Keywords : Tax Review, income tax (PPh) Agency

  

PENERAPAN TAX REVIEW ATASPAJAK PENGHASILAN

(PPh) BADAN CV. TRI KARYA BERSAMA

Ebid Indra Rukmanah , Syafi’i, Juliani Pudjowati

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan tax review atas pajak penghasilan (PPh) Badan pada CV. Tri Karya Bersama tahun pajak 2016 serta untuk mengetahui apakah perusahaan telah melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah diterapkan tax review atas pajak penghasilan (PPh) Badandiketahui bahwa tingkat kepatuhan pajak CV. Tri Karya Bersama sudah full

  

comply, meski demikian CV. Tri Karya Bersamaharus tetapmelakukan tax review

  secara teratur setiap bulan agar kewajiban perpajakan lebih terpantau dan menghindari kesalahan kewajiban perpajakan meskipun perusahaan sudah melakukan pemotongan, pelaporan dan penyetoran perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan

  Kata Kunci : Tax Review, Pajak Penghasilan (PPh) Badan

ABSTRACT

  The purpose of this study is to determine the application of tax review of

income tax (PPh) Agency at CV. Tri Karya Bersama fiscal year 2016 and to find

out whether the company has implemented its tax obligations in accordance with

applicable tax regulations.This research is a qualitative research using case study

method. The techniques used in this data collection are observation, interview,

and documentation. After applied tax review on income tax (PPh) Agency note

that the tax compliance level CV. Tri Karya Bersama is full comply, however CV.

Tri Karya Bersama must continue to conduct regular tax review every month so

that the obligation of taxation is more observed and avoids the mistake of taxation

obligation even though the company has done the tax deduction, reporting and

depositing in accordance with the tax regulation Keywords : Tax Review, income tax (PPh) Agency PENDAHULUAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting.

  Pajak yang diterima akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Sedangkan menurut Undang

  • –Undang Republik Indonesia Nomer 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan – Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomer 16 Tahun 2009 Pasa 1 ayat 1 menjelaskan bahwa Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  

Self Assessment System dan Withholding System. sistem Self Assessment pada

  Undang-undang Perpajakan No 8 Tahun 1983, kemudian dilanjutkan pada UU No

  11 Tahun 1994, kemudian dilanjutkan pada UU No 18 Tahun 2000, dan terakhir pada UU No 42 Tahun 2009. Sistem ini memberikan keleluasaan pada Wajib Pajak untuk menghitung dan memperhitungkan pajaknya sendiri dan melaporkan serta menyetorkan pajaknya ke kas negara sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. Peraturan perpajakan yang seringkali mengalami perubahan secara terus menerus membuat Wajib Pajak kebingungan dan menganggap bahwa pajak merupakan hal yang rumit dan sulit untuk dipelajari ataupun dipahami. Kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan ini tentunya akan menimbulkan kerugian baik secara moral maupun materil bagi perusahaan dan akan mengganggu operasional perusahaan.

  Salah satu fungsi manajemen pajak berupa internal Tax Review, yaitu upaya oleh Wajib Pajak untuk secara proaktif dan mandiri melakukan proses

  

Assessment terhadap berbagai hal yang menjadi kewajiban perpajakan harus

  dilakukan untuk meminimalkan resiko dalam pemeriksaan pajak karena ketidakmampuan Wajib Pajak dalam melaksanakan secara benar peraturan pajak. Menurut Simbolon (2013) Penelaahan pajak atau Tax Review merupakan suatu tindakan penelaahan terhadap seluruh transaksi perusahaan guna menghitung jumlah pajak yang terutang dan memprediksi potensi pajak yang mungkin timbul berdasarkan peraturan dan perundang-undangan pajak yang berlaku. Elemen penting dalam Tax Review adalah laporan keuangan. Transaksi-transaksi yang tercatat dalam laporan keuangan tersebut juga bisa digunakan untuk menentukan dan menghitung potensi Withholding Tax yang terutang. Hal tersebut akan memengaruhi SPT Masa PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26 dan PPh Pasal 4 ayat(2) perusahaan.

  Sebelum Wajib Pajak menyusun SPT Tahunan PPh, sebaiknya Wajib Pajak terlebih dahulu melakukan Review atas pemenuhan kewajiban perpajakannya dalam satu tahun pajak. Mills (2003) menyatakan, sebelum dilakukan pemeriksaan oleh fiskus, secara internal Wajib Pajak sebaiknya pembukuannya untuk meminimalisir kesalahan. Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha harus memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara di mana perusahaan itu menjalankan kegiatan usaha (Zheng, 2002). Tax Review dapat dilakukan secara mandiri oleh perusahaan atau dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu konsultan pajak yang dapat memberikan nasihat dan masukan tentang perpajakan kepada perusahaan (Thomas, 2013:5). Pemilik perusahaan dan konsultan pajak harus sama-sama memahami keadaan perusahaan dan membuat rencana yang berkaitan dengan perpajakan perusahaan agar memberi kontribusi maksimum bagi perusahaan (Reilly, 2011). Tax Review juga dapat menunjukkan transaksi mana yang memiliki potensi pajak dalam suatu perusahaan (Nendick, 1998).

  CV. Tri Karya Bersama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan pengembangan property atau sering disebut dengan (general kontraktor) di Surabaya dan bertahan dengan banyaknya para kompetitor yang mendirikan perusahaan di bidang yang sama. CV. Tri Karya Bersama dalam kegiatan usahanya ini selalu berhubungan dengan pihak penyedia barang dan jasa bisa melalui pedagang eceran dan atau langsung kepada distributornya.Tax Review memperlihatkan bagaimana suatu perusahaan yang termasuk dalam kategori Wajib Pajak yang memiliki kepatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Internal Tax Review yang dilakuakan pada CV. Tri Karya Bersama meliputi seluruh aspek perpajakan yang ada dalam perusahaan. Aspek perpajakan yang ada dalam perusahaan meliputi Pajak Penghasilan (PPh) Badan, PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 4 ayat(2).

  TINJAUAN PUSTAKA Pajak

  Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

  Sistem pemungutan pajak Menurut Mardiasmo (2008:90) terdapattigasistempemungutan pajakyaitu.

  1. Official Assessment System Official Assessment System adalah suatu system pemungutan yang

  memberi wewenang kepada pemerintah(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib pajak. Ciri-cirinya yaitu.

  a.

  Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.

  b.

  Wajib Pajak bersifat pasif.

  c.

  Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

  2. Self Assessment System Self Assessment System adalah suatu system pemungutan pajak yang

  memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarny apajak yang terutang. Ciri-cirinya yaitu.

  a.

  Wewenang untuk menetukan besarnya pajak terutang ada padaWajib Pajak sendiri.

  b.

  Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung,menyetordan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

  c.

  Fiskus tidak ikutcampur dan hanya mengawasi.

  3. With Holding System

  With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

  wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajakyang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinyayaitu Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

  Pajak Penghasilan (PPh)

  Menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

  Subjek Pajak Penghasilan (PPh)

  Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap Orang Pribadi dan Badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (1) UU PPh, mengelompokkan subjek pajak sebagai berikut: a.

  Orang pribadi; b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

  c.

  Badan

  Objek Pajak Penghasilan (PPh)

  Sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang PPh, yang menjadi obyek Pajak Penghasilan adalah :

  1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini;

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; 3.

  Laba usaha.

  Jenis Pajak Penghasilan

  Jenis-jenis pajak penghasilan adalah Pajak Penghasilan pasal 21, Pajak Penghasilan pasal 22, Pajak Penghasilan pasal 23, dan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2).

  Pajak Penghasilan Pasal 21

  Menurut UU PPh, Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi pertama, PPh Pasal 21 memotong penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan dan kegiatan (active income). Active income yang dipotong PPh Pasal 21 hanya bersumber dari tiga aktivitas yaitu pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Kedua, Orang Pribadi yang memberikan jasa atau menjalankan pekerjaan bebas termasuk dalam active income yang dipotong PPh Pasal 21. Namun demikian, penghasilan Orang Pribadi yang berasal dari usaha dagang tidak termasuk dalam active income yang dipotong PPh Pasal 21. Ketiga, PPh Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan khusus kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).

  Pajak Penghasilan Pasal 23

  PPh Pasal 23 menurut UU PPh adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri (orang pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan selain yang dipotong PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 ini dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau Subjek Pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

  Pajak Penghasilan Pasal 25

  Pajak Penghasilan Pasal 25 Merupakan angsuran yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun berjalan sebagaimana dimaksud dalam PPh 25 pasal 17 Undang-Undang No.36 Tahun 2008. Tujuan pembayaran angsuran setiap bulan itu sendiri dimaksudkan untuk meringankan beban pajak dalam membayar pajak terutang.

  Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) ini adalah Pajak yang bersifat final.

  Karena bersifat final, maka pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) ini tidak dapat dikreditkan dalam perhitungan pajak akhir tahun. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 menurut UU PPh adalah pajak atas penghasilan sebagai berikut: 1.

  Penerima bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

  Penerima hadiah undian; 3. Penjual saham dan sekuritas lainnya; dan 4. Pemilik properti berupa tanah dan/atau bangunan.

  Tax Review (Penelaahan Pajak)

  Suandy (2014:139), “Tax review atau penelaahan pajak adalah kegiatan penelaahan terhadap seluruh kewajiban perpajakan yang ada dalam suatu perusahaan dan pelaksanaan pemenuhan kewajiban-kewajiban tersebut, baik dari cara perhitungan, pemotongan, penyetoran, pelunasan, maupun pelaporannya untuk menilai kepatuhan pajak (tax com pliance) yang telah dilakukan”.

  Tax Review Atas Pajak Penghasilan (PPh) Badan Tax review atas PPh Badan dilakukan dengan menilai kewajiban

  perpajakan Wajib Pajak badan yaitu: 1.

  Kewajiban mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak Badan. Dalam hal ini mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

  Apabila Wajib Pajak badan melakukan kegiatan penyerahan barang kena pajak dan atau Jasa Kena Pajak atau ekspor barang kena pajak yang terutang PPN berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, maka Wajib Pajak badan tersebut memiliki kewajiban untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

  2. Kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan. Pasal 28 ayat (1) UU KUP, yaitu Wajib Pajakorang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib menyelenggarakan pembukuan. Menurut UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mendapatkan data dan informasi keuangan yang meliputi keadaan harta, kewajiban atau utang, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang terutang maupun yang tidak terutang PPN, yang dikenakan PPN dengan tarif 0% dan yang dikenakan PPnBM, yang ditutup dengan 17menyusun laporan keuangan berupa neraca, penghitungan rugi/laba pada saat tahunpajak berakhir. Kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).

4. Kewajiban membayar dan menyetorkan pajak, membuat faktur pajak, melunasi bea materai dan mentaati pemeriksaan.

  METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

  Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.

  Jenis dan Sumber Data

  Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama penelitian yang berasal atau bersumber dari hasil observasi atas data-data akuntansi serta data-data perpajakan yang merupakan obyek penelitian. Sedangkan data sekunder bersumber dari buku-buku, teori, dan literatur. Literatur yang merupakan landasan pendukung yang berkaitan dengan topik penulisan skripsi ini.

  Teknik Pengumpulan Data

  Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

  1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan tentang bidang usaha perusahaan, sistem akuntansi dan pembukuan perusahaan serta pemenuhan kewajiban perpajakan oleh perusahaan.

  2. Wawancara, melakukan tanya jawab dengan bagian akuntansi dan pajak yang merupakan pihak yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan dan perpajakan perusahaan.

  3. Dokumentasi, yaitu melakukan dokumentasi terhadap data-data pendukung yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dokumentasi dari penelitian ini meliputi dokumen-dokumen yang digunakan dalam akuntansi dan perpajakan perusahaan misalnya laporan neraca tahun 2016, laporan laba rugi tahun 2016, Buku Besar, Rekapan SPT Masa PPh 21, Tanda

  Teknik Analisis Data

  Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis data yang merupakan kegiatan untuk mempelajari, menelaah dan melakukan perbandingan antara perhitungan yang sudah dilakukan perusahaan dengan perhitungan menurut ketentuan pajak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Hasil dari penerapan Tax Review Atas Pajak Penghasilan (PPh) Badanpada CV. Tri Karya Bersama hanya menerapkan perhitungan pajak penghasilan PPh

  pasal 21 dan Pajak Penghasilan PPh pasal 4 ayat 2 dikarenakan perusahaan tergolong dalam kelas kecil dan system pemotogan pajak pada CV. Tri Karya Bersama telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku dan dapat memanfaatkan tax review dalam laporan keungan CV. Tri Karya Bersama, antara lain :

1. Pemotongan, pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan (PPh) pasal 21 atas

  gaji CV. Tri Karya Bersama sudah di terapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak dimana pada bab-bab sebelummya sudah di paparkan baik dari pemotongan, pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan PPh pasal 21 sudah sesuai dari perhitungan menurut perusahaan maupun peraturan perpajakan pada tahun 2016. Hal ini sudah di buktikan setelah mereview atas pajak penghasilan (PPh) pasal 21 pada CV. Tri Karya Bersama dan tidak ditemukan selisih perhitungan perpajakannya.

2. CV. Tri Karya Bersama yang di potong pajak penghasilan pasal 4 ayat 2

  dengan berpedoman peraturan perpajakan yang terutang selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya dan pelaporan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya sudah di terapkan pada system pemotongan di perusahaan hal ini sudah di paparkan pada bab-bab sebelumnya atas pemotongan pendapatan setiap bulan pada CV. Tri Karya Bersama dan tidak ditemukan selisih jumlah

  SIMPULAN

  Simpulan dalam penelitian dapat ditelusuri dari kerangka teori dan pembahasan. Kedua sub bab tersebut menjadaikan dasar dalam pengambilan kesimpulan tersebut. adapun kesimpulan penelitian ini ialah: 1.

  Berdasarkan penelaahan pajak yang dilakukan pada CV. Tri Karya Bersama diketahui bahwa: a)

  Terkait dengan PPh pasal 25 CV. Tri Karya Bersama tidak memotong PPh

  pasal 25 dikarenakan perusahaan tergolong dalam ketegori kelas kecil menegah yang hanya diotong atas pajak penghasilan pasal 4 ayat 2.

  b) CV. Tri Karya Bersama memiliki Pehitungan yang jelas terkait dengan PPh

  pasal 21. Selain itu pada tahun 2016 CV. Tri Karya Bersama sudah memotong, meyetorkan dan melaporkan PPh pasal 21nya sesuai dengan ketentuan perpajakan.

  c) Terkait dengan PPh pasal 23, CV. Tri Karya Bersama tidak pernah memotong, melapor dan menyetor PPh pasal 23 dikarenakan tidak pernah bersinggungan dengan PPh pasal 23.

  d) CV. Tri Karya Bersama terkait dengan PPh pasal 4 ayat 2 dikenakan hanya pada pendapatan perusahaan. Selain itu pada tahun 2016 CV. Tri Karya

  Bersama sudah melaporkan PPh pasal 4 ayat 2 sesuai dengan ketentuan perpajakan. e) Sebagai hasil laporan keuangan CV. Tri Karya Bersama diketahui, sesuai dengan yang dikeluarkan antara laporan keuangan dengan dokumen pajak terkait penyetoran kewajiban perpajakan.

  2. PelaporanSPTtahunanPPhfinalwajibpajakbadanatasjasakonstruksi menggunakan formulir 1771, perusahaan sudah mengisi dan sudah melaporkan SPT tahunannya ke KPP tempat perusahaan terdaftar.

  SARAN

  peneliti mengajukan saran yang sekiranya dapat menjadi masukan bagi CV. Tri Karya Bersama, antara lain yaitu : 1.

  Penerapan tax review harus tetap dilakukan secara teratur setiap bulan agar kewajiban perpajakan lebih terpantau dan menghindari kesalahan kewajiban perpajakan meskipun perusahaan sudah melakukan pemotongan, pelaporan dan penyetoran perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan. Akan tetapi perusahaan perlu meninjau ulang atas aspek perpajakan yang berhubungan dengan PPh pasal 23.

  2. Dengan penerapan tax review yang telah dilakukan, selain perusahaan dapat menilai tingkat kepatuhan, perusahaan juga dapat mengetahui kewajiban perpajakan yang tidak dilakukan oleh perusahaan ataupun kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat menghindari sanksi perpajakan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

  Dewi, A.A. Istri Shintia & Putu Ery Setiawan. 2015. Penerapan Tax Review Atas Pajak Penghasilan Badan Sebagai Dasar Evaluasi Kewajiban Perpajakan.

  E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.13.No.2 , ISSN 2302-8556.

  Pp: 513-531.

  • Direktur Jenderal Pajak. 2002. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP

  227/PJ./2002 Tentang Tata Cara Pemotongan dan Pembayaran, Serta Pelaporan Pajak Penghasilan dari Persewaan Tanah dan atau Bangunan.

  • Direktur Jenderal Pajak. 2012. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER

  31/PJ/2012 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan