Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin)

  Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa

  41 (Ait.) Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin) Peningkatan Kelarutan Dan Laju Disolusi Glimeripid Melalui Metode Kokristalisasi (Fitrianti

  47 Darusman, Sundani N Soewandhi, Rachmat Mauludin) Uji Mutu Fisik Formulasi Salep Daun Gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd.) ( Elizabeth Holle,

  55 Eva S Simaremare, Yuliana Y. Yabansabra, Elsye Gunawan, Agustina Ruban) Formulasi Orally Disintegrating Tablets Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Sebagai

  61 Antioksidan (Yedi Herdiana, Nyi Mekar Saptarini, Laura Natalia) Penentuan Kadar Amilosa Dari Umbi Talas Safira (Colocasia esculenta Schoot var. antiquorum)

  67 Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis (Nursamsiar, Kristina Pasongli, Hamdayani L. A , Aiyi Asnawi, dan Fauzan Zein) Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan

  73 Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung (N.N. Sri Mas Hartini, J.M. Weking, Maulana Yusuf) Penetapan Kadar Fenolat Total, Flavanoid Total, Serta Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH

  82

  1

  1 DAN Cuprac Pada Ekstrak Daun Sendok (Plantago major L.) (Wempi Budiana , Burhanudin , Asep Roni)

  Oktober, 2016 Hal. 41-89 Vol. 3 No.2

JURNAL FARMASI GALENIKA

  Volume 3 No 02 Edisi Oktober 2016

  EDITORIAL

  Pengantar Redaksi PEMBINA

  H. Mulyana, S.H., M.Pd. Puji syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat dan karuniaNya, Jurnal Farmasi Glenika volume 3 no 2

  PENANGGUNG JAWAB tahun 2016 dapat diterbitkan.

  Entris Sutrisno, S.Farm., M.HKes., Apt.

  Pembaca jurnal yang terhormat, pada edisi ini, Dr. As’ari Nawawi, M.S., Apt. hasil evaluasi dewan redaksi, kami menerbitkan 7

  KETUA DEWAN REDAKSI artikel yang terdiri dari 5 artikel yang melaporkan

  Dr. Patonah, M.Si., Apt hasil penelitian bahan alam: daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), kayu secang

  BENDAHARA (Caesalpinia sappan L.), umbi talas safira

  Rahma Ziska, M.Si (Colocasia esculenta), daun sendok ( (Plantago

  mayor L.), daun gatal (Laportea decumana). Satu EDITOR PELAKSANA artikel membahas tentang perbaikan formulasi Prof. Yudi Padmadisastra, M.Sc., Ph.D., Apt glimepirid menggunakan metode kokristalisasi.

  Dr.Yani Mulyani, M.Si., Apt Satu artikel membahas tentang survei Dr. Fauzan Zein, M.Si., Apt pengetahuan kesehatan reproduksi dan

  Drs. Rahmat Santoso, M.Si., M.HKes., Apt penggunaan sediaan farmasi pada organ Dra. Ida Lisni, MSi. Apt reproduksi.

  Deden Indra Dinata, M.Si., Apt Dadang Juanda, M.Si., Apt Semoga penelitian tersebut dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya dan memperkaya

  DEWAN REDAKSI khasanah kekayaan alam Indonesia. Laporan

  Soni Muhsinin, M.Si penelitian ini semoga dapat dimanfaatkan Widhya Aligita, M.Si., Apt langsung oleh masyarakat dalam rangka

  Yulianti Anjayani, S,Pd pemeliharaan kesehatan dan menjadi landasan penelitian lanjut bagi peneliti.

MITRA BESTARI

  Dr. Elfahmi, M.Si, Apt Dr. I Ketut Adnyana, M.Si., Apt Bandung,Oktober 2016 Dr. Dwi Setyawan, M.Si., Apt.

  Dr. Fikri Alatas, M.Si., Apt.

  Dr. Lia Amalia, M.Si., Apt.

  Dewan Redaksi Dr. Heni Rachmawati, M.Si., Apt

  Dr. rer. nat. Sophi Damayanti., M.Si., Apt

ALAMAT REDAKSI

  Jurnal Farmasi Galenika STFB (JFG) Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

  Jl. Soekarno Hatta No. 754 Bandung Telepon/Fax : 022-7830760 Web. http://ejournal.stfb.ac.id/ e-mail

  Terbit 2 kali dalam setahun (April & Oktober) i

  Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 2

ISSN: 2406-9299

DAFTAR ISI

  Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.)

  41 Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin) Peningkatan Kelarutan Dan Laju Disolusi Glimeripid Melalui Metode Kokristalisasi (Fitrianti Darusman,

  47 Sundani N Soewandhi, Rachmat Mauludin) Uji Mutu Fisik Formulasi Salep Daun Gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd.) ( Elizabeth Holle, Eva

  55 S Simaremare, Yuliana Y. Yabansabra, Elsye Gunawan, Agustina Ruban) Formulasi Orally Disintegrating Tablets Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Sebagai

  61 Antioksidan ( Yedi Herdiana, Nyi Mekar Saptarini, Laura Natalia) Penentuan Kadar Amilosa Dari Umbi Talas Safira (Colocasia esculenta Schoot var. antiquorum)

  67 Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis (Nursamsiar, Kristina Pasongli, Hamdayani L. A , Aiyi Asnawi, dan Fauzan Zein) Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan

  73 Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung (N.N. Sri Mas Hartini, J.M. Weking, Maulana Yusuf) Penetapan Kadar Fenolat Total, Flavanoid Total, Serta Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH

  82

  1

  1 DAN Cuprac Pada Ekstrak Daun Sendok (Plantago major L.) (Wempi Budiana , Burhanudin , Asep

  Roni) ii

  Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 2

ISSN: 2406-9299

  

Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan

Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung

  1

  1 N.N. Sri Mas Hartini , J.M. Weking , Maulana Yusuf

  Sekolah Tinggi Farmasi Bandung Email : nyomansmharsa@gmail.com

  

ABSTRAK

  Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi, komponen dan proses reproduksi. Untuk pemeliharaan kesehatan organ reproduksi diperlukan sarana, prasarana dan perilaku yang menunjang serta penggunaan sediaan farmasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa, sikap tentang fasilitas kampus yang menunjang kesehatan organ reproduksi, perilaku dan penggunaan sediaan farmasi pada organ reproduksi. Metode penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan secara potong lintang (cross sectional) dan pengambilan sampel secara stratified incidental

  sampling pada mahasiswa Sekolah Tinggi Farmasi Bandung kelas A angkatan 2013

  • – 2015 serta digunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Sampel yang didapat sebanyak 123 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak berumur 20 tahun (37,4%), berjenis kelamin perempuan (66,7%). Pengetahuan mengenai kesehatan organ reproduksi pada tingkat baik (89,2%). Fasilitas kampus cukup memadai (62%). Kebiasaan membasuh dubur dari depan ke belakang (66,7%), menggunakan air untuk membersihkan kelamin setelah buang air kecil (76,4%), mengganti celana dalam setelah mandi (67,5%). Khusus perempuan menggunakan air dan sabun untuk membersihkan vagina (68,3%), tidak menggunakan obat untuk nyeri saat haid (62,2%), makanan bergizi untuk penambah darah (43,9%) dan tidak menggunakan pelembab vagina (65,9%). Khusus laki-laki menggunakan salep/krim anti alergi (39%) saat terjadi alergi pada alat kelamin, tidak menggunakan sediaan khusus saat luka (46,3%) dan tidak menggaruk saat gatal (78%). Secara umum tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai kesehatan reproduksi dapat dikategorikan baik, fasilitas kampus cukup memadai, perilaku umum sejalan dengan tingkat pengetahuan, terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku cara membasuh dubur, penggunaan celana dalam yang longgar dan penggunaan pelembab pada vagina.

  Kata kunci: Mahasiswa, Pengetahuan , Kesehatan Reproduksi, Sediaan Farmasi

ABSTRACT

  Reproductive health is a healthy condition concerning systems, functions, components and processes of reproduction. Some facilities, infrastructure and the use of pharmaceutical product is required to promote reproductive organ health. The purpose of this study was to determine the level of knowledge about reproductive health, attitude, practice and the use of pharmaceutical preparations for the reproductive organs. Research method was observational with cross-sectional approach with stratified incidental sampling to the student of Bandung School of Pharmacy class A of 2013-2015 and using chi-square statistical test with significance p<0.05. There were 123 respondents. The results showed that respondent’s age mostly 20 years old (37.4%), female gender (66.7%). Average knowledge about reproductive health was at a good level (89.2%). Campus has pr ovided enough facilities to support genital’s health care (78%). Washing way habit after defecation was from genital to anal (66.7%), using water to clean genitals after urination (76.4%), changing underwear after taking a bath (67.5%), wearing loose underwear (56.1%). Mostly women student using soap and water to clean their vagina (68.3%), never used analgesics when having dysmenorrhea (62,2%), taking healthy food for anemia

  73 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02

ISSN: 2406-9299

  • –24 tahun dan diproyeksikan menjadi 44,39 juta pada tahun 2020 (Bappenas 2013). Besarnya penduduk remaja akan ber- pengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Penduduk remaja perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja (BKKBN, 2010). Hasil analisis Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI reproduksi di Indonesia dewasa ini masih belum seperti yang diharapkan, diban-dingan dengan keadaan di negara-negara ASEAN lainnya. Indonesia masih tertinggal jauh dalam aspek kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyebutkan bahwa remaja berdasarkan usia 10-24 tahun di Indonesia belum mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi (BKKBN, 2012). Permasalahan yang banyak dihadapi para remaja antara lain perawatan organ reproduksi karena kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran bagaimana mengatasinya. Pemahaman perawatan organ reproduksi antara lain meliputi pemeliharaan kebersihan organ reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses repro-duksi, dan penyakit dari kesehatan reproduk-sinya (Irawati, 2013). Pada masa remaja, seseorang mengalami

  74 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02

  (43,9%), used nothing to humidify their vagina (65,9%). Mostly male student used ointment/cream as an anti allergic agent (39%), used no thing when having genital’s wound (46.3%), never scratch when it was itchy (78%).

  In general, student’s knowledge was in a good level, campus has provided enough facilities and there were significant relationship between the level of knowledge and washing anal practice, wearing loose underwear, and the use of pharmaceuticals product as a moisturizer in women’s vagina.

  Keywords : Student, Knowledge, Reproduktive Health, Pharmacy preparation PENDAHULUAN Promosi untuk berperilaku sehat dan langkah- langkah pencegahan masalah kesehatan sela-ma usia remaja merupakan hal kritis untuk menghindari terjadinya risiko masalah kesehatan usia dewasa dan risiko masalah kesehatan dan sosial negara (WHO, 2016). M enurut BPS tahun 2010, 26,67%

  dari 237,6 juta penduduk Indonesia adalah remaja (10-24 tahun), dimana 40,75 juta (17,15%) adalah remaja berusia 15

  pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Tanda-tanda remaja pada perempuan ditandai dengan mulai terjadinya menstruasi sedangkan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma. Remaja diharapkan dapat menjalankan fungsi reproduksinya dengan tepat, oleh karena itu dia harus mengenali organ reproduksinya. Fungsi yang akan dijalankan dalam proses reproduksinya tersebut tidak dapat dila- kukan bila organ-organ reproduksinya tidak terawat sejak awal (Widyastuti, 2009). Karena berada dalam masa peralihan maka pada remaja sering ditemukan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang tubuhnya. yang memberi dampak besar terhadap kehidupan remaja di masa datang. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna, 2010). Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum. (Nilna, 2009).

  Masalah reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan serius, karena masalah tersebut paling banyak muncul pada negara berkembang, seperti Indonesia. Banyaknya remaja yang belum mengetahui cara memelihara organ reproduksi yang baik menyebabkan tim peneliti tergerak untuk melakukan kajian pendahuluan tentang tingkat

ISSN: 2406-9299

  pengetahuan mahasiswa mengenai kesehatan terhadap sikap dan praktik penggunaan sediaan organ reproduksi, sikap dan praktik/perilaku farmasi. penggunaan sediaan farmasi pada organ reproduksi pada mahasiwa di lingkungan Sekolah Pengambilan Kesimpulan Tinggi Farmasi Bandung. Kajian awal/penda-huluan Dari hasil analisa data yang telah dilakukan secara ini merupakan salah satu upaya untuk deskriptif dan analitik diambil kesimpulan mengenai meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi distribusi karak-teristik, tingkat pengetahuan, sikap, remaja kampus, khususnya di Sekolah Tinggi peri-laku/penggunaan sediaan farmasi pada organ Farmasi Bandung. Peneliti juga ingin melibatkan reproduksi dan hubungan antar variabel. pengelola perguruan tinggi (Sekolah Tinggi Farmasi Bandung) untuk turut berkontribusi dalam upaya ini. HASIL DAN PEMBAHASAN

  METODOLOGI PENELITIAN Distribusi karakteristik

  Data karateristik responden yang diukur meliputi Penelitian ini menggunakan metode obser-vasional jenis kelamin, umur, lulusan sekolah menengah, terhadap data hasil pengisian kuesioner dan tempat tinggal selama kuliah, sumber dana per penyajian hasil dalam bentuk deskriptif dan analitik. bulan dan sumber informasi pertama mengenai Teknik survei adalah rancangan potong lintang personal hygiene organ reproduksi.

  (cross sectional), dan pengambilan sampel secara

  

stratified incidental sampling dengan tingkat ke- Tabel 1. Distribusi responden menurut karakteristik

Jenis Karakteristik maknaan sebesar 7 %. No. Frekuensi % karakteristik responden

  1 Laki-laki 41 33,3 Data dan Sumber Data

  Jenis kelamin Perempuan 82 66,7

  Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Farmasi

  Jumlah 123 100

  Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta

  2 18 tahun 11 8,9

  No.754, Cibiru, Bandung. Data diperoleh dari hasil

  19 tahun 36 29,3

  penyebaran kuesioner yang sebelumnya telah

  Umur 20 tahun 46 37,4

  dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap

  21 tahun 24 19,5

  pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Penye-baran

  22 tahun 6 4,9 Jumlah 123 100

  2016 menjelang masa ujian dan Ramadhan Tahun

  Lulusan

  3 SMF/SMK 69 56,1

  2016 pada mahasiswa program studi Sarjana

  sekolah

  Farmasi kelas reguler 3 angkatan yaitu angkatan Non SMK/SMF

  54 43,9 menengah

  2013, 2014 dan 2015 sebanyak 123 responden.

  Jumlah 123 100

  4 Bersama orangtua 42 34,1 Penyajian hasil

  Bersama keluarga 4 3,3 Tempat tinggal

  Penyajian hasil secara deskriptif untuk melihat

  Kontrakan/kosan 77 62,6

  sebaran/distribusi karakteristik responden,

  Jumlah 123 100

  pengetahuan mengenai kese-hatan reproduksi,

  5 Orangtua/wali 111 90,2 Sumber dana

  sikap dan perilaku penggunaan sediaan farmasi

  Orangtua/wali+ per bulan 12 9,8 mandiri

  untuk kese-hatan organ reproduksi.

  Jumlah 123 100

  6 Orangtua 70 56,9 Sumber

  Penyajian analitik berupa pengujian hipotesis untuk

  informasi Tenaga kesehatan 21 17,1

  mengetahui hubungan antar variabel. Pengujian

  mengenai Teman 9 7,3

  hipotesis meliputi hubungan antara karaktersitik

  kesehatan reproduksi

  terhadap tingkat pengetahuan, tingkat pengetahuan Media massa

  23 18,7 Jumlah 123 100

  75 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02

  76 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02 Tabel 1 menunjukkan lebih banyak res-ponden berjenis kelamin perempuan (66,7%), dengan umur 20 tahun (37,4%), lulusan sekolah menengah SMF/SMK (56,1%), tempat tinggal di kontrakan/kos (62,6%), sumber dana per bulan dari orangtua (90,2%) dan sumber informasi pertama mengenai

  Kelengkapan penunjang di toilet Sangat lengkap 1 0,8 Lengkap

  Sangat memadai 5 4,1 Memadai

  Tidak memadai 2 1,6 Jumlah 123 100 Ketersediaan wastafel

  99 80,5 Memadai 19 15,4 Kurang memadai 3 2,4

  35.0 Jumlah 123 100 Ketersediaan air di toilet Sangat memadai

  43

  57 46,3 Tidak memadai

  Memadai 23 18,7 Kurang memadai

  Jumlah 123 100 Jumlah toilet dengan rasio mahasiswa

  Tidak lengkap 61 49,6

  8 6,5 Kurang lengkap 53 43,1

  Tabel 3. Distribusi responden menurut sikap Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

  personal hygiene organ reproduksi didapatkan dari orang tua (56,9%).

  Pengetahuan yang baik umumnya sejalan dengan sikap yang baik tentang kesadaran pentingnya fasilitas yang memadai untuk menunjang promosi dan pemeliharaan organ reproduksi. Dukungan dan kesadaran dari pihak institusi maupun pengguna fasilitas kampus akan pentingnya keter-sediaan sarana-prasarana di kampus yang menunjang kesehatan reproduksi ditunjuk-kan dengan hasil penelusuran sikap res-ponden (Tabel 3).

  Sikap (Attitude) merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus. Sikap belum merupakan suatu tindakan nyata, tetapi masih berupa persepsi dan kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus yang ada di sekitarnya. Pengukuran sikap merupakan pendapat yang diungkapkan oleh responden terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

  Distribusi sikap

  Tingkat pengetahuan mengenai kesehatan reporoduksi pada kategori baik, hal ini cukup sesuai mengingat mahasiswa farmasi tingkat I, II dan III sudah terpapar pendidikan kesehatan reproduksi pada tahap awal. Perhitungan nilai tingkat pengetahuan mahasiswa secara keseluruhan adalah sebesar 89%. Nilai ini didapat dengan cara membagi total skor nilai jawaban kuesioner seluruh responden terhadap total nilai jawaban semua benar secara teoritis (9.216/10.332=89%).

  1 0,8 Jumlah 123 100

  Kurang

  Baik 116 94,3 Cukup 6 4,9

  Nama Variabel Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Tingkat Pengetahuan

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi secara umum dalam katagori baik Distribusi tingkat pengeta-huan dapat dilihat pada tabel berikut ini pengetahuan

  Distribusi tingkat pengetahuan

  Mahasiswa Farmasi saat ini masih didominasi oleh perempuan dan berasal dari lulusan sekolah menengah yang linier. Umumnya berasal dari berbagai daerah yang cukup jauh dari kampus sehingga memilih tinggal di tempat kos sementara menuntut ilmu. Mahasiswa masih belum memiliki penghasilan sendiri dan menun-jukkan hubungan kedekatan dengan orang tua yang baik hal ini ditunjukkan dari hasil survey terbanyak tentang sumber informasi pertama mengenai kesehatan reproduksi didapat dari orang tua.

  26 21,1 Kurang 48 39,0

  77 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02

  Depan ke belakang 82 66,7

  Sangat ketat 1 0,8 Ketat 53 43,1

  Lainnya 8 6,5 Jumlah 123 100 Celana dalam yang digunakan

  21 17,1 Setelah mandi 83 67,5

  Mengganti celana dalam Saat kotor 11 8,9 Saat basah

  Tisue 5 4,1 Lainnya 7 5,7 Jumlah 123 100

  Sabun 17 13,8 Air 94 76,4

  Jumlah 123 100 Membersihkan kelamin setelah BAK

  12 9,8 Tidak tahu 67 54,5

  38 30,9 Nylon 6 4,9 Campuran

  Jumlah 123 100 Bahan dasar celana Katun

  39 31,7 2 kali 22 17,9 3 kali 18 14,6 Tidak mencukur 44 35,8

  26 Kanan ke kiri 3 2,4 Jumlah 123 100 Mencukur rambut kemaluan dalam 3 bulan terakhir 1 kali

  32

  Kiri ke kanan 6 4,9 Belakang ke depan

  Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentas e (%) Membasuh dubur setelah BAB

  Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentase (%) memadai Tidak memadai

  Perilaku memelihara alat reproduksi (Kusmiran, 2012) yang baik diantaranya adalah : 1.

  44 35,8 Jumlah 123 100 Ketersediaan tempat sampah

  Sangat memadai 84 68,3

  Memadai 29 23,6 Kurang memadai 5 4,1

  Tidak memadai 5 4,1 Jumlah 123 100

  Secara umum mahasiswa menyatakan sikap positif terhadap ketersediaan fasilitas yang menunjang upaya promotif dan pemeliha-raan kesehatan organ reproduksi mahasiswa yaitu fasilitas di kampus cukup memadai (62%). Beberapa fasilitas yang menurut pendapat kebanyakan responden kurang memadai adalah kelengkapan di toilet (49,6%), jumlah toilet (58,5%) dan keter-sediaan wastafel (39%). Institusi sudah menyediakan sarana- prasarana pe-nunjang dengan cukup memadai. Beberapa masukan sangat baik untuk semakin meningkatkan promosi kesehatan repro-duksi di lingkungan kampus.

  Distribusi perilaku kesehatan pada organ reproduksi

  Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari;

  kesehatan

  2. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin atau anus dengan meng-gunakan air bersih atau kertas pembersih (tisue). Gerakkan cara mem-bersihkan alat kelamin adalah dari arah alat kelamin ke arah anus, untuk mencegah kotoran anus menyebar ke daerah alat kelamin;

  3. Tidak menggunakan air yang kotor untuk membersihkan alat kelamin;

  4. Dianjurkan untuk mencukur atau me-rapikan rambut kemaluan karena bisa ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nya-man;

  5. Menggunakan celana dalam yang menye-rap keringat;

  6. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat. Distribusi perilaku/kebiasaan umum mahasiwa terkait promosi dan peme-liharaan kesehatan organ reproduksi hasil pengisian kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 4. Distribusi responden menurut perilaku

  Longgar 69 56,1 Jumlah 123 100 Mandi sebelum ke kampus Ya 123 100

  78 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02 Beberapa perilaku kebiasaan mahasiswa (Tabel 4) terkait promosi dan pemeliharaan organ reproduksi sudah sejalan dengan tingkat pengetahuan dan selebihnya masih berda-sarkan kepraktisan, kenyamanan dan ke-mudahan. Perilaku responden mem-basuh dubur dari depan ke belakang setelah buang air besar (66,7%), tidak mencukur rambut kemaluan dalam 3 bulan terakhir (35,8%), tidak tahu bahan celana dalam yang dikenakan (54,5%), hanya meng-gunakan air untuk membersihkan kelamin setelah buang air kecil (76,4%), mengganti celana dalam setelah mandi (67,5%), dan mandi sebelum ke kampus (100%).

  8 9,8 Feminax 10 12,2 Lainnya 51 62,2

  Distribusi perilaku khusus laki-laki

  Perilaku khusus mahasiswa perempuan terkait kesehatan organ reproduksi sudah cukup sejalan dengan tingkat pengetahuan yang baik diantaranya yaitu kebiasaan mengganti pembalut lebih sering (2 kali dalam sehari) atau penggunaan pembalut paling tidak 3 helai dalam sehari saat haid (53,7%) dan sudah mulai menggunakan sediaan farmasi dalam hal menggunakan air dan sabun untuk mem- bersihkan vagina (68,3%). Keluhan-keluhan yang dialami selama masa menstruasi bersifat sementara karena perubahan siklus hormonal, dipraktikkan dengan perilaku yang baik diantaranya dengan tidak menggunakan obat nyeri (62,2%) dan mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk penambah darah (65,9%).

  Jumlah 82 100

  Cairan pembersih 22 26,8 Lainnya 54 65,9

  4 4,9 Krim pelembab 2 2,4

  Multivitamin 5 6,1 Lainnya 23 28,0 Jamu 11 13,4 Jumlah 82 100 Pelembab untuk vagina Bedak tabur

  Makanan bergizi 36 43,9

  Jumlah 82 100 Tindakan untuk penambah darah Pil tambah darah 7 8,5

  Asam mefenamat 13 15,9 Paracetamol

  Distribusi perilaku khusus perempuan

  Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Obat untuk nyeri saat haid

  Tisue 5 6,1 Lainnya 14 17,1 Jumlah 82 100

  Antiseptik 7 8,5 Air dan sabun 56 68,3

  >3 helai 21 25,6 Jumlah 82 100 Sediaan untuk membersihkan vagina hari ini

  2 2,4 2 helai 15 18,3 3 helai 44 53,7

  Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Jumlah pembalut terbanyak dlm sehari saat haid 1 helai

  perempuan

  Tabel 5. Distribusi perilaku responden khusus

  Alat reproduksi khususnya alat reproduksi perempuan merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan genitalia, seperti mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, meng-gunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi pada organ genital pe-rempuan (Ratna, 2010).

  Data mengenai kebiasaan perilaku kesehatan organ reproduksi khusus laki-laki (Tabel 6) menunjukkan bahwa responden terbanyak menggunakan salep/krim anti alergi (39%) saat terjadi alergi pada alat kelamin. Tidak menggunakan air, alkohol, betadin atau antibiotik saat luka pada alat kelamin (46,3%) dan tidak menggaruk saat gatal pada alat kelamin (78%).

  79 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02

  Hubungan antar variabel

  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Dari total 27 variabel (karakteristik, sikap, perilaku umum dan khusus) yang dianalisis, ada 3 variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan responden yaitu cara membasuh dubur, pemakaian celana dalam yang ketat dan penggunaan pelembab pada organ repro-duksi. Tingkat pengetahuan responden yang baik sudah sejalan dengan beberapa perilaku yang baik. Membasuh dubur dari depan ke belakang akan menghindarkan organ genital dari infeksi mikroba yang berasal dari feses. Penggunaan celana dalam yang tidak ketat membuat aliran udara menjadi lebih baik di sekitar kelamin sehingga tidak menimbulkan panas yang berlebih atau lembab pada organ reproduksi. Penggunaan pelembab yang berlebihan pada vagina akan memicu tumbuhnya jamur atau bakteri patogen pada daerah vagina.

  0,020 H ditolak Semua variabel perilaku khusus laki-laki >0,05 H diterima

  0,000 H ditolak Perilaku umum(penggunaan celana dalam ketat/longgar) 0,000 H ditolak Perilaku khusus perempuan (penggunaan pelembab pada organ genital)

  >0,05 H diterima Semua variabel sikap >0,05 H diterima Perilaku umum (basuh dubur setelah BAB)

  Variabel korelasi Kemaknaan (p) Kesimpulan Semua variabel karakteristik

  dengan karakteristik responden

  Tabel 7. Analisis hubungan tingkat pengetahuan

  Analisis hubungan antar variabel adalah menggunakan chi-square analysis dengan nilai kemaknaan 0,05. Jika nilai kemaknaan yang didapat kurang dari 0,05 (p<0,05) maka H ditolak artinya terdapat hubungan antara variabel yang dihubungkan. Seba-liknya jika nilai kemaknaan lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka H diterima yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dihubungkan. Berikut adalah data hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan karak-teristik, sikap, perilaku umum dan khusus responden.

  Responden laki-laki sudah mulai meng-gunakan sediaan farmasi dalam hal mengatasi alergi pada organ genital untuk pemeliharaan organ reproduksinya

  Tabel 6. Distribusi perilaku responden khusus laki-

  Jumlah 41 100

  Tidak menggaruk 32 78,0

  Antibiotik oral 7 17,1 Obat tradisional 2 4,9

  19 46,3 Jumlah 41 100 Untuk mengatasi gatal pada alat kelamin

  Air 10 24,4 Alkohol 3 7,3 Betadin 9 22,0 Lainnya

  4.9 Jumlah 41 100 Yang digunakan saat luka pada alat kelamin

  2

  16 39,0 Lainnya 11 26,8 Lotio anti alergi

  Bedak tabur 10 24,4 Salep/krim anti alergi

  Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentase (%) Yang digunakan saat terjadi alergi pada alat kelamin Tablet anti alergi 2 4,9

  laki

  1 Tingkat pengetahuan mahasiswa Sekolah Tinggi Farmasi Bandung tentang kesehatan organ reproduksi berada pada tingkat pengetahuan yang baik (89%).

  2 Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Fasilitas kampus yang menunjang upaya promotif dan pemeliharaan kesehatan organ Kesehatan. reproduksi secara umum cukup memadai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (62%).

  Nasional. (2012) : Survei Demografi dan

  3 Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Perilaku/kebiasaan umum mahasiswa maupun khusus (perempuan dan laki-laki) terkait Kesehatan. kesehatan organ repro-duksi sudah sejalan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan tingkat pengetahuannya. Hal ini Nasional. (2013) : Survei Demografi dan ditunjukkan dengan adanya hubungan Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian bermakna antara tingkat pengetahuan dengan Kesehatan. variabel cara membasuh dubur, pemakaian Dwikarya, Maria, (2004) ; Menjaga Organ Intim celana dalam yang longgar dan penggunaan (Penyakit dan Penanggulangan-nya). pelembab pada organ reproduksi perempuan. Tanggerang ; PT Kawan Pustaka.

  Evelyn C. Pearce. (2002) : Anatomi dan Fisiologi

  Saran Untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia.

  Beberapa saran yang dapat disampaikan Fitriani, S. (2011) : Promosi Kesehatan. Cetakan 1. berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Yogyakarta: Graha Ilmu. diantaranya adalah : Irawati, dkk. (2013) : Studi Akses Terhadap Media 1.

  Kesehatan Reproduksi Pada Kalangan Remaja

  Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan langkah-langkah perbaikan SMA Negeri

  9 Bulukumba Kabupaten

  berkelanjutan maupun kebi-jakan-kebijakan Bulukumba. Diperoleh dari yang lebih konkrit untuk menunjang perbaikan repository.unhas.ac.id/diakses tanggal 11 kesehatan reproduksi guna menciptakan derajat Oktober 2014. kesehatan reproduksi mahasiswa yang lebih Kissanti, A. (2008) : Buku Pintar Wanita Kesehatan baik lagi dan generasi muda pada umumnya. dan Kecantikan, Araska, Jakarta.

  2. Kusmiran, Eny. (2012) : Kesehatan Reproduksi Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pengembangan pada Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan: Salemba kuesioner dan dirancang lebih detil serta terarah Medika. dengan melibatkan jumlah responden yang Marmi. (2013) : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. memberikan gambaran yang lebih mendekati Notoatmodjo, S. (2007) : Pendidikan dan Perilaku pada kenyataan. Untuk melihat ada/tidaknya kesehatan. Cetakan 2 Jakarta : PT. Rineka pengaruh dari faktor perbedaan program studi Cipta dapat pula dilakukan penelitian dengan variasi Notoatmodjo. (2007) : Promosi Kesehatan dan Ilmu responden/mahasiswa dari beberapa program Perilaku. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta Jakarta. studi.

  Notoatmodjo, S. (2010) : Ilmu Perilaku Kesehatan.

  Jakarta: Rineka Cipta.

  

DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, Soekidjo. (2012) : Promosi

kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Atkins, R., (2012) : The effects of school povery on Rineka cipta.

  Nilna. (2009) : Higiene Menstruasi. Dibuka pada adolescents’ sexual health knowledge.

  Research in Nursing &Health. Volume 35, Issue webside http://inioke.com/index.

  3, 2012, 231-241. php?mod=konten&id=437, diakses

  12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Desember 2012. Nasional. (2010) : Survei Demografi dan

  80 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02

  81 Jurnal Farmasi Galenika Volume 03 No. 02 Proverawati, A. (2009) : Menarche Menstruasi

  Pertama Penuh Makna Yogyakarta : Nuha Medika.

  Puspitaningrum, D. dkk. (2012) : Praktik Perawatan

  Organ Genitalia Eksternal pada Anak Usia 10-

  11Tahun yang Mengalami Menarche Dini di Sekolah Dasar Kota Semarang. Jurnal Promosi

  Kesehatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Agustus 2012. Diperoleh dari www.ejournal.undip.ac.id/ diakses tanggal 30 november 2014.

  Ratna DP. (2010) : Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta: Indeks. Sharma P. (2008) : Problem Related to

  Menstruation Amongs Adolescent Girl, Indian

  Journal of Pediatrics, volume 75 nomor 2 tahun 2008, hal: 125-129.

  Triyani, R. & Ardiani, S. (2013) :

  HubunganPemakaian Pembersih Vagina Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri.

  Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4No. 1 Edisi Juni 2013. Diperoleh dari www.ojs.akbidylpp.ac.id/ diakses tanggal 17 November 2014.

  Wawan.; Dewi M., (2011) : Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.

  Yogyakarta. Mutia Medika. Widyastuti Y. (2009) : Kesehatan reproduksi.

  Yogyakarta : Fitramaya.