29 Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Daun Tabat Barito ( Ficus deltoidea Jack) Krisyanella, Meri Ardianti, dan Dachriyanus

  

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Daun Tabat Barito

( Ficus deltoidea Jack)

  , H

  ),

  incubator shaker , hotplate , timbangan analitik, magnetik stirrer dan tabung reaksi.

  Bahan

  Daun tumbuhan Ficus deltoidea Jack yang telah dikeringkan, n-heksana, etil asetat, metanol, CHCI

  3

  , aquadest, natrium hidroksida 1 %, natrium sulfat, anhidrida asetat, etanol, H

  2 SO

  4

  2 SO

  No.3), kapas, kain kasa, autoklaf (ALL American,

  4

  pekat, HCI pekat, FeCI

  3

  , pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, Nutrien agar (NA) (merck

  ®

  ), Sabouraud Dextrose Agar (SDA) (merck

  ®

  ), Nutrient Broth (NB), Sabouraud Dextrose agar (SDB), air Suling Steril, NaCl fisiologis, Kloramfenikol, Klotrimazol, Dimetil sulfoksida (DMSO), Metanol, Alkohol 70%.

  laminar air Flow cabinet(ESCO ®

  ®

  

Krisyanella, Meri Ardianti, dan Dachriyanus

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang

  deltoidea Jack dari famili Moraceae atau lebih dikenal dengan nama tabat barito.

  

Abstrak

  An antimicrobial activity studies from methanol extract of the leaves Tabat Barito (Ficus

  

deltoidea Jack) to some bacterias and fungis with diffusion method and determination of

  Minimum Inhibitory Consentration (MIC) by using dilution method have been done. From antimicrobial activity test by using diffusion method show that methanol extract of the leaves Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack) can inhibit the growth of bacterias and fungis. The MIC for

  

staphylococcus aureus is 1%, for staphylococcus epidermis is 0.7%, for staphylococcus

aeruginosa is 0.8%, and for eschericha coli is 0.7%.

  Keywords : Tabat Barito, bacteria, antimicrobial activity

  Pendahuluan

  Salah satu tumbuhan yang telah dipergunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional adalah Ficus

  Tabat barito banyak terdapat di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Semenanjung Malaysia. Tanaman ini memiliki nama daerah yang berbeda seperti sari rapet (Jawa, Sumatra), beringin sungsang dan sudu-sudu (Sumatra Barat), tabat barito (Kalimantan), serta nama-nama daerah lainnya. Tabat barito dipercayai berkhasiat untuk sistem reproduktif wanita untuk merawat rahim, mengembalikan rahim pada keadaan semula, mengobati keputihan, melancarkan haid, menjaga tetap awet muda, sebagai afrodisiak, mencegah dan menyembuhkan penyakit-penyakit seperti migrain, wasir, paru-paru basah, kencing manis, darah tinggi, lemah jantung, diare, melancarkan peredaran darah dan penyembuhkan penyakit kulit (Anonim,1996).

  ), pinset, pipet mikro, cawan petri, jarum ose, kertas cakram (Whatman

  Dari penelusuran literatur, diperoleh informasi bahwa Tabat barito mengandung senyawa metabolit sekunder yang terbiosintesis secara alami antara lain flavanoid, terpenoid, tanin, fenol, sterol, dan kumarin dengan komponen utama bergapten, Bergapten mempunyai aktivitas biologis sebagai anti kanker (Hariana,2004).

  Dalam rangka usaha pegembangan dan pemanfaatan obat tradisional yang telah digunakan secara luas oleh masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian untuk pendayagunaan proses sumber daya alam oleh karena itu untuk mengetahui aktivitas biologis dari senyawa yang terkandung dalam daun tabat barito dalam penelitian ini akan diuji aktivitas antimikroba ekstrak metanol dari daun tabat barito.

  Metodologi Penelitian Alat

  Seperangkat alat destilasi, seperangkat alat

  rotary evaporator (BUCHI ®

  ), wadah maserasi (botol gelap), oven, desikator, furnace, spektrofotometer UV-Vis 1601 (Shimadzu

  ®

  ), kertas perkamen, Erlenmeyer (Pyrex

  ®

  Mikroba uji terdiri dari : Staphylococcus aureus (ATCC 25923), Staphyolococcus epidermidis (ATCC 12228), Escheriechia coli (ATCC 8739) ,

  Candida albicans (ATCC 10231), Trichophyton mentagrophytes (ATCC 5431) Pembuatan Simplisia dan Ekstraksi Sampel

  25 O C untuk jamur (suspensi induk). Dari suspensi induk diambil dengan bantuan jarum ose dan dipindahkan ke tabung reaksi yang berisi 10 ml NaCl fisiologis, kemudian diukur kekeruhan dari suspensi dengan spektrofotometer UV-Vis sehingga diperoleh suspensi dengan transmitan 25% pada panjang gelombang 580 nm untuk bakteri dan 90% pada panjang gelombang 530 nm untuk jamur.

  Staphylococcus epidermidis , Escheriechia coli , Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans , Trichophyton mentagrophytes,

  aktifitas antimikrobanya dengan kadar tiap cakram 20% ; 15% ; 10% ; 5% ; 1% terhadap Staphylococcus aureus ,

  Pengujian Aktifitas Antimikroba dengan Metoda Difusi Agar Ekstrak metanol yang didapatkan diuji

  v .

  /

  b

  Pembuatan sampel uji untuk metoda dilusi dilakukan dengan cara menimbang ekstrak metanol seberat 50 mg, kemudian dilarutkan dalam 5ml DMSO sehingga diperoleh kosentrasi 1%

  v .

  /

  b

  Pembuatan sampel uji untuk metoda difusi dilakukan dengan cara menimbang ekstrak metanol seberat 1 g, kemudian dilarutkan dalam DMSO (dimetil sullfoksida) 5 ml sehingga di dapatkan kosentrasi 20%

  Pembuatan Sampel Uji

  C dan

  Daun Ficus deltoidea Jack yang telah dipisahkan dari bagian tumbuhan lainya dicuci bersih kemudian dikering anginkan di atas sebuah wadah dalam rumah kaca selama satu minggu. Setelah kering, daun tabat barito dihancurkan hingga berbentuk serbuk dengan menggunakan mesin penghalus (grinder). Simplisia daun Ficus deltoidea Jack sebanyak 900 g dimaserasi dengan n- heksana hingga terendam di dalam botol gelap selama 3x3 hari. Sampel sisa maserasi

  shaker selama 24 jam pada suhu 37 O

  dilakukan dengan cara mengencerkan stok kultur biakan dalam NaCl fisiologis steril dalam tabung reaksi dan dihomogenkan dengan vortex. Kekeruhan dari suspensi diukur dengan spektrofotometri UV-Vis sehingga diperoleh suspensi dengan transmitan 25% pada λ 580 nm untuk bakteri dan transmitan 90% pada λ 530 nm untuk jamur. Pembuatan suspensi dengan metoda dilusi dilakukan dengan cara, masing- masing koloni uji diambil dengan jarum ose dari agar miring dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml nutrient broth kemudian diinkubasi dalam incubator

  Pembuatan Suspensi Mikroba Uji

  Sebanyak 1 ose mikroba uji dari stok kultur murni disuspensikan kedalam 10 ml media NB diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Kemudian 1-2 ose ditanam pada medium agar miring NA untuk bakteri dan SDA untuk jamur, lalu diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC untuk bakteri dan selama 72-120 jam suhu 25-27ºC untuk jamur. Mikroba uji diremajakan setiap 2 minggu sekali.

  Peremajaan Mikroba Uji

  Alat-alat yang digunakan dicuci bersih dan dikeringkan. Semua alat disterilkan dalam auktoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 15 lbs selama 15 menit. Pinset dan jarum ose di sterilkan dengan cara flambier pada lampu spritus. Laminar air flow cabinet dibersihkan dari debu dengan kemudian disterilkan dengan menyalakan lampu UV selama 5 menit. Lemari aseptis dibersihkan dari debu lalu disemprot dengan etanol 70%, biarkan 15 menit sebelum digunakan.

  Sterilisasi Alat dan Bahan

   Uji kandungan kimia dilakukan dengan skrining fitokimia, yaitu : alkaloid, fenolik, terpenoid, steroid, saponin dan flavonoid.

   Uji tetapan fisika seperti: penetapan kadar abu, dan susut pengeringan,

   Pengujian organoleptis seperti: bentuk, warna, dan bau dari ekstrak

  Parameter dan Metoda Uji Ekstrak

  etil asetat selanjutnya dimaserasi lagi dengan pelarut metanol selama 3x3 hari. Maserat ini diuapkan secara in vacuo sampai didapatkan ekstrak kental metanol sebanyak 45 g.

  n -heksana kemudian dimaserasi lagi dengan

  Suspensi mikroba dipipet sebanyak 0,1 ml dimasukan ke dalam cawan petri steril kemudian ditambah medium NA steril sebanyak 12 ml untuk bakteri dan medium SDA steril untuk jamur, lalu dihomogenkan dengan memutar kekanan dan kekiri masing- masing 5 x lalu dibiarkan dingin dan memadat. Setelah media memadat, letakan kertas cakram steril yang telah diberi larutan uji sebanyak 10 µ l dengan menggunakan

  (- ) Tidak bereaksi

  Tabel I. Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Daun Tabat Barito(Ficus deltoidea Jack) No Kandungan kimia Pereaksi Hasil +/ -

  6, Saponin Lapisan air yang di kocok Busa - Ket : (+) Bereaksi

  5, Steroid Lieberman

  4. Terpenoid Lieberman

  3 Hijau- Biru +

  3. Fenolik FeCI

  2. Flavonoid HCI + Mg Jingga

  1. Alkaloid Mayer Endapan putih -

  Dari uji pendahuluan kandungan kimia daun tabat barito (Ficus deltoidea jack) menunjukan adanya senyawa terpenoid, steroid, fenolik, dan flavanoid (Tabel 1).

  digunakan kertas cakram steril yang telah ditetesi DMSO sebanyak 10 µ l. Sebagai kontrol positif, untuk bakteri digunakan kloramfenikol 0,3% dan untuk jamur digunakan klotrimazol 0,1% masing-masing sebanyak 10 µ l. Inkubasi pada suhu 37 C untuk bakteri selama 18-24 jam dan 25-27 C selama 48-120 Jam untuk jamur. Pengamatan dilakukan dengan melihat daerah bening dan pengukuran diameter dilakukan dengan penggaris.

  Dari 900 g sampel kering daun tabat barito (ficus deltoidea jack) yang dilakukan dengan proses maserasi didapatkan ekstrak metanol 45 g (5%).

  Hasil dan Pembahasan Hasil

  C untuk bakteri dan selama 72-120 jam pada suhu 25-27 C untuk jamur sebagai kontrol positif digunakan kloramfenikol dan sebagai kontrol negatif digunakan DMSO, Sebagai standar adalah suspensi bakteri dan nutrient broth hasil diperoleh dengan mengukur kekeruhan dari suspensi yang telah diinkubasi dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 580 nm untuk bakteri dan 530 nm untuk jamu

  O

  37 O C (suspensi induk), Suspensi induk diambil dengan bantuan jarum ose dan ml NaCl fisiologis, kemudian diukur kekeruhan dari suspensi dengan spektrofotometer UV-Vis sehingga diperoleh suspensi dengan transmitan 25% pada panjang gelombang 580 nm, Sebanyak 1 ml suspensi mikroba dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml media NB kemudian di masukkan 0,5 ml larutan uji dengan konsentrasi 1% ; 0,9% ; 0,8% ; 0,7%; 0,6%; 0,5%. Setelah itu diinkubasi didalam inkubator selama 18-24 jam pada suhu 37

  incubator shaker selama 24 jam pada suhu

  Masing-masing koloni uji diambil dengan jarum ose dari agar miring dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml nutrient broth kemudian diinkubasi dalam

  Penentuan Aktivitas Antimikroba dengan Metoda Dilusi

  • – Merah +
  • – Burchard Merah +
  • – Burchard Hijau-biru +
Bakteri Diameter Daerah Hambat Ekstrak Metanol (mm)

  Zat Uji SA SE PA EC 20 %

  12

  12

  13

  12 15 % 10 11,5

  10

  11 10 %

  9

  12

  9

  10 5 % 7,5

  9

  8

  8 1 %

  6

  7

  7

  6 K(-) - - - - K(+)

  24

  27

  24

  25 Keterangan: SA = Staphylococcus aureus SE = Staphylococcus epidermidis PA = Pseudomonas aeruginosa EC = Escherichia coli K (-) = Kontrol negatif (DMSO) K(+) = Kontrol positif bakteri (kloramfenikol) Tabel III. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Daun Ficus deltoidea Jack terhadap Jamur

  Diameter daerah hambat ekstrak metanol (mm) Zat uji

  CA TM 20 % - - 15 % - -

  • 10 %
  • 5 %
  • 1 %
  • K (-) K (+)

  24

  30 Keterangan : CA = Candida albicans TM =Tricophytonmentagrophytes K(-) = Kontrol negatif (DMSO) K(+) =Kontrol Positif jamur (klotrimazol) Hasil pengujian aktivitas antimikroba dengan metoda difusi agar menunjukkan ekstrak metanol daun Ficus deltoidea jack bahwa ekstrak metanol pada konsentrasi dengan metoda difusi memperlihatkan 20%, 15%, 10%, 5%, dan 1% dapat adanya aktivitas terhadap mikroba uji yaitu menghambat pertumbuhan bakteri bakteri gram positif seperti Staphylococcus Staphylococcus aureus dengan diameter

  

aureus dan Staphylococcus epidermidis, daerah hambat berturut-turut 12 mm, 10

  bakteri gram negatif seperti Pseudomonas mm, 9 mm, 7,5 mm, dan 6 mm,

  

aeruginosa dan Escherichia coli, sedangkan Staphylococcus epidermidis dengan

  pada jamur tidak memperlihatkan aktivitas diameter hambat berturut-turut 12 mm; 11,5 seperti Candida albicans dan Tricophyton mm; 12 mm, 9 mm,dan 7 mm. Pseudomonas

  

mentagrophytes (tabel II dan tabel III). aeruginosa dengan diameter hambat

  Hasil pengujian aktivitas antibakteri dari berturut-turut 13 mm, 10 mm, 9 mm, 8 mm, ekstrak metanol daun Ficus deltoidea jack dan 7 mm. Escherichia coli dengan diameter mm, 8 mm, dan 6 mm (tabel II). Hasil pengujian aktifitas antimikroba dengan metoda dilusi menunjukan bahwa ekstrak metanol daun Ficus deltoidea jack dapat menghambat pertumbuhan bakteri

  Staphylococcus epidermidis pada

  1 % 0,9 % 0,8 % 0,7 % 0,6 % 0,5 % K ( - )

  70,4 64,7 59,5 59,1 58,5 57,6 59,0 48,6 86,0

  K ( + ) 70,6 64,7 59,4 59,0 58,2 57,3 59,1 48,6 86,1

  K ( - ) Standar

  1 % 0,9 % 0,8 % 0,7 % 0,6 % 0,5 %

  2 Rata - rata

  1

  Konsentrasi Transmitan ( % )

  Tabel VI. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol daun Ficus deltoidea Jack dengan Metoda Dilusi terhadap BakteriPceudomonas aeruginosa

  42,8 79,15

  69,75 63,60 57,50 51,45 43,80 42,95 46,85

  69,6 63,5 58,0 50,9 43,8 43,0 46,9 42,8 79,1

  69,9 63,7 57,0 52,0 43,8 42,9 46,8 42,8 79,2

  Standar K ( + )

  2 Rata - rata

  konsentrasi 0,7%, Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 0,8%, dan Escherichia coli pada konsentrasi 0,7%.

  1

  Konsentrasi Transmitan ( % )

  Tabel V. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol daun Ficus deltoidea Jack terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis

  43,85 45,2 49,5 36,6 85,9

  57,6 49,4 49,4 46,1

  57,6 49,4 49,3 46,1 43,9 45,2 49,5 36,6 85,9

  K ( + ) 58,1 49,4 49,5 46,1 43,8 45,2 49,5 36,6 85,9

  K ( - ) Standar

  1 % 0,9 % 0,8 % 0,7 % 0,6 % 0,5 %

  2 Rata - rata

  1

  Konsentrasi Transmitan ( % )

  Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol daun Ficus deltoidea Jack terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

  70,50 64,70 59,45 59,05 58,35 57,45 59,05 48,60 86,05 Metoda Dilusi terhadap Bakteri Escherichia coli

  Konsentrasi Transmitan ( % )

  Escherichia coli

  deltoidea Jack dapat menghambat

  C (suspensi induk). Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan dari masing-masing bakteri uji. Dari supensi induk, masing-masing bakteri uji dipindahkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaCl fisiologis dengan bantuan jarum ose, Sampai diperoleh suspensi bakteri dengan transmitan 25%. Dari kekeruhan (transmitan) yang diperoleh, terlihat bahwa ekstrak metanol daun Ficus

  o

  selama 18-24 jam pada suhu 37

  incubator shaker

  yang mewakili kelompok jamur. Penentuan aktivitas antimikroba ekstrak metanol daun Ficus deltoidea Jack yang dilakukan dengan metoda difusi agar dengan konsentrasi 20%, 15%, 10%, 5%, 1% memperlihatkan bahwa pada konsentrasi sampel 20% mempunyai diameter daerah hambat yang cukup besar. Hasil pengujian yang didapat memperlihatkan bahwa ekstrak metanol cukup aktif menghambat pertumbuhan bakteri uji dan tidak aktif menghambat pertumbuhan jamur sehingga pengujian selanjutnya hanya dilakukan terhadap bakteri. Pada pengujian aktifitas antimikroba ini digunakan kloramfenikol 0,3% sebagai kontrol positif, karena kloramfenikol merupakan salah satu antibiotik yang mempunyai spektrum kerja yang luas, dimana kloramfenikol dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Selain itu kloramfenikol stabil selama masa pengeraman (inkubasi). Sebagai kontrol negatif digunakan DMSO. Hasil uji aktifitas antimikroba terhadap mikroba uji dengan konsentrasi ekstrak berturut-turut sebesar 20%, 15%, 10%, 5%, 1% memperlihatkan bahwa pada konsentrasi yang paling kecil yaitu 1% masih menunjukkan daerah bening disekitar cakram hal ini berarti konsentrasi 1% masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini dilanjutkan pada pengujian aktivitas antimikroba dengan metoda dilusi menggunakan tabung reaksi dengan mengukur transmitan. Konsentrasi ekstrak yang divariasikan yaitu 1 % ; 0,9 % ; 0,8 % ; 0,7 % ; 0,6 % ; 0,5 %. Masing-masing bakteri uji dipindahkan dari stok kultur murni dengan bantuan jarum ose ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media nutrient broth, kemudian diinkubasi dalam

  Tricophyton mentagrophytes

  yang mewakili bakteri gram negatif, serta Candida albicans dan

  positif, Pseudomonas aeruginosa dan

  1

  Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis yang mewakili bakteri gram

  Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan menggunakan metoda difusi dan dilusi. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak methanol. Ekstrak metanol yang didapatkan dari proses maserasi dipekatkan in vacuo dengan rotary evaporator, karena dalam keadaan vakum tekanan uap pelarut akan turun dan pelarut akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah dari titik didihnya sehingga mengurangi terjadinya termolisis. Mikroba uji yang digunakan

  Pembahasan

  74,00 69,15 62,15 61,05 55,60 55,55 56,65 38,10 85,30

  74,1 69,1 62,2 61,2 55,3 55,2 56,5 37,8 85,2

  K ( + ) 73,9 69,2 62,1 60,9 55,9 55,9 56,8 38,4 85,4

  K ( - ) Standar

  1 % 0,9 % 0,8 % 0,7 % 0,6 % 0,5 %

  2 Rata - rata

  pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus pada konsentrasi 1% dengan transmitan sebesar 49,50%. Sedangkan transmitan kontrol positif (kloramfenikol) sebesar Dari hasil penelitian yang telah dilakukan 85,90% dan transmitan standar sebesar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 36,60%.

  1. Ekstrak metanol daun Ficus deltoidea Jack dapat menghambat pertumbuhan

  Bakteri Staphylococcus epidermidis bakteri, baik bakteri gram positif maupun pertumbuhannya dapat dihambat pada bakteri gram negatif tetapi, tidak dapat konsentrasi 0,7% ditunjukkan dengan menghambat pertumbuhan jamur transmitan 51,45% transmitan kontrol

  2. Konsentrasi hambat minimum dari negatif (DMSO) sebesar 46,85%. Sedangkan ekstrak metanol daun Ficus deltoidea transmitan kontrol positif (kloramfenikol) Jack adalah 1% terhadap Staphylococcus sebesar 79,15% dan standar sebesar 42,80%, aureus , 0,7% terhadap Staphylococcus Bakteri Pseudomonas aeruginosa dihambat epidermidis, 0,8% terhadap Pseudomonas pertumbuhannya pada konsentrasi 0,8% aeruginosa ,dan 0,7% terhadap dengan transmitan 59,45%, transmitan Escherichia coli, kontrol negatif (DMSO) sebesar 59,05%, Sedangkan transmitan kontrol positif Daftar Pustaka (kloramfenikol) sebesar 86,05% dan standar sebesar 48,60%. Basir, D dan Dachrianus, 5-metoksi-6,7- furanokumarin dari daun tumbuhan

  Bakteri Escherichia coli, pertumbuhannya sari rapet (Ficus deltoideus Blume), dapat dihambat pada konsentrasi 0,7% Bulletin of Indonesian Society of dengan transmitan 61,05%, transmitan Natural Products Chemistry, 2(1), kontrol negatif (DMSO) sebesar 56,65%, 2002, 26-30, Sedangkan transmitan kontrol positif Dwijojoseptro,

  D., Dasar-dasar (kloramfenikol) sebesar 85,30% dan standar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta, sebesar 38,10%. 1988

  Materi Medika, Jilid I, Departemen

  Aktivitas antimikroba ekstrak metanol daun Kesehatan RI, Jakarta, 1978

  

Ficus deltoidea Jack terhadap semua bakteri Harbone, J, B,, Phytochemical Methods,

nd

  uji pada konsentrasi 20% adalah sedang

  2 Ed,, Chapman and Hall,

  karena mempunyai diameter daerah hambat London-New york, 1984 12-13 mm. Sedangkan untuk konsentrasi Lay,

  B, W,, Analisis Mikroba di 15%-1% beraktifitas lemah dengan diameter Laboratorium , PT, Raja Grafindo daerah hambat 6-11,5 mm. Aktivitas Persada, Jakarta, 1994 antimikroba dikatakan lemah jika memiliki Siemens, J, J, H,, J, G, Tracy, L, J, Webb, diameter daerah hambat antara 7-11 mm, and W, J,

  Duston, “An Australian aktivitas sedang jika diameter daerah hambat Foweing Plants”, Commonwealth antara 12-16 mm dan beraktivitas kuat jika Scientific and Industrial Research diameter daerah hambat besar dari 17 mm Organization , Melbourn Australia, (Dwijojoseptro, 1988). Bulletin No, 281, 1959, 5-9

  Volk, W,A, and M, F, Wheeler, Basic

  th

  Uji aktivitas antimikroba dengan metoda Microbiologi,

  5 Ed,, Vol I, dilusi dapat diketahui bahwa nilai diterjemahkan oleh S, Adisumartono, konsentrasi hambat minimum ekstrak Erlangga,Jakarta, 1984 metanol daun Ficus deltoidea jack terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah 1%, bakteri Staphylococcus epidermidis adalah 0,7%, bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah 0,8%, dan bakteri escherichia coli adalah 0,7%.