Bahan Sesmen Depnakertrans Bali 28 Nop BUMN.ppt
28 November 2008 PROGRAM EKSTENSI – FEUI - AKUNTANSI Oleh : Staf Ahli Menteri Negara BUMN Bidang Tata Kelola Perusahaan
1 Pengelolaan Hubungan Industrial di BUMN dalam Mendukung Kondisi Hubungan Industrial Yang Harmonis KEMENTERIAN NEGARA BUMN Disajikan dalam : Forum Hubungan Industrial Hotel Jayakarta Bali Beach Resort
Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Karyawan BUMN
1. Keseimbangan Kepentingan Negara & Karyawan dalam Hub. Industrial
2. Bentuk-bentuk Jaminan Kesejahteraan Karyawan BUMN
KEBIJAKAN HUB. KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN HUB. KETENAGAKERJAAN
Peran BUMN sebagai salah satu pilar perekonomian nasional Indonesia Peran BUMN sebagai salah satu pilar perekonomian nasional Indonesia sebagaimana diamanatkan di dalam UUD 1945 Pasal 33, menuntut setiap sebagaimana diamanatkan di dalam UUD 1945 Pasal 33, menuntut setiap pihak yang terlibat di dalamnya harus senantiasa dapat melaksanakan tugas pihak yang terlibat di dalamnya harus senantiasa dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dengan tujuan PERTUMBUHAN dan tanggung jawabnya masing-masing dengan tujuan PERTUMBUHAN BUMN BERKELANJUTAN BUMN BERKELANJUTAN PEMILIK PEMEGANG SAHAM HUBUNGAN TAK HUBUNGAN LANGSUNG PENCAPAIAN SEBAGAI RKAP / RJPP STAKEHOLDER
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
PERTUMBUHA
INTERNAL
STRATEGIK YANG STRATEGIK YANG
N BUMN
DINAMIS DINAMIS
BERKELANJUT
(POLITIK, SOSIAL, (POLITIK, SOSIAL,
AN
BUDAYA, IPTEK, BUDAYA, IPTEK, HANKAM, LEGAL) HANKAM, LEGAL)
SERIKAT
MANAJEMEN
KARYAW
BUMN
AN- HUBUNGAN KERJA
HAK DAN KEWAJIBAN
- PERAN KONTRIBUSI
KARYAWAN Sesuai dengan UU BUMN dan UU Ketenagakerjaan, posisi karyawan Sesuai dengan UU BUMN dan UU Ketenagakerjaan, posisi karyawan BUMN ditunjukkan melalui penjelasan sebagai berikut : BUMN ditunjukkan melalui penjelasan sebagai berikut :
1. Status karyawan BUMN adalah pekerja/buruh berdasarkan
1. Status karyawan BUMN adalah pekerja/buruh berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
2. Pekerja BUMN sama seperti pekerja perusahaan swasta pada
2. Pekerja BUMN sama seperti pekerja perusahaan swasta pada umumnya. umumnya.
3. UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 memasukkan
3. UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 memasukkan pengertian perusahaan, selain perusahaan milik swasta, juga pengertian perusahaan, selain perusahaan milik swasta, juga perusahaan milik negara/BUMN (Pasal 1 angka 6). perusahaan milik negara/BUMN (Pasal 1 angka 6).
4. UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh Nomor 21 Tahun 2000 juga
4. UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh Nomor 21 Tahun 2000 juga memasukkan pengertian perusahaan, selain perusahaan milik memasukkan pengertian perusahaan, selain perusahaan milik
swasta, juga perusahaan milik negara/BUMN (Pasal 1 angka 8).
swasta, juga perusahaan milik negara/BUMN (Pasal 1 angka 8).
5. Hak-hak dan kewajiban ketenagakerjaan karyawan BUMN
5. Hak-hak dan kewajiban ketenagakerjaan karyawan BUMN sepenuhnya mengikuti ketentuan di bidang ketenagakerjaan. sepenuhnya mengikuti ketentuan di bidang ketenagakerjaan.
PEMBAGIAN FUNGSI SESUAI PS. 102 UU PEMBAGIAN FUNGSI SESUAI PS. 102 UU KETENAGAKERJAAN KETENAGAKERJAAN
2
2 Fungsi Pekerja
1 Fungsi Pemerintah Fungsi Pekerja
1 Fungsi Pemerintah
a. Menetapkan kebijakan
a. Menjalankan pekerjaan sesuai
a. Menetapkan kebijakan
a. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya. dengan kewajibannya.
b. Memberikan pelayanan
b. Memberikan pelayanan
b. Menjaga ketertiban demi
b. Menjaga ketertiban demi
c. Melaksanakan pengawasan
c. Melaksanakan pengawasan kelangsungan produksi. kelangsungan produksi.
d. Melakukan penindakan
d. Melakukan penindakan
c. Menyalurkan aspirasi secara
c. Menyalurkan aspirasi secara terhadap pelanggaran terhadap pelanggaran demokratis. demokratis. peraturan perundang- peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan.
d. Mengembangkan keterampilan undangan ketenagakerjaan.
d. Mengembangkan keterampilan dan keahlian dan keahlian
3 Fungsi Manajemen e. Memajukan perusahaan.
3 Fungsi Manajemen
e. Memajukan perusahaan.
a. Menciptakan kemitraan.
f. Memperjuangkan a. Menciptakan kemitraan.
f. Memperjuangkan kesejahteraan Pekerja dan kesejahteraan Pekerja dan b. Mengembangkan usaha.
b. Mengembangkan usaha. keluarganya. keluarganya.
c. Memperluas lapangan kerja.
c. Memperluas lapangan kerja.
d. Memberikan kesejahteraan
d. Memberikan kesejahteraan Pekerja/Buruh.
Pekerja/Buruh.
HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN MENTERI HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN MENTERI NEGARA BUMN NEGARA BUMN SELAKU RUPS DI BIDANG KETENAGAKERJAAN SELAKU RUPS DI BIDANG KETENAGAKERJAAN
1. Sesuai dengan ketentuan UUPT, UU BUMN, dan UU
1. Sesuai dengan ketentuan UUPT, UU BUMN, dan UU
ketenagakerjaan, Hubungan Industrial adalah antara
ketenagakerjaan, Hubungan Industrial adalah antara
Pekerja/Buruh dengan Pengusaha/Direksi. Pekerja/Buruh dengan Pengusaha/Direksi.2. Pembinaan dan pengawasan Pekerja/buruh merupakan
2. Pembinaan dan pengawasan Pekerja/buruh merupakan kewenangan Direksi (operasional). kewenangan Direksi (operasional).
3. Namun demikian, Menteri Negara BUMN selaku RUPS dapat
3. Namun demikian, Menteri Negara BUMN selaku RUPS dapat
meminta agar dalam pembuatan PKB, Direksi berkonsultasi
meminta agar dalam pembuatan PKB, Direksi berkonsultasi
dengan Kementerian Negara BUMN, khususnya berkaitan
dengan Kementerian Negara BUMN, khususnya berkaitan
dengan beban-beban fnansial yang ditimbulkan dari PKB, yang
dengan beban-beban fnansial yang ditimbulkan dari PKB, yang
masuk ke dalam kewenangan Pemegang Saham/RUPS. Hal ini
masuk ke dalam kewenangan Pemegang Saham/RUPS. Hal ini
telah dicantumkan dalam Anggaran Dasar BUMN yang baru. telah dicantumkan dalam Anggaran Dasar BUMN yang baru.PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KARYAWAN PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KARYAWAN BUMN BUMN
1. Jika diangkat menjadi Direksi BUMN, maka karyawan yang
1. Jika diangkat menjadi Direksi BUMN, maka karyawan yang
bersangkutan pensiun sebagai karyawan dengan pangkat dan
bersangkutan pensiun sebagai karyawan dengan pangkat dan
hak-hak pensiun tertinggi. hak-hak pensiun tertinggi.2. Karyawan BUMN dilarang menjadi pengurus partai politik
2. Karyawan BUMN dilarang menjadi pengurus partai politik
dan/atau menjadi calon atau anggota legislatif. Yang dimaksud
dan/atau menjadi calon atau anggota legislatif. Yang dimaksud
dengan legislatif, termasuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD). dengan legislatif, termasuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD).KEBIJAKAN REMUNERASI SDM BUMN KEBIJAKAN REMUNERASI SDM BUMN
Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, salah satu faktor penentu yang menjadi concern dari Kementerian Negara BUMN adalah tingkat kepuasan pekerja yang salah satunya melalui pemberian remunerasi yang wajar. Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, salah satu faktor penentu yang menjadi concern dari Kementerian Negara BUMN adalah tingkat kepuasan pekerja yang salah satunya melalui pemberian remunerasi yang wajar.
YANG DIHARAPKAN YANG DIHARAPKAN KONDISI SAAT INI KONDISI SAAT INI
Belum clean wages (banyak tunjangan dan fasilitas).
Benefit tertentu membebani keuangan perusahaan.
Tidak kompetitif.
Senioritas, belum berbasis pay for performance.
Belum clean wages (banyak tunjangan dan fasilitas).
Benefit tertentu membebani keuangan perusahaan.
Tidak kompetitif.
Based on performance.
Clean wages.
Benefit system yang tidak membebani perusahaan.
External/market competitiveness.
Based on performance.
Clean wages.
Benefit system yang tidak membebani perusahaan.
Senioritas, belum berbasis pay for performance.
External/market competitiveness.
KEBIJAKAN REMUNERASI SDM BUMN KEBIJAKAN REMUNERASI SDM BUMN Strategic Aspiration : PERFORMANCE & COMPETANCY BASED REWARD BUMN memiliki sistem Remunerasi yang :
Transparan, Adil, Kompetitif dan Terukur,
mengacu kepada kontribusi, kompetensi, kinerja individu dan perusahaan, sehingga dapat menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk mendukung pencapaian target dan pertumbuhan perusahaan serta mewujudkan cita-cita sebagai Global Company
VALUE PROPOSITION
1
2 PERFORMANCE &
3 EFFECTIVE COMPETITIVE SALARY COMPETENCY LINKED RECOGNITION & & BENEFIT
1 ASURANSI KESEHATAN ASURANSI KESEHATAN
1
a. Benchmark benefi dan premi dengan asuransi kesehatan yang
a. Benchmark benefi dan premi dengan asuransi kesehatan yang
disediakan oleh PT ASKES disediakan oleh PT ASKES
b. Beneft bagi Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
b. Beneft bagi Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas setara dengan produk Askes Diamond atau Askes Platinum setara dengan produk Askes Diamond atau Askes Platinum
c. Beneft bagi Karyawan diberikan maksimum setara dengan
c. Beneft bagi Karyawan diberikan maksimum setara dengan produk Askes Gold dan Askes Komersial Standar dan produk Askes Gold dan Askes Komersial Standar dan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing-masing BUMN dilaksanakan sesuai dengan kemampuan masing-masing BUMN sesuai dengan ketentuan proses pengadaan yang berlaku. sesuai dengan ketentuan proses pengadaan yang berlaku.
d. Apabila pemberian tunjangan/fasilitas kesehatan
d. Apabila pemberian tunjangan/fasilitas kesehatan diselenggarakan secara internal oleh BUMN, maka total biaya diselenggarakan secara internal oleh BUMN, maka total biaya pemberian tunjangan/fasilitas kesehatan tersebut tidak pemberian tunjangan/fasilitas kesehatan tersebut tidak melampaui total biaya tunjangan/fasilitas asuransi kesehatan melampaui total biaya tunjangan/fasilitas asuransi kesehatan jika diselenggarakan oleh pihak eksternal secara kompetitif. jika diselenggarakan oleh pihak eksternal secara kompetitif.
2
2 DANA PENSIUN DANA PENSIUN
a. Iuran pasti
a. Iuran pasti
b. Sesuai dengan kemampuan perusahaan
b. Sesuai dengan kemampuan perusahaan
c. Pembebanan dana perusahaan di luar kewajiban
c. Pembebanan dana perusahaan di luar kewajiban hukum, harus mendapatkan persetujuan RUPS hukum, harus mendapatkan persetujuan RUPS
d. Karyawan jadi Direksi dipensiunkan dengan
d. Karyawan jadi Direksi dipensiunkan dengan pangkat tertinggi dan hak-hak pensiunan tertinggi pangkat tertinggi dan hak-hak pensiunan tertinggi
KEBIJAKAN JASA KEBIJAKAN JASA
3
3 OPERASI/BONUS OPERASI/BONUS
- Jasa operasi merupakan penghargaan
- Jasa operasi merupakan penghargaan
atas prestasi karyawan. Oleh karena atas prestasi karyawan. Oleh karena itu kebijakannya adalah : itu kebijakannya adalah :
a.Diberikan apabila mencapai prestasi
a.Diberikan apabila mencapai prestasi
tertentu; tertentu; b.Pembebanannya dibandingkan b.Pembebanannya dibandingkan dengan prestasi yang dicapai dengan prestasi yang dicapai (prosentase tertentu dari (prosentase tertentu dari keuntungan). keuntungan).1. SP agar dapat memberikan pemikiran-
1. SP agar dapat memberikan pemikiran- pemikiran yang strategis kepada Direksi, pemikiran yang strategis kepada Direksi, Dewan Komisaris maupun Pemegang Dewan Komisaris maupun Pemegang Saham demi tercapainya tujuan Saham demi tercapainya tujuan perusahaan. perusahaan.
2. SP agar tidak membawa masalah-masalah
2. SP agar tidak membawa masalah-masalah perusahaan ke arena politik di luar perusahaan ke arena politik di luar korporasi. korporasi.
3. SP agar dapat bekerja sama secara baik
3. SP agar dapat bekerja sama secara baik dengan manajemen untuk mencapai tujuan dengan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. perusahaan.
4. SP agar tidak melakukan tindakan-
4. SP agar tidak melakukan tindakan- tindakan di luar kewenangan SP yang tindakan di luar kewenangan SP yang dapat berdampak pada pencapaian tujuan dapat berdampak pada pencapaian tujuan perusahaan. perusahaan.
PROGRAM RESTRUKTURISASI BUMN MENUJU SUPERHOLDING
DASAR HUKUM PEMBINAAN KORPORASI
UU No. 40 Tahun UU No. 40 Tahun 2007 2007 UU No. 19 Tahun UU No. 19 Tahun Tentang Tentang
2003 2003 Perseroan Perseroan Tentang BUMN Tentang BUMN Terbatas Terbatas UU No. 8 Tahun UU No. 8 Tahun SWAS
Paket UU SWAS 1995 BUM Paket UU 1995 BUM Keuangan Tentang Keuangan TA Tentang TA
N N Negara Pasar Modal Negara Pasar Modal
Paket UU Paket UU Regulasi Sektoral Regulasi Sektoral Pemeriksaan & Pemeriksaan & Pengawasan Pengawasan Peraturan – Peraturan – Rencana Peraturan Rencana Peraturan Pembangunan pemerintah yang Pembangunan pemerintah yang Jangka Menengah berkaitan dengan Jangka Menengah berkaitan dengan (RPJM) Nasional tata cara dan (RPJM) Nasional tata cara dan 2004 – 2009 pengelolaan 2004 – 2009 pengelolaan BUMN BUMN
Visi dan Misi Kementerian Negara BUMN Visi dan Misi Kementerian Negara BUMN
14
14
Menjadi Instrumen Negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pendekatan korporasi. Visi Visi Meningkatnya kinerja dan daya saing BUMN, pelayanan kepada masyarakat, dan sumbangan terhadap keuangan negara. Sasaran Sasaran Arah Kebijakan Arah Kebijakan
1. Melakukan koordinasi dengan departemen/instansi terkait untuk penataan kebijakan industrial dan pasar BUMN terkait.
2. Memetakan BUMN ke dalam kelompok BUMN public service obligation (PSO) dan kelompok BUMN komersial (business oriented).
3. Melanjutkan langkah-langkah restrukturisasi yang semakin terarah dan efektif terhadap orientasi dan fungsi BUMN tersebut.
4. Memantapkan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
5. Melakukan sinergi antar BUMN agar dapat meningkatkan daya saing dan memberikan multiplier effect kepada perekonomian Indonesia.
1. Penyelesaian upaya pemetaan fungsi masing-masing BUMN, sehingga fungsi
BUMN terbagi secara jelas menjadi BUMN PSO dan BUMN komersial, 2. Pemantapan upaya revitalisasi BUMN, antara lain melalui penerapan GCG dan
Statement of Corporate Intent (SCI), serta kontrol kinerja yang terukur 3.
Pemantapan pelaksanaan restrukturisasi BUMN
Program Pembinaan dan Pengembangan BUMN Program Pembinaan dan Pengembangan BUMN PENGELOLAAN BUMN SESUAI RPJM 2004 S.D. 2009
15
PROGRAM & KEBIJAKAN KEMENTERIAN NEGARA BUMN (2005 - 2009)
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, program dan kebijakan yang
telah disusun secara berkesinambungan untuk tahun 2005 s.d. 2009, terbagi
atas beberapa aspek pokok yaitu :Restrukturisasi dan Perencanaan dan Pembenahan Ekspansi & Penciptaan Nilai Pertumbuhan
1. Penyelesaian RPP BUMN
1. Penyelesaian (Pelaksanaan UU
1. Pengembangan Usaha
restrukturisasi BUMN
19/2003);(termasuk ekspansi (sinergi & konsolidasi);
2. Master Plan BUMN 2005- domestik dan
2. Identifkasi aliansi 2009 regional); strategis dan
3. Penetapan Capital
2. Peningkatan proft pengembangan usaha Market Protocol, entitas; BUMN resource based;
Statement of Corporate
3. Implementasi public
3. Implementasi linkage
Intent (SCI) dan kontrak private partnership antar BUMN; manajemen;4. Penambahan BUMN
4. Implementasi public
4. Mendukung Terbuka
private partnership;
pembangunan
5. Konsolidasi per sektoral;
infrastruktur;6. Peningkatan proft
5. Finalisasi opsi entitas restrukturisasi BUMN;
6. Perencanaan private public partnership;
7. Mencari solusi high profle case
16
16
5 (LIMA) PERAN BUMN SESUAI PASAL 2 UU NO.
Pengemban
19 TAHUN 2003
gan Pertumbuh Mengejar Pelayanan Perintis Ekonomi an Ekonomi Keuntunga Umum Usaha Lemah, Nasional n Koperasi &
- Jasa
(Perbanka
Masyarakat
- BBM
n,
- Listrik • Infrastruktur telekomun
- • Transportasi • Penjaminan • Energi ikasi,
- Sarana
Transportas kredit,
- perdagang Pertanian i (sarana & • PKBL, Pendanaan/Kr an)
- Bahan prasarana) • Kredit UKM
- Pertamban
edit Pangan gan
- Kesehatan • Perkebuna • Perbankan,
n Tele
- Pelabuhan,
- Energi
komunikasi Ban dara, & • Transportasi Jalan
- Penjaminan
perdaganga • Sarana
- BBM, Listrik,
- Perbankan • Transportasi
n Pertanian
- Semua BUMN
Batubara,
- Logistik •
- Perbankan
untung Pertambang • Farmasi dan Jasa
- Asuransi
an Keuangan
- • Meningkatn
Perkebunan
- Meningkat- ya Laba
nya belanja Usaha & Ketersediaan Meningkatny & investasi Dividen barang & Jasa Meningkatnya a Peran
- Meningkatn
BUMN dengan peran UKM BUMN dalam
- Ketersedia- ya jumlah yang dalam
Perkembanga an Sarana kapitalisasi tepat & harga perekonomian n Daerah Prasarana saham terjangkau ekonomi BUMN di
OPTIMALISASI PERAN BUMN DI MASA DEPAN
Karakteristik BUMN di masa Depan :
1.Berdaya saing global, terutama di bidang :
- natural resource based;
- fnancial based;
- energy based;
- technology and knowledge based; • logistics and infrastructure based.
- natural resource based;
- fnancial based;
- energy based;
- technology and knowledge based; • logistics and infrastructure based.
2.Kontribusi yang optimal kepada Negara dan Stakeholders
3.Struktur keuangan yang sehat dan kondisi operasional yang kuat
4.Instrumen pelaksanaan public policy yang handal Karakteristik BUMN di masa Depan :
1.Berdaya saing global, terutama di bidang :
2.Kontribusi yang optimal kepada Negara dan Stakeholders
3.Struktur keuangan yang sehat dan kondisi operasional yang kuat
4.Instrumen pelaksanaan public policy yang handal
Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan
PEMETAAN BUMN yang mengarah pada terbentuknya
SUPER HOLDING BUMN
Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan
PEMETAAN BUMN yang mengarah pada terbentuknya
SUPER HOLDING BUMN
ARAH PEMETAAN & PENGEMBANGAN BUMN Tidak Sehat Sehat KINERJA KINERJA
- Dipertahankan status BUMN
- Pendanaan
Tinggi
APBN – fungsi
- Optimalisasi kinerja
Restrukturisasi PSO
agar tercapai
Sektor Usaha
efektiftas produksi
- Pendanaan -
I I dengan biaya yang L L
Penyertaan
paling efsien A A
Modal Negara
N N S S R R A A E E Restrukturisasi, T T T T Proftisasi dan S S Peningkatan K K E •Restrukturis E Pemberdayaan BUMN :
asi
1.Struktur Holding
Pengalihan Peran Perusahaan
2.Regional & World
dan
Class Players Rendah
Restrukturisasi
3.Cikal bakal SWF
- Korporatisas Kepemiliikan.
(Ex. : Temasek, ADIA,
i
Khazanah)
4.Economic Prime
- Likuidasi
Mover Insirumeni
Birokrasi Korporasi Menteri Menteri MENUJU SUPERHOLDING BUMN
1 Indonesia Resource Company
2
3 Holding BUMN Pupuk Holding BUMN Konstruksi
4 Holding BUMN Perkebunan
5 Holding BUMN farmasi, dll Superholding Superholding
Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding BUMN sektoral Holding BUMN sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding BUMN sektoral Holding BUMN sektoral
Presiden/Wakil Presiden Presiden/Wakil Presiden Menteri BUMN/RUP S Menteri BUMN/RUP S Supervisory Board (Menko, Menkeu & Menteri Terkait) Supervisory Board (Menko, Menkeu & Menteri Terkait) CEO CEO PENGELOLAAN SUPERHOLDING BUMN Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding sektoral Holding BUMN Holding BUMN
BUMN Standalon es BUMN Standalon es BUMN Standalon es BUMN Standalon es BUMN Standalon es BUMN Standalon es BUMN Standalon BUMN Standalon Superholdi ng BUMN Superholdi ng BUMN
MANFAAT PEMBENTUKAN SUPERHOLDING
Manfaat
Biaya Lebih Rendah Pendapatan Lebih Tinggi Jangka
PanjangAkses kepada Kekuatan Percepata Proyek & Biaya Negosiasi Posisi Sinergi n Kesempat Pembiaya Lebih Pasar Operasion Penyelesa an Usaha an Lebih Besar (utk Lebih al ian dengan rendah Capex Besar Proyek Return Misalnya) Lebih besar
Sebagai ilustrasi pembentukan holding BUMN Perkebunan pada fase awal saja kan meningkatkan
nilai perusahaan sebesar Rp. 8 Triliun.Pembentukan holding BUMN Pertambangan (Indonesia Resource Company) diperkirakan akan
meningkatkan nilai IRC menjadi sebesar US$ 7,4 – US$ 8,2 Miliar. Dengan penambahan Freeport
sebagai bagian portfolio IRC, akan didapatkan kemampuan debt financing sebesar US$ 3,5 miliar.TINDAKAN RESTRUKTURISASI BUMN
Dalam rangka optimalisasi kinerja BUMN maka program restrukturisasi BUMN dilakukan melalui tindakan- tindakan sebagai berikut:
1 Stand Alone
a. Market share cukup signifkan dan/atau mengandung unsur pertahanan dan keamanan negara b. Belum memiliki potensi untuk dimerger ataupun holding.
e. Ekuitas negatif
d. Eksternalitas rendah
a. Dalam beberapa tahun mengalami kerugian dan tidak prospektif b. Tidak ada PSO – non “Strategis” (tidak harus dipertahankan status BUMN) c. Kompetisi usaha tinggi
g. Memenuhi ketentuan/peraturan pasar modal apabila privatisasi dilakukan melalui pasar modal.
f. Tidak bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
e. Tidak mengelola sumber daya alam yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak boleh diprivatisasi.
d. Tidak bergerak di sektor pertahanan dan keamanan.
c. Bidang usahanya menurut undang-undang tidak secara khusus harus dikelola oleh BUMN.
b. Berada pada sektor usaha atau industri yang kompetitif atau unsur teknologinya cepat berubah.
a. Berbentuk Persero
4 Divestasi
5 Likuidasi
e. Menciptakan nilai tambah yang lebih dengan diholdingkan.
d. Pemerintah merupakan pemilik mayoritas
c. Kompetisi tinggi
b. Jenis usaha dan segmen pasar berlainan
a. Sektor usaha sama
d. Menciptakan nilai tambah yang lebih dengan digabungkan BUMN lain.
c. Mayoritas saham dimiliki Pemerintah
b. Kompetisi tinggi
a. Jenis usaha dan segmen pasar sama/terkait
c. Keberadaannya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku & umumnya captive market.
2 Merjer/Konsolidasi
3 Holding
LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DIPERSIAPKAN
a. Koordinasi Internal, baik di lingkup Kementerian Negara BUMN
a. Koordinasi Internal, baik di lingkup Kementerian Negara BUMN
maupun di lingkungan BUMN agar tercapai kesamaan visi maupun di lingkungan BUMN agar tercapai kesamaan visi mengenai pengembangan BUMN kedepan. mengenai pengembangan BUMN kedepan.
b. Adanya kesepahaman stakeholders BUMN terhadap konsep
b. Adanya kesepahaman stakeholders BUMN terhadap konsep
restrukturisasi BUMN beserta arah pengembangannya. restrukturisasi BUMN beserta arah pengembangannya.
c. Terwujudnya suatu sistem perundang-undangan yang
c. Terwujudnya suatu sistem perundang-undangan yang
kondusif bagi perkembangan BUMN, khususnya berkaitan kondusif bagi perkembangan BUMN, khususnya berkaitan dengan strategic restructuring yang merupakan salah satu dengan strategic restructuring yang merupakan salah satu prasyarat dalam pembentukan superholding BUMN. Sistem prasyarat dalam pembentukan superholding BUMN. Sistem perundangan juga harus menyediakan equal level of playing perundangan juga harus menyediakan equal level of playing feld antara BUMN dan Swasta. feld antara BUMN dan Swasta.
d. Koordinasi dengan Departemen Teknis yang terkait dengan
d. Koordinasi dengan Departemen Teknis yang terkait dengan
operasional BUMN. operasional BUMN.MASALAH STRATEGIS BUMN
LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN BUMN ><
SWASTA BUMN BUMN
SWASTA SWASTA UU 40/2007 : UU 40/2007 : UU 40/2007 : UU 40/2007 : Korporasi
Korporasi Korporasi Korporasi UU 8/1995 : Pasar UU 8/1995 : Pasar UU 8/1995 : Pasar UU 8/1995 : Pasar Modal
Modal Modal Modal Paket UU Sektoral Paket UU Sektoral Paket UU Sektoral Paket UU Sektoral Paket UU Keuangan Paket UU Keuangan
Negara (termasuk Negara (termasuk
Pasal 2 huruf g UU Pasal 2 huruf g UU 17/2003 & Pasal 8 UU 17/2003 & Pasal 8 UU
49 Prp 1960)
49 Prp 1960) Banyaknya kerangka hukum yang melingkupi operasi BUMN,
UU 19/2003 : BUMN UU 19/2003 : BUMN menempatkan BUMN dalam level of playing feld yang tidak sama
Paket UU Paket UU dengan swasta. Pemeriksaan & Pemeriksaan & Pengawasan Pengawasan
BEBERAPA PERMASALAHAN STRATEGIS BUMN (1)
Penghapusan Aset BUMN harus tunduk pada mekanisme korporasi, namun penegak
hukum masih berpegang pada Pasal 8 UU 49/Prp 1960 Perlu dilakukan penyesuaian terhadap ketentuan-ketentuan tersebut diatas.Bidang Telekomunikasi, UU Bidang Pertambangan
Contoh : UU Bidang Kehutanan, UU Bidang Pelayaran, UU Bidang Kepelabuhanan, UU
Perlunya dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi regulasi sektoral untuk mendukung pelaksanaan kegiatan usaha BUMN.
3. Regulasi Sektoral
Bidang Telekomunikasi, UU Bidang Pertambangan
Contoh : UU Bidang Kehutanan, UU Bidang Pelayaran, UU Bidang Kepelabuhanan, UU
Perlunya dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi regulasi sektoral untuk mendukung pelaksanaan kegiatan usaha BUMN.
3. Regulasi Sektoral
Sesuai pasal 66 UU BUMN, maka penugasan kepada BUMN, seluruh biayanya harus ditanggung oleh Pemerintah ditambah dengan margin.
2. PSO dan Subsidi
Sesuai pasal 66 UU BUMN, maka penugasan kepada BUMN, seluruh biayanya harus ditanggung oleh Pemerintah ditambah dengan margin.
2. PSO dan Subsidi
1. Status Aset BUMN
A. Pengelolaan Aset
4) Dampaknya BUMN tidak feksibel sebagaimana halnya pengelolaan korporasi
negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat nerharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
iermasuk kekayaan negara yang dipisahkan pada perusahaan
negara/perusahaan daerah”3) Pasal 2 huruf g UU Keuangan Negara : “Keuangan Negara meliputi kekayaan
1) Aset BUMN adalah aset negara yang dipisahkan 2) Pengelolaannya tidak tunduk pada UU Keuangan Negara (sesuai dengan UU BUMN).
A. Pengelolaan Aset
1. Status Aset BUMN
Penghapusan Aset BUMN harus tunduk pada mekanisme korporasi, namun penegak
hukum masih berpegang pada Pasal 8 UU 49/Prp 1960 Perlu dilakukan penyesuaian terhadap ketentuan-ketentuan tersebut diatas.B. Penghapusan Aset
4) Dampaknya BUMN tidak feksibel sebagaimana halnya pengelolaan korporasi
negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat nerharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
iermasuk kekayaan negara yang dipisahkan pada perusahaan
negara/perusahaan daerah”3) Pasal 2 huruf g UU Keuangan Negara : “Keuangan Negara meliputi kekayaan
1) Aset BUMN adalah aset negara yang dipisahkan 2) Pengelolaannya tidak tunduk pada UU Keuangan Negara (sesuai dengan UU BUMN).
B. Penghapusan Aset
BEBERAPA PERMASALAHAN STRATEGIS BUMN (2)
4. Permasalahan Keuangan BUMN
4. Permasalahan Keuangan BUMN
A. Penyelesaian RDI/SLA
A. Penyelesaian RDI/SLA
Terdapat
85 BUMN yang menerima pinjaman RDI/SLA dengan nilai Terdapat
85 BUMN yang menerima pinjaman RDI/SLA dengan nilai
Rp 49,79 Triliun. Sebanyak 68.87% pinjaman berada di 41 BUMN dalam ketegori Rp 49,79 Triliun. Sebanyak 68.87% pinjaman berada di 41 BUMN dalam ketegori
lancar dan sisanya mengalami kesulitan pengembalian, yang penyelesaiannya
lancar dan sisanya mengalami kesulitan pengembalian, yang penyelesaiannya
sedang dikoordinasikan dengan instansi terkait. sedang dikoordinasikan dengan instansi terkait.B. Restrukturisasi Keuangan
B. Restrukturisasi Keuangan
Restrukturisasi Keuangan BUMN tersendat karena peraturan perundang-undangan
Restrukturisasi Keuangan BUMN tersendat karena peraturan perundang-undangan
tentang keuangan negara tentang keuangan negara5. Tambahan Penyertaan Modal Negara
5. Tambahan Penyertaan Modal Negara
A. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS)
A. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS)
1) Jumlah yang sudah direkonsiliasikan adalah sebesar Rp 7,26 Triliun dan € 7,30 1) Jumlah yang sudah direkonsiliasikan adalah sebesar Rp 7,26 Triliun dan € 7,30
Juta pada PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Perum Prasarana Perikanan Juta pada PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Perum Prasarana Perikanan
Samudera, PT ASDP, PT Pelindo I, PT Pelindo III, PT Pelindo IV, PT Pelni, Perum
Samudera, PT ASDP, PT Pelindo I, PT Pelindo III, PT Pelindo IV, PT Pelni, Perum
Percetakan Negara, PT KAI. Percetakan Negara, PT KAI.2) BPYBDS yang belum direkonsiliasi ada pada PT Pertamina, PT PLN, PT Djakarta 2) BPYBDS yang belum direkonsiliasi ada pada PT Pertamina, PT PLN, PT Djakarta Lloyd, Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II Lloyd, Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II
Sebelum adanya penetapan status, perlu dilakukan valuasi ulang untuk memperbaiki Sebelum adanya penetapan status, perlu dilakukan valuasi ulang untuk memperbaiki struktur permodalan BUMN. struktur permodalan BUMN.
B. Pengalihan Kekayaan/Barang Milik Negara kepada BUMN
B. Pengalihan Kekayaan/Barang Milik Negara kepada BUMN
Kekayaan / Barang milik negara seperti : proyek ex-DIPA, dan lain-lain sebelum
Kekayaan / Barang milik negara seperti : proyek ex-DIPA, dan lain-lain sebelum
dialihkan kepada BUMN perlu dilakukan kajian keekonomian, sehingga tidak
dialihkan kepada BUMN perlu dilakukan kajian keekonomian, sehingga tidak
memberatkan perusahaan. memberatkan perusahaan.30 Bali, 28 November 2008 PROGRAM EKSTENSI – FEUI - AKUNTANSI TERIMA KASIH KEMENTERIAN NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta http://www.bumn.go.id