MAKALAH ORGANISASI BISNIS Disusun Oleh K

MAKALAH

“ORGANISASI BISNIS”

Disusun Oleh Kelompok 7:
Ade Satria
Iwan Adha Reta P
Irsan Pahlawan
Fonna Fahlevi

Dosen pembimbing: Murkhana SE,M.BA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAHKUALA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesiakan penulisan makalah yang berjudul
“Organisasi Bisnis”.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati
penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Murkhana

SE,M.BA yang telah memberikan tugas yang bermanfaat ini kepada penulis.juga untuk
rekan sekelompok yang telah bekerjasama dengan cukup baik. Serta semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sesuai
dengan yang diharapkan.

Banda Aceh,27 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
BAB

HALAMAN
KATA PENGANTAR …..……………………................................. i
DAFTAR ISI …………………………………………..……............... ii

I

II


PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ……………………………………………….. 1

1.2

Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah …………………… 2

PEMBAHASAN
2.1

Struktur Organisasi …………………………………………… 3

2.1.1 Prinsip-prinsip Organisasi ……………………………………. 3
2.2

Otoritas di dalam Organisasi ………………………………… 4


2.2.1 Delegasi ……………………………………………………….. 4
2.2.2 Perbedaan Desentralisasi dan Pemusatan ………………... 5
2.2.3 Otoritas Garis dan Staf di dalam Organisasi-Organisasi …. 5
2.2.4 Organisasi Garis ……………………………………………… 5
2.2.5 Organisasi Garis dan Staf …………………………………… 7
2.3

Departementalisasi …………………………………………… 8

2.3.1 Departementalisasi Fungsional ………………………………8
2.3.2 Departementalisasi Produk ………………………………….. 8
2.3.3 Departementalisasi Pelanggan ……………………………… 8
2.3.4 Departementalisasi Wilayah …………………………………. 9
2.3.5 Departementalisasi Acuan/Matriks ………………………….. 9
2.4

Pencocokan Organisasi terhadap Situasi ………………...… 9

2.4.1 Birokrasi ……………………………………………………….. 10
2.4.2 Adokrasi ……………………………………………………….. 10

2.4.3 Pendekatan bagi Ketidaktentuan Pengorganisasian ……… 11
2.4.4 Mengorganisir Kekacauan …………………………………… 12
2.4.5 Etika tentang Pengorganisasian Ulang …………………….. 12
2.5

Bagaimana Perusahaan Global Mengorganisir …………… 13

2.5.1 Struktur Internasional …………………………………………. 13
2.5.2 Struktur Transnasional yang akan Datang …………………. 14
2.6

Organisasi Formal dan Informal ………………………………14

2.6.1 Komunikasi di dalam Organisasi-Organisasi ……………….. 14
2.6.2 Desas desus dan Slentingan ……………………………….... 16

KESIMPULAN …………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..… 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu organisasi bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas
dari bagaimana mereka mengelola/mengatur segala aspek yang terdapat dalam
bisnis tersebut. Struktur organisasi bisnis, penerapan prinsip organisasi serta
bagaimana perilaku pebisnis dalam menjalankan bisnis mereka sangatlah
menentukan jalannya bisnis yang mereka tempuh.
Suatu struktur menurut bisnis modern harus menempatkan karyawan dari berbagai
tingkat kemampuan guna mencapai efisiensi yang maksimal. Struktur organisasi
merupakan suatu rangka kerjasama dari berbagai bagian menurut pola yang
menghendaki adanya ketertiban, penyusunan yang logis dan hubungan yang serasi.
Jika perusahaan atau organisasi bisnis mampu menerapkan dan
mengkombinasikan seluruh aspek tersebut, maka bukanlah hal yang mustahil jika
usaha mereka akan berhasil. Masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha bisnis
pada masa globalisasi ini adalah kurangnya kemampuan mereka dalam
mengorganisir perusahaan untuk go-global.

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah
Maksud dan tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk menjelaskan

bagaimana perusahaan mengelola dan mengatur sumberdaya mereka. Sarana
untuk mengelola dan mengatur sumberdaya tersebut adalah dengan menggunakan
struktur organisasi. Jika perusaahan tersebut sudah memiliki struktur organisasinya,
maka alur pertanggungjawaban dapat dengan jelas dilaksanakan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Struktur Organsasi
Struktur organisasi adalah gambaran struktur yang mengindikasikan gelar dari tiap
posisi kepemimpinan dan dihubungkan dengan garis yang menunjukkan kepada siapa
bertanggung jawab, dan siapa yang memimpin perintah dalam tiap departemen.
Rantai pimpinan atau rantai kekuasaan adalah garis dimana wewenang dari presiden
untuk pekerja di posisi terbawah pada grafik organisasi. Selanjutnya, arus tanggung
jawab dari bawah ke atas adalah sama, yaitu pekerja bertanggung jawab kepada
presiden.
2.1.1 Prinsip-prinsip Organisasi
Ahli manajemen merumuskan prinsip-prinsip untuk mencapai organisasi yang baik:



Prinsip hirarkhi adalah filsafat yang mengharuskan adanya rangkaian pimpinan
yang jelas dari posisi paling tinggi ke posisi paling rendah dalam sebuah



perusahaan.
Prinsip kesatuan komando adalah filsafat bahwa tiap orang di perusahaan harus
melaporkan hanya kepada satu pengawas. Ini menjamin bahwa tiap perintah
dapat dimengerti dan tidak terjadi pertentangan perintah dari dua atau lebih
pengawas.

Contoh Struktur Organisasi

Presiden
Pimpinan
Pimpinan
Produksi
Penjualan
Daerah A :
Daerah B :

Manajer
Manajer
Penjualan

Penjualan

Pimpinan
Keuangan

Pabrik 1 :
Manajer

Penyelia

Penyelia

Pabrik 2 :
Manajer

Penyelia


Pengontrol

Asisten
Pimpinan
Keuangan

Penyelia

2.2 Otoritas di dalam Organisasi
Otoritas adalah hak untuk mulai bertindak, hak untuk membuat keputusan, hak untuk
melangsungkan pekerjaan dari orang lain, dan hak untuk memberi pesanan/perintah.

2.2.1 Delegasi
Delegasi adalah proses memberi hak seseorang untuk menyelesaikan satu tugas yang
ditugaskan. Tanggung jawab adalah kewajiban seorang bawahan untuk
melaksanakan satu tugas yang ditugaskan. Di dalam mendelegasikan suatu tugas,
superior menugaskan suatu tanggung jawab kepada bawahan, dan bawahan menerima
tanggung jawab itu. Tanggung-jawab adalah filsafat tentang para bawahan yang dapat
dikenakan kepemilikannya karena melaksanakan tugas mereka dan melaporkan hasilhasil itu kepada para bos mereka.


2.2.2 Perbedaan Desentralisasi dan Pemusatan
*) Desentralisasi adalah mendelegasikan para bawahan(subordinat) otoritas untuk
keputusan-keputusan selagi memelihara kendali di atas hal-hal pelebaran perusahaan.
*) Pemusatan adalah konsentrasi dari banyaknya otoritas pengambilan keputusan
dalam kekuasaan beberapa orang yang ada di puncak

perusahaan. Pengambilan keputusan di dalam organisasi yang dipusatkan disebar
sepanjang perusahaan.

2.2.3 Otoritas garis dan staf di dalam organisasi-organisasi
Ada dua jenis otoritas dasar organisasi :


otoritas garis



otoritas staf


Otoritas garis adalah otoritas untuk mengeluarkan order/pesanan kepada para
bawahan sepanjang rantai kewenangan/perintah.
Otoritas staf adalah otoritas yang hanya membantu dan menasehati manajer garis.

2.2.4 Organisasi garis
Organisasi garis adalah suatu organisasi di mana masing-masing manajer secara
langsung bertanggung jawab untuk suatu aktivitas yang penting yang diperlukan untuk
memenuhi sasaran organisasi itu. Yang termasuk perusahaan pabrik ini adalah
produksi, penjualan, dan sasaran keuangan.

Contoh Organisasi Garis yang Sederhana:

Pemegang
saham
Dewan Direktur

Presiden

Pimpinan
Produksi

Pimpinan
Pemasaran

Pimpinan
Keuangan

Wilayah A :
Manajer Penjualan

Daerah A:
Manajer
Penjualan

Wilayah B :
Manajer Penjualan

Daerah B :
Manajer
Penjualan

Penjual

Daerah C :
Manajer
Penjualan

Penjual

Penjual

Contoh organisasi garis dan staf

Presiden

Manajer
Personalia
Pimpinan
Pemasaran

Manajer
Pengendalian
Mutu

Asisten
Presiden

Pengontrol

Pimpinan
Produksi

Pimpinan
Keuangan

Manajer
Pemeliharaan

Daerah D:
Manajer
Penjualan
Penjual

Pabrik 1:
Pengawas

Pabrik 2:
Pengawas

Penyelia

Penyelia

Penyelia

Penyelia

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

2.2.5 Organisasi garis dan staf adalah organisasi yang mempunyai departemen garis
dan staf. Sebagai suatu pertumbuhan perusahaan, hal ini sering kali lebih masuk
masuk akal untuk menugaskan para manajer staf untuk aktivitas perorangan dibanding
untuk membuat garis manajer kepada pekerjaan masing-masing. Masalah yang timbul
dengan menetapkan para manajer staf terpisah seperti personil adalah munculnya
konflik-konflik yang tersirat antara garis dan staf para manajer.

2.3 Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses dimana suatu aktivitas perusahaan dikelompokkan
bersama-sama dan ditugaskan kepada para manajer.
Ada lima jenis utama departmentalsasi: fungsional, produk, konsumen/pelanggan,
wilayah, dan acuan/matriks.

2.3.1 Departementalisasi Fungsional

Departementalisasi Fungsional adalah menggolongkan aktivitas di sekitar fungsi
penting atau proses-proses dasar. Fungsi itu akan termasuk produksi, pemasaran, dan
keuangan. Proses-proses itu akan termasuk penyepuhan dan mengelas. Sebagai
contoh: menggunakan departemen produksi yang sama untuk membuat sepuluh
produk yang berbeda dapat menjadi hal yang sangat membingungkan.

2.3.2 Departmentalsasi produk
Departmentalsasi produk adalah menggolongkan aktivitas di sekitar produk-produk atau
garis produk. Suatu perusahaan pabrik susu akan menyiapkan departemendepartemen terpisah untuk susu, cheese,yoghurt, dan eskrim.

2.3.3 Departementalisasi pelanggan
Departementalisasi pelanggan adalah menggolongkan aktivitas di sekitar kebutuhan
dari pelanggan-pelanggan yang tertentu. Sebagai contoh: konsumen-konsumen,
pelanggan-pelanggan atmosphere, dan pelanggan-pelanggan yang industri lain.

2.3.4 Departementalisasi wilayah
Departementalisasi wilayah adalah menggolongkan aktivitas di sekitar bidang-bidang
ilmu kebumian dimana perusahaan melakukan bisnis.

2.3.5 Departementalisasi acuan/matriks

Departementalisasi acuan/matriks adalah menggolongkan aktivitas di sekitar suatu
himpunan yang fungsional dari departemen-departemen tetapi dengan spesialis dari
masing-masing departemen bekerja sama di proyek-proyek yang spesifik.

2.4 Pencocokan organisasi terhadap situasi
Teori organisasi adalah bagian dari pengetahuan terkait dengan pemahaman,
penjelasan dan peramalan sebaik apa struktur suatu organisasi untuk memenuhi tujuan
yang ingin dicapai. Dewasa ini banyak pekerjaan di dalam teori organisasi ditujukan
untuk menjelaskan bagaimana caranya sesuai dengan struktur organisasi kepada sifat
alami tujuan perusahaan itu.
Ahli-ahli manajemen mengetahui bahwa struktur organisasi yang berbeda adalah
sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda.

2.4.1 Birokrasi
Kebanyakan orang melihat birokrasi, mereka berpikir tentang birokrat-birokrat dan
pegunungan yang enggan membantu dari birokrasi. Tapi itu tidak mempunyai arti yang
bermakna.
Gagasan untuk suatu birokrasi pertama diusulkan oleh Ahli Filsafat Jerman yaitu Max
Weber pada awal 1990. Selama periode ini tidak ada teori-teori atau buku yang

menjelaskan bahwa bagaimana caranya mengorganisir dan mengatur perusahaan.
Weber mengusulkan birokrasi sebagai suatu solusi kepada hampir semua kekurangan
pengaturan yang berlaku pada waktu itu. Proposal weber mewakili suatu kemajuan
pesat di dalam lingkungan ahli manajemen. Birokrasi adalah suatu pendekatan atau
sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pemerintah, suatu bagian kerja yang
dijalankan departemen-departemen, suatu sistim menurut aturan-aturan, hak-hak dan
tugas-tugas dari semua karyawan, dan suatu sistim dari prosedur-prosedur dalam
hubungan dengan keputusan-keputusan yang rutin.

2.4.2 Adokrasi
Jika anda memandu di sekitar bidang yang dikenal sebagai Silicon Valley di California,
anda akan menemukan ratusan perusahaan bahwa kelihatannya kacau. Banyak di
antara mereka adalah perusahaan komputer atau elektronika.
Perusahaan ini wajib memproduksi barang baru secara terus menerus. Mereka seperti
itu karena menjalankan dengan cara yang berbeda dari perusahaan yang
berbeda rutinitas, kondisi-kondisi yang stabil. Ahli-ahli sudah menyebutkan ini
organisasi-organisasi yang baru adhocracy. Adhocracy adalah satu organisasi di mana
ada sedikit; beberapa pekerjaan yang khusus dan kesetiaan yang diperlukan kecil
kepada rantai dari perintah. Struktur organisasi biasanya dihindarkan. Pengambilan
keputusan didesentralisasi. Di dalam perusahaan ini ada biasanya satu set
kepercayaan-kepercayaan yang umum dan dari tujuan yang umum yaitu "kultur". Kultur

ini membantu memegang rekor karyawan bersama-sama dan bantuan-bantuan
memastikan bahwa pekerjaan dari perusahaan itu dilaksanakan secara efektif.
2.4.3 Pendekatan bagi Ketidaktentuan pengorganisasian
Kita dapat lihat, struktur organisasi yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas
yang berbeda. Para manajer harus mengambil keputusan dan tergantung pada
pendekatan pengorganisasian. Sependapat ekstremum adalah organisasi-organisasi
untuk melaksanakan tugas-tugas yang dapat diprediksi, rutin, seperti perakitan atau
pembukuan yang auto. Efisiensi ditekankan, dan organisasi-organisasi sukses bersifat
birokratis. Mereka menekan kesetiaan kepada aturan-aturan dan rantai dari perintah.
Di ekstremum yang lain adalah perusahaan seperti laboratorium-laboratorium riset dan
pabrikan-pabrikan elektronika teknologi tinggi, yang secara umum menghadapi
teknologi cepat berubah. Di dalam kreativitas perusahaan ini dan aktivitas bersifat
usahawan ditekankan. Perusahaan itu secara umum diorganisir lebih merupakan
adhocracies. Mereka tidak memaksa karyawan untuk salah berpegang kepada;
berpantang dengan aturan-aturan atau untuk melekat lekat kepada rantai dari perintah.
Satu pekerjaan karyawan dapat berubah sehari-hari, dan departemen-departemen
dibangun lebih di sekitar proyek-proyek atau regu-regu dibanding di sekitar keahlian
khusus fungsional.
2.4.4 Mengorganisir Kekacauan
Ahli manajemen Tom Peters, di dalam bukunya Thriving on Chaos, menyarankan
bagaimana para manajer dapat membuat organisasi-organisasi mereka lebih fleksibel.

*) Pertama, mereka harus menyederhanakan struktur organisasi mereka.
*) Kedua, para manajer harus pula "hapuskan aturan-aturan birokratis" hal tersebut
diutarakan Peters. Ia menyarankan agar mengurangi semua kebijakan manual dari 50
sampai 75 persen per tahun. Sebagai contoh, Perusahaan perlu juga "kesankan memomemo!" dan perlu tanya, "Apakah Anda benar-benar memerlukan manual kebijakan
itu?"

2.4.5 Etika tentang pengorganisasian ulang
Downsizing adalah mengurangi biaya-biaya dengan pemecatan karyawan dan
menugaskan kembali tugas-tugas mereka kepada karyawan yang tinggal. Downsizing
hampir selalu memiliki arti pengorganisasian ulang. Sebagai contoh, ketika AT&T
downsized, mereka mengeliminasi banyak lapisan dari para manajer pertengahan. Hal
ini berarti mereduksi struktur organisasi. Downsizing dan pengorganisasian ulang
menaikkan satu isu yang penting. Pada suatu pihak, perusahaan bersifat bertanggung
jawab kepada pemilik-pemilik mereka (pemegang saham) untuk menyimpan dan
memelihara biaya-biaya yang menurun/jatuh yang merupakan satu-satunya jalan
mereka agar dapat bersaing. Sebaliknya, itu bukanlah etis untuk
memecat/membubarkan ribuan karyawan.

2.5 Bagaimana perusahaan global mengorganisir
Dua ahli manajemen menemukan bahwa kebanyakan perusahaan global mengorganisir
dengan tiga cara :


secara multinasional



secara internasional



secara serentak.

Masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan-kelemahan. Struktur
multinasional adalah suatu struktur organisasi di mana perusahaan menyiapkan anak
perusahaan asing yang pada dasarnya miniatur, replika yang mandiri dari “induk”
perusahaan. Setiap perusahaan miniatur pada setiap negeri diberi banyak otonomi
untuk menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi bisnis lokal.

2.5.1 Struktur internasional adalah struktur organisasi di mana “anak” perusahaan
asing perusahaan itu bukanlah suatu otonomi yang sama atau sebagai perusahaan
yang mencukupi diri mereka dengan stuktur yang multinasional. Keuntungan utama
adalah perusahaan “induk” memelihara kendali semakin dekat dari cabang-cabang.
Struktur global adalah struktur organisasi di mana perusahaan dipusatkan dan “anak”
perusahaan asing lekat dikendalikan dari kantor pusat. Sony adalah satu perusahaan
dengan suatu struktur yang global. Sony dipusatkan dengan kendali yang kuat dari
markas besar di Jepang. Sony mendapatkan laba yang sangat besar dengan
menghasilkan barang-barang seperti Walkman karena perencanaan produksi yang
matang. Sony tidak mengadaptasikan produk-produknya kepada kebutuhan-kebutuhan
lokal seperti pabrik mobil. Setiap orang dunia sepertinya menghendaki Walkman dalam
bentuk yang sama.
2.5.2 Struktur Transnasional yang akan datang
Perusahaan internasional memerlukan struktur organisasi yang dapat melakukan
segalanya serempak: menemukan kebutuhan-kebutuhan lokal, mempercepat

menyebarnya inovasi, dan menyadap ekonomi dari skala. Struktur yang internasional
akan transnasional. Struktur transnasional adalah struktur organisasi yang terlihat
banyak seperti struktur acuan/matriks secara tertulis tetapi mendorong karyawan di
seluruh dunia untuk berbagi suatu visi dari apa yang perusahaan mereka wakilkan.

2.6 Organisasi Formal dan Informal
Organisasi formal adalah organisasi yang dapat terlihat dalam gambar struktur
organisasi. Organisasi Informal adalah kontak-kontak yang informal, komunikasikomunikasi, dan cara meningkatkan perkembangan karyawan.

2.6.1 Komunikasi di dalam Organisasi-organisasi
Komunikasi adalah proses mempengaruhi perilaku orang lain dengan gagasangagasan pembagian, informasi, atau perasaan dengan mereka. Di adhocracies ada
lebih banyak penekanan di penyaluran langsung lisan, dan komunikasi-komunikasi
yang informal. Semua organisasi adalah jaringan komunikasi. Menulis memo-memo,
laporan-laporan, prosedur-prosedur, dan komunikasi-komunikasi lisan mengalir
sepanjang perusahaan. Di dalam organisasi-organisasi yang birokratis, komunikasikomunikasi cenderung ditulis dan sangat disusun.
Struktur organisasi perusahaan itu diduga untuk membatasi kebanyakan komunikasi
kepada saluran-saluran formal tertentu. Hal ini bekerja dengan cukup baik ketika
tanggapan-tanggapan yang cepat tidak diperlukan. Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak mengikuti bagan organisasi formal. Itu adalah hal yang terutama

saat suatu perusahaan harus membuat suatu keputusan yang cepat. Di suatu studi dari
perusahaan yang inovatif, dua ahli menemukan bahwa perusahaan menggunakan
beberapa teknik-teknik untuk mendorong komunikasi yang informal. Teknik-teknik
mencakup nama untuk semua karyawan, kantor terbuka (tanpa dinding jangkung), dan
meja-meja besar di dalam ruang makan dimaksudkan untuk mendorong karyawan dari
departemen-departemen yang berbeda untuk makan dan bersosialisasi bersama-sama.
Mensurvei sikap(perilaku) merupakan survei-survei yang digunakan sebagai informasi
dari karyawan mengenai hal-hal seperti sikap-sikap mereka terhadap jam pekerjaan
dan gaya-gaya penyelia. Kebijakan pintu terbuka adalah suatu kebijakan mengizinkan
karyawan untuk merasa tidak canggung ke kantor bos untuk berbicara dengannya.
Politik kantor dapat mempengaruhi komunikasi. Politik kantor merupakan cara yang
sulit dipisahkan untuk mendapatkan simpati, mempercepat kariernya, dan memperoleh
kuasa. Karyawan sering kali bersekongkol menentang rantai yang formal dari perintah.
Sebagai contoh, suatu order manajer tidak sampai dipatuhi karena "politikus-politikus"
di antara karyawan berkomplot untuk menentangnya dengan harapan akan membuang
manajer.
2.6.2 Desas desus dan slentingan
Operasi organisasi informal sering kali disertai oleh desas desus/slentingan. slentingan
adalah seluruh jaringan dari kontak-kontak yang informal di suatu perusahaan. Desas
desus/slentingan muncul karena sedikitnya tiga alasan: ketiadaan informasi,
kegelisahan; rasa tidak aman, dan konflik-konflik secara emosional. Cara terbaik untuk
membuktikan suatu desas-desus adalah salah atau untuk menyangkal desas-desus

tersebut adalah memberitahukan kebenarannya sesegera mungkin. Karena, semakin
banyak desas-desus/slentingan itu diulangi, semakin banyak yang akan dipercaya dan
disimpangkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang Organisasi Bisnis secara keseluruhan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keberhasilan suatu organisasi bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas
dari bagaimana mereka menjalankan struktur organisasi perusahaan tersebut.
2. Untuk mencapai organisasi yang baik, para ahli manajemen merumuskan
prinsip-prinsip sebagai berikut:

*) Prinsip hirarkhi adalah filsafat yang mengharuskan adanya rangkaian pimpinan
yang jelas dari posisi paling tinggi ke posisi paling rendah dalam sebuah
perusahaan.
*) Prinsip kesatuan komando adalah filsafat bahwa tiap orang di perusahaan
harus melaporkan hanya kepada satu pengawas. Ini menjamin bahwa tiap
perintah dapat dimengerti dan tidak terjadi pertentangan perintah dari dua atau
lebih pengawas.
3. Otoritas adalah hak untuk mulai bertindak, hak untuk membuat keputusan, hak
untuk melangsungkan pekerjaan dari orang lain, dan hak untuk memberi
pesanan/perintah.
4. Departementalisasi terbagi menjadi: fungsional, produk, konsumen, wilayah, dan
acuan/matriks.
5. Pencocokan organisasi terhadap situasi menunjukkan bahwa struktur organisasi
yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda pula.
6. Komunikasi di dalam organisasi-organisasi sangatlah penting karena
mempengaruhi perilaku orang lain dengan gagasan-gagasan pembagian,
informasi, atau perasaan dengan mereka.
7. Cara terbaik untuk meyelesaikan desas-desus atau selintingan adalah dengan
memberitahukan kebenarannya sesegera mungkin agar tidak terlalu meyebar
dan semakin memperburuk keadaan.

DAFTAR PUSTAKA
William Schoell F, Garry Dessler, John A.Reinecke, (1993). Introduction to
Business, Allyn and Bacon, Boston.

Buchari, Alma, (1998). Pengantar Bisnis, Alfabeta, Bandung.