SURVEI RENCANA PEMAKAIAN METODE KB PASCA PERSALINAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

  Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor 2, Desemnber 2018, hlm 46-49 SURVEI RENCANA PEMAKAIAN METODE KB PASCA PERSALINAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III Ni Made Rai Widiastuti Ni Kadek Pemudi Mahayani

  Akademi Kebidanan Kartini Bali Email

  Abstract: Suvey Plan of Use of Contraceptive Method After Delivery in Pregnant Woman of Third Semester. This research is aimed to know the plan of contraseption after delivery in third trimester pregnant woman at Puskesmas Pembantu Dauh Puri. Cross sectional study was performed on third trimester pregnant women with total number of 63 people and wasconsecutive sampling. Data was collected by interview using structured questionnaire. The results showed that most of 33 respondents (52.4%) did not have plan for the use of postnatal constraseption after delivery .

  Abstrak: Survei Rencana Pemakaian Metode KB Pasca Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester III. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui rencana pemakaian KB pasca persalinan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pembantu Dauh Puri.

  Penelitian cross sectional dilakukan pada ibu hamil trimester III dengan jumlah sebanyak 63 orang dan dipilih secara consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar yaitu sebanyak 33 responden (52,4%) tidak mempunyai rencana pemakaian metode KB pasca persalinan.

  Kata kunci: Survei, Metode KB, Pasca Persalinan, Ibu hamil Trimester III World Health Organization (WHO)

  2014 memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat dari komplikasi kehamilan dan proses kelahiran dan sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Upaya menurunkan kejadian komplikasi kehamilan dan persalinan dengan keputusan untuk menunda kehamilan yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode kontrasepsi setelah bersalin.

  KB pasca persalinan merupakan inisiasi pemakaian metode kontrasepsi dalam waktu enam minggu pertama setelah persalinan. Keunggulan KB pasca persalinan yaitu dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran, tidak menyakiti ibu kedua kalinya, efektifitas tinggi, tidak mengganggu produksi ASI, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Data penggunaaan alat kontrasepsi KB pasca persalinan dan keguguran di Indonesia antara lain pengguna AKDR sebesar 54,40%, MOW sebesar 8,66%, MOP sebesar 0,61%, kondom sebesar 11,44%, implant sebesar 1,71%, suntik sebesar 21,01%, pil sebesar 2,17% (BKKBN, 2014).

  Pemerintah sudah memiliki program untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengantur jarak diantara kelahiran, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu hamil dan bersalin, program tersebut adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), dimana salah satu indikator keberhasilan P4K adalah presentasi pengunaan metode KB pasca persalinan (Kemenkes RI, 2014).

  Berbagai metode KB pasca salin telah ditawarkan salah satu yang ditekankan adalah pada pemakaian jangka panjang yaitu AKDR dan implant. Metode AKDR pasca plasenta mempunyai keuntungan selain

  Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor 2, Desemnber 2018, hlm 46-49

  pemasangannya lebih efektif karena HASIL DAN PEMBAHASAN dipasang setelah plasenta lahir sekaligus Berdasarkan penelitian yang telah mengurangi angka kesakitan ibu. Hasil dilakukan didapatkan hasil penelitian survei BKKBN tahun 2010 menyatakan ibu sebagai berikut ini: hamil trimester III kurang mengetahui Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik tentang KB pasca salin khususnya AKDR Responden pasca plasenta.

  Berdasarkan laporan hasil pelayanan No Karakteristik Frekuensi % kontrasepsi bulan Januari

  • – Juli tahun 2013, Responden cakupan KB pasca persalinan dan pasca

  1 Umur keguguran dibandingkan dengan peserta KB <20 tahun 1 1,6 baru pencapaian tersebut masih didominasi 20-35 tahun 59 93,6 oleh pemakaian non MKJP yaitu suntikan >35 tahun 3 4,8

  (52,49%), pil (18,95%), sementara capaian

  2 Paritas MKJP yaitu implant (8,08%), IUD (14%),

  Primipara 42 66,6 MOW (3,27%) dan MOP (0,02%). Multipara 21 33,4

  Salah satu Puskesmas yang aktif

  3 Pekerjaan melayani KB pasca salin adalah Puskesmas Wirausaha 15 23,8

  Pembantu Dauh Puri dimana berada Pegawai 8 12,7 diwilayah kerja Puskesmas II Denpasar swasta

  Barat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Tidak bekerja 40 63,5

  Puskesmas II Denpasar Barat target ibu

  4 Pengetahuan bersalin pada tahun 2016 mencapai 2.870 Kurang 35 55,5 orang sedangkan total penggunaan KB Cukup 19 30,2 pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Baik 9 14,3

  II Denpasar Barat mencapai 596 orang, sehingga pemakaian alat kontrasepsi pasca Pada tabel 1 di atas menggambarkan salin tahun 2016 sebesar 20,7%. Kemudian bahwa sebagian besar (93,6%) responden data yang diperoleh dari Puskesmas Dauh berumur 20-35 tahun, 66,6% responden

  Puri pada tahun 2016 jumlah ibu bersalin adalah primipara, 63,5% tidak bekerja dan 219 orang dan jumlah yang menggunakan

  55,5% responden dengan pengetahuan KB pasca persalinan sebanyak 42 orang, kurang. sehingga pemakaian alat kontrasepsi pasca

  Tabel 2. Distribusi Frekuensi Rencana salin tahun 2016 di Puskesmas Pembantu Pemakaian KB Pasca Persalinan

  Dauh Puri mencapai 19,17%. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui rencana No Rencana Frekuensi % pemakaian KB pasca persalinan pada ibu pemakaian hamil trimester III di Puskesmas Pembantu

  KB pasca Dauh Puri persalinan

  1. Tidak 33 52,4

  METODE

  mempunyai Penelitian survei cross sectional rencana dilakukan pada ibu hamil trimester IIIdi

  2. Mempunyai 30 47,6 Puskesmas Pembantu Dauh Puri dengan rencana jumlah populasi sebanyak 169 orang.

  Jumlah 63 100 Sampel penelitian dihitung menggunakan

  Hasil penelitian ini menggambarkan rumus Slovin dan didapatkan jumlah sampel bahwa sebagian besar 33 responden (52,4 penelitian sebesar 63 orang. Pengambilan %) belum memiliki rencana pemakaian KB sampel dalam penelitian ini menggunakan yang akan digunakan setelah bersalin. teknik consecutive sampling.

  Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor 2, Desember 2018, hlm 46 - 49

  Hal yang sama didapatkan oleh memberikan peluang untuk menambah BKKBN tahun 2013, bahwa beberapa angka unmeet need pelayanan KB. permasalahan yang dapat diidentifikasi Penggunaan KB pasca persalinan dalam kurangnya pemakaian KB pasca salin merupakan suatu upaya strategis dalam antara lain belum tersosialisasinya meningkatkan angka kepesertaan ber-KB pelayanan KB pasca salin dengan baik saat dan mencegah kehilangan kesempatan ber- pemeriksaan kehamilan. KB (missed opportunity) (Kemenkes RI, 2012). Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Peningkatan promosi KB pasca

  Berdasarkan Metode KB Yang persalinan pada masa kehamilan untuk Akan Digunakan Oleh Ibu Hamil mempersiapkan rencana pemakaian Trimester III kontrasepsi setelah bersalin sangat penting dipahami seorang ibu dan suami, karena kembalinya kesuburan setelah melahirkan

  No Rencana Frekuensi % tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi Pemakaian

  Metode KB sebelum datangnya siklus haid, bahkan pada Pasca wanita menyusui. Hal ini menyebabkan pada masa menyusui, seringkali wanita

  Persalinan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan

  1. MAL

  3

  10 dan bila sudah terjadi maka akan

  2. Pil kombinasi meningkatkan resiko 4 Terlalu dan angka

  3. Suntik satu kejadian unsafe abortion yang akan bulan berdampak burukbagi ibu (Wydiastuti,

  4. Suntik tiga

  9

  30 2011). bulan

  Oleh karenaitu, diperlukan upaya

  5. Pil mini

  3

  10 meningkatkan pelayanan keluarga

  6. Implant 4 13,4 berencana untuk mencegahterjadinya

  7. Senggama 1 3,3 kehamilan yang tidak diinginkan dengan terputus memulai penggunaan kontrasepsi seawal

  8. IUD pasca 8 26,7 mungkin setelah persalinan. plasenta 9.

  IUD 42 hari 1 3,3

  SIMPULAN

  10. Kondom 1 3,3 Simpulan dari penelitian ini adalah

  11. MOW Sebagian besar responden belum memiliki

  Jumlah 30 100 rencana pemakainaan KB pasca salin. Pada responden yang sudah memiliki rencana

  Tabel 3 diatas menggambarkan bahwa, pemakaian kontasepsi pasca salin bahwa sebagian besar responden (30%) berencana sebagaian besar responden berencana menggunakan metode kontrasepsi suntik menggunakan menggunakan metode tiga bulan dan diikuti dengan pemilihan kontrasepsi suntik tiga bulan. metode KB IUD pasca plasenta (26,7%) serta tidak ada responden yang berencana

  DAFTAR RUJUKAN menggunakan metode MOW.

  BKKBN dan Kemenkes RI. 2012. Pedoman Rencana pemakaian kontrasepsi pada

  Pelayanan Keluarga Berencana

  ibu setelah bersalin tetap lebih tinggi pada

  Pasca Persalinan di Fasilitas

  pemakaian kontrasepsi jangka pendek atau

  Kesehatan . Direktorat Bina

  Non-MKJP. Selain itu proporsi responden Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes yang belum memikirkan tentang rencana RI. Jakarta alat kontrasepsi yang akan digunakan

  BKKBN dan Kemenkes RI. 2014. Pedoman memiliki nilai yang cukup besar, hal ini bisa

  Pelayanan Keluarga Berencana

  Jurnal Genta Kebidanan, Volume 8, Nomor 2, Desember 2018, hlm 46 - 49 Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan . Jakarta: Direktorat Bina

  Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI. BKKBN. 2015. Laporan Tahunan

  Pelaksanaan Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga Nasional di Provinsi Bali Tahun 2015 . BKKBN.

  SDKI. 2007. Survei Demografi Kesehatan Indonesia . Jakarta: Depkes. Kemeskes RI. 2014. Peraturan Menteri

  Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual

  WHO (2014). Report of a WHO Technical Consultation On Birth Spacing, Geneva: WHO

  Widyastuti L, Saikia US. 2011. Postpartum

  Contraceptive Use in Indonesia :Recent Patterns and Determinants .

  BKKBN.

  50

  • – 19 Alat Genetalia 34 – 36 Alat Kontrasepsi 14 – 19 ASI Ekslusif 26
  • – 29 Dukungan Orang Tu>– 25 Faktor Pengaruh 26
  • – 29 Gizi Anak Prasekola>– 33 Ibu Hamil 50
  • – 53 Ibu Hamil Trimester II>– 49 Ibu Rumah Tangga 26 – 29 Implant 14 – 19 KB DMPA 1
  • – 13 Kesehatan Reproduksi 34
    • – 36 Menopause 1
    • – 13 Menstruasi>– 36 Metode KB 46
    • – 49 Pasca Persalinan 46 – 49 Pekerja Seks Komersial 41 – 45 Pemasangan Stike>– 53 Pencegahan Komplikasi (P4K) 50
    • – 53 Pengetahua>– 33, 37 – 40, 41 – 45 Penurunan Lubrikasi Vagina 1
    • – 13 Penyakit Menular Seksua>– 45 Penyuluhan 34
    • – 36, 37 – 40 Perencanaan Persalinan 50 – 53 Program GENRE 20 – 25 Remaja Putr>– 36 Seks Pranikah 37
    • – 40 Sikap Orang Tu>– 33 Sikap Remaja 20
    • – 25, 37 – 40 Surve
    • – 49

      18

      19

      20

      21

      22

      23

      25

      24

      26

      27

      28

      29

      30

      31 Akseptor 14

      17

      15

      16

      6

      INDEKS SUBJEK Jurnal Genta Kebidanan Volume 8, Nomor 1, Juni 2018 NO SUBJEK - HALAMAN

      1

      2

      3

      4

      5

      7

      14

      8

      9

      10

      11

      12

      13

    PETUNJUK BAGI CALON/PENULIS

    JURNAL GENTA KEBIDANAN 1.

      Artikel yang dimuat dalam Jurnal Genta Kebidanan meliputi artikel hasil penelitian dan artikel hasil telaah di bidang kebidanan. Artikel diketik dengan program Microsoft Word, huruf Times New Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi ganda dalam bentuk kolom (koran), dicetak pada kertas A4 dengan panjang maksimal 18 halaman, dan diserahkan dalam bentuk print out beserta soft copy-nya dalam bentuk CD.

      2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Sistematika artikel hasil penelitian adalah Judul, nama penulis, abstrak disertai kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan serta daftar rujukan.

      3. Judul artikel dalam bahasa Indonesia tidak boleh lebih dari 14 kata, sedangkan judul dalam bahasa Inggris tidak boleh lebih dari 12 kata. Judul dicetak dengan huruf kapital di tengah-tengah, dengan ukuran 14 pts.

      4. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai lembaga asal, dan ditempatkan dibawah judul artikel. Dalam hal naskah ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang namanya tercantum pada urutan pertama. Penulis pertama harus mencantumkan alamat korespondensi atau e-mail.

      5. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Panjang masing-masing abstrak 75-100 kata, sedangkan jumlah kata kunci 3-5 kata. Abstrak berisi judul, tujuan, metode dan hasil penelitian.

      6. Bagian pendahuluan berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka, dan tujuan penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel.

      7. Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisa data yang secara nyata dilakukan peneliti, dengan panjang total 10-15% dari total panjang artikel.

      8. Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus di bahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 40-60% dari panjang artikel.

      9. Bagian simpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian tau berupa intisari hasil pembahasan. Simpulan disajikan dalam bentuk paragraf.

      10. Daftar rujukan hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk, dan semua sumber yang dirujuk harus tercantum dalam daftar rujukan. Sumber rujukan 80% berasal dari sumber primer berupa artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, desertasi) artikel yang dimuat di Genta Kebidanan disarankan untuk digunakan sebagai rujukan.

      11. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama akhir, tahun).

      Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: (Suryani, 2005:40)

      12. Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

      Buku: Arikunto, S. (2007) Prinsip dan Metode Riset. Jilid Pertama, Edisi Kedua. Yogyakarta:

      LP3ES Anderseon, D.W.;Vault V.D.;&Dickson, C.E.1999. Problems and Prospects for the

      Decades Ahead: Competencey Based Teacher Education. Berkley: McCutchan Publishing Co.

      Internet (karya individual) Hitchcock, S.; Carr,L.;&Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995:

      The Calm before the Storm, (Online), diakses 12 Juni 1996)

      Internet (artikel dalam jurnal online) Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal

      Ilmu Pendidikan. (Online), Jilid 5, No.4, diakses 22 Nopember 2000). Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang): Jawa Pos. 22 April, 1998. ASI Eksklusif Makin Meningkat di Kalangan Ibu Bekerja, hlm.3. Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional

      Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung:Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG

      Makalah Seminar: Waseso, M,G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar

      Lokakarya Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11 Agustus.

      13. Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Akademi Kebidanan Kartini Bali, 2012) atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan dalam artikel yang telah di muat. Artikel berbahasa Indonesia yang disempurnakan dan istilah-istilah yang di bakukan oleh pusat bahasa.

      14. Semua naskah di telaah secara anonim oleh mitra bebestari (reviewer) yang ditunjuk oleh penyunting menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar ekomendasi/saran dari mitra bebestari atau penyunting.

      15. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis atau secara lisan oleh ketua penyunting

      16. Segala sesuatu yang menyangkut perizinan pengutipan atau penggunaan software komputer untuk pembuatan naskah atau hal ihwal lain yang terkait dengan HaKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penulis artikel.

      17. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.