Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bottle Filler Berbasis Mikrokontroler T1 612009065 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara agraris, sehingga banyak masyarakat yang

menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam. Banyak daerah perbukitan atau
dataran tinggi yang digunakan sebagai lahan bercocok tanam seperti sayur-sayuran,
buah-buahan, rempah dan tumbuhan lainnya.
Keadaan alam dan lingkungan yang tidak menentu membuat hasil tanam juga
tidak menentu. Hasil tanam yang tidak menentu bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama yang berlebihan, unsur hara
dalam tanah yang berkurang, dan faktor lain yang dipengaruhi oleh lingkungan dan
alam. Keadaan ini dapat membuat petani merugi akibat hasil yang tidak maksimal
dan bisa menghambat pertumbuhan dari tanaman tersebut. Terkait dengan masalah
tersebut pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi pertanian
karena penggunaan pupuk secara tepat akan menentukan kuantitas dan kualitas
produk pertanian ang dihasilkan[1].
Unit Dagang (UD) Mitra Tani merupakan unit dagang yang bergerak di

bidang pertanian dan petenakan berusaha untuk membantu petani dalam
menanggulangi permasalahan yang ada dan memaksimalkan pertumbuhan dari
tanaman petani dengan memproduksi nutrisi bagi tanaman. Seperti halnya manusia,
tanaman juga membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh
sehingga pertumbuhan dapat berlangsung cepat, maksimal dan sehat,
UD. Mitra Tani merupakan industri kecil yang sedang berkembang dalam
memproduksi nutrisi cair untuk tanaman dan ternak yang sudah berhasil
mendistribusikan produknya di penjuru area Jawa Tengah, dengan sasaran para petani
kecil di dataran tinggi yang kebanyakan menanam sayur dan buah. UD. Mitra Tani
mendapatkan perkembangan yang cukup pesat dengan meningkatnya pesanan dari

1

2

petani yang sudah merasakan hasil positif dari nutrisi tanaman yang diproduksi oleh
UD. Mitra Tani. Namun keadaan ini membuahkan kendala dari sisi produksi.
Saat ini Mitra Tani mempunyai 3 (tiga) orang pegawai yang bekerja untuk
bagian produksi meliputi pembuatan adonan hingga pengemasan dalam botol dan
dilanutkan ke pengepakan ke dalam box kardus yang berisi 20 (dua puluh) botol.

Berikut adalah tahap-tahap pengemasan serta penjelasannya.
Tahap 1. Pengisian ke dalam botol. Tahap ini adalah proses pengisian ke
dalam botol dari penampungan adonan.
Tahap 2. Penyamaan takaran. Tahap ini dilakukan dengan memasukkan pipa
yang sudah disesuaikan dengan ukuran mulut botol ke semua botol
yang sudah diisi.
Tahap 3. Pemasangan tutup botol pertama.
Tahap 4. Pencucian botol. Tahap ini dilakukan karena botol yang kotor
setelah proses penyamaan takaran, akibat adanya cairan yang meluap
pada tahap kedua.
Tahap 5. Pengeringan botol. Tahap ini merupakan proses yang membutuhkan
waktu yang lama, sehingga produksi tidak bisa maksimal karena
botol tidak dapat dimasukan ke dalam kardus secara langsung.
Tahap 6. Pemasangan tutup botol kedua, label, segel, dan pengepakan ke
dalam kardus. Proses ini biasanya dilakukan sehari setelah pengisian
karena botol pada tahap ini botol harus benar-benar kering.
Masalah yang didapatkan oleh UD. Mitra Tani berawal dari proses pengisian
dan penakaran yang masih manual. Berikut ini adalah masalah yang ditumbulkan :
1. Botol bisa dipastikan kotor dikarenakan bahan yang meluap pada saat
proses penakaran dan harus dicuci. Keadaan ini membuat dampak yang

buruk karena botol tidak bisa langsung dimasukan ke dalam kardus dan
membutuhkan ruang untuk meletakkan botol yang masih basah.
2. UD. Mitra Tani tidak dapat memaksimalkan produksi dalam 1 (satu) hari.
Apabila dalam 1 (satu) hari mampu mengisi 1000 botol, maka 1000 botol
akan didiamkan saja karena belum bisa dimasukan ke dalam kardus.

3

Dengan begitu, target produksi sejumal 1000 botol/hari tidak bisa
dipenuhi.

Dengan

metode

seperti

ini

pihak


UD.

Mitra

Tani

mengasumsikan bahwa produksi maksimal pada1 hari hanya 500 botol
saja,
3. Masih ditemukannya hasil produksi yang jelek.
4. Jam kerja pegawai yang tidak maksimal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam skripsi ini dirancang alat
pengisi botol dan penakaran, sehingga meningkatkan jumlah produksi yang
diinginkan.
1.2

Spesifikasi Sistem
Sesuai dengan surat tugas skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Teknik

Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana dengan nomor

51/L3/FTEK/VIII/2014 pada tanggal 7 Agustus 2014, skripsi ini mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
1. Input adalah pupuk cair dari penampungan dan output adalah pupuk cair
dalam kemasan botol.
2. Tersedianya pilihan untuk memasukan takaran yan dinginkan melalui
keypad 4x4 dan penampil berupa LCD ukuran 16x4 dengan interval
pilihan 100 ml.
3. Alat mampu mengisi dari 100 ml hingga 5 liter dalam satu kali pengisian.
4. Sumber listrik yang digunakan adalah supply AC 220 Volt.
5. Masing-masing outlet bekerja berdasarkan keberadaan botol.
6. Terdapat empat outlet pengisian.
7. Dimensi alat adalah panjang 65 cm, tinggi 70 cm dan lebar 60 cm.
8. Sistem dapat mengisi botol sesuai dengan takaran yang diinginkan oleh
user dengan ralat 1 %.
9. Alat mampu memenuhi target produksi kurang lebih 1000 botol dalam 6
(enam) jam kerja dengan kecepatan pengisian 1.5 menit untuk 4 (empat)
botol.

4


10. Bak penampungan dengan kapasitas minimal 15 liter yang terisi apabila
cairan berkurang.
1.3

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada skripsi ini terdiri dari lima bab,

yaitu BAB I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan,
spesifikasi alat yang akan dibuat dan sistematika penulisan skripsi. Kemudian BAB II
berisi konsep dasar yang menjelaskan tentang gambaran sistem dan cara kerja sistem.
Pada BAB III akan disampaikan mengenai perancangan sistem, baik perancangan
perangkat keras maupun perangkat lunak. Selanjutnya pada BAB IV akan
disampaikan tentang pengujian setiap modul sensor dan pengujian keseluruhan alat.
BAB V merupakan bagian penutup mengenai kesimpulan tugas akhir yang telah
dicapai dan saran pengembangan yang digunakan untuk keperluan lebih lanjut.