Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MA MANONGKOKI KAB. TAKALAR
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar Oleh:
NUR ALFIAH RASYID NIM: 20100113067 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
ِ ﻢ ِ ﺣ ﱠ ﺮ ﻠ ﻟ ا ﻦ ِ ﻤ ﺣ ْ ﱠ ﺮ ﻟ ا ِﷲ ِ ﻢ ْ ﺴ ِﺑ
ْﯿPuji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar” dapat terselesaikan.
Salawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw., teladan terbaik sepanjang zaman, sosok pemimpin yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kepemimpinan, sosok yang mampu mengangkat derajat manusia dari lembah kemaksiatan menuju alam yang mulia, yang dengannya manusia mampu berhijrah dari satu masa yang tidak mengenal peradaban menuju kepada satu masa yang berperadaban.
Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yang tulus, teristimewa kepada ayahanda Abdul Rasyid, ibunda Hasriani dan nenek Baji yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, harapan dan cita-cita luhur mereka yang senantiasa memotivasi untuk berbuat dan menambah ilmu, juga memberikan dorongan moral maupun material serta atas doanya yang tulus buat penulis, serta keluarga besar yang telah membesarkan, mengasuh dan mendidik penulis dengan limpahan kasih sayangnya dan kepada adikku Dedi Adri
Rasyid yang selalu memberikan semangat serta bantuan material kepada penulis. Doa restu dan pengorbanannya yang tulus dan ikhlas yang telah menjadi pemacuh dan pemicuh yang selalu mengiringi langkah penulis dalam perjuangan meraih masa depan yang bermanfaat. vi Disadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan selayaknya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan dan andil dari mereka semua, baik materil maupun moril. Untuk itu, terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Musafir, M.Si Rektor UIN Alauddin Makassar. Wakil Rektor I Prof.
Dr. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A., Wakil Rektor III Prof. Siti Aisyah, M.A., Ph.D, dan Wakil Rektor IV Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di UIN Alauddin Makassar.
2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc.,M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Wakil Dekan I Dr. Muljono Damopolii, M.Ag, Wakil Dekan II Dr. Misykat Malik Ibrahim, M. Si., Wakil Dekan III, Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
3. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed. dan Dr. Usman S.Ag.,M.Pd., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan petunjuk dan arahannya selama penyelesaian kuliah.
4. Prof. Dr. H. Sabaruddin Garancang, M.A. dan Dr. Sitti Mania, M.Ag. selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, koreksi, pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.
5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1-14
A. Latar Belakang ...........................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................
10 C. Hipotesis ....................................................................................
10 D. Pengertian Operasional Variabel dan Ruang Lingkup ..............
10 E. Kajian Pustaka ............................................................................
11 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................
13 BAB II TINJAUAN TEORETIS ............................................................... 15-47 A. Pendekatan Saintifik ..................................................................
15 B. Minat Belajar .............................................................................
37 C. Pembelajaran Akidah Akhlak .....................................................
45 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 48-57 A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian........................................
48 B. Variabel Penelitian......................................................................
48 C. Populasi dan Sampel ...................................................................
49 D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
50
ix
E. Instrumen Penelitian ...................................................................
52 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 58-80 A. Hasil Penelitian ...........................................................................
58 B. Pembahasan ...............................................................................
73 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 81-82 A. Kesimpulan .................................................................................
81 B. Saran ...........................................................................................
82 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
83 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Kompetensi yang Dikembangkan. ................................................... 27
Tabel 2.2: Analisis Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan Saintifik ....................... 30
Tabel 4.1: Hasil Angket Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar .............................................. 59Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi dan Persentase Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak ................................................................. 62
Tabel 4.3: Kategorisasi Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak ..................................................................................................... 63
Tabel 4.4: Hasil Angket Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar ................................. 64
Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi dan Persentase Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak ......................................................... 67
Tabel 4.6: Kategorisasi Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak ........................................................................................ 68
Tabel 4.7: Tabel Penolong Analisis Pengaruh antara Variabel X (Pendekatan Saintifik) terhadap Variabel Y (Minat Belajar Peserta Didik)................ 69
ABSTRAK
Nama : Nur Alfiah Rasyid Nim : 20100113067 :Judul Skripsi “Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap
Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar”
Skripsi ini membahas tentang pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar? (2) Bagaimana penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar? (3) Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar?.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode ex-post facto. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA dan IPS di MA Manongkoki Kab. Takalar yang berjumlah 40 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dokumentasi dan wawancara, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial (Regresi Linear Sederhana) dinyatakan bahwa T hitung (43,5) > T tabel
(1,68595) jadi, H ditolak dan H diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
o apendekatan saintifik (Variabel X) berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar
peserta didik (Variabel Y) pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki
Kab. Takalar.Implikasi dari penelitian ini adalah pendekatan saintifik bukan hanya meningkatkan minat belajar peserta didik akan tetapi, dapat juga meningkatkan prestasi belajar, hasil belajar, keterampilan dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran, sedangkan untuk meningkatkan minat belajar perlu diteliti lebih lanjut pendekatan-pendekatan atau faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis meningkatkan taraf hidup
manusia. Melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat menolong dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberikan keuntungan sosial dan pribadi yang menjadikan bangsa
1 bermartabat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat.
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. Dengan kurikulum itu pada gilirannya tersedia kesempatan dan kemungkinan terselenggaranya proses belajar dan mengajar, dengan kata lain, semua proses belajar mengajar atau pengajaran, atau pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai tuntunan lembaga pendidikan/sekolah dan kebutuhan masyarakat serta
2 faktor-faktor lainnya.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional maka dilakukan pembaharuan- pembaharuan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terutama dalam kebijakan pembaharuan kurikulum dalam rangka mengatasi perubahan-perubahan 1 Engkoswara dan Aan Komaria, Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), h.1.
2 global serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang semakin hari semakin canggih. Untuk menjawab tantangan di era pesatnya teknologi informasi dan lemahnya mutu pendidikan kita sekarang ini maka pemerintah membuat kebijakan baru yaitu membuat kurikulum baru yang merupakan rujukan dari kurikulum lama yakni dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan yang sekarang ini adalah kurikulum 2013 yang merupakan rujukan dari kurikulum sebelumnya.
Pada perubahan dan implementasi kurikulum 2013 harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil pendidikan. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena dampaknya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum. Di samping itu, orang tua, para pemakai lulusan dan para birokrat, baik di pusat maupun di daerah akan terkena dampak perubahan kurikulum tersebut, baik secara langsung
3 maupun tidak langsung.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejumlah hal yang menjadi alasan kuat pengembangan kurikulum 2013 di antaranya adalah: (1)perubahan proses peserta didik dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu, proses penilaian dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output dan hal tersebut memerlukan penambahan jam pelajaran, (2) perbandingan dengan negara-negara lain
4 menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. 3 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Rosda Karya, 2006), h. 4.
3 Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; agama; dinamika perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003, yakni: “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
5 bertanggung jawab”.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembeajaran disekolah, kelas dan masyarakat, (2) pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
6 belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013 (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 45.
4 Tercapai tidaknya tujuan pendidikan Nasional tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor determinan pendidikan, yaitu pendidik, peserta didik, lingkungan
7 pendidikan, dan alat-alat yang dipakai dalam proses pendidikan tersebut.
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap mengamati transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
8 peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan dan percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber. Pembelajaran dengan integrasi kegiatan ilmiah pada umumnya merupakan kegiatan inkuiri. Inkuiri (inquiry) adalah proses berfikir untuk memahami tentang sesuatu dengan mengajukan pertanyaan. Inkuiri 7 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986), h. 35.
5 dapat dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, atau metode
9 pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang dalam sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
10 konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Perubahan pada standar proses berarti perubahan strategi belajar mengajar. Guru wajib merancang dan mengelola proses belajar aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Proses belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik dengan mengutamakan discovery learning, problem based learning dan
project based learning. Dalam kurikulum 2013 penilaian diarahkan pada penggunaan
penilaian otentik dengan memperkuat penggunaan penilaian acuan patokan untuk
11 menilai kompetensi dasar dan kompetensi inti.
Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus. Tingkat pencapaian kemampuan dan kompetensi sangat ditentukan oleh minat peserta didik terhadap materi pembelajaran. Peserta didik yang mempunyai minat belajar diharapkan akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Tinggi rendahnya minat 9 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h. 50- 51. 10 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013 (Cet. III; Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 34.
6 peserta didik mempelajari suatu materi pembelajaran memang berbeda-beda antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya. Dalam proses pembelajaran, menjadi tugas pendidik untuk membangkitkan minat belajar peserta didik. Untuk menimbulkan minat, seorang peserta didik harus menyenangi dan menganggap bahwa materi pembelajaran yang dipelajari sebagai suatu yang menarik dan
12 disukainya.
Akhlak merupakan bagian yang sangat urgen dari perincian kesempurnaan tujuan pendidikan islam. Oleh sebab itu, pendidikan akhlak merupakan salah satu pondasi yang penting dalam membentuk iman yang berakhlak mulia, guru menciptakan manusia yang bertakwa dan menjadi seorang muslim yang sejati, dengan pelaksanaan pendidikan tersebut, diharapkan setiap muslim mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan akhlak dapat mengantarkan pada jenjang kemuliaan akhlak. Karena dengan pendidikan akhlak tersebut, manusia menjadi semakin mengerti akan kedudukan dan tugasnya sebagai hamba dan khalifah
13 di bumi.
Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam
14 mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.
Guru harus mengenal diri peserta didiknya. Bukan saja mengenai sifat dan kebutuhannya secara umum sebagai sebuah kategori, bukan saja mengenal jenis 12 13 Ruswandi, Psikologi Pembelajaran (Bandung: Pesona Sejahtera, 2013), h. 174.
Mufidus Shomad, Pembinaan Ahlak Siswa menurut Al Ghazali (Yogyakarta, 2011), h. 2.
7 minat dan kemampuan, serta cara dan gaya belajarnya, tetapi juga mengetahui secara khusus sifat, bakat/pembawan, minat, kebutuhan, pribadi serta aspirasi masing-
15 masing anak didiknya.
Setiap kreativitas guru harus menjadi suri tauladan bagi anak didiknya, begitu pula sikapnya dalam proses pembelajaran, hal ini akan dapat mempengaruhi terhadap minat belajar peserta didik, tindakan guru sehari-hari, tingkah laku, tutur kata, dan berpakaian menjadi ukuran bagi anak didik.
Hal ini sejalan dengan firman Allah swt. dalam QS An-Nahl/16: 125:
Terjemahnya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhan-Mu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
16
petunjuk.” Ada beberapa hal yang membuat peserta didik tidak mempunyai minat untuk belajar serta bertanya dan salah satu faktor penyebabnya adalah guru. Adapun kelemahan guru yang dianalisis dalam memperkuat mutu proses pembelajaran antara 15 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Cet. XI; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 142.
8 lain: (1) Tidak bertindak sebagai fasilitator akan tetapi lebih banyak bertindak dan berposisi sebagai satu-satunya sumber belajar, (2) lebih banyak cenderung tampil bukan sebagai pendidik yang dapat mengembangkan secara terintegrasi dimensi intelektual, emosional dan sosial, (3) cenderung bertindak sebagai pemberi bahan pembelajaran belum bertindak sebagai pembelajaran, (4) belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara optimal, lebih banyak bertindak sebagai penyaji informasi buku, (5) belum bertindak secara langsung terencana membentuk kemampuan berpikir dan sistem nilai peserta didik, (6) lebih banyak bertindak sebagai pengajar sehingga belum banyak bertindak sebagai panutan, (7) belum secara optimal
17 memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam belajar.
Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik belajar sehingga menjadi titik awal berhasilnya pembelajaran. Rendahnya mutu pembelajran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari guru yang mengajar, peserta didik, sarana dan prasarana yang kurang memadai, minat dan motivasi yang rendah, kurangnya perhatian dari keluarga dan adanya masalah yang sedang dialami.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap proses pembelajaran akidah akhlak diperoleh permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran yang berlangsung kurang mengajak peserta didik untuk dapat melakukan kegiatan mengamati permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, baik secara langsung maupun melalui media. (2) Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, seperti kurang memberikan respon terhadap
9 penjelasan guru, jarang bertanya maupun mengemukakan atau mengkomunikasikan pendapatnya karena terbiasa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. (3) Peserta didik belum diarahkan untuk menggunakan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematik. (4) Saat pembentukan kelompok, sebagian peserta didik hanya ingin berkelompok dengan teman dekatnya saja sehingga pada saat dikelompokkan dengan teman yang lain banyak kekacauan dan keributan di kelas. (5) Karakter tanggung jawab yang dimiliki peserta didik cenderung kurang, hal ini terlihat pada saat berkelompok siswa sering tidak mengerjakan tugas atau jika diberikan tugas di dalam kelompok hanya beberapa siswa yang mengerjakan. (6) Karakter disiplin yang dimiliki peserta didik juga cenderung kurang, hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang kurang mempersiapkan diri ketika pembelajaran akidah akhlak berlangsung, sehingga saat pembelajaran berlangsung banyak peserta didik yang tidak mematuhi perintah guru, sering keluar masuk kelas dan terkadang sebagian peserta didik lupa membawa buku pelajaran dan alat tulis.
Dalam hal ini, peneliti mencoba mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat ditempuh yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan terciptanya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga pembelajaran terasa menyenangkan, tidak membosankan, dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik serta membuat peserta didik lebih aktif. Salah satu pendekatan yang bisa diterapkan untuk dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dan mengembangkan karakter peserta didik adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dari pendekatan saintifik kita
10 ketahui terdapat Komponen pendekatan pembelajaran saintifik: mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/ asosiasi dan mengomunikasikan.
Maka dari itu penulis akan meneliti “Pengaruh Penerapan Pendekatan
Saintifik terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran
Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar”.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar?
2. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar?
3. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatkan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar?
C. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan minat belajar siswa pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar.
D. Pengertian Operasional Variabel dan Ruang Lingkup
Untuk menghindari persepsi yang salah dalam mengimplementasikan judul penelitian ini, maka terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan defenisi yang sesuai
11 dengen variabel judul tersebut, guna menghindari kesimpang siuran dalam pembahasan selanjutnya.
1. Pengertian Operasional Variabel
a. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memberi pengalaman langsung pada peserta didik melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengomunikasikan.
b. Minat Belajar Minat belajar adalah suatu keinginan atau kemauan dalam proses pembelajaran yang disertai ketertarikan, perhatian, motivasi dan pengetahuan peserta didik. Minat belajar peserta didik dapat diperoleh dari instrument penelitian yang berupa angket.
2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup dalam penelitian ini yaitu, hanya berfokus pada pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar.
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang ingin penyusun teliti bukanlah sesuatu yang bersifat baru, tetapi ada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan namun mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut pemaparan tentang penelitian tersebut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Asep Winata yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata
12 penelitian rekapitulasi skor rata-rata tanggapan responden mengenai penerapan pendekatan saintifik sebesar 4,18 (84%) sedangkan mengenai minat belajar sebesar 4,24 (85%), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap penerapan pendekatan saintifik dan minat belajar “Sangat Baik”. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh hasil penelitian pengaruh penerapan pendekatan saintifik yaitu koefisien determinasi R Square sebesar 0,596%. Hal ini dinyatakan variabel X mempunyai pengaruh sebesar 59,6% terhadap variabel Y dan sisanya 40,4% dipengaruhi faktor lain. Faktor yang memberikan pengaruh kepada variabel Y sebanyak 59,6% disebabkan oleh indikator variabel X berupa kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan komponen
18 langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Asih Wulandari yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Kektifan Siswa dalam Pembelajaran IPA Kelas IV di SD Muhammadiyah Pendowoharjo, Bantul, Yogyakarta” berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai rata-rata hasil observasi keaktifan siswa akhir (post test) pada kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata hasil observasi keaktifan siswa akhir (post test) pada kelas kontrol, yaitu 73,77>42,62 dengan kategori rata-rata kelas eksperimen sangat aktif dan kategori rata-rata kelas kontrol cukup aktif. Selain itu, nilai rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelas eksperimen selalu lebih besar daripada rata-rata hasil observasi keaktifan siswa pada kelas kontrol mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pada 18 Asep Winata, “Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap Minat Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X di SMK Negeri 14 Bandung”, Skripsi Online (Bandung:
Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung, 2016), h. x.13 pertemuan pertama, rata-rata skor hasil observasi kelas eksperimen adalah 64,77 sedangkan pada kelas kontrol 45,15. Pada pertemuan kedua, rata-rata skor hasil observasi kelas eksperimen adalah 77,62 sedangkan pada kelas kontrol 38,69. Pada pertemuan ketiga, rata-rata skor hasil observasi kelas eksperimen adalah 69,08 sedangkan pada kelas kontrol 45,08. Kategori yang diperoleh dari rata-rata jumlah hasil observasi pertemuan pertama sampai ketiga oleh kelas eksperimen adalah sangat aktif, sedangkan kelas kontrol selalu memperoleh kategori cukup aktif. Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran dengan penerapan pedekatan saintifik dapat
19 dikatakan mempunyai pengaruh dalam meningkatkan keaktifan siswa.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Zidni Afdialudin yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta” berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan uji t dengan t = 16.182 > r = 2.00 maka H
hitung tabel
tolak H di terima. Artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
a
penerapan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran PAI dan budi pekerti dengan minat belajar siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta dan hasil penghitungan nilai
r effect size
20 menunjukkan angka 0.9 sehingga dapat disimpulkan pengaruhnya tersebut besar. r
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
19 Asih Wulandari, “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Kektifan Siswa dalam
Pembelajaran IPA Kelas IV di SD Muhammadiyah Pendowoharjo, Bantul, Yogyakarta”, Skripsi Online (Yogyakarta: Fak. Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0a
hUKEwjb46j_4fHXAhXGvY8KHU8IA_sQFghDMAM&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F
22650%2F1%2FAsih%2520Wulandari_11108241047.pdf&usg=AOvVaw3vShckJMhXHwuhPXYNC
Vht. (Tanggal 05 Desember 2017 Jam 10.01) 20 Zidni Afdialudin, “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Saintifik pada Mata Pelajaran PAIdan Budi Pekerti terhadap Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 15 Yogyakarta”, Skripsi Online
(Yogyakarta: Fak. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
14 Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar
2. Untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatkan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar? Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan teoritis, yaitu penelitian yang dilakukan sebagai sarana untuk menyampaikan idea atau gagasan dalam bentuk karya tulis ilmiah.
2. Kegunaan praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada sekolah, guru, dan peserta didik mengenai penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan minat belajar peserta didik pada pembelajaran akidah akhlak di MA Manongkoki Kab. Takalar.
BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang dalam sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dangan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta
1 didik.
Pendekatan saintifik erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang di butuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh
2 informasi dari berbagai sumber.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi paedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific
appoach ) dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan,
bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan
3 mencipta.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu- satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di 2 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h. 50- 51. atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
4 masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran dimana peserta didik mencari tahu sendiri fakta-fakta dan pengetahuan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran.
2. Karakteristik Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar
5 proses.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
5 Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI, “Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan h.
3. Menengah”,
https://www.google.co.id/search?q=pendekatan+saintifik%2C+permendikbud&oq=pendekatan+saintif a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang diperoleh di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Berdasarkan karakteristik di atas, maka pada dasarnya kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan aktif serta mampu berkontribusi pada kehiduapan masyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
6 Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai
berikut: a. Berpusat pada peserta didik.
b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
d. Dapat mengembangkan karakter peserta didik.
7 Jadi, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang mengembangkan kemampuan berpikir dan karakter peserta didik. Sasaran dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.