Sosialisasi PP Nomor 1 Tahun 2012

  LOGO

PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 1 TAHUN 2012

TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PPN

  

Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Peraturan Perpajakan I

2012

4 Januari 2012 PP 143 Tahun 2000

Pasal 19 UU PPN Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012

  Dasar Hukum

  BAB I Ketentuan Umum BAB VI Pengkreditan Pajak Masukan 1: Definisi 15: Tempat Lain Pengkreditan Impor 16: Barang Modal PKP Belum

  BAB II Pengukuhan PKP Berproduksi 2: Pengukuhan PKP BAB VII Saat dan Tempat Terutang 3: Bentuk Kerja Sama 17: Saat Terutang PPN PPN 4: Tanggung Renteng Operasi 18: Pemusatan PPN

  BAB III BKP Dan JKP BAB VIII Faktur Pajak 5: Pemakaian Sendiri 19: Batas Waktu Penerbitan Faktur Pajak 6: Penyerahan JKP 20: Pedagang Eceran 7: Non BKP dan Non JKP 8: Penyerahan Melalui Juru Lelang BAB IX Ketentuan Peralihan 21: Ketentuan Peralihan BAB IV DPP 9: Dasar Pengenaan Pajak BAB X Ketentuan Penutup BAB V Penghitungan PPN 22: Ketentuan Penutup 10: Penghitungan PPN Pada 23: Masa Berlaku Kontrak 11: Rumus Penghitungan 12: Penghapusan Piutang dan Force PPN Majeur 13: Salah Pungut PPN 14: Transaksi dengan Kurs Mata Uang Asing Muatan Pasal PP No 1 Tahun 2012

  Pokok-Pokok Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 Pokok-Pokok Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012

  PP No 1 Th 2012 Saat Penyerahan Saat Penyerahan

  Pemakaian Sendiri Pemakaian Sendiri

  Tanggung Renteng Tanggung Renteng

  Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean

  Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean

  Rincian/ kriteria Non

  Rincian/ kriteria Non

BKP/JKP

BKP/JKP

  Pengertian Barang Modal

  Pengertian Barang Modal

  Pedagang Eceran Jasa Pedagang Eceran Jasa

  Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

  Pengusaha Pengusaha

  Omzet 1 Omzet 1 tahun > 600 tahun > 600 juta juta

  Melakukan:

  Wajib

  • Penyerahan BKP
  • Penyerahan JKP
  • Ekspor BKP Berwujud

  PKP PKP

  • Ekspor BKP Tidak

  Dapat

  Omzet 1 Omzet 1

  Berwujud

  Memilih

  tahun < 600 tahun < 600

  • Ekspor JKP juta juta

  Wajib Wajib

  PMK 68/2010

  memungut, memungut, Bermaksud Bermaksud menyetor, dan menyetor, dan

  Dapat

  melakukan melakukan melapor PPN melapor PPN

  Memilih

  penyerahan/ekspor penyerahan/ekspor terutang terutang

  Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP

  Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP

  Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak omzetnya melebihi Rp600 juta Dapat dikenai sanksi

  Pra produksi Penyerahan Omzet > 600 jt

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

  Dapat lapor PKP Dapat lapor PKP Dapat lapor PKP Dapat lapor PKP

  Wajib lapor PKP p.l. akhir Juni Wajib lapor PKP p.l. akhir Juni

  Tidak/Terlambat lapor PKP Tidak/Terlambat lapor PKP

  Ps 2 PP 1/2012 PMK 68/2010 PMK 68/2010 PMK 68/2010 jo PP 74/2011

  Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation) Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)

  Bentuk kerja sama operasi = Badan (bentuk badan lainnya) “Pasal 1 angka 13 UU PPN”

  PT ABC PT ABC Penyerahan atas nama JO

  Pemilik Proyek Pemilik Proyek

  JO JO FP

  JO Wajib PKP

  PT DEF PT DEF

  JO wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO

  Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation) Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)

  Penyerahan atas nama PT X

  PT X PT X

FP

  Pemilik Proyek

  Pemilik Proyek

  JO

  JO JO Tidak

  Wajib PKP

  PT Y

  PT Y

  JO tidak wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal tidak melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO

  Atas impor BKP yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan Pabean dibebaskan dari pungutan Bea Masuk, Pajak yang terutang tetap dipungut kecuali ditetapkan lain berdasarkan KMK

  Dasar Hukum KMK 231 dipindahkan ke Pasal 16B UU PPN

  Pasal 3 PP 143 Tahun 2000 Pasal 3 PP 143 Tahun 2000 KMK 231/KMK.03/2001 stdd PMK 616/PMK.03/2004 KMK 231/KMK.03/2001 stdd PMK 616/PMK.03/2004 Dihapus Dihapus Tetap berlaku, Sepanjang belum diatur dengan peraturan tersendiri Tetap berlaku, Sepanjang belum diatur dengan peraturan tersendiri Ps 22 PP 1/2012 Ps 22 PP 1/2012

  Tanggung Renteng Tanggung Renteng

  Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu Pembeli dapat dikenai tanggung jawab renteng.

  Diatur lebih lanjut di PMK

  PENJUAL PENJUAL PEMBELI PEMBELI

  Pungut PPN Menunjukkan bukti telah membayar

  PPN Menunjukkan bukti telah membayar

  PPN

  TANGGUNG JAWAB RENTENG TANGGUNG JAWAB RENTENG

  Kecuali PPN dapat ditagih kepada penjual

  PPN dapat ditagih kepada penjual

  SKPKB

  ? Ps 16F UU PPN A T A U

  Pemakaian Sendiri Pemakaian Sendiri

  • Tidak Terutang PPN
  • Dibebaskan PPN Penyerahan Terutang PPN Penyerahan Terutang PPN OUTPUT OUTPUT
  • >Tidak Terutang PPN
  • Dibebaskan PPN Penyerahan:
  •   Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan penyerahan yang terutang PPN Pemakaian Sendiri BKP/JKP

      (Terutang PPN) Pemakaian Sendiri BKP/JKP

      (Terutang PPN) Konsumtif Konsumtif

      Produktif Produktif Dilakukan pemungutan

      PPN Dilakukan pemungutan PPN

      Dilakukan pemungutan PPN Dilakukan pemungutan PPN

      Tidak Dilakukan Pemungutan PPN

      (Tidak Dibuat Faktur Pajak) Tidak Dilakukan

      Pemungutan PPN (Tidak Dibuat Faktur Pajak)

      Penyerahan:

      FP FP OUTPUT OUTPUT Ps 1A (1) d UU PPN

      Contoh Pemakaian Sendiri Contoh Pemakaian Sendiri

      Unit Produksi Ban Truk Pengangkut Ban OUTPUT Penjualan Ban Penjualan Ban Pabrikan Ban Pabrikan Ban

      Angkutan Umum Tidak dilakukan pemungutan PPN (Tidak Dibuat Faktur Pajak)

      Dilakukan pemungutan PPN FP

      Jasa Angkutan Umum Jasa Angkutan Umum Terutang PPN

      Tidak Terutang PPN Pemakaian Sendiri Ban

      OUTPUT

      

    Terutang

    PPN

      Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean

      Dasar Hukum (UU PPN) Keterangan

      1 Dalam Daerah Pabean Dalam Daerah Pabean

      

    Terutang

    PPN

    Pasal 4 (1) huruf c

      2 Dalam Daerah Pabean Luar Daerah Pabean

      

    Terutang

    PPN

    Pasal 4 (1) huruf c Kecuali jasa pada angka 4

      3 Luar Daerah Pabean Dalam Daerah Pabean

    Pasal 4 (1) huruf e

      4 Luar atau Dalam Daerah Pabean Luar Daerah Pabean

      

    Terutang

    PPN 0%

    Pasal 4 (1) huruf h jo PMK 70/2010

      Hanya untuk:

    • Jasa Maklon - Jasa Perbaikan & Perawatan - Jasa Konstruksi

      5 Luar Daerah Pabean Luar Daerah Pabean

      

    Tidak

    Terutang

    PPN

      Pasal 4 (1) Selain ketiga jenis jasa di atas

      PPN dikenakan atas penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean, baik yang dimanfaatkan di dalam maupun di luar Daerah Pabean N o Penyerahan JKP Pemanfaatan JKP

    Terutang

    PPN ?

      Contoh Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean Contoh Penyerahan JKP di Dalam Daerah Pabean

      A corp. A corp.

      Not Balok Japan Z corp.

      Z corp. Indonesia

      Terutang PPN lagu PT B PT B

      Kontrak

      Hasil Survei Korea Membuat

      Membuat

      Not Balok

      Indonesia Not Balok

      Terutang PPN

    PT DEF

      PT DEF Survei Pasar

      Survei Pasar

      di Indonesia

      di Indonesia Walaupun dimanfaatkan di luar Daerah Pabean, penyerahan jasa pembuatan not balok dan jasa survei pasar dilakukan di dalam Daerah Pabean, sehingga terutang PPN.

      Kriteria dan Rincian Non BKP dan Non JKP Kriteria dan Rincian Non BKP dan Non JKP

    barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya

      N O

    barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

      N

    makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi

    makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman

      B

    yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering

      K P

    uang, emas batangan, dan surat berharga

    jasa angkutan umum di darat & di air serta jasa

      Jasa pelayanan kesehatan medis angkutan udara dalam negeri yg menjadi bagian yg jasa pelayanan sosial tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri jasa pengiriman surat dengan perangko jasa perhotelan

      N O jasa keuangan jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka

      N menjalankan pemerintahan secara umum jasa asuransi

      J jasa keagamaan jasa penyediaan tempat parkir

      K P jasa pendidikan jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam jasa kesenian dan hiburan jasa pengiriman uang dengan wesel pos jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan jasa boga atau katering

      Diatur lebih lanjut di PMK

      Penyerahan BKP melalui Juru Lelang Penyerahan BKP melalui Juru Lelang

      FP FP

      BKP BKP

      Pembeli Pembeli Pemilik Pemilik

      Juru Juru (Pemenang (Pemenang

      Barang Barang Lelang Lelang

      Lelang) Lelang)

      Tidak ada FP Tidak ada FP

      Bayar SSP Bayar SSP

      Diatur lebih lanjut di PMK

      Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak

      PPnBM atas perolehan BKP Mewah yang digunakan untuk menghasilkan BKP Mewah termasuk dalam DPP BKP Mewah yang dihasilkan

      PKP PKP PKP Produsen

      BKP Mewah PKP Produsen

      BKP Mewah PKP PKP

      Harga jual 1.000 PPN 100 PPnBM (20%) 200 Total 1.300 Harga jual 1.000 PPN 100 PPnBM (20%) 200 Total 1.300 Harga jual 1.500 PPN 150 PPnBM (20%) 300 Total 1.950 Harga jual 1.500 PPN 150 PPnBM (20%) 300 Total 1.950 PK 150 PM 100 KB 50 PK 150 PM 100 KB 50 BKP Mewah BKP Mewah

      HPP 1.000 PPnBM 200 Margin 300 Harga Jual 1.500 HPP 1.000 PPnBM 200 Margin 300 Harga Jual 1.500 BKP Mewah BKP Mewah

    Pasal 10 & 11

      PPN = 10 . x harga/pembayaran 110

      Rumus Penghitungan PPN Rumus Penghitungan PPN

      Kontrak atau Perjanjian

      Kontrak atau Perjanjian

      Harga sudah termasuk PPN Harga sudah termasuk PPN

      PPN ditulis terpisah PPN ditulis terpisah

      Dianggap belum termasuk PPN Dianggap belum termasuk PPN

      Jika Tidak

      Jika Tidak ATAU

      PPN = 10 % x harga/pembayaran

      Harga termasuk PPN & PPnBM

      Harga termasuk PPN & PPnBM

      PPN = 10 . x harga/pembayaran 110 + t PPnBM = t . x harga/pembayaran

    110 + t

      t = Tarif PPnBM

      ATAU

      Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

      Pasal 8 PP 143 Tahun 2000 Pasal 8 PP 143 Tahun 2000 DPP DPP Penyerahan

      aktiva Pasal 16D Penyerahan aktiva Pasal 16D

      BKP yang tersisa pada saat pembubaran

      BKP yang tersisa pada saat pembubaran

      Harga Jual Harga Jual

      Nilai Lain Nilai Lain

      Sama seperti penyerahan BKP Pasal 4 (1) huruf a Sama seperti penyerahan BKP Pasal 4 (1) huruf a Mengacu pada Pasal 8A UU PPN jo PMK 75/2010 Mengacu pada Pasal 8A UU PPN jo PMK 75/2010 Dihapus Dihapus

      Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

      Pasal 9 PP 143 Tahun 2000 Pasal 9 PP 143 Tahun 2000 PKP PKP Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto Kegiatan Usaha Tertentu Kegiatan Usaha Tertentu PM

      dihitung dengan Norma

      PM dihitung dengan

      Norma DPP Nilai

      Lain DPP Nilai

      Lain Sudah diatur dalam

      Pasal 9 ayat (7) UU PPN jo PMK 74/2010 Sudah diatur dalam Pasal 9 ayat (7) UU PPN jo PMK 74/2010 Sudah diatur dalam Pasal 9 ayat (7a) UU PPN jo PMK 79/2010 Sudah diatur dalam Pasal 9 ayat (7a) UU PPN jo PMK 79/2010 Dihapus Dihapus

      Penghapusan Piutang Penghapusan Piutang

      Penghapusan Piutang

      Penghapusan Piutang

      Tidak Perlu Disesuaikan

      Tidak Perlu Disesuaikan

      PK Yang Telah Dilaporkan Penjual

      PK Yang Telah Dilaporkan Penjual

      PM Yang Telah Dikreditkan Pembeli

      PM Yang Telah Dikreditkan Pembeli

      BKP Musnah/Rusak Karena Force Majeur BKP Musnah/Rusak Karena Force Majeur

      Force Majeur : kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

      PM atas perolehannya tetap dapat dikreditkan

      PM atas perolehannya tetap dapat dikreditkan

      Peperangan Peperangan Kerusuhan Kerusuhan

      Revolusi Revolusi Bencana Alam Bencana Alam

      Pemogokan Pemogokan Kebakaran Kebakaran

      Bencana Lainnya yang dinyatakan oleh pejabat/instansi yang berwenang

      Bencana Lainnya yang dinyatakan oleh pejabat/instansi yang berwenang

      BKP Musnah/Rusak Karena Force Majeur

      BKP Musnah/Rusak Karena Force Majeur

      BKP yang sengaja dihancurkan oleh PKP bukan merupakan force majeur

      Kesalahan Pemungutan PPN Kesalahan Pemungutan PPN

      Salah Pungut PPN Salah Pungut PPN sepanjang: sepanjang:

      PPN dipungut terlalu

    • belum dikreditkan
    • belum dikreditkan

      besar

    • belum dibiayakan
    • belum dibiayakan PPN dapat PPN dapat
    • belum dikapitalisasi
    • belum dikapitalisasi

      PPN tidak seharusnya

      dimintakan kembali dimintakan kembali

      dipungut

      oleh Pihak Yang oleh Pihak Yang Terpungut Terpungut

      PPN tersebut telah PPN tersebut telah disetor dan dilaporkan disetor dan dilaporkan

      Pihak Yang Terpungut:

      

    a. importir;

      b. pembeli barang atau penerima jasa (termasuk Pemungut PPN) ;

      c. pihak yang memanfaatkan barang tidak berwujud atau jasa dari luar Daerah Pabean.

      Ketentuan mengenai pembuatan FP bagi Pemungut selain Bendahara Pemerintah disesuaikan dengan ketentuan umum mengenai pembuatan FP

      Pasal 10 & 11 (2) PP 143 Tahun 2000 Pasal 10 & 11 (2) PP 143 Tahun 2000 Dihapus Dihapus PPN yang terutang atas penyerahan

      kepada Pemungut PPN dipungut pada saat pembayaran oleh Pemungut PPN PPN yang terutang atas penyerahan kepada Pemungut PPN dipungut pada saat pembayaran oleh Pemungut PPN

      Transaksi dengan Mata Uang Asing

      Transaksi dengan Mata Uang Asing

      Sesuai KMK pada saat dilakukan pembayaran oleh

      Pemungut Sesuai KMK pada saat dilakukan pembayaran oleh

      Pemungut

      Mengacu pada ketentuan UU mengenai saat pembuatan FP Mengacu pada ketentuan UU mengenai saat pembuatan FP Pemungut Bendahara: Pada saat pembayaran oleh Bendahara (diatur di PMK Bendahara) Pemungut Bendahara: Pada saat pembayaran oleh Bendahara (diatur di PMK Bendahara) Pemungut selain Bendahara: Pada saat pembuatan FP Pemungut selain Bendahara: Pada saat pembuatan FP

      Konversi kurs: Konversi kurs:

      Transaksi dengan Mata Uang Asing Transaksi dengan Mata Uang Asing

      PPN dan PPnBM dikonversi ke dalam mata uang rupiah

      PPN dan PPnBM dikonversi ke dalam mata uang rupiah

      Termasuk transaksi penyerahan kepada Pemungut PPN selain Bendahara Pemerintah

      Transaksi dengan menggunakan mata uang asing Transaksi dengan menggunakan mata uang asing

      Sesuai kurs KMK pada saat pembuatan Faktur Pajak

      Sesuai kurs KMK pada saat pembuatan Faktur Pajak

      2 Januari

      11 Januari

      25 Januari Pembayaran Di Muka

      Kurs USD : Rp9.136,00 Periode : 9-15 Januari 2012 KMK No : 6/KM.1/2012 Kurs USD: Rp9.076,00

      Periode : 2-8 Januari 2012 KMK No : 1571/KM.1/2011 Kurs USD: Rp9.060,00 Periode : 23-29 Januari 2012 KMK No : 33/KM.1/2012

    • FP dibuat
    • Kurs : Rp9.076,00
    • FP dibuat
    • Kurs : Rp9.136,00 Pelunasan Pembayaran - Tidak perlu buat FP
    • Kurs : Rp9.136,00

      Barang diserahkan

      5 Februari Kurs USD: Rp8.952,00 Periode : 30 Jan – 5 Feb 2012 KMK No : 54 /KM.1/2012

      Penggantian FP 11 Jan

      Tempat Lain Pengkreditan Pajak Masukan Tempat Lain Pengkreditan Pajak Masukan

      Impor KETENTUAN UMUM PIB dg NPWP Pusat Tj. Priok

      Penyerahan PM

      Pusat Cabang

      

    FP

      (Jakarta) (Solo)

      PK PM

      Impor

    Pasal 15 PP 1 Tahun 2012 PIB dg NPWP Pusat Tj. Priok Dg izin Dirjen, cabang Dg izin Dirjen, cabang dapat mengkreditkan dapat mengkreditkan Pusat Cabang PIB dg NPWP Pusat PIB dg NPWP Pusat PM

      (Jakarta) (Solo)

      Diatur lebih lanjut di PMK

      Pasal 12 (3) Pasal 12 (3) Dihapus Dihapus PP 143 Tahun 2000 PP 143 Tahun 2000 Ada perolehan yang Ada perolehan yang

      telah dicatat namun telah dicatat namun Pemeriksaan Pemeriksaan belum dilaporkan dalam belum dilaporkan dalam SPT karena FP terlambat SPT karena FP terlambat diterima diterima

      PM tetap dapat PM tetap dapat

      Sudah diatur dalam Sudah diatur dalam

      dikreditkan dikreditkan

      Pasal 9 (9) UU PPN Pasal 9 (9) UU PPN Paling lama 3 bulan setelah Paling lama 3 bulan setelah

      berakhirnya Masa Pajak yang berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan bersangkutan

      Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

      PKP Belum Berproduksi PKP Belum Berproduksi

      Belum melakukan penyerahan yang terutang PPN

      Belum Berproduksi Belum Berproduksi

      PKP PKP PM atas impor atau perolehan PM atas impor atau perolehan

      Barang Modal Barang Modal

      BKP selain Barang Modal

      BKP selain Barang Modal

      JKP JKP Dapat

      Dikreditkan Dapat

      Dikreditkan Tidak Dapat

      Dikreditkan Tidak Dapat

      Dikreditkan Berlaku untuk seluruh kegiatan usaha, yaitu industri/ manufaktur, usaha perdagangan, usaha jasa, dan kegiatan usaha lainnya

      Berlaku untuk seluruh kegiatan usaha, yaitu industri/ manufaktur, usaha perdagangan, usaha jasa, dan kegiatan usaha lainnya

      Ps 9 (2a) UU PPN Ps 9 (8) j UU PPN

      Definisi Barang Modal Definisi Barang Modal harta berwujud harta berwujud dengan masa dengan masa manfaat > 1 (satu) manfaat > 1 (satu) tahun tahun

      Barang termasuk termasuk

      Modal pengeluaran pengeluaran yang dikapitalisasi yang dikapitalisasi yang menurut yang menurut ke dalam harga ke dalam harga tujuan semula tujuan semula perolehan barang perolehan barang tidak untuk tidak untuk modal modal diperjualbelikan diperjualbelikan

      Contoh: Contoh:

    • PKP membeli barang modal, berupa mesin, dari luar Daerah Pabean.
    • PKP membeli barang modal, berupa mesin, dari luar Daerah Pabean.
    • Untuk pemasangannya, PKP memanfaatkan jasa pemasangan dari PKP lain.
    • Untuk pemasangannya, PKP memanfaatkan jasa pemasangan dari PKP lain.
    • Pembayaran atas jasa pemasangan yang dikapitalisasi ke dalam harga perolehan mesin
    • Pembayaran atas jasa pemasangan yang dikapitalisasi ke dalam harga perolehan mesin tersebut merupakan pengeluaran yang Pajak Masukannya dapat dikreditkan. tersebut merupakan pengeluaran yang Pajak Masukannya dapat dikreditkan.

      Saat Penyerahan Saat Penyerahan

      Pasal 11 UU PPN Pasal 13 UU PPN Pasal 13 UU PPN Saat Pembuatan Saat Pembuatan Saat Terutang Pajak Saat Penyerahan Saat Penyerahan Faktur Pajak Faktur Pajak “ Saat penyerahan yang merupakan dasar penentuan saat terutang PPN dan saat pembuatan Faktur Pajak disinkronisasikan dengan praktik yang lazim terjadi dalam kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan atau pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP” “Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pembeli dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat diukur dengan handal” “Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang”

      Saat Pembuatan Faktur Pajak Saat Pembuatan Faktur Pajak

      saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai

      Pemungut PPN

      Saat Penyerahan BKP Bergerak Saat Penyerahan BKP Bergerak a. diserahkan secara langsung kepada pembeli atau

      a. diserahkan secara langsung kepada pembeli atau Penjualan langsung dan pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli; pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;

      penjualan eceran

      b. diserahkan secara langsung kepada penerima

      b. diserahkan secara langsung kepada penerima Pemberian cuma-cuma, barang; barang;

      pemakaian sendiri, dan penyerahan antarcabang

      c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa

      c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa

      Penjualan dengan syarat fob

      angkutan; atau angkutan; atau

      shipping point

      d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau

      d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan , sesuai faktur penjualan pada saat diterbitkan faktur penjualan , sesuai

      Selain kriteria di atas

      dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten. diterapkan secara konsisten.

      Contoh Saat Penyerahan BKP Bergerak Contoh Saat Penyerahan BKP Bergerak

      1 PT Aman menyerahkan Barang Kena Pajak secara langsung kepada Tuan Igna PT Aman menyerahkan Barang Kena Pajak secara langsung kepada Tuan Igna pada tanggal 15 Mei 2011. pada tanggal 15 Mei 2011.

      FP: 15 Mei 2011 FP: 15 Mei 2011

      2 PT Berkah (Jakarta) menjual BKP kepada PT Ceria (Surabaya) dengan syarat PT Berkah (Jakarta) menjual BKP kepada PT Ceria (Surabaya) dengan syarat pengiriman fob shipping point. Barang dikeluarkan dari gudang PT Berkah dan pengiriman fob shipping point. Barang dikeluarkan dari gudang PT Berkah dan dikirim ke gudang PT Ceria pada tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan dikirim ke gudang PT Ceria pada tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan perusahaan ekspedisi dengan tanggal DO (delivery order) 10 Juni 2011. Barang perusahaan ekspedisi dengan tanggal DO (delivery order) 10 Juni 2011. Barang diterima oleh PT Ceria pada tanggal 12 Juni 2011. diterima oleh PT Ceria pada tanggal 12 Juni 2011.

      FP: 10 Juni 2011 FP: 10 Juni 2011

      Contoh Saat Penyerahan BKP Bergerak Contoh Saat Penyerahan BKP Bergerak

      

    Contoh Transaksi Penjualan

    (fob destination)

    Barang diterima Pembeli

      Perakitan & ujicoba barang oleh Pembeli Penjual menerbitkan Faktur Penjualan

      Barang keluar dari gudang Penjual

      16 Agustus Faktur Pajak Diterbitkan Faktur Pajak Diterbitkan

    12 Agustus

    13 Agustus 13-16 Agustus

      Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak

      saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena

      Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli

      Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak

      Contoh Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak Contoh Saat Penyerahan BKP Tidak Bergerak

      Perjanjian jual beli sebuah rumah ditandatangani tanggal 1 Mei 2011. Perjanjian jual beli sebuah rumah ditandatangani tanggal 1 Mei 2011.

      1 Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai rumah tersebut dibuat

    Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai rumah tersebut dibuat

    atau ditandatangani tanggal 1 September 2011. atau ditandatangani tanggal 1 September 2011.

      FP: 1 Sep 2011 FP: 1 Sep 2011

      2 Bila sebelum surat atau akte tersebut dibuat atau ditandatangani, rumah telah Bila sebelum surat atau akte tersebut dibuat atau ditandatangani, rumah telah diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli atau penerimanya, maka Faktur diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli atau penerimanya, maka Faktur

    Pajak harus diterbitkan pada saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau berada

    Pajak harus diterbitkan pada saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau berada

    dalam penguasaan pembeli atau penerima barang. dalam penguasaan pembeli atau penerima barang.

      Saat Penyerahan BKP Tidak Berwujud Saat Penyerahan BKP Tidak Berwujud a. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau

      a. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh

      Dalam hal

      Dalam hal

      Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip tidak diketahui

      tidak diketahui

      akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten secara konsisten b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau

      b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya seluruhnya

      Pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan antarcabang

      Saat Penyerahan BKP (Aktiva) Saat Penyerahan BKP (Aktiva)

      Saat Penyerahan untuk persediaan dan aktiva yang masih tersisa Saat Penyerahan untuk persediaan dan aktiva yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan? pada saat pembubaran perusahaan?

      a. ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris

      a. ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris

      b. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan

      b. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar

      Mana yang terjadi lebih dulu

      c. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan

      c. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan perusahaan dibubarkan

      d. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-

      d. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata- nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen yang ada atau berdasarkan data atau dokumen yang ada

      Saat Penyerahan BKP (Restrukturisasi Usaha) Saat Penyerahan BKP (Restrukturisasi Usaha)

      Saat Penyerahan BKP Saat Penyerahan BKP Perubahan bentuk usaha

      ATAU a. Saat disepakati atau ditetapkan sesuai hasil

      a. Saat disepakati atau ditetapkan sesuai hasil Penggabungan usaha Rapat Umum Pemegang Saham yang Rapat Umum Pemegang Saham yang tertuang dalam perjanjian; atau tertuang dalam perjanjian; atau

      Peleburan usaha Pemekaran usaha b. Saat ditandatanganinya akta oleh Notaris

      b. Saat ditandatanganinya akta oleh Notaris Pemecahan usaha Pengambilalihan usaha

      Tidak memenuhi

    Pasal 1A (2) UU PPN

      Saat Penyerahan JKP Saat Penyerahan JKP

      1) diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten

      1) diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten

      2) kontrak atau perjanjian ditandatangani 2) kontrak atau perjanjian ditandatangani 3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri

      3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri

      Dalam hal tidak diketahui

      Dalam hal tidak diketahui

      Pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan antarcabang

      Contoh Saat Penyerahan JKP Contoh Saat Penyerahan JKP

    1 PT Semangat menyewakan satu unit ruko kepada PT Diatetupa dengan masa kontrak

      selama 12 tahun. Dalam kontrak disepakati antara lain:

    • PT Diatetupa mulai menggunakan ruko tanggal 1 September 2011;
    • Nilai kontrak sewa selama 12 tahun adalah Rp 120.000.000,00
    • • Pembayaran sewa adalah tahunan dan disepakati dibayar setiap tanggal 29 September

      dengan pembayaran sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per tahun.
    • PT Diatetupa mulai menggunakan ruko tanggal 1 September 2011;
    • Nilai kontrak sewa selama 12 tahun adalah Rp 120.000.000,00
    • • Pembayaran sewa adalah tahunan dan disepakati dibayar setiap tanggal 29 September

      dengan pembayaran sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per tahun.

      Pada tanggal 29 September 2011 PT Diatetupa melakukan pembayaran sewa untuk tahun pertama. PT Semangat menyewakan satu unit ruko kepada PT Diatetupa dengan masa kontrak selama 12 tahun. Dalam kontrak disepakati antara lain:

      Pada tanggal 29 September 2011 PT Diatetupa melakukan pembayaran sewa untuk tahun pertama.

      Rp 10.000.000,- FP: 29 Sep 2011 FP: 29 Sep 2011

      2 1. PT Setiyakom adalah suatu perusahaan jasa telekomunikasi.

      2. PT Setiyakom melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan periode pemakaian selama satu bulan.

      3. Pengumpulan data-data pemakaian dari pelanggan memerlukan waktu beberapa hari, sehingga faktur penjualan baru dapat diterbitkan beberapa hari setelahnya.

      4. Untuk pemakaian oleh pelanggan pada tanggal 1 – 30 Juni 2011, PT Setiyakom menerbitkan faktur penjualan (melakukan penagihan) pada tanggal 5 Juli 2011.

      1. PT Setiyakom adalah suatu perusahaan jasa telekomunikasi.

      2. PT Setiyakom melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan periode pemakaian selama satu bulan.

      3. Pengumpulan data-data pemakaian dari pelanggan memerlukan waktu beberapa hari, sehingga faktur penjualan baru dapat diterbitkan beberapa hari setelahnya.

      4. Untuk pemakaian oleh pelanggan pada tanggal 1 – 30 Juni 2011, PT Setiyakom menerbitkan faktur penjualan (melakukan penagihan) pada tanggal 5 Juli 2011.

      FP: 5 Juli 2011 FP: 5 Juli 2011

      Saat Penyerahan - Pemanfaatan dari luar DP Saat Penyerahan - Pemanfaatan dari luar DP

      Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari luar Daerah Pabean Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari luar Daerah Pabean

      Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang oleh atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang memanfaatkannya pihak yang memanfaatkannya Saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau

      Mana yang penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang terjadi lebih menyerahkannya menyerahkannya dahulu

      Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya

      Tidak Diketahui Tidak Diketahui tanggal ditandatanganinya kontrak tanggal ditandatanganinya kontrak atau perjanjian atau perjanjian

      Saat Penyerahan – Impor & Ekspor Saat Penyerahan – Impor & Ekspor

      Saat saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke

      Saat saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke PIB PIB

      Impor BKP dalam Daerah Pabean

      Impor BKP dalam Daerah Pabean

      

    saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke

      saat Barang Kena Pajak dimasukkan ke

      Saat

      Saat PEB PEB

      

    dalam Daerah Pabean

      dalam Daerah Pabean Ekspor BKP Ekspor BKP

      

    saat Penggantian atas Barang Kena

      saat Penggantian atas Barang Kena

      Saat

      Saat

      Pajak Tidak Berwujud yang diekspor

      Pajak Tidak Berwujud yang diekspor

      Ekspor BKP

      Ekspor BKP

      tersebut dicatat atau diakui sebagai

      tersebut dicatat atau diakui sebagai

      Tidak Berwujud

      Tidak Berwujud

      piutang atau penghasilan

      piutang atau penghasilan Pemberitahuan Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Ekspor JKP/BKP

      Tidak Berwujud Tidak Berwujud

      saat Penggantian atas jasa yang

      saat Penggantian atas jasa yang

      Saat

      Saat

      diekspor tersebut dicatat atau diakui

      diekspor tersebut dicatat atau diakui

      Ekspor JKP

      Ekspor JKP

      sebagai piutang atau penghasilan

      sebagai piutang atau penghasilan

      Dihapus

      Pasal 14 Pasal 14 Dihapus PP 143 Tahun 2000 PP 143 Tahun 2000 Tempat PPN terutang Tempat PPN terutang Sudah diatur di Sudah diatur di Tempat BKP Tempat BKP Pasal 12 (3) UU PPN Pasal 12 (3) UU PPN Impor BKP Impor BKP dimasukkan dimasukkan

      Sudah diatur di

      Tempat tinggal/ Tempat tinggal/ Sudah diatur di

      Pemanfaatan dari Pemanfaatan dari tempat tempat

      Pasal 12 (4) UU PPN Pasal 12 (4) UU PPN

      luar Daerah Pabean luar Daerah Pabean kedudukan kedudukan

      Sudah diatur di

      Sudah diatur di Kegiatan Tempat bangunan Kegiatan Tempat bangunan

      PMK 39/2010

      PMK 39/2010 Membangun Sendiri didirikan Membangun Sendiri didirikan

      Mengacu pada

      DJP dapat menentukan tempat lain sbg tempat DJP dapat menentukan tempat lain sbg tempat Mengacu pada terutang atas ekspor

      Pasal 12 UU PPN

      terutang atas ekspor

    Pasal 12 UU PPN Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP

      Pemusatan PPN Pemusatan PPN

      PKP Memiliki > 1 Tempat Kegiatan Usaha

      Dapat menyampaikan pemberitahuan Pemusatan Tempat Terutang PPN

      Administrasi Penjualan wajib terpusat pada tempat pemusatan

      Administrasi Penjualan wajib terpusat pada tempat pemusatan

      Faktur Pajak Terlambat Faktur Pajak Terlambat

      sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat

      PKP dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak PKP dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak

      PPN tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan PPN tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan

      Faktur Pajak

      Faktur Pajak

      Dibuat > 3 Bulan

      Dibuat > 3 Bulan

      Bukan Faktur Pajak

      Bukan Faktur Pajak

      Ilustrasi Faktur Pajak Terlambat Ilustrasi Faktur Pajak Terlambat

      Februari Maret

    5 Jan

      5 Apr Saat penyerahan = saat pembuatan FP

      FP > 5 Jan s.d 4 April

      FP > 5 Jan s.d 4 April

      FP > 5 April

      FP > 5 April

      FP terlambat diterbitkan

    • Sanksi 2% x DPP

      FP terlambat diterbitkan

    • PM dapat dikreditkan oleh Pembeli
    • Sanksi 2% x DPP
    • PM tidak dapat dikreditkan oleh Pembeli

      Pedagang Eceran Pedagang Eceran

    • identitas pembeli
    • nama dan tanda tangan penjual Tidak diterbitkan Surat Tagihan Pajak Tidak diterbitkan Surat Tagihan Pajak Membuat Faktur Pajak tidak lengkap Membuat Faktur Pajak tidak lengkap Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan

      Pedagang Eceran

      Pedagang Eceran Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan penyerahan JKP dengan cara : a. melalui suatu tempat penyerahan jasa secara langsung kepada konsumen akhir atau langsung datang ke tempat konsumen akhir; b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran; dan c. pada umumnya dilakukan secara tunai. Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan penyerahan JKP dengan cara : a. melalui suatu tempat penyerahan jasa secara langsung kepada konsumen akhir atau langsung datang ke tempat konsumen akhir; b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran; dan c. pada umumnya dilakukan secara tunai.

      Tanpa keterangan :

      penyerahan BKP dengan cara :

      a. melalui suatu tempat penjualan eceran atau langsung datang ke tempat konsumen akhir;

      b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran; dan c. pada umumnya dilakukan secara tunai dan penjual/pembeli langsung menyerahkan/membawa BKP yang dibeli. Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan penyerahan BKP dengan cara : a. melalui suatu tempat penjualan eceran atau langsung datang ke tempat konsumen akhir;

      b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran; dan c. pada umumnya dilakukan secara tunai dan penjual/pembeli langsung menyerahkan/membawa BKP yang dibeli.

      Pabrikan Yang Melakukan Penyerahan Eceran Pabrikan Yang Melakukan Penyerahan Eceran

      Dapat Dapat

      Penyerahan Penyerahan

      Faktur Pajak tidak Faktur Pajak tidak eceran eceran lengkap lengkap

      Tanpa keterangan :

    • identitas pembeli

      Pabrikan/

      Pabrikan/

    • nama dan tanda tangan penjual

      Distributor

      Distributor Penyerahan

      Harus Penyerahan

      Harus tidak eceran Faktur Pajak lengkap tidak eceran Faktur Pajak lengkap

      Ketentuan Peralihan Ketentuan Peralihan

      Ketentuan Mengenai: Ketentuan Mengenai:

      1. Saat Penyerahan sebagai dasar saat pembuatan Faktur Pajak

      (Ps 19 (1) jo Ps 17 PP 1/2012)

      1. Saat Penyerahan sebagai dasar saat pembuatan Faktur Pajak

      (Ps 19 (1) jo Ps 17 PP 1/2012)

      2. Pedagang eceran yang melakukan penyerahan JKP secara eceran

      (Ps 20 PP 1/2012)

      2. Pedagang eceran yang melakukan penyerahan JKP secara eceran

      (Ps 20 PP 1/2012)

      berlaku sejak tanggal

      1 April 2010

      berlaku sejak tanggal

      1 April 2010

      Ketentuan Penutup Ketentuan Penutup

      Pada saat PP 1 Tahun 2012 berlaku Pada saat PP 1 Tahun 2012 berlaku

      PP 143 Tahun 2000 PP 143 Tahun 2000

      PP 144 Tahun 2000 PP 144 Tahun 2000

      Dicabut & Dinyatakan Tidak Berlaku

      Dicabut & Dinyatakan Tidak Berlaku

      Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pelaksanaan

      PP 143 Tahun 2000 PP 143 Tahun 2000 PP 144 Tahun 2000 PP 144 Tahun 2000

      Masih Berlaku Masih Berlaku

      Tidak bertentangan Tidak bertentangan

      Belum diatur dengan aturan tersendiri Belum diatur dengan aturan tersendiri

      1

      1

      2

      2

      sepanjang sepanjang & &