IMPORT PROCEDURE STEP BY STEP

EKSPOR IMPOR

  

Mekanisme global dalam eksport import dan mengetahui

isi yang dinyatakan dalam Sales Contract

EXPORT PROCEDURE STEP BY STEP

  1. PRODUCTION

  2. PROMOTION

  3. NEGOTIATION

  4. SALES CONTRACT

  5. RECEIVE L/C

  6. CALCULATION

  7. ARRANGE SHIPMENT

  8. SHIPMENT ADVISE

  9. DOCUMENT PROCESS

  10. NEGOTIATION WITH BANK

IMPORT PROCEDURE

  

1. FISIBILITY STUDY

  2. SEEKING THE SUPPLIER

  3. NEGOTIATION $

  4. SALES CONTRACT

  5. L/C APPLICANT Letter of Credit BANK

  6. L/C OPENING ADVISE

  7. MONITORING

  8. GETTING SHIP’S ETA $

  

Status transaksi jual-beli baru dapat terjadi

apabila :

  a. Ada permintaan dahulu dari calon pembeli

  b. Ada penawaran dahulu dari calon penjual, atau

  c. Kedua aktif, yang satu menawarkan dan yang lain kebetulan berniat membeli.

  Adanya kesepakatan/persetujuan atas :

  a. Jenis barang yang akan dibeli atau dijual

  b. Kualitas dari jenis barang yang akan dibeli atau dijual

  c. Jumlah barang yang akan dibeli atau dijual

  d. Ketetapan harga barang yang akan dibeli atau dijual

  e. Saat dan waktu penyerahan barang (tanggal, tahun, waktu penyerahan)

  

Sebelum terjadi sales contract atau contract of

sale atau agreement to sale, tentunya melalui

beberapa proses yaitu :

  Negosiasi bisnis dapat dilakukan dengan cara :

  1. Tanpa tatap muka

  2. Tatap muka

  Tanpa tatap muka :

Pada umumnya dapat dimulai dari pencarian buyer dengan perkenalan baik lewat surat, fax maupun email.

SALES CONTRACT PROSECESS

  Tahap Promosi Tahap Inquiry SHIPPER

  CONSIGNEE EKSPORTIR

  IMPORTIR Tahap offersheet SUPPLIER

  BUYER Tahap ordersheet/P.O

  Offersheet yaitu :

  • Free Offer : tidak mempunyai batas berlakunya, sewaktu-waktu dapat berubah. Maka sering ditandai Without Enggagement; Subject Unsold; Subject to Our Final Confirmation.
  • Firm Offer : Penawaran tetap, penjual dapat mempertahankan kondisi penawarannya selama dalam batas waktu yang ditetapkan didalam

  offersheet “this offer will be valid until……”

  Ordersheet atau purchase order yaitu :

  Manakala calon pembeli kurang menerima persyaratan penawaran itu maka ia mengajukan “Counter Offer” yang bila disetujui oleh penjual maka dibuat penawaran baru. Maka baru dikirim Odersheet ke penjual.

  Kemudian barulah mempersiapkan “Sales Contract”.

  Dengan Tatap Muka

  • • Hasil negosiasi bisnis dengan tatap muka biasanya dirumuskan

    secara ringkas dan jelas dalam suatu notulen atau “Minutes of Meeting” yang ditandatangani kedua belah pihak.
  • • Perundingan yang sudah mendekati kesepakatan biasanya

    dituangkan dalam bentuk “memorandum of understanding”, sedangkan persetujuan akhir dari suatu negosiasi bisnis dirumuskan secara terinci dalam suatu contract.
  • Sales Contract dapat dianggap sebagai kontak induk dalam

  Dengan Tatap Muka

  Dalam menentukan Sales Contract setidaknya harus diperhatikan hal- hal sebagai berikut :

  • Identitas masing-masing pihak. (Eksportir dan Importir) • Description of good.

  Terdapat komoditi yang sudah mempunyai standar nasional/ internasional cukup menyebutkan standar tersebut.

  Misalnya : Karet RSS II

  Dengan Tatap Muka

  • Price (harga penyerahan) sebagaimana yang disetujui seperti : FOB • Shipment (pengapalan).

    Tanggal/bulan, pelabuhan muat/tujuan, partial shipment dan transhipment diperbolehkan atau tidak.

  • Payment (pembayaran) Dengan L/C atau Non L/C sebagaimana yang dikehendaki.
  • Valuta yang dipergunakan • Batas tanggung jawab pembeli dan penjual (asuransi, biaya pengapalan, biaya lokal).
  • Kemasan dan merek (curah, collo, bale dan lain-lain) • Siapa yang menanggung beban komisi itu bila ada untuk makelar/agen.
  • Persyaratan/ketentuan “Finalty”.

  Sales Contract

  • • Sekecil apapun nilai suatu transaksi ekspor seharusnya

    dituangkan ke dalam kontrak dagang yang dikenal dengan terminologi “Sales Contract”. Suatu transaksi internasional yang tanpa disadari sales contract cenderung membuka peluang terjadinya selisih pendapat/discrepancy di kemudian hari.
  • Sales contract yang standar selalu berbagai rincian yang telah

    disepakati diantara buyer/importir dan seller/eksportir. Kemudian sales contract tersebut akan dijadikan dasar pembuatan L/C.

TERMINOLOGI SALES CONTRACT

  • Order SheetPurchase Order (PO)
  • Indent LetterProforma InvoiceSales Confirmation

  Order Sheet

yang disiapkan oleh buyer /importir, jika order

sheet ini berisikan rincian yang sama dengan

sales contract, disepakati oleh kedua belah pihak

dengan membubuhkan tanda tangan masing-

masing sebagai tanda persetujuan, maka order

sheet ini berubah bentuknya sebagai sales

  Purchase Order (PO)

  PO juga sering dijumpai dalam suatu transaksi ekspor-impor menggantikan sales contract, PO disiapkan oleh buyer untuk melakukan suatu pesanan kepada seller, berdasarkan PO ini para pihak menyelesaikan transaksi dagang antara negara ataupun transaksi perdagangan lokal. Seperti halnya Order Sheet, maka PO pada akhirnya juga identik dengan sales contract yang mendasari suatu transaksi impor-ekspor.

  Indent Letter

  yang tidak kalah pentingnya adalah surat pesanan atau lebih dikenal dengan istilah “Indent Letter”. Dokumen ini juga disiapkan oleh importir/buyer, dengan menuangkan rincian yang sudah disepakati sebelumnya yang mencakup harga satuan maupun dokumen yang diperlukan pesanannya disebut Indentor.

  Proforma Invoice

invoice/faktur yang belum resmi, masih berbentuk sementara.

  

Namun dalam prakteknya faktur dagang ini sudah dianggap

dokumen, akhirnya yang dijadikan dasar pembukaan L/C oleh

importir. Dalam praktek, dokumen semacam ini disiapkan oleh

penjual/eksportir/shipper. Importir membuka L/C berdasarkan

proforma invoice. Dengan demikian proforma invoice akhirnya

juga berstatus sebagai kontrak dagang yang harus dijadikan

pegangan para pihak jika terjadi sengketa dagang.

  Sales Confrmation

  Dalam terjemahannya mungkin dapat diartikan sebagai penegasan penjualan, yang dikirimkan oleh penjual kepada pembeli sebelum komoditi dikirim dan sebelum L/ C dibuka. Disinilah fungsi sales confrmation untuk melandasi transaksi dagang yang berlangsung.

  Memorandum of Understanding (MOU)

  Untuk transaksi nilai dan kwantumnya besar atau dokumentasi maupun teknik pembayarannya rumit (seperti sistem imbal beli/couter trade), maka pelaksanaannya kadang-kadang dilakukan dengan suatu “Nota Kesepahaman”. Yang disepakati oleh kedua belah pihak setelah memahami perundingan atau proses negoisasi yang alot dan panjang.

  MOU lebih cenderung kepada transaksi dagang government to

  

government (G to G transaction). Seperti imbal beli SHUKOI yang

SAHNYA SALES CONTRACT

  

Kalau dilihat dari sudut hukum suatu kontrak/perjanjian

dagang dikatakan sah/legal jika memenuhi beberapa

syarat subyektif maupun syarat obyektif.

  Syarat Subyektif :

  • • Adanya unsur kesepakatan antara para pihak yang membuat

    perjanjian
  • • Adanya unsur kedewasaan diantara para pihak yang

    membuat perjanjian tersebut.

  Syarat Obyektif :

  • Terpenuhinya “hal tertentu” yang diperjanjikan
  • • Hal tertentu/pokok masalahnya tidak bertentangan dengan

    peraturan perundangan yang berlaku, maupun ketertiban umum atau kesusilaan.

  KONTRAK DAGANG EKSPOR (EXPORT SALE’S CONTRACT)

Kesepakatan dari Eksportir dan Importir melakukan dagang

barang sesuai dengan syarat-syarat yang sama-sama disepakati

dan masing-masing pihak mengikat diri akan melaksanakan

semua kewajiban yang sama-sama disepakati.

  3(tiga) landasan utama suatu perjanjian yaitu :

  

a. Adanya kesepakatan antara kedua pihak secara sukarela. Azas

ini disebut dengan azas “Konsensus”

b. Kesepakatan antara kedua pihak dimaksudkan akan mengikat

kedua belah pihak dengan berjanji akan menjalankan semua hak dan kewajiban masing-masing yang dituangkan dalam Kontrak Dagang Ekspor itu. Azas ini disebut dengan azas “Obligatoir”.

c. Kedua belah pihak bersedia memberikan ganti rugi kepada

HUKUM NEGARA MANA YANG BERLAKU BILA TERJADI SENGKETA

  • Masing-masing pihak sebenarnya bebas menentukan hukum negara mana yang akan yang akan dipakai untuk tiap-tiap kontrak.
  • Memakai hukum yang berlaku di negara eksportir, tetapi sebaiknya boleh pula memakai hukum yang berlaku di negara importir.
  • Atau yang sering kontrak itu tunduk pada Hukum

  CARA MENYELESAIKAN PERKARA :

  • Tahap pertama melakukan musyawarah langsung antara pihak eksportir dan importir yang istilahnya disebut “amicble solution”.
  • Bila cara pertama tidak berhasil barulah ditempuh cara Arbitrasi (perwasitan) atau melalui sidang pengadilan di negara yang ditentukan dalam kontrak dagang ekspor itu.

CONTOH SALES CONTRACT

CONTOH SALES CONTRACT

PROBLEM STATEMENT

  • BAGAIMANA POSISI “EXPORT SALE’S CONTRACT”

  INI, DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ?

  • KENAPA “EXPORT SALE’S CONTRACT” ITU

  SEBAIKNYA TERTULIS PADAHAL BISA DILAKUKAN DENGAN CARA LISAN ?