JOINT VENTURE Take Home

JOINT VENTURE (INDONESIA-AS) STUDI KASUS PT. FREEPORT

  Disusun Untuk Memenuhi Take Home Exam Mata Kuliah Aspek Hukum Bisnis

  Dosen Pengampu: Lies Nurwitaningsih, S.H.,M.H

  Disusun Oleh: Kelompok 2 Ekonomi Pembangunan (A)

  NIM 1402311000-150231100011

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

  Tim Penyusun 1. 1502311000 2. 1502311000 3. 1502311000 4. 1502311000 5. 1502311000 6. 150231100001 Nurul Hidayat

7. 150231100002 Marzalia Kholifatul Islami

8. 150231100004 Fitria Wulandari 9. 150231100005 Widiy Ning Ayudita 10.150231100006 Farihatul Ummah 11.150231100007 Siska Normalasari 12.150231100008 Siti Jamila Magfiroh

13.150231100009 Mohamma Hendri Irawan

14.150231100010 Sri Nita Churotul A’yun A

15.150231100011 Mohammad Fahrudin

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kami haturkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan tulisan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Tulisan yang

berjudul “Joint Venture” ini kami susun demi menyelesaikan tugas kuliah, sebagai

syarat kelulusan dalam Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Aspek Hukum Bisnis.

Semoga tulisan ini memberikan bermanfaat bagi pembaca.

  Dalam penyusunan tulisan ini, kami menyadari bahwa masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

  Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini, baik dari teman-teman kes A

ekonomi pembangunan 2015, dan Ibu S.H, M.H selaku dosen pengampu mata

kuliah, serta orang tua yang selalu memberi suport dalam setiap kegiatan penulis,

semoga dengan adanya makalah ini bisa memberi manfaat dan menambah

wawasan pembaca, tak lupa pula semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala

usaha kita dan selalu membimbing kita dijalan yang benar dengan ilmu

pengetahuan, amien.

  Desember, 2016 Penyusun

1.1 Joint Venture

  Sebelum masuk kepada materi, alangkah baiknya mengenal arti joint venture terlebih dahulu. Joint venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang - kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum. Dan berikut ini adalah beberapa definisi joint venture menurut para ahli yang telah penulis ambil dari beberapa sumber buku dan internet. Antara lain :

   Menurut Peter Mahmud, joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture.

   Menurut Erman Rajagukguk, joint venture ialah suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat internasional.

  Berdasarkan pengertian dari tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur - unsur yang terdapat dalam joint venture ialah :

  1. Kerjasama dua pihak atau lebih.

  Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru.

  2. Ada modal.

  Di dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.

  3. Ada surat perjanjian.

  Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.

1.2 Sejarah PT. Freeport Sejarah PT. Freeport Indonesia

  Bahwa pada masa kolonial Belanda, ada seorang geolog Belanda yg menemukan bukit-bukit emas di Papua hingga menamai pegunungan tersebut dengan Grasberg (gunung emas), dan sebab itu pula Belanda mati-matian mempertahankan wilayah jajahan khusus Papua Barat, hingga menyebabkan pertempuran hebat dalam sejarah nasional. Lalu dokumen ekspedisi geolog Belanda tersebut tidak digubris oleh pemerintah Belanda karena sibuk dengan perang dunia ke II, setelah perang dunia usai dokumen berdebu tersebut ditemukan oleh salah satu pejabat freeport di salah satu perpustakaan Belanda, bagai menemukan harta karun, mereka langsung terbang ke papua dan meloby pihak penguasa ordebaru.

  Ternyata ada kesalahan fatal dari dokumen yg dibuat geolog Belanda tersebut, disebutkan bahwa bukit-bukit mengandung emas hanya setinggi 100 m, setelah diteliti oleh pihak freeport geolog Belanda tersebut melakukan salah perhitungan, dan sekitar 400 m ke atas dan sampai 1 km ke bawah tanah, bukit- bukit emas tersebut mengandung emas kualitas terbaik dunia. Pada tahun 1967 dilakukan penandatanganan Kontrak Karya untuk masa 30 tahun, yang menjadikan PTFI sebagai kontraktor eksklusif tambang Ertsberg diatas wilayah 10 km persegi. Kontrak karya selama 30 tahun, diperpanjang lagi dengan kontrak karya yang baru pada tahun 1991. Bagi banyak orang, kontrak karya II ini berlangsung tidak transparan, bahkan tertutup. Karena, pemerintah yang ditawari untuk memperbesar sahamnya menyatakan tidak berminat, padahal perusahaan ini jelas-jelas menguntungkan.

  Perkembangan PT. Freeport Indonesia

  Berikut merupakan kronologi perkembangan PT Freeport:

  Desember 1936

  Ekspedisi Colijin yang dipimpin oleh Jean-Jacquez Dozy adalah orang luar pertama yang berhasil mencapai gletser Gunung Jayawijaya dan menemukan Erstberg.

  Juni 1960

  Juni 1966.

  Tim Freeport datang ke Jakarta untuk memprakarsai suatu pembicaraan untuk mewujudkan kontrak pertambangan di Ertsberg. Orang yang dipilih Budiardjo, yakni mantan sekjen Hankam dan direktur Bappenas tahun 1950-an.

5 April 1967.

  Kontrak kerja (KK) I ditandatangani dan membuat Freeport menjadi perusahaan satu-satunya yang ditunjuk untuk menangani kawasan Ertsberg seluas 10 kilometer persegi. KK I ini lamanya 30 tahun. Kontrak dinyatakan mulai berlaku saat perusahaan mulai beroperasi. Bulan Desember, eksplorasi Ertsberg dimulai.

  Desember 1969.

  Studi kelayakan proyek selesai dan disetujui. Mei 1970, konstruksi keseluruhan proyek mulai dikerjakan.

  Desember 1972.

  Pengapalan 10.000 ton tembaga dari tambang Ertsberg dilakukan untuk pertama kalinya ke Jepang.Tahun 1974.

  Juli 1976

  Pemerintah Indonesia mendapat bagian saham sebesar 8,5% dari saham Freeport. Angka ini hingga 1998 bertahan di level 10 persen dan royalti satu persen.

  1985-1987

  Cadangan tembaga bawah tanah tambahan ditemukan di The Ertsberg East Time. Rata-rata produksi harian meningkat menjadi lebih dari 16.000 ton per hari, lebih dari dua kali lipat dari yang direncanakan di tahun 1967.

  Penemuan cadangan bijih yang baru mempertinggi rata-rata produksi;sekarang proyek memulai 100 juta ton cadangan bijih.

  1988-1989

  Sumber/ cadangan emas-tembaga Grasberg ditemukan. Freeport Mc produksi 18.600 TDP. Dengan Grasberg dan penemuan cadangan bijih yang lain, menjadikan total cadangan untuk proyek ini meningkat menjadi 200 juta ton.

  Operasi pemindahan bijih Ertsberg dimungkinkan dengan adanya jalan bulan Februari. Studi kelayakan untuk 52,000 TDP selesai pada bulan Mei dan proyek keuangan selesai di bulan Oktober. Izin untuk mengeksplorasi tambahan 6,1 juta lahan doberikan oleh pemerintah Indonesia. Produksi pada tahun tersebut rata-rata 247.000 TDP.

  1990

  Proyek perluasan modal sebesar 52.000 TDP berlangsung pada anggran dan lebih awal dari jadwal. Pekerjaan tersebut pada kenyataanya berhasil menyelesaikan dua kilometer adit (terowoangan horizontal) yang didesain untuk memindahkan bijih langsung ke tempat penumpukan cadangan. Rekor produksi mencapai 31.7000 TDP.

  April 1981.

  Ertsberg Timur mulai ditambang dan produksi FI mencapai 16.000 ton per hari sebelum cadangan Grasberg ditemukan.

30 Desember 1991.

  KK I berakhir dan Freeport memperoleh kembali KK II selama 30 tahun. Dan dapat diperpanjang dua kali, masing-masing selama 10 tahun. Aktivitas Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu lama ini telah menimbulkan berbagai masalah, terutama dalam hal penerimaan negara yang tidak optimal, peran negara/BUMN untuk ikut mengelola tambang yang sangat minim dan dampak lingkungan yang sangat signifikan, berupa rusaknya bentang alam pegunungan Grasberg dan Erstberg.

  1992 Cadangan kembali direvisi menjadi 786 metrik ton. Rata-rata produksi

  57.569 TDP, sementara pendahuluan kerja dilakukan untuk menaikkan kapasitas menjadi 66.000 TDP di paruh kedua tahun 1993. Studi kelayakan untuk 90.000 TDP selesai pada bulan Agustus dan memperoleh persetujuan dewan. Pengeboran sukses di Big Gossan dan di areal DOZ/IOZ, dan juga di lokasi

  1993

  Kerjasama untuk menangani pembelian asset non-tambang PT FI diumumkan. Persetujuan dikabulkan untuk perluasan menjadi 105.000 TDP oleh untuk 1993 623.000 TDP dengan produksi Desember 74.600 TDP. Freeport- McMoran menyelesaikan permintaan dari Rio Tinto Mineral di Spanyol yang asset utamanya adalah peleburan tembaga.

  1995

  Presiden Soeharto menjadikan Kuala Kencana sebagai kota pertama di Irian Jaya dengan fasilitas bawah tanah, distribusi air yangterpadu, dan sarana sanitasi. PT FI mengumumkan kerja sama strategis dengan RTZ. Rencana lingkungan (RKL dan RPL) di setujui.

  1996

  Usaha eksplorasi membuahkan hasil yang mengggembirakan di pertambangan Kucing Liar bekerja sama dengan PT FI “Golden Triangel”. Freeport mulai berpartisipasi dalam rencana pembangunan Timika yang terintegrasi dengan pemerintah Indonesia. Freeport melakukan audit sosial dan lingkungan secara sukarela yang menghasilkan penilaian “positif”

  1997

  Penggilingan baru yang keempat selesai. Hal tersebut membuat Freeport menjadi salah satu perusahaan terdepan di dunia dengan produksi tinggi dan biaya rendah untuk produk tembaga dan emas. Menerima persetujuan AMDAL dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia, yang akan memungkinkan perluasan yang lebih jauh lagi dalammlling rate sampai dengan maksimum, yaitu 30.00 ton bijih per hari. Pembuktian Freeport dan kemungkinan cadangan tambahan 2,6 kali dari produksi tembaga 1997 dan lebih dari tiga kali produksi emas.

  Audit sosial yang dilakukan oleh labat-Anderson diajukan kepada Freeport dan Kementerian Lingkungan. Perubahan besar dilakukan dalam alokasi dana Freeport untuk pembangunan Irian Jaya. Pembangunan dana itu menjadi lebih responsive dalam kebutuhan pembangunan di desa-desa.

  1998

  Hasil operasi Freeport memperlihatkan peningkatan volume penjualan, baik tembaga dan emas yang disertai dengan penurunan biaya produksi per unit dan sumber bahan-bahan geologis lain.

  2002-2009

  Reformasi yang bergulir, otonomi khusus yang diperlakukan di papua melalui UU No 21 Th. 2001 sampai dengan kasus kekerasan yang terjadi di sekitar pertambngan tidak mempengaruhi aktivitas Freeport secara sihnifikan.Bahkan di beberapa tahun terakhir, 2002 hingga 2009 terjadi penembakan terhadap karyawan Freeport, sebagai akibat ketidak puasan masyarakat atas perjanjian yang disepakati pemerintah.

  Sesuaiakah apa yang didapatkan bangsa Indonesia khususnya rakyat Papua dari keberadaan Freeport selama ini? Tinjau kembali kontrak kerja yang telah berjalan, sebab selama lebih dari 40 tahun keberadaan Freeport rakyat Papua tidak mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milik mereka.

1.3 Mengenai PT. Freeport yang Hanya Meraup Keuntungan di Indonesia Keberadaan PT. Freeport Indonesia masih terus menuai pro dan kontra.

  Di satu sisi, kita tidak bisa serta merta memutus kontrak yang ada. Di sisi lain, dikuasainya tambang tembaga, perak, dan emas di Papua oleh pihak asing tersebut tidak sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan 3. Pada ayat 2, dinyatakan bahwa“Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”. Selanjutnya, pada ayat 3 dinyatakan bahawa “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

  Menurut Mahkamah Konstitusi, kedua ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa rakyat Indonesia secara kolektif memberikan mandat kepada negara untuk mengadakan kebijakan (beleid), tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad) dan pengawasan (toezichthoudensdaad) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan/atau yang mengusai hajat hidup orang banyak untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Hartono, 2011).

  Oleh karena itu, pengelolaan tambang Garsberg, yang merupakan tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia, seharusnya dipegang dan dikendalikan oleh negara untuk kepentingan rakyat, bukannya oleh orang-seorang yang dalam kasus ini adalah perusahaan asing PT. Freeport Indonesia.

1.4 Tanggapan dari penulis

  Kami tidak setuju dengan adanya PT. Freeport yang hanya meraup keuntungan saja di Indonesia. Karena keuntungan tersebut PT. Freeport mendapat hasil keuntungan 81,28%, PT. Indocopper Investama 9,36% dan Indonesia juga hanya 9,36%. Hal ini merupakan pembagian keuntungan yang sangat keji bagi bangsa Indonesia. Karena PT. Freeport ini berdiri di tanah Indonesia, mereka hanya mengekploitasi kekayaan Indonesia. Sebenarnya, mereka harus tunduk dan taat terhadap apa yang menjadi aturan pemerintah Indonesia, bukan mereka yang menetapkan aturan untuk Indonesia.

2.1 Isi Kontrak PT. Freeport dengan Indonesia

  Berikut adalah sistem perpanjangan kontrak PT. Freeport

BAB III

2.1 PT dan Persero Berikut adalah pengertian dari PT dan Persero. Perseroan Terbatas

  Perseroan Terbatas atau PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham undang – undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas ( UUPT ).

  Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas dianggap layaknya orang- perorangan secara individu yang dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di depan pengadilan. Untuk menjadi Badan Hukum, Perseroan Terbatas harus memenuhi persyaratan dan tata cara pengesahan PT sebagaimana yang diatur dalam UUPT, yaitu pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan nama PT yang akan didirikan, pembuatan Anggaran Dasar, dan pengesahan Anggaran Dasar oleh Menteri.

  Sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri PT berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham – dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya ke dalam perseroan (limited liability). Segala hutang perseroan tidak dapat ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepada perseroan.

  Persero

  Sebaiknya Freeport menjadi… PT… Persero

3.1 Tujuan dan Isi Joint Venture

  Tujuan dari join venture itu sendiri adalah