BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum - IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 REVISI PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN 1 KRADINAN PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani curere yang dibedakan

  menjadi kurikulum yang mengandung arti perjalanan satu kali, perjalanan tanpa berhenti, jalan kehidupan, peredaran waktu. Kata lain dari curere adalah cursus (bahasa Indonesia) yang berarti hal lari cepat, perlombaan

  1

  cepat, arah/tujuan rangkaian pelajaran dan peredaran waktu. Sementara dalam bahasa Arab, istilah kurikulum diartikan dengan manhaj, yang berarti jalan terang, yakni jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik untuk

  2 mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai- nilai.

  Seiring perkembangan teori-teori pendidikan yang ada, pengertian kurikulum mengalami perkembangan, yakni dari hanya sebatas sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, menjadi lebih luas lagi. Seperti yang dikemukakan oleh Saylor dan Alexander yang dikutip Nasution, bahwa definisi kurikulum adalah keseluruhan dari usaha sekolah dalam dalam mempengaruhi belajar anak baik dalam kelas, tempat bermain

  3 1 ataupun diluar sekolah.

  Hendyat Soetopo dan Wasy Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 49 2 Muhaimin, Pengembangan Kurik ulum Pendidik an Agama Islam . (Ja karta: PT. Grafindo Persada, 2005), hal.1

  Berdasarkan dari beberapa uraian tentang pengertian kurikulum di atas, dapat di pahami bahwa kurikulum merupakan aktifitas dan kegiatan yang mencakup berbagai rencana yang diprogramkan bagi peserta didik yang berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, strategi kegiatan belajar mengajar dibawah bimbingan sekolah di dalam maupun diluar sekolah.

  2. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013

  Pengembangan kurikulum (curriculum development, curriculum

  plainning, curriculum design) sebagai tahap lanjutan dari pembinaan,

  yakni kegiatan yang mengacu menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan tersebut meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan. Dengan melalui tahap-tahap tersebut akan

  4

  dihasilkan kurikulum. Pada kurikulum 2013 ini lebih bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih baik dalam melakukukan observasi, bertanya, bernalar dan berkomunikasi dengan baik, saat berkomunikasi guru atau dengan peserta didik lainnya.

  Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling

  5

  melengkapi. Dalam kurikulum ini diharapkan nantinya terjadi keseimbangan antara sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dari setiap peserta didik dengan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat di terima dengan baik.

  4 Anin Nurhayati, Inovasi Kurik ulum, Telaah Terhadap Perk embangan Kurik ulum Pesantren. (Yogyakarta: Teras, 2010), hal. 10

3. Karakteristik Kurikulum 2013

  Setiap kurikulum mempunyai perbedaan yang membedakan dengan kurikulum yang lainnya. Kurikulum 2013 ini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: a.

  Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

  b.

  Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

  c.

  Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; d.

  Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

  e.

  Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

  f.

  Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

  g.

  Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya

  (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi

  6 horizontal dan vertikal).

  Dari beberapa karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 ini lebih menekankan terhadap kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang. Sehingga diharap dapat menciptakan output pendidikan yang lebih aktif, inovatif, dan produktif.

4. Implementasi Kurikulum 2013

  Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/ 2014. K urikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum sebelumnya, baik kurikulum berbasis ko mpetensi (K BK) maupun kurikulum tingkan satuan pendidikan (KTSP). Dalam konteks ini, “kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-

  12 Imas K urinasih dan Berlin Sani, Implementasi K urikulum 2013 Konsep dan Penerapannya. Nilai yang tercemin pada sikap dapat dibandingkan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku

  7 sekolah”.

  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad N uh, Dia mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah: a)

  Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah

  

ujuank urik ulum2013. Akses 4 juli 2017 mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.

  b) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berfikir kritis.

  c) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

  d) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.

  e)

Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.

  a) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodelogi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44, 46.

  b) Kompetensi akademis dimana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.

  c) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.

  d) Kompetensi managerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang yang akan digugu dan ditiru siswa.

  Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan tampak pada kegiatan guru dalam mendorong untuk lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima

  8 materi pembelajaran.

5. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

  Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis,

  9 dan konseptual sebagai berikut.

  a.

  Landasan Filosofis Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem

  Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Undang-undang ini dirumuskan dengan berdasarkan pada dasar falsafah negara yaitu Pancasila.

  Oleh karena itu, pancasila sebagai falsafah bangsa dan negara Indonesia menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum. Nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila harus tumbuh dalam diri peserta didik. Kurikulum 2013

  8 9 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurik ulum 2013..., hal. 22-23 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurik ulum 2013. (Bandung: Re ma ja dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu menumbuhkan nilai-nilai pancasila dalam jiwa peserta didik.

  b.

  Landasan Yuridis dan Empiris Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 te ntang standar proses pendidikan dasar dan menengah menetapkan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian outentik

  (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses dan

  hasil belajar secara utuh. Pelaksanaan pembelajaran juga melaksanakan program remidial dan program pengayaan.

  Implementasi kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila guru mampu menyusun RPP serta melaksanakan dan memahami konsep

  10 penilaian autentik serta melaksanakannya.

  c.

  Aspek Konseptual Aspek ini mencakup relefansi, model kurikulum berbasis kopetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses pembelajaran mencakup aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar serta cakupan mengenai penilaian. Jika melihat dari ketiga aspek ini maka kita dapat melihat dan juga menilai bahwasannya apakah pergantian kurikulum ini telah memang dirasakan perlu dengan kondisi rill dilingkungan kita masing-

  11 10 masing disetiap satuan pendidikan.

  Ibid., hal. 35

6. Fungsi dan Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 a.

  Fungsi Pengembangan Kurikulum 2013 Fungsi kurikulum ialah sebagi pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsu sebagai:

  1) Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum.

  2) Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam kurikulum.

  3) Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah

  12 pengembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

  b.

  Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013 Mengacu pada penjelasan UU No 20 Tahun 2003, bagian umum dikatakan, bahwa:

  Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang- undang ini meliputi: ..., 2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, ...,

  Dan pada penjelasan pasal 35, disebutkan bahwa: Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk

  Melanjutkan pembangunan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang

  12 Loe loek Endah Porwati dan Sofan A mir, Panduan Memahami Kurikulum 2013..., hal. telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

  Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasi di lapangan. Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio, dan penilaian output secara utuh

  13 dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran.

7. Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013

  Kurikulum 2013 secara resmi diluncurkan dapa tanggal 15 juli 2013, dan kurikulum 2013 ini sudah dilaksanakan pada tahun

  pelajaran 2013/2014 pada sekolah tertentu saja. Perubahan kurikulum, tentu juga menghadirkan beberapa perbedaan dengan yang lama, berikut adalah perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP.

Tabel 2.1 Perbedaan kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013

  NO KURIKULUM 2013 KTSP

  1 SKL (Standar Kompetensi Standar Isi ditentukan terlebih Kelulusan) ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No dahulu, melalui Permendikbud No

  22 Tahun 2006, setelah itu

  54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan SKL (Standar ditentukan Standar Isi, yang Kompetensi Kelulusan) melalui berbentuk Kerangka Dasar Permendiknas No 23 Tahun 2006 Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69 dan

70 Tahun 2013

  2 Aspek kompetensi kelulusan ada Lebih menekankan pada aspek keseimbangan soft skill dan hard pengetahuan skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

3 Jumlah jam pelajaran per-minggu Jumlah jam pelajaran lebih sedikit

  

lebih banyak dan jumlah mata dan jumlah mata pelajaran lebih

pelajaran lebih sedikit dibanding banyak dibanding dengan KTSP kurikulum 2013

  

4 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam pembelajaran

dilakukan dengan pendekatan terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, ilmiyah (saintific approach) yaitu dan Konfirmasi standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.

  5 TIK (Teknologi Informasi dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata Komunikasi) sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pelajaran pembelajaran

  6 Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih dominan pada penilaian otentik, yaitu aspek pengetahuan menggunakan menggunakan semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasar proses dan hasil

  7 Pramuka menjadi ekstra kulikuler Pramuka bukan menjadi ekstra wajib kulikuler wajib

  8 BK lebih menekankan, BK lebih pada menyelesaikan mengembangkan potensi siswa masalah siswa

  Perbedaan kurikulum K TSP dengan kurikulum 2013 dalam pelajaran PAI Secara umum tema pengembangannya adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif (sikap spiritual dan sosial). Pencapaian perwujudan tema ini ditempuh melaluipenguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang dijabarkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

  Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari Kurikulum 2013 memiliki peran yang sangat penting berkenaan dengan pendidikan karakter sebagai tujuannya. Sebagai integrator maka PAI menghimpun kompetensi pengetahuan, sistem nilai dan kompetensi ketrampilan yang diaktualisasikan dalam sikap dan watak Islami.

  Sekalipun diterbitkan oleh Puskurbuk Kemdiknas, isi Kurikulum PAI 2013 dibuat oleh Kemenag RI berdasarkan Keputusan Menteri Agama no. 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Menilik bentuknya, perbedaan Kurikulum PAI pada KTSP dan K ur2013 misalnya terdapat pada pemakaian istilah Kompetensi Inti (KI) untuk menggantikan SK, tidak dipilah per aspek (Al Quran, Akidah, Akhlak, Fiqh, SKI) artinya PAI diajarkan sebagai satu kesatuan dan tidak dipilah persemester tetapi pertahun. Pelaksanaan evaluasi semester diserahkan kepada sekolah untuk mengaturnya.

  Setiap kelas terdiri dari empat KI kemudian dijabarkan dalam KD. KI 1 merupakan sikap spiritual, KI 2 sikap sosial, KI 3 kognitif dan KI 4 adalah skil/ketrampilan. KI 1 merupakan pengamalan core mapel dalam kehidupan sehari- hari. KI 2 diamalkan dalam hubungannya dengan sesama manusia, KI 3 dan KI 4 sudah jelas. Di tingkat SD K urikulum 2013 dilaksanakan secara tematik integratif yang melibatkan beberapa mapel. Namun demikian tidak semua materi PAI dapat dilibatkan dalam tematik integratif, maka yang dilakukan adalah tematik intern, yakni KBM yang mengintegrasikan antar KD PAI. Pada Kurikulum 2013 ini tugas guru untuk membuat administrasi mengajar cukup ringan karena silabus dan indikator sudah disiapkan dari Pusat, jadi guru hanya mengembangkannya dalam RPP.

B. Kajian Tentang Kurikulum 2013 Revisi 1. Desain Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 Revisi

  Kurikulum Nasional merupakan sebuah wacana yang sempat bergulir pada saat K urikulum 2013 mengalami proses revisi dan perubahan. Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya penerapan Kurikulum 2013 ini banyak hal dan Faktor yang bisa dikatakan menjadi permasalahan sehingga Kurikulum ini tidak serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Hanya Beberapa sekolah yang ditunjuk langsung dan menjadi percobaan penerapan kurikulum ini.

  Proses revisi K urikulum 2013 (K-13) sebenarnya telah dilakukan sejak bulan Januari 2015 hingga akhir bulan Oktober 2015.

  Revisi kurikulum 2013 (K-13) dan konsekuensi perubahannya dilakukan berdasarkan berbagai masukan dari publik, para ahli dan para pegiat serta pemerhati pendidikan sehingga ada perbaikan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) baik format maupun isinya.

  Perbaikan Kurikulum 2013 ini dengan diawali adanya Diklat Kurikulum yang dilaksanakan menjelang berakhirnya semester genap tahun pelajaran 2015/2016 kemarin; di mana dalam pelaksanaannya peserta pelatihan ini dipilih dari guru-guru Kemendikbud yang dalam pelaksanaan UKG (Uji Kompetensi Guru) memperoleh hasil yang memuaskan. Sedangkan untuk guru-guru madrasah yang berada di bawah naungan Kemenag, sampai saat ini belum ada kebijakan yang diterbitkan terkait dengan Kurikulum 2013 revisi ini. Jadi dapat dikatakan bahwa bagi madrasah yang telah ditunjuk dan atau memilih untuk memakai Kurikulum 2013, masih mengacu dan berpedoman pada kebijakan lama.

  Beberapa point penting Perubahan K urikulum 2013 revisi tahun 2017 diantaranya adalah :

  1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, melainkan tetap memakai nama K urikulum 2013 Edisi revisi yang berlaku secara Nasional.

  2. Penilaian sikap Kompetensi Inti (KI 1 & KI 2) sudah ditiadakan di setiap mata pelajaran kecuali mapel agama dan PPK n; namun demikian Kompetensi Inti tetap dicantumkan dalam penulisan RPP.

3. Jika ada 2 nilai praktek dalam 1 KD (Kompetensi Dasar), maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi.

  Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD dijumlahkan (praktek, produk, portofolio) dan diamb il nilai rata-rata. untuk pengetahuan, bobot penilaian harian dan penilaian akhir semester itu sama.

  4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.

  5. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom yaitu KD, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran

  6. Perubahan terminologi Ulangan Harian menjadi Penilaian Harian, UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester ganjil dan Penilaian Akhir Tahun untuk seme ster genap. Sedangkan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) sudah tidak ada lagi dan langsung ke Penilaian Akhir Semester atau Penilaian Akhir Tahun.

  7. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika ada).

  8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi.

  9. Remedial diberikan untuk yang memperoleh hasil / nilai kurang, namun sebelumnya siswa harus diberikan pembelajaran ulang. N ilai Remedial adalah nilai yang

  14 dicantumkan dalam hasil.

  10. Mengintergrasikan didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

  11. Mengintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking,

  

Communicative, dan Collaborative).

  12. 14 Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

  dia kses pada 1

  Revisi K13 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan, namun perubahan di fokuskan untuk meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Sedangkan dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru dalam meramunya.

  Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diterapkan didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); Pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat. Perdalaman dan perluasan dapat berupa Penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa, Penambahan dan penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah, Penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.

   adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat

  15

  dijabarkan menjadi sebagai berikut: a.

  Literasi Dini (Early Literacy), b. Literasi Dasar (Basic Literacy), c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), d. Literasi Media (Media Literacy), e. Literasi Teknologi (Technology Literacy), f. Literasi Visual (Visual Literacy).

  Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan

  4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan

  4C. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya 15 penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad

   Dire ktur Pe mbinaan Se kolah Dasar-Ke mentrian Pendid ikan dan Kebudayaan Pedoman

  21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill. Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan

  16 berpikir tingkat tinggi.

  Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan atau ide-ide.

  Mengenai Tujuan dan fungsi K urikulum secara spesifik mengacu pada Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang- undang sisdiknas ini sisebutkan bahwa fungsi kurikulum ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuanya, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Mengenai tujuan Kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis uraikan sebagai berikut.

  1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbankan

  hard skill dan soft skill melalui kemampuan sikap,

  ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.

  2. Membentuk dan meningkatkan sumberdaya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif ssebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

  3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan adminstrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran

  4. Meningkatkan peran peserta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

  5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan penndidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

  Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan K urikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi

  17 daerah.

2. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi

  Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah ada. Dalama implementasi kurikulum, dituntut upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksanaanya, permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah

  18 dirancang.

  Implementasi kurikulum 2013 Revisi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

  Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa implementassi kurikulum adalah operasionalisi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Implementassi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut, a.

  Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

  b.

  Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi. c.

  Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan

  19 kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.

  Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum 2013 Revisi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Secara garis besar, implementasi kurikulum mencakup tiga kekuatan pokok, yaitu pengembangan progra m, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.

  Pengembangan a. Pengembangan kurikulum mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta program bimbingan konseling.

b. Pelaksanaan pembelajaran

  Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre tes, pembentukan kompetensi dan post tes.

  Evaluasi hasil belajar c.

19 E.Mulyasa, Implementasi Kemandirian Guru dan Kepala Sek olah , (Jakarta:PT. Bu mi

  Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan penilaian kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan, dan

  20 sertifikasi, serta penilaian program.

  3. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Revisi

  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Evaluasi adalah penaksiran/penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid- murid kearah tujuan-tujuan atau

  21

  nilai- nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum). Penilaian pembelajaran memiliki tujuan untuk: a) Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi; b) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi; c) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi. d) Memperbaiki proses

  22 pembelajaran.

  Adapun Prinsip-prinsip Evaluasi/Penilaian Kurikulum 2013

  

23

  revisi adalah sebagai berikut: 1.

  Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

  20 21 Ibid..,180 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Tek nik Evaluasi Pengajaran ,(Bandung: Remaja Rosdakarya.1994), hal.3 22 Amirono & Da ryanto, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013, (Gava Media), hal 45. 23 Dire ktur Pe mb inaan Se kolah Dasar-Ke mentrian Pendid ikan dan Kebudayaan,

  2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

  3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didikkarena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

  4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

  5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

  6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

  7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah- langkah baku.

  8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

  9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

  Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan, sedangkan lingkup penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek

  24

  pengetahuan dan aspek keterampilan. Dalam teknik penilaiannya, kurikulum 2013 revisi lebih menunjukkan pada penilaian pembinaan sikap. Teknik-teknik dalam penilaian kurikulum ini sebagai berikut : 1.

  Penilaian Sikap

  Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Sikap Sosial Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat dijadikan sebagai alat konfimasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai unsur penilaian utama.

  2. Penilaian Pengetahuan

  Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian.

  3. Penilaian Keterampilan

  Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.

  Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentang

skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.

  Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan merupakan proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam

  25

  bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. Lingkup penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan oleh pendidik. Penilaian aspek sikap oleh pendidik dilakukan untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik, dan pengadministrasian pelaporan kepada pihak terkait dilakukan oleh satuan pendidikan. Penilaian aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dilakukan oleh satuan pendidikan.

  Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah.

  26 1.

  Penilaian Akhir Semester Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan antara lain untuk pengisian rapor.

2. Penilaian Akhir Tahun

  Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester genap. Hasil penilaian akhir tahun selanjutnya diolah dan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan antara lainuntuk pengisian rapor.

3. Ujian Sekolah

  Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan penyelesaian dari satuan pendidikan.

  Sejalan dengan hal itu, dalam kurikulum 2013 ini harus ditekankan pada keterkaitan, keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. Dalam penyusunan langkah- langkah

  27

  pembelajaran harus memuat unsur sebagai berikut :

  28

  1) Dintegrasi:

  a. (kemampuan berkomunikasi, kemampuan

  4C erinteraksi, kemampuan berpikir/lebih luas dari HOTS:

27 Ibid, hal 21

  • konseptualisasi, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi melalui proses berpikir deduktif dan induktif.

  Critical Thinking (Berpikir Kritik): proses

  • mengembangkan solusi, ide, konsep, teori, prosedur, produk. Inovasi adalah bentuk kreativitas.

  (Kreativitas): kemampuan Creativity

  • dalam kelompok baik tatap muka atau melalui komunikasi dunia maya untuk memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, membuat keputusan, dan negosiasi untuk mencapai tujuan tertentu.

  Collaboration (Kerjasama): kemampuan kerjasama

  • mengemukakan pikiranatau pandangan dan hasil lain dalam bentuk lisan, tulisan, menggunakan IT, dan kemampuan mendengar, kemampuan memahami pesan.

  Communication (Berkomunikasi): kemampuan

  b.

  HOTS (kemampuan berpikir), kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

  c.

  Literasi antara lain pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan dan lain-lain. d.

  Karakter 2) dirancang: interaktif, inspiratif,

  Pembelajaran menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

3) Dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

C. Kajian Tentang Mata Pelajaran PAI 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Didalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegasan bahwa isi kuriulum setiap jenis, alur, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasanya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesan sesuai dengan agama yang di anut oleh peserta didikyang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

  29 agama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

  Dalam konssep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus di aktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga menghasilkan prestasi rohani yang disebut takwa. Amal saleh menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan menusia dengan Allah dan hubungan manusia 29 dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi. Di dalam GBPP PAI

  Muhaimin, Paradigma Pendidik an Islam,(Bandung: PT REMAJA ROSDAKA RYA, di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengjaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

  Pendidikan Agama Islam dapat didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dai sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

  30 persatuan bangsa.

  Secara umum pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama Islam. Ajaran-ajaran tersebut terdapat dalam Al-

  Qur’an dan hadits serta melalui proses ijtihad para ulama’ mengembangkan pendidikan Agama Islam pada tingkat yang rinci. Jadi, pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Agama Islam.

30 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidik an Agama Islam , (Bandung: Re ma ja

  Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang definisi pendidikan Agama Islam, maka penulis mengambil beberapa definisi, antara lain: a.

  Di dalam GBPP SD dan MI mata pelajaran pendidikan Agama Islam kurikulum 1994, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Agama Islam adalah: Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

  31 untuk mewujudkan persatuan nasional.

  b.

  Tayar Yusuf, mengartikan pendidikan Agama Islam sebagai usahasadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT.

  Sedangkan menurut A.Tafsir Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang agar ia berkembang secara

  32

  maksimal sesuai dengan ajaran Islam Dari bebrapa pengertian di atas, bahwa pendidikan agam Islam yang harus dilakukan umat Islam adalah pendidikan yang mengarahkan 31 manusia kearah akhlak yang mulia dengan memberikan kesempatan

  Muhaimin, d kk, Strategi Belajar Mengajar, Penerannya dalam Pembelajaran Pendidik an Agama (Surabaya: Citra Media, 1996), hal.1 32 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidik an Agama Islam Berbasis Kompetensi

  keterbukaan terhadap pengaruh dari luar dan perkembangan dari dalam diri manusia yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

  Menurut Zuhairini, bahan atau materi pembelajaran pendidikan Agama Islam. Sebagaimana diketahui ajaran pokok Islam meliputi: a.

  Masalah keimanan (Aqidah) adalah bersifat I’tikad batin, mengajarkan keEsaan Allah.

  b.

  Masalah keislaman (Syari’ah) adalah hubungan dengan alam lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan bangsa.

  c.

  Masalah ihsan (Akhlak) adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurnaan bagi kedua diatas dan mengajarkan tata cara pergaulan hidup manusia

  Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari ketiga hal tersebut lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu: ilmu tauhid, ilmu fiqh dan ilmu akhlaq. Tiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembatasan rukun Islam dan materi pendidikan agama Islam yaitu: al-

  Qur’an dan Hadits, serta ditambah dengan sejarah Islam (tarikh) sehingga secara berurutan: (1) ilmu tauhid atau ketuhanan, (2) ilmu fiqih, (3) al- Qur’an, (4) hadits,

  33 (5) akhlaq, (6) tarikh.

33 Zuhairin i, d kk, Metodik Khusus Pendidik an Agama (Surabaya: saha Nasional, 1981),

  Ruang lingkup pembahasan Pembelajaran PAI tergantung kepada jenis lembaga pendidikan yang bersangkutan, tingkatan kelas, tujuan kemampuan anak-anak sebagai konsumennya. Sementara itu secara empirik dalam pelaksanaan pendidikan Agama masih dirasakan terjadinya kesenjangan antara peran dan harapan yang ingin di capai dengan terbatasnya alokasi waktu yang disediakan. Untuk sekolah-sekolah agama tentunya pembahasannya lebih luas, mendalam dan terperinci dari pada sekolahan umum.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

  Membincangkan tujuan pendidikan dalam Islam, sesungguhnya tidak bisa terlepas dari diskusi tentang tujuan hidup manusia. Sebab, tujuan pendidikan yang paling ideal seharusnya bermuara pada pembentukan manusia yang ideal. Sementara sosok manusia yang ideal tentulah manusia yang tujuan hidupnya telah selaras dengan tujuan penciptaannya.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

A. Deskripsi Data - PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 27

PENINGKATAN KECERDASAN IESQ SANTRI MELALUI PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MENARA AL-FATTAH PUTRI MANGUNSARI TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH KEMAMPUAN BENTUK KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI - PENGARUH KEMAMPUAN BENTUK KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 35

BAB III METODE PENELITIAN - PENGARUH KEMAMPUAN BENTUK KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

BAB IV HASIL PENELITIAN - PENGARUH KEMAMPUAN BENTUK KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 28

BAB V PEMBAHASAN - PENGARUH KEMAMPUAN BENTUK KOMUNIKASI GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 10

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 REVISI PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN 1 KRADINAN PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 REVISI PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN 1 KRADINAN PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 13