MAKALAH STRATEGI INTERNASIONAL id docx

MAKALAH
STRATEGI INTERNASIONAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Strategi dengan Dosen
Pengampu mata kuliah Rahyuniati Setiawan, S.Pd., MM
Disusun Oleh:
Anita Kurniasih
Dadang Robiana
Mohamad Zamzam Abdul Z
Yanto
Yayu Rachmadanti

2402314006
2402314010
2402314027
2402314042
2402314045

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GARUT
2017


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR......................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................

1

1.1 Latar Belakang.................................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................


2

1.3 Rumusan Masalah............................................................................

2

1.4 Tujuan...............................................................................................

2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................

3

2.1 Bisnis Internasional...........................................................................

3

2.2 Berbagai Go International................................................................


5

2.3 Motivasi Melakukan Internasionalisasi Bisnis..................................

12

2.4 Memperoleh Keunggulan Kompetitif di Pasar Global......................

16

2.5 Strategi Global Total dalam Bisnis Internasional..............................

18

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................

24

3.1 Kesimpulan......................................................................................


24

3.2 Saran.................................................................................................

24

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iv

LAMPIRAN

2

KATA PENGATAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala
nikmat dan karunia serta rahmat-Nya lah kita bisa dalam keadaan sehat wal’afiat.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahcurahkan kepada suri tauladan
seluruh umat manusia, Nabi Muhammad Saw. kepada keluarganya, sahabatsahabatnya, serta para pengikut beliau sampai akhir jaman. Aamiin.
Atas izin-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“STRATEGI INTERNASIONAL”.
Penyusunan makalah ini tidak akan dapat terlaksana dengan baik tanpa
adanya doa, bantuan, dukungan moril maupun materiil, dan dorongan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Ibu Dosen yang telah membimbing penyusun.

2.

Teman-teman yang telah membantu penyusun.

3.

Orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa, baik materiil
maupun spiritual.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh

dari sempurna. Maka dari itu, penyusun dengan senang hati mengharap kritik dan
saran yang membangun untuk diamalkan di masa yang akan datang. Penyusun

berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Aamiin.

Garut, April 2017

Penyusun

3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Perusahaan dituntut untuk menghadapi persaingan dan perubahan pasar.

Manajer harus dapat memilih dan menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan
pada suatu periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer.
Sebelum memasuki bisnis internasional, tentu ada motif yang mendorong
suatu global competitor. Namun ada tantangan yang harus dihadapi oleh global
competitor, yaitu bagaimana memperoleh keunggulan kompetitif dan menerapkan

strategi global yang akan digunakan ketika go international. Strategi global
mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan kontrol oleh kantor
pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor
pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap negara diasumsikan
saling tergantung (interdependent), dan kantor pusat berusaha untuk menyatukan
bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut. Dengan strategi ini,
perusahaan menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negaranegara yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan oleh pusat. Jadi strategi
global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang
untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau
dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan
peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu
tidak

menunjukkan

adanya

peluang


atau

karena

peluang-peluang

itu

mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya
srategi ini tidak responsif terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena
kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan
keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien
perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan
kerjasama antar unit di lintas negara tersebut.

1

Hal tersebut menarik perhatian penyusun untuk mempelajari strategi
internasional. Maka sesuai dengan latar belakang tersebut, penyusun mengambil
judul “STRATEGI INTERNASIONAL”.

1.2

IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dari makalah ini

adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan bisnis internasional?
2. Apa metode yang digunakan untuk dapat Go International?
3. Apa motivasi dalam melakukan internasionalisasi bisnis?
4. Bagaimana cara memperoleh keunggulan kompetitif?
5. Bagaimana strategi global total dalam bisnis internasional?
1.3

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah dari makalah ini adalah:
1. Bisnis internasional.
2. Berbagai metode Go international.
3. Motivasi melakukan internasionalisasi bisnis.

4. Memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global.
5. Strategi global total dalam bisnis internasional.
1.4

TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan

makalah ini adalah sebagai berikut
1. Memahami apa yang dimaksud dengan bisnis internasional
2. Memahami metode yang digunakan untuk dapat Go International.
3. Memahami motivasi dalam melakukan internasionalisasi bisnis.
4. Memahami cara memperoleh keunggulan kompetitif.
5. Memahami strategi global total dalam bisnis internasional.

2

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 BISNIS INTERNASIONAL
Terdapat beberapa definisi mengenai bisnis internasional menurut beberapa

ahli seperti berikut ini:
1. Ball, McCulloch, Frantz, Geringer, Minor (2006)
Bisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara..
2. Charles WH Hill (2008)
Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional.
3. Daniels, Radebaugh & Sullivan (2004)
Semua transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua
negara atau lebih.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain. Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut
Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional
inilah yang biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada
dasarnya ada dua pengertian. Adapun yang membedakan adanya dua buah
transaksi Bisnis Internasional yaitu :
1. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar negara
biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor.
Dengan adanya transaksi ekspor dan impor, maka timbulah neraca perdagangan
antarnegara atau “Balance of Trade”. Suatu negara dapat memiliki Surplus Neraca
Perdagangan atau Defisit Neraca Perdaganga. Neraca perdagangan yang surplus
menunjukan keadaan dimana negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner
dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila

3

keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke negara itu akan lebih besar
daripada aliran kas keluarnya ke negara partner dagangnya tersebut. Besar
kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut
sebagai neraca pembayaran atau “Balance of Payments”. Dalam hal ini neraca
pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa negara ini
mengalami pertambahan devisa negara. Sebaliknya apabila negara itu mengalami
devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor
yang dapat dilakukannya dengan negara lain tersebut. Dengan demikian maka
negara tersebut akan mengalami defisit neraca pembayarannya dan akan
menghadapi pengurangan devisa negara.
2. Pemasaran Internasional (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Business) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat
terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun
masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya
merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal
semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan
dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya
langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing
maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja
berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa
Pengertian perdagangan internasional dengan pemasaran internasional sering
dianggap sama saja, akan tetapi seperti dalam uraian di atas kedua istilah tersebut
berbeda arti. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan
internasional dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran
internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif
dari pada perdagangan internasional.

4

2.2 BERBAGAI METODE GO INTERNATIONAL
Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi usahanya ke luar
negeri dapat menempuh beberapa alternatif metode sebagai berikut:
1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis
internasional yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas produksi
domestic yang dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan
mengalokasikan sejumlah tertentu produksi dalam negerinya untuk pasar luar
negeri.
Dalam praktik, suatu perusahaan dapat menjadi eksportir langsung/tidak
langsung. Sebagai eksportir langsung, perusahaan tersebut melayani seluruh tahap
ekspor dari penjualan hingga pengiriman barang. Sebagai eksportir tidak
langsung, eksportir menyewa seseorang/perusahaan lain untu mempermudah
perdagangan. Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini:
-

Izin dari pemerintah dalam negeri

-

Jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit

-

Dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara pengimpor.

Salah Satu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor yaitu PT Taman Delta
Indonesia. PT Taman Delta Indonesia melakukan kegiatan ekspor terutama ekspor
kopi ke masyarakat Timur Tengah tiap tahunnya. Selama ini ekspor kopi
perusahaannya masih banyak tertuju ke Jepang dan Amerika Serikat. Perusahaan
memiliki kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun dan setiap tahun rata-rata
ekspor delapan ribu hingga 10 ribu ton. Sejak tahun 2009 sejumlah pengusaha
Dubai mulai intens ingin terus melakukan kontak dagang dan ingin impor kopi
dari Indonesia. Adanya permintaan impor kopi dari Dubai ini membuktikan
bahwa kopi asal Indonesia makin dikenal dan mampu bersaing dengan kopi dari
negara lain. Ekspor kopi nasional selama Januari-Desember 2009 mencapai
775,11 juta dolar AS atau memberikan kontribusi 0,89 persen terhadap ekspor
nonmogas nasional. Provinsi Jawa Tengah, merupakan salah satu sentra penghasil
kopi dan terdapat beberapa eksportir yang aktif melakukan kegiatan ekspor.

5

Di dalam metode menembus pasar internasional lain, ekspor memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Kelebihan ekspor:
-

Resiko yang ditimbulkan kecil, meningkatnya penjualan dan mengurangi stok
perusahaan

-

Eksportir tidak terlibat dalam masalah yang berkaitan dengan iklim usaha
diluar negeri

-

Melakukan ekspor merupakan cara mudah untuk mengidentifikasi potensi
pasar dan memperkenalkan merk dagang

Kekurangan ekspor:
-

Melakukan ekspor relatif lebih mahal dibanding metode lain dilihat dari per
unit biaya terutama biaya-biaya, komisi, bea ekspor, pajak, transportasi dan
juga karena kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula

-

Ekspor kurang dapat digunakan sebagai alat penetrasi pasar yang optimal
karena pengepakan/promosi yang kurang digarap dengan benar

-

Tambahan pangsa pasar dapat hilang bila pesaing local menjiplak barang/jasa
yang ditawarkan eksportir.

2. Lisensi
Melalui lisensi, suatu perusahaan pemberi lisensi menghibahkan beberapa hak
kepada perusahaan asing, yang meliputi pemberian hak untuk memproses, hak
paten, program, merk, hak cipta/keahlian.
Mattel merupakan perusahaan yang memiliki lisensi untuk produk Barbie.
Boneka yang telah menjadi inspirasi fashion dan bidaya ini terus melakukan
ekspansi dan menghasilkan 45 produk konsumen seperti pakaian, dekorasi rumah,
kecantikan, fashion, aksesoris, dan elektronik. Selain Barbie, Mattel juga memiliki
lisensi untuk produk kendaraan mainan, Hot Wheels, yang banyak dibeli oleh
konsumen berbagai usia.

6

Di dalam metode menembus pasar internasional, lisensi memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Kelebihan lisensi:
-

Pemberi lisensi menerima tambahan keuntungan dibanding hanya terpaku
pada suatu proses/metode didalam negeri

-

Dapat memperluaas siklus hidup produk perusahaan

-

Perusahaan pemberi lisensi sering mengalami peningkatan penjualan atas
penggantian suku cadang diluar negeri

-

Bagi perusahaan penerima lisensi akan mendapat hak memproses
teknologi,

yang

pada

gilirannya

mengurangi

biaya

riset

dan

pengembangan
Kekurangan lisensi:
-

Membatasi kesempatan mendapat keuntungan dimasa depan karena hak
khusus perusahaan diperluas sampai periode tertentu

-

Dengan memberikan hak kepada perusahaan lain, perusahaan pemberi
lisensi kehilangan control terhadap kualitas produk dan proses,
penyalahgunaan kekayaan, dan bahkan perlindungan terhadap reputasi
perusahaan.

3. Franchising/waralaba
Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah
suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana
pemilik mereka (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan
untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, system, prosedur, dan cara-cara
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area
tertentu. Franchising hampir sama dengan lisensi. Bedanya, selain menghibahkan
izin penggunaan nama, proses, metode, atau merk, perusahaan membantu
penerima franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah.
Contoh perusahaan pemberi franchise adalah perusahaan jasa dan restoran,
khususnya fast food dan minuman ringan seperti McDonald, Kentucky Fried
Chicken, Pizza Hut.

7

Adapun kelebihan dan kelemahan dari franchising, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera
bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan
manajemen suatu bisnis telah diuji coba sebelumnya dan siap untuk di
implementasikan pada lokasi yang baru.
b. Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya
lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang
diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
c. Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah
kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis
waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba
utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial
seperti membangun bisnis baru.
d. Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang
telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan
pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
e. Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen
finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal-hal seperti ini biasanya sudah
termasuk dalam paket pembelian waralaba.
f. Bisa mendapat untung lebih besar
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah
mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang.
Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh

8

pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari
keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak
kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik
waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh
lebih menguntungkan.
Kekurangan:
a. Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari
pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah
ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat
terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan,
karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
b. Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha
menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang
murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah
ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
c. Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi
waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan
kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan
mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
d. Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli
perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi
para pembeli waralaba.
e. Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah
keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti
keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi biaya ini.
4. Kontrak manajemen

9

Kontrak

manajemen

terjadi

bila

suatu

perusahaan

menyewakan

keahlian/pengetahuannya kepada pemerintah/perusahaan luar negeri dalam bentuk
orang yang datang kepada pemerintah/perusahaan dan mengelola kepentingan
mereka.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah sebagai
berikut:
Kelebihan:
a. Memfokuskan sumber daya perusahaan pada bidang keahliannya
b. Keterpaparan finansial yang minim
Kelemahan:
a. Tingkat kembalian terbatas pada kontrak
b. Dapat pula secara tidak sengaja mentransfer pengetahuan dan teknik mengenai
kepemilikan ke pihak yang dikontrak
5. Kontrak manufacture
Dalam kontrak manufaktur, TNC melakukan kontrak dengan mitra lokalnya
dalam jasa manufaktur. Sehingga kontrak ini dapat dikatakan semacam itegrasi
vertical.
Adapun kelebihan dan kelemahan dari kontrak manajemen, adalah sebagai
berikut:
Kelebihan:
a. Risiko finansial rendah
b. Memperkecil sumber daya yang dipakai dalam proses manufaktur
c. Memfokuskan sumber daya perushaaan pada elemen lain dalam rantai nilai
(value chain)
Kelemahan:
a. Pengendalian

yang

berkurang

(dapat

memengaruhi

kualitas,

jadwal

pengiriman)
b. Mengurangi potensi pembelajaran
6. Investasi langsung

10

Bila suatu perusahaan melakukan investasi secara langsung dari luar negeri
berarti benar-benar membuat komitmen atas modal, orang dan kekayaan
melampaui batas wilayah negaranya. Investasi asing dapat berupa:
a. Patungan
b. Mendirikan cabang yang dimiliki penuh
Alasan investasi:
a. Memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar
b. Mengambil keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar negeri
c. Sebagai strategi bertahan untuk menghadapi gerakan pesaing utamanya atau
untuk mengikuti market leader yang memasuki pasar baru
7. Patungan (Joint Venture)
Patungan adalah kerjasama bisnis dimana satu atau lebih perusahaan
bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Kerja sama bisnis
dimana satu atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk mendirikan beberapa
jenis operasi.
Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) merupakan joint venture
antara PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) dan Bali Tourism Development
Corporation (BTDC) dari pihak Indonesia dengan Emaar Properties dari pihak
Arab. LTDC bertempat di Indonesia.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari joint venture, adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dengan patungan, dapat meningkatkan pertumbuhan dan akses ke pasar baru
sekaligus menghindari tarif dan pajak yang berlebihan.
b. Dapat menetralisasi persaingan yang ada dan potensial, sekaligus melindungi
perusahaan dari risiko dinasionalisasi karena pemerintah lokal berkepentingan
terhadap suksesnya operasi perusahaan.
c. Lebih mudah memperoleh modal di pasar local.
d. Pemerintah lokal memberikan keringanan pajak sebagai insentif bagi
perusahaan asing melakukan patungan dengan perusahaan local.
Kelemahan:

11

a. Bagi TNC, patungan berarti membatasi pengembalian keuntungan ke kantor
pusatnya
b. Bila operasi usaha berhasil, seringkali mengundang nasionalisasi oleh
pemerintah negara tuan rumah
c. Menimbulkan masalah kontrol dan pengambilan keputusan
8. Cabang yang dimiliki penuh
Dengan mendirikan cabang diluar negeri yang dimiliki penuh, suatu
perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran, penentuan
harga, keputusan produksi dan mempertahankan kelebihan teknologi. Dalam
mendirikan cabang, suatu perusahaan dapat memilih untuk mengakuisisi
perusahaan yang telah berjalan atau mendirikan pabrik sendiri.
9. Operasi global
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat mengambil
peluang bisnis yang terjadi diseluruh dunia dan tidak terbatas pada sector tertentu.
Bila dunia semakin berkembang menjadi pasar global dimana produk menjadi
standar di semua budaya, maka perusahaan dapat memproduksi dan menjual
produk yang dapat diandalkan dengan biaya yang murah diseluruh dunia. Contoh
perusahaan yang telah melakukan globalisasi operasi adalah Levi-Strauss,
Pepsico, dan Coca-cola.
10. Investasi portofolio
Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat berharga
yang dapat diperjualbelikan dipasar internasional seperti, uang, obligasi, surat
dagang, sertifikat deposito dan saham. Investor yang memutuskan untuk membeli
surat berharga didorong oleh beberapa alasan terutama:
-

Melakukan diversifikasi portofolionya diantara berbagai pasar dan lokasi

-

Untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi

-

Menghindari resiko politik

-

Berspekulasi dipasar valuta asing

2.3 MOTIVASI MELAKUKAN INTERNASIONALISASI BISNIS

12

Terdapat tiga teori yang umum digunakan untuk menjelaskan motivasi
perusahaan dalam melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Teori pasar tidak sempurna
Teori ini menyatakan bahwa karena adanya biaya dari transfer tenaga kerja
dan sumber daya lain bagi tujuan produksi, perusahaan mungkin berupaya
menggunakan faktor-faktor produksi luar negeri jika faktor-faktor ini lebih murah
daripada faktor-faktor lokal. Transfer tenaga kerja dan sumber daya lainnya,
bahkan dana, umumnya terkena restriksi biaya dan restriksi-restriksi lain, karena
faktor-faktor produksi tidak begitu bersifat mobile dan dapat ditransfer ke mana
saja. Oleh karena pasar-pasar dari berbagai sumberdaya yang digunakan dalam
produksi tidak sempurna, perusahaan akan berupaya memanfaatkan sumberdaya
yang dimiliki negara lain.
Pasar yang tidak sempurna menyediakan insentif bagi perusahaan untuk
menggali kesempatan-kesempatan yang ada di luar negeri. Perusahaan-perusahaan
multinasional berupaya keras untuk mengambil keuntungan dari ketidak
sempurnaan pada pasar domestik (nasional) untuk barang-barang, faktor-faktor
produksi, dan financial assets. Ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan pada pasar
untuk barang-barang tersebut ditranslasikan ke dalam peluang-peluang pasar bagi
perusahaan multinasional.
2. Teori keunggulan komparatif
Teori

keunggulan

komparatif

menekankan

bahwa

spesialisasi

dapat

meningkatkan efisiensi produksi. Negara atau perusahaan dianjurkan untuk
spesialisasi produksi dan ekspor ada produk yang mempunyai keunggulan
komparatif dan mengimpor produk yang tidak mempunyai keunggulan
komparatif. Dengan spesialisasi pada beberapa produk berarti tidak memproduksi
produk lain, sehingga perdagangan anatrnegara amat essential, berdasarkan
argument ini, dapat dipahami mengapa perusahaan dapat memasuki pasar luar
negeri.
J.S. Mill mengungkapkan, bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada
ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif
(Comparative Advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan pada impor barang

13

bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif (Comparative Disadvantage).
Atau, suatu negara akan melakukan ekspor barang bila barang tersebut dapat
diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor barang, jika
barang tersebut diproduksi sendiri dengan biaya produksi yang lebih besar.
David Ricardo mengungkapkan, bahwa perdagangan antar dua negara akan
terjadi bila masing-masing negara memiliki biaya relatif yang terkecil untuk jenis
barang yang berbeda. Jadi teori David Ricardo ini lebih difokuskan pada Cost
Comparative Advantage, dimana perbandingan biaya relatif dalam memproduksi
suatu barang menjadi dasar terjadinya perdagangan antar negara, sehingga dalam
hal ini biaya absolut menjadi tidak relevan sebagai satu-satunya penyebab
terjadinya perdagangan antar negara.
Teori Comparative Advantage yang dikemukakan oleh David Ricardo
didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of labor value) yang menyatakan bahwa
nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang
diperlukan untuk memproduksi satu unit barang . Teori ini memberikan
pemahaman bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional (gain from trade) jika melakukan spesialisasi produksi. Hal ini
mengindikasikan, apabila suatu negara dapat melakukan ekspor barang berarti
negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien dibandingkan negara lain.
Sedangkan jika melakukan impor barang, maka negara tersebut berproduksi relatif
kurang/tidak efisien dibandingkan dengan negara lain.
3. Teori siklus hidup produk.
Teori siklus produk mengatakan bahwa perkembangan hidup suatu produk
mengikuti siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu masa awal dimana
perusahaan

baru

memulai

memperkenalkan

produknya,

di

ikuti

masa

pertumbuhan, masa kematangan, dan terakhir adalah masa penurunan. Pesan dari
teori ini pada dasarnya adalah bahwa bila suatu perusahaan telah mencapai masa
kematangan.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya
menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu

14

ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market
acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline
(obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah
penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan
decline.

Menurut Basu Swastha & Handoko (2013:122), daur hidup produk itu di bagi
menjadi empat tahap, yaitu:
a. Tahap perkenalan (introduction).
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya
barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan,
biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi
yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek
penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang
diperoleh masih rendah.
b. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan
cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai
memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat
dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan
menurunkan harga jualnya.
c. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih
meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen
maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam
sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang

15

baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai
ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
d. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang
baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk
menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah
berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan
sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan
tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat
beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Altematif-alternatif yang
dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
1) Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2) Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksinya agar lebih efisien.
3) Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
4) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
5) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
2.4 MEMPEROLEH KEUNGGULAN KOMPETITIF DI PASAR GLOBAL
Suatu

perusahaan

dikatakan

memiliki

keunggulan

kompetitif

ketika

perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan
sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang
tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain. Perusahaan berusaha menghasilkan
produk barang atau jasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelanggannya dan
mendapatkan keuntungan lebih banyak dibanding dengan pesaingnya. Perusahaan
bisa menghasilkan keuntungan ini dengan menggunakan berbagai strategi. Dalam
bidang sistem informasi keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan
informasi untuk meningkatkan pangsa pasar.

16

Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan
hilangnya batas-batas negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi
pada umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang
bersifat dinamis, maka diperlukan upaya-upaya perusahaan agar tetap survive
serta mampu bersaing secara global. Salah satu upaya penting yang perlu
dilakukan adalah merumuskan strategi perusahaan yang adaptif serta mudah
disesuaikan untuk mengikuti perkembangan perubahan yang terjadi secara
mendadak dalam kondisi persaingan global. Strategi yang memungkinkan
perusahaan beradaptasi serta meningkatkan kemampuan bersaingnya secara global
dalam kondisi perekonomian global yang terbulen adalah melalui aliansi strategis.
Keunggulan kompetitif berasal dari dua sumber keunggulan. Sumber
kenggulan yang pertama, seseorang merasakan value jika jasa/ produk yang
dinikmati sepadan atau lebih besar dari biaya yang keluarkan. Sumber keunggulan
kompetitif yang kedua adalah keunikan. Artinya adalah produk tidak mudah
dicontoh atau di-copy oleh pesaing.
Keunggulan kompetitif dalam tercipta apabila terdapat kesepadanan antara
distinctive competencies dari sebuah perusahaan dengan faktor-faktor kritis untuk
sukses dalam industrinya yang memungkinkan perusahaan. Terdapat dua cara
untuk mencapai keunggulan kompetitif, yaitu :
1. Keunggulan kompetitif dapat tercapai apabila perusahaan melakukan strategi
biaya yang memungkinkan untuk menawarkan produk pada harga yang lebih
rendah dibanding pesaing.
2. Keunggulan kompetitif juga dapat dicapai dengan strategi diferensiasi produk
sehingga pelanggan mempunyai persepsi tentang manfaat mufakat unik yang
membenarkan harga tinggi.
Kedua strategi tersebut mempunyai dampak yang sama untuk menigkatkan
manfaat yang dirasakan pelanggan. Pada dasarnya aliansi adalah sinergi untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif. Dengan beraliansi, perusahaan berharap
dapat menciptakan nilai lebih melalui transfer skill atau berbagai sumber daya di
antara berbagai unit bisnis, sebagai contohnya adalah aliansi yang dilakukan oleh

17

United Technology dengan DOW Chemical yang berhasil membangun suatu
piranti berbasis plastik terpadu untuk keperluan industri kedirgantaraan.
Aliansi Strategis yang dilakukan dua perusahaan atau lebih dalam
menghasilkan suatu produk hanya bisa meringankan beban biaya dan
mempersingkat waktu, tetapi juga mempercepat proses produksi sehingga produk
yang dihasilkan tetap inovatif dan mampu meraih konsumen sehingga
memberikan keuntungan. Aliansi strategis dapat membantu perusahaan untuk
mentransformasikan operasinya dan memperoleh akses pada berbagai sumbersumber baru teknologi, pasar dan wawasan yang mungkin sulit bagi perusahaan
untuk melakukan dan mempelajari dengan sendiri.
Dengan demikian untuk mencapai keunggulan kompetitif, aliansi yang
dilakukan perusahaan pada prinsipnya berupa pengkoordinasian dan saling
keterkaitan (linkage) setiap aktivitas dalam value chain antar perusahaan yang
akan memberikan nilai tambah. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk
mewujudkan aliansi strategis. Ketiga kondisi tersebut adalah :
1. Mitra aliansi tetap independent. Artinya walaupun terjadi aliansi atau
kerjasama tetapi masing-masing perusahaan tetap menjalankan fungsi
usahanya dan tetap independent.
2. Setiap mitra bertanggung jawab atas mitra strategis dalam aliansi, misalnya
tugas pemasaran, penelitian, dan pengembangan.
3. Setiap mitra terus menerus memberikan kontribusi, misalnya apabila terjadi
keresahan dalam perusahaan yang beraliansi. Hal itu menjadi tugas mitra lokal
untuk mengamankan terus menerus .
2.5 STRATEGI GLOBAL TOTAL
Secara umum, ada tiga pandangan tentang strategi global. Pertama, strategi
global adalah salah satu bentuk perusahaan multinasional (multinational
enterprise/MNE) strategi yang menjadi (treats) negara di seluruh dunia sebagai
sebuah pasar global (global marketplace) (Levitt, dan Yip dalam Peng dan Miles,
2009). Strategi MNE lainnya biasanya dikenal sebagai internasional (atau eksportdriven), multidomestik dan transnasional (Bartlett dan Ghoshal dalam dalam Peng

18

dan Miles, 2009). Namun, strategi ini tampaknya merupakan bentuk ideal yang
tidak ada di antara MNE (Rugman dan Verbeke 2004).
Pandangan kedua menjadikan (treats) strategi global sebagai manajemen
strategi internasional (Bruton et al 2004;. Inkpen dan Ramaswamy 2006; Lu
2003). Jadi manajemen internasional strategis lebih luas daripada 'strategi global'
seperti yang didefinisikan oleh pandangan pertama. Pandangan ketiga
mendefinisikan strategi global secara luas: strategi perusahaan di seluruh dunia,
yang merupakan teori perusahaan tentang cara sukses untuk bersaing (Peng dan
Delios 2006). Definisi ini secara eksplisit mencakup strategi perusahaan
internasional (cross-border) dan non-internasional (domestic).
Definisi ketiga menjadikan (treats) strategi global sebagai strategi perusahaan
di seluruh dunia (Peng dan Delios 2006). Dengan kata lain, pengertian strategi
global tidak didefinisikan secara sempit atau tidak relevan (pandangan pertama),
atau menyamakan strategi global dengan manajemen strategis internasional
(pandangan ke dua). Meskipun benar bahwa definisi pertama secara eksplisit
fokus pada aspek-aspek internasional, definisi kedua terfokus tata kelola
perusahaan dan CSR. Secara keseluruhan, global strategi sebagai lapangan di
persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis internasional.
Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan peluangpeluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak
menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan
produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak
responsif terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk
mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan lintas
negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu berbagi sumber
daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas
negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan
Jepang.
Di bawah ini merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
melakukan strategi global:
1. Membentuk tim global

19

Keterlibatan setiap manajer sangat penting bagi keberhasilan strategi
global. Pemilihan anggota tim merupakan kunci daalam pengambilan
keputusan. Anggota tim global yang dipilih berasal dari:
-

Pimpinan bisnis

-

Perwakilan senior dari bisnis terkait

-

Eksekutif perusahaan senior
Idealnya satu tim terdiri dari enam sampai delapan orang. Sebagai

tambahan, tim membutuhkan staf yang bertugas dalam perencanaan. Suatu tim
dipimpin oleh ketua.
Permasalahan yang sering dihadapi oleh tim global adalah menentukan
jadwal rapat. Oleh karena itu, jadwal rapat harus ditentukan pada saat
pertemuan pertama rapat. Karena setiap anggota tim memiliki kesibukan
masing-masing, jadwal rapat sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam satu
bulan. Selain itu dalam pemilihan lokasi rapat, sebaiknya dilakukan bergiliran
dari satu negara ke negara lain.
2. Menentukan bisnis
Pemimpin dari tim global harus memiliki gagasan bisnis yang akan
dianalisis sebelum mereka dapat membentuk tim global, namun gagasan dari
anggota pun diperlukan. Dalam bisnis sendiri terdapat tiga dimensi produk
atau jasa, yaitu fungsi, tenaga kerja, dan layanan konsumen.
3. Mengidentifikasi pasar
Setelah menentukan pasar, tim global menetukan pasar yang akan
dimasuki, mulai dari bentuk pasar, meramalkan permintaan pasar, dan
menentukan market share.
4. Mengidentifikasi pesaing
Tim global harus menentukan pesaing mana yang dianggap paling penting
untuk diidentifikasi. Pesaing yang yang harus dianalisis adalah sebagai
berikut:
a. Semua pesaing global yang memiliki market share di atas 5%
b. Pesaing terbesar yang berada di negara asalnya, meskipun pesaing
tersebut tidak go international.

20

c. Pesaing global yang potensial
Jika memungkinkan, jumlah perusahaan yang masuk daftar pesaing harus
ada sepuluh pesaing atau lebih.
5. Memeriksa strategi inti
Dalam menganalisis strategi global, terkadang beberapa anggota dari tim
global tidak mengetahui apa strategi inti dari bisnis mereka atau memiliki
pandangan yang berbeda mengenai strategi inti dari bisnis mereka. Sehingga
akan sangat membantu jika mengetahui strategi inti sedini mungkin. Cara
yang paling baik dalam memeriksa strategi inti adalah dengan meminta para
anggota menuliskan strategi inti yang ada di pikiran mereka. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kesalahpahaman antaranggota. Strategi inti ini harus
meliputi:
-

Deskripsi mengenai bisnis

-

Tujuan strategis

-

Target keuangan

-

Sumber keunggulan kompetitif

-

Unsur-unsur strategis

-

Aktivitas pertambahan nilai

-

Strategi kompetitif

6. Memeriksa pemilihan negara
Pemilihan negara merupakan hal terpenting dari internasionalisasi dan
globalisasi. Manajer perlu mempertimbangkan segala sesuatu mengenai
negara yang akan dipilih mulai dari kondisi politik, ekonomi, sosial, teknologi,
dan hukum.
Tim global harus mengevaluasi pemilihan negara dengan menggunakan
tahap-tahap berikut:
a. Mengidentifikasi wilayah/negara
Tim global harus mengidentifikasi seluruh wilayah atau negara
yang sudah dipilih atau yang akan dipilih.
b. Mengembangkan subfaktor untuk setiap faktor yang ada

21

Tim global harus mengembangkan daftar dari subfaktor untuk
menaksir setiap faktor.
c. Memeberikan bobot untuk setiap subfaktor
Tim global harus memberikan bobot pada setiap subfaktor dengan
jumlah bobot sebesar 100 poin.
d. Memberikan rating untuk setiap negara pada setiap subfaktor
Tim global harus memberi rating pada setiap wilayah atau negara
pada setiap subfaktor dengan skala 0 sampai 10.
e. Mengkombinasikan bobot dan rating agar menjadi skor total untuk
setiap negara atau wilayah
Untuk menentukan rating total dari setiap negara, bobot dan rating
harus dikalikan, kemudian dijumlahkan.

f. Menentukan skor total untuk resiko dari setiap negara
Total dari rating negara harus menentukan resiko dari tiap negara
seperti kestabilan politik, resiko pengambilalihan, dan resiko nilai
tukar mata uang
7. Mendiagnosis potensi globalisasi industri
Untuk mendiagnosis potensi globalisasi industri, ada dua tahap yang
harus ditempuh. Pada tahap pertama, tim global dapat membuat penilaian
awal dalam rapat. Hasil penilaian dapat diverifikasi oleh manajer dan staf
di tahap kedua. Selanjutnya tim global harus mengidentifikasi bagaimana
globalisasi industri menciptakan peluang.
8. Mengevaluasi strategi global
Terdapat tiga gagasan utama untuk mengevaluasi strategi global:
a. Analisis keuntungan potensial dari penggunaan strategi global
b. Analisis dari globalisasi industri
c. Analisis mengenai reaksi pesaing
9. Mengevaluasi kapabilitas organisasi

22

Selanjutnya tim global akan mengevaluasi organisasi atau perusahaan,
apakah organisasi atau perusahaan tersebut akan mampu atau tidak dalam
memasuki bisnis global
10. Mengembangkan program global
Tugas terakhir dalam analisis strategi global yang akan dilakukan oleh
tim global adalah mengspesifikasi rencana program yang akan mereka
jalankan. Dengan kata lain tahap terakhir ini adalah memastikan
implementasi dari program yang akan dijalankan.

Bagan di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan strategi
global total.

23

1
Membentuk tim
global

2
Menentukan
bisnis
3
Mengidentifikasi
kunci pasar

4
Mengidentifikasi
kunci pesaing
5
Memeriksa
strategi inti
6
Memeriksa
pemilihan negara
7
Mendiganosis
potensi industri
global

8
Mengevaluasi
penggunaan
strategi global

9
Mengevaluasi
kapabilitas
organisasi
10
Mengembangkan
program global

24

BAB 3
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bisnis internasional merupakan suatu transaksi yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain. Terdapat beberapa metode yang dilakukan suatu
perusahaan atau organisasi agar Go International, diantaranya ekspor, lisensi,
franchising/waralaba, kontrak manajemen, kontrak manufacture, patungan (Joint
Venture), cabang yang dimiliki penuh, operasi global, dan investasi portofolio.
Adapun terdapat tiga teori umum yang menjelaskan timbulnya motivasi
melakukan internasionalisasi bisnis, yaitu teori pasar tidak sempurna, teori
keunggulan komparatif, dan teori siklus hidup produk. Selain itu, untuk
memperoleh keunggulan kompetitif di pasar global, yaitu melakukan strategi
biaya dan strategi diferensiasi. Kemudian adapun global strategi yang berperan
sebagai lapangan di persimpangan antara manajemen strategis dan bisnis
internasional.
4.2 Saran
Ini adalah makalah sudah penyusun susun dengan sebaik-baiknya, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan

sumber-sumber

yang

lebih

banyak

yang

tentunya

dapat

dipertanggungjawabkan.
Setelah membaca makalah ini, pembaca disarankan untuk membaca referensi
lain dari media cetak maupun media elektronik.

25

DAFTAR PUSTAKA
Ball, Geringer, Minor, McNett. 2006. Edisi 12 International Business. Bandung:
Salemba Empat
Dharmmesta, Basu Swastha., Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Pemasaran
Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Daniels, J. D., Radebaugh, L. H., & Sullivan, D. P. 2004. International
business: Environments and operations. Upper Saddle River, N.J: Prentice
Hall.
Hill, Charles W.L. 2008. International Business. McGraw Hill Higher Education.
Wicaksono Bagus Kurniawan, 2017. Bisnis Internasional. Dalam
http://wicaksonobagusk97.blogspot.co.id/2017/01/bisnis-internasionalwicaksono-bagus.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Talentia
Kristi,
2013.
Bisnis
Internasional.
Dalam
http://talentiakirsti.blogspot.co.id/2013/01/bisnis-internasional.html
(Diakses tanggal 29 April 2017)
Cerita Kami, 2013. Contoh Perusahaan yang melakukan exporting, licensing,
franchising, joint venture, wholly owned subsidiary. Dalam
http://chitchatmanagement.blogspot.co.id/2013/04/contoh-perusahaanyang-melakukan.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Untoro, 2015. Strategi Global. Dalam http://untoro14.blogspot.co.id/2015/11/
strategi-global.html (Diakses tanggal 29 April 2017)
Rohmanto,
2015.
Manajemen
Keuangan
Internasional.
Dalam
http://rohmanto96.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-keuanaganinternasional.html (Diakses tanggal 29 April 2017)

iv