HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN

LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI

(Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang)

  

SANDRA APRILIA KURNIAWATI

162120037

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA

MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI

  

(Studi Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma 4 Kebidanan Pada Sekolah Tinggi Ilmu

  Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

SANDRA APRILIA KURNIAWATI

162120037

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

“INSAN CENDEKIA MEDIKA”

JOMBANG

2017

  

MOTTO

  “ Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa, selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha ”

  

PERSEMBAHAN

  Dari lubuk hati yang paling dalam Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta : Ayahanda Suseno, Ibunda Sumini dan keluarga besarku sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini dengan penuh cinta kepada Ayah, Ibu beserta keluarga besarku tercinta yang telah membina dan memberikan dorongan moral, material dan spiritual serta rela mengorbankan segalanya demi masa depanku.

  Untuk sahabat dan teman-temanku terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan, terima kasih atas doa, nasehat, dukungan, bantuan, dan semangat dari kalian. Teman-teman seperjuangan dari D4 Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang angkatan 2016/2017 salam sukses untuk kita semua.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Peneliti dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 22 April 1995 putri pertama dari Bapak Suseno dan Ibu Sumini.

  Tahun 2001 peneliti lulus dari TK Bustanul Alfa, tahun 2007 peneliti lulus dari SDN 02 Sidoharjo, tahun 2010 peneliti lulus dari SMPN 01 Pulung , tahun 2013 peneliti lulus dari SMAN 1 Pulung. Pada tahun 2013 peneliti masuk di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dan memilih program Studi D III Kebidanan. Kemudian pada tahun 2016 peneliti lulus dari STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dan melanjutkan studi ke D4 Kebidanan STIKes ICMe Jombang.

  Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, 14 Juli 2017 Sandra Aprilia Kurniawati

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat terselesaikannya Skripsi Penelitian yang berjudul ”Hubungan

  Pengetahuan Dengan Perilaku Pola Makan Lansia Yang Menderita Hipertensi ” sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Program Studi D4 Kebidanan

  STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

  Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: Bapak H. Bambang Tutuko, S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku Ketua STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, Ibu Hidayatun Nufus, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma 4 Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang dan Inayatul Aini. S.ST., M.Kes selaku pembimbing I, M. Karisto, S.Ag., M.Si sebagai pembimbing II, serta responden atas kerjasamanya yang baik, Bapak, ibu atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan, Rekan seangkatan Irma Safriani, Anggra, Nadia, Ratna dan pihak-pihak yang terkait yang banyak membantu dalam ini, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

  Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan dan semoga proposal penelitian ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.

  Jombang, 14 Juli 2017 Penulis ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU POLA MAKAN LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI (Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang)

  Oleh : Sandra Aprilia Kurniawati

  Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Perubahan pola

makan hampir terjadi diseluruh dunia, baik di Negara maju maupun negara berkembang.

Masyarakat mulai beralih pola makan tradisional menjadi pola makan yang tidak seimbang yang

rendah karbohidrat, rendah serat dan tinggi lemak, sehingga bisa menimbulkan hipertensi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten

Jombang pada tanggal 05 April 2017 peneliti melakukan wawancara kepada 5 lansia yang

menderita hipertensi. Hasil wawancara didapatkan 3 lansia masih merokok, tidak pernah

berolahraga, dan jarang datang kembali untuk kontrol ulang ke pelayanan kesehatan dan 2 lansia

tidak merokok, olahraga rutin dan datang kembali untuk kontrol ulang ke pelayanan kesehatan.

Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan pengetahuan dengan perilaku pola makan lansia

yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

  Jenis penelitian ini adalah Analitik Correlational dengan rancangan Cross Sectional.

Populasi 39 lansia yang berumur 60-70 tahun di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten

Jombang. Jumlah sampel 36 lansia yang berumur 60-70 tahun diambil secara random sampling di

Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang. Variabel Independent penelitian ini adalah

pengetahuan lansia tentang pola makan dan variable dependent penelitian ini adalah perilaku pola

makan lansia yang menderita hipertensi. Instrumen penelitiannya menggunakan kuesioner dan uji

Chi Square.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan lansia tentang pola makan di

Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang didapatkan 18 responden (50,0%)

berpengetahuan baik, 13 responden (36,1%) berpengetahuan cukup, 5 responden (13,9%)

berpengetahuan cukup. Sedangkan perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi di

dapatkan 20 responden (55,6%) mempunyai perilaku positif, 16 responden (44,4%) mempunyai

perilaku negatif. Uji Chi Square menunjukkan bahwa nilai signifikan p=0,026<0,05, sehingga H

1 diterima. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

  

RELATION OF KNOWLEDGE TO DIETARY HABIT BEHAVIOR OF ELDERLY

THAT SUFFER HYPERTENSION

In Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang

ABSTRACT

  

Hypertension still becomes health problem to elderly group. Change of dietary habit

almost happen all over the world, both in advanced country and developed country.

People starts to change traditional dietary habit to unbalance dietary habit those are low

carbohydrate, low fiber and high fat, so that can cause hypertension. According to

preliminary study that held in Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang on 5

April 2017, researcher did interview to 5 elderlies that suffer hypertension. Interview

result known that 3 elderlies still smoke, never do exercise, and seldom comeback to

recheck up to health service. This research has a purpose to analyze relation of

knowledge to dietary habit behavior of elderly that suffer hypertension in Puskesmas

Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang Kind of this research is correlational analytic

with cross sectional design. Population are 39 elderlies with 60-70 years old in

Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Number of samples are 36 elderlies

with 60-70 years old that taken randomly samples in Puskesmas Kecamatan Bareng,

Kabupaten Jombang. Independent variable of this research is elderly knowledge about

dietary habit and dependent variable is dietary habit behavior of elderly that suffer

hypertension. Research instrument uses questionnaire and Chi Square test Research

result shows that elderly knowledge about dietary habit in Puskesmas Kecamatan

Bareng, Kabupaten Jombang known that 18 respondents (50,0%) have good knowledge,

13 respondents (36,1%) have enough knowledge, 5 respondents (13,9%) have low

knowledge. At the same time dietary habit behavior of elderly that suffer hypertension

known that 20 respondents (55,6%) have positive behavior, 16 respondents (44,4%) have

negative behavior. Chi square test shows that significant value p=0,026 < 0,05 so that

H1 accepted

Conclusion of this research, there is relation of knowledge to dietary habit behavior of

elderly that suffer hypertension in Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang

Keywords : Knowledge, Behavior, Dietary Habit, Elderly, Hipertension

  

DAFTAR ISI

Halaman:

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... iii

PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................ iv

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

  5 1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................

  5 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................

  6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan ...................................................................

  7 2.2 Konsep Perilaku ..........................................................................

  19 2.3 Konsep Pola Makan .....................................................................

  24 2.4 Konsep Lansia ..............................................................................

  30 2.5 Konsep Hipertensi .......................................................................

  38

  2.6 Penelitian yang Relevan………………………………………... 44

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................

  52 4.8 Pengumpulan dan Analisa Data ...................................................

  74 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  74 6.2 Saran .............................................................................................

  68 BAB 6 PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN) 6.1 Kesimpulan ...................................................................................

  64 5.2 Pembahasan ..................................................................................

  62 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ............................................................................

  54 4.9 Etika Penelitian ............................................................................

  52 4.7 Definisi Operasional.....................................................................

  46 3.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................

  50 4.6 Identifikasi Variabel .....................................................................

  49 4.5 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja) ..........................................

  48 4.4 Populasi, Sampledan Sampling ....................................................

  48 4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................

  48 4.2 Rancangan Penelitian ...................................................................

  47 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ............................................................................

  76 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  No Judul tabel Hal

  4.1 Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pola Makan Lansia yang Menderita Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng,Kabupaten Jombang..................................................................

  53

  5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten

  64 Jombang…….......................................

  5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang...........................

  65

  5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang..............................................

  65

  5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang............................

  65

  5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang............................

  66

  5.6 Distribusi Frekuensi pengetahuan pola makan lansia Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang..............................................

  66

  5.7 Distribusi Frekuensi perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi bidan Di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten

  67 Jombang................................................................................................

  

Distribusi Frekuensi hubungan pengetahuan dengan perilaku pola makan

  5.8

  

lansia yang menderita hipertensi Di Puskesmas Kecamatan Bareng,

Kabupaten Jombang..................................................................................

  67

  DAFTAR GAMBAR

  No Judul gambar Hal

  3.1 Kerangka konseptual Hubungan Pengetahuan dengan

  46 Perilaku Pola makan lansia yang menderita Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng Kanupaten Jombang ................................................................................

  4.4 Kerangka kerja Hubungan Pengetahuan dengan

  51 Perilaku Pola Makan Lansia yang menderita Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang .............................................................

DAFTAR LAMPIRAN

  No Judul Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2 Surat Permohonan Calon Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Sebagai Responden

Lampiran 4 Surat Studi Pendahuluan dan Ijin Penelitian dari Institusi Kepala Dinas

  Kesehatan Kabupaten Jombang dengan Tembusan Puskesmas Kecamatan Bareng Jombang

Lampiran 5 Surat balasan Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

kepada Puskesmas Kecamatan Bareng Jombang Lampiran 6 Surat balasan dari Puskesmas Bareng Lampiran 7 Kisi-kisi Kuesioner

  Lampiran 8 Kuesioner Lampiran 9 Tabulasi Data Umum dan Data Khusus Lampiran 10 Tabulasi Frekuensi Data Umum dan Data Khusus Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing 1 Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing 2 Lampiran 13 Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi

  DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN Daftar Lambang

  % : Percentage α : Alpha p : Tingkat Signifikasi > : Lebih dari < : Kurang dari

  : Lebih dari sama dengan ≤

  : Kurang dari sama dengan ≤

  : Plus + ± : Kurang lebih & : Dan

  • : Sampai dengan = : Sama dengan

  Daftar Singkatan

  Dinkes : Dinas Kesehatan D4 : Diploma 4

  ICMe : Insan Cendekia Medika Kemenkes : Kementrian Kesehatan M.Kes : Magister Kesehatan MmHg : Mili meter hekto gram RI : Republik Indonesia RISKESDA : Riset Kesehatan Daerah SST : Sarjana Sains Terapan WHO : World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada masing- masing individu. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur 60 tahun. Dan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Mujahidullah, 2012).

  Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup, sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan usia tersebut sering diikuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain pada kelompok ini. Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolic lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg (Mujahidullah, 2012).

  Hipertensi sebagai salah satu penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok lansia (Abdullah, 2005). Lansia yang tinggal di pedesaan perlu mendapatkan perhatian khusus, sehubungan dengan data yang menunjukkan bahwa ada 60 % lansia di Indonesia tinggal di pedesaan.

  Berbeda dengan lansia yang tinggal di perkotaan dan dekat dengan fasilitas kesehatan yang lengkap, lansia di pedesaan sangat minim aksesnya terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan dari segi pengetahuan mengenai pola makan pun belum terlalu faham dalam mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari (Mujahidullah, 2012).

  Perubahan pola makan hampir terjadi diseluruh dunia, baik di Negara maju maupun negara berkembang. Masyarakat mulai beralih pola makan tradisional menjadi pola makan yang tidak seimbang yang rendah karbohidrat, rendah serat dan tinggi lemak, sehingga bisa menimbulkan hipertensi. Seseorang dapat menderita hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadari sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat bahkan dapat membawa kematian karena itu hipertensi disebut sebagai silent killer.

  Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO, 2011) ada satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah- sedang. Bila tidak dilakukan upaya yang tepat jumlah ini akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29 % atau 1,6 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, sedangkan di Indonesia angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Menurut data RISKESDA KEMENKES RI 2013, di Indonesia 40,1 % lansia menderita hipertensi. Sementara kasus hipertensi yang belum berhasil terdiagnosa juga masih sangat tinggi yakni 76 %.

  Menurut Laporan Rumah Sakit tahun 2012, kasus penyakit Hipertensi di Rumah Sakit tipe B (112.583 kasus). Seperti halnya pada Rumah Sakit tipe B, pasien rawat jalan pada Rumah Sakit tipe C, Hipertensi (42.212 kasus). Dan di Rumah Sakit tipe D, diketahui bahwa Hipertensi (3.301 kasus) (Profil Kesehatan Jatim, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang jumlah lansia sebanyak 45.897 orang yang tersebar di 34 Puskesmas. Lansia yang tertinggi di Kabupaten Jombang di Puskesmas Kecamatan Bareng sejumlah 118.000 jiwa. (Dinkes Jombang, 2015).

  Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang menempati 10 besar penduduk yang menderita hipertensi terbanyak yaitu sebesar 50.00 % (Dinkes Jombang, 2015).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada tanggal 05 April 2017 peneliti melakukan wawancara kepada 5 lansia yang menderita hipertensi. Hasil wawancara didapatkan 3 lansia masih merokok, tidak pernah berolahraga, dan jarang datang kembali untuk kontrol ulang ke pelayanan kesehatan dan 2 lansia tidak merokok, olahraga rutin dan datang kembali untuk kontrol ulang ke pelayanan kesehatan.

  Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80 % kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini, 2009).

  Perubahan gaya hidup secara global berperan besar dalam meningkatkan angka kejadian hipertensi. Semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi sayuran segar dan serat semakin berkurang, konsumsi garam, lemak, gula dan kalori meningkat. Terlebih lagi penurunan aktifitas fisik sehingga menyebabkan peningkatan jumlah populasi orang yang kelebihan berat badan. Konsumsi lemak dibatasi agar kadar

  

kolesterol darah tidak terlalu tinggi, kadar kolesterol darah yang tinggi dapat

mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah,

lama kelamaan jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat

pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Proses penuaan dapat

diperlambat apabila mempunyai tingkat kesegaran jasmani dan asupan gizi

yang baik. Lansia yang sehat dan bugar tidak akan menjadi beban bagi orang

lain karena masih dapat mengatasi sendiri masalah kehidupannya sehari-hari

(Maryam, 2008).

  Olahraga adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh

(latihan isotonic atau dinamic), seperti gerak jalan dan naik sepeda. Makan

buah dan sayuran segar karena mengandung banyak vitamin dan mineral,

buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan

tekanan darah, tidak merokok dan tidak minum alkohol. Peran bidan

memberikan penyuluhan kesehatan untuk menambah pengetahuan mengenai

penyakit hipertensi maupun pola makan yang seimbang dan teratur.

Mengadakan posyandu lansia, senam lansia maupun pemeriksaan kesehatan

secara rutin. Menurunkan berat badan pada penderita yang gemuk, diet

rendah garam, dan rendah lemak, mengubah kebiasaan hidup, olahraga secara

teratur dan kontrol tekanan darah secara teratur (Ode, 2012).

  Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pola Makan Lansia yang menderita Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Adakah Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pola Makan Lansia yang Menderita Hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang ?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum Menganalisa hubungan pengetahuan dengan perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamtan

  Bareng, Kabupaten Jombang.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengidentifikasi pengetahuan pola makan lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

  2. Mengidentifikasi perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

  3. Menganalisis adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat menambah data atau informasi yang berhubungan dengan hipertensi, khususnya pengaruh pengetahuan dengan perilaku pola makan lansia yang menderita hipertensi, sehingga diharapkan mampu mengontrol diri dalam mengonsumsi makanan sehari-hari.

  1.4.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi Responden Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi lansia yang menderita hipertensi dan lebih selektif lagi untuk mengonsumsi makanan sehari-hari.

  2. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi dalam teori tentang hipertensi.

  3. Bagi Tempat Penelitian Memberi masukan bagi Puskesmas maupun Bidan dalam memberikan konseling terhadap lansia yang menderita hipertensi.

  4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data untuk penelitian yang terkait dengan lansia yang menderita hipertensi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

  2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan (Know Ledge) adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

  (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoadmodjo, 2010).

  2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Mubarak (2011) yaitu :

1. Faktor Internal

  a) Pendidikan

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar tidak mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pembelajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang dilihat, tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. b) Minat

  Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, minat merupakan kekuatan diri dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.

  c) Intelegensi

  Pengetahuan yang dipenuhi intelegensi adalah pengetahuan intelegensi dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat dan mudah dalam pengambilan keputusan, seseorang mempunyai intelegensi yang rendah akan bertindak laku lambat dalam mengambil keputusan.

2. Faktor Eksternal

  a) Media Masa

  Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam-macam media massa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan masyarakat.

  b) Pengalaman

  Pengalaman dari diri sendiri maupun dari orang lain yang meninggalkan kesan paling dalam, akan menambah pengetahuan seseorang.

  c) Sosial Budaya

  Sosial budaya adalah hal-hal yang komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan serta kebiasaan berevolusi dimuka bumi ini, sehingga hasil karya, karsa, cipta dan masyarakat.

  Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui beberapa tradisi dan sosial budaya yang bertentangan dari segi kesehatan yang dimana hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu pendidikan.

  d) Lingkungan

  Lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengetahuan seseorang.

  e) Penyuluhan

  Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode penyuluhan dan pengetahuan bertambah seseorang akan berubah perilakunya.

  f) Informasi

  Informasi merupakan pemberitahuan secara kognitif baru bagi penambah pengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk menggugah kesadaran ibu hamil terhadap motivasi yang berpengaruh terhadap pengetahuan.

  Sedangkan menurut Meliono (2007) yang mengutip dari beberapa sumber, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1.

  Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

  2. Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televise, radio, Koran dan majalah.

  3. Informasi Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary adalah “that of which one is apprised or told : intelligence,

  news

  ”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekan informasi sebagai transfer pengetahuan. Sedangkan menurut Erfandi (2009) yang menguntip dari beberapa sumber, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a.

  Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. b.

  Media massa/Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact), sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahui masyarakat tentang inovasi baru.

  c.

  Sosial Budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

  Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

  d.

  Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik maupun sosial.

  Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkaran tersebut. e.

  Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

  f.

  Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

1.1.3 Tingkat Pengetahuan

  Menurut Notoadmodjo, 2010 tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 yaitu :

1. Tahu (Know)

  Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

  Oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. Contoh : dapat menyebabkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada balita.

2. Memahami (Comprehension)

  Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

  3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

  Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (Problem

  Solving Cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

  4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

  Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang benar. Dengan kata lain sintesis itu suatu komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

  Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau obyek. Penilaian- penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dan yang gizi buruk.

  2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoadmojo, 2010 terdapat 2 cara memperoleh pengetahuan yaitu :

1. Cara Memperoleh Kebenaran Non Ilmiah

  Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.

  a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)

  Cara memperoleh kebenaran non ilmiah yang pernah digunakan manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba- coba atau dengan kata lain yang lebih dikenal “trial and

  eror

  ”. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.

  b) Secara Kebetulan

  Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

  c) Cara Kekuasaan atau Otorhas

  Dalam kehidupan manusia sehari-sehari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

  d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

  Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan atau merujuk cara tersebut.

  e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

  Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.

  f) Kebenaran Melalui Wahyu

  Ajaran dan agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

  g) Kebenaran Secara Intuitif

  Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercayai karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan suara hati atau bisikan hati saja.

  h) Melalui Jalan Pikiran

  Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran, pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melakukan induksi maupun deduksi. i)

  Induksi Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah proses penarikannya kesimpulan yang dimulai dari pertanyaan-pertanyaan khusus kepertanyaan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. j)

  Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan- pertanyaan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Didalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

  Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology).

2.1.5 Pengukuran Pengetahuan

  Skala pengukuran menggunakan skala Guttman, skala pengukuran dengan tipe ini akan di dapatkan jawaban yang tegass, diantaranya “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda juga dapat dibuat dalam bentuk check list. Jawaban setuju di beri skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Hasil jawaban responden dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah tertinggi lalu dikaitkan 100% (Suyanto, 2011).

   Rumus :

  Keterangan : P : Persentase

  f

  : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah skor maksimal Menurut Nursalam 2011 pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala ordinal, yaitu : a.

  Baik : Hasil presentase 76% - 100% b.

  Cukup : Hasil presentase 56% - 75% c. Kurang : < 56%

2.2 Konsep Perilaku

  2.2.1 Definisi Perilaku Arti perilaku menurut Kamus Besar Indonesia adalah tanggapan atau reaksi yang terwujud digerakkan (sikap) tidak hanya dibadan atau ucapan. Perilaku adalah suatu perbuatan atau sikap individu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng bila dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2010).

  2.2.2 Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku kesehatan itu mencakup hal sebagai berikut (Notoadmodjo, 2010).

1. Perilaku Seseorang terhadap Sakit dan Penyakit

  Bagaimana manusia berespon baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit. Perilaku pada sakit sesuai dengan tindakan, yakni :

  a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemelihara kesehatan. Misalnya makan-makanan yang bergizi, olahraga, dan sebagainya.

  b) Perilaku pencegahan penyakit adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur, memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN PERILAKU MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KABUH KABUPATEN JOMBANG Ruliati STIKES Insan Cendekia Medika Jombang ABSTRAK - HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN PERILAKU MEROKOK DENGAN TEKANAN D

0 0 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III DENGAN PERILAKU PERSIAPAN PERSALINAN (Di BPM Ny. Uning MarhandikaDesa Grudo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PELAKSANAAN SENAM HAMIL (Studi Di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 12

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA (Di Posyandu Lansia Dusun Gedangan Desa Ngudirejo kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 142

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PRA LANSIA USIA 45-55 TAHUN (Studi di Kelurahan Kaliwungu kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 101

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN TERHADAPPENERAPAN LOTUS BIRTH (Di Puskesmas Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGIKUTI HYPNOBIRTHING (studi di Puskesmas Kabuh, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 139

EFEKTIFITAS SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 88

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT BIDAN DALAM PENERAPAN WATER BIRTH (Di Puskesmas Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 131

PENGARUH JUS MELON TERHADAP PENURUNAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 106