Putri Lumimuut (2003) - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Seri Bacaan Sastra Anak Nu~antr
Pusat Bahasa
72
Oaratan Minahasa lamalama banyak penduduknya.
Anakanak Lumimuut sudah berumah tangga semua. Mereka
sudah mempunyai cucu bahkan cicit. Oaratan itu sudah mulai
.J
didatangi orangorang dari daratan lain. Mereka datang untuk
Putri
Lumimuut
berdagang atau mencari pekerjaan. Para pendatang sudah
banyak yang membuat pondok di daratan itu . Mereka sudah
berbaur dengan keturunan Lumimuut dan Toar.
Lumimuut dan Toar sendiri sudah meninggal dunia karena usianya sudah tua. Lumimuut lebih dahulu meninggal dan
menyusul kemudian Toar meninggal dunia. Anakanaknya menguburkan kedua orang tuanya itu di dekat pondok tempat
tinggalnya . Pondok besar itu selanjutnya ditempati oleh keturunan Lumimuut dan Toar. Mereka tetap mengurus peninggalan Lumimuut dan Toar. Oi sekitar pondok besar sudah
00002528
banyak berdiri pondokpondok lain yang dihuni oleh orangorang pendatang dari daratan lain. Mereka sengaja datang
PERPUSTAKAAN
PUSAT BAHAS
untuk mencari penghidupan baru. Para pendatang itu hidup
sebagai pedagang, petani, dan juga nelayan. Mereka meniru
cara hidup yang dilakukan oleh anak dan keturunan Lumimuut
dan Toar.
\I
71
"Semua ftu berkat kekuasaan dan pertolongan Tuhan
kepada kita, Kak ." Pad a suatu malam, salah seorang cucu Lu-
E~
mimuut dan Toar bertanya kepada Neneknya.
"Nek, kapan Nenek dan Kakek datang ke pondok saya?"
"Nanti Cuk, kalau kamu sudah besar," jawab Lumimuut.
Putri Lumimuut
oleh
Rubikem
Hak cipta dilindungi oleh Undangundang
Pusat Bahasa , Departemen Pendidikan Nasional
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220
Perwajahan oleh Ibrahim Abubakar
Tata rupa sampul dan ilustrasi oleh Sunaryo
Diterbitkan pertama kali oleh
Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan DaerahJakarta
Pusat Bahasa , 2003
"Sekarang saya sudah besar, Kakek dan Nenek harus ke
pondok saya ."
"Iya, iya , Kakek dan Nenek akan ke rumah kalian, besok
kalau hari sudah pagi, sekarang kalian harus tidur dahulu supaya bangunnya tidak kesiangan," Toar mengajak tidur cucunya.
"8aik Kek, tapi Kakek janji ya harus ke pondok saya!"
Lumimuut dan Toar kelihatan sangat bahagia melihat
lsi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,
dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit,
kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah .
anak cucunya hidup berbahagia . Anakanak Lumimuut dan
Toar selain menjadi petani dan nelayan juga menjadi orangorang terkemuka dalam masyarakat. Keahlian mereka sesuai
dengan bakatnya masingmasing. Di antara mereka ada yang
ahli adat, ahli agama, ahli nujum, ahli pengobatan, ahli meng-
ISBN 979685 339 6
ajar, ahli membaca ilmu perbintangan, ahli berdagang, ahli
menolong kelahiran anak, ahli bertani, ahli nelayan, dan ahli
berburu. Selain keahlian tersebut juga punya keahlian lain yang
sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
70
"Rencananya begitu. Nak? Aku dan Ibumu sudah merasa
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT BAHASA
rindu ingin bertemu anakanak."
"Kapan Ayah dan Ibu akan berangkat?"
\.I
"Nantilah setelah beberapa hari aku di sini."
"Senar. aku juga masih merindukan Ayah dan Ibu."
Setelah beberapa hari Lumimuut dan Toar singgah di
Masalah kesastraan di Indonesia tidak terlepas dan
pondok tempat Kumokomba. keduanya melanjutkan pe~aln
kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan
ke tempat anakanaknya. Setiap sampai di tempat anaknya.
masyarakat Indonesia telah
Lumimuut dan Toar selalu singgah beberapa hari untuk mele-
te~adi
berbagai peru bah an
baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru,
paskan rindu pada anak dan menantunya. Perjalanan Lumi-
globalisasi, maupun sebagai dampak perkembangan tek-
muut dan Toar mengunjungi anak-anaknya berlangsung sela-
nologi informasi yang amat pesat. Kondisi itu telah mem-
ma empat puluh hari. Oi sepanjang perjalanan sering dijumpai
pengaruhi penlaku masyarakat Indonesia. Gerakan refor-
orang-orang pendatang yang tinggal di Minahasa. Mereka
rnasi yang bergulir sejak 1998 telah mengubah paradigma
membuat jalan di sekitar jalan yang dilalui Lumimuut dan Toar.
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah
"Sekarang kita sudah menjadi Kakek dan Nenek." kata
berubah ke desentralistik, masyarakat bawah yang men-
Toar suatu hari.
jadi sasaran (objek) kini didorong menjadi pelaku (subjek)
"Benar, Kak, kita sering kedatangan anak-anak kita bersama cucu-cucu kita," kata Lumimuut.
"Aku merasa perjuangan kita tidak sia-sia mendidik anakanak."
"Benar, Kak. al
Pusat Bahasa
72
Oaratan Minahasa lamalama banyak penduduknya.
Anakanak Lumimuut sudah berumah tangga semua. Mereka
sudah mempunyai cucu bahkan cicit. Oaratan itu sudah mulai
.J
didatangi orangorang dari daratan lain. Mereka datang untuk
Putri
Lumimuut
berdagang atau mencari pekerjaan. Para pendatang sudah
banyak yang membuat pondok di daratan itu . Mereka sudah
berbaur dengan keturunan Lumimuut dan Toar.
Lumimuut dan Toar sendiri sudah meninggal dunia karena usianya sudah tua. Lumimuut lebih dahulu meninggal dan
menyusul kemudian Toar meninggal dunia. Anakanaknya menguburkan kedua orang tuanya itu di dekat pondok tempat
tinggalnya . Pondok besar itu selanjutnya ditempati oleh keturunan Lumimuut dan Toar. Mereka tetap mengurus peninggalan Lumimuut dan Toar. Oi sekitar pondok besar sudah
00002528
banyak berdiri pondokpondok lain yang dihuni oleh orangorang pendatang dari daratan lain. Mereka sengaja datang
PERPUSTAKAAN
PUSAT BAHAS
untuk mencari penghidupan baru. Para pendatang itu hidup
sebagai pedagang, petani, dan juga nelayan. Mereka meniru
cara hidup yang dilakukan oleh anak dan keturunan Lumimuut
dan Toar.
\I
71
"Semua ftu berkat kekuasaan dan pertolongan Tuhan
kepada kita, Kak ." Pad a suatu malam, salah seorang cucu Lu-
E~
mimuut dan Toar bertanya kepada Neneknya.
"Nek, kapan Nenek dan Kakek datang ke pondok saya?"
"Nanti Cuk, kalau kamu sudah besar," jawab Lumimuut.
Putri Lumimuut
oleh
Rubikem
Hak cipta dilindungi oleh Undangundang
Pusat Bahasa , Departemen Pendidikan Nasional
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220
Perwajahan oleh Ibrahim Abubakar
Tata rupa sampul dan ilustrasi oleh Sunaryo
Diterbitkan pertama kali oleh
Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan DaerahJakarta
Pusat Bahasa , 2003
"Sekarang saya sudah besar, Kakek dan Nenek harus ke
pondok saya ."
"Iya, iya , Kakek dan Nenek akan ke rumah kalian, besok
kalau hari sudah pagi, sekarang kalian harus tidur dahulu supaya bangunnya tidak kesiangan," Toar mengajak tidur cucunya.
"8aik Kek, tapi Kakek janji ya harus ke pondok saya!"
Lumimuut dan Toar kelihatan sangat bahagia melihat
lsi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,
dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit,
kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah .
anak cucunya hidup berbahagia . Anakanak Lumimuut dan
Toar selain menjadi petani dan nelayan juga menjadi orangorang terkemuka dalam masyarakat. Keahlian mereka sesuai
dengan bakatnya masingmasing. Di antara mereka ada yang
ahli adat, ahli agama, ahli nujum, ahli pengobatan, ahli meng-
ISBN 979685 339 6
ajar, ahli membaca ilmu perbintangan, ahli berdagang, ahli
menolong kelahiran anak, ahli bertani, ahli nelayan, dan ahli
berburu. Selain keahlian tersebut juga punya keahlian lain yang
sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
70
"Rencananya begitu. Nak? Aku dan Ibumu sudah merasa
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT BAHASA
rindu ingin bertemu anakanak."
"Kapan Ayah dan Ibu akan berangkat?"
\.I
"Nantilah setelah beberapa hari aku di sini."
"Senar. aku juga masih merindukan Ayah dan Ibu."
Setelah beberapa hari Lumimuut dan Toar singgah di
Masalah kesastraan di Indonesia tidak terlepas dan
pondok tempat Kumokomba. keduanya melanjutkan pe~aln
kehidupan masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan
ke tempat anakanaknya. Setiap sampai di tempat anaknya.
masyarakat Indonesia telah
Lumimuut dan Toar selalu singgah beberapa hari untuk mele-
te~adi
berbagai peru bah an
baik sebagai akibat tatanan kehidupan dunia yang baru,
paskan rindu pada anak dan menantunya. Perjalanan Lumi-
globalisasi, maupun sebagai dampak perkembangan tek-
muut dan Toar mengunjungi anak-anaknya berlangsung sela-
nologi informasi yang amat pesat. Kondisi itu telah mem-
ma empat puluh hari. Oi sepanjang perjalanan sering dijumpai
pengaruhi penlaku masyarakat Indonesia. Gerakan refor-
orang-orang pendatang yang tinggal di Minahasa. Mereka
rnasi yang bergulir sejak 1998 telah mengubah paradigma
membuat jalan di sekitar jalan yang dilalui Lumimuut dan Toar.
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tatanan kehidupan yang serba sentralistik telah
"Sekarang kita sudah menjadi Kakek dan Nenek." kata
berubah ke desentralistik, masyarakat bawah yang men-
Toar suatu hari.
jadi sasaran (objek) kini didorong menjadi pelaku (subjek)
"Benar, Kak, kita sering kedatangan anak-anak kita bersama cucu-cucu kita," kata Lumimuut.
"Aku merasa perjuangan kita tidak sia-sia mendidik anakanak."
"Benar, Kak. al