PEMBATALAN PERJANJIAN SEPIHAK OLEH PIHAK BIRO PERJALANAN HAJI NON KUOTA TERHADAP CALON JAMAAH HAJI BERDASARKAN KUHPERDATA DAN UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI.
PEMBATALAN PERJANJIAN SEPIHAK OLEH PIHAK BIRO
PERJALANAN HAJI NON KUOTA TERHADAP CALON JAMAAH HAJI
BERDASARKAN KUHPERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13
TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
ABSTRAK
Wahyu Mustika sari
110110080383
Sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Di
dalam agama Islam terdapat rukun Islam mengenai ibadah haji. Beberapa
tahun terakhir ini muncul jalur baru yang disebut haji non kuota. Haji jenis
ini tidak perlu menunggu waktu lama hingga puluhan tahun untuk
berangkat haji dan biayanya lebih mahal dari haji reguler. Banyak
ditemukan kasus-kasus yang berkaitan dengan masalah haji non kuota.
Tujuan dalam penulisan tugas akhir, untuk mengetahui akibat hukum dan
perlindungan hukum terhadap calon jamaah haji dari pembatalan
perjanjian sepihak yang dilakukan oleh pihak biro perjalanan haji non
kuota menurut KUHPerdata dan Undang-Undang No.13 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian
deskriptif analitis yaitu dengan melakukan penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan yang kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akibat hukum
dari pembatalan perjanjian secara sepihak yang dilakukan oleh PT.
Masy’aril Haram Tours & Travel Cabang Jambi merupakan wanprestasi,
berkewajiban memberikan ganti rugi yang diatur dalam Pasal 1239
KUHPerdata dan dikenakan sanksi pencabutan izin penyelenggaraan haji
yang diatur dalam Pasal 54 Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2012
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji. Perlindungan hukum bagi calon jamaah
haji dalam pembatalan perjanjian sepihak, tidak diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
No.13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pertanggungjawaban yang harus dilakukan diatur dalam Pasal 1366 dan
Pasal 1367 ayat (1) KUHPerdata.
iv
PERJALANAN HAJI NON KUOTA TERHADAP CALON JAMAAH HAJI
BERDASARKAN KUHPERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13
TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
ABSTRAK
Wahyu Mustika sari
110110080383
Sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Di
dalam agama Islam terdapat rukun Islam mengenai ibadah haji. Beberapa
tahun terakhir ini muncul jalur baru yang disebut haji non kuota. Haji jenis
ini tidak perlu menunggu waktu lama hingga puluhan tahun untuk
berangkat haji dan biayanya lebih mahal dari haji reguler. Banyak
ditemukan kasus-kasus yang berkaitan dengan masalah haji non kuota.
Tujuan dalam penulisan tugas akhir, untuk mengetahui akibat hukum dan
perlindungan hukum terhadap calon jamaah haji dari pembatalan
perjanjian sepihak yang dilakukan oleh pihak biro perjalanan haji non
kuota menurut KUHPerdata dan Undang-Undang No.13 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian
deskriptif analitis yaitu dengan melakukan penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan yang kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akibat hukum
dari pembatalan perjanjian secara sepihak yang dilakukan oleh PT.
Masy’aril Haram Tours & Travel Cabang Jambi merupakan wanprestasi,
berkewajiban memberikan ganti rugi yang diatur dalam Pasal 1239
KUHPerdata dan dikenakan sanksi pencabutan izin penyelenggaraan haji
yang diatur dalam Pasal 54 Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2012
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji. Perlindungan hukum bagi calon jamaah
haji dalam pembatalan perjanjian sepihak, tidak diatur dalam Peraturan
Pemerintah No.79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
No.13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pertanggungjawaban yang harus dilakukan diatur dalam Pasal 1366 dan
Pasal 1367 ayat (1) KUHPerdata.
iv