Ong-Klaongan Dan LÈ-KALÈLLÈANAN: Estetika KÈJHUNGAN Orang Madura Barat - Institutional Repository ISI Surakarta
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
SURAT PENCATATAN CIPTAAN
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun2014 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan
sastra (tidak melindungi hak kekayaan intelektual lainnya), dengan ini menerangkan bahwa hal-hal tersebut di
bawah ini telah tercatat dalam Daftar Umum Ciptaan:I. Nomor dan tanggal permohonan : EC00201706908, 21 Desember 2017
II. Pencipta Nama : Zulkarnain Mistortoify
Alamat : Jl. Srikatan Utara No.5 Perumdos UNS IV Triyagan, RT 05/RW
08, Desa Triyagan, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo., Sukoharjo,
Jawa Tengah, 57554
Kewarganegaraan : IndonesiaIII. Pemegang Hak Cipta Nama : Zulkarnain Mistortoify
Alamat : Jl. Srikatan Utara No.5 Perumdos UNS IV Triyagan, RT 05/RW
08, Desa Triyagan, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo., Sukoharjo,
Jawa Tengah, 57554
Kewarganegaraan : IndonesiaIV. Jenis Ciptaan : Karya Tulis (Disertasi)
V. Judul Ciptaan : Ong-Klaongan Dan LÈ-KALÈLLÈANAN: Estetika KÈJHUNGAN Orang Madura Barat
VI. Tanggal dan tempat diumumkan : 12 Desember 2017, di Surakarta untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia
VII. Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70
(tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.VIII. Nomor pencatatan : 05952 Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam Daftar Umum Ciptaan bukan merupakan pengesahan atas
isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dicatat. Menteri tidak bertanggung jawab
atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang terdaftar. (Pasal 72 dan Penjelasan
Pasal 72 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta) a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DISKRIPSI
Disertasi yang berjudul Ong-Klaongan dan Lè-
Kalèllèan: Estetika Kèjhungan Orang Madura
Barat ini merupakan karya tugas akhir untuk mencapai derajat S3 pada Program Studi Pengkajian Seni
Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tahun 2015.
Topik disertasi ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang kèjhungan
sebagai fenomena gaya nyanyian yang genuine dari cara bernyanyi orang
Madura.Kèjhungan bukan sekadar logat cara menyanyi, melainkan juga sebagai
gejala tindakan komunikasi spesifik berupa perilaku estetik yang mengantarkan pada karakteristik subjek
pemilik gaya nyanyian itu sendiri. Paradigma yang digunakan adalah etnomusikologi. Analisis kajiannya
bertujuan untuk: 1) memahami ciri-ciri bentuk-struktur dan cara-cara menyanyi
kèjhungan, 2) mengetahui konsep estetik yang tertanam dalam pengalaman dan
konstruk nilai estetik masyarakat, 3) mengetahui makna kèjhungan bagi
masyarakatnya melalui fungsi-fungsi institusi sosialnya, serta 4) mengetahui keterhubungan antara
karakter gaya nyanyian, perilaku estetik, konsep estetik dan maknanya dengan perwatakan dan perilaku
manusianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pembentuk karakter kèjhungan
bertumpu pada pola dasar kellèghãn sebagai basis pengolahan
permainan nada-nada tinggi hingga mencapai ambitus contratenor altus dan dibawakan secara
melismatik. Teknik vokal yang spesifik diperlukan untuk meraih target
kellèghãn yang optimal. 2) 'Ratapan' (lè-
kalèllèan) dan 'teriakan' (ong-klaongan) adalah prinsip dasar dari
estetika kèjhungan yang memiliki atmosfir makna yang berbeda, yaitu sedih dan
marah. 3) Kèjhungan menjadi pilihan selera estetik dan selera konsumtif bagi
sekelompok masyarakat yang membanggakan nilai-nilai tradisional Madura, bahkan dijadikan sebagai
simbol atau citra legitimasi atas eksistensi komunitas elit sosial masyarakat Madura. 4)
Kèjhungan menerangkan pengalaman terdalam manusianya, menghantarkan
imajinasi dan asosiasi makna ke arah pengalaman sejarahnya. Makna dan konsep estetiknya menjadi
penghubung terhadap sifat-sifat gaya nyanyian ini dengan sifat konservatif perwatakan manusia
Madura. Kèjhungan mampu menghadirkan nilai-nilai tentang kemaduraan, yaitu
lantang dan menggebu.
ONG-KLAONGAN DAN LÈ-KALÈLLÈAN
ESTETIKA KÈJHUNGAN ORANG MADURA BARAT
Disertasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-3
Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa
diajukan oleh:
Zulkarnain Mistortoify
NIM. 07/260662/SMU/353
kepada
Sekolah Pascasarjana
Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2015
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga disertasi yang berjudul “Ong-klaongan dan Lè-kalèllèan: Estetika Kèjhungan Orang Madura Barat” ini dapat terselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-3 di Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Penulisan disertasi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan moril maupun materiil dari berbagai pihak baik institusi maupun pribadi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendanai pendidikan S -3 di Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, serta beberapa hibah yang berkaitan dengan rangkaian penelitian penulis.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga dan setulus- tulusnya penulis tujukan kepada Tim Promotor, yang terdiri dari: Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc., sebagai promotor, kepada Prof. Dr. Victor Ganap, M.Ed., sebagai ko-promotor 1, serta kepada Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A., sebagai ko-promotor 2, yang telah meluangkan banyak waktu serta sangat sabar dan teliti dalam membimbing dan mengarahkan pemikiran penulis. Tanpa bimbingan mereka penulisan disertasi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada Tim Penilai Prof. Dr. RM. Soedarsono, Prof. Dr. Sri Hastanto, S.Kar., Dr. Wisma Nugraha Christianto Richardus, M.Hum., yang telah bersedia membaca dan menilai kelayakan disertasi ini.
Demikian juga halnya kepada Ketua dan Tim Penguji: Prof. Dr. Suryo Purwono, MA.Sc.,Ph.D., Prof. Dr. Kodiran, MA dan Dr. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari, M.Hum., yang memberikan berbagai saran berharga untuk perbaikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada beserta jajarannya yang telah beberapa kali memberi kesempatan dan kepercayaan pada penulis untuk menyelesaikan studi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan pada seluruh staff Pascasarjana Universitas Gadjah Mada yang telah banyak membantu penulis selama masa studi.
Terima kasih tak terhingga penulis tujukan kepada Ketua Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A., dan mantan Ketua Program Studi ini pula, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc., yang dengan sabar memberi informasi berharga dan tiada bosan memotivasi penulis di sepanjang masa studi ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Prof. Dr. Sri Rochana W. M.Hum., beserta jajarannya yang telah dengan bijaksana memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi S3 ini hingga selesai, sekalipun proses studi ini dijalani dalam waktu yang relatif lama. Demikian pula, terima kasih diucapkan kepada Dekan Fakultas Seni Pertunjukan dan Ketua Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Dr. Wim Van Zanten yang telah bersedia menjadi konsultan ilmiah bagi penulis pada Program Sandwich Dikti pada Department
of Cultural and Social Studies, Faculty of Social and Behavioral
Sciences, Leiden University, di Belanda. Terima kasih disampaikan
kepada Prof. Dr. Huub de Jonge (Institute of Cultural and Social
Anthropology, Radboud, University Nijmegen di Belanda) yang telah
menyediakan waktu berdiskusi dengan penulis di lingkungan perpustakaan KITLV Leiden.
Rasa terimakasih tak terhingga kepada bapak ibu Suhardi Djojoprasetyo dan Mr. Neils Wallen di Den Haag yang demikian memperjuangkan penulis untuk mendapatkan penginapan di Belanda. Dengan rasa hormat dan bangga, diucapkan terima kasih tak terhingga kepada Bapak Mintardjo dan ibu Liliana (alm) yang demikian hangat dan tulus menerima penulis di rumah mungilnya di jalan Korenbloemlaan 59, 2343 VB Oegstgeest. Sebuah kenangan manis yang tak terlupakan.
Terimakasih disampaikan pula kepada Merel Plantema Wardaniningrum di Utrecht, mahasiswi University of Applied
Sciences, Hogeschool van Amsterdam, Maatschappelijk Werk &
Dienstverlening (Jurusan Pekerjaan Sosial dan Layanan), yang
dengan sabar membantu penulis dalam menerjemahkan beberapa bagian dari referensi-referensi berbahasa Belanda. Demikian pula, terima kasih kepada mbak Nerfita Primadewi (Jeng Popi) di tengah- tengah kesibukannya menempuh S3 di UCLA California Amerika Serikat, masih bersedia membantu penulis menerjemahkan intisari (abstrak) ke dalam bahasa Inggris. Terima kasih kepada adik Achmad Faishal yang turut membantu penelitian penulis, khususnya saat membuka akses dengan para narasumber komunitas blatèr yang eksklusif itu.
Terima kasih kepada para sahabat di Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, khususnya kepada Susi Gustinah dan Agustinus Gaspersz yang selalu saling memberi semangat dan bantuannya di antara kita selama studi ini. Terima kasih kepada mas Guntur, mas Pamardi, mas Slamet, mas Bagus, serta beberapa teman lainnya senasib sepenanggungan yang saling memberi “bara” agar semangat menyelesaikan tidak menjadi padam.
Terima kasih kepada rekan-rekan sejawat di lingkungan Jurusan Etnomusikologi dan Kampus ISI Surakarta yang tiada bosan membakar semangat penulis dari berbagai sisi yang tidak lain tujuannya agar penulis harus sampai finish! Oleh karenanya rasa terimakasih secara khusus saya sampaikan kepada ketiga dimas tercinta: Joko Suranto Gombloh, Aton Rustandi Mulyana, dan Aris Setiawan. Tidak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih sekaligus permohonan maaf kepada seluruh mahasiswa, teman, sahabat, serta keluarga besar penulis yang tak dapat disebut satu per satu, yang telah memberi dukungan moral kepada penulis.
Ucapan terima kasih tidak terhingga penulis tujukan kepada para informan, yaitu Bapak Dã’i, Bapak Matsiru, Bapak Mudrick (alm), mas Ramyadi, mas Sadun, mas Sugimin, Mas Oke (Marzuki), mas Adrian Pawitra, Bapak Hasan, Bapak Marsaid, mas Misdali, Bapak Sumarto, Bapak Turi (alm), Bapak Naro’i, Abah Ghã’ib, Mas Bambang SP, dan sebagainya atas pandangan dan informasinya yang penulis butuhkan untuk melengkapi data penelitian ini.
Terima kasih paling istimewa diucapkan kepada istri penulis (Naning Indri Hastuty) dan kedua anakku tercinta: Leica de Lovi Mistortoify dan Gardasvara Mistortoify. Mereka inilah yang menjaga penulis dalam balutan doa, menjaga kesehatan dan emosi penulis agar tidak kendor dalam bekerja menyelesaikan disertasi ini.
Terakhir, penulis mendedikasikan disertasi ini kepada Ébó’ dan Ramah (Alm), yang telah mengasuh mendidik dan menjaga penulis dengan penuh kasih sayang, serta mendoakan penulis agar dapat menyelesaikan studi dengan baik. Tidak ada kata yang tepat untuk penulis ucapkan dan tidak ada perbuatan yang penulis lakukan untuk membalas jasa kedua orang tua, kecuali doa yang selalu penulis panjatkan agar segala amal dan ibadah Ébó’ dan Ramah (Alm) mendapat balasan yang tidak terkira dari Allah Swt.
Akhir kata, penulis sadar bahwa disertasi ini tidak luput dari kekurangan. Namun, penulis tetap berharap agar disertasi ini dapat bermanfaat bagi khalayak.
Surakarta, 1 Maret 2015 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... ii
PERNYATAAN ......................................................................... iii
PRAKATA ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................... xvii
DAFTAR FILE AUDIO, AUDIOVISUAL .................................... xix
ORTOGRAFI ........................................................................... xxii
INTISARI ................................................................................ xxv
ABSTRACT ............................................................................. xxvi
BAB I PENGANTAR ................................................................1 A. Latar Belakang ...................................................................
1 B. Rumusan Masalah .............................................................
9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................
10 D. Tinjauan Pustaka ...............................................................
12 1. Tinjauan Musikologis Gaya Nyanyian ............................
13
2. Tinjauan atas Hubungan Musik, Pengalaman, dan Perilaku ........................................................................
23 3. Tinjauan Karakteristik Budaya Madura .........................
26 E. Landasan Teori ..................................................................
33 F. Metode Penelitian ...............................................................
49 1. Sumber Data .................................................................
53 2. Metode Pengumpulan Data ...........................................
56 3. Metode Analisis .............................................................
72 a. Metode Analisis Musikologis .....................................
72 b. Metode Analisis Etnografis ........................................
77 c. Metode Analisis Interpretatif .....................................
79 G. Sistematika Penulisan ........................................................
84
BAB II Lingkungan Budaya dan Karakter Orang Madura .....
5. Domain inti Pola Kellèghãn ............................................ 206
3. Aplikasi Kèjhungan dalam Karya Musik Kontemporer
2. Kèjhungan di Masa Lalu dan Masa Kini .......................... 273
Budaya Madura Barat dan Timur ................................... 259
Kèjhungan Bãrã’ dan Tèmor: Ungkapan Batas Gaya
E. Dinamika Kèjhungan .......................................................... 257 1.
Hubungan Bentuk Nyanyian Yang-Layang dan Jula-Juli 238
1. Hubungan Bentuk Gending Yang-Layang dan Jula-Juli 232 2.
D. Kèjhungan dalam Struktur Gending ................................... 227
220
2. Lè-kalèllèan
215
1. Ong-klaongan
C. Pengertian Ong-klaongan dan Lè-kalèllèan 213
6. Budaya Nyanyian Lain di Luar Domain Kèjhungan Bãrã’ 208
Domain Kèjhungan Gending (Formal) ............................ 197 3. Domain Kèjhungan ‘Lè-kalèllèan’ ................................... 200 4. Domain Kèjhungan Yang-Layang ................................... 203
87 A. Karakter Umum Orang Madura ..........................................
1. Faktor Tipologi Geografis ............................................... 125
89 1. Pandangan tentang Orang Madura ................................
90
2. Orang Madura dalam Melihat Dirinya Sendiri ............... 101
3. Konsep Kekerasan bagi Orang Madura .......................... 112
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perwatakan Orang Madura ..............................................................................
124
2. Faktor Ekologi Tegalan .................................................. 129
1. Domain Ragam Kèjhungan Madura Barat ...................... 196 2.
3. Faktor Sejarah Politik dan Sosial ................................... 134
C. Performa Budaya Blatèr ..................................................... 143
1. Sosok Blatèr Madura ..................................................... 145
2. Rèmo : Arisan Tradisional Madura ................................. 149
3. Pertunjukan Sandur dalam Tradisi Rèmo ...................... 159
BAB III Gambaran Umum Kèjhungan Madura ..................... 180
A. Pengertian Kèjhungan ....................................................... 180 B. Taksonomi Kèjhungan ........................................................ 192Madura .......................................................................... 294
BAB IV Aspek-Aspek Tekstual dan Praktik Kèjhungan ....... 302
A. Unsur-Unsur Musikal Kèjhungan ....................................... 3102. Wujud Karakterisasi Non Verbal ..................................... 442
b. Karakter Èjhin dan Bãngalan ................................... 507
500
a. Karakter Gherrã, Ţa’-karata’an, dan Abhãbbhã’ ........
1. Karakter Kèjhungan sebagai Karakter Orang Madura .... 499
B. Kèjhungan sebagai Presentasi Nilai-Nilai Kemaduraan ...... 498
Ong-klaongan dan Lè-kalèllèan ...................................... 482
3. Integrasi Musikal antara Bentuk, Teknik, dan Estetika
2. Ong-klaongan dan Lè-kalèllèan dalam Pandangan Elite Artistik .......................................................................... 470
1. Ong-klaongan dan Lè-kalèllèan sebagai Pengalaman Estetis Pendengar ......................................................... 459
BAB V Estetika dan Makna Kèjhungan ................................ 455
A. Estetika Kèjhungan ............................................................ 4583. Gaya Individu Tokang Kèjhung ....................................... 449
1. Wujud Karakterisasi Verbal ............................................ 437
1. Kedudukan Bentuk Gending dalam Kèjhungan ............... 311
D. Praktik Kèjhungan Lakè’ dan Kèjhungan Binè’ .................... 434
415 2. Teknik Nyèrèt ................................................................. 420 3. Teknik Pengaturan Rahang ............................................ 422 4. Teknik Ajjhen ................................................................. 425
1. Teknik Nyend hãl ............................................................
C. Teknik Vokal Kèjhungan .................................................... 413
3. Peran Lirik dalam Kèjhungan .......................................... 407
2. Isen-Isen pada Lirik Kèjhungan ....................................... 403
1. Struktur, Pola Rima, dan Interpretasi ............................. 397
B. Lirik Kèjhungan ................................................................. 397
7. Tipikal Suara .................................................................. 389
6. Jarak Nada-Nada Kèjhungan .......................................... 379
Pola Kellèghãn: Pusat Pengolahan Kèjhungan Terpenting 344 4. Ornamen Kèjhungan: Ruang Tafsir Tokang Kèjhung ........ 357 5. Ketinggian Nada dalam Konteks Ambitus Suara dan Implikasinya ................................................................... 369
2. Kontur Melodi dalam Kalimat Lagu ................................. 322 3.
2. Kèjhungan sebagai Refleksi Nyanyian Jiwa ................... 512
C. Kèjhungan sebagai Selera dan Penguatan Komunitas Blatèr 526
1. Ranah Sosial Komunitas Blatèr ..................................... 529
2. Rèmo, Kèjhungan, Sandur bagi Komunitas Blatèr ........... 533
3. Fungsi Kèjhungan dalam Penguatan Posisi Sosial Blatèr 540
BAB VI KESIMPULAN ............................................................ 547
KEPUSTAKAAN ...................................................................... 551NARASUMBER ........................................................................ 565
GLOSARIUM ........................................................................... 569
LAMPIRAN : A. Sendèlan dalam Kèjhungan ............................................ 585 B. Pedoman Wawancara ..................................................... 592
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman Gambar
1 Pemikiran teoritik tentang eksistensi gaya musik
37 Gambar
2 Model analisis berpikir .......................................
45 Peta Madura dalam wilayah administrasi Jawa Gambar
4 Timur .................................................................
62 Gambar
5 Model perekaman pertama bersama Marsait (kanan) salah satu tokang kèjhung binè’ dan direkam langsung oleh peneliti (kiri) ...................
66 Gambar
6 Model perekaman kedua merekam sepasang tokang kèjhung : Sadun (kiri) – tokang kèjhung binè’, dan Matsiru (kanan) tokang kèjhung lakè’,
yang direkam dengan diiringi instrumen
pemandu gamelan secara live ...............................67 Gambar
7 Rombongan tamu rèmo duduk bergerombol dan
rapi dalam membentuk shaf-shaf. Mereka duduk dengan tenang dan menjaga sikapnya masing- masing ............................................................... 155Gambar
8 Momentum tarian bersama dalam rèmo antara
peserta tamu dengan sepasang tandak pada sesi “panggilan” perhelatan rèmo di Surabaya ........... 171 Gambar9 Sikap seorang tamu ketika menyerahkan sejumlah uang arisan menjadi simbol dari sikap siaga seorang blatèr ...........................................
173 Gambar
10 Diagram Taksonomi Sasaran Penelitian Kèjhungan ............................................................. 195
Gambar
11 Kerangka balungan gending Jula-Juli dan Yang-Layang ......................................................
233 Gambar
12 Hubungan nada kempyung antara dua periode
gong .................................................................. 237xiii
Gambar
13 Hubungan siklis antar periode gong memiliki
rasa gending yang sama ..................................... 238 Gambar
14 Contoh frase/kalimat lagu kèjhungan Yang-
Layang ............................................................... 243Gambar
15 Contoh frase/kalimat lagu gandangan Jula-Juli dalam dua periode gong ..................................... 244 Gambar
16 Contoh frase/kalimat lagu kidungan Jula-Juli
(jenis bacokan) ................................................... 246 Gambar17 Raksamala Band merupakan kelompok musik pionir pada dekade awal 80-an memiliki
perhatian terhadap musik hybrid yang
menggabungkan idiom tradisional Madura dengan combo band ........................................... 297 Gambar18 Kerangka balungan gending Yang-Layang ......... 311 Gambar
19 Perbedaan kerangka balungan pada setiap
periode gong dibangun dari jarak nada
kempyung yang simetris .....................................313 Gambar
20 Kèjhungan Yang-Layang tokang kèjhung Matingwar ......................................................... 315 Gambar
21 Hubungan kerangka balungan, kalimat musikal, dan kalimat verbal ............................................. 317 Gambar
22 Pola dasar kontur melodi kèjhungan .................... 322 Frase dan seleh dalam kerangka balungan Gambar
23 gending Yang-Layang ......................................... 326 Gambar
24 Kèjhungan binè’, frase a (seleh kenong nada 1) ... 327 Gambar
25 Kèjhungan binè’, frase b (seleh gong, kenong
nada 6) .............................................................. 329 Gambar26 Kèjhungan binè’, frase c (seleh kenong nada 3) ... 329 Kèjhungan binè’, frase d (seleh gong, kenong
Gambar
27 nada 2) .............................................................. 330 xiv
Gambar
28 Kèjhungan lakè’, frase a (seleh kenong nada 1) ... 331 Gambar
29 Kèjhungan lakè’, frase b (seleh gong, kenong
nada 6) .............................................................. 331 Kèjhungan lakè’, frase c (seleh kenong nada 1) ...Gambar
30 332 Gambar
31 Kèjhungan lakè’, frase d (seleh gong, kenong
nada 6) .............................................................. 332 Gambar
32 Tiga area pokok dalam setiap frase/kalimat
kèjhungan .............................................................. 336Gambar
33 Sadun, frase-frase kèjhungan karakter binè’ ....... 347 Matingwar, frase-frase kèjhungan karakter binè’ Gambar
34 348 Gambar
35 'Bintang Remaja', frase-frase kèjhungan karakter binè’ .......................................................................
349 Gambar
36 Matsiru, frase-frase kèjhungan karakter lakè’ ..... 350 Gambar
37 Tabi’i, frase-frase kèjhungan karakter lakè’ ......... 351 Gambar
38 Misdali, frase-frase kèjhungan karakter lakè’ ...... 352 Gambar
39 Identifikasi ornamen pada frase/kalimat kèjhungan (contoh kasus: Sadun dan Matsiru) ... 362
Gambar 40.a Perbedaan interpretasi tokang kèjhung terhadap lirik lagu (contoh kasus: Sadun dan 'Bintang Remaja') ............................................................. 363
Gambar 40.b Kalimat lagu selanjutnya (kalimat lagu ketiga) ... 364
Gambar 40.c Kalimat lagu keempat ........................................ 364
Gambar
41 Identifikasi ornamen aombã’ pada kèjhungan
Matsiru .............................................................. 366 Gambar42 Klasifikasi wilayah vokal manusia ...................... 373 Gambar
43 Perbandingan Jarak Nada Laras Slendro (dalam satuan cent) ....................................................... 383 xv
Gambar
44 Greget nyendhãl pada gaya individu Matingwar (kèjhungan binè’) ................................................ 418 Gambar
45 Greget nyendhãl pada gaya individu Tabi’i (kèjhungan lakè’) ................................................ 419 Gambar
46 Ekspresi tokang kèjhung lakè’ saat mengerahkan kemampuannya me-ngèjhung, merupakan implikasi dari perpaduan penggunaan teknik, tuntutan kualitas ketegangan suara, dan keindahan kellèghãn ............................................. 426 Ekspresi tokang kèjhung binè’ (bernama Solihin)
Gambar
47 yang selalu menghalangi mulutnya dengan sehelai selendang saat menyenandungkan kèjhungan .......................................................... 446
Gambar
48 Bagan mengenai gambaran estetika kèjhungan yang dirumuskan berdasarkan pandangan masyarakat tineliti ............................................. 476 Gambar
49 Momentum kellèghãn merupakan gejala musikal paling potensial dalam mengundang rasa estetis (contoh kasus: kèllèghãn Matingwar) .................. 490 xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman Tabel
1 Tempat narasumber diwawancarai dan tempat peliputan-pengamatan pertunjukan sandur
rèmo ....................................................................
52 Tabel
2 Perbandingan ciri-ciri kèjhungan Yang-Layang, Gandangan, kidungan Jula-Juli ....................... 255-256
Tabel
3 Perbedaan Karakteristik kèjhungan bãrã’ dan
tèmor ................................................................... 265
Tabel
4 Jarak nada pada kontur melodi 'patahan' akhir kellèghãn .................................................. 339 Tabel
5 Pola-pola kellèghãn yang dikembangkan Tabi’i 354 Tabel
6 Wilayah nada berdasarkan jenis suara manusia dewasa ............................................. 372 Tabel
7 Hasil pengukuran nada terendah dan tertinggi para tokang kèjhung pada kèjhungan Yang-
Layang ........................................................... 374
Tabel
8 Macam tipikal suara berdasarkan penilaian rata-rata dari para narasumber ...................... 393 Tabel 9.a Contoh pola rima a-b-a-b ................................ 398 Tabel 9.b Contoh pola rima a-b-a-b (hampir seperti rima a-a-a-a) ........................................................... 398 Tabel 10 Contoh pola rima a-a-b-b ................................ 399 Tabel 11 Contoh pola rima a-a-b-c ................................ 399 Tabel 12 Contoh kasus penggabungan 2 baris sampiran menjadi satu baris pada tokang kèjhung
'Bintang Remaja' ............................................. 401 Tabel 13 Contoh kasus penggabungan 2 baris sampiran menjadi satu baris pada tokang kèjhung
'Misdali ........................................................... 402
Tabel 14 Kategori kata aserroh dan penempatannya dalam frase kèjhungan ...................................... 404 Tabel 15 Perbedaan interpretasi Sadun dan 'Bintang
Remaja' ........................................................... 406 Tabel 16.a Contoh 1 sendèlan masa lalu yang masih eksis dalam praktik kèjhungan saat ini ..................... 410 Tabel 16.b Contoh 2 sendèlan masa lalu yang masih eksis dalam praktik kèjhungan saat ini ..................... 410 Tabel 17 Narasumber yang diposisikan sebagai elit artistik kèjhungan .............................................. 474
DAFTAR FILE AUDIO-AUDIOVISUAL
File Keterangan Halaman File 1.a Contoh Kèjhungan bãrã’ gending Yang-Layang(Album: Music of Madura, 1977 & 1983) ................ 264, 493 File 1.b Contoh kèjhungan tèmor gending Angling Sapolo (Album: Angling Sapolo, 1990) ............................... 264 File 2.a Gending Blandaran versi Madura (Album: ”Naong Dãjã”, 2003) .......................................................... 285 File 2.b Gending Blandaran versi jawatimuran (Album: “Klenengan Surabayan”, 2003) .............................. 285 File
3 Lagu èn-maènan Ole-Olang dan Péng Pélo’ dalam
konteks garap gamelan (sandur Rukun Bersama,
2010) .................................................................... 286 File4 Sanajjhãn Apèsa, karya Adrian Pawitra, album
Madurese Love Songs (lagu “pop daerah” Madura
yang mencuplik pola kèjhungan) ........................... 299 File5 Matingwar, Yang-Layang (Album: Gending-Gending Kidungan Madura, Sandur Madura ”Rukun Bersama”) ............................................................. 315 File
6 Sadun/ kèjhungan binè’/ Yang-Layang/ Frase a ... 327
File
7 Sadun/ kèjhungan binè’/ Yang-Layang/ Frase b ... 329
Sadun/ kèjhungan binè’/ Yang-Layang/ Frase c ... File8 329 File
9 Sadun/ kèjhungan binè’/ Yang-Layang/ Frase d ... 330
File
10 Matsiru/ kèjhungan lakè’/ Yang-Layang/ Frase a 331
File
11 Matsiru/ kèjhungan lakè’/ Yang-Layang/ Frase b 331
File
12 Matsiru/ kèjhungan lakè’/ Yang-Layang/ Frase c 332
Matsiru/ kèjhungan lakè’/ Yang-Layang/ Frase d
File13 332
xix
File
14 Sadun/ kèjhungan binè’/ Yang-Layang/ Frase a ... 336
File 15.a Cuplikan Gending Blandaran 4 gong-an ................ 340 File 15.b Cuplikan Gending Oramba’ 4 gong-an ................... 340 File 15.c Cuplikan Gending Potongan [Sabrang Wetan] 8 gong-an ................................................................. 340 File
16 Sadun (karakter binè’, Yang-Layang) ..................... 347
File
17 Matingwar (karakter binè’, Yang-Layang) ............... 348
Matingwar (Greget-Nyendhãl) ................................ 418 'Bintang Remaja' (karakter binè’, Yang-Layang) ..... 349 File18 File
19 Matsiru (karakter lakè’, Yang-Layang) ................... 350
File
20 Tabi’i (karakter lakè’, Yang-Layang) ....................... 351
Tabi’i (Greget-Nyendhãl) ........................................419 File
21 Misdali (karakter lakè’, Yang-Layang) ................... 352
File 22.a Liggu’ (Sadun, Yang-Layang, Frase b) .................... 362 File 22.b Liggu’ (Matsiru, Yang-Layang, Frase b) .................. 362 File23 Ornamen Aombã’ (Matsiru/ Yang-Layang/ Frase a) ................................................................. 366 File 24.a Ekspresi greget kèjhungan lakè’ Jungcangcang, Pamekasan............................................................ 367, 493
Ekspresi greget kèjhungan lakè’ Tabi’i (Bangkalan)
File 24.b 367 File25 Permainan “suara dalam” dan “suara luar” kèjhungan (kasus: tokang kèjhung Marju) .............. 370, 430
, File
26 Selisih nada gamelan dan pengèjhung (Tabi’i Gending-Gending Kidungan Madura, Sandur Madura ”Rukun Bersama”) ................................... 381
xx
File
27 Tipikal suara Sadun, kèjhungan binè’ (Album: ”Naong Dãjã”, 2003) .............................................. 393 File
28 Tipikal suara Marsaid, kèjhungan binè’ ................. 393
Tipikal suara Sujã’i, kèjhungan binè’ (pertunjukan
File29 sandur-rèmo di Desa Pangeranan, Bangkalan [AV]) 393
File
30 Teknik Vokal kèjhungan lakè’: Misdali (saat
pertunjukan sandur-rèmo siang di Kamal [AV]).
Dok. Zulkarnain, 2010 .......................................... 423 File
31 Teknik Vokal kèjhungan binè’: Sadun (saat
pertunjukan sandur-rèmo siang di Kamal [AV]).
Dok. Zulkarnain, 2010 .......................................... 427 File
32 Praktik (olah vokal) beluk Banten di persawahan [AV-youtube.com] .................................................. 427 File
33 Matingwar (ong-klaongan, lè-kalèllèan, greget- ngaret) .................................................................. 490
Mbu’ [ibu] Lina dari Desa Pongkoran, Bangkalan
File
34 [AV], Dok. Zulkarnain, 2010 .................................. 430, 519
xxi
ORTOGRAFI
EJAAN BAHASA MADURA
Bahasa Madura termasuk bahasa Melayu-Polynesia yang beradadalam kelompok yang lebih kecil, bergabung dengan bahasa-bahasa
Jawa, Sunda, Bali, dan Melayu. Namun, menurut Salzner dalam
bukunya Aprachenatlas des Indopazifischen Raumes, bahasa Madura
sangat erat kaitannya dengan bahasa Jawa. Banyak dijumpai
persamaan-persamaannya, seperti adanya praktik tingkatan bahasa:
kasar/umum (enjã’-iyã), tengahan (èngghi-enten), halus/tinggi (èngghi-
bhunten/alos). Meskipun arti kata atau bentuknya terkadang sama
antara Jawa dan Madura, tetapi biasanya menjadi berbeda dalam
1 pengucapannya.
Huruf vokal (huruf hidup) dalam bahasa Madura memiliki
beberapa macam sesuai bunyi ucapannya. Berikut beberapa contoh
simbol huruf dan ucapannya:1. Simbol huruf a diucapkan seperti huruf a pada kata: a-kan
2. Simbol huruf ã diucapkan seperti huruf e pada kata: se-dang