UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGATASI DEKADENSI MORAL SISWA (STUDI KASUS DI MTS NU RADEN UMAR SAID COLO DAWE KUDUS TAHUN AJARAN 2013/2014) - STAIN Kudus Repository

  

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGATASI

DEKADENSI MORAL SISWA (STUDI KASUS DI MTS NU

RADEN UMAR SAID COLO DAWE KUDUS

TAHUN AJARAN 2013/2014)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1)

  Dalam Ilmu Tarbiyah

  

Oleh :

SITI ZU’AVA

NIM: 109222

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH PAI

KEMENTERIAN AGAMA

  (STAIN) KUDUS NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Kepada Yang Terhormat,

  Ketua STAIN Kudus

  Cq. Ketua Jurusan Tarbiyah di –

  K u d u s Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

  Diberitahukan dengan hormat, bahwa skripsi saudara Siti Zu’ava NIM: 109222 dengan judul: “Upaya Kepala Sekolah dalam Mengatasi Dekadensi Moral

  

Siswa (Studi Kasus di MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus Tahun

Ajaran 2013/2014)” pada Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama

  Islam (PAI), setelah dikoreksi dan diteliti sesuai aturan proses pembimbingan, maka skripsi dimaksud dapat disetujui untuk dimunaqosahkan. Oleh karena itu, mohon dengan hormat agar naskah skripsi tersebut diterima dan diajukan dalam program munaqosah sesuai jadwal yang direncanakan. Demikian, kami sampaikan terima kasih.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

  Kudus, 27 Februari 2014 Hormat Kami,

  Dosen Pembimbing

  Kisbiyanto, S. Ag, M. Pd NIP. 19770608 200312 1 001

KEMENTERIAN AGAMA

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

KUDUS

PENGESAHAN SKRIPSI

  Nama : Siti Zu’ava NIM : 109222 Jurusan/Prodi : Tarbiyah/PAI Judul : “Upaya Kepala Sekolah dalam Mengatasi Dekadensi

  Moral Siswa (Studi Kasus di MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus Tahun Ajaran 2013/2014)”

  Telah dimunaqosahkan oleh Tim Penguji Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus pada tanggal:

12 Maret 2014

  Selanjutnya dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah.

  Kudus, 20 Maret 2014 Ketua Sidang/Penguji I Penguji II

Dr. Mukhamad Saekan, S.Ag., M.Pd. Muhamad Nurudin, S.Ag., M.Ag.

  NIP. 19690624 199903 1 002 NIP. 19700929 199903 1 001

  Pembimbing Sekretaris Sidang

Kisbiyanto, S.Ag. M.Pd. Taranindya Zulhi Amalia, M.Pd.

  NIP. 19770608 200312 1 001 NIP. 19830919 2009122 004

PERNYATAAN KEASLIAN

  Saya menyatakan bahwa apa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Kudus, 27 Februari 2014 Yang membuat pernyataan

  SITI ZU’AVA NIM. 109 206

  

MOTTO

Ing Ngarsa Sung Tulodo, Ing Madia

Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

  1

  

(Di depan menjadi panutan atau contoh, di

tengah menjadi penjalar atau penyeimbang, dan

di belakang menjadi pendorong)

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini kepada : Suamiku tercinta (Arief Hendianto) serta anakku tersayang (Afida Naqiyatul Hija) yang selalu memberikan suntikan semangat serta senantiasa mencurahkan kasih sayangnya untukku. Ayahanda (Bapak Sardi, Alm) dan Ibunda (Ibu Kusmini) tercinta yang tiada henti – hentinya telah berjuang keras untuk mendidik, membesarkan serta mencurahkan seluruh hidupnya, kasih sayangnya, cintanya, tenaganya hanya untuk keberhasilanku. Kakak2ku tersayang yang senantiasa selalu memberi semangat dan dukungan, serta keponakanku (Ariza dan Haydar) yang

selalu memberikan warna warni keceriaan dalam hidupku.

Ayah dan Ibu mertuaku serta adik-adikku yang selalu mendukung semua kegiatanku. Untuk semua teman-teman AFATAR (kelas F Tarbiyah angkatan’09) yang telah mewarnai hari-hariku dalam menjalani pendidikan dikampus hijau. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga pengorbanan kalian diberkati dan diridhoi Allah

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah wasyukrulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allahu Rabbi Izzati Wal Ula yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi dalam rangka memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Progam Strata 1 jurusan Tarbiyah STAIN Kudus.

  Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Beliau, junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan semoga terlimpah pula pada keluarga, sahabat dan tabi'in.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak mungkin berhasil tanpa adanya dukungan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasikan, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

  2. Kisbiyanto, S.Ag, M.Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN kudus dan selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. H. Masdi, M.Ag selaku Kepala Perpustakaan STAIN Kudus yang telah memberikan izin dan pelayanan perpustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Para dosen dan seluruh staf pengajar di lingkungan STAIN Kudus yang telah memberikan motivasi belajar dalam penyelesaian studi.

  5. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendo’akan anaknya disetiap waktu agar mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  6. Saudara-saudariku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak Maksun, S. Ag, kepala MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus

  8. Para dewan guru dan peserta didik MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus yang telah bersedia memberikan informasi sehingga skripsi dapat terselesaikan.

  9. Teman-temanku AFATAR ’09 yang sudah kuanggap sebagai keluarga.

  10. Seluruh guru-guruku yang berjasa dalam memberikan ilmunya, semoga ilmu dan amalnya selalu mengalir membawa manfaat yang tiada habis dikikis oleh waktu, amin.

  11. Segenap pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Akhirnya penulis hanya dapat membalas dengan do’a, semoga Allah SWT yang akan memberikan pahala atas kebaikan budi mereka. Akhirul kalam, semoga karya sederhana ini dapat diambil manfaatnya bagi para pembaca, Amin.

  Kudus, 27 Februari 2014

  Penulis SITI ZU’AVA NIM. 109 222

  

ABSTRAKSI

  Skripsi ini membahas tentang “Upaya Kepala Sekolah dalam Mengatasi Dekadensi Moral Siswa (Studi Kasus di MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus Tahun Ajaran 2013/2014)”. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya pengaruh negatif globalisasi yang sulit dihindari oleh bangsa Indonesia, terlebih para remaja yang belum matang menjadi lebih rapuh dan mudah terkontaminasi oleh budaya- budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia. Usia remaja yang merupakan usia paling rentan melakukan penyimpangan moral, karena adanya faktor-faktor baru yang mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiannya, akibatnya anak harus seringkali melanggar moral yang menyimpang. Dapat dimaknakan sebagai salahnya pergaulan di dalam masyarakat sehingga sering terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Mempunyai peran sebagai seorang educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan di sekolahnya, serta harus memiliki kemampuan untuk membimbing guru, tenaga kependidikan non guru dan membimbing peserta didik. Kepala sekolah harus menanamkan, memajukan dan meningkatkan beberapa nilai, diantaranya adalah pembinaan moral bagi semua warga sekolah, terutama pada siswanya yang sering melakukan pelanggaran-pelanggaran moral.

  Skripsi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan-permasalahan tentang terjadinya dekadensi moral yang terjadi pada siswa di MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus, serta upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengatasi permasalahan tersebut.

  Dalam penelitian ini permasalahan diteliti dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun datanya diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi.

  Hasil dalam penelitian ini adalah kita dapat mengetahui faktor yang menyebabkan dekadensi moral yaitu karena pengaruh teman pergaulan, kurangnya pengawasan orang tua serta kebebasan penggunaan media massa. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengatasi dekadensi moral siswa yaitu dengan mengintensifkan operasi tata tertib, pemberdayaan guru BK, WASKAT (pengawasan melekat), melakukan koordinasi dengan wali murid, mengadakan pembinaan secara intensif dan cepat tanggap terhadap gejala awal terjadinya pelanggaran siswa, memberikan perhatian khusus pada siswa, meminimalisir apabila ada gejala-gejala terjadinya masalah tersebut agar tidak semakin membesar. Kendala yang dihadapi kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus yaitu rendahnya SDM atau kualitas siswa dan orang tua, kurangnya tenaga-tenaga guru yang mau mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk menangani kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan siswa, hiterogenitas latar belakang wali murid yang berbeda-beda, dukungan orang tua yang kurang, sedikitnya guru yang mau beresiko dan konsen terhadap penanganan siswa.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan guru tentang pentingnya pendidikan moral bagi siswa untuk mewujudkan pribadi yang berakhlak mulia.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 C. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 E. Manfaat Penelitian............................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka ............................................................................... 6

  1. Tinjauan tentang Kepala Sekolah .................................................. 6

  a. Pengertian Kepala Sekolah ....................................................... 6

  b. Peran Kepala Sekolah .............................................................. 8

  c. Tugas Pokok Kepala Sekolah ................................................... 10

  2. Tinjauan tentang Moral .................................................................. 11

  a. Pengertian Moral ..................................................................... 11

  b. Proses Perkembangan Moral .................................................... 12

  c. Tahap-tahap Perkembangan Moral ........................................... 13

  e. Penanaman Nilai-nilai Moral ................................................... 17

  4. Profil....................................................................................... 40

  2. Deskripsi Upaya kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa............................................................................................. 54

  1. Deskripsi Faktor penyebab merosotnya moral siswa . ................... 51

  B. Hasil Penelitian ................................................................................... 46

  8. Hubungan dengan Masyarakat ................................................ 45

  7. Sarana dan Prasarana .............................................................. 44

  6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ....................................... 42

  5. Struktur Organisasi ................................................................. 41

  3. Visi, Misi dan Tujuan.............................................................. 39

  f. Mediasi Moral ......................................................................... 20

  2. Letak Geografis ...................................................................... 39

  1. Tinjauan Historis .................................................................... 38

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 31 B. Sumber Data........................................................................................ 32 C. Lokasi Penelitian ................................................................................. 33 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33 E. Uji Keabsahan Data ............................................................................. 35 F. Analisis Data ....................................................................................... 36 A. Gambaran Umum MTs NU Raden Umar Said Colo............................. 38

  C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 30

  B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 29

  h. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Dekadensi Moral ....................................................................................... 23 i. Usaha-usaha Untuk Mencapai Perbaikan Moral ....................... 26

  g. Sebab-sebab Dekadensi Moral ................................................. 21

  3. Deskripsi Kendala yang dihadapi kepala sekolah untuk

  C. Analisis Data ...................................................................................... 60

  1. Analisis Faktor penyebab merosotnya moral siswa ...................... 60

  2. Analisis Upaya kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa ............................................................................................ 64

  3. Analisis Kendala yang dihadapi kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa ................................................. 66

  BAB V PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................. 69 B. Saran ................................................................................................... 70 C. Penutup ............................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Struktur Organisasi MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus ………… ......................................................................... 33

  Tabel 2. Profil Sekolah MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus……… ............................................................................. 34

  Tabel 3. Data Guru dan Karyawan MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus ……………………. .............................................. 36

  Tabel 4. Sarana dan Prasarana MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus …………… ..................................................................... 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan sekolah sebagai lembaga pendidikan tempat generasi muda bangsa belajar adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda. Zaman yang semakin hari semakin mengkhawatirkan menuntut sekolah

  untuk sigap menghadapi situasi apapun, tidak boleh minder ataupun kehilangan kepercayaan dan keyakinan diri, serta harus selalu proaktif melakukan perubahan untuk adaptasi, akomodasi dan kolaborasi dengan

  1 pihak lain dalam satu visi dan misi kedepan.

  Namun untuk melakukan program besar ini ternyata tidak mudah. Orang yang paling berpengaruh terhadap program besar ini adalah kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama eksistensi dan dinamika sekolah.

  Kepala sekolahlah yang akan menggerakkan mesin sekolah, termasuk akan yang digunakan, siapa yang diajak bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita besar sekolah dan sistem apa yang akan dibangun untuk menggapai prestasi

  2 besar dimasa depan.

  Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus mampu memobilisasi sumber daya sekolah, dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan kurikulum, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, 1

  3

  hubungan sekolah dengan masyarakat dan penciptaan iklim sekolah. Kepala sekolah dikatakan berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk

  4 memimpin sekolah.

  Diantara peran strategis yang dimiliki oleh kepala sekolah adalah peranannya sebagai educator. Dalam menanamkan peranannya sebagai seorang educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan di sekolahnya, serta harus memiliki kemampuan untuk membimbing guru, tenaga kependidikan non guru dan membimbing peserta didik. Menurut Sugiono, kepala sekolah harus menanamkan, memajukan dan meningkatkan beberapa nilai,

  5 diantaranya adalah pembinaan moral bagi semua warga sekolah.

  Moral merupakan standar baik buruk yang ditentukan bagi individu

  6

  sebagai anggota sosial. Dalam pandangan islam, moral adalah tingkah laku untuk tujuan yang mulia pula. Sedangkan manusia yang memiliki moral atau akhlak adalah sosok manusia yang mulia dalam kehidupannya secara lahir dan batin yang sesuai bagi dirinya dan orang lain.

  Prinsip-prinsip moral yang dibawa oleh islam bertujuan untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup perilakunya dalam

  7

  berinteraksi dengan individu maupun dengan kelompok masyarakat. Secara teoritis moral merupakan elemen dasar dalam penanaman nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi dan dihindari semua norma agama maupun masyarakat. 3 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik, Implementasi dan

  Inovasi, PT Remaja Rosydakarya, Bandung, 2008, hlm. 182 4 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 81 5 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Professional, Cetakan ke-5, Remaja Rosydakarya, Bandung, 2005, hlm 98 6 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta, 2008,

  Pengaruh negatif globalisasi dewasa ini sulit dihindarkan oleh bangsa Indonesia, terlebih para remaja yang belum matang (masa transisi) menjadi lebih rapuh dan mudah terkontaminasi oleh budaya-budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia. Usia remaja adalah usia yang paling rentan melakukan penyimpangan moral. Faktor-faktor baru mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiannya, akibatnya anak harus seringkali melanggar moral yang menyimpang. Dapat dimaknakan sebagai salahnya pergaulan di dalam masyarakat sehingga sering terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.

  Penyimpangan moral terjadi disebabkan oleh seseorang yang meninggalkan perilaku baik, lalu menggantinya dengan perbuatan yang buruk, seperti bersikap tidak mau tahu dengan lingkungan sekitarnya, cepat terbawa arus, tidak menjaga kehormatan diri, mengajak perempuan tanpa mahrom jalan-jalan, mengikuti gaya dan mode barat, tawuran dan

  8 nongkrong di pinggir jalan.

  peserta didik, seperti yang terjadi di sekolah MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus yang pada akhir-akhir ini banyak siswanya yang mendapatkan sanksi dari sekolah bahkan sampai ada yang dikeluarkan karena melakukan tindakan-tindakan penyimpangan moral seperti mabuk-

  9 mabukan.

  Banyaknya kasus yang terjadi berkenaan dengan semakin merosotnya nilai moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus, mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengatasi dekadensi moral siswa tersebut dan kendala apa saja yang dihadapi kepala sekolah dalam upaya mengatasinya. Hal ini kiranya yang melatarbelakangi untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Kepala Sekolah dalam Mengatasi 8

  Dekadensi Moral Siswa (Studi Kasus di MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus Tahun Ajaran 2013/2014)

  B. Fokus Penelitian

  Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka tidak semua masalah yang berkaitan dengan penelitian ini dapat diteliti. Penelitian ini difokuskan pada upaya kepala sekolah dalam mengatasi dekadensi moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus. Karena yang difokuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengatasi pelanggaran- pelanggaran moral, maka yang diteliti adalah semua siswa yang ada di MTs tersebut.

  C. Rumusan Masalah

  Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka

  1. Faktor apa saja yang menyebabkan merosotnya moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus?

  2. Apa saja upaya kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus?

  3. Kendala apa saja yang dihadapi kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan merosotnya moral siswa MTs. NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus.

  2. Untuk mengetahui apa saja upaya kepala sekolah dalam mengatasi dekadensi moral siswa.

  3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi kepala sekolah untuk mengatasi dekadensi moral siswa MTs NU Raden Umar Said Colo Dawe Kudus.

E. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya mengenai pembiasaan perilaku bermoral baik.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi lembaga yang diteliti, dapat menambah kualitas pembelajaran di MTs tersebut.

  b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam mengantisipasi penyimpangan moral siswanya.

  d. Bagi peneliti, merupakan bentuk pengalaman yang sangat berharga guna menambah wawasan ilmu pengetahuan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENGATASI DEKADENSI MORAL SISWA (STUDI KASUS DI MTS NU RADEN UMAR SAID COLO DAWE KUDUS TAHUN AJARAN 2013/2014) A. Deskripsi Pustaka

1. Kepala sekolah

a. Pengertian kepala sekolah

  Kepala sekolah terdiri dari dua kata, kepala dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian, kepala sekolah dapat di definisikan sebagai: “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah atau sekolah dimana interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan siswa yang

  1 menerima pelajaran.

  Kepala sekolah merupakan pemimpin yang mempunyai peranan yang sangat penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan sekolah dalam mengadakan perubahan sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program dan proses pembelajaran di sekolah sebagian besar terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri. Bahkan dalam sebuah studi menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah atau madrasah adalah keberhasilan kepala sekolah. Beberapa diantara kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan yang tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala

  2 sekolah yang menentukan irama bagi sekolah.

  Kepemimpinan kepala madrasah yang efektif sangat menentukan keberhasilan madrasah. Hal ini sesuai dengan Senat Amerika No. 359 tahun 1979 yang menetapkan bahwa madrasah yang efektif atau sukses hampir selalu ditentukan kepemimpinan kepala madrasah sebagai kunci kesuksesan. Kepala madrasah tidak hanya memberi layanan saja tetapi juga memelihara segala sesuatunya secara lancar dan terus menerus dengan memelihara kerukunan, mencurahkan waktu, energi, intelek dan emosi untuk memperbaiki madrasah. Kepala madrasah merupakan sosok unik membantu madrasah: berimage tentang apa yang dapat dilakukan, member arahan/ dorongan dan keterampilan untuk membuat perkiraan

  3 image sebenarnya.

  Menurut Mulyasa kriteria kepemimpinan kepala madrasah yang

  4

  efektif adalah sebagai berikut: pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.

  2. Dapat menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

  3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan madrasah dan pendidikan.

  4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di madrasah.

  5. Mampu bekerja dengan tim manajemen madrasah.

  6. Berhasil mewujudkan tujuan madrasah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.

  2 3 Ibid, hlm. 82

b. Peran kepala sekolah

  Pada tingkat sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah tidak hanya mengikutkan tanggung jawab dan otoritasnya dalam program sekolah, kurikulum dan keputusan personil, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan akuntabilitas keberhasilan siswa dan programnya. Kepala sekolah harus pandai dalam penyelesaian tugas dan wewenang.

5 Kepala sekolah harus dapat memberi contoh yang baik

  pada stafnya dan pada muridnya supaya di dalam sekolah tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

  Peran kepala sekolah antara lain:

  6

  1) Sebagai educator Sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. 2) Sebagai manajer

  Sebagai manajer, kepala sekolah harus memerankan fungsi manajemen dengan melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan mengkoordinasikan (planning, organizing, actualing, dan controlling). 3) Sebagai administrator

  Sebagai administrator, kepala sekolah memiliki 2 tugas utama, pertama sebagai pengendali struktur organisasi yang mengindahkan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa interaksi dalam mengerjakan tugas tersebut. Kedua melaksanakan administrasi substantif yang mencakup 5 administrasi kurikulum, kesiswaaan, personalia, keuangan, sarana, hubungan dengan masyarakat dan administrasi umum. 4) Sebagai supervisor

  Sebagai supervisor di sini kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administrasi lainnya. 5) Sebagai leader

  Kepala sekolah harus mampu menggerakkan orang lain agar secara sadar dan sukarela melaksanakan kewajibannya secara baik sesuai dengan yang diharapkan pimpinan dalam rangka mencapai tujuan. 6) Sebagai innovator

  Sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasi setiap kegiatan, memberikan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

  7) Sebagai motivator Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. 8) Sebagai evaluator

  Sebagai evaluator, kepala sekolah harus melakukan langkah awal yaitu melakukan pengukuran seperti kehadiran, kerajinan dan pribadi para guru, tentang kependidikan, administrator sekolah dan siswa.

c. Tugas Pokok Kepala Sekolah

  Tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang sedikitnya mencakup tiga bidang, yaitu tugas manajerial, supervisi dan

  7 kewirausahaan.

  1) Tugas Manajerial Tugas kepala sekolah dalam bidang ini berkaitan dengan manajemen sekolah sehingga sumber daya dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif serta efisien, yang meliputi: a) Menyusun rencana pengembangan sekolah(RPS).

  b) Mengelola program pembelajaran.

  c) Mengelola kesiswaan.

  d) Mengelola sarana dan prasarana.

  e) Mengelola personal sekolah.

  f) Mengelola keuangan sekolah.

  h) Mengelola administrasi sekolah. i) Mengelola sistem informasi sekolah. j) Mengevaluasi program sekolah. k) Memimpin sekolah. 2) Tugas supervisi

  Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga memiliki tugas pokok melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kerja guru dan staf. Tujuannya adalah untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan dan manajemen sekolah. Tugas supervisi ini mencakup kegiatan-kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti program supervisi.

  3) Tugas kewirausahaan Tugas kewirausahaan bertujuan agar sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu mendukung jalannya manajemen sekolah, khususnya dari segi finansial. Di samping itu, agar sekolah juga membudayakan perilaku wirausaha di kalangan warga sekolah, 8 khususnya para peserta didik.

2. Moral

a. Pengertian Moral

  Istilah moral berasal dari kata latin ”mores”, sedangkan mores berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabi’at atau kelakuan. Dengan demikian moral dapat diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Jadi

  9

  moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Makna terminologinya adalah ukuran yang baik dan buruk berdasarkan pada kesepakatan umum dalam masyarakat.

  10 adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan.

  Di bawah ini terdapat beberapa definisi moral menurut beberapa ahli, diantaranya: 1) Menurut Ahmad Amin, moral adalah kebiasaan kehendak, artinya bahwa kehendak itu bila dibiasakan maka kebiasaannya disebut 11 akhlak. 2) Menurut Zakiah Daradjat, moral merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan hati nurani, pikiran, perasaan yang menyatu membentuk satu kesatuan yang dihayati dalam kenyataan hidup 8 keseharian. 9 Ibid, hlm. 23 Burhanuddin Salam, Etika Individual, Pola Dasar Filsafat Moral, Rineka Cipta,

  Jakarta, 2000. hlm. 2 10

  3) Menurut Moh. Daud Ali, moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat 12 atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

  4) Menurut Asmawarman, moral adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan

  13 mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.

  5) Menurut Muhammad Abdurrahman, moral adalah ajaran, sekumpulan peraturan dan ketetapan, baik secara lisan ataupun tulisan yang berkenaan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak sehingga dengan setiap tindakan dan perbuatan yang

  14 dilakukan itu menjadikannyabsebagai manusia yang baik.

b. Proses Perkembangan Moral

  Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa

  15

  1) Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. Di samping itu, yang paling penting dalam pendidikan moral ini, adalah keteladanan dari orangtua, guru atau orang dewasa lainnya dalam melakukan nilai- nilai moral. 2) Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya (seperti orangtua, guru, kiai, artis atau orang dewasa 12 lainnya).

  Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998. hlm. 353 13 14 Asmawarman, Pengantar Studi Akhlak, Rajawali Press, Jakarta, 1992. hlm. 13 15 Muhammad Abdurrahman, Op. Cit, hlm. 120

  3) Proses coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.

c. Tahap-tahap Perkembangan Moral

  Menurut Kohlberg tahap-tahap perkembangan moral adalah

  16

  sebagai berikut:

  1. Tingkat Pra-Konvensional Pada tingkat ini seseorang sangat tanggap terhadap aturan- aturan kebudayaan dan penilaian baik atau buruk, tetapi ia menafsirkan baik atau buruk ini dalam rangka maksimalisasi kenikmatan atau akibat-akibat fisik dari tindakannya (hukuman fisik, penghargaan, tukar-menukar kebaikan).

  Pada tingkat ini seseorang menyadari dirinya sebagai seorang individu di tengah-tengah keluarga, masyarakat dan bangsanya. Keluarga, masyarakat dan bangsa dinilai memiliki kebenarannya sendiri, karena jika menyimpang dari kelompok ini akan terisolasi. Maka dari itu, kecenderungan orang pada tahap ini adalah menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dan mengidentifikasikan dirinya terhadap kelompok sosialnya.

  3. Tingkat Pasca-Konvensional atau tingkat Otonom Pada tingkat ini, orang bertindak sebagai subyek hukum dengan mengatasi hukum yang ada. Orang pada tahap ini sadar bahwa hokum merupakan kontrak sosial demi ketertiban dan kesejahteraan umum, maka jika hokum tidak sesuai dengan martabat manusia, hokum dapat dirumuskan kembali.

d. Sistem Moral

1) Dasar-dasar moral

  Dasar-dasar moral mencakup makna baik dan buruk, diantaranya:

  17

  a) Baik

  1. Sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan

  2. Sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya

  3. Sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan yang memberi kepuasan

  4. Sesuatu yang sesuai keinginan

  5. Sesuatu yang dikatakan baik, ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang/bahagia. Jadi sesuatu yang dikatakan baik bila ia dihargai secara positif.

  b) Buruk

  1. Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tidak sempurna mencukupi

  2. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima

  3. Adalah segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus dan sebagainya. Perbuatan buruk adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Moral menyangkut kebaikan. Orang yang tidak baik disebut sebagai orang yang tidak bermoral atau kurang bermoral. Moral dapat disamakan dengan kebaikan orang tua, yaitu kebaikan manusiawi.

  18 Setiap perbuatan lahir dari kehendak dan setiap kehendak lahir dari

  keyakinan yang tertanam dalam batinnya, karena sangat sukar dibayangkan ada sebuah perbuatan yang lahir atau muncul di luar kehendak dan keyakinannya. Memang dalam kenyataanya ada perbuatan yang lahir dari kehendak yang bertentangan dengan keyakinannya. Dalam hal ini untuk memberikan nilai suatu perbuatan, faktor kehendak dan tujuan perbuatan tidak menjadi tolok ukur penilaian. Atau niat seseorang sebagai dasar terbitnya perbuatan adalah menjadi standar pengukurannya.

  Jadi sebenarnya perbuatan itu dapat diberi nilai baik atau buruk karena dilihat dari niat orang yang melakukannya, tidak dilihat dari hasil sebagai akibat dari perbuatan itu. Maka perbuatan yang disertai niat baik, bernilai baik meskipun mengakibatkan keburukan, dan perbuatan yang bernilai buruk tetap bernilai buruk meskipun menghasilkan kebaikan.

  2) Norma-norma Moral

  Norma-norma moral adalah tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang. Menurut Magnis-Suseno, sikap moral yang sebenarnya disebut moralitas. Ia mengartikan moralitas sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah. sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena mencari keuntungan. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-

  19 betul tanpa pamrih. Hanya moralitaslah yang bernilai secara moral.

  3) Nilai moral

  20 Nilai moral adalah nilai yang mendukung harkat manusia.

  Pengembangan dari nilai-nilai individu pada anak adalah lambat dan relatif, sebagian yang definitive dari proses pertumbuhan kedewasaan anak tentang nilai,mungkin dapat dipertimbangkan untuk terjadinya kesiapan sikap seseorang anak untuk

  Pengembangan dari nilai-nilai individu pada anak adalah lambat dan relatif. Sebagian yang definitif dari proses pertumbuhan kedewasaan anak tentang nilai, mungkin dapat dipertimbangkan untuk terjadinya kesiapan sikap seorang anak untuk semua sasaran yang berarti dan dapat menyatukan dirinya dalam pengertian nilai-nilai sentral. Proses ini dilakukan untuk mengatasi beberapa kesulitan pada masa andoselen.

  21 Adapun nilai-nilai moral tersebut antara lain:

  a) Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan hak orang lain.

  b) Larangan mecuri, berzina, membunuh, minum-minuman keras dan berjudi.

  Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

  22

4) Tanggung jawab moral

  Dari sisi filsafat, satu tanggung jawab itu sedikitnya didukung oleh tiga unsur/dimensi diantaranya:

  

23

  a) Kesadaran memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dan sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seorang baru dapat dimintai tanggung jawab bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.

  b) Kecintaan (love, affection) Cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban.

  c) Keberanian (caurange, bravery) Berani berbuat, berani bertanggung jawab, berani di sini didorong oleh rasa keikhlasan karena tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dan tindak perbuatan. 21 Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik), PT. rineka

e. Penanaman Nilai-Nilai Moral

  Anak adalah amanah dan karunia Allah SWT. Maka di dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia. Allah menanamkan fitrah yang suci, dengan fitrahnya tersebut ia akan menjadi permata bagi orangtuanya dan aset mereka kelak di kemudian hari. Pada masa anak terjadi proses pembentukan diri, baik secara biologis, psikologis maupun sosiologis yang sangat signifikan bagi tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Tahap ini juga merupakan masa ketidakberdayaan anak, karena ia sangat tergantung pada orang dewasa. Maka sudah menjadi kewajiban orangtualah untuk melakukan pengasuhan dan pembinaan terhadap anak, agar ia dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi generasi yang berkualitas dari segala aspek.

  Menanamkan nilai moral agama pada anak adalah salah satu tugas pokok yang harus dijalankan oleh para orangtua pada anaknya. merupakan pondasi bagi kepribadian anak. Menanamkan nilai moral

  24

  agama pada anak dapat dilakukan melalui tiga cara: 1) Kegiatan Latihan.

  Penanaman nilai moral agama harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, yang didalamnya terkandung unsur latihan. Sang ibu disarankan banyak berbuat kebajikan dan makan-makanan yang halal. Hal ini semata-mata bukan untuk sang ibu saja, namun juga berguna bagi sang bayi. Sama halnya, pada saat bayi lahir diperdengarkan suara adzan di telinga sebelah kanan dan iqomah di telinga sebelah kiri. Ini bertujuan untuk mengenalkan kalimat tauhid (ke-Esaan Tuhan) pada anak. Masa anak adalah masa reseptif, di mana nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua direkam pada memorinya. 24 Pada saat ini otak berkembang begitu pesat, sehingga tepat sekali untuk mengajarkan apa saja kepada anak terutama yang berkaitan dengan nilai moral agama. 2) Kegiatan aktivitas bermain.

  Penanaman nilai moral agama dapat dilakukan melalui aktivitas bermain anak. Pada saat bermain pendidik/orangtua dapat memberikan motivasi pada anak untuk saling memaafkan. Sebagai contoh, pada saat anak-anak saling berebut dan bertengkar, maka orangtua harus memotivasi anak agar mau saling memaafkan. Dalam aktivitas bermain anak belajar mematuhi aturan yang berlaku dalam permainan serta belajar menerima hukuman jika seseorang bermain tidak mengikuti aturan. 3) Kegiatan pembelajaran.

Dokumen yang terkait

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SKI DI MTS NU AL HIDAYAH GETASRABI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 7

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SKI DI MTS NU AL HIDAYAH GETASRABI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 25

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SKI DI MTS NU AL HIDAYAH GETASRABI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 6

BAB IV - UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SKI DI MTS NU AL HIDAYAH GETASRABI GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 21

STRATEGI GURU MENGEMBANGKAN ASERTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DI MTS NU HASYIM ASY’ARI 2 KUDUS - STAIN Kudus Repository

0 0 27

STRATEGI GURU MENGEMBANGKAN ASERTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DI MTS NU HASYIM ASY’ARI 2 KUDUS - STAIN Kudus Repository

1 2 55

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KITAB BULUGHUL MARAM TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS DI MTS NU AL-MUNAWWARAH LAU DAWE KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 6

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian - PENGARUH PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KITAB BULUGHUL MARAM TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS DI MTS NU AL-MUNAWWARAH LAU DAWE KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 8

ANALISIS PENGEMBANGAN SILABUS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DI MTS NU MIFTAHUL MAARIF KALIWUNGU KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 9

ANALISIS PENGEMBANGAN SILABUS PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DI MTS NU MIFTAHUL MAARIF KALIWUNGU KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 55