LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BAHAN DAN PRODUKSI PAKAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah
Teknologi Bahan dan Produksi Pakan

OLEH :

ARDANA KURNIAJI
I1A2 10 097

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Dunia usaha perikanan semakin dituntut untuk dapat memanfaatkan lahan
secara optimal sehingga produktivitas lahan dapat ditingkatkan semaksimal
mungkin. Sejalan dengan intensifikasi lahan maka ketersediaan pakan sebagai
penunjang keberhasilan sektor perikanan dewasa ini menjadi penentu utama yang
dikarenakan biaya produksi sebesar 60 - 70 % di sektor perikanan dihabiskan
untuk konsumsi pakan ikan (Ahmad, 2012).
Indonesia memiliki sumber bahan baku pakan yang cukup melimpah,
seperti jagung yang sempat mencapai swasembada sebagai sumber energi dalam
pakan ikan, dedak padi yang dapat diperoleh dari sisa penggilingan padi sebagai
sumber serat, dan sumber protein yang bisa diperoleh dari gilingan ikan yang
banyak diperoleh baik di darat maupun laut serta tepung singkong/tapioka yang
mudah diperoleh sebagai pengikat pakan pada proses pembuatan pelet. Selain
bahan baku pakan yang cukup melimpah, peralatan yang digunakan untuk
memproduksi pakan ikan skala industri rumah tangga juga cukup sederhana,
seperti mesin penepung yang berfungsi untuk membuat tepung dari bahan baku
yang belum berbentuk tepung, mesin pengaduk sebagai wadah pencampuran dan
pengadukan agar semua bahan menyatu dengan sempurna, mesin pencetak pelet,
mesin pengering dan mesin jahit karung.
Penggunaan alat pencetak pakan saat ini sangat banyak digunakan
diberbagai industri, baik skala besar hingga skala rumah tangga. Teknologi

pengembangan jenis alat tersebut saat ini memberikan dampak yang positif dalam

mengembangkan industri pakan khususnya pakan ikan. Pentingnya mengetahui
peralatan tersebut, maka perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui lebih jauh
mengenai teknologi alat yang digunakan oleh beberapa industri, praktikum ini
berupa survei lapangan dan wawancara untuk secara lansgung membandingkan
berbagai jenis peralatan guna mengetahui efisiensi dan kapasitas pembuatan pakan
dimasing-masing industri.
B. Tujuan dan Manafaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk meninjau lebih jauh mengenai
teknologi alat pembuatan pakan pada berbagai skala industri, dan menganalisa
secara langsung efisiensi dan kapasiatas peralatan yang digunakan.
Adapun manfaat yang diperoleh yakni mahasiswa dapat mengetahui jenisjenis peralatan pembuatan pakan yang digunakan pada masing-masing industri.

II. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Maret 2013, pukul
09.00 – 11.00 WITA dan bertempat di Fakultas Peikanan dan Laboratorium
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Haluoleo, Kendari.

3.2. Alat Praktikum
Praktikum ini merupakan praktikum pengenalan peralatan pembuatan pakan,
oleh sebab itu alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya
No.
Alat dan Bahan
Fungsi
1. Alat Tulis
- Untuk menulis hasil wawancara dan
observasi
2. Kamera
- Untuk
mendokumentasikan
hasil
pengamatan
3. Recorder
- Untuk merekam narasumber secara
langsung
3.3. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:
a. Meninjau (observasi) dua lokasi berbeda untuk melihat secara langsung
jenis peralatan pembuatan pakan yang digunakan.
b. Melakukan wawancara dan diskusi pada teknisi pembuatan pakan untuk
mengetahui proses dari penggunaan alat dan kapasitasnya.
c. Menulis seluruh hasil wawancara dan observasi untuk kemudian
dibandingkan satu dan yang lain.
d. Mendokumentasikan secara langsung bagian-bagian alat yang digunakan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum pengenalan alat pembuat pakan ini
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Skala Industri Pabrik

Gambar 1. Alat Pembuatan Pakan Skala Industri Pabrik
(Sumber: Dok. Pribadi, 2013)

2. Skala Industri Laboratorium


Gambar 2. Alat Pembuatan Pakan Skala Industri Laboratorium
(Sumber: Dok. Pribadi, 2013)

3. Skala Industri Rumah Tangga

Gambar 3. Alat Pembuat Pakan Skala Industri Rumah Tangga
(Sumber: http://www.randifarm.com)

B. Pembahasan
Pakan dalam bentuk pelet biasanya mempunyai ukuran 1-2 cm. Bahan
baku pellet harus berupa tepung halus untuk memudahkan pencampuran adonan
dan pencetakan pellet. Tepung yang halus dapat menghasilkan pelet yang kompak
dan padat sehingga tidak mudah pecah. Untuk pakan ikan, pellet harus dapat
melayang beberapa saat dalam air sebelum tenggelam ke dasar kolam untuk
memudahkan ikan memakannya. Bahan dasar pakan terdiri atas bahan hewani dan
nabati yang formulanya disusun berdasarkan kadar protein yang diinginkan, yaitu
rata-rata 25%. Kadar protein ini dapat diperoleh melalui berbagai komposisi
campuran bahan dasar, di antaranya dedak halus 65%, tepung ikan 33%, dan
tepung daging 2%. Ramuan ini dapat ditambah lagi dengan bahan lain yang

banyak mengandung protein seperti bungkil atau tepung kedelai dan tepung
jagung. Bahan-bahan dihancurkan hingga berbentuk tepung halus, kemudian
diaduk menjadi satu dan dicetak dalam bentuk pelet.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, beberapa alat pembuatan pakan
yang sering digunakan terbagi dalam tiga skala yang berbeda berdasarkan
kapasitas dan kontinyuitas pembuatannya, yakni skala industri pabrik, industri
laboratorium dan industri rumah tangga.
1. Skala Industri Pabrik
Perangkat alsin yang dapat digunakan adalah mesin penepung ikan,
pencampur ( mixer), pemanas bahan ( steamer) khusus untuk pelet pakan ikan,
mesin pencetak pelet ( pelletiser), dan mesin pengering Alsin pembuat pelet pakan
unggas/ikan terdiri atas beberapa komponen yang digerakkan oleh motor bakar
diesel.

a. Alat/Mesin Penepung
Alat penepung digunakan untuk menghancurkan bahan baku pakan yang
berbentuk butiran dan serat kasar, seperti jagung dan ikan rucah (kepala ikan).
Penepung menggunakan jenis penghancur hammer mill atau diskmill.
b. Alat/Mesin Pencampur (Mixer)
Alat pencampur digunakan untuk mencampur bahan baku yang telah

berupa tepung sehingga diperoleh campuran bahan pelet yang homogeny sesuai
dengan formula yang diinginkan.
c. Alat/Mesin Pencetak Pelet
Alat pencetak pelet berbentuk silinder, terbuat dari bahan mild steel atau
stainless steel. Pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres bahan adonan pelet.
Ulir pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan menekan
plat berlubang sebagai pencetak pelet. Lubang plat berdiameter, sesuai dengan
ukuran pelet yang dikehendaki. Pelet yang keluar dari lubang cetakan akan
dipotong oleh pisau yang berputar di bagian luar silinder.
d. Alat/Mesin Pemanas Uap (Alat steamer)
Alat ini digunakan untuk membuat pelet pakan ikan yang dapat
mengapung dengan memanfaatkan panas uap air. Pemanasan dapat mengubah
kandungan pati dalam bahan baku pakan menjadi dekstrin yang mempunyai sifat
perekat, sehingga permukaan pelet dapat dicetak dengan kompak, namun bersifat
mudah hancur ( crumble) karena bagian dalamnya berongga, sehingga setelah
dicetak dan dikeringkan dapat melayang/mengapung di air sekitar 5 menit.
Pemanasan juga dapat mematikan bakteri dan unsure yang membahayakan bagi
ikan.

e. Mesin Pengering

Berfungsi mengeringkan pelet hasil cetakan, bertujuan mempertahankan
struktur kompak dan padat serta memperpanjang umur simpan pelet dengan
menghambat pertumbuhan jamur dengan mengurangi kadar airnya, sehingga
dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama.

2. Skala Indsutri Laboratorium (Semi Industri)

Dalam skala lab, kapasitas produksi pakan tidak begitu besar. Biasanya hanya
digunakan untuk keperluan experimen, penelitian ataupun uji coba bahan. Oleh
sebab itu, hanya terdiri dari beberapa bagian mesin yang umumnya digunakan.
Mesin untuk pengolahan produksi pakan ikan ini terdapat beberapa jenis, seperti
mesin penepungan bahan untuk pembuatan pakan ikan, mesin untuk mencampur
bahan dan campuran lainnya, mesin pencetak pakan ikan, lalu mesin untuk
mengeringkan pakan ikan yang telah jadi. Berikut ini penjelasan dari masingmasing mesin :

a. Mesin Disc Mill (Mesin Penepung Biji)

Gambar 4. Mesin Disc Mill

Mesin disc mill atau mesin penepung biji yang berfungsi untuk

penggilingan biji atau bahan untuk pembuatan pakan ikan dengan sistem
menggiling sampai halus hingga bahan yang digiling berbentuk tepung. Mesin
penepung biji ini dapat dibuka agar mudah untuk membersihkan dalam mesin.
Dengan penggerak diesel , mesin disc mill ini akan cepat dalam proses
penggilingan bahan.

b. Mesin Mixer Vertikal (Pengaduk Olahan Pakan)

Gambar 5. Mesin Mixer

Mesin mixer vertikal yang berfungsi untuk mencampur antara bahan dari
pembuatan pakan ikan dan campuran yang dibutuhkan untuk pembuatan pakan
ikan. Dengan cara kerja yaitu bahan pakan ikan yang telah selesai proses
penggilingan, dimasukkan pada bagian wadah di bawah mesin, lalu hopper akan
mendorong hasil gilingan ke atas, dan akan dicampur dengan bahan lain di dalam
tabung.

c. Mesin Mixer Horizontal (Pencampur bahan Pakan)

Gambar 6. Mesin Mixer Horizontal


Mesin mixer horizontal atau mesin pencampur bahan pakan yang
berfungsi untuk pencampuran bahan pakan ikan dengan sistem pencampuran
bahan berbentuk horizontal. Sistem pencampuran sama dengan mesin mixer
vertikal hanya saja beda untuk cara kerja dari mesin.

d. Mesin Pencetak Pakan Ikan (Mesin Cetak Pellet)

Gambar 7. Mesin Pencetak

Mesin pencetak pakan ikan dengan fungsi memadatkan , menekan , dan
juga membentuk campuran bahan setelah hasil olahan dari mixer pakan ikan,

menjadi pakan ikan berbentuk potongan kecil kecil. Sangat cocok diaplikasikan
untuk produksi pakan ayam, pakan ikan, dan pakan burung. Dapat juga menjadi
peluang usaha baru anda sebagai produktor pakan ikan.

3. Skala Industri Rumah Tangga
Pada dasarnya hampir sama dengan mesin yang digunakan dalam industri
skala pabrik dan laboratorium. Mesin ini juga memiliki bagian-bagian yang

memiliki fungsi berbeda dalam mencetak pelet. Hanya saja mesin dengan skala
industri rumah tangga hanya memiliki kapasitas terbatas dalam memproduksi
pakan. Adapun bagian-bagian tersebut menurut Randi (2011) adalah sebagai
berikut:
a. Gilingan Daging Ukuran 32

Gambar 8. Bagian Gilingan Mesin
Alat ini berfungsi sebagai penggiling bahan-bahan yang telah dicampur
dan mencetak menjadi pelet.

b. Gear Box 1:30 ukuran 50

Gambar 9. Bagian Gear Box Mesin

Alat ini menyambungkan antara dinamo dan gilingan daging.
c. Dinamo.Menggunakan dinamo bisa dinamo listrik dengan kekuatan 1 PK

Gambar 10. Dinamo Mesin

Ketiga bahan tersebut mutlak harus diperlukan. Setelah itu bisa dirangkai
menjadi mesin pembuat pelet.

4. Proses pembuatan pakan berbentuk pellet
a. Proses persiapan dan penimabangan bahan baku
Jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan terdiri dari bahan
baku kering dan bahan baku cair. Bahan baku yang digunakan tergantung
formulasi yang dipakai. Bahan baku yang telah disimpan didalam bin
(tempat penyimpanan bahan baku sementara) kemudian ditimbang oleh
bagian mixer menggunakan timbangan digital dan dialirkan kedalam
mixer melalui pipa-pipa yang menghubungkan tong bahan baku dengan
mixer. Sedangkan untuk bahan baku cair CPO (Crude Plam Oil) disimpan
dalam tangki khusus dan kemudian ditimbang pula secara otomatis sesuai
formula.
Selain bahan baku yang disimpan dalam bin bahan baku serta
bahan cair, digunakan pula bahan baku dalam jumlah sedikit seperti
vitamin, mineral, serta premix. Bahan baku tersebut khusus ditimbang
secara manual dan dimasukkan kedalam mixer oleh bagian hand add.
b. Proses pencampuran (mixing)

Gambar 11. Mesin Mixing

Bahan baku yang telah disiapkan kemudian dimasukkan kedalam
mixer. Mixer yang digunakan adalah mixer horizontal. Proses mixing yang
dilakukan ternagi menjadi du jenis mixing yaitu :
-

Dry mix, yaitu pencampuran bahan-bahan yang bersifat kering seperti
jagung, fullfat (kacang kedelai yang telah dimasak), dll

-

Wet mix, yaitu pencampuran bahan-bahan yang bersifat basah berupa
CPO, dll.

c. Proses expender
Proses expanding merupakan proses gelatinasi pati. Gelatinasi adalah
sesuatu keadaan granula pati membengkak secara luar biasa dan tidak
dapat kembali pada kondisi semula. Proses expanding merupakan
serangkaian proses untuk mensterilkan pakan dati bakteri dan kuman
dengan menggunakan suhu dan tekanan tinggi yaitu 105O C dengan
tekanan 20 bar dalam waktu yang singkat yang tujuan akhirnya untuk
meningkatkan kecernaan nutrisi pakan dan memperbaiki higienitas pakan
yang kemudian menghasilkan efisiensi pakan yang baik. Proses expander
dimulai dari bin expander (tempat penyimpanan bahan yang telah
mengalami proses pencampuran dan siap untuk dilakukan proses
expanding) dengan membuka hopper secara manual. Ransum masuk ke
mixer conditioner kecepatan aliran bahan baku akan diatur oleh feeder.
Feeder akan mengatur kecepatan bahan baku agar tidak terjadi kemacetan
pada mixer conditioner. Dalam mixer conditioner terjadi pemasakan awal
dengan penambahan air 0.5 – 1 %, penambahan steam 1,85 – 2,5 bar, suhu
80 – 90 0C. waktu pemasakan awal kurang lebih 0,5 – 2 menit.

Setelah mengalami pemasakan awal di mixer conditioner, bahan baku
akan masuk ke mesin expander melalui cerobong pemasukkan. Selama
melewati mesin expander bahan baku akan diberikan penambahan uap
panas (steam) sebesar 20 – 25 bar dengan suhu 100 – 105 0C sehingga
bahan baku akan mengalami perubahan bentuk dari tepung menjadi bentuk
adonan. Proses perubahan ini diakibatkan oleh penambahan air, panas dan
proses mekanis.
d. Proses Pelleting

Gambar 12. Mesin Pelleting
Proses dan peralatan yang diperlukan dalam proses pelleting adalah:
a. Mesin pellet (Pelletizer)

Mesin pellet adalah mesin / alat pembentukan bahan pakan
menjadi berbentuk pellet dengan cara diberi tekanan / kompresi dan
dilewatkan melalui lubang-lubang yang terdapat pada silinder die. Mesin
pellet terdiri dari hooper, screw feeder, conditioner, dies, roller, gear box,
stam nozzle, fat sprayer, motor penggerak.

b.

Hooper

Hooper berfungsi untuk menampung makanan sementara dari tong
pellet tersebut, bahan akan dilahirkan conditioner melalui screw feeder
dengan dry flow yang feed ratenya telah diatur (ton/jam).
c.

Screw feeder

Screw feeder berfungsi untuk membawa makanan (mash) dari hooper
masuk

kedalam

conditioner

atas

dan

conditioner

bawah.

Screw feeder berbentuk screw yang dapat membawa makanan terbawa ke
bagian conditioner. Pengoperasian mesin pellet sendiri dioperasikan oleh
seorang operator mesin. Dari screw feeder bahan pakan dibawa dengan
feeder speed yang telah diatur kecepatannya (%).
d.

Conditioner atas dan conditioner bawah

Conditioner merupakan bagian dari mesin pellet yang berfungsi
memberikan perlakuan kondisi uap panas pada makanan yang masuk.
Makanan kemudian masuk kedalam conditioner atas, didalam conditioner
ini bahan makanan mengalami proses pengkondisian berupa penambahan
uap panas. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kelembaban dan
suhu makanan agar mudah untuk terjadi proses gelatinisasi. Kelembaban
yang diperoleh setelah dilakukan pengukuran didalam conditioner ±14%.
Didalam conditioner ini makanan dibawa dengan pedal-pedal yang bersifat
menahan, membawa dan mengaduk makanan dengna uap panas (steam)
didalam conditioner. Suhu steam yang diberikan mencapai 130-140O C
sehingga suhu makanan bisa mencapai 80-85O C. Retention time atau
waktu makanan dari mulai berada diconditioner sampai masuk dies

tergantung dari setting pedal-pedal tersebut, makin lama retention time,
makin

homogen

panas

dan

uap

yang

bercampur.

Setelah dari conditioner atas, makanan masuk kedalam conditioner bawah,
didalam conditioner bawah makanan tidak mengalami penambahan steam
lagi tetapi langsung dibawa dan diaduk dengan pedal-pedal yang serupa
dengan pedal di conditioner atas. Makanan kemudian masuk kedalam dies
dan dipres masuk kedalam lubang-lubang dies dengan menggunakan
roller. Saat masuk ke dalam dies, makanan yang telah mengalami
penambahan steam dipress membentuk tabung-tabung kecil dengan
diameter

3,5-4

mm

dan

panjang

0,5

atau

0,6

cm.

Penambahan uap panas pada conditioner bertujuan selain agar terjadi
peningkatan suhu dan penambahan kandungan air, penambahan moisture
juga sebagai pereaksi pecahnya pati atau yang lebih dikenal reaksi
pencokelatan agar terjadi gelatinisasi. Air juga bersifat sebagai pelicin
ketika makanan dilewatkan kedalam dies, sehingga makanan dapat
melewati lubang dies dengan mudah.
e.

Roller

Roller adalah alat yang berfungsi untuk mengolah bahan baku
dengan cara menggiling pada bagian dalam die agar bahan baku tersebut
mask ke dalam die untuk proses pembentukan pellet. Permukaan luarnya
berbentuk seperti roda gigi yang berfungsi menekan makanan masuk
kedalam lubang die. Dari conditioner, makanan masuk kedalam dies dan
ditekan masuk kedalam lubang-lubang dies dan ditekan masuk kedalam
lubang-lubang dies dengan tekanan dari roller.

f. Die

Die adalah alat yang terdapat dalam mesin pellet dan berfungsi
untuk membentuk makanan menjadi butiran pellet dengan bantuan dari
roller. Tiap mesin pellet memakai die dengan tipe dan spesifikasi berbedabeda, baik dari ketebalan lubang dies, diameter dies dan jumlah lubang
dies

yang

berkisar

antara

14.000

sampai

17.000

lubang.

Die diputar oleh poros motor penggerak dengan daya yang besar,
sedangkan roller berputar menekan makanan masuk die karena permukaan
luarnya berhimpitan dengan makanan masuk kedalam lubang die.
g.

Fat sprayer

Pada saat keluar dari lubang die, pellet yang terbentuk disemprot
dengan CPO dengan menggunakan fat sprayer yang telah diatur jumlah
pemakaian dan kecepatan penyemprotannya. Penyemprotan dengan CPO
bertujuan untuk meningkatkan kandungan lemak dan nilai energi didalam
pellet yang dibentuk. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa CPO
merupakan jenis bahan pakan sumber energi (lemak). Pemakaian fat spray
biasanya dilakukan dua kali, yaitu dimixer dan di fat spray, hal ini
didasarkan perhitungan bahwa jika dilakukan dimixer semuanya, maka
akan membuat makanan menjadi licin pada saat melewati lubang die dan
dapat menurunkan durabilitas pakan jadi. Perbandingan pemakaian CPO
di fat spray dan mixer 1 : 2, 1 : 1 tergantung mixer. Jika pemakaian CPO
sedikit, maka CPO ditambahkan dibagian mixer.

h.

Pisau pellet

Pisau pellet adalah alat untuk memotong pellet yang keluar dari
lubang-lubang die. Pada saat pellet keluar dari lubang die dan telah di fat
spray / tidak, pellet akan dipotong oleh pisau potong dengan ukuran yang
telah diatur panjang pemotongannya sesuai standar ukuran pellet dengan
panjang 0,5 – 0,6 cm. Pellet yang keluar dari mesin pellet memiliki panas
> 80O C. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu yang
diperlukan untuk dapat terjadinya gelatinisasi adalah antara 80O C sampai
90O C, sehingga dapat kita perkiraan bahwa pellet yang terbentuk telah
mengalami gelatinisasi. Pellet yang telah dibentuk kemudian keluar dari
mesin pellet dan dialirkan turun kedalam mesin pendingin (cooler) melalui
pipa-pipa penghubung mesin pellet dengan mesin cooler.
e. Proses pasca panen
Setelah pellet keluar kemudian pellet menuju mesin pendingin (cooler).
Mesin pendingin (cooler) adalah msin yang berfungsi mengekstraksi panas dan
kelebihan

kadar

air

yang

terjadi

pada

proses

pelleting.

Pellet yang keluar dari mesin pellet masuk kedalam mesin cooler untuk
mengalami pendinginan. Didalam mesin cooler, pellet mengalami perlakukan
penambahan udara yang lebih dingin, hal ini dilakukan agar makanan menjadi
dingin, cepat kering tetapi tidak pecah-pecah. Pada saat pellet keluar dari mesin
cooler suhunya diharapkan tidak lebih dari 4-5 OC dari temperatur kamar /
ruangan atau berkisar 29-30 OC. jenis mesin cooler yang digunakan adalah tipe
counterflow dimana pellet dengan suhu yang masih panas akan bertemu dengan
aliran udara dengan suhu yang lebih hangat. Dengan demikian maka akan terjadi

penurunan suhu pellet berlangsung secara gradual untuk menghindari penurunan
temperatur secara mendadak yang dapat menyebabkan pellet menjadi retak-retak
dan gampang hancur. Hal tersebut akan menurunkan pellet durability index (PDI).
Penurunan suhu dilakukan dengan menggunakan blower untuk menarik dan
mengalirkan aliran udara didalam mesin cooler, udara panas yang disedot lalu
dilepaskan keudara luar diatas tower feedmill. Pada saat penarikan dari mesin
cooler, makanan yang berbentuk serbuk atau mash tersebutakan ditarik kembali
dan dilewatkan melalui cyclone dan djatuhkan kembali ke mesin pellet melalui
corong. Hal tersebut dapat membantu menurunkan kehilangan atau lost bahan
baku selama proses pelleting.

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan tersebut, kesimpulan yang
dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1.

Teknologi alat pembuatan pakan pada berbagai skala industri terdiri dari:
skala industri pabrik, skala industri laboratorium dan skala industri rumah
tangga.

2.

Mesin pembuatan pakan terdiri atas beberapa bagian yakni mesin penepung
biji, mesin mixer, mesin pencetak pakan, mesin pemanas uap dan mesin
penegring yang akan menghasilkan pakan sesuai dengan kebutuhan ikan.

B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam penyusunan laporan ini sebaiknya
dilakukan pengukuran besaran jumlah pakan yang dapat diprouksi masing-masing
skala industri.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Mesin Produksi Pellet Pakan Ternak. http://tendermesin.com.
Diakses pada tanggal 22 April 2013.
Novalina. 2009. Pelleting Pakan. http://novalinahasugian.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 22 April 2013.
Randi. 2011. Mesin Pembuatan Pakan Ikan. http://www.randifarm.com. Dikases
pada tanggal 22 April 2013.