PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KALIMAT BERHURUF JAWA MENGGUNAKAN PASANGAN DENGAN M0DEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VIC SD NEGERI LANDUNGSARI 01 KOTA PEKALONGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Yatini SDN Landungsari 01

Abstrak

Rumusan masalah ini adalah bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran, peningkatan hasil belajar dan perubahan prilaku peserta didik kelas IVC SD Negeri Landungsari 01 pada kompetensi menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe MAM(Make A Match).PTK ini dilaksanakan dalam dua siklus.Terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik dari aspek respon peserta didik dalam menerima materi, antusias dalam pembentukan kelompok, sikap menghargai teman, keaktifan dalam membantu teman, kemampuan berkominikasi dengan teman, keseriusan mengerjakan kuis dan ketepatan dalam mengerjakan tugas. Rata-rata hasil belajar yang dicapai peserta didik pada prasiklus sebesar 55,16 dan berada dalam kategori cukup. Pada siklus I, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan sebesar 13,68 atau sebesar 43% menjadi sebesar 68,84 dan berada dalam kategori baik. Pada siklus II, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan sebesar 9,96 atau sebesar 31% menjadi sebesar 78,80 dan berada dalam kategori baik. Peningkatan nilai rata-rata tersebut membuktikan keberhasilan pembelajaran menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make A Match)

Kata Kunci: kompetensi menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan

pasangan, model pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make A Match)

PENDAHULUAN

Kompetensi menulis kalimat berhuruf jawa Pembelajaran Bahasa Jawa tentang

menggunakan pasangan pada peserta didik menulis kalimat berhuruf jawa, penting

kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota untuk melestarikan budaya jawa sebagai

Pekalongan masih rendah, disebabkan bagi salah satu unsur kebudayaan Nasional.

peserta didik pelajaran Bahasa Jawa menulis Namun demikian kenyataan pembelajaran

huruf jawa cukup sulit untuk dipelajari, Bahasa Jawa menulis kalimat berhuruf

peserta didik juga kurang aktif dalam jawa menggunakan pasangan pada peserta

kegiatan pembelajaran, peserta didik didik Kelas VIC SD Negeri Landungsari

cenderung tidak peduli ketika guru menulis

01 Kota Pekalongan semester I tahun huruf jawa di papan tulis. Keadaan peserta pelajaran 2015/2016 hasilnya masih

didik di atas dipengaruhi oleh guru masih rendah. Kelas VIC dengan jumlah peserta

menggunakan pendekatan pembelajaran didik 32 orang, pada pembelajaran

yang konvensional. Guru dalam melakukan kompetensi “Menuliskalimat berhuruf pembelajaran masih menggunakan hafalan jawamenggunakan aksara jawa kepada peserta didik sehingga pasangan” hasilnya 23

pembelajaran menjadi kurang menarik. Guru peserta didik (72%) belum tuntas, dan belum optimal dalam menggunakan media. baru 9 peserta didik atau 28,125%yang Pembelajaran masih berpusat pada guru mencapai ketuntasan, melampaui Kriteria (teacher center) sehingga belajar peserta Ketuntasan Minimal (KKM) yang didik kurang bermakna. Lingkungan peserta ditetapkan di Kelas VIC SD Negeri

didik kurang mendukung dalam berbahasa Landungsari 01 Kota Pekalongan yaitu 61.

Jawa karena dalam pergaulan sehari-hari Model pembelajaran make and match

sering menggunakan Bahasa Indonesia. adalah

tersebut, dalam mengutamakan penanaman kemampuan

pembelajaran Bahasa Jawa, peserta didik sosial terutama kemampuan bekerja sama,

kelas VI C SD Negeri Landungsari 01 kemampuan

Kota Pekalongan mengalami kesulitan kemampuan berpikir cepat melalui

berinteraksi

disamping

berhuruf permainan mencari pasangan dengan

dalammenuliskalimat

jawamenggunakan pasangan.Oleh sebab dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59). Menurut

itu penulis berusaha untuk memperbaiki Rusman (2011: 223-233) Model Make-A

pembelajaran di kelas VIC SD Negeri Match (membuat pasangan) merupakan

Landungsari 01 Kota Pekalongan untuk salah satu jenis dari metode dalam

meningkatkan kompetensi peserta didik pembelajaran kooperatif. Model make-a

berhuruf match atau mencari pasangan merupakan

tentangmenuliskalimat

jawamenggunakan pasangan, melalui salah satu alternatif yang dapat diterapkan

Penelitian Tindaka Kelas (PTK) yang kepada

pelaksanaannya di rencanakan dua pembelajaran tipe Make-A Match antara

siklus.Diharapkan setelah guru mengubah lain: (a) dapat meningkatkan aktivitas

strategi pembelajaran dengan model belajar siswa, baik secara kognitif maupun

pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make- fisik; (b) karena ada unsur permainan,

A Match ) dan pembelajaran yang metode

kontekstual, anak lebih tertarik dan merasa meningkatkan pemahaman siswa terhadap

ini

menyenangkan,(c)

senang, dapat meningkatkan kompetensi materi yang dipelajari dan dapat

berhuruf meningkatkan motivasi belajar siswa.

menuliskalimat

pasangan, dan Dengan

jawamenggunakan

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make

kelebihan

model

yang telah ditetapkan SD Negeri

A Match ), maka cocok digunakan dalam Landungsari 01 Kota Pekalongan. pembelajaran Bahasa

Rumusan masalah dalam penelitian peningkatan kompetensi menulis kalimat

Jawa

dalam

ini adalah sebagai berikut : 1) berhuruf jawa menggunakan pasangan.

Bagaimanakah

proses pembelajaran proses pembelajaran

A Match ).

kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota Pekalongan ?; 2) Seberapa besar hasil

LANDASAN

TEORITIS DAN

peningkatan yang diperoleh peserta didik

HIPOTESIS

dalam pembelajaran

kompetensi

Pembelajaran Bahasa Jawa

menuliskalimat

Bahasa Jawa adalah suatu bahasa menggunakan pasanganpada peserta didik

berhuruf

jawa

daerah yang merupakan bagian dari kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota

kebudayaan nasional Indonesia, yang Pekalongan ?; dan 3) Bagaimanakah

hidup dan tetap dipergunakan dalam perubahan sikap dan tingkah laku setelah

masyarakat bahasa yang bersangkutan. mendapatkan pembelajaran kompetensi

Bahasa Jawa terus berkembang maka menuliskalimat

diperlukan penyesuaian ejaan huruf Jawa. menggunakan pasanganpada peserta didik

berhuruf

jawa

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota

daerah sehingga perlu dilestarikan supaya Pekalongan ?

keberadaannya.Menurut Tujuan penelitian ini adalah untuk:

tidak

hilang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1) Mendiskripsikan proses pelaksanaan (KTSP) (2006) ruang lingkup mata pembelajaran kompetensi menuliskalimat

pelajaran bahasa Jawa adalah: (a) berhuruf

kemampuan berkomunikasi yang meliputi pasangandengan model pembelajaran

jawa

menggunakan

mendengarkan, berbicara, membaca, dan kooperatif tipe MAM (Make-A Match)

menulis; (b) kemampuan menulis huruf pada peserta didik kelas VIC SD Negeri

Jawa; (c) meningkatkan kepekaan dan Landungsari 01 Kota Pekalongan; 2)

penghayatan terhadap karya sastra Jawa; Mendiskripsikan

(d) memupuk tanggung jawab untuk pembelajaran kompetensi menuliskalimat

peningkatan

melestarikan hasil kreasi budaya sebagai berhuruf

salah satu unsur kebudayaan nasional. pasangandengan model pembelajaran

jawa

menggunakan

Pembelajaran bahasa Jawa di sekolah kooperatif tipe MAM (Make-A Match)

dasar meliputi membaca, menyimak, pada peserta didik kelas VIC SD Negeri

berbicara, menulis. Membaca diarahkan Landungsari 01 Kota Pekalongan; 3)

pada kemampuan memahami isi bacaan, Mendiskripsikan perubahan tingkah laku

makna suatu bacaan ditentukan oleh situasi pada peserta didik setelah mengikuti

dan konteks dalam bacaan. Kegiatan pembelajaran menulis kalimat berhuruf

menyimak pada hakikatnya sama dengan jawa menggunakan pasangan dengan

kegiatan membaca hanya saja pada model pembelajaran kooperatif tipe MAM

menyimak merupakan pemahaman teks (Make-A Match) pada peserta didik kelas

lisan. Kegiatan menulis diarahkan untuk VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota

kemampuan Pekalongan.

mengembangkan

mengungkapkan gagasan, pendapat, pesan Penelitian ini diharapkan dapat

dan perasaan secara tertulis. Kegiatan dimanfaatkan sebagai panduan guru

berbicara diarahkan pada kemampuan dalam pembelajaran Bahasa Jawa pada

mengungkapkan gagasan, pendapat, pesan materi menulis huruf jawa di sekolah dasar

dan perasaan secara lisan dengan denganmemanfaatkan model pembelajaran

menggunakan bahasa Jawa. Berdasarkan kooperatif

uraian tentang bahasa Jawa di atas Match ),dapat menumbuhkan minat belajar,

melandasi penetapan tujuan pembelajaran dapat meningkatkan kompetensipeserta

dikelas. Tujuan pembelajaran bahasa Jawa didik untuk meningkatkan hasil belajar

khususnya keterampilan menulis kelas VI, siswa melalui pembelajaran dengan

tertuang dalam silabus mata pelajaran memanfaatkan langkah-langkah model

muatan lokal (bahasa Jawa) untuk jenjang muatan lokal (bahasa Jawa) untuk jenjang

VI Semester I.

Tabel 1. Silabus Bahasa Jawa kelas VI SD Semester I Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Mendengarkan

1.1 Mendengarkan cerita anak Mampu mendengarkan dan memahami

1.2 Mendengarkan cerita tokoh ragam wacana lisan melalui pembacaaan

wayang Arjuna

teks cerita anak dan cerita wayang.

2. Berbicara

2.1 Melaporkan hasil pengamatan Mampu mengungkapan pendapat dan

2.2 Menanggapi hasil pengamatan perasaan secara lisan tentang hasil pengamatan dengan ragam bahasa tertentu.

3. Membaca

3.1 Membaca pemahaman teks non Mampu membaca dan memahami teks

sastra

non sastra, membaca huruf Jawa dan

3.2 Membaca kalimat berhuruf jawa mengapresiasikan tembang macapat.

yang menggunakan pasangan.

3.3 Membaca tembang Pangkur.

4. Menulis

4.1 Menulis karangan Mampu menulis karangan dalam ragam

4.2 Menulis kalimat berhuruf jawa bahasa tertentu dan menulis huruf Jawa

menggunakan pasangan.

Standar kompetensi menulis yang akan mengemukakan gagasan, perasaan, dan diteliti, yaitu standar kompetensi mampu

pemikiran-pemikirannya kepada orang atau menulis karangan dalam ragam bahasa

pihak lain dengan menggunakan media tertentu dan menulis huruf Jawa. Dan

tulisan.

kompetensi dasarnya adalah menulis Berdasarkan pendapat para ahli kalimat berhuruf jawa menggunakan

mengenai menulis, peneliti sependapat pasangan.

dalam penelitian ini bahwa menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili

Hakikat menulis bahasa yang dimengerti orang lain. Karena

Menurut Tarigan dalam Syarif, menulis dengan huruf Jawa (aksara jawa) menggunakan simbol khusus untuk bisa

Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis

dipahami orang lain.

berarti mengekpresikan secara tertulis

gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan

perasaan. Lado dalam Elina Syarif,

Huruf Jawa (Aksara jawa )

Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga Dalam pembelajaran Bahasa Jawa, mengungkapkan pendapatnya mengenai

huruf Jawa lebih dikenal dengan nama menulis yaitu: meletakkan simbol grafis

aksara jawa. Aksara jawa ada dua macam yang mewakili bahasa yang dimengerti

yaitu aksara jawa nglegena/carakan (belum orang lain. Nurjamal dalam Sumirat, Darwis

mendapat tambahan) dan aksara jawa (2011:69) mengemukakan bahwa menulis

pasangan yaitu :

sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah

kemampuan seseorang

dalam

Tabel 2 Aksara jawa

Aksara pasangan ialah huruf Jawa pasangan adalah untuk menghilangkan seperti halnya carakan, yang jumlahnya

tanda pangkon dan untuk mematikan huruf juga 20 buah, tetapi bentuk dan fungsinya

di depan atau di atasnya. Pasangan dapat berbeda. Penulisan huruf pasangan ada

diartikan sebagai “setelan”, karena setiap yang di depan huruf carakan dan ada yang

huruf jawa mempunyai pasangan sendiri- dibelakang huruf carakan. Fungsi huruf

sendiri seperti di bawah ini:

Tabel 3 Aksara Pasangan

Aksara jawa hingga sekarang masih belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian digunakan di dalam pembelajaran bahasa

informasi, seringkali dengan bahan bacaan Jawa di sekolah. Aksara jawa terintegrasi

daripada secara verbal. Selanjutnya peserta pada mata pelajaran bahasa Jawa.

didik dikelompokkan ke dalam kelompok belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru

Model Pembelajaran tipe MAM ( Make-

pada saat peserta didik bekerja bersama

A Match) untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Model pembelajaran menurut Joyce &

Fase terakhir pembelajaran kooperatif Weiladalah suatu rencana atau pola yang

meliputi presentasi hasil akhir kerja dapat

kelompok, atau evaluasi tentang apa yang kurikulum (rencana pembelajaran jangka

telah mereka pelajari dan memberi panjang),

terhadap usaha-usaha pembelajara, dan membimbing pembelajaran

kelompok maupun individu. (Ahmadi, dikelas atau yang lain (Joyce & Weil,

2010)model pembelajaran ini memiliki ciri- 1980:1). Sedangkan model Make-A Match

ciri yaitu untuk menuntaskan materi merupakan model pembelajaran aktif,

belajarnya, peserta didik belajar dalam kreatif,

kelompok atau bersama peserta didik lain. (PAKEM), yaitu pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran make and (Cooperatif Learning) yang mengutamakan

match adalah sistem pembelajaran yang kerja sama dan kecepatan di antara peserta

mengutamakan penanaman kemampuan didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

sosial terutama kemampuan bekerja sama, Dalam

berinteraksi disamping kooperatif terdapat enam langkah utama atau

kemampuan berpikir cepat melalui tahapan di dalam pelajaran, pelajaran

permainan mencari pasangan dengan dimulai dengan guru menyampaikan tujuan

dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59). pelajaran dan memotivasi peserta didik

3. Guru perlu persiapan alat dan bahan mengungkapkan bahwa model make and

yang memadai.

match adalah model pembelajaran dimana

4. Jika kelas termasuk gelas gemuk (lebih guru menyiapkan kartu yang berisi soal

dari 30 orang/kelas) berhati-hatilah. atau permasalahan dan menyiapkan kartu

5. Memakan waktu yang banyak karena jawaban kemudian peserta didik mencari

sebelum masuk kelas terlebih dahulu pasangan kartunya. Model pembelajaran

kita mempersiapkan kartu-kartu. make and match merupakan bagian dari

Dengan diketahui kelemahan model pembelajaran

pembeajaran tipe MAM ( Make-A Match ) ini pembelajaran kooperatif didasarkan atas

kooperatif.

Model

diharapkan akan dapat diminimalisir falsafah homo homini socius, falsafah ini

keberadaannya dalam pembelajaran yang menekankan bahwa manusia adalah

akan disajikan.

mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model make and match melatih peserta didik untuk

Kerangka Berfikir

memiliki sikap sosial yang baik dan Model pembelajaran kooperatif tipe melatih kemampuan peserta didik dalam

MAM ( Make-A Match ) adalah satu pilihan bekerja sama disamping melatih kecepatan

tepat yang mampu menjembatani guru dan berfikir peserta didik. peserta didik untuk melewati proses

Model MAM ( Make-A Match ) atau pembelajaran yang bermakna baik bagi mencari pasangan merupakan salah satu

peserta didik maupun bagi guru. alternatif yang dapat diterapkan kepada

Pembelajaran model koooperatif tipe peserta didik. Penerapan metode ini

MAM ( Make-A Match ) adalah salah satu dimulai dari teknik yaitu peserta didik

pembelajaran kooperatif yang diterapkan disuruh mencari pasangan kartu yang

untuk peserta didik mencari pasangan merupakan jawaban/soal sebelum batas

sambil belajar mengenai suatu konsep atau waktunya, peserta didik yang dapat

topik dalam suasana yang menyenangkan . mencocokkan kartunya diberi point.

Sebagaimana model yang lain, model ini Adapun

model pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make-A Match)

berkelompok (learning community). Model yaitu:

ini dapat membangkitkan semangat peserta

1. Suasana kegembiraan akan tumbuh didik dengan mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran (Let them

untuk aktif dalam proses pembelajaran. move ).

Model MAM ( Make-A Match )

2. Kerjasama antara sesama peserta didik melatih peserta didik untuk memiliki sikap terwujud secara dinamis.

sosial yang baik dan melatih kemampuan

3. Munculnya dinamika gotong royong peserta didik dalam bekerja sama yang merata diseluruh peserta didik

disamping melatih kecepatan berfikir

4. Murid mencari pasangan sambil belajar peserta didik. Model ini sangat sederhana mengenai suatu konsep atau topic dalam

tetapi di dalamnya peserta didik diberi suasana menyenangkan.

kesempatan untuk melakukan kolaborasi Selain memiliki kelebihan dalam

dan elaborasi dengan teman sebaya dalam pembelajaran ini, juga terdapat kelemahan

kelompok untuk dalam penerapan yaitu:

bentuk

diskusi

memecahkan suatu permasalahan”. Tujuan

1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk utamanya adalah agar peserta didik lebih melakukan kegiatan.

termotivasi terhadap pembelajaran, dapat

2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi bekerjasama dengan teman dan pada jagan sampai peserta didik terlalu

akhirnya kompetensinya akan meningkat banyak bermain-main dalam proses

secara signifikan.

pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir dilakukan dapat berlangsung dengan tersebut, peneliti berasumsi bahwa: 1)

lancar. Sebelum penelitian tindakan siklus Ada

I dilaksanakan, peneliti melakukan tes pembelajaran menulis kalimat berhuruf

awal untuk mengetahui seberapa jauh jawa menggunakan pasangan peserta didik

kemampuan peserta didik menulis kalimat setelah dilakukan pembelajaran dengan

berhuruf jawa menggunakan pasangan model pembelajaran kooperatif tipe MAM

menghargai. Hasil tes awal dijadikan ( Make-A Match ); 2) Ada peningkatan

pedoman untuk perbaikan pada siklus I dan kompetensi dalam pembelajaran menulis

siklus II.

kalimat berhuruf jawa menggunakan Subyek penelitian tindakan kelas pasangan peserta didik setelah dilakukan

iniadalah kemampuan peserta didik dalam pembelajaran dengan model pembelajaran

pembelajaran menulis kalimat berhuruf kooperatif tipe MAM ( Make-A Match );

jawa menggunakan pasangan. Dalam

penelitian ini , data yang diperoleh dari pembelajaran menulis kalimat berhuruf

3) Ada perubahan

perilaku

dalam

peserta didik kelas VIC SD Negeri jawa menggunakan pasangan peserta didik

Landungsari 01 Kota Pekalongan. Peneliti setelah dilakukan pembelajaran dengan

mengambil subyek tersebut denganalasan model pembelajaran kooperatif tipe MAM

yaitu: (1) berdasarkan hasil wawancara ( Make-A Match ).

yang dilakukan dengan guru kelas VIC, tentang kondisi peserta didik terhadap

METODE PENELITIAN

pencapaian kemampuan pembelajaran Penelitian ini adalah penelitian

Bahasa Jawa khususnya menulis kalimat tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan

berhuruf jawa menggunakan pasangan , kelas adalah penelitian yang berbasis kelas,

(2) sesuai dengan kurikulum standar isi oleh karena itu masalah yang diteliti dalam

yang menyatakan bahwa kelas VIC harus PTK adalah masalah yang muncul dalam

dapat menulis kalimat berhuruf jawa kelas. Dalam penelitian ini akan dilakukan

menggunakan pasangan dan (3) pada kelas dua siklus. Siklus I akan digunakan untuk

VIC adalah kelas dengan penerapan mengetahui kemampuan peserta didik

pembelajaran dengan kurikulum tingkat dalam menulis kalimat berhuruf jawa

satuan pendidikan.

menggunakan pasangan dalam tindakan Penelitian ini menggunakan dua awal penelitian dan sekaligus digunakan

variabel, yaitu kemampuan peserta didik sebagai refleksi untuk melakukan siklus II,

dalam pembelajaranmenulis kalimat sedangkan siklus II bertujuan untuk

berhuruf jawa menggunakan pasangan mengetahui

penggunaan model terhadap pelaksanaan proses belajar

pembelajaran kooperatif tipe MAM mengajar yang didasarkan pada refleksi

( Make-A Match ). Indikator kinerja dalam siklus I. Penelitian ini dilaksanakan dalam

penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu bentuk proses pengkajian berdaur. Proses

kuantitatif dan aspek pengkajian terdiri atas empat tahap, yaitu:

aspek

kualitatif.Dalam indikator kuantitatif, perencanaan, tindakan, observasi, dan

penilaian dilakukan atas dasar teknik tes. refleksi. Observasi awal dilakukan sebelum

dinyatakan berhasil melaksanakan keempat tahap tersebut

Peserta

didik

melakukan pembelajaran menulis supaya peneliti dapat mengetahui kondisi

kalimat berhuruf jawa menggunakan peserta didik selama melaksanakan

pasangan jika nilai yang diperoleh sesuai pembelajaran

dengan target yang diharapkan. Dalam mengidentifikasi

penelitian ini menghendaki nilai yang peserta didik dalam pembelajaran. Selain

kesulitan-kesulitan

dicapai sesuai dengan KKM, yaitu sebesar itu, peneliti dan peserta didik bisa saling

61. Peserta didik yang memperoleh nilai mengenal sehingga penelitian yang akan

minimal 61 maka dinyatakan tuntas, minimal 61 maka dinyatakan tuntas,

indikatornya meliputi : (1) mampu Sedangkan dalam indikator kualitatif

menentukan pasangan huruf jawa dalam penilaian dilakukan atas dasar teknik

kalimat. 2) mampu menulis kalimat nontes. Indikator kualitatif untuk

berhuruf jawa menggunakan pasangan (3) pembelajaran menulis kalimat berhuruf

mampu menyalin kalimat tulisan huruf jawa menggunakan pasangan dengan

tulisan huruf model pembelajaran kooperatif tipe MAM

jawa

dengan

latin.Menunjukan bahwa kemampuan ( Make-A Match ) yaitu mengenai proses

berhuruf Jawa pembelajaran dan perubahan perilakun

menulis

kalimat

menggunakan pasangan peserta didik kelas peserta

VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota pembelajaran menulis kalimat berhuruf

Pekalongan pada tahap prasiklus masih jawa menggunakan pasangan dengan

dalam kategori cukup, terbukti dengan model pembelajaran kooperatif tipe MAM

nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar ( Make-A Match ) 55,16dalam

rentang nilai 51-60. Instrumen

Berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada digunakan untuk pengumpulan data

penelitian

yang

peserta didik yang mendapatkan nilai dalam penelitian tindakan kelas ini berupa

dengan kateori sangat baik. Terdapat instrumen tes dan instrumen nontes.

9peserta didik atau sebesar 28 % yang Instrumen tes digunakan untuk mengetahui

mendapatkan nilai dengan kategori baik data kemampuan peserta didik dalam

dengan rentang nilai 61-84. Adapun pembelajaran menulis kalimat berhuruf

kategori cukup sebanyak 11 peserta didik jawa menggunakan pasangan . Instrumen

atau sebesar 34% dengan rentang nilai 51- nontes, yaitu lembar observasi, lembar

60 dan kategori kurang sebanyak 12 jurnal, lembar wawancara, dan lembar

peserta didik atau sebesar 38% dengan dokumentasi foto digunakan untuk

rentang nilai 0-50. Sebagian besar peserta mengungkapkan perubahan tingkah laku

didik masih memperoleh skor berkategori peserta

cukup dan kurang. Jadi, perlu segera pembelajaran menulis kalimat berhuruf

dilakukan perbaikan, agar kemampuan jawa menggunakan pasangan dengan

dalam menulis kalimat berhuruf Jawa model pembelajaran kooperatif tipe MAM

menggunakan pasangan peserta didik ( Make-A Match ).

meningkat.

Teknik pengumpulan data adalah Sedangkan hasil tes kemampuan cara yang digunakan untuk mengumpulkan

dalam menulis kalimat berhuruf Jawa data penelitian. Dalam penelitian ini,

menggunakan pasangan untuk setiap teknik yang digunakan adalah teknik tes

indikator pada prasiklus. Menunjukan dan nontes. Data tes dikumpulkan melalui

bahwa kemampuan menentukan pasangan penilaian tes kemampuan menulis kalimat

huruf jawa dalam kalimat, peserta didik berhuruf jawa menggunakan pasangan

kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota dengan model pembelajaran kooperatif

Pekalongan pada tahap prasiklus masih tipe MAM ( Make-A Match ) , sedangkan

dalam kategori cukup,terbukti dengan nilai data

rata-rata kelas yang dicapai sebesar observasi, catatan lapangan, catatan harian,

nontes dikumpulkan

melalui

59,38dalam rentang nilai 51-60. wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan data dari tersebut, tidak ada peserta didik yang mendapatkan nilai

HASIL PENELITIAN

DAN

dengan kateori sangat baik. Terdapat 9

PEMBAHASAN

peserta didik atau sebesar 28 % yang

Pra Siklus

mendapatkan nilai dengan kategori baik Hasil tes awal kemampuan peserta

dengan jumlah skor 650. Adapun kategori didik dalam menulis kalimat berhuruf

cukup sebanyak 12 peserta didik atau cukup sebanyak 12 peserta didik atau

kategori cukup sebanyak 8 peserta didik didik atau sebesar 34% dengan rentang

atau sebesar 25 %, sedangkan kategori nilai 0-50. Sebagian besar peserta didik

kurang sebanyak 18 peserta didik atau masih memperoleh skor berkategori cukup

sebesar 56%. Dengan demikian peserta dan kurang. Kemudian untuk kemampuan

didik yang berhasil mencapai ketuntasan menulis

pada indikator ini sebanyak 6 peserta menggunakan pasangan peserta didik

didik atau sebesar 19%. Jadi, nilai rata-rata kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota

kemampuan menulis kalimat berhuruf Pekalongan pada tahap prasiklus masih

jawa menggunakan pasangan indikator dalam kategori kurang, terbukti dengan

mampu menyalin kalimat tulisan huruf nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar

jawa dengan tulisan huruf latin pada 50,94 dalam rentang nilai 0-50.

prasiklus sebesar 54,69 atau kategori Berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada

cukup. Sebagian besar peserta didik masih peserta didik yang mendapatkan nilai

memperoleh skor berkategori cukup dan dengan kateori sangat baik. Terdapat 5

kurang.

peserta didik atau sebesar 16 % yang mendapatkan nilai dengan kategori baik

Hasil Siklus 1

dengan jumlah skor 360. Adapun kategori Proses Pembelajaran Menulis Kalimat cukup sebanyak 6 peserta didik atau

Berhuruf Jawa Menggunakan Pasangan sebesar 19% dengan rentang nilai 51-60

dengan Model Pembelajaran dan kategori kurang sebanyak 21 peserta

Kooperatif Tipe MAM pada Siklus I didik atau sebesar 54% dengan rentang

pembelajaran menulis nilai 0-50. Sebagian besar peserta didik

Proses

kalimat berhuruf jawa menggunakan masih memperoleh skor berkategori

pasangan dengan model pembelajaran kurang. Selanjutnya, untuk indikator

kooperatif tipe MAM (Make A Match) menyalin kalimat tulisan huruf jawa

sebagai berikut:

dengan tulisan huruf latin kategori baik

Tabel 4. Proses Pembelajaran

Prosent No

Indikator

F ase

1 Intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat pada pembelajaran menulis

kalimat berhuruf jawa 23 72% menggunakan pasangan

2 Terjadinya proses penjelasan yang kondusif tentang cara menulis kalimat berhuruf Jawa menggunakan 21 67% pasangan..

3 Intensifnya proses peserta didik berdiskusi dengan didampingi guru sehingga peserta didik mampu 22 69% berperilaku melestarikan budaya Jawa.

4 Kondusifnya kondisi peserta didik saat memaparkan 21 67% hasil diskusi di depan kelas

5 Terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta didik bisa menyadari kekurangan saat proses 20

63% pembelajaran dan mengetahui apa yang akan

dilakukan setelah proses pembelajaran. Keterangan : Sangat baik

: 85% - 100%

Dari Tabel 4 di atas ditunjukkan kekurangan saat proses pembelajaran dan indikator intensifnya proses internalisasi

mengetahui apa yang akan dilakukan penumbuhan minat belajar Bahasa Jawa,

setelah proses pembelajaran, terdapat 20 terdapat

peserta didik yang memperhatikan atau memperhatikan atau sebesar 72% dan

sebesar 63% data termasukdalam kategori termasuk dalam kategori baik. Indikator

baik.

terjadinya proses penjelasan yang kondusif tentang bagaimana cara menulis kalimat

Peningkatan Kemampuan Menulis

berhuruf Jawa menggunakan pasangan.,

Kalimat Berhuruf Jawa Menggunakan

Pasangandengan Model Pembelajaran

memperhatikan atau sebesar 67% dan

Kooperatif Tipe MAM

termasuk dalam kategori baik. Indikator Berdasarkan hasil tes pada siklus I, intensifnya proses peserta didik berdiskusi

telah terjadi peningkatan kemampuan dengan didampingi guru sehingga peserta

berhuruf jawa didik mampu berperilaku melestarikan

menulis

kalimat

menggunakan pasanganpeserta didik kelas budaya Jawa, terdapat 22 peserta didik

VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota yang memperhatikan atau sebesar 69%

Pekalongan. Peningkatan ini dipengaruhi dan termasuk dalam kategori baik.

oleh penggunaan model pembelajaran Indikator kondusifnya kondisi peserta

kooperatif tipe MAM (Make A Match) didik saat memaparkan hasil diskusi di

dalam pembelajaran. Berikut hasil tes depan kelas, terdapat 21 peserta didik yang

siklus I kemampuan peserta didik dalam memperhatikan atau sebesar 67% dan

berhuruf jawa termasuk dalam kategori baik. Indikator

menulis

kalimat

menggunakan pasangan dapat dilihat pada terbangunnya suasana yang reflektif

tabel di bawah ini.

sehingga peserta didik bisa menyadari

Tabel 5. Hasil Tes Awal Kemampuan Menulis Kalimat Berhuruf Jawa Menggunakan

Pasangan Siklus I

Rentang

Presenta

No Kategori

F Bobot

1. Rata-rata nilai yang diperoleh baik

peserta didik 2203/32 = 68,84 dan

2 Baik 61-84

termasuk dalam kategori baik

3 Cukup 51-60

2. Ketuntasan individu dengan skor

4 Kurang 0-50

maksimal 61dicapai oleh 17peserta didik

3. Ketuntasan klasikal dengan rata- Jumlah

rata 1569/20=78,45atau 62% dari total peserta didik yang ada.

Berdasarkan data pada Tabel 5 di Pekalongan pada siklus I dalam kategori atas ditunjukkan bahwa kemampuan

baik, terbukti dengan nilai rata-rata kelas menulis kalimat berhuruf

yang dicapai sebesar 68,84 dalam rentang menggunakan pasangan peserta didik kelas

jawa

nilai 61-84. Berdasarkan data dari tabel VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota

tersebut, peserta didik yang mendapatkan tersebut, peserta didik yang mendapatkan

dengan model Pembelajaran Kooperatif

sebesar 12%. Terdapat 16 peserta didik

tipe MAM

atau sebesar 50 % yang mendapatkan nilai

proses kegiatan dengan kategori baik dengan jumlah skor

Selama

pembelajaran menulis kalimat berhuruf 1186. Adapun kategori cukup sebanyak 8

jawa menggunakan pasangan dengan peserta didik atau sebesar 25% dengan

model pembelajaran kooperatif tipe MAM rentang nilai 51-60. Sebagian besar

(Make A Match), tidak semua peserta didik peserta didik memperoleh skor berkategori

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Namun begitu masih perlu dilakukan

baik. Peneliti dapat memaklumi keadaan perbaikan, agar kemampuan dalam

tersebut karena proses pembelajaran yang menulis kalimat berhuruf

dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang menggunakan pasangan peserta didik

jawa

baru dan belum pernah diajarkan pada lebih meningkat. Berikut perincian hasil

peserta didik sebelumnya, sehingga tes kemampuan dalam menulis kalimat

proses untuk berhuruf jawa menggunakan pasangan

dibutuhkan

menyesuaikannya. Pada pembelajaran untuk setiap indikator pada siklus I.

sebelumnya masih sering dilakukan secara konvensional, yang terkesan kegiatannya

Respon Peserta didik selama Proses

monoton. Berikut adalah tabel data hasil

observasi yang diperoleh peneliti.

Berhuruf Jawa Menggunakan Pasangan

Tabel 6. Hasil Observasi Perilaku Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik

Indikator

Tidak

Aktif Presentase

Presentase Aktif

1. Respon peserta didik dalam menerima materi

3. Sikap menghargai pendapat teman

4. Keaktifan dalam membantu teman

5. Kemampuan berkomunikasi dengan

9 28% teman

6. Keseriusan mengerjakan kuis

7. Ketepatan waktu mengerjakan tugas

Berdasarkan Tabel 6 tersebut dapat sebanyak 25 peserta didik atau 78%, diketahui bahwa respon peserta didik

sedangkan sisanya sebesar 7 peserta didik dalam menerima materi yang aktif

atau 22%tidak aktif. Untuk indikator sikap sebanyak 25 pestra didik atau 78%,

peserta didik dalam menghargai pendapat sedangkan sisanya 7 peserta didik atau

teman sebesar 23 atau 72%, sedangkan 22% peserta didik yang tidak aktif. Untuk

peserta didik yang kurang menghargai indikator antusias peserta didik dalam

pendapat teman sebesar 9 bpeserta didik pembentukan kelompok yang aktif

atau 28%. Untuk indikator keaktifan atau 28%. Untuk indikator keaktifan

sedangkan peserta didik yang tidak aktif sebanyak 11 peserta didik atau sebesar

Hasil siklus 2

28%. Untuk indikator kemampuan

Proses Pembelajaran Menulis Kalimat

berkomunikasi dengan teman sebanyak 23

Berhuruf Jawa Menggunakan Pasangan

peserta didik atau sebanyak 72%,

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

sedangkan peserta

didik

yang

tipe MAM

pembelajaran menulis aktif sebanyak 9 peserta didik atau sebesar

berkomunikasi dengan teman tetapi tidak

Proses

kalimat berhuruf jawa menggunakan 28%. Untuk indikator

pasangandengan model pembelajaran mengerjakan kuis peserta didik yang aktif

keseriusan

kooperatif tipe MAM (Make A Match) sebanyak 24 peserta atau sebanyak 75%

pada siklus II hampir sama dengan proses sedangkan peserta didik yang tidak aktif

pembelajaran siklus I dengan beberapa sebanyak 8 peserta didik atau sebesar 25%.

proses. Proses pembelajaran menulis Untuk indikator

kalimat berhuruf jawa menggunakan mengerjakan tugas peserta didik yang

ketepatan waktu

pasangandengan model pembelajaran tepat sebanyak 25 peserta atau sebanyak

kooperatif tipe MAM (Make A Match) 78% sedangkan peserta didik yang kurang

yaitu sebagai berikut:

Tabel 7. Proses Pembelajaran

No

Indikator

F Prosentase

1 Intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat

29 91% pada pembelajaran Bahasa Jawa.

2 Terjadinya proses penjelasan yang kondusif tentang cara

26 81% menulis kalimat berhuruf Jawa menggunakan pasangan..

3 Intensifnya proses peserta didik berdiskusi dengan didampingi guru sehingga peserta didik mampu 28 88% berperilaku melestarikan budaya Jawa.

4 Kondusifnya kondisi peserta didik saat memaparkan

25 78% hasil diskusi di depan kelas

5 Terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta didik bisa menyadari kekurangan saat proses

27 84% pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan

setelah proses pembelajaran.

berhuruf Jawa indikator intensifnya proses intensifnya

Dari tabel 7 di atas ditunjukkan

menulis

kalimat

menggunakan pasangan, terdapat 26 proses internalisasi penumbuhan minat

peserta didik yang memperhatikan atau pada pembelajaran menulis kalimat

sebesar 81% dan termasuk dalam kategori berhuruf jawa menggunakan pasangan,

sangat baik, hal ini mengalami peningkatan terdapat

dari proses pembelajaran indikator ini memperhatikan atau sebesar 91% dan

pada siklus I yang hanya 21 peserta didik termasuk dalam kategori sangat baik, hal

atau sebesar 67%. Indikator intensifnya ini mengalami peningkatan dari proses

proses peserta didik berdiskusi dengan pembelajaran indikator ini yang pada

didampingi guru sehingga peserta didik siklus I yang hanya 23 peserta didik atau

mampu berperilaku melestarikan budaya sebesar 72%. Indikator terjadinya proses

jawa ,terdapat 28 peserta didik yang penjelasan yang kondusif tentang cara

intensif berdiskusi atau sebesar 88% dan intensif berdiskusi atau sebesar 88% dan

mengalami peningkatan pada proses pembelajaran indikator ini pada siklus I

pembelajaran indikator ini pada siklus I yang hanya 22 peserta didik atau sebesar

yang hanya 20 peserta didik atau sebesar 69%. Indikator kondusifnya kondisi

peserta didik saat memaparkan hasil diskusi di depan kelas,terdapat 25 peserta

Peningkatan Kemampuan Menulis

didik yang kondisinya kondusif atau

Kalimat Berhuruf Jawa Menggunakan

sebesar 78% dan termasuk dalam kategori

Pasangan Dengan Model Pembelajaran

baik, hal ini mengalami peningkatan dari

Kooperatif Tipe MAM

proses pembelajaran indikator ini pada Berdasarkan hasil tes pada siklus II, siklus I yang hanya 21 peserta didik atau

telah terjadi peningkatan kemampuan sebesar 67%.

berhuruf jawa Indikator terbangunnya suasana

menulis

kalimat

menggunakan pasanganpada peserta didik yang reflektif sehingga peserta didik bisa

kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota menyadari kekurangan saat proses

Pekalongan. Peningkatan ini dipengaruhi pembelajaran dan mengetahui apa yang

oleh penggunaan model pembelajaran akan

kooperatif tipe MAM (Make A Match) pembelajaran, terdapat 27 peserta didik

dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya yang menyadari atau sebesar 84% dan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Hasil Tes Kemampuan Menulis Kalimat Berhuruf Jawa Menggunakan

Pasangan Pada Siklus II

Rentang

Presen

No Kategori

F Bobot

1. Rata-rata nilai yang diperoleh peserta Baik

didik 2532/32=79,13 termasuk dalam 2 Baik

kategori baik

3 Cukup

2. Ketuntasan individu dengan skor 4 Kurang

maksimal 61 dicapai 30 peserta didik 3. Ketuntasan klasikal dengan rata-rata

Jumlah

2412/30=80,4 atau 94 % dari total peserta didik yang ada.

Berdasarkan data pada Tabel 8 di menggunakan pasangan untuk setiap atas ditunjukkan bahwa kemampuan

indikator pada siklus II. menulis

menggunakan pasangan peserta didik kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota

Perilaku

Peserta

didik setelah

Pekalongan pada siklus II dalam kategori

Pembelajaran

Menulis Kalimat

baik, terbukti dengan nilai rata-rata kelas

Berhuruf Jawa Menggunakan Pasangan

yang dicapai sebesar 77,6 dalam rentang

dengan Model Pembelajaran Kooperatif

nilai 61-84. Berdasarkan data dari tabel

Tipe MAM

tersebut, peserta didik yang mendapatkan Hasil perilaku peserta didik setelah nilai dengan kateori sangat baik ada 7.

mengikuti pembelajaran menulis kalimat Terdapat 22 peserta didik atau sebesar 69

berhuruf jawa menggunakan pasangan % yang mendapatkan nilai dengan kategori

dengan model pembelajaran kooperatif tipe baik dengan jumlah skor 1649. Berikut

MAM (Make A Match) pada peserta didik perincian hasil tes kemampuan dalam

kelas VIC SD Negeri Landungsari 01 Kota menulis

Pekalongan pada siklus II terdapat tujuh Pekalongan pada siklus II terdapat tujuh

tabel berikut.

Tabel 9 Hasil Observasi Perilaku Peserta didik setelah Mengikuti Pembelajaran Siklus II

Jumlah Peserta Didik

Presentase Aktif

1. Respon peserta didik dalam menerima

3 9% materi

2. Antusias dalam pembentukan kelompok

5 16% 3. Sikap menghargai pendapat teman

3 9% 4. Keaktifan dalam membantu teman

6 19% 5. Kemampuan berkomunikasi dengan teman

5 16% 6. Keseriusan mengerjakan kuis

3 9% 7. Ketepatan waktu mengerjakan tugas

ketepatan waktu diketahui bahwa respon peserta didik

Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat

Untuk indikator

mengerjakan tugas peserta didik yang dalam menerima materi yang aktif

tepat sebanyak 28 peserta atau sebanyak sebanyak 29 peserta didik atau sebesar

87% sedangkan peserta didik yang kurang 91%, sedangkan sisanya sebanyak 3

tepat sebanyak 4 peserta didik atau sebesar peserta didik atau sebesar 9% peserta

didik yang tidak aktif. Untuk indikator antusias peserta didik dalam pembentukan

Pembahasan

kelompok yang aktif sebanyak 27 peserta

Proses Pembelajaran Menulis Kalimat

didik atau 84%, sedangkan sisanya sebesar

Berhuruf

Jawa Menggunakan

5 peserta didik atau 16% tidak aktif. Untuk

Pasangan

dengan Model

indikator sikap peserta didik dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe MAM

menghargai pendapat teman sebesar 29 Proses kegiatan pembelajaran atau 91%, sedangkan peserta didik yang

berhuruf jawa kurang menghargai pendapat teman

menulis

kalimat

menggunakan pasangandengan model sebesar 3 peserta didik atau 9%. Untuk

pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make indikator keaktifan dalam membantu

A Match) pada siklus I dilakukan dua kali teman sebanyak 26 peserta didik aktif

pertemuan dan pada siklus II hanya atau sebesar 81%, sedangkan peserta didik

dilakukan satu kali pertemuan. Setiap yang tidak aktif sebanyak 6 peserta didik

diawali dengan atau sebesar 19%. Untuk indikator

pertemuan

selalu

mengkondisikan peserta didik agar siap kemampuan berkomunikasi dengan teman

mengikuti pembelajaran sehingga tercipta sebanyak 27 peserta didik atau sebanyak

suasana yang kondusif dan komunikatif, 84%, sedangkan peserta didik yang

guru menyampaikan berkomunikasi dengan teman tetapi tidak

setelah

itu

kemampuan yang akan dipelajari. aktif sebanyak 5 peserta didik atau sebesar

Selanjutnya guru melakukan apersepsi 16%. Untuk indikator

yaitu mencoba memberikan pertanyaan mengerjakan kuis peserta didik yang aktif

keseriusan

kepada peserta didik yang berkaitan sebanyak 29 peserta atau sebanyak 91%

dengan pembelajaran menulis kalimat sedangkan peserta didik yang tidak aktif

berhuruf jawa menggunakan pasangan, sebanyak 3 peserta didik atau sebesar 9%.

sehingga peserta didik selalu terlatih untuk sehingga peserta didik selalu terlatih untuk

berhuruf jawa menggunakan pasangan dilakukan peserta didik dan peserta didik

yang telah dilakukan peserta didik. melakukan tanya jawab dengan guru

Kegiatan pada siklus II hanya mengenai kegiatan pembelajaran menulis

memperjelas dan perbaikan pada indikator kalimat berhuruf jawa menggunakan

kemampuan menulis kalimat berhuruf jawa pasangan

menggunakan pasangan dan mengulas Memasuki kegiatan inti, peserta

kembali penjelasan yang telah diberikan didik memperhatikan penjelasan dari guru

guru pada siklus I. Siklus II dilakukan satu tentang materi yang akan dibahas, yaitu

pertemuan (2 jam pelajaran). Sebagian menulis

besar peserta didik berperan aktif menulis menggunakan pasangan. Peserta didik

kalimat berhuruf jawa menggunakan diajak untuk latihan menulis huruf jawa

pasangan. Pada siklus II peserta dan pasangan huruf jawa sebagai bahan

didikmelaksanakan pembelajaran model diskusi dengan teman sekelompoknya.

kooperatif tipe MAM (Make A Match) Pada pertemuan pertama siklus I ini Guru

secara langsung melaksanakan dengan mempersiapkan kartu huruf jawa, pasangan

petunjuk dari guru. Guru memberikan aba huruf jawa, beberapa kalimat dengan huruf

untuk peserta didik mencari pasangan jawa dan peserta didik memperhatikan

setelah mendapatkan kartu. Kegiatan demontrasi

mencari pasangan dilakukan beberapa kali pembelajaran

pelaksanaan

model

A dengan kartu yang berbeda. Peserta didik Match).Selanjutnya

MAM

(Make

juga diharuskan membentuk kelompok. melakukan kegiatan didampingi oleh

peserta

didik

Namun, pada siklus II ini pembentukan guru.membentuk

kelompok ditentukan oleh guru yakni tiap beranggotakan 4-5 peserta didik. Setelah

kelompok

yang

kelompok akan diketuai oleh peserta didik membentuk kelompok, guru membagikan

yang mendapat nilai tertinggi pada siklus I. lembar kerja dan menjelaskan kegiatan

Hal ini ditujukan agar ditiap kelompoknya yang harus dilakukan setiap anggota

nanti ada yang memimpin diskusi dan kelompok.Selanjutnya

anggota kelompok yang belum paham berdiskusi dengan teman sekelompok

peserta

didik

materi dapat bertanya pada ketua untuk menemukan jawaban dari lembar

kelompoknya.

kerja yang dibagikan guru. Hasil diskusi Pada tahap penutup siklus I dan tiap kelompok disimpan terlebih dahulu

siklus II adalah sama, yaitu mengadakan sebelum dibahas dalam diskusi kelas.

refleksi dan simpulan untuk kegiatan Pada siklus I pertemuan kedua,

pembelajaran pada hari itu, memberikan perwakilan kelompok maju secara

manfaat yang diperoleh, dan memberikan bergiliran untuk mempresentasikan hasil

motivasi peserta didik agar mau terus diskusi. Sementara itu, kelompok lain

belajar. Kesimpulan yang dibuat peserta memperhatikan dan memberi tanggapan

didik sebagai pengukur kemampuan terhadap hasil diskusi dari kelompok yang

berhuruf jawa maju. Hasil pekerjaan peserta didik

menulis

kalimat

pasangan. Kemudian dikumpulkan pada guru dan kemudian

menggunakan

dilanjutkan dengan mengisi lembar catatan hasil tersebut dinilai guru untuk

harian yang telah disiapkan peneliti.

Tabel 10 Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

1. Intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat pada pembelajaran menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan 23 29 72% 91% pasangan

2. Terjadinya proses penjelasan yang kondusif tentang cara menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasangan.

21 26 67% 81% 3. Intensifnya proses peserta didik berdiskusi dengan

didampingi guru sehingga peserta didik mampu berperilaku 22 28 69% 88% melestarikan budaya Jawa.

4. Kondusifnya kondisi peserta didik saat memaparkan hasil diskusi di depan kelas

21 25 67% 78% 5. Terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta didik

bisa menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses 20 27 63% 84% pembelajaran.

Keterangan : Sangat baik

Peningkatan Kemampuan Menulis Klaimat Berhuruf Jawa Menggunakan Pasangan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe MAM

Hasil tes kemampuan menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11 Peningkatan Hasil Tes Kemampuan Menulis Klaimat Berhuruf Jawa Menggunakan Pasangan pada Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Indikator No

Menentukan pasangan huruf

31% 81% 91% jawa dalam kalimat

2. Menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasangan

16% 41% 84% 3. Menyalin kalimat tulisan

huruf jawa dengan tulisan

19% 53% 91% huruf latin 58,3

berhuruf jawa menggunakan pasangan diketahui bahwa kemampuan peserta didik

Berdasarkan Tabel 11 dapat

nilairata-rataadalah 68,84. Sedangkan pada pada setiap indikator penilaian menulis

siklus II peserta didik memperoleh nilai kalimat berhuruf jawa menggunakan

rata-rata 78,80. Hal tersebut menunjukkan pasanganmengalami peningkatan rata-rata

bahwa nilai peserta didik mengalami yang dicapai peserta didik. Pada kegiatan

peningkatan dari kegiatan prasiklus ke pra siklus pembelajaran menulis kalimat

siklus I adalah 13,75 dan siklus II sebesar berhuruf

9,68. Yang mencapai KKM pada kegiatan pasangannilairata-rataadalah 55,16. Pada

jawa

menggunakan

22%. Setelah siklus I pembelajaran menulis kalimat

prasiklus

hanya

menggunakan model kooperatif tipe MAM

(Make A Match) pada siklus I maka masih mencapai kategori cukup dapat peserta didik yang mendapat nilai di atas

diperbaiki pada siklus II. Dengan demikian KKM adalah 58% sedangakan pada siklus

dapat

disimpulkan

bahwa model

II meningkat menjadi 88,7%. pembelajaran kooperatif tipe MAM (Make Peningkatan kemampuan peserta

A Match) membantu peserta didik dalam didik dalam menulis kalimat berhuruf

pembelajaran menulis kalimat berhuruf jawa menggunakan pasanganditunjukkan

jawa menggunakan pasangan. dengan meningkatnya rata-rata skor pada setiap indikator penilaian. Indikator

Perubahan Perilaku Belajar Peserta

penilaian tes menulis kalimat berhuruf

Didik setelah Mengikuti Pembelajaran

jawa menggunakan

Berhuruf Jaw

terdiri atas tiga indikator , yaitu indikator

Menggunakan Pasangan dengan Model

(1) mampu menentukan pasangan huruf

Pembelajaran Kooperatif Tipe MAM

jawa dalam kalimat. 2) mampu menulis Penelitian yang dilakukan oleh kalimat berhuruf jawa menggunakan

peneliti tidak hanya meneliti kompetensi pasangan (3) mampu menyalin kalimat

berhuruf jawa tulisan huruf jawa dengan tulisan huruf

menulis

Kalimat

menggunakan pasangan saja, tetapi juga latin meneliti perubahan perilaku peserta didik

pada siklus I dan siklus II. indikator mampu menentukan pasangan

Pada siklus I rata-rata skor

Pada penelitian ini, perubahan huruf jawa dalam kalimat adalah 81,56.

perilaku dialami peserta didik setelah Hasil indikator menentukan pasangan

mengikuti pembelajaran menulis kalimat huruf jawa dalam kalimat pada siklus II

jawa menggunakan adalah 82,50 dan mengalami peningkatan

berhuruf

pasangandengan model pembelajaran sebesar 0,98. Indikator mampu menulis