s sej 043837 chapter3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Menurut Syaodih
(2006:
60), penelitian
kualitatif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.
Mengingat bentuk dari penelitian besifat reflektif dalam rangka
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
sejarah, maka metode yang tepat untuk melakukan penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
(CAR).
Metode ini didasarkan pada pemikian bahwa guru mengenal keadaan
kelasnya sehingga dapat melakukan penelitian secara langsung untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan
permasalahan yang ada.
PTK
merupakan
aktifitas
pencermatan
terhadap
suatu
proses
pembelajaran dengan melakukan tindakan yang disengaja atau terencana
sesuai dengan permasalahan yang ada. Hal ini disebabkan karena penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan subvensif, yakni suatu tindakan yang dilakukan dalam
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
(Hopskin dalam Wiraatmaja, 2006: 11)
Pemilihan metode ini juga berguna untuk memperoleh infomasi yang
lebih
mendalam
dengan
melakukan
tindakan
yang
sesuai
dengan
permasalahan yang ada. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini sendiri
ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran secara
berkesinambungan yang pada dasarnya untuk meningkatkan profesionalitas
kependidikan.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini diuraikan dalam rincian berikut.
1. Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian dapat dilakukan secara
partisipatif dan nonpartisipatif. Menurut Sukmadinata (2006: 20)
observasi partisipatif (Participaty Obsevation) pengamat ikut seta dalam
kegiatan yang sedang belangsung, pengamat ikut serta sebagai rapat atau
peserta pelatihan, sedangkan observasi nonpatisipatif (nonparticipaty
observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan
mengamati kegiatan atau tidak ikut dalam kegiatan.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai salah satu alat
yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Observasi dibuat oleh
peneliti dan mitra peneliti yang melakukan pengamatan. Berbagai aspek
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan
interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan lain-lain.
Observasi memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana
kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial.
Kemudian catatan lapangan melalui observasi dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengamati aktivitas guru
dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanggung-jawab antara penanya (interviwer)
dengan responden (interviwee). Untuk memperoleh data, peneliti
melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah dan siswasiswi di kelas VII SMPLBN-A Pajajaran Bandung.
Wawancara
terhadap
siswa
dilakukan
untuk
memperoleh
tanggapan mereka terhadap proses belajar mengajar dalam pelajaran
sejarah. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
data yang seluas-luasnya baik secara formal maupun nonformal. Dalam
pelaksanaannya, wawancara banyak dilakukan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berupa petanyaan
kontemporer yang berhubungan dengan materi atau topik sejarah. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diketahui apakah siswa sudah
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
memahami pembelajaran sejarah atau tidak, memberikan positif atau tidak
dan merasa termotivasi atau tidak.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hal-hal penting
berkaitan dengan proses maupun hasil yang dicapai dalam proses
pembelajaran. Dari hasil catatan lapangan peneliti (guru) dapat
mendiskusikan dengan observasi sebagai bahan refleksi untuk mengecek
kebenaran data.
Catatan lapangan merupakan salah satu cara pencatatan peneliti
atau observasi, refleksi dan reaksi dari masalah kelas.
4. Kamera Foto
Kamera foto dalam penelitian ini digunakan untuk merekam
kejadian pada pelaksanaan tindakan. Hasilnya berupa gambar atau foto
yang dapat dilampirkan dalam penelitian ini. Ada dua cara kategori foto
yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif. Menurut Moleong
(1) Foto yang dihasilkan orang dan (2) Foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri (Bogdan dan Biklen. 1982:102).
Foto yang dihasilkan sendiri oleh peneliti sangat bermanfaat untuk
melengkapi sumber data. Pengambilan foto oleh peneliti dilakukan dengan
meminta bantuan orang lain.
5. Studi Literatur
Studi literatur merupakan teknik yang dilakukan dengan cara
membaca, memperoleh buku-buku, peraturan tertulis dan bacaan lainnya
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
yang terdapat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Hal itu
bertujuan untuk memperoleh data tertulis yang sekiranya dapat
mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan
menunjukkan pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.
6. Tes
Tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa berupa tes tertulis,
bentuk tes uraian atau jawaban singkat. Soal tes berkaitan dengan materi
yang diajarkan.
Pemberian tes diberikan pada awal (pretes) dan pada akhir
pembelajaran. Pretes diberikan secara lisan dengan maksud untuk
mengetahui tingkat pengetahuan atau pemahaman siswa terhadap konsep
yang berkaitan dengan materi yang diajarkan sebelum adanya tindakan,
Sedangkan postes diberikan setiap akhir pembelajaran dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan
tindakan.
Adapun penilaian yang diberikan kepada siswa, apabila seorang
siswa menjawab semua soal dengan benar, maka akan diberi skor 10 dari
jumlah soal yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLBN-A Pajajaran Bandung
Jalan Pajajaran Nomor 50 Bandung. SLB ini merupakan pusat
pembelajaran di kota Bandung dani salah satu sekolah tertua di Indonesia.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII yang berjumlah 11
siswa yang terdiri dari 3 orang perempuan dan 8 laki-laki.
Sementara itu pemilihan kelas VII sebagai subjek penelitian
disebabkan beberapa hal:
a. Peneliti sebagai mahasiswa PLP di sekolah bersangkutan.
b.
Terdapat hambatan visual pada siswa tunanetra untuk mengetahui
bukti-bukti peninggalan sejarah.
c.
Belum
adanya
guru
di
SLBN-A
Pajajaran
Bandung
yang
menggunakan metode sinektik dalam pembelajaran sejarah.
d.
Berdasarkan pengamaatan awal, kelas VII memiliki potensi yang
cukup baik dalam pembelajaran sejarah tetapi potensi itu kurang digali.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pengajar di kelas tersebut adalah
dengan menerapkan metode sinektik.
C. Prosedur Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan berjalan efektf dan efisien sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, maka peneliti mengacu pada prosedur penelitian
yang terbagi ke dalam dua tahapan penelitian.
1. Pesiapan penelitian
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan poposal pra penelitian pada tanggal 9 April 2008 kepada
Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Pengetahuan sosial.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
b. Seminar penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 16 April 2008.
c. Mengajukan Surat Permohonan Penelitian kepada Rektor UPI melalui
jurusan, tanggal 05 Agustus 2008 yang ditandatangani oleh Ketua
Juusan Pendidikan Sejarah
d. Mengajukan Surat Pemohonan Izin Penelitian kepada fakultas disertai
dengan proposal penelitian pada tanggal 26 Juli 2008.
e. Mengajukan Surat Izin Penelitian kepada Badan Kesatuan Bangsa,
Perlindungan dan Pemberdayaan Masyaakat Kota Bandung untuk
mendapatkan Surat Izin Pengantar kepada Dinas Pendidikan Nasional
pada tanggal 10 Oktober 2008.
f. Melakukan penelitian di SLBN-A Pajajaran Bandung.
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reseach (CAR) dengan
menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Hopkins. Pada setiap
siklus terdiri dari empat tahapan tindakan yang meliputi perencanaa
(plan), kemudian pelaksanaan (act) dan pengawasan (observe), yang
dilanjutkan refleksi (reflect).
Keempat tahapan bagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
DESAIN ALUR SIKLUS PENGEMBANGAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Identifikasi Masalah
Penyusunan
Rencana
Tindakan
SIKLUS I
Pelaksanaan
RENCANA
Tindakan 1
Revisi
Observasi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Tindakan 2
Revisi
Observasi
RENCANA
SIKLUS III
Pelaksanaan
Tindakan 3
Adaptasi dari Hopkins (1993: 48)
Revisi
Observasi
Dalam melakukan PTK diperlukan beberapa kali tindakan yang
sedikitnya terdiri dari 3 kali. Hal ini dilakukan karena peneliti bersama
guru kelas berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal dengan cara
dan prosedur yang dinilai paling efektif.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
Dengan demikian, sedikitnya terdapat 2 keuntungan. Pertama, pada
akhir pelaksanaan PTK diperoleh suatu pola atau model desain PTK yang
efektif dan menjamin diperolehnya hasil yang lebih baik. Kedua, para
guru kelas memperoleh pengalaman pengetahuan dan keterampilan untuk
terus melaksanakan dan bahkan memungkinkan dapat mengembangkan
bidang lain.
Adapun langkah-langkah dalam PTK adalah sebagai berikut:
1. Orientasi
Banyak yang harus dipertimbangkan sebelum, sewaktu dan
selama memasuki lapangan. Peneliti memperhatikan dan mengamati
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan
tersebut dapat dilihat apa yang jadi pemasalahan yang timbul.
2. Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah tahapan selanjutnya setelah dilakukan
orientasi di dalam kelas. Peneliti merencanakan tindakan yang akan
diambil setelah mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan hasil
orientasi.
Perencanaan tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan
pertama evaluasi hingga refleksi dan seterusnya. Rencana tindakan
disusun secara efektif, partisipatif dan kolaboratf dengan cara
melakukan kesepakata bersama mengenai fokus observasi yang
meliputi aspek yang diamati, metode observasi, alat observasi dan cara
pelaksanaannya.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran beserta evaluasi proses pembelajaran dan menyususn
pedoman obsevasi sebagai alat untuk memperoleh data kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Proses pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan pedoman observasi dilakuakan melalui konsultasi
dengan dosen pembimbing. Sedangkan tahap perencanaan dilakukan
melalui kerjasama antara peneliti dengan guru mitra.
3. Pelaksanaan (Act)
Pelaksanaan tindakan dimulai setelah rencana pelaksanaan
pembelajaran selesai disusun atau tahap ini merupakan tahap
diterapkannya perencanaan yang telah disusun.
Menurut Suhardjno (2008: 76), tahap pelaksanaan merupakan
penerapan strategi dan skenario pembelajaran. Peneliti mentaati apa
yang sudah dirumuskan dalam rancangan tetapi dalam pelaksanaannya
harus wajar tidak dibuat-buat.
4. Pengamatan (Observing)
Proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan atau dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Poses pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu mengisi
dan mencatat pedoman observasi lapangan seperti catatan lapangan,
lembar observasi dan sebagainya.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
5. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi baik baik pada siswa, suasana kelas maupun
guru. Pada tahap ini peneliti menjawab pertanyaan mengapa,
bagaimana dan sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan
secara signifikan.
Refleksi dilakukan setelah melakukan analisis bersama
kolaborator mengenai kekurangan dan kelebihan belajar mengajar.
Dengan refleksi juga dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk
melaksanakan tindakan berikutnya.
Menurut Hopkins dalam Arikunto (2008: 80) refleksi dalam
PTK mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari
proses refleksi maka dilakukan poses pengkajian ulang, tindakan
ulang dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
D. Validitas Data dan Analisis Data
1. Validitas Data
Validitas data merupakan langkah yang diambil peneliti untuk
menunjukkan ketepatan pengumpulan data atau data yang dikumpulkan
benar-benar
sesuai
dengan
penelitian.
Menurut
Hopkins
dalam
Wiriatmadja (2006: 168 171) bentuk validitas data dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
a. Member check yaitu meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data
penilaian dengan mengkonfirmasikannya kepada sumber data yaitu
guru dan siswa.
b. Triangulasi
data
yaitu
memeriksa
kebenaran
data
dengan
menggunakan sumber lain, misalnya membandingkan kebenaran data
dengan data yang diperoleh dari sumber lain (guru, guru lain dan
siswa) atau membandingkan data yang dikumpulkan melalui
wawancara dengan data yang diperoleh dengan observasi sampai
seterusnya sehingga dipeoleh derajat kepercayaa yang maksimal.
c. Audit trail yaitu mengecek keabsahan temuan penelitian beserta
prosedur
dan
metode
pengumpulan
datanya
dengan
mengkonfimasikan buku-buku temuan yang telah diperikas dan di cek
kesahihannya kepad sumber data pertama guru dan siswa.
d. Berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoitik yang telah
expert opinion yaitu dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan
kepada para ahli. Dalam penelitian ini peneliti mengkonsultasikan
dengan pembimbing.
e. Interpretasi yaitu dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan
temuan penelitian disepakati mengenai proses pembelajaran.
2. Analisis Data
Proses analisis data dilakuakn setelah pengumpulan data
dilapangan. Namun menurut Miles dan Hubeman dalam Wiriaatmadja
(2006: 139) mengatakan bahwa model ideal dari pengumpulan data dan
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
analisis adalah yang secara bergantian dan berlangsung sejak awal. Jadi,
peneliti melakukan analisis data sejak pertama kali tahap awal penelitian.
Menurut Geofrrey E. Mills dalam Syaodih (2006: 156) beberapa
teknik analisis data adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tema-tema. Dari data yang dikumpulkan secara
induktif dapat diidentifikasi tema-tema tertentu. Dari tema-tema kecil
dapat disimpulkan tema yang lebih besar.
b. Membuat kode pada hasil survei, interview dan angket. Untuk setiap
team atau kelompok data dapat dibuat kkode, umpamanya kode untuk
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
c. Mengajukan pertanyaan kunci seperti siapa, apa, dimana, kapan,
mengapa, dan bagaimana? Pertanyaan kunci dapat membantu
mensistematisasikan data, sehingga membentuk satu kesatuan yang
bermakna.
d. membuat review keorganisasian dari unit yang diteliti (sekolah).
Stringer menyarankan keoganisasian sebagai berikut: visi dan misi,
tujuan umum dan khusus, struktur oganisasi, pelaksanaan dan
masalah-masalah, isu-isu dan kepedulian dari para pelaku.
e. Membuat peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang
terkait atau yang melatarbelakangi dan diakibatkan oleh suatu hal
seperti faktor-faktor yang melatarbelakangi dan diakibatkan oleh
proses pembelajaran, hasil belajar, kegagalan siswa.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
f. Analisis faktor yang mendahului dan mengikuti . menganalisis faktorfaktor yang mendahului mungkin juga menjadi penyebab dan yang
mengikuti atau diakibatkan oleh suatu hal, kegiatan atau masalah.
g. Membuat bentuk penyajian dari temuan. Temuan hasil penelitian
dapat disajikan dalam bentuk seperti tabel, grafik, peta dan bagian.
h. Mengemukakan hal-hal yang belum ditemukan. Bertolak dari data
yang telah ditemukan dapat diidentifikasi hal-hal yang belum
ditemukan.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Menurut Syaodih
(2006:
60), penelitian
kualitatif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.
Mengingat bentuk dari penelitian besifat reflektif dalam rangka
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
sejarah, maka metode yang tepat untuk melakukan penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
(CAR).
Metode ini didasarkan pada pemikian bahwa guru mengenal keadaan
kelasnya sehingga dapat melakukan penelitian secara langsung untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan
permasalahan yang ada.
PTK
merupakan
aktifitas
pencermatan
terhadap
suatu
proses
pembelajaran dengan melakukan tindakan yang disengaja atau terencana
sesuai dengan permasalahan yang ada. Hal ini disebabkan karena penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan subvensif, yakni suatu tindakan yang dilakukan dalam
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
(Hopskin dalam Wiraatmaja, 2006: 11)
Pemilihan metode ini juga berguna untuk memperoleh infomasi yang
lebih
mendalam
dengan
melakukan
tindakan
yang
sesuai
dengan
permasalahan yang ada. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini sendiri
ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran secara
berkesinambungan yang pada dasarnya untuk meningkatkan profesionalitas
kependidikan.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
ini diuraikan dalam rincian berikut.
1. Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian dapat dilakukan secara
partisipatif dan nonpartisipatif. Menurut Sukmadinata (2006: 20)
observasi partisipatif (Participaty Obsevation) pengamat ikut seta dalam
kegiatan yang sedang belangsung, pengamat ikut serta sebagai rapat atau
peserta pelatihan, sedangkan observasi nonpatisipatif (nonparticipaty
observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan
mengamati kegiatan atau tidak ikut dalam kegiatan.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai salah satu alat
yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Observasi dibuat oleh
peneliti dan mitra peneliti yang melakukan pengamatan. Berbagai aspek
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan
interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan lain-lain.
Observasi memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana
kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial.
Kemudian catatan lapangan melalui observasi dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengamati aktivitas guru
dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanggung-jawab antara penanya (interviwer)
dengan responden (interviwee). Untuk memperoleh data, peneliti
melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah dan siswasiswi di kelas VII SMPLBN-A Pajajaran Bandung.
Wawancara
terhadap
siswa
dilakukan
untuk
memperoleh
tanggapan mereka terhadap proses belajar mengajar dalam pelajaran
sejarah. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
data yang seluas-luasnya baik secara formal maupun nonformal. Dalam
pelaksanaannya, wawancara banyak dilakukan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berupa petanyaan
kontemporer yang berhubungan dengan materi atau topik sejarah. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diketahui apakah siswa sudah
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
memahami pembelajaran sejarah atau tidak, memberikan positif atau tidak
dan merasa termotivasi atau tidak.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat hal-hal penting
berkaitan dengan proses maupun hasil yang dicapai dalam proses
pembelajaran. Dari hasil catatan lapangan peneliti (guru) dapat
mendiskusikan dengan observasi sebagai bahan refleksi untuk mengecek
kebenaran data.
Catatan lapangan merupakan salah satu cara pencatatan peneliti
atau observasi, refleksi dan reaksi dari masalah kelas.
4. Kamera Foto
Kamera foto dalam penelitian ini digunakan untuk merekam
kejadian pada pelaksanaan tindakan. Hasilnya berupa gambar atau foto
yang dapat dilampirkan dalam penelitian ini. Ada dua cara kategori foto
yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif. Menurut Moleong
(1) Foto yang dihasilkan orang dan (2) Foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri (Bogdan dan Biklen. 1982:102).
Foto yang dihasilkan sendiri oleh peneliti sangat bermanfaat untuk
melengkapi sumber data. Pengambilan foto oleh peneliti dilakukan dengan
meminta bantuan orang lain.
5. Studi Literatur
Studi literatur merupakan teknik yang dilakukan dengan cara
membaca, memperoleh buku-buku, peraturan tertulis dan bacaan lainnya
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
yang terdapat hubungannya dengan masalah yang diteliti. Hal itu
bertujuan untuk memperoleh data tertulis yang sekiranya dapat
mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan
menunjukkan pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.
6. Tes
Tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa berupa tes tertulis,
bentuk tes uraian atau jawaban singkat. Soal tes berkaitan dengan materi
yang diajarkan.
Pemberian tes diberikan pada awal (pretes) dan pada akhir
pembelajaran. Pretes diberikan secara lisan dengan maksud untuk
mengetahui tingkat pengetahuan atau pemahaman siswa terhadap konsep
yang berkaitan dengan materi yang diajarkan sebelum adanya tindakan,
Sedangkan postes diberikan setiap akhir pembelajaran dengan
tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan
tindakan.
Adapun penilaian yang diberikan kepada siswa, apabila seorang
siswa menjawab semua soal dengan benar, maka akan diberi skor 10 dari
jumlah soal yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLBN-A Pajajaran Bandung
Jalan Pajajaran Nomor 50 Bandung. SLB ini merupakan pusat
pembelajaran di kota Bandung dani salah satu sekolah tertua di Indonesia.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII yang berjumlah 11
siswa yang terdiri dari 3 orang perempuan dan 8 laki-laki.
Sementara itu pemilihan kelas VII sebagai subjek penelitian
disebabkan beberapa hal:
a. Peneliti sebagai mahasiswa PLP di sekolah bersangkutan.
b.
Terdapat hambatan visual pada siswa tunanetra untuk mengetahui
bukti-bukti peninggalan sejarah.
c.
Belum
adanya
guru
di
SLBN-A
Pajajaran
Bandung
yang
menggunakan metode sinektik dalam pembelajaran sejarah.
d.
Berdasarkan pengamaatan awal, kelas VII memiliki potensi yang
cukup baik dalam pembelajaran sejarah tetapi potensi itu kurang digali.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pengajar di kelas tersebut adalah
dengan menerapkan metode sinektik.
C. Prosedur Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan berjalan efektf dan efisien sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, maka peneliti mengacu pada prosedur penelitian
yang terbagi ke dalam dua tahapan penelitian.
1. Pesiapan penelitian
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan poposal pra penelitian pada tanggal 9 April 2008 kepada
Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Pengetahuan sosial.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
b. Seminar penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 16 April 2008.
c. Mengajukan Surat Permohonan Penelitian kepada Rektor UPI melalui
jurusan, tanggal 05 Agustus 2008 yang ditandatangani oleh Ketua
Juusan Pendidikan Sejarah
d. Mengajukan Surat Pemohonan Izin Penelitian kepada fakultas disertai
dengan proposal penelitian pada tanggal 26 Juli 2008.
e. Mengajukan Surat Izin Penelitian kepada Badan Kesatuan Bangsa,
Perlindungan dan Pemberdayaan Masyaakat Kota Bandung untuk
mendapatkan Surat Izin Pengantar kepada Dinas Pendidikan Nasional
pada tanggal 10 Oktober 2008.
f. Melakukan penelitian di SLBN-A Pajajaran Bandung.
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reseach (CAR) dengan
menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Hopkins. Pada setiap
siklus terdiri dari empat tahapan tindakan yang meliputi perencanaa
(plan), kemudian pelaksanaan (act) dan pengawasan (observe), yang
dilanjutkan refleksi (reflect).
Keempat tahapan bagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
DESAIN ALUR SIKLUS PENGEMBANGAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Identifikasi Masalah
Penyusunan
Rencana
Tindakan
SIKLUS I
Pelaksanaan
RENCANA
Tindakan 1
Revisi
Observasi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Tindakan 2
Revisi
Observasi
RENCANA
SIKLUS III
Pelaksanaan
Tindakan 3
Adaptasi dari Hopkins (1993: 48)
Revisi
Observasi
Dalam melakukan PTK diperlukan beberapa kali tindakan yang
sedikitnya terdiri dari 3 kali. Hal ini dilakukan karena peneliti bersama
guru kelas berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal dengan cara
dan prosedur yang dinilai paling efektif.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
Dengan demikian, sedikitnya terdapat 2 keuntungan. Pertama, pada
akhir pelaksanaan PTK diperoleh suatu pola atau model desain PTK yang
efektif dan menjamin diperolehnya hasil yang lebih baik. Kedua, para
guru kelas memperoleh pengalaman pengetahuan dan keterampilan untuk
terus melaksanakan dan bahkan memungkinkan dapat mengembangkan
bidang lain.
Adapun langkah-langkah dalam PTK adalah sebagai berikut:
1. Orientasi
Banyak yang harus dipertimbangkan sebelum, sewaktu dan
selama memasuki lapangan. Peneliti memperhatikan dan mengamati
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan
tersebut dapat dilihat apa yang jadi pemasalahan yang timbul.
2. Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah tahapan selanjutnya setelah dilakukan
orientasi di dalam kelas. Peneliti merencanakan tindakan yang akan
diambil setelah mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan hasil
orientasi.
Perencanaan tindakan ini disusun dengan cermat dari tindakan
pertama evaluasi hingga refleksi dan seterusnya. Rencana tindakan
disusun secara efektif, partisipatif dan kolaboratf dengan cara
melakukan kesepakata bersama mengenai fokus observasi yang
meliputi aspek yang diamati, metode observasi, alat observasi dan cara
pelaksanaannya.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran beserta evaluasi proses pembelajaran dan menyususn
pedoman obsevasi sebagai alat untuk memperoleh data kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Proses pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan pedoman observasi dilakuakan melalui konsultasi
dengan dosen pembimbing. Sedangkan tahap perencanaan dilakukan
melalui kerjasama antara peneliti dengan guru mitra.
3. Pelaksanaan (Act)
Pelaksanaan tindakan dimulai setelah rencana pelaksanaan
pembelajaran selesai disusun atau tahap ini merupakan tahap
diterapkannya perencanaan yang telah disusun.
Menurut Suhardjno (2008: 76), tahap pelaksanaan merupakan
penerapan strategi dan skenario pembelajaran. Peneliti mentaati apa
yang sudah dirumuskan dalam rancangan tetapi dalam pelaksanaannya
harus wajar tidak dibuat-buat.
4. Pengamatan (Observing)
Proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan atau dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Poses pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu mengisi
dan mencatat pedoman observasi lapangan seperti catatan lapangan,
lembar observasi dan sebagainya.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
5. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi baik baik pada siswa, suasana kelas maupun
guru. Pada tahap ini peneliti menjawab pertanyaan mengapa,
bagaimana dan sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan
secara signifikan.
Refleksi dilakukan setelah melakukan analisis bersama
kolaborator mengenai kekurangan dan kelebihan belajar mengajar.
Dengan refleksi juga dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk
melaksanakan tindakan berikutnya.
Menurut Hopkins dalam Arikunto (2008: 80) refleksi dalam
PTK mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari
proses refleksi maka dilakukan poses pengkajian ulang, tindakan
ulang dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
D. Validitas Data dan Analisis Data
1. Validitas Data
Validitas data merupakan langkah yang diambil peneliti untuk
menunjukkan ketepatan pengumpulan data atau data yang dikumpulkan
benar-benar
sesuai
dengan
penelitian.
Menurut
Hopkins
dalam
Wiriatmadja (2006: 168 171) bentuk validitas data dalam penelitian
tindakan kelas adalah :
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
a. Member check yaitu meninjau kembali kebenaran dan kesahihan data
penilaian dengan mengkonfirmasikannya kepada sumber data yaitu
guru dan siswa.
b. Triangulasi
data
yaitu
memeriksa
kebenaran
data
dengan
menggunakan sumber lain, misalnya membandingkan kebenaran data
dengan data yang diperoleh dari sumber lain (guru, guru lain dan
siswa) atau membandingkan data yang dikumpulkan melalui
wawancara dengan data yang diperoleh dengan observasi sampai
seterusnya sehingga dipeoleh derajat kepercayaa yang maksimal.
c. Audit trail yaitu mengecek keabsahan temuan penelitian beserta
prosedur
dan
metode
pengumpulan
datanya
dengan
mengkonfimasikan buku-buku temuan yang telah diperikas dan di cek
kesahihannya kepad sumber data pertama guru dan siswa.
d. Berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoitik yang telah
expert opinion yaitu dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan
kepada para ahli. Dalam penelitian ini peneliti mengkonsultasikan
dengan pembimbing.
e. Interpretasi yaitu dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan
temuan penelitian disepakati mengenai proses pembelajaran.
2. Analisis Data
Proses analisis data dilakuakn setelah pengumpulan data
dilapangan. Namun menurut Miles dan Hubeman dalam Wiriaatmadja
(2006: 139) mengatakan bahwa model ideal dari pengumpulan data dan
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
analisis adalah yang secara bergantian dan berlangsung sejak awal. Jadi,
peneliti melakukan analisis data sejak pertama kali tahap awal penelitian.
Menurut Geofrrey E. Mills dalam Syaodih (2006: 156) beberapa
teknik analisis data adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tema-tema. Dari data yang dikumpulkan secara
induktif dapat diidentifikasi tema-tema tertentu. Dari tema-tema kecil
dapat disimpulkan tema yang lebih besar.
b. Membuat kode pada hasil survei, interview dan angket. Untuk setiap
team atau kelompok data dapat dibuat kkode, umpamanya kode untuk
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
c. Mengajukan pertanyaan kunci seperti siapa, apa, dimana, kapan,
mengapa, dan bagaimana? Pertanyaan kunci dapat membantu
mensistematisasikan data, sehingga membentuk satu kesatuan yang
bermakna.
d. membuat review keorganisasian dari unit yang diteliti (sekolah).
Stringer menyarankan keoganisasian sebagai berikut: visi dan misi,
tujuan umum dan khusus, struktur oganisasi, pelaksanaan dan
masalah-masalah, isu-isu dan kepedulian dari para pelaku.
e. Membuat peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang
terkait atau yang melatarbelakangi dan diakibatkan oleh suatu hal
seperti faktor-faktor yang melatarbelakangi dan diakibatkan oleh
proses pembelajaran, hasil belajar, kegagalan siswa.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
f. Analisis faktor yang mendahului dan mengikuti . menganalisis faktorfaktor yang mendahului mungkin juga menjadi penyebab dan yang
mengikuti atau diakibatkan oleh suatu hal, kegiatan atau masalah.
g. Membuat bentuk penyajian dari temuan. Temuan hasil penelitian
dapat disajikan dalam bentuk seperti tabel, grafik, peta dan bagian.
h. Mengemukakan hal-hal yang belum ditemukan. Bertolak dari data
yang telah ditemukan dapat diidentifikasi hal-hal yang belum
ditemukan.
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49