak 14 responden dan yang
memilih dengan tingkat suku bunga yang rendah sebanyak 12 responden.
Kemudian pengusaha dengan karakteristik jenis kelamin tersebut memilih BPR
dan koperasi sebagian besar juga karena prosedur yang mudah. Begitu pula yang
terjadi dengan karakteristik-karakteristik yang lain.
Hal ini dikarenakan program yang dilakukan oleh bank, khususnya Bank
Mandiri, menawarkan tingkat bunga yang rendah yaitu sebesar 6% per tahun
dengan prosedur peminjaman yang mudah kepada para pengusaha. Seperti halnya
yang dikatakan oleh Syamsu Rizal dan Eva Zulfa (2012) bahwa Bank Mandiri
lewat program kemitraannya memberikan dana tambahan untuk pengembangan
usaha dengan angsuran ringan dan system atau prosedur yang mudah. Kemudian
pengusaha yang memilih sumber dana eksternal BPR dan koperasi dengan alasan
prosedur yang mudah karena lembaga keuangan tersebut memberikan fasilitas
yang mudah dan cepat sehingga pengusaha tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk pencairan dana.
24
Tabel 7
Crosstabulation Karakteristik dengan Sumber Dana Eksternal
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Status
Kawin
Tidak Kawin
Total
Umur Pengusaha 30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
Total
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Pengalaman Usaha 8-16 tahun
17-24 tahun
25-32 tahun
33-40 tahun
Total
Tenaga Kerja
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
Total
Umur Usaha
6-12 tahun
13-18 tahun
19-24 tahun
25-30 tahun
Total
BANK
11
18
29
29
0
29
9
12
6
2
29
4
8
10
2
5
29
14
6
5
4
29
4
9
16
29
15
5
5
4
29
BPR
1
2
3
3
0
3
2
1
0
0
3
0
1
0
1
1
3
3
0
0
0
3
0
2
1
3
2
1
0
0
3
KOPERASI
0
3
3
3
0
3
1
2
0
0
3
0
2
0
0
1
3
3
0
0
0
3
2
1
0
3
2
0
0
1
3
Total
12
23
35
35
0
35
12
15
6
2
35
4
11
10
3
7
35
20
6
5
4
35
6
22
7
35
19
6
5
5
35
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 7 diatas menunjukkan hasil olahan crostabb antara karakteristik
individu dan usaha dengan sumber dana eksternal yang dipilih oleh pengusaha.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha UKM Konveksi
di Tingkir menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank, seperti
yang telah digambarkan oleh diagram sebelumnya. Keseluruhan karakteristik
25
yang ada memiliki kecenderungan untuk memilih bank sebagai sumber dana
eksternalnya karena pada proses pengembangan UKM tersebut, pihak bank yang
lebih dahulu menawarkan pinjaman lunak kepada para pengusaha. Dalam konteks
ini, khususnya Bank Mandiri sebagai tempat pinjam terbanyak yang dipilih, telah
melakukan pendekatan kepada para pengusaha melalui program kemitraannya
yang memberikan banyak manfaat bagi para pengusaha diantaranya adalah
pinjaman dengan bunga rendah, prosedur yang mudah, dan juga jaminan yang
tidak
sulit
(http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp).
Dari
be