Amanat Kepala PPPPTK Matematika pada upacara Bendera 17 Januari 2012

Upacara Bendera 17 Januari 2012
Amanat Pembina Upacara
Seperti telah dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Ir.
Muhammad Nuh tanggal 21 Nopember 2011, tugas Pendidikan dan Kebudayaan diibaratkan
sebagai jembatan antara titik sekarang dan titik yang akan datang. Yang dimaksud titik sekarang
adalah keadaan bangsa dan negara saat ini, baik ditinjau dari sisi kultur, budaya, kualitas SDM
khususnya bidang pendidikan, karakter bangsa, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud titik yang
akan datang adalah keadaan bangsa dan negara yang akan datang. Sebagai jembatan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan haruslah:
a. mampu menghubungkan kedua titik tersebut,
b. mempunyai kualitas yang sangat baik, dan
c. mempunyai penerangan yang baik.
Dengan ketiga syarat tersebut, diharapkan jembatan tersebut dapat dilewati dengan baik oleh
generasi sekarang ke generasi yang akan datang dengan kualitas yang meningkat, kata beliau.
Berdasarkan perkataan Mendikbud tersebut di atas, marilah kita renungkan:
a. Apakah pendidikan kita kira-kira sudah mampu menjadi penghubung antara keadaan bangsa
dan negara sekarang dan yang akan datang seperti yang dicita-citakan dalam Pancasila dan
UUD 1945?
b. Apakah kualitas pendidikan kita sudah meningkat dan mampu menelurkan kader-kader
bangsa, penerus bangsa yang akan datang?
c. Apakah dunia pendidikan kita sudah dapat menerangi anak-anak didik kita yang akan

melewati fase generasi berikutnya dengan baik?
Salah satu penerangnya adalah karakter bangsa. Bagaimana membangun karakter melalui
pendidikan? Seperti kita maklumi bersama bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan
sistematis dalam mengembangkan peserta didik, dengan tujuan utamanya adalah menyiapkan
generasi muda bagi keberlangsungan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa yang akan
datang. Yang dimaksud karakter adalah sautu watak, tabiat, akhlat atau kepribadian yang
terbentuk dari hasil internalisasi kebajikan yang diyakini dan digunakan landasan untuk cara
pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak. Sedangkan kebajikan adalah nilai-nilai baik yang
berasal dari agama dan norma-norma masyarakat bangsa dan Negara. Pada dasarnya ada 3 (tiga)
karakter yang perlu ditekankan:
1. Karakter yang dapat mendorong manusia untuk berperilaku baik dalam kehidupan seharihari yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai agama seperti patuh melaksanakan ajaran
agamanya, hidup rukun dengan pemeluk agama lain, jujur, amanah/dapat dipercaya,
toleran, dan lain-lain.
2. Karakter yang dapat menjadi insan yang cerdas dan professional seperti disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, gemar membaca, tanggung jawab,
menghargai prestasi, demokratis.
3. Karakter yang dapat memupuk rasa kebanggaan menjadi bangsa Indonesia seperti
semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial, dan lain-lain.

Bagaimana dengan matematika da pe didika

ate atika ? Apakah pendidikan
matematika yang baik dapat mendorong terbentuknya ketiga karakter tersebut. Jawabannya Ya!
Sebagaimana beberapa contoh di bawah ini:
a. Berpikir kritis.
Untuk melatih berpikir kritis dalam pendidikan matematika dapat dilakukan melalui
penyelesaian masalah (problem solving). Beberapa hal yang dapat ditanamkan melalui
penyelesaian masalah:
- lebih menumbuhkembangkan ide pada peserta didik daripada sekedar menghafal
- membangun rasa percaya diri pada peserta didik, dan menjadikan matematika lebih
bermakna
- dapat mengingat materi lebih lama.
Berdasarkan penelitian beberapa ahli, hubungan antara jenis kegiatan dan daya serap oleh
peserta didik tertuang dalam tabel berikut:
Jenis Kegiatan

Membaca

Melihat Gambar

Melihat Simulasi


Daya serap

10%

30%

50%

Menjalankan
Sendiri
70-80%

Dalam kegiatan problem solving dalam proses pembelajaran matematika, termasuk
kegiatan yang membuka seluas-luasnya bagi peserta didik untuk menjalankan sendiri ideidenya sehingga diharapkan peserta didik dapat menyerap dan memahami hingga 80
persen dari materi yang diberikan.
b. Benar dan Konsisten
Benar dan konsisten merupakan dua hal berbeda tapi saling terkait. Kita mengatakan dua
pernyataan tidak konsisten bila keduanya saling kontradiksi. Bila keduanya tidak saling
kontradiksi disebut konsisten. Kita mengatakan suatu pernyataan adalah benar bila

mempunyai nilai kebenaran "benar". Dalam suatu semesta pembicaraan yang telah
ditentukan, dalam ilmu matematika tidak pernah ada kontradiksi, selalu benar dan
konsisten.
Apabila kebiasaan dalam pembelajaran matematika berpikir kritis, benar dan konsisten telah
tertanam dalam hati dan diri peserta didik, diharapkan kelak apabila peserta didik hidup sebagai
anggota maupun tokoh bermasyarakat kelak akan mempunyai watak atau karakter yang kritis,
benar dan konsisten. Masih banyak lagi sifat-sifat atau karakter lainnya yang dapat dibangun
melalui pembelajaran matematika yang baik, seperti sifat adaptif, punya motivasi, kreatif, mandiri,
belajar sepanjang hayat, dan lain-lain yang belum dapat saya sampaikan pada saat ini.
Menurut ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP) Depdikbud, Prof. Dr. Syawal Gultom pada tanggal 12 Januari
2012, Milestone (tonggak sejarah 2012) yang akan diusulkan adalah sebagai berikut:
I. Semua guru yang ada sekarang:
- kompetensi kurang karena direkrut dengan cara dan suasana yang kurang ideal.
- walaupun sertifikasi sudah diberikan kepada 2,1 juta guru, namun belum secara signifikan
meningkatkan kompetensi.

- guru yang ada sekara g harus diadaka "pe bi aa khususnya untuk menyongsong
diberlakukannya pada Januari 2013 Kepmenpan dan Reformasi Birokrasi No. 16/2009
tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

II. Bagi guru baru mulai 2012:
- Rekruitmen guru akan ditegakkan dengan standar yang ditentukan
- Diupayakan rekruitmen terpusat bukan di kabupaten/kota
Dengan milestone 2012 ini diharapkan kompetensi guru akan tinggi sejak rekruitmen awal, dan
pembinaannya lebih mudah.
Terakhir saya pesankan:
1) Kepada semua pejabat struktrual, tetap semangat bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
wewenangnya
2) Kepada Widyaiswara (pendidik) tingkatkan profesionalisme widyaiswara, gunakan waktu
sebelum pelaksanaan Diklat (Januari-Maret) untuk memperbaiki bahan ajar, penelitian,
belajar, menerjemahkan kompetensi-kompetensi guru secara umum kedalam bidang
matematika.
3) Kepada tenaga kependidikan tetap tingkatkan semangat kerja dan pengabdian.
4) Kepada semuanya:
 ambillah hikmah dari suatu kejadian buruk, tanpa menunggu kejadian buruk itu menimpa
pada kita.
 jangan iri melihat anak didik kita maju bahkan melebihi kita, sebaliknya kita harus bangga.
 Sebagainya instansi yang bertugas melatih dan memberdayakan guru matematika, kita
sendiri harus siap belajar dan memberdayakan diri kita sendiri.