Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Mamahami Materi Vektor SKRIPSI
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika,
dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya
Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul
untuk Mamahami Materi Vektor
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh :
Agata Novia Adriani
NIM : 08 1424 003
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Kekuatanku dan Bunda Maria
Bapakku F.X. Bagus Putu Adi, Ibuku M.M. Retnowati
Adik-adikku F.Suryadi R. dan F. Indra Wijaya
“Kupersembahkan skripsi ini sebagai bentuk ucapan syukur, tanda terima kasih,
bakti, dan cintaku untuk keluargaku yang selalu mendoakan, percaya, mendukung, dan
memotivasiku untuk terus belajar, tidak mudah putus asa, dan selalu berusaha
mendapatkan yang terbaik.”
Almamaterku Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma
Motto
“Apapun yang Kamu Lakukan, Baik atau Buruk Akan Berdampak Bagimu dan Orang-Orang di Sekitarmu”
“Hidup adalah Pilihan Namun Kedewasaan Seseorang,
Tampak Dalam Pilihan-Pilihan Tersebut”
ABSTRAK
Agata Novia Adriani, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Fisika, dan Efektivitas Program Remedi sebagai Upaya Membantu Siswa
Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Memahami Materi Vektor”Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2012).Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal Fisika yang diberikan. Selain itu, penelitian juga dimaksudkan untuk mengadakan suatu program, sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam menyelesaikan soal. Program ini disebut sebagai program remedi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Stella Duce Bantul sejumlah 36 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan non tes. Penelitian dilakukan melalui empat tahap kegiatan yaitu (1) observasi, (2) pengadaan preteset, (3) pelaksanaan program remedi, (4) pelaksanaan posttest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi vektor. Namun, program remedi yang diadakan ternyata efektif membantu siswa mengatasi kesulitan mereka untuk memahami materi vektor. Secara kualitatif, hal ini dilihat dari meningkatnya prosentase jumlah siswa yang masuk kategori sangat paham dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Selain itu, perhitungan secara kuantitatif terhadap perbandingan hasil pretest dan posttest siswa menunjukkan hasil yang signifikan.
ABSTRACT
Agata Novia Adriani, "Analysis of Student Difficulties in Physics Problem
Solving and The Effectiveness Remedial Program as Effort Helps High
School Students in Class X Stella Duce Bantul to Understanding Vector
Material.Physical Education Studies Program, Department of Mathematics and
Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata
Dharma University, Yogyakarta (2012).This study aims to investigate students' difficulties in solving physics problems is given. In addition, the study also aimed to establish a program, an effort to help students overcome their difficulties in solving the problem. The program is referred to as a remedial program.
This research was conducted at the High School Stella Duce Bantul. The subjects of this study were students of class X SMA Stella Duce Bantul some 36 people. The study was conducted in September 2012. The instrument are used in this study are in test instruments and test form The research was conducted through four phases of activities: (1) observation, (2) procurement pretest, (3) implementation of remedial programs, (4) implementation of the posttest.
The Results of Research showed that students had difficulty in vector material. However, the program was effective remedy was held to help students overcome their difficulties to understand the material vector. Qualitatively, it is seen from the increase in the percentage of students who entered the category of great understanding in solving the given problem. In addition, the quantitative calculation of the comparison results of pretest and posttest of students showed significant results.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya Membantu Siswa
Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Mamahami Materi Vektor dengan baik.
Skripsi tersebut ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan, semangat, bimbingan, kerja sama, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Domi Severinus, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah dengan penuh kesabaran berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan dan penyelesaikan tugas akhir ini.
2. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang dengan penuh kedisiplinan, mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan di Pendidikan Fisika..
3. Sr. Adriani, CB, selaku Kepala Sekolah SMA Stella Duce Bantul yang telah memberikan ijin sewaktu penulis melakukan penelitian pada bulan Agustus 2012 hingga September 2012.
4. Bapak Fransiskus Yuni Wantoro, selaku guru Fisika SMA Stella Duce Bantul penelitian, serta memberikan masukan-masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir.
5. Keluargaku tercinta, F.X Bagus Putu Adi (bapak), M.M Retnowati (ibu), Fransiskus Suryadi R. dan F. Indra Wijaya (adik) yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
6. Bapak-Ibu guru dan karyawan SMA Stella Duce Bantul yang terus mendukung dan menyemangati penulis selama melakukan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas X SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2012/2013 atas bantuan dan keterlibatannya dalam penelitian untuk tugas akhir ini.
8. Teman-temanku di Pendidikan Fisika, khususnya angkatan 2008, juga sahabatku Gery, Anto, Sigit, Edwin, Helen, Sinta, Ari, Dina, Mira, Mas Agung, Mas Bagus, Mas Agus dan Mbak Dita. Terima kasih atas kebersamaan dan dorongan yang kalian berikan.
9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Akhir kata, semoga pemaparan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Yogyakarta, 18 Desember 2012 Penulis, Agata Novia Adriani
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7 E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Istilah ........................................ 7
1. Perumusan Variabel ....................................................................... 7
2. Pembatasan Istilah ......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Fisika ............................................................................... 9 B. Kesulitan Belajar ................................................................................ 12 C. Pembelajaran Fisika yang Konstruktivis ............................................. 14 D. Program Remedi .................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................... 25 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25 C. Subyek Penelitian ............................................................................... 25 D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 26
G. Desain Penelitian ............................................................................... 32
a. Kualitatif .............................................................................. 38 1) Analisis Berdasarkan Lembar Observasi ......................... 38 2) Analisis Hasil Pretest ....................................................... 41 3) Analisis Program Remedi ................................................. 54
2. Analisis Data ................................................................................ 38
1. Data ............................................................................................. 37
B. Data dan Analisis .............................................................................. 37
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan .................................................. 35
1. Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 34
2. Kuantitatif .................................................................................... 30
1. Instrumen untuk Memperoleh Data ............................................. 26
1. Kualitatif ...................................................................................... 28 1) Analisis Lembar Observasi .................................................... 28 2) Analisis Data Pretest .............................................................. 28 3) Analisis Program Remedi ...................................................... 30
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 28
3. Posttest ........................................................................................ 27
2. Pretest ......................................................................................... 27
1. Observasi ..................................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26
2. Instrumen untuk Proses Pembelajaran ......................................... 26
b. Kuantitatif ............................................................................. 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 65 B. Saran .................................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67 LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skala Skor yang Menunjukkan Tingkat Pemahaman siswa .............. 31Tabel 3.2 Data Statistika Tentang Nilai Pretest dan Posttest siswa .................. 32Tabel 4.1 Skor Maksimal yang Diperoleh Siswa Pada Tiap Konsep ................. 37Tabel 4.2 Pengelompokkan Siswa BerdasarkanKesulitan Menentukan Faktor Diketahui .......................................... 41
Tabel 4.3 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenentukan Faktor yang Ditanyakan ............................................... 42
Tabel 4.4 Pengelompokkan Siswa BerdasarkanKesulitan Melukis Vektor ................................................................ 43
Tabel 4.5 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMelakukan Operasi Vektor dengan Metode Segitiga ...................... 44
Tabel 4.6 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenjumlahkan Vektor dengan Metode Jajar Genjang ..................... 46
Tabel 4.7 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMengurangkan Vektor dengan Metode Jajar Genjang ..................... 46
Tabel 4.8 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenjumlahkan Vektor dengan Metode Poligon .............................. 48
Tabel 4.9 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMengurangkan Vektor dengan Metode Poligon .............................. 48
Tabel 4.10 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanTabel 4.11 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenggambar Komponen Vektor ..................................................... 50
Tabel 4.12 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenentukan Besar Komponen Vektor .............................................. 51
Tabel 4.13 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenggambar Resultan Vektor ......................................................... 53
Tabel 4.14 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan KesulitanMenentukan Besar Resultan Vektor ................................................. 53
Tabel 4.15 Perbandingan Jumlah Siswa Pada Pretest dan Posttest BerdasarkanKategori Tidak Paham, Kurang Paham, Paham dan Sangat Paham . 56
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ............................... 58Tabel 4.17 Pengolahan Pretest dan Posttest Siswa ............................................ 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Pengelompokkan Jenis Kesulitan Siswa ............................. 29Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian ................................................................. 32
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 70 Lampiran 2 Surat Tanda Bukti Penelitian dari Sekolah ................................... 71 Lampiran 3 Lembar Observasi ......................................................................... 72 Lampiran 4 Kisi-kisi Materi ............................................................................. 76 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) ......................................... 77 Lampiran 6 Soal Pretest dan Pembahasannya .................................................. 87 Lampiran 7 Soal Latihan untuk Diskusi .......................................................... 92 Lampiran 8 Soal Posttest ................................................................................. 94 Lampiran 9 Hasil Kerja Siswa .......................................................................... 96 Lampiran 10 Dokumentasi Pembelajaran di Kelas ............................................103
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu sistem pendidikan, terjadi proses pembelajaran dalam
suatu kondisi tertentu. Pembelajaran menurut Wikipedia merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar, pada suatu lingkungan belajar (http://id.wikipedia.Org yang diunduh Selasa, 6 Maret 2012). Interaksi ini dapat terjadi pada lingkungan yang formal, maupun non formal. Pada lingkungan formal, interaksi terjadi dalam kondisi yang formal, yaitu dalam suatu sekolah formal dan ruang kelas untuk belajar. Sedangkan untuk lingkungan yang non formal, interaksi banyak dilakukan dalam konteks lingkungan sekitar, yang mana peserta didik sendiri mengalami suatu gejala (cara bergaul, bekerja sama, dll) yang langsung dialami peserta didik di lingkungan atau kaitannya dengan relasi mereka untuk mengenal lingkungan.
Dari uraian tersebut, proses pembelajaran yang baik tentunya diharapkan dapat terjadi dalam suatu lingkungan belajar, agar dapat membantu peserta didik (siswa) untuk belajar dengan lebih baik.
Siswa dalam perspektif UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan dan pengarahan dari seseorang atau beberapa orang, untuk membantu mereka mengoptimalkan perkembangan diri mereka (UNESA dalam http://elearning.unesa.ac.id yang diunduh hari Selasa, 6 Maret 2012).
Elemen lain yang merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran adalah guru. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Guru, terdapat definisi tentang guru, yaitu guru adalah seorang pengajar, yang mengajarkan suatu ilmu. Dalam arti yang lebih luas, guru adalah seseorang, yang dapat mengajarkan hal yang baru. Peran guru sangatlah penting untuk mendukung dan membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Guru (sebagai seorang pendidik) tentunya merupakan salah satu subyek yang turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa.
Namun dalam kenyataannya, guru sering lupa menyadari bahwa setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap suatu materi tertentu yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda ini, menghasilkan tiga kelompok siswa, yaitu kelompok siswa yang sangat berhasil memahami materi yang disampaikan, kelompok siswa yang cukup, dan kelompok siswa dengan variasi kesulitan belajar yang dialami, untuk memahami materi tersebut.
Kelompok siswa dengan variasi kesulitan belajar ini, dapat disebabkan karena beberapa hal; siswa kurang termotivasi pada materi yang disampaikan, siswa kurang berusaha untuk memahami materi tersebut, siswa mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian yang sukar dari seluruh bahan yang harus dipelajarinya. Penyebab lain yang dapat menjadi kesulitan belajar siswa adalah ada konsep dasar yang belum dikuasai siswa, proses belajar yang dialami oleh siswa tidak cukup menarik atau tidak cocok dengan karakter siswa yang bersangkutan. Hal-hal tersebut dapat menjadi faktor yang memunculkan adanya variasi kesulitan siswa dalam proses belajar.
Dalam pelajaran fisika, kesulitan belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti yang sudah disebutkan di atas, tetapi juga bisa disebabkan karena kemampuan analisis siswa ketika menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, dirasa kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam menganalisis soal, dapat terjadi karena siswa merasa evaluasi dan pengayaan (bisa berupa latihan soal, ulangan, tugas, dll) terhadap materi tersebut kurang.
Faktor lain yang menyebabkan kesulitan tersebut juga dapat terjadi apabila konsep-konsep dasar yang seharusnya diketahui siswa, tidak diketahui olehnya.
Salah satu materi fisika untuk kelas X adalah materi tentang vektor. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi tersebut masih tergolong sulit untuk siswa. Misalnya saja, dalam http://repository.upi.edu/ operator/upload/s_fis_0704140 yang diunduh tanggal 2 Januari 2013, peneliti menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada materi vektor hanya sebesar 46,6 dengan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 26. Penelitian lain dilakukan oleh M. Jazuri (dalam http://library.walisongo.ac.id yang diunduh pada hari selasa, 5 juni 2012) pada siswa kelas X MA Ya Falah Grobogan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa kelas X di sekolah itu berupa kesulitan menggambar (sebesar 52,3%) dan kesulitan dalam perhitungan (sebesar 62,1%). Hasil dari kedua penelitian tersebut tentunya merupakan contoh penelitian yang menunjukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan untuk memahami materi vektor. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan penanggulangan untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurut Caroll (dalam Enthang, 1984: 3), dikatakan bahwa bilamana siswa diberi kesempatan mempergunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan ia mempergunakan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkatan hasil belajar, seperti yang diharapkan. Ini berarti, setiap siswa ‘sebenarnya’ dapat memperkecil tingkat kesulitannya sendiri dalam memahami suatu materi tertentu, asal ia mendapat waktu yang cukup untuk belajar dan mencoba memahami materi tersebut.
Dari pandangan tersebut pula, muncul suatu gagasan perlunya mengetahui kesulitan siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Hal yang mungkin diupayakan oleh guru, misalnya dengan mencoba menganalisis letak kesulitan siswa ketika siswa tersebut memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan. Cara ini dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru, serta tepat atau tidaknya jawaban yang diberikan siswa ketika menyelesaikan soal tersebut.
Namun, cukup tahu kesulitan siswa saja pastinya tidak cukup. Perlu ada tindak lanjuk sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan yang mereka alami. Kelanjutan dari upaya tersebut salah satunya adalah melalui pengadaan program remedi.
Dari pengalaman yang diperoleh di beberapa sekolah, program remedi yang diadakan biasanya bersifat umum dan mencakup keseluruhan materi selama satu semester. Remedi yang diadakan pun dilakukan di akhir semester, setelah ulangan akhir semester, yang mana program tersebut dilakukan jika siswa di sekolah tersebut, banyak yang tidak mencapai ketuntasan belajar seperti yang telah ditetapkan sekolah. Cara tersebut tentunya kurang sesuai dengan tujuan dari program remedi, karena jika program remedi diadakan di akhir semester, tentunya guru tidak dapat mengetahui secara detail kesulitan yang dialami siswa pada materi tertentu.
Remedi menurut Enthang (1984: 11), adalah upaya yang dilakukan pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Tujuan dari pengadaan program remedi ini adalah peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya, siswa dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan. Dari tujuan tersebut, diharapkan siswa dapat lebih menguasai bahan yang diajarkan, sehingga modal ilmu yang diperoleh siswa dapat lebih maksimal. Pada akhirnya, dengan semakin banyak siswa yang memahami materi yang diajarkan, akan semakin banyak pula siswa yang memperoleh nilai yang baik pada materi tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntansan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah siswa di SMA Stella Duce Bantul juga mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang vektor?
2. Dimanakah letak kesulitan yang dialami oleh siswa SMA Stella Duce Bantul dalam memahami materi vektor?
3. Apakah program remedi dapat membantu siswa SMA Stella Duce Bantul untuk mengatasi kesulitan mereka dalam memahami materi vektor?
C. Tujuan Penelitian
1. Menyelidiki kesulitan siswa dalam menganalisis dan menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Secara khusus, penyelidikan dilakukan dengan melihat cara siswa menganalisis soal (sejauh mana siswa mengetahui komponen-komponen dari soal, yang bisa dijadikan modal untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru), dan bagaimana cara siswa menyelesaikan soal tersebut. Dengan demikian, peneliti dapat menemukan, sampai langkah mana, siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan.
2. Mengadakan suatu program, sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam menyelesaikan soal. Program ini dilakukan, setelah peneliti tahu, dimana letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dengan program yang diberikan ini, peneliti dapat melihat, semakin banyak atau tidaknya siswa yang dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dengan benar dan tepat.
Dengan demikian, dapat dilihat efektif tidaknya program yang digunakan untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam menyelesaikan soal.
D. Manfaat
1. Bagi peneliti, dengan penelitian ini, peneliti menjadi tahu letak kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, dan ada atau tidaknya peningkatan pemahaman dari program remedi yang diadakan.
2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini, guru tidak hanya mengetahui sejauh mana siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi juga mendapat referensi atau masukan, untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
3. Bagi siswa, siswa mendapatkan kesempatan untuk dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru dan sampai batas mana mereka dapat menyelesaikan soal tersebut. Dengan demikian, siswa tahu dimana letak kesulitan mereka. Siswa juga mendapat kesempatan untuk memperbaikinya melalui program remedi yang diadakan.
E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Masalah
1. Perumusan Variabel Variabel yang diteliti dalam penelitian ini berupa nilai yang diperoleh siswa berkaitan dengan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan berkaitan dengan pokok bahasan tentang vektor.
2. Pembatasan Istilah
a. Kesulitan siswa dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang diberikan.
b. Materi fisika yang digunakan untuk pokok bahasan dalam penelitian ini adalah materi tentang vektor, yang mencakup tentang penggambaran vektor, komponen vektor, metode grafis dan analisis untuk menyelesaikan persoalan tentang vektor, operasi penjumlahan, pengurangan, serta penentuan besar dan arah vektor resultan.
c. Siswa dalam penelitian ini berarti sekelompok orang yang terlibat dalam penelitian ini. Siswa yang terlibat adalah siswa kelas X dari suatu kelas di SMA tertentu, dalam hal ini siswa kelas X di SMA Stella Duce Bantul.
d. Bermanfaat atau tidaknya program remedi yang diadakan hanya dilihat dari peningkatan hasil posttest setelah program remedi dilaksanakan yang dibandingkan dengan hasil pretestnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Fisika Fisika merupakan bagian dari sains. Menurut Sudarwanto (dalam
http://www.mansaba.sch.id yang diunduh hari Senin, 11 Juni 2012) dikatakan bahwa sains adalah aktivitas manusia yang telah berkembang sebagai suatu perangkat intelektual untuk memudahkan menggambar dan mengatur lingkungan. Sebagai sebuah metode, sains relatif stabil dan berlaku secara universal. Sedangkan sebagai kumpulan pengetahuan, sains berkembang secara terus menerus.
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan sains merupakan salah satu bentuk ilmu. Tujuan dasar setiap ilmu, khususnya fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, dan asas yang dapat diandalkan (Suriasumantri, dalam http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files yang diunduh tanggal 30 Desember 2012). Hal ini berarti, tuntutan dari pembelajaran fisika adalah memberikan gambaran bahwa setiap konsep, prinsip, dan teori fisika tidak lahir secara kebetulan, namun melalui proses dan langkah yang panjang. Belajar IPA (fisika) yang sebenarnya bukan hanya menghafal kata-kata, tetapi juga merupakan hasil asosiasi dari pengalaman-pengalaman (Subiyanto, 1988: 56).
Dalam seting pembelajaran, siswa dianggap dapat mengkonstruksi makna mereka sendiri berdasarkan pengetahuan mereka sebelumnya, aktivitas kognitif dan metakognitif mereka, serta hambatan-hambatan yang mereka temui dalam seting pembelajaran tersebut, termasuk informasi yang tersedia bagi mereka (Prihantoro, 2010: 56). Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan membawa pengetahuan yang luas, tujuan dan pengalaman mereka sendiri, dan mereka menggunakannya untuk memahami informasi-informasi yang mereka jumpai.
Modal yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran tersebut tentunya dapat diterapkan untuk memahami suatu persoalan. Pemahaman yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran, tentunya membuat mereka mampu menyelesaikan persoalan. Namun, tepat atau tidaknya penyelesaian yang mereka lakukan, terlihat dari berbagai proses kognitif yang sudah mereka terima sebelumnya.
Sering dijumpai bahwa kenyataannya, siswa sering salah menggunakan informasi yang tersedia sehingga terbentuklah konsep yang salah. Konsep-konsep yang salah ini tentunya akan berkembang menjadi semakin salah, jika tidak diarahkan pada konsep yang benar. Hal ini tentunya menjadi tugas guru untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk sampai pada konsep yang benar. Proses yang dialami siswa untuk membangun dan memahami suatu konsep, serta memperbaiki konsep yang salah merupakan suatu proses belajar.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Harianto, 2011: 9). UNESCO (Suyono dan Harianto, 2011: 29) menyebutkan adanya 4 pilar dalam belajar, yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk bekerja, belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama, dan belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Dengan keempat pilar belajar tersebut , diharapkan sasaran akhir proses pembelajaran yang maksimal dapat terjadi. Hasil tersebut dapat berupa disiplin mental, perubahan perilaku, perubahan persepsi, maupun pengetahuan hasil bentukan yang diperoleh seseorang melalui proses belajarnya.
Caroll (dalam Enthang, 1984: 3-4) mengungkapkan sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan suatu bahan / materi
2. Usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menguasai bahan tersebut
3. Bakat yang dimiliki oleh seseorang
4. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran, dan
5. Kemampuan seseorang untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar yang dihadapinya, Faktor-faktor tersebut dapat menentukan maksimal atau tidaknya hasil belajar yang diperoleh seseorang.
B. Kesulitan Belajar
Ketika mengalami proses belajar, seseorang kadangkala mengalami kesulitan. Menurut The National Joint Committee for Learning Disabillities (dalam Abdurrahman, 2009: 7), kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, maupun kemampuan menalar.
Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut, dapat disebabkan karena beberapa faktor, misalnya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor- faktor internal tersebut berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang menyangkut tentang lingkungan tempat siswa belajar, maupun situasi di lingkungan tersebut.
Burton (dalam Enthang, 1984: 13-14) mengemukakan pendapatnya mengenai faktor-faktor yang menjadi latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa dan terdapat dalam diri siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kelemahan secara fisik, seperti:
a. Suatu pusat susunan saraf yang tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat, atau sakit, sehingga sering membawa gangguan emosional.
b. Penyakit menahun (seperti asma dan sebagainya) yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
2. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir, maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidik.
3. Kelemahan-kelemahan emosional, seperti :
a. Terdapatnya rasa tidak aman
b. Penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi dan tuntutan- tuntutan tugas maupun lingkungan c. Tercekam rasa pobia (rasa takut, benci dan antipati), yang merupakan mekanisme pertahanan diri.
4. Kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, misalnya : a. Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar.
b. Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian.
c. Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab.
d. Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
e. Merasa gugup.
5. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan ataupun pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti : a. Ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan beruntun).
b. Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.
Kesulitan-kesulitan belajar tersebut tentunya juga akan memberikan pengaruh pada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dalam belajar Fisika, misalnya, beberapa orang siswa juga mungkin bisa mengalami kesulitan-kesulitan seperti yang sudah dijelaskan. Habiburrahman (1981: 3) berpendapat bahwa kesulitan siswa dalam belajar IPA, dalam kasus ini berarti fisika, banyak bersumber dari hal-hal berikut, seperti:
1. Kesulitan dalam membaca suatu kalimat atau istilah
2. Kesulitan dalam angka
3. Kesulitan dalam mengerti tentang konsep-konsep yang diajarkan
4. Kesulitan dalam menggunakan alat-alat praktikum
5. Kesulitan yang disebabkan karena pribadi siswa sendiri, misalnya: a. Siswa sulit diajak berpikir secara deduktif.
b. Siswa merasa sulit mengambil kesimpulan, ketika dihadapkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan masalah yang dberikan guru.
c. Siswa sulit membuat sebuah hipotesis.
d. Siswa sulit untuk menguji hipotesis tersebut.
e. Siswa sulit untuk memformulasikan suatu masalah.
C. Pembelajaran Fisika yang Konstruktivis
Salah satu landasan yang digunakan dalam belajar fisika adalah landasan yang bersifat konstruktif, yaitu suatu landasan yang merupakan bentukan pengetahuan yang kita buat sendiri. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut bukan semata-mata diterima begitu saja seperti suatu transfer barang, tetapi pengetahuan yang kita bentuk saat kita sedang mempelajari sesuatu.
Menurut Suparno (2007: 10-11), dalam pendidikan fisika, ada dua aliran konstruktivisme yang digunakan dan bahkan dikembangkan, yaitu:
1. Konstruktivisme psikologis personal yang ditemukan oleh Piaget Dalam model ini, Piaget mengamati bagaimana seorang anak membentuk pengetahuannya sendirian. Ia menekankan bagaimana seorang individu secara personal mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan obyek yang dihadapinya. Dalam kasus belajar fisika, anak diberi kebebasan untuk belajar sendiri dan memperoleh kemajuannya sendiri. Hal yang ditekankan adalah siswa hanya dapat mengerti fisika bila ia sendiri belajar dan dengan demikian membangun pengetahuannya sendiri.
2. Sosiokulturalisme yang ditemukan oleh Vygotsky Berbeda dengan Piaget, Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain, terlebih dengan orang lain yang memiliki pengetahuan yang lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik pula. Dengan kata lain, siswa perlu berinteraksi dengan para ahli dan terlibat langsung dengan situasi yang cocok dengan pengetahuan yang ingin digelutinya. Menurutnya, kegiatan seseorang untuk mengerti sesuatu selalu dipengaruhi oleh partisipasi orang tersebut dalam praktik-praktik sosial dan kultural yang ada.
Berdasarkan kedua pandangan tersebut, Suparno (2007: 134) mengungkapkan beberapa metode pembelajaran fisika yang sesuai, untuk membangun pengetahuan siswa, salah satunya adalah dengan metode
cooperative learning . Dalam model pembelajaran ini, siswa dibiarkan belajar
dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerja bersama untuk semakin menguasai bahan.
Namun, pembelajaran secara cooperative learning pun masih memiliki model pembelajaran yang bermacam-macam. Di antara model-model pembelajaran cooperative learning, yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah model diskusi kelompok (Robert, 2005: 252).
Model diskusi adalah model pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain (Kindvatter, Willen, Ishler, dalam Suparno, 2007: 129). Hal pokok yang harus dipersiapkan dalam diskusi kelompok adalah memastikan bahwa setiap anggota kelompok aktif berpartisipasi. Dengan kata lain, siswa dibiasakan untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan melalui pembicaraan dalam kelompok, dan saling bertukar ide atau gagasan dalam kelompok tersebut.
D. Program Remedi
Seperti sudah disebutkan pada bagian pendahuluan, remedi menurut Enthang adalah suatu upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar, dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Tujuan dari pengadaan program remedi ini adalah peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang- kurangnya, siswa dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Enthang, 1984: 10-11).
Tetapi, ada proses yang perlu dilakukan sebelum melakukan program remedi, proses tersebut adalah melakukan analisis terhadap kesulitan yang dialami siswa. Dalam Abdurrahman (2009: 20), terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai prosedur melakukan analisis, misalnya :
1. Identifikasi Pelaksanaan identifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan laporan guru kelas atau sekolah yang bersangkutan, juga melakukan hasil tes kemajuan belajar (yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti), atau melalui instrumen informal, misalnya dalam bentuk lembar observasi guru atau orang tua. Berdasarkan informasi tersebut, sekolah nantinya dapat memperkirakan jumlah anak yang memerlukan bantuan berupa program remedi, maupun data anak dengan kesulitan yang mereka hadapi.
2. Lokalisasi letak kesulitan Pada bagian ini, kita dapat melihat hal-hal yang menjadi letak kesulitan siswa, misalnya dalam mata pelajaran (bidang studi) mana kesulitan itu terjadi, pada kawasan tujuan pembelajaran mana kesulitan itu terjadi, pada bagian ruang lingkup bahan mana kesulitan itu terjadi, dan dalam segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi.
3. Memperkirakan kemungkinan bantuan Langkah ini dilakukan, untuk memperkirakan:
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak, b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan
e. Bagaimana cara menolong siswa tersebut agar proses yang terjadi dapat dilaksanakan secara efektif f. Siapa sajakah yang harus diikutsertakan untuk menolong siswa tersebut.
4. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan Langkah ini dilakukan untuk menyusun suatu rencana atau beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut.
5. Tindak lanjut Kegiatan ini berupa suatu program yang diperkirakan paling tepat untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat berupa:
a. Pelaksanakan bantuan berupa pengadaan program remedi
b. Pembagian tugas dan peranan orang-orang tertentu untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan c. Pengecekan yang berkaitan dengan kemajuan siswa, baik tentang pemahaman mereka terhadap bantuan yang sudah diberikan, maupun manfaat program yang diberikan. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, program remedi termasuk sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan analisis. Dalam melakukan program remedi, guru sebaiknya:
1. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan
2. Memilih alternatif tindakan 3. Dan melakukan evaluasi dari program remedi yang diadakan.
Fungsi dari program remedi ini, antara lain:
1. Memperbaiki metode mengajar guru Hal ini dimaksudkan, agar metode mengajar guru dapat lebih mengaktifkan siswa, lebih banyak mengulangi isi dari materi yang dirasa sulit bagi siswa, dan cara guru menyampaikan materi tersebut tidak terlalu cepat, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
Program remedi ini akan membuat siswa memiliki pembagian dan penambahan waktu belajar, penambahan tugas-tugas sebagai latihan bagi siswa untuk dapat lebih memahami konsep yang diajarkan, dan pengorganisasian terhadap bahan yang diberikan.
E. Besaran Vektor
Dalam belajar fisika, untuk menyatakan suatu besaran, tidak cukup hanya tahu tentang nilai dari besaran tersebut. Beberapa besaran fisika juga perlu dinyatakan dalam suatu nilai dan arah. Besaran yang hanya memiliki nilai saja disebut besaran skalar, sedangkan besaran yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor.
Hal-hal yang tercakup dalam pembelajaran vektor ini antara lain:
1. Menyatakan suatu vektor Untuk tulisan tangan, lambang suatu vektor biasanya ditulis dengan satu huruf besar dan diatas huruf ini diberi tanda anak panah, misalnya
A⃗. Untuk buku cetakan, lambang vektor umumnya dicetak dengan huruf besar yang dicetak tebal, misalnya A.
Untuk menuliskan besar suatu vektor, tulisan tangan biasanya ditulis
A
dengan menggunakan tanda harga mutlak, misalnya ⃗ . Sedangkan untuk buku cetakan, besar vektor umumnya dicetak dengan huruf miring, misalnya A.
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal dan ujung. Panjang anak panah menunjukkan besar vektor, sedangkan arah anak panah (dari pangkal ke ujung) menunjukkan arah vektor. Sebagai contoh, pada gambar 1.1 dilukiskan sebuah vektor yang besarnya 60 m dan berarah ke timur. Besar 60 m dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm.
- ujung vektor Pangkal vektor
2. Komponen vektor Setiap vektor selalu dapat diuraikan menjadi dua atau lebih vektor.
Dalam pembelajaran ini, pembatasan hanya pada penguraian sebuah vektor menjadi 2 buah vektor yang saling tegak lurus. Pada gambar di bawah ini, ditunjukkan sebuah vektor V yang dapat diuraikan menjadi komponen pada sumbu X, yaitu V dan komponen pada sumbu Y, yaitu