Basic properties and uses of agathis (Agathis hamii M. Dr.) wood from South Sulawesi
SIFAT DASAR DAN KEGUNAAN KAYU AGATHIS (Agathis hamii M. Dr.) DARI SULAWESI SELATAN
(Basic Properties and Uses of Agathis (Agathis hamii M. Dr.) Wood from South Sulawesi)
Mody Lempang Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 16. Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Kode Pos 90243 Telp. +62 411554049, Fax. +62 411554058
Article Info
ABSTRAK
Article History:
Kesesuaian penggunaan kayu setiap jenis tanaman hutan akan ditentukan oleh Received 16 February 2016;
sifat dasarnya. Penelitian ini bertujuan mempelajari sifat dasar kayu agathis received in revised form 12
(Agathis hamii M. Dr.) dari hutan alam di Sulawesi, yang meliputi anatomi, kimia, April 2017; accepted 12 July
sifat fisis dan mekanis. Sifat dasar tersebut dan informasi penggunaan oleh 2017.
masyarakat lokal merupakan petunjuk yang bermanfaat untuk menetapkan Available online since 31
kegunaannya. Hasil penelitian menunjukkan kayu agathis memiliki kayu teras August 2017 berwarna keputihan sampai kuning kecokelatan, tekstur halus dan merata, serat lurus, permukaan kayu mengkilap, agak lunak, berat jenis sedang, penyusutan
Kata kunci:
sedang dan tergolong kayu kelas kuat III, serat sangat panjang dan dinding serat Sifat dasar kayu,
sangat tipis, kadar selulosa dan pentosan tinggi sedangkan kadar lignin, ekstraktif Agathis hamii
dan abu rendah. Berdasarkan kualitas serat dan komponen kimianya, kayu agathis Kegunaan kayu
sangat baik digunakan untuk bahan baku pembuatan pulp/kertas. Kayu agathis juga cocok digunakan untuk komponen dengan beban ringan pada bangunan
rumah dan perkapalan, mebel, kerajinan dan bahan baku industri perkayuan.
Keywords:
ABSTRACT
Wood basic properties Agathis hamii
Wood proper uses of tree species can be determined by it’s basic properties. This Wood uses
research was carried out to examine the basic properties (anatomical structure, chemical, physical and mechanical) of agathis (Agathis hamii M. Dr.) wood from natural forest in Sulawesi. Proper uses of wood was determined by considering their
basic properties and uses which the local community have currently employed. Results revealed that agathis heartwood is whitenish to yellow brownish colour;
fine texture; straigh grain; glossy; rather soft; moderate in specific gravity; moderate in dimensional shrinkage; strenght class III; high in cellulose and pentose content; low in lignin, extractive and ash content; remarkably long fiber and thin wall thickness; fiber grade is very good for pulp/paper manufacture. Appropirate uses of agathis are for light construction material in house building and certain ship components, furniture, handicraft and wood industry.
Corresponding author. Tel.: +62 81355716502
E-mail address: mlempang@yahoo.com (M. Lempang)
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.2, Agustus 2017: 157 - 167
penggunaan kayu tidak efisien dan mutu produk Kecenderungan pemakaian kayu akan terus
I. PENDAHULUAN
tidak memuaskan. meningkat, baik untuk keperluan struktural
Penggunaan kayu harus mempertimbangkan sifat- maupun industri. Beberapa tahun terakhir laju
sifat kayu agar dapat diperoleh manfaat yang perkembangan industri perkayuan terhambat
optimal baik dari aspek teknis maupun ekonomis atau bahkan stagnan terkait dengan berbagai
(Hamdi, 2010). Tulisan ini menyajikan informasi masalah yang dihadapi, sehingga ekspor kayu
hasil penelitian sifat dasar kayu agathis (Agathis Indonesia mengalami penurunan beberapa tahun
hamii M.Dr.) yang mencakup struktur anatomi, terakhir (ITTO, 2009) . Salah satu permasalahan
komponen kimia, sifat fisis dan mekanis yang utama yang dihadapi adalah kelangkaan kayu
dengan penetapan sebagai bahan baku. Pada tahun 2013 kapasitas
selanjutnya
dikaitkan
penggunaannya. Pohon agathis tumbuh di hutan produksi Industri Primer Hasil Hutan Kayu
primer pada tanah berpasir atau tanah liat dengan
drainase baik, pada ketinggian 50 m sampai 1.750 produksi kayu bulat pada tahun yang sama hanya
(IPHHK) sebesar 70.013.474 m 3 , sementara
m dari permukaan laut. Daerah penyebarannya
antara lain Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Pada tahun 2015 produksi kayu bulat agak
mencapai 23.227.012,25 m 3 (KEMENHUT, 2014).
Maluku dan Papua. Di Sulawesi terdapat 3 jenis
meningkat menjadi 35.290.288,25 m 3 yang terdiri
agathis yaitu A. beckingii, A. hamii dan A.
phillipinensis, namun hanya 2 dari 3 jenis tersebut 29.447.109 m 3 asal hutan tanaman (KLHK, 2016).
dari 5.843.179,25 m 3 asal hutan alam dan
yang dianggap penting yaitu A. hamii dan A. Kementerian Kehutanan saat ini mengarahkan
phillipinensis (Sugeng, 2013). Pada daerah peran hutan tanaman sebagai pemasok kayu
penyebarannya di Sulawesi A. hamii dapat untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri
tumbuh pada ketinggian 0-900 m dpl. Pohon perkayuan
agathis dapat mencapai tinggi 55 m dengan pengolahan
panjang batang bebas cabang 12-25 m, diameter memanfaatkan jenis kayu yang selama ini kurang
kayu juga
disarankan
untuk
150 m atau lebih, bentuk batang silindris dan dikenal. Hal ini perlu diimbangi dengan dengan
lurus, tidak berbanir, kulit batang bervariasi dari informasi yang akurat dari setiap jenis kayu
abu-abu sampai coklat tua, mengeluarkan resin kurang dikenal (ITTO, 2009). Ada dua hal yang
yang dikenal sebagai kopal. perlu diketahui untuk memanfaatkan suatu jenis kayu secara tepat, yaitu pengenalan jenisnya dan
II. METODE PENELITIAN
pengetahuan tentang sifat-sifatnya (Lempang &
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Asdar, 2012). Di Indonesia terdapat 4.000 jenis pohon
Kayu contoh uji diambil dari kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) Malili, Kabupaten
penghasil kayu. Namun sebagian besar jenis-jenis Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan pada tersebut baru diketahui keberadaannya saja,
sedangkan sifat dasar kayu, cara pengolahan dan ketinggian di bawah 50 m dari permukaan laut. Pengamatan struktur anatomi
dan analisa pemanfaatan kayunya masih banyak jenis yang komponen kimia dilakukan di Pusat Penelitian belum diketahui. Sifat dasar kayu yang dimaksud dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan adalah sifat anatomi, kimia, fisis dan mekanis
(Wahyudi, 2013). Dari 4.000 jenis pohon Pengolahan Hasil Hutan Bogor, pengujian sifat fisis dilakukan di Balai Penelitian Kehutanan
penghasil kayu, sekitar
Makassar, sedangkan pengujian sifat mekanis berdiameter besar dan dianggap penting, dimana dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan 267 jenis digolongkan ke dalam 120 kelompok
kayu perdagangan (commercial wood species)
Fakultas
Teknik Jurusan Sipil, Universitas Hasanuddin di Makassar. Penelitian dilaksanakan
sedangkan sisanya 133 jenis digolongkan ke dari bulan Mei sampai Nopember 2012. dalam kelompok kayu kurang dikenal (lesser-
known wood species). Pengelompokan 267 jenis kayu perdagangan ke dalam 120 kelompok kayu
B. Bahan dan Alat
Bahan baku penelitian menggunakan contoh perdagangan kurang sesuai lagi karena jumlah uji kayu agathis (A. hamii M.Dr.) dari famili jenis
kayu perdagangan sudah
bertambah
(Muslich et al., 2013). Mandang (2013) juga Araucariaceae. Pohon agathis dengan ukuran mencatat masih terdapat 577 jenis kayu Indonesia
tinggi 31,8 m, tinggi bebas cabang 14,2 m dan diameter 59,5 cm ditebang dan diambil kayunya
yang digolongkan ke dalam jenis kayu sangat tidak pada bagian pangkal, tengah dan ujung batang. dikenal (the least-known wood species).
Pada saat ini kayu dengan kualitas tinggi sulit Sedangkan bahan kimia yang digunakan antara lain CH 3 COOH, HNO 3 , C 2 H 5 OH, Na 2 SO didapat dan harganya relatif mahal (Arsad, 2013). 3 , safranin, xylol, aquadestilata. Alat-alat yang digunakan
Oleh karena itu, masyarakat pengguna kayu mulai memanfaatkan jenis-jenis kayu kualitas rendah
antara lain chainsaw, cross cut saw, planner, tanpa memperhatikan sifat dasarnya, sehingga
hammer mill, microtome, mikroskop, kaliper,
Sifat Dasar dan Kegunaan Kayu Agathis ... Mody Lempang
universal testing mechine (UTM), water bath, dengan T15 m-58, kelarutan dalam air dingin oven, destilator dan alat-alat gelas.
dengan T1 m-50, kelarutan dalam air panas dengan T1 m-59, kelarutan dalam NaOH dengan
C. Prosedur Penelitian
T4 m, kelarutan dalam alkohol-benzena 1:2 dengan T6 m-59, dan abu dengan T15 m-58.
1. Pengamatan struktur anatomi
Pengamatan struktur anatomi kayu meliputi
3. Pengujian sifat fisis dan mekanis
ciri umum (makroskopis) dan ciri anatomi Kayu agathis yang digergaji dalam bentuk (mikroskopis). Contoh kayu agathis dalam balok ukuran 6 x 6 x120 cm diambil dari bagian bentuk lempengan dengan ukuran tebal 5 cm teras pada pangkal, tengah dan ujung batang diambil dari bagian pangkal, tengah dan ujung. untuk contoh uji sifat fisis dan mekanis. Pengujian Selanjutnya pada empat arah dari bagian teras sifat fisis dan mekanis dilakukan dengan dari masing-masing lempengan diambil beberapa mengikuti standar industri Jepang (JIS, 2003). cuplikan
kayu. Cuplikan
kayu
tersebut
Pengujian sifat fisis kayu meliputi kadar air, berat selanjutnya dicampur dan kemudian dipilih jenis dan penyusutan masing-masing mengikuti secara acak. Beberapa cuplikan digunakan untuk JIS Z 2101, Z 2102 dan Z 2103, sedangkan membuat
pengujian sifat mekanis meliputi keteguhan lentur maserasi. Deskripsi ciri umum kayu diamati dari statik, keteguhan tekan sejajar serat dan penampang lintang lempengan dan contoh kayu keteguhan tekan tegak lurus serat, keteguhan berbentuk papan
preparat sayatan
dan
preparat
geser dan keteguhan pukul masing-masing permukaannya. Ciri umum kayu diamati pada mengikuti JIS Z 2113, Z 2111, Z 2114 dan 2116. contoh kayu utuh maupun yang telah diketam.
yang sudah
dihaluskan
Penelaahan ciri umum kayu dilakukan menurut
4. Penetapan kegunaan
prosedur yang disusun oleh Kartasudjana dan Martawijaya (1977), yaitu meliputi warna kayu,
Informasi penggunaan kayu secara lokal dilakukan dengan cara kunjungan ke industri
tekstur, arah serat, kilap, kesan raba dan corak. skala kecil (industri penggergajian, mebel, lamber Ciri anatomi kayu diamati pada preparat sayatan
kusen dan daun mikrotom penampang
sering/papan
plafon,
lintang,
radial dan
tangensial yang diwarnai dengan safranin. Ciri pintu/jendela) serta masyarakat umum yang baru selesai atau sedang membangun rumah atau
anatomi tersebut meliputi dimensi serat, dimensi perahu di Kabupaten Luwu Timur Provinsi pembuluh, susunan dan sebaran pembuluh,
susunan parenkim, susunan dan bentuk jari-jari, Sulawesi Selatan (lokasi pengambilan kayu contoh). Penetapan kegunaan kayu agathis
adanya saluran interselular, silika, dan lain-lain dilakukan berdasarkan data struktur anatomi, sesuai yang telah dianjurkan oleh International
Association of Wood Anatomist Committee (IAWA) komponen kimia, sifat fisis dan mekanis serta (Wheeler et al., 2008). Kualitas serat dinilai
informasi penggunaannya secara lokal oleh masyarakat.
berdasarkan kriteria
Direktorat Jenderal Kehutanan (DJK, 1976)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan variabel panjang serat dan nilai turunan dimensi serat (bilangan Runkel,
A. Struktur Anatomi
daya tenun, perbandingan
fleksibilitas,
1. Ciri umum
Bagian kayu teras dan gubal hampir tidak Muhlstep).
koefisien kekakuan
dan
perbandingan
dapat dibedakan. Kayu teras berwarna keputihan sampai kuning kecokelatan. Kayu berdiameter
2. Analisis komponen kimia
59,5 cm memiliki gubal yang tebalnya sekitar 6,5 Dari lempengan kayu yang berasal dari
cm dan persentase volume kayu teras 61,07%. bagian pangkal batang agathis diambil beberapa
Tekstur halus dan merata, serat lurus dan kadang- cuplikan dari bagian sentral ke kulit pada empat
kadang spiral, pada bidang radial tampak bintik arah. Cuplikan tersebut kemudian dicampur dan
cokelat yang terputus-putus pada sel jari-jari, digiling menggunakan alat giling kemudian
permukaan kayu mengkilap, kesan raba licin, diayak untuk mendapatkan serbuk. Serbuk yang
kekerasan tergolong agak lunak, tidak ada bau lolos ayakan 40 mesh dan tertahan 60 mesh
khusus. Daun, kulit batang dan penampang digunakan untuk analisis komponen kimia.
melintang kayu agathis (A. hamii) disajikan pada Komponen kimia kayu yang dianalisa adalah
Gambar 1.
selulosa, pentosan, lignin, ekstraktif dan abu. Penetapan
2. Ciri anatomi
metode kesepakatan industri pulp dan kertas
pada penampang Amerika (TAPPI, 1993). Selulosa ditetapkan
Lingkaran
tumbuh
melintang batang kayu agathis terlihat jelas. Kayu dengan standar TAPPI T15 m-58, pentosan
agathis tidak memiliki pembuluh. Parenkim dengan T19 m-50, lignin dengan T13 m-45, abu
tersebar atau difus dan mengandung resin yang
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.2, Agustus 2017: 157 - 167
berwarna putih kemerahan. Lebar jari-jari 1 seri lebar dan dinding sel serat tipis. Saluran damar (uniseriate) dengan komposisi seluruhnya sel
sering ditemukan pada bidang lintang kayu. baring, sangat sempit dan sangat pendek,
Saluran interselular radial dijumpai. Struktur frekuensi 6 per mm. Serat tergolong sangat
makro dan mikro kayu agathis disajikan pada panjang, diameter serat lebar, diameter lumen Gambar 2 dan 3.
Gambar 1. Agathis (A. hamii): daun (a), kulit batang (b) dan penampang melintang batang (c)
Figure 1. Agathis (A. hamii): leaf (a), bark (b) and cross section of stem (c)
(a)
(b)
Gambar 2. Struktur makro kayu agathis (A. hamii): penampang tangensial (a) dan penampang melintang, perbesaran 10x (b) Figure 2. Wood macro structure of agathis ( A. hamii): tangential surface (a) and transversal surface, magnification 10x (b)
(a)
(b)
(c)
Gambar 3. Struktur mikro kayu agathis (A. hamii): penampang melintang, perbesaran 25x (a); penampang radial, perbesaran 50x (b) dan penampang tangensial, perbesaran 50x (c) Figure 3 Wood micro structure of agathis (A. hamii): transversal surface,
magnification 25x (a); radial surface, magnification 50x (b) and tangential surface, magnification 50x (c)
Sifat Dasar dan Kegunaan Kayu Agathis ... Mody Lempang
3. Kualitas serat
dinding sel serat terhadap kekuatan kertas secara Agathis adalah salah satu jenis yang
tersendiri lebih kecil dibandingkan dengan tergolong kelompok kayu konifer (soft wood).
pengaruh faktor nilai turunannya seperti bilangan Serat pada kayu soft wood dikenal sebagai trakeid.
(fleksibility ratio), daya tenun, Soft wood menunjukkan struktur yang sederhana
kelenturan
bilangan Rankel (Rankel ratio) dan bilangan karena terdiri atas 90-95% trakeid, yang
Muhlsteph (Muhlsteph ratio). Jika dimensi serat merupakan sel-sel yang panjang dan ramping
kayu agathis tersebut di atas diklasifikasikan dan (Smhusky & Jones, 2011). Hasil pengukuran
dinilai berdasarkan persyaratan dimensi serat dimensi serat agathis disajikan pada Tabel 1.
softwood sebagai bahan baku pulp dan kertas (DJK, 1976), maka nilai turunan dimensi serat dan
Tabel 1. Dimensi serat kayu agathis
klasifikasi kualitas serat kayu agathis disajikan Table 1. Fiber dimension of agathis wood
pada Tabel 2.
Dimensi serat
Rata-rata
Standar deviasi
Tabel 2. Klasifikasi kualitas serat kayu agathis Panjang (Length), μm
(Fiber dimension)
(Average)
(Standard of
deviation)
untuk bahan pembuatan pulp kertas Diameter (Diameter), μm
Table 2. Quality classification on wood fibers of Diameter lumen (Lumen
agathis as raw material for paper pulp diameter), μm
thickness), Kelas μm turunan dimensi
Tebal dinding (Wall
Dimensi serat dan
serat (Fiber
Rata-rata Nilai kualitas
dimension and fiber
(Average) (Score) (Class
Kayu agathis memiliki serat dengan panjang
dimensional
of
3.560,34 ± 1.293,86 µm dan diameter 44,15 ±
derivation)
quality)
3.560,34 µm 100 I dari 1.600 µm tergolong serat sangat panjang
6,38 µm. Serat kayu yang panjangnya lebih besar
Panjang serat
(Fiber length) Bilangan Runkel
100 0,12 (Wheeler et al., 2008), sehingga agathis tergolong I
(Runkle ratio)
kayu yang memiliki serat sangat panjang. Kayu
80,64 75 II agathis memiliki serat dengan diameter lumen
Daya tenun
(Felting power)
39,58 ± 6,20 µm dan tebal dinding 2,28 ± 0,13
0,89 100 I µm. Serat dengan diameter lumen tiga kali lipat (Flexibility ratio)
Bilangan fleksibilitas
19,63 % 100 I atau lebih dari tebal dua dinding serat tergolong
Bilangan Muhlsteph
(Muhlsteph ratio)
serat dengan tebal dinding sangat tipis (Wheeler
0,05 100 I et al., 2008). Oleh karena diameter lumen serat
Koefisien kekakuan
(Coefficient of rigidity)
kayu agathis lebih tiga kali lipat dari tebal dua I dinding serat, maka agathis tergolong kayu yang
Total
memiliki serat dengan tebal dinding sangat tipis. Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kayu Agathis (A. hamii) adalah salah satu jenis softwood
agathis memiliki serat sangat panjang dengan (kayu lunak). Ukuran diameter dan panjang
tebal dinding sel serat sangat tipis. Dinding sel trakeidnya sesuai dengan trakeid softwood yang
serat yang sangat tipis akan sangat mudah memiliki diameter 25-45 µm dan panjang 3.000-
dipipihkan dan serat yang sangat panjang akan 4.000 µm (Shmulsky & Jones, 2011). Bila
menghasilkan daya tenun yang sangat kuat. dibandingkan dengan jabon merah (Anthocepalus
Sehingga berdasarkan nilai turunan dimensi macrophyllus) yang tergolong hardwood (kayu
seratnya, apabila kayu agathis digunakan sebagai keras) yang memiliki berat jenis 0,48 ± 0,88
bahan baku pembuatan pulp kertas, akan (Lempang, 2014), kayu agathis memiliki berat
kertas dengan sifat jenis relatif sama (0,48 ± 0,65). Akan tetapi tebal
menghasilkan produk
kekuatan sangat tinggi (kualitas I). dinding serat kayu agathis (2,28 ± 0,13 µm ) dua
B. Komponen Kimia
kali lebih tipis daripada dinding serat jabon Komponen kimia kayu dibedakan atas merah (4,63 ± 0,88 µm). Hal ini juga sesuai
komponen yang terikat di dalam dinding sel dan dengan pernyataan Shmulsky dan Jones (2011)
yang mengisi rongga sel. Komponen kimia kayu bahwa dinding serat softwood pada umumnya
yang terikat di dalam dinding sel tersusun dari lebih tipis daripada dinding serat hardwood.
selulosa, hemiselulosa dan lignin, sedangkan Peranan dimensi serat seperti panjang dan
penyusun utama yang terdapat di dalam rongga diameter serat serta tebal dinding serat
sel adalah zat ekstraktif. Unit gula yang mempunyai hubungan satu sama lain yang
membentuk hemiselulosa antara lain pentosa, kompleks dan mempunyai pengaruh yang
heksossa, asam heksuronat dan deoksi-heksosa. mendasar terhadap sifat fisik pulp dan kertas
Akan tetapi pada umumnya dalam analisis kayu serta produk serat lainnya (Lempang et al., 2013).
dan pulp, penentuan kadar pentosa terhadap Pengaruh panjang serat, diameter serat dan tebal
sejumlah kayu dan pulp menunjukkan kadar
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.2, Agustus 2017: 157 - 167
hemiselulosa pada kayu dan pulp tersebut. dalam pembuatan pulp untuk rayon dan turunan Komponen kimia di dalam kayu mempunyai arti
selulosa. Sebaliknya untuk tujuan pembuatan yang
bioetanol dengan bantuan ragi maka kayu dengan kegunaan, pengerjaan dan pengolahan suatu jenis
penting karena
selain
menentukan
kadar pentosan tinggi sangat dikehendaki kayu, juga dapat digunakan untuk membedakan
(Sokanandi et al., 2014). Kandungan pentosan jenis-jenis kayu dan sebagai pengenal ketahanan
yang tinggi dapat menyebabkan kerapuhan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu
dihasilkan. Apabila (Arsad, 2013). Komponen kimia kayu menentukan
dihubungkan dengan klasifikasi komponen kimia kesesuaian penggunaan kayu untuk tujuan
kayu daun jarum, kadar pentosan agathis menghasilkan produk tertentu, misalnya untuk
tergolong tinggi (>13%).
bahan baku pembuatan bioetanol yang cocok Lignin merupakan zat yang keras, lengket, adalah kayu dengan kadar selulosa dan pentosan
kaku dan mudah mengalami oksidasi (Kasmudjo, tinggi tetapi dengan kadar lignin dan ekstraktif
2010). Lignin dapat melindungi selulosa dan rendah (Sokanandi et al., 2014). Hasil analisis
karbohidrat lain pada dinding serat kayu karena komponen kimia kayu agathis disajikan dalam
pada lignin terdapat antara lain ikatan aril-alkil Tabel 3.
dan ikatan eter, dimana ikatan tersebut lebih tahan terhadap hidrolisis/degradasi asam tetapi
Tabel 3. Komponen kimia kayu agathis tidak tahan terhadap alkali (Sokanandi et al., Table 3. Chemical components of agathis wood
2014). Lignin dibutuhkan pada kayu dengan
Komponen kimia
Kadar, %
Klasifikasi*)
tujuan konstruksi karena dapat meningkatkan
kayu, tetapi tidak Selulosa (Cellulose)
(Chemical components)
(Content,%) (Classification)
kekerasan/kekuatan
dibutuhkan di dalam industri kertas karena lignin Lignin
Tinggi (High)
Pentosan (Pentose)
Tinggi (High)
Rendah (Low)
sangat sulit dibuang dan menyebabkan produk
Ekstraktif (Extractive):
cokelat. Kadar lignin Kelarutan dalam air dingin
kertas
berwarna
berpengaruh pada banyaknya pemakaian bahan (Solubility in cold water)
Kelarutan dalam air panas
kimia dalam pembuatan pulp dengan proses (Solubility in hot water)
kimia. Untuk menghilangkan lignin diperlukan Kelarutan dalam alkohol-
senyawa chlor yang benzena 1:2 (Solubility in
Rendah (Low)
pemutih/pengelantang
banyak sehingga akan menambah biaya produksi alchohol-benzene 1:2)
pulp (Kasmudjo, 2010). Pada proses pengolahan (Solubility in NaOH 1%)
Kelarutan dalam NaOH 1%
kayu untuk menghasilkan bioetanol, hal yang Abu (Ash)
Rendah (Low)
menghambat adalah kandungan lignin dan
Keterangan:
ekstraktif, sehingga kayu dengan kadar lignin *) = Klasifikasi berdasarkan komoponen kimia kayu daun
tinggi tidak dikehendaki untuk pembuatan jarum (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976).
bioetanol (Sokanandi et al., 2014). Penggunaan *) = Classification based on chemical components of soft wood
Remarks:
metode secara biologis dengan melibatkan spesies (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976)
jamur atau bakteri, penggunaan senyawa alkali, ozonolisis,
larutan ionik dan Apabila dibandingkan dengan kadar selulosa
organosolv,
gelombang mikro mempunyai efek delignifikasi softwood , selulosa kayu agathis (50,52%) juga
yang tinggi (Pandey et al., 2011). Apabila tergolong tinggi (> 44%). Selulosa merupakan zat
dihubungkan dengan klasifikasi komponen kimia yang mendukung kekuatan kayu, sehingga
softwood, kadar lignin kayu agathis (26,87%) keberadaannya sangat menentukan manfaat kayu
tergolong rendah (< 28%). Kadar lignin agathis untuk pertukangan. Kadar selulosa dalam kayu
tersebut relatif sama dengan jenis sofwood dapat juga digunakan untuk memperkirakan
lainnya jenis Pinus merkusii dan P. insularis yang besarnya rendemen pulp yang dihasilkan dalam
masing-masing berkadar lignin 27,16% dan proses pulping, dimana semakin besar kadar
26,58% (Karlinasari et al., 2010). selulosa dalam kayu maka semakin besar pula
Ekstraktif merupakan zat pengisi rongga sel rendemen pulp yang dihasilkan (Syafii & Siregar,
dan merupakan kumpulan banyak zat seperti 2006). Selulosa merupakan bahan dasar untuk
gula, pati, tanin, pektin, zat warna kayu, asam- rayon, pulp, kertas dan derivat selulosa seperti
asam, minyak-minyak, lemak dan sebagainya nitro selulosa, selulosa asetat, selulosa alkali dan
(Kasmudjo, 2010). Komponen yang terlarut dalam etil selulosa. Selain itu, selulosa adalah bahan
air dingin adalah tanin, gum, karbohidrat dan utama pembuatan bioetanol generasi kedua dan
pigmen (zat warna kayu), sedangkan yang terlarut jenis kayu yang memiliki kadar selulosa tinggi
dalam air panas adalah sama dengan yang terlarut berindikasi sangat baik digunakan dalam proses
dalam air dingin tetapi dengan kadar zat yang pembuatan bioetanol (Sokanandi et al., 2014).
terlarut lebih besar. Kelarutan ekstraktif kayu Kadar pentosan agathis adalah 17,35%.
agathis dalam air dingin 3,39% dan dalam air Kadar pentosan yang rendah sangat diharapkan
panas 4,81%. Khusus untuk kelarutan dalam
Sifat Dasar dan Kegunaan Kayu Agathis ... Mody Lempang
alkohol-benzena 1:2, apabila dihubungkan dengan dan aktivitas enzim untuk konversi menjadi klasifikasi komponen kimia kayu daun jarum,
bioetanol (Sokanandi et al., 2014). Dengan kadar ekstraktif kayu agathis (3,40%) tergolong
demikian kayu dengan kelarutan NaOH 1% yang rendah (< 5%). Jumlah ekstraktif di dalam kayu
tinggi dikehendaki untuk pembuatan bioetanol. sekitar 2-8%, tetapi ada juga yang melebihi 8%.
terdapat dalam abu Penggunaan kayu untuk tujuan pertukangan
Komponen
yang
diantaranya adalah K2O, MgO, CaO dan Na2O disarankan mempunyai kandungan ekstraktif
(Lempang et al., 2008). Kadar abu yang tinggi lebih dari 3%, tetapi untuk tujuan pulp bisa 3%
tidak diharapkan dalam pembuatan pulp, karena atau kurang (Kasmudjo, 2010). Kayu dengan
dapat mempengaruhi kualitas kertas. Apabila kadar ekstraktif dan lignin yang rendah, secara
dihubungkan dengan klasifikasi komponen kimia umum kayunya berwarna lebih muda, dan
kayu daun jarum, kadar abu kayu agathis (0,30%) sebaliknya yang lebih tinggi disamping awet, juga
tergolong rendah (< 0,89%). Jika dilihat dari keras dan berwarna lebih tua. Ekstraktif dalam
komponen kimianya, maka kayu agathis sangat kayu yang tersusun lebih banyak dari jenis
baik untuk bahan baku pembuatan pulp kertas karbohidrat
karena kadar selulosanya tergolong tinggi, menyebabkan kayu rentan terhadap serangan
(pati/tepung,
gula)
akan
sebaliknya kadar lignin, ekstraktif dan abu cendawan dan serangga perusak kayu, sedangkan
tergolong rendah.
yang tersusun lebih banyak dari jenis minyak, asam-asam dan garam-garam yang bersifat racun,
C. Sifat Fisis
akan meningkatkan keawetan alami kayu. Kadar Sifat fisis kayu adalah spesifik karena ekstraktif yang tinggi di dalam kayu terutama
peranan faktor dalam (faktor inheren) dari pada dari kelompok non karbohidrat (minyak, lemak,
struktur kayu sangat menentukan, disamping resin, garam) dapat mengganggu di dalam proses
peranan lingkungan dimana kayu tersebut berada perekatan kayu. Untuk menurunkan kadar
(digunakan). Tiga sifat fisis kayu yang dianggap ekstraktif kayu dapat dilakukan dengan cara
mendasar yaitu kadar air, penyusutan dan berat pelarutan melalui proses perendaman (soaking),
jenis kayu (Kasmudjo, 2010). Kadar air jenis kayu perebusan (boiling) atau penguapan (steaming)
sangat tergantung pada volume rongga selnya agar kayu mudah direkat. Ekstraktif juga
serta berat jenis kayu tersebut. Ketika dinding sel berpengaruh dalam proses pulping, dimana
kehilangan air di bawah titik jenuh serat, maka semakin tinggi kandungan ekstraktif
kekuatan kayu (beberapa sifat mekanik kayu) semakin tinggi pula konsumsi bahan kimia yang
akan
akan cepat bertambah dengan menurunnya kadar diperlukan dalam proses pulping serta dapat
air. Bertambahnya kekuatan ini disebabkan oleh menyebabkan pitch-problem yaitu terjadi bintik-
adanya kekakuan dinding sel ketika mengering bintik pada lembaran pulp yang dihasilkan (Syafii
dan semakin menyatunya zat kayu ketika & Siregar, 2006). Dalam pembuatan bioetanol dari
menyusut. Penyusutan kayu perlu untuk diketahui kayu
karena dapat menyebabkan perubahan dimensi merupakan penghambat (inhibitor) bekerjanya
(bahan lignoselulosa),
zat
ekstraktif
(retak-retak, pecah, enzim dalam proses hidrolisis dan menurunkan
bergelombang, memuntir dan kinerja mikroorganisme dalam proses fermentasi
melengkung,
sebagainya). Hasil pengujian sifat fisis kayu sehingga kecepatan reaksi fermentasi menjadi
agathis disajikan pada Tabel 4. turun (Sokanandi et al., 2014). Atas dasar itu, kayu
Tabel 4. Sifat fisis kayu agathis dengan kadar ekstraktif tinggi tidak dikehendaki
Table 4. Physical properties of agathis wood untuk produksi bioetanol.
Sifat fisis
Satuan Rata-rata Standar deviasi
Kelarutan dalam NaOH 1% kayu agathis
(Physical properties)
(Unit) (Average) (Standard of
sebesar 12,34%. Kelarutan dalam NaOH 1% ini deviation)
Kadar air basah (Green
memberikan gambaran
adanya
kerusakan
moisture content) Kadar air kering udara (Air
komponen ± 0,56 kimia dinding sel kayu yang
dry moisture content)
diakibatkan oleh serangan jamur pelapuk kayu
Berat jenis nominal basah
atau terdegradasi oleh cahaya, panas dan oksidasi
(Nominal specific gravity) Berat jenis kering udara (Air
(Lempang, 2014). Semakin tinggi kelarutan dalam ± 0,03
dry specific gravity)
NaOH 1% berarti semakin tinggi tingkat
Kerapatan (Density)
g/cm 3 0,45 ± 0,02
kerusakan kayu, sehingga penggunaan kayu yang
tingkat kerusakannya tinggi untuk bahan baku basah ke kering udara:
(Shrinkage from green to air
pembuatan pulp dapat menurunkan rendemen
dry)
pulp. Kayu yang terdegradasi memungkinkan ± 0,56
- Radial
-Tangensial (Tangential)
selulosa dan senyawa karbohirat mengalami
Penyusutan dari kondis basah
depolimerisasi menjadi senyawa lebih sederhana
ke kering oven (Shrinkage from green to oven dry):
atau senyawa dengan berat molekul lebih rendah.
- Radial
Hal tersebut banyak membantu proses hidrolisis
- Tangensial (Tangential)
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.2, Agustus 2017: 157 - 167
dengan menggunakan berkadar air rata-rata 102,70%, kadar air kering
Kayu agathis yang masih segar (basah)
klasifikasi
kekuatan
hubungan antara nilai berat jenis kering udara udara rata-rata 14,23%. Di dalam pohon yang
dengan keteguhan lentur pada batas patah dan baru ditebang atau kayu yang masih segar, kondisi
keteguhan tekan sejajar serat disajikan pada kadar air adalah maksimum yang umumnya di
Tabel 6.
atas 40% untuk kayu daun lebar. Sedangkan kadar air kayu kering udara di Indonesia rata-rata
Tabel 5. Sifat mekanis kayu agathis 10-18%. Kayu agathis mempunyai berat jenis
Table 5. Mechanical properties of agathis wood kering udara rata-rata 0,48 dan kerapatan rata-
Rata- Standar
rata 0,45 g/cm 3 . Bila dibandingkan dengan
Sifat mekanis
Satuan deviasi (Mechanical properties) (Unit) (Average) rata (Standard of
sofwood lainnya, kayu A. hamii memiliki deviation)
kerapatan relatif sama dengan Agathis sp. (0,42
kg/cm 2 505,82 ± 39,10 g/cm 3 ) (Ishiguri et al., 2012), tetapi lebih rendah
Keteguhan lentur pada
batas proporsi
dari P. merkusii (0,55 g/cm 3 ) (Karlinasari et
(Bending strength at
al.,2010). Tebal dinding serat, jumlah dan
proportional limit) Keteguhan lentur pada
kg/cm 2 561,48 ± 41,35 diameter sel pembuluh, maupun jumlah sel
batas patah
parenkim menentukan kerapatan kayu (Lempang,
(Bending strength at
2014; Lempang, 2016). Tebal dinding serat kayu
failure), MOR
agathis rata-rata 2,28 µm yang tergolong sangat
Modulus elastisitas
kg/cm 2 44.787,48 ± 4.858,82
tipis, sehingga penyusutan kayu tersebut dari (Modulus of elasticity),
MOE
keadaan basah ke kering udara pada arah
Keteguhan tekan
kg/cm 2 393,13 ± 57,05
tangensial yang besarnya
rata-rata
sejajar serat
tergolong sedang (1,5-2,5%) dengan rasio
(Compressive strength
penyusutan dimensi arah tangensial terhadap parallel to the grain)
Keteguhan tekan tegak
kg/cm 2 127,07 ± 17,52
arah radial (rasio T/R) sebesar 1,35. Berat jenis,
lurus serat
struktur anatomi dan ratio T/R mempengaruhi
(Compressive strength
sifat pengeringan kayu. Kayu dengan rasio T/R di
perpendicular to the
atas 2 memiliki cacat pengeringan (terutama cacat grain)
Keteguhan geser
kg/cm 2 74,33 ± 16,65
bentuk) lebih banyak dibandingkan kayu dengan
sejajar serat
rasio T/R seimbang atau kurang dari 2 (Basri et
(Shearing strength
al., 2009). Hal ini menunjukkan jika kayu agathis
parallel to the grain ) Keteguhan pukul
kg/dm 3 memiliki dimensi stabil dan mudah dikeringkan. 32,69 ± 1,97
(Impact bending
D. Sifat Mekanis
strength)
Sifat mekanis kayu sering disebut juga
Keterangan (Remarks):
dengan kekuatan kayu, yaitu sifat-sifat kayu yang MOR = Modulus patah (Modulus of repture) dihubungkan dengan kemampuan kayu dalam
MOE = Modulus elastisitas (Modulus of elasticity) menahan suatu beban atau muatan yang diberikan kepada kayu tersebut. Dalam berbagai
Tabel 6. Klasifikasi kekuatan kayu agathis penggunaan kayu, kekuatan kayu sangat penting
Table 6. Wood strength classification of agathis untuk diketahui, terutama jenis-jenis kayu yang
wood
diperdagangkan dan
kegunaannya
untuk
Sifat kayu
Satuan Rata-rata
konstruksi (Kasmudjo, 2010). Hasil pengujian
(Wood properties)
(Unit) (Average)
sifat mekanis kayu agathis disajikan pada Tabel 5.
- 0,48 Pada umumnya klasifikasi kekuatan kayu di
Berat jenis kering
udara (Air dry
Indonesia didasarkan pada berat jenis, dan sifat
specific gravity)
mekanis tertentu seperti keteguhan lentur pada
kg/cm 2 561,48 batas patah (keteguhan lentur maksimum) dan
Keteguhan lentur
pada batas patah (Bending strength at
keteguhan tekan sejajar serat kayu dalam kondisi
failure), MOR
kering udara. Sifat mekanis lainnya juga penting
kg/cm 2 393,13 diketahui terkait dengan pengolahan dan
Keteguhan tekan
sejajar serat
pemanfaatan kayu untuk keperluan tertentu.
(Compressive
Kekuatan setiap jenis kayu selalu berbeda-beda,
strength parallel to
dan dinyatakan dalam kelas kuat kayu. Kekuatan
the grain)
kayu tergantung pada beberapa faktor, antara lain
- III suhu lingkungan, sifat struktur anatomi kayu,
Kelas kuat (Strength
class)
berat jenis, kadar air, lamanya pemberian gaya/beban,
Keterangan (Remark):
tumbuhnya (Kasmudjo, 2010). Untuk menetapkan MOR = Modulus patah (Modulus of repture) kelas kuat kayu agathis, maka dilakukan
Sifat Dasar dan Kegunaan Kayu Agathis ... Mody Lempang
Hasil klasifikasi kekuatan kayu pada Tabel 6 berat jenis 0,48, tergolong kelas kuat III, menunjukkan bahwa agathis tergolong kayu kelas
penyusutan rendah, tekstur halus sampai agak kuat III. Hal ini menjelaskan jika kayu agathis
kasar dan kekerasan tergolong agak lunak digunakan sebagai kayu struktural, maka hanya
(Lempang, 2014) dicampur dengan kayu agathis cocok untuk komponen struktural dengan beban
dalam pembuatan mebel oleh masyarakat di ringan sampai sedang. kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Selain untuk mebel, kayu agathis juga dipakai
untuk membuat kontainer untuk steaming Hasil penelitian yang telah dilakukan
E. Kegunaan
(pemanasan dengan uap) yang digunakan di sebelumnya membuktikan bahwa masing-masing
tempat-tempat spa.
produk kayu yang akan dibuat menuntut
bahan baku industri persyaratan sifat kayu yang berbeda. Ini berarti
Kayu
untuk
kerajinan/krearif adalah jenis kayu yang berasal tidak semua jenis kayu cocok digunakan untuk
dari jenis pohon cepat tumbuh sehingga mudah satu jenis produk dan tidak semua jenis produk
didapat dan harganya murah, kerapatan kayu berkualitas tinggi dapat dibuat hanya dari satu
sehingga mudah dikerjakan, lebih jenis kayu saja. Yang harus diperhatikan adalah
rendah
disenangi kayu yang berwarna terang, tekstur kesesuaian antara sifat kayu dengan jenis produk
kayu tergolong halus sampai moderat, serat lurus, yang akan dibuat (tujuan) dan dengan proses
permukaan rata dan sangat diharapkan yang pengolahan yang akan diaplikasikan (Wahyudi,
mempunyai dekoratif unik (Pandit et al., 2011). 2013).
Kayu agathis memiliki sifat-sifat tersebut sehingga Kayu agathis memiliki berat jenis 0,48 dan
sangat cocok untuk bahan baku industri tergolong kayu kelas kuat III, mudah dikeringkan
kerajinan/kreatif.
tanpa banyak cacat, mudah dikerjakan dan Kayu untuk bahan baku produksi vinir pada apabila diserut menimbulkan permukaan licin dan
umumnya menggunakan kayu yang memiliki mengkilap. Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki
kerapatan 0,40-0,70 g/cm 3 , yang terbaik kayu dan informasi penggunaan kayu secara lokal oleh
yang memiliki kerapatan 0,50-0,55 g/cm 3 . Jabon masyarakat, kayu agathis dapat digunakan untuk
merah memiliki kerapatan 0,45 g/cm 3 dan sifat bahan bangunan rumah (kaso, reng dan rangka
kekerasan yang tergolong sedang, sehingga akan dinding/plafon) dan sebagai komponen non
mudah dikupas dalam kondisi dingin tanpa struktural seperti papan pelapis dinding (siding),
mendapatkan perlakuan pemanasan melalui partisi, plafon (celing) dan lis. Sedangkan pada
proses perebusan atau penguapan. Permukaan bangunan kapal/perahu, kayu agathis hanya
kayu agathis cukup dekoratif, tekstur halus, arah cocok digunakan sebagai papan dinding, plafon
serat lurus, permukaan kayu mengkilap dan dan lis untuk rumah geladak. Kayu agathis juga
kesan raba licin, sehingga vinir yang dihasilkan dapat digunakan untuk mebel (meja, kursi dan
dari kayu ini sangat baik untuk vinir muka pada lemari), kerajinan (ukiran, mainan anak-anak,
produk kayu lapis, vinir untuk membuat kotak peralatan dapur), pallet, peti pembungkus, kotak
dan batang korek api serta tusuk gigi. lebah dan bahan baku industri perkayuan
Sifat terpenting dari kayu yang berpengaruh (moulding, alat ukur dan gambar, pensil, kayu
terhadap kesesuaian bahan baku kayu untuk lamina, kayu lapis, kotak dan batang korek api,
papan partikel adalah berat jenis. Kayu yang tusuk gigi, sendok dan gagang es krim, papan
cocok untuk papan partikel adalah kayu yang partikel, papan semen, papan serat, pulp dan
memiliki berat jenis rendah hingga sedang. kertas serta bioetanol).
Kisaran berat jenis kayu yang pernah dibuat dan Kayu untuk mebel berdasarkan SNI 01-
menghasilkan papan partikel yang memuaskan 0608-1989 minimum kayu kelas kuat III dengan
adalah antara 0,40-0,72 (Prabawa, 2005 dalam berat jenis (BJ) antara 0,40-0,60 (Krisdianto &
Lempang, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka Dewi, 2012), bertekstur agak halus sampai sangat
kayu agathis dengan berat jenis 0,48 cocok bila halus (Kasmudjo, 2010), mudah dikerjakan,
digunakan untuk bahan baku papan partikel. dimensi stabil, serta memiliki nilai dekoratif atau
Selain untuk papan partikel, juga berpotensi penampilan yang indah (Prayitno, 2007). Agathis
untuk bahan baku produk panel berserat seperti tergolong kayu yang cukup dekoratif, memiliki
papan serat berkerapatan tinggi (Hardboards) dan berat jenis 0,48 dan tergolong kelas kuat III,
papan serat berkerapatan sedang (Medium penyusutan sedang, dimensinya stabil, tekstur
Density Fiberboards-MDF).
halus, permukaan kayu mengkilap, kesan raba Berdasarkan kriteria IAWA (Wheeler et al., licin, kekerasan tergolong agak lunak dan mudah
2008) berat jenis kayu dibedakan dalam tiga dikerjakan, sehingga cocok untuk bahan baku
kelompok yaitu rendah (< 0,40), sedang (0,40- mebel.
0,75) dan tinggi (> 0,75). Berat jenis kayu yang macrophyllus (Roxb.) Havil) yang berwarna
Kayu jabon
merah
(Anthocephalus
digunakan untuk pulp berkisar antara 0,35-0,65. kekuning-kuningan sedikit mengarah ke merah,
Akan tetapi secara umum kayu dengan berat jenis
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.2, Agustus 2017: 157 - 167
0,40-0,60 menghasilkan rendemen pulp dan mainan anak-anak, peralatan dapur), pallet, peti kertas yang optimal (Kasmudjo, 2010). Berat jenis
pembungkus, kotak lebah dan bahan baku kayu tropis berpengaruh pada proses pemasakan
industri perkayuan (moulding, alat ukur dan pulp sulfat, terutama terhadap rendemen pulpnya.
gambar, pensil, kayu lamina, kayu lapis, kotak dan Semakin tinggi berat jenis kayu semakin rendah
batang korek api, tusuk gigi, sendok dan gagang es rendemen pulp, kematangan pulp (bilangan
krim, papan partikel, papan semen, papan serat Kappa/bilangan permangenat tinggi) dan sifat
serta pulp dan kertas). Penggunaan kayu secara fisik lembaran pulp yang dihasilkan (Haroen,
lokal oleh masyarakat di Kabupaten Luwu Timur 2006 dalam Lempang, 2016). Kayu tropis yang
Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa berat jenisnya kurang dari 0,7 memiliki sifat fisik
kayu agathis digunakan sebagai komponen lembaran pulp seperti panjang putus, indeks
dengan beban ringan pada bangunan rumah retak, indeks sobek dan ketahanan lipat yang baik.
(kaso, reng, rangka dinding/plafon, papan pelapis Kayu agathis memiliki berat jenis 0,48 (< 0,7) dan
dinding/siding, partisi, plafon/celing dan lis), kadar selulosa tergolong tinggi, sehingga diduga
mebel (meja dan lemari), kerajinan (peralatan jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan
dapur), peti pembungkus dan kotak lebah. pulp dengan menggunakan proses pemasakan pulp sulfat, dapat menghasilkan pulp dengan
B. Saran
rendemen tinggi serta kematangan dan sifat fisik Untuk mendapatkan nilai ekonomi yang lebih lembaran pulp baik.
menguntungkan dari kayu agathis sebaiknya Kayu yang cocok digunakan sebagai bahan
penggunaannya lebih diutamakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol adalah kayu dengan
penghara industri moulding, mebel, vinir mewah, kadar selulosa dan pentosan tinggi tetapi dengan
pulp dan kertas daripada digunakan secara kadar lignin dan ekstraktif rendah (Sokanandi et
masyarakat untuk bahan al., 2014). Oleh karena kadar selulosa dan
tradisional
oleh
bangunan dan penggunaan lain yang bernilai pentosan kayu agathis tergolong tinggi, sebaliknya
ekonomi rendah.
kadar lignin dan ekstraktif tergolong rendah, sehingga kayu tersebut dapat digunakan sebagai
UCAPAN TERIMA KASIH
bahan baku pembuatan bioetanol. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pohon agathis selain menghasilkan kayu
Albert D. Mangopang, Hajar dan Syarif Kaso yang yang dapat digunakan untuk membuat berbagai
telah ikut membantu dalam pencarian dan produk, juga menghasilkan resin yang dikenal
pengambilan kayu agathis yang digunakan dengan nama kopal. Kopal digunakan sebagai
sebagai contoh uji dalam penelitian ini. Ucapan bahan dasar untuk membuat cairan pelapis
yang sama kami tujukan kepada peneliti dan kertas, bahan campurann lak, pembuatan vernis
laboran di Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan serta sebagai dupa oleh sejumlah masyarakat adat
dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor antara lain Sri di Meksiko dan Amerika Tengah (Sudarsono et al.,
Rulliaty, Abdurachman dan Saefuloh yang telah 2010). Kopal sejak lama telah dikenal sebagai
membantu dalam pengamatan struktur anatomi, komoditas hasil hutan bukan kayu dari Provinsi
pengujian sifat mekanis dan analisa komponen Sulawesi Selatan.
kimia kayu agathis.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Arsad, E. (2013). Prospek kayu kualitas rendah dan
kurang dikenal sebagai subtitusi kayu komersial. Agathis (Agathis hamii M.Dr.) memiliki teras
A. Kesimpulan
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, 5(1), 45 –53. dan gubal yang hampir tidak dapat dibedakan,
teras Basri, E., Saefuddin, Rulliaty, S., & Yuniarti, K. (2009). berwarna keputihan sampai kuning Drying conditions for 11 potential Ramin
kecokelatan, tekstur halus dan merata, serat lurus, subtitutes. Journal of Tropical Forest Science, permukaan kayu mengkilap, kekerasan tergolong
agak lunak. Serat sangat panjang dan dinding DJK. (1976). Vademecum Kehutanan Indonesia. Jakarta: serat sangat tipis, serat tergolong kualitas I untuk
Direktorat Jenderal Kehutanan(DJK) Departemen bahan baku pulp kertas. Kadar selulosa tinggi,
Pertanian.
kadar lignin dan ekstraktif serta abu rendah. Berat jenis 0,48, penyusutan sedang dan tergolong kayu Hamdi, S. (2010). Pengolahan kayu kelas kuat rendah
dengan impregnasi bahan stabilisator untuk kelas kuat III. Agathis cocok digunakan untuk
bahan baku kerajinan dan mebel. In Kumpulan komponen dengan beban ringan pada bangunan
Hasil Penelitian Bidang Kayu, Rotan dan Bambu. rumah (kaso, reng, rangka dinding/plafon, papan
Banjarbaru: Balai Riset dan Standardisasi pelapis dinding/siding, partisi, plafon/celing dan
Industri.
lis) dan bangunan kapal/perahu (papan dinding, Ishiguri, F., Makino, K., Wahyudi, I., Tanabe, J., plafon dan lis untuk rumah geladak), mebel
Takashima, Y., Iizuka, K., Yoshizawa, N. (2012). (meja, kursi dan lemari), kerajinan (ukiran,
Relationship between growth and wood
Sifat Dasar dan Kegunaan Kayu Agathis ... Mody Lempang
properties in Agathis sp. planted in Indonesia. Muslich, M., Wardani, M., Kalima, T., Rulliaty, S., Wood Research Journal, 3(1), 1 –5.
Darmayanti, R., Hajib, N., … Tata, H. L. (2013). ITTO. (2009). Strengthening the capacity of promote
Atlas Kayu Indonesia Jilid IV. Bogor: Pusat efficient wood processing technology in Indonesia
Pengembangan Keteknikan (Technical Report No.7 International Tropical
Penelitian
dan
Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Timber Organization).
Pandey, A., Larroche, C., Ricke, S. C., Dussap, C. G., & JIS. (2003). Standard methods of testing small clear
Gnansoonou, E. (2011). Biofuels: Alternative specimens of timber. Tokyo, Japan: Japan
feedstock and conversion prosses. Oxford: Elsevier Industrial Standard (JIS).
inc.
Karlinasari, L., Nawawi, D. S., & Widyani, M. (2010). Pandit, I. K. N., Nandika, D., & Darmawan, I. W. (2011). Kajian sifat anatomi dan kimia kayu kaitannya
Analisis sifat dasar kayu hasil hutan tanaman dengan sifat akustik kayu. Bionatura-Jurnal Ilmu-
rakyat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16(2), Ilmu Hayati Dan Fisik, 12(3), 110
–116. 199 –124.
Kartasujana, I., & Martawijaya, A. (1977). Ciri umum, Prayitno, T. A. (2007). Pertumbuhan dan Kualitas Kayu. sifat dan keguanaan jenis-jenis kayu Indonesia.
Lecture Note Program Magister Riset S2. Publikasi khusus No. 41. Bogor: Lembaga
Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Penelitian Hasil Hutan.
Gajah Mada.
Kasmudjo. (2010). Teknologi Hasil Hutan. Yogyakarta: Shmulsky, R., & Jones, P. D. (2011). Forest Products and Cakrawala Media.
Wood Science: An Introduction (Sixth). Chichester, West Sussex, UK.: John Wiley & Sons Ltd.
KEMENHUT. (2014). Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kehutanan
Sokanandi, A., Pari, G., Setiawan, D., & Saepuloh. (2014). (KEMENHUT).
Komponen kimia sepuluh jenis kayu kurang dikenal: Kemungkinan penggunaan sebagai bahan
KLHK. (2016). Statistik Kementerian Lingkungan Hidup baku pembuatan bioetanol. Jurnal Penelitian Hasil dan Kehutanan Tahun 2015. Jakarta: Kementerian
Hutan, 32(3), 209 –210.
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sudarsono, Rusianto, T., & Suryadi, Y. (2010). Krisdianto, & Dewi, L. M. (2012). Jenis Kayu Untuk
Pembuatan papan partikel berbahan baku sabut Mebel.
kelapa dengan bahan pengikat alami (Lem kopal). Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan
Jurnal Teknologi, 3(1), 22 –32. Pengolahan Hasil Hutan.
Klasifikasi agathis. Lempang, M. (2014). Sifat dasar dan potensi kegunaan
Sugeng.
(2013).
http://www.klasifikasitanaman.com/2013/08/kl kayu jabon merah. Jurnal Penelitian Kehutanan
asifikasi-tanaman-agathis.html. Diakses tanggal Wallacea, 3(2), 163 –175.
25 Juli 2017.