T1 802011100 Full text
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
OLEH
YULI KUSDARYANTI
802011100
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama
: Yuli Kusdaryanti
Nim
: 802011100
Program Studi
:Psikologi
Fakultas
: Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jenis Karya
: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal
bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan
mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Pada tanggal : 20 Mei 2016
Yang menyatakan,
Yuli Kusdaryanti
Mengetahui,
Pembimbing utama
Berta Esti Ari P., S.Psi., MA.
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Yuli Kusdaryanti
Nim
: 802011100
Program Studi
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Yang dibimbing oleh :
Berta Esti A. P., S.Psi., MA.
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimata atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa
memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 20 Mei 2016
Yang memberi pernyataan
Yuli Kusdaryanti
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Oleh
Yuli Kusdaryanti
802011100
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Disetujui pada tanggal :31 Mei 2016
Oleh
Pembimbing
Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., MA.
Diketahui oleh,
Disahkan oleh,
Kaprogdi
Dekan
Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.
Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Yuli Kusdaryanti
Berta Esti Ari Prasetya
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
Abstrak
Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan
antara Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UKSW.
Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan yang positif signifikan antara ASE
dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UKSW. Jumlah populasi dalam
penelitian ini yakni 738 mahasiswa dengan jumlah sampel 80 mahasiswa. Pengambilan
sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Variabel academic self efficacy diambil
dengan menggunakan angket Skala likert, sedangkan kematangan karir menggunakan angket
career development inventory. data dianalisis dengan menggunakan teknik analisa korelasi
product moment. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang positif signifikan
antara academic self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa psikologi UKSW.
Hasil uji menunjukan r = 0,551 dengan p < 0,05.
kata kunci : Academic Self-Efficacy, kematangan karir.
i
Abstract
This study aims to determine whether there is a significant positive correlation between
academic self-efficacy and career maturity in Psychology student at Satya Wacana Christian
University. The hypothesis of this study is that there is a significant positive correlation
between academic self-efficacy and career maturity in Psychology student at Satya Wacana
Christian University. In total there are 738 Psychology students and 80Psychology students
were participate in this study using accidental sampling method. Variable academic selfefficacy were collected using academic self-efficacy by Herdianti and variable career
maturity were collected using career development inventory modified by Trisya. Data were
analyzed using correlation product moment. The result shows r = 0,551 dengan p < 0,05
which means there is significant positive correlation betweenacademic self-efficacy and
career maturity in Psychology student at Satya Wacana Christian University.
Keywords: Academic Self-Efficacy, career maturity.
ii
1
PENDAHULUAN
Di jaman modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu hal yang penting
untuk individu. Menurut Herr dan Crammer (dalam Trisya, 2014) pekerjaan memiliki
peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan
ekonomis, sosial dan psikologis. Secara ekonomi orang yang bekerja akan memperoleh
penghasilan atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara sosial orang yang
bekerja akan lebih dihargai dibandingkan dengan orang yang menganggur. Hal ini
menyebabkan mereka yang bekerja akan memiliki status sosial yang lebih tinggi di
masyarakat dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja. Sedangkan secara psikologis
orang yang bekerja memiliki harga diri dan kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang tidak bekerja.
Dari data Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka
penggangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Namun, saat ini banyak pengangguran.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun ini (Februari 2014-Februari 2015) jumlah
pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai 7,45 juta
orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan untuk tingkat
pendidikan tinggi. Berdasarkan data BPS, untuk lulusan strata satu, tingkat pengangguran
bertambah dimana pada Februari tahun lalu sebanyak 4,31 persen menjadi 5,34 persen.
Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi
7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05
persen. Padahal mereka inilah yang seharusnya mampu diharapkan menjadi generasi penerus
untuk bisa membawa kemajuan bagi bangsa ini.
Banyaknya pengangguran pada mahasiswa ditengarai sebagai salah satu akibat dari
kurangnya kematangan karir individu. Kurangnya kematangan karirjuga terjadi pada
mahasiswa fakultas psikologi, peneliti menanyakan pada beberapa mahasiswa mengenai apa
2
yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi, dan beberapa dari mereka
menjawab belum tahu apa yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi.
Kematangan karir merupakan sikap dan kompetensi yang berperan untuk
pengambilan keputusan karir (Hasan, dalam Paraisu, 2015). Sikap dan kompetensi tersebut
mendukung penentuan keputusan karir yang tepat. Kematangan karir juga merupakan refleksi
dari proses perkembangan karir individu meningkatkan kapasitas untuk membuat keputusan
karir (Paraisu, 2015).
Super (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa kematangan karir merupakan
keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan karir tertentu. Indikasi yang relevan dengan kematangan karir adalah
kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta
kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam
membuat pilihan pekerjaan atau pemantapan diri dalam suatu pekerjaan.
Adapun aspek dari kematangan karir menurut Super (dalam Watskin & Campbell,
2000) ialah (a.) Career planning, mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa
depan, (b.) Career eksploration, mengukur sikap terhadap sumber informasi, (c.) Career
decision making, mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan
dan (d.) World of work information, mengukur pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan,
cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peran-peran dalam dunia pekerjaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Super (dalam
Christi, 2015) ialah (1) Faktor bio-sosial, informasi yang lebih spesifik, perencanaan,
penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi perencanaan karir yang
berhubungan dengan bio-sosial seperti kecerdasan dan usia,(2) Faktor lingkungan,
kematangan individu yang berkolerasi langsung dengan tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan
3
orang tua, dan stimulus budaya keluarga,(3) Prestasi individu, meliputi prestasi akademik,
kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik,(4) Faktor vokasional,
kematangan karir individu berkorelasi langsung dengan aspirasi vokasional, tingkat
kesesuaian dan ekspektasi karir dan(5) Kepribadian, meliputi konsep diri, fokus akan karir,
bakat khusus, nilai/norma dan tujuan hidup.
Menurut Super (Supriyono, 2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan
karir individu yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan individu tentang diri dan
lingkungan. Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Kristiono, 2011) individu yang memiliki
konsep diri yang positif antara lain ditandai dengan memiliki tujuan yang realistis dan sesuai
dengan bakat dan minat, lebih bisa menerima dirinya sendiri secara apa adanya, memiliki
kemungkinan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut dan bisa merencanakan dirinya
untuk lebih baik. Salah satu aspek penting dalam konsep diri yaitu self efficacy(Supriyono,
2000),self efficacy dimaknai sebagai persepsi seseorang tentang kemampuan fisik maupun
psikis yang dimiliki untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehubungan dengan
perbaikan kualitas hidupnya. Self efficacy menurut Santrock (2007) kepercayaan seseorang
atas
kemampuannya
dalam
menguasai
situasi
dan
menghasilkan
sesuatu
yang
menguntungkan. Tinggi rendahnya prestasi mahasiswa pada saat kuliah dipengaruhi oleh
academic self efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa di mana hal tersebut berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Academic self efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki
keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau
mencapai specific academic goal (Bandura dkk, 2008).
Academic self efficacyselanjutnya disebut ASE berdasarkan pada self efficacy
Bandura (dalam Golightly, 2007).Academic self efficacy mengacu pada keyakinan individu
yang dapat berhasil melakukan tugas-tugas akademik yang diberikan pada tingkat yang
ditunjuk (Ferla, Valcke, & Cai, 2009).Miner menyatakan (Luthans dalam Riyanti, 2007)
4
bahwa individu yang memiliki high self efficacy memiliki harapan-harapan yang kuat
mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang
sama sekali baru. Dalam hal ini, tinggi rendahnya prestasi pada saat kuliah juga dipengaruhi
oleh academic self efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa dimana tentunya berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Academic self efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki
keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau
mencapai specific academic goal(Bandura;Eccles&Wigfield; Elias&Loomis;Gresham;
Linnenbrink & Pintrich; Schunk & Pajares dalam McGrew, 2008).
ASE menjelaskan sejauh mana kepercayaan individu dalam memutuskan perilaku
yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesuksesan secara akademis (Smith; Downs dalam
Golightly, 2007). Menurut definisi ini, ASE adalah derajat kepercayaan seseorang untuk
dapat memutuskan perilaku akademisyang bertujuan pada kesuksesan akademis. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ASE adalah tingkat kepercayaan individu untuk
mencapai kesuksesan dalam bidang akademis.
Aspek-aspekself efficacy Bandura (1997) yaitu; a) Magnitude, aspek ini berkaitan
dengan kesulitan tugas. b) Generality, aspek ini berhubungan dengan luas bidang tugas atau
tingkah laku. c) Strength, aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan
seseorang terhadap keyakinannya.
Kemudian aspek-aspek didalam ASE menurut Bandura (dalam Herdianti, 2015) ialah
sebagai berikut; a) Aspek keyakinan diri (proses kognitif), merupakan kemampuan untuk
menilai diri sendiri secara positif dalam hal potensi yang dimiliki untuk melakukan suatu
tugas, kendala, atau tuntutan sosial. b) Aspek afeksi, merupakan kemampuan untuk
mengelola dan mengekspresikan isyarat atau gejolak mental, termasuk perasaan, emosi,
maupun suasana hati. c) Aspek motivasional, merupakan keinginan untuk melakukan suatu
5
tugas, kendala, maupun tuntutan sosial dalam rangka mencapai hasil yang maksimal. d)
Aspek seleksi, kemampuan untuk memilah situasi sosial yang dihadapi dan menyesuaikan
diri dengan situasi tersebut secara tepat.
Berdasarkan dari uraian teori di atas, peneliti menyimpulkan empat komponen ASE
merupakan hal yang penting dan pasti dimiliki oleh mereka yang mengenyam pendidikan,
namun hal ini tergantung dari bagaimana individu menyikapinya.
Super (dalam Christi, 2015) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan karir. Diantaranya adalah faktor prestasi individu, meliputi prestasi akademik,
kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik. Menurut pandangan dari
penulis, seseorang yang memiliki ASE yang tinggi maka akan mempengaruhi tinggi tingkat
kematangan karir individu tersebut. Hal ini didukung juga oleh penelitian (Powell&Luzzo
dalam Lestari,2013) mengatakan bahwa mahasiswa dengan tingkat kematangan karir yang
tinggi akan menunjukkan kesadaran yang lebih pada proses pengambilan keputusan karir,
berpikir tentang alternative pekerjaan lain, dan menghubungkan perilaku saat ini dengan
tujuan masa depan.
ASE dapat didefinisikan sebagai keyakinan yang dimiliki seseorang tentang
kemampuan atau kompetensinya untuk mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi
tantangan akademik. Individu yang menganggap tingkat ASE cukup tinggi akan berusaha
lebih keras sehingga kematangan karir individu bisa tercapai, berprestasi lebih banyak, dan
lebih gigih dalam menjalankan tugas dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki
daripada yang menganggap ASE rendah. Sehingga dalam hal ini menurut asumsi dari
peneliti, individu yang memiliki tingkat ASE tinggi maka kematangan karir yang dimilikinya
akan meningkat juga karena hal ini mempengaruhi motivasi individu tersebut dalam
mencapai kematangan karirnya.
6
ASE mengacu pada pertimbangan seberapa besar keyakinan seseorang tentang
kemampuannya melakukan sejumlah aktivitas belajar dan kemampuannya menyelesaikan
tugas-tugas
belajar.
ASE
merupakan
keyakinan
seseorang
terhadap
kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas akademik yang didasarkan atas kesadaran diri tentang pentingnya
pendidikan, nilai dan harapan pada hasil yang akan dicapai dalam kegiatan belajar (Alwisol
dalam Herdianti, 2015). Individu yang memiliki kemampuan menyelesaikan tugas-tugas
akademiknya diharapkan juga mampu mendorong kematangan karir yang baik pada diri
individu dimana Super (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa kematangan karir
merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang
khas pada tahap perkembangan karir tertentu.
Hasil penelitian Nathalia (dalam Lestari, 2013) menyimpulkan beberapa ciri orang
yang memiliki efikasi diri yang tinggi antara lain suka memikul tanggung jawab secara
pribadi dan menginginkan hasil yang diperoleh dari kemampuan optimalnya. Individu juga
suka pada tantangan dan tidak suka melakukan tugas yangmudah atau sedang. Selain itu,
individu sangat menghargai waktu, memiliki daya kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam
mencari cara mengatasi masalah, menyukai segala sesuatu yang mengandung resiko karena
individu percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu meskipun sulit.
Efikasi diri berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Oleh karena itu,
dengan menumbuhkan efikasi diri, mahasiswa diharapkan mempunyai kemandirian dalam
pembuatan keputusan karir yaitu mahasiswa dapat memilih jurusan pendidikannya sendiri
yang disesuaikan dengan kemampuan dirinya serta mengetahui pekerjaan apa yang sesuai
dengan bidang pendidikan yang ditempuhnya.
7
Philip & Gully (dalam Lestari, 2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa
individu yang memiliki orientasi tujuan pembelajaran lebih tinggi mempunyai self efficacy
yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memiliki orientasi tujuan yang lebih rendah.
Penelitian sebelumnya oleh Lestari (2013) tentang hubungan antara Self Efficacy
dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan hasil ada hubungan positif yang signifikan antara self efficacy dengan kematangan
karir pada mahasiswa tingkat akhir. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Rachmawati (2012) menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara self efficacy
dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir.
Melihat fenomena dan hasil penelitian yang ada maka penulis ingin melakukan
penilitian lebih lanjut mengenai academic self efficacy dengan kematangan karir. Alasan
penulis memilih judul penelitian ini karena sejauh pengamatan penulis, penelitian ini tidak
banyak dilakukan.
Masalah penelitian :
“Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Academic Self Efficacy
dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW?”
Hipotesis Statistik
Ada hubungan positif dan signifikan antara Academic Self Efficacydengan kematangan karir
mahasiswa UKSW.
8
METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-
Variabel bebas (X)
: AcademicSelf Efficacy
-
Variabel terikat (Y)
: Kematangan karir
PARTISIPAN
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa dengan total populasi sebanyak 738 mahasiswa
Psikologi UKSW, atau sekitar 10% dari total populasi. Dimana jumlah ini sudah melebihi
jumlah sampel minimum menurut Frankel & Wallen (1993) yaitu sebesar 50 sampel, dan
juga menurut Azwar (2012) yaitu 60 orang. Sampel penelitian merupakan mahasiswa yang
dipilih langsung oleh peneliti dan kemudian bertanya dan meminta tolong dengan teman
disekitarnya. Teknik pengambilan data menggunakan incidental sampling. Ini adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau
incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui tersebut cocok dengan sumber data (Sugiyono, 2012). Subjek yang
dipilih adalah mahasiswa baik pria atau wanita, sedang menempuh pendidikan perguruan
tinggi diFakultas Psikologi UKSWyang memiliki rentang usia 18 sampai dengan 23 tahun.
Alat Ukur
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket. Angket yang digunakan ada dua
macam, yaitu angket Academic Self-Efficacy dan angket kematangan karir.
9
a. Academic self efficacy(ASE)
Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode skala. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert merupakan skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Herdianti, 2015). Skala ASE ini disusun oleh
Herdianti (2015) dengan melibatkan empat aspek dari ASE menurut Bandura, yaitu
aspek keyakinan diri, aspek afeksi, aspek motivasional dan aspek seleksi.
Jawaban yang digunakan dalam skala ini adalah sebagai berikut; untuk skor
Favorable(4,3,2,1) sedangkan untuk skor Unfavorable (1,2,3,4). Dengan pernyataan
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Pernyataan favorable merupakan hal-hal yang positif atau mendukung terhadap sikap
obyek. Pernyataan unfavorable merupakan hal-hal yang negatif yakni tidak
mendukung atau kontra terhadap sikap obyek yang hendak di ungkap. Skala ASE
disusun dengan skala likert dengan empat jawaban dengan skor jawaban tertinggi
yaitu 4,3,2,1. Dengan Alpha Cronbach sebesar 0,872 dari penelitian sebelumnya
(Herdianti, 2015).
Uji validitas yang dilakukan oleh Herdianti (2015) pada 62 partisipan
menghasilkan validitas setiap item bergerak mulai dari 0,251-0,967 dengan koefisien
Alpha Cronbach sebesar 0,872. Skala ASE diuji kembali oleh peneliti dengan uji daya
diskriminasi item dan reliabilitas dengan data try-out terpakai. Hasil uji daya
diskriminasi item dan reliabilitas menunjukkan bahwa ada item yang gugur sebanyak
8 item dan total item valid sebanyak 52 item. Koefisien diskriminasi item pada skala
ini bergerak mulai dari 0,263-0,619 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,927 pada 80
partisipan. Koefisien reliabilitas ini berada pada kisaran 0,9-1 sehingga dapat
dikatakan bahwa reliabilitas alat ukur ini tergolong sangat reliabel (Azwar,2001).
10
b. Kematangan Karir
Penulis menggunakan skala kematangan karir yang dimodifikasi oleh peneliti
yang telah dikembangkan oleh Creed dan Patton (2004) dan diadaptasi olehTrisya
(2014). Skala kematangan karir memiliki 4 aspek yaitu career planning, career
eksploration, career decision making, dan world of work informationyang dikenal
dengan istilah Career Development Inventory. Dalam teknik penilaian menggunakan
skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, netral, tidak
sesuai, dan sangat tidak sesuai dengan 14 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable.
Nilai aitem favorable akan memiliki skor 5 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 4 untuk
jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS),
dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitu juga dengan sebaliknya, untuk
nilai unfavorable akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 untuk
jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS),
dan 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Dalam pengujian alat ukur penelitian
sebelumnya koefisien reliabilitas yang dicapai sebesar 0,875 berarti alat ukur tersebut
reliable (Trisya, 2014). Dalam penelitian ini diuji kembali oleh peneliti dengan tryout
terpakai.
Kematangan karir menggunakan skala Likert yang terdiri dari 27 item dengan
5 pilihan jawaban mulai dari “sangat sesuai” sampai dengan “sangat tidak sesuai”. Uji
daya diskriminasi item dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan ada
item gugur sebanyak 15 item dan item valid sebanyak 12 item. Koefisien diskriminasi
item pada skala ini bergerak mulai dari 0,282-0,708, dengan koefisien Alpha
Cronbach0,857 pada 80 partisipan. Koefisien reliabilitas ini berada pada kisaran 0,80,9 sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas alat ukur ini tergolong cukup
(Azwar,2001).
11
HASIL PENELITIAN
Data Deskriptif
Tabel 1.Descriptive Statistics
N
ASE
kematangankarir
80
80
Mean
156.59
44.45
Std. Deviation
15.548
7.524
Minimum
125
29
Maximum
208
60
Tabel 1 merupakan deskripsi data statistika dari skor partisipan untuk setiap variabel.
Peneliti kemudian membagi dari setiap skala menjadi 5 kategori mulai dari “sangat rendah”
sampai “sangat tinggi”. Interval skor untuk setiap kategori ditentukan dengan menggunakan
rumus interval (Hadi, 2000).
Tabel 2 dan 3 menunjukkan jumlah partisipan untuk setiap kategori pada masingmasing variabel.
Tabel 2. Kriteria skor ASE
No
1
2
3
4
5
Interval
176,8≤x≤208
145,6≤x
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
OLEH
YULI KUSDARYANTI
802011100
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama
: Yuli Kusdaryanti
Nim
: 802011100
Program Studi
:Psikologi
Fakultas
: Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jenis Karya
: Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal
bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan
mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Pada tanggal : 20 Mei 2016
Yang menyatakan,
Yuli Kusdaryanti
Mengetahui,
Pembimbing utama
Berta Esti Ari P., S.Psi., MA.
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Yuli Kusdaryanti
Nim
: 802011100
Program Studi
: Psikologi
Fakultas
: Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Yang dibimbing oleh :
Berta Esti A. P., S.Psi., MA.
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimata atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa
memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 20 Mei 2016
Yang memberi pernyataan
Yuli Kusdaryanti
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Oleh
Yuli Kusdaryanti
802011100
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Disetujui pada tanggal :31 Mei 2016
Oleh
Pembimbing
Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., MA.
Diketahui oleh,
Disahkan oleh,
Kaprogdi
Dekan
Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.
Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN
KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW
Yuli Kusdaryanti
Berta Esti Ari Prasetya
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
Abstrak
Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan
antara Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UKSW.
Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan yang positif signifikan antara ASE
dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UKSW. Jumlah populasi dalam
penelitian ini yakni 738 mahasiswa dengan jumlah sampel 80 mahasiswa. Pengambilan
sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Variabel academic self efficacy diambil
dengan menggunakan angket Skala likert, sedangkan kematangan karir menggunakan angket
career development inventory. data dianalisis dengan menggunakan teknik analisa korelasi
product moment. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang positif signifikan
antara academic self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa psikologi UKSW.
Hasil uji menunjukan r = 0,551 dengan p < 0,05.
kata kunci : Academic Self-Efficacy, kematangan karir.
i
Abstract
This study aims to determine whether there is a significant positive correlation between
academic self-efficacy and career maturity in Psychology student at Satya Wacana Christian
University. The hypothesis of this study is that there is a significant positive correlation
between academic self-efficacy and career maturity in Psychology student at Satya Wacana
Christian University. In total there are 738 Psychology students and 80Psychology students
were participate in this study using accidental sampling method. Variable academic selfefficacy were collected using academic self-efficacy by Herdianti and variable career
maturity were collected using career development inventory modified by Trisya. Data were
analyzed using correlation product moment. The result shows r = 0,551 dengan p < 0,05
which means there is significant positive correlation betweenacademic self-efficacy and
career maturity in Psychology student at Satya Wacana Christian University.
Keywords: Academic Self-Efficacy, career maturity.
ii
1
PENDAHULUAN
Di jaman modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu hal yang penting
untuk individu. Menurut Herr dan Crammer (dalam Trisya, 2014) pekerjaan memiliki
peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan
ekonomis, sosial dan psikologis. Secara ekonomi orang yang bekerja akan memperoleh
penghasilan atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara sosial orang yang
bekerja akan lebih dihargai dibandingkan dengan orang yang menganggur. Hal ini
menyebabkan mereka yang bekerja akan memiliki status sosial yang lebih tinggi di
masyarakat dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja. Sedangkan secara psikologis
orang yang bekerja memiliki harga diri dan kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang tidak bekerja.
Dari data Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka
penggangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Namun, saat ini banyak pengangguran.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun ini (Februari 2014-Februari 2015) jumlah
pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai 7,45 juta
orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan untuk tingkat
pendidikan tinggi. Berdasarkan data BPS, untuk lulusan strata satu, tingkat pengangguran
bertambah dimana pada Februari tahun lalu sebanyak 4,31 persen menjadi 5,34 persen.
Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi
7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05
persen. Padahal mereka inilah yang seharusnya mampu diharapkan menjadi generasi penerus
untuk bisa membawa kemajuan bagi bangsa ini.
Banyaknya pengangguran pada mahasiswa ditengarai sebagai salah satu akibat dari
kurangnya kematangan karir individu. Kurangnya kematangan karirjuga terjadi pada
mahasiswa fakultas psikologi, peneliti menanyakan pada beberapa mahasiswa mengenai apa
2
yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi, dan beberapa dari mereka
menjawab belum tahu apa yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi.
Kematangan karir merupakan sikap dan kompetensi yang berperan untuk
pengambilan keputusan karir (Hasan, dalam Paraisu, 2015). Sikap dan kompetensi tersebut
mendukung penentuan keputusan karir yang tepat. Kematangan karir juga merupakan refleksi
dari proses perkembangan karir individu meningkatkan kapasitas untuk membuat keputusan
karir (Paraisu, 2015).
Super (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa kematangan karir merupakan
keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan karir tertentu. Indikasi yang relevan dengan kematangan karir adalah
kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta
kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam
membuat pilihan pekerjaan atau pemantapan diri dalam suatu pekerjaan.
Adapun aspek dari kematangan karir menurut Super (dalam Watskin & Campbell,
2000) ialah (a.) Career planning, mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa
depan, (b.) Career eksploration, mengukur sikap terhadap sumber informasi, (c.) Career
decision making, mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan
dan (d.) World of work information, mengukur pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan,
cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peran-peran dalam dunia pekerjaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Super (dalam
Christi, 2015) ialah (1) Faktor bio-sosial, informasi yang lebih spesifik, perencanaan,
penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi perencanaan karir yang
berhubungan dengan bio-sosial seperti kecerdasan dan usia,(2) Faktor lingkungan,
kematangan individu yang berkolerasi langsung dengan tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan
3
orang tua, dan stimulus budaya keluarga,(3) Prestasi individu, meliputi prestasi akademik,
kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik,(4) Faktor vokasional,
kematangan karir individu berkorelasi langsung dengan aspirasi vokasional, tingkat
kesesuaian dan ekspektasi karir dan(5) Kepribadian, meliputi konsep diri, fokus akan karir,
bakat khusus, nilai/norma dan tujuan hidup.
Menurut Super (Supriyono, 2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan
karir individu yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan individu tentang diri dan
lingkungan. Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Kristiono, 2011) individu yang memiliki
konsep diri yang positif antara lain ditandai dengan memiliki tujuan yang realistis dan sesuai
dengan bakat dan minat, lebih bisa menerima dirinya sendiri secara apa adanya, memiliki
kemungkinan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut dan bisa merencanakan dirinya
untuk lebih baik. Salah satu aspek penting dalam konsep diri yaitu self efficacy(Supriyono,
2000),self efficacy dimaknai sebagai persepsi seseorang tentang kemampuan fisik maupun
psikis yang dimiliki untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehubungan dengan
perbaikan kualitas hidupnya. Self efficacy menurut Santrock (2007) kepercayaan seseorang
atas
kemampuannya
dalam
menguasai
situasi
dan
menghasilkan
sesuatu
yang
menguntungkan. Tinggi rendahnya prestasi mahasiswa pada saat kuliah dipengaruhi oleh
academic self efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa di mana hal tersebut berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Academic self efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki
keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau
mencapai specific academic goal (Bandura dkk, 2008).
Academic self efficacyselanjutnya disebut ASE berdasarkan pada self efficacy
Bandura (dalam Golightly, 2007).Academic self efficacy mengacu pada keyakinan individu
yang dapat berhasil melakukan tugas-tugas akademik yang diberikan pada tingkat yang
ditunjuk (Ferla, Valcke, & Cai, 2009).Miner menyatakan (Luthans dalam Riyanti, 2007)
4
bahwa individu yang memiliki high self efficacy memiliki harapan-harapan yang kuat
mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang
sama sekali baru. Dalam hal ini, tinggi rendahnya prestasi pada saat kuliah juga dipengaruhi
oleh academic self efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa dimana tentunya berpengaruh
terhadap prestasi belajar. Academic self efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki
keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau
mencapai specific academic goal(Bandura;Eccles&Wigfield; Elias&Loomis;Gresham;
Linnenbrink & Pintrich; Schunk & Pajares dalam McGrew, 2008).
ASE menjelaskan sejauh mana kepercayaan individu dalam memutuskan perilaku
yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesuksesan secara akademis (Smith; Downs dalam
Golightly, 2007). Menurut definisi ini, ASE adalah derajat kepercayaan seseorang untuk
dapat memutuskan perilaku akademisyang bertujuan pada kesuksesan akademis. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ASE adalah tingkat kepercayaan individu untuk
mencapai kesuksesan dalam bidang akademis.
Aspek-aspekself efficacy Bandura (1997) yaitu; a) Magnitude, aspek ini berkaitan
dengan kesulitan tugas. b) Generality, aspek ini berhubungan dengan luas bidang tugas atau
tingkah laku. c) Strength, aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan
seseorang terhadap keyakinannya.
Kemudian aspek-aspek didalam ASE menurut Bandura (dalam Herdianti, 2015) ialah
sebagai berikut; a) Aspek keyakinan diri (proses kognitif), merupakan kemampuan untuk
menilai diri sendiri secara positif dalam hal potensi yang dimiliki untuk melakukan suatu
tugas, kendala, atau tuntutan sosial. b) Aspek afeksi, merupakan kemampuan untuk
mengelola dan mengekspresikan isyarat atau gejolak mental, termasuk perasaan, emosi,
maupun suasana hati. c) Aspek motivasional, merupakan keinginan untuk melakukan suatu
5
tugas, kendala, maupun tuntutan sosial dalam rangka mencapai hasil yang maksimal. d)
Aspek seleksi, kemampuan untuk memilah situasi sosial yang dihadapi dan menyesuaikan
diri dengan situasi tersebut secara tepat.
Berdasarkan dari uraian teori di atas, peneliti menyimpulkan empat komponen ASE
merupakan hal yang penting dan pasti dimiliki oleh mereka yang mengenyam pendidikan,
namun hal ini tergantung dari bagaimana individu menyikapinya.
Super (dalam Christi, 2015) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan karir. Diantaranya adalah faktor prestasi individu, meliputi prestasi akademik,
kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik. Menurut pandangan dari
penulis, seseorang yang memiliki ASE yang tinggi maka akan mempengaruhi tinggi tingkat
kematangan karir individu tersebut. Hal ini didukung juga oleh penelitian (Powell&Luzzo
dalam Lestari,2013) mengatakan bahwa mahasiswa dengan tingkat kematangan karir yang
tinggi akan menunjukkan kesadaran yang lebih pada proses pengambilan keputusan karir,
berpikir tentang alternative pekerjaan lain, dan menghubungkan perilaku saat ini dengan
tujuan masa depan.
ASE dapat didefinisikan sebagai keyakinan yang dimiliki seseorang tentang
kemampuan atau kompetensinya untuk mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi
tantangan akademik. Individu yang menganggap tingkat ASE cukup tinggi akan berusaha
lebih keras sehingga kematangan karir individu bisa tercapai, berprestasi lebih banyak, dan
lebih gigih dalam menjalankan tugas dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki
daripada yang menganggap ASE rendah. Sehingga dalam hal ini menurut asumsi dari
peneliti, individu yang memiliki tingkat ASE tinggi maka kematangan karir yang dimilikinya
akan meningkat juga karena hal ini mempengaruhi motivasi individu tersebut dalam
mencapai kematangan karirnya.
6
ASE mengacu pada pertimbangan seberapa besar keyakinan seseorang tentang
kemampuannya melakukan sejumlah aktivitas belajar dan kemampuannya menyelesaikan
tugas-tugas
belajar.
ASE
merupakan
keyakinan
seseorang
terhadap
kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas akademik yang didasarkan atas kesadaran diri tentang pentingnya
pendidikan, nilai dan harapan pada hasil yang akan dicapai dalam kegiatan belajar (Alwisol
dalam Herdianti, 2015). Individu yang memiliki kemampuan menyelesaikan tugas-tugas
akademiknya diharapkan juga mampu mendorong kematangan karir yang baik pada diri
individu dimana Super (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa kematangan karir
merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang
khas pada tahap perkembangan karir tertentu.
Hasil penelitian Nathalia (dalam Lestari, 2013) menyimpulkan beberapa ciri orang
yang memiliki efikasi diri yang tinggi antara lain suka memikul tanggung jawab secara
pribadi dan menginginkan hasil yang diperoleh dari kemampuan optimalnya. Individu juga
suka pada tantangan dan tidak suka melakukan tugas yangmudah atau sedang. Selain itu,
individu sangat menghargai waktu, memiliki daya kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam
mencari cara mengatasi masalah, menyukai segala sesuatu yang mengandung resiko karena
individu percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu meskipun sulit.
Efikasi diri berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Oleh karena itu,
dengan menumbuhkan efikasi diri, mahasiswa diharapkan mempunyai kemandirian dalam
pembuatan keputusan karir yaitu mahasiswa dapat memilih jurusan pendidikannya sendiri
yang disesuaikan dengan kemampuan dirinya serta mengetahui pekerjaan apa yang sesuai
dengan bidang pendidikan yang ditempuhnya.
7
Philip & Gully (dalam Lestari, 2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa
individu yang memiliki orientasi tujuan pembelajaran lebih tinggi mempunyai self efficacy
yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memiliki orientasi tujuan yang lebih rendah.
Penelitian sebelumnya oleh Lestari (2013) tentang hubungan antara Self Efficacy
dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan hasil ada hubungan positif yang signifikan antara self efficacy dengan kematangan
karir pada mahasiswa tingkat akhir. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Rachmawati (2012) menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara self efficacy
dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir.
Melihat fenomena dan hasil penelitian yang ada maka penulis ingin melakukan
penilitian lebih lanjut mengenai academic self efficacy dengan kematangan karir. Alasan
penulis memilih judul penelitian ini karena sejauh pengamatan penulis, penelitian ini tidak
banyak dilakukan.
Masalah penelitian :
“Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Academic Self Efficacy
dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW?”
Hipotesis Statistik
Ada hubungan positif dan signifikan antara Academic Self Efficacydengan kematangan karir
mahasiswa UKSW.
8
METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-
Variabel bebas (X)
: AcademicSelf Efficacy
-
Variabel terikat (Y)
: Kematangan karir
PARTISIPAN
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa dengan total populasi sebanyak 738 mahasiswa
Psikologi UKSW, atau sekitar 10% dari total populasi. Dimana jumlah ini sudah melebihi
jumlah sampel minimum menurut Frankel & Wallen (1993) yaitu sebesar 50 sampel, dan
juga menurut Azwar (2012) yaitu 60 orang. Sampel penelitian merupakan mahasiswa yang
dipilih langsung oleh peneliti dan kemudian bertanya dan meminta tolong dengan teman
disekitarnya. Teknik pengambilan data menggunakan incidental sampling. Ini adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau
incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui tersebut cocok dengan sumber data (Sugiyono, 2012). Subjek yang
dipilih adalah mahasiswa baik pria atau wanita, sedang menempuh pendidikan perguruan
tinggi diFakultas Psikologi UKSWyang memiliki rentang usia 18 sampai dengan 23 tahun.
Alat Ukur
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket. Angket yang digunakan ada dua
macam, yaitu angket Academic Self-Efficacy dan angket kematangan karir.
9
a. Academic self efficacy(ASE)
Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode skala. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert merupakan skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Herdianti, 2015). Skala ASE ini disusun oleh
Herdianti (2015) dengan melibatkan empat aspek dari ASE menurut Bandura, yaitu
aspek keyakinan diri, aspek afeksi, aspek motivasional dan aspek seleksi.
Jawaban yang digunakan dalam skala ini adalah sebagai berikut; untuk skor
Favorable(4,3,2,1) sedangkan untuk skor Unfavorable (1,2,3,4). Dengan pernyataan
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Pernyataan favorable merupakan hal-hal yang positif atau mendukung terhadap sikap
obyek. Pernyataan unfavorable merupakan hal-hal yang negatif yakni tidak
mendukung atau kontra terhadap sikap obyek yang hendak di ungkap. Skala ASE
disusun dengan skala likert dengan empat jawaban dengan skor jawaban tertinggi
yaitu 4,3,2,1. Dengan Alpha Cronbach sebesar 0,872 dari penelitian sebelumnya
(Herdianti, 2015).
Uji validitas yang dilakukan oleh Herdianti (2015) pada 62 partisipan
menghasilkan validitas setiap item bergerak mulai dari 0,251-0,967 dengan koefisien
Alpha Cronbach sebesar 0,872. Skala ASE diuji kembali oleh peneliti dengan uji daya
diskriminasi item dan reliabilitas dengan data try-out terpakai. Hasil uji daya
diskriminasi item dan reliabilitas menunjukkan bahwa ada item yang gugur sebanyak
8 item dan total item valid sebanyak 52 item. Koefisien diskriminasi item pada skala
ini bergerak mulai dari 0,263-0,619 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,927 pada 80
partisipan. Koefisien reliabilitas ini berada pada kisaran 0,9-1 sehingga dapat
dikatakan bahwa reliabilitas alat ukur ini tergolong sangat reliabel (Azwar,2001).
10
b. Kematangan Karir
Penulis menggunakan skala kematangan karir yang dimodifikasi oleh peneliti
yang telah dikembangkan oleh Creed dan Patton (2004) dan diadaptasi olehTrisya
(2014). Skala kematangan karir memiliki 4 aspek yaitu career planning, career
eksploration, career decision making, dan world of work informationyang dikenal
dengan istilah Career Development Inventory. Dalam teknik penilaian menggunakan
skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, netral, tidak
sesuai, dan sangat tidak sesuai dengan 14 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable.
Nilai aitem favorable akan memiliki skor 5 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 4 untuk
jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS),
dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitu juga dengan sebaliknya, untuk
nilai unfavorable akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 untuk
jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS),
dan 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Dalam pengujian alat ukur penelitian
sebelumnya koefisien reliabilitas yang dicapai sebesar 0,875 berarti alat ukur tersebut
reliable (Trisya, 2014). Dalam penelitian ini diuji kembali oleh peneliti dengan tryout
terpakai.
Kematangan karir menggunakan skala Likert yang terdiri dari 27 item dengan
5 pilihan jawaban mulai dari “sangat sesuai” sampai dengan “sangat tidak sesuai”. Uji
daya diskriminasi item dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan ada
item gugur sebanyak 15 item dan item valid sebanyak 12 item. Koefisien diskriminasi
item pada skala ini bergerak mulai dari 0,282-0,708, dengan koefisien Alpha
Cronbach0,857 pada 80 partisipan. Koefisien reliabilitas ini berada pada kisaran 0,80,9 sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas alat ukur ini tergolong cukup
(Azwar,2001).
11
HASIL PENELITIAN
Data Deskriptif
Tabel 1.Descriptive Statistics
N
ASE
kematangankarir
80
80
Mean
156.59
44.45
Std. Deviation
15.548
7.524
Minimum
125
29
Maximum
208
60
Tabel 1 merupakan deskripsi data statistika dari skor partisipan untuk setiap variabel.
Peneliti kemudian membagi dari setiap skala menjadi 5 kategori mulai dari “sangat rendah”
sampai “sangat tinggi”. Interval skor untuk setiap kategori ditentukan dengan menggunakan
rumus interval (Hadi, 2000).
Tabel 2 dan 3 menunjukkan jumlah partisipan untuk setiap kategori pada masingmasing variabel.
Tabel 2. Kriteria skor ASE
No
1
2
3
4
5
Interval
176,8≤x≤208
145,6≤x