PROS Anik H, Abdurrahman Seleksi Tahap Pertama Hasil fulltext
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
SELEKSI TAHAP PERTAMA HASIL PERSILANGAN TEBU (Saccharum )
DENGAN KERABAT LIAR UNTUK PRODUKTIVITAS DAN
NILAI BRIX TINGGI
Anik Herwati dan Abdurrahman
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Telp. 0341 – 491447
[email protected]
ABSTRACT
Sugarcane is one of the strategic food commodities and important in Indonesia
because this plant is a major source of sugar producers. Domestic sugar production in
2013 reached 2.4 million tons. The needs are high enough that can not be met by
domestic production, causing shortages that has to be met by imports. The Ministry of
Agriculture has a program for self-sufficiency which expected to be achieved in 2014
whose production is expected to reach 5.7 million tons. One of the problems facing the
development in dry areas is the availability of superior varieties that are tolerant or
resistant to these conditions. The aim of this study was to perform a cane selection from
crosses result in 2013, at the high productivity and drought resistant. Tests carried out
in KP. Ngemplak starting in October 2014 till December 2015, the materials used was
45 clones of sugar cane (the first stage of selection) the crosses results (inter and intraspecific), carried out in the field without a layout. Each clone of sugarcane planted in
plots consisting of 3 segments lenght 5 meters with PKP distance (from center to center
of segment) was 100 cm length, with a distance of 50 cm between plants. The form of
the seed is a ‘but chip’ was planted after 1.5 months old. Selection of the preferred
clones based of stems character include the size and brix levels are 9, 10, and 11
months old. Results of the observation that the result is higher than the sixth parents on
the character: (1) plant height are 4 clone(a)MLG1303179= 328 kg(b) MLG1314/
81= 329(c) MLG 1311/= 3331 cm dan (d) MLG 1308/76: (2) stem’s length production
are 2 clone a) MLG1303179= 303 kg dan (b) MLG 1308/76 =325 cm (3) there are no
stem’s diameter that higher than the parents: (4) intact stem’s weight are 4 clone: (a)
MLG 1308/75= 1698 grams, (b) MLG 1308/76 = 1700 grams, (c) MLG1314/81 =
1797 gramsand (d) MLG 1311/37 = 2076 grams : (5) stem’s weight (meters) are 2 clone
(a) MLG 1308/75 = 691 gramsand (b) MLG 1311/37 = 950 grams: (6) brix value of 9
months old are 8 clone: (a) MLG 1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 = 21.93, (c)
MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG 1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26, (f) MLG
1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268 = 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i) MLG
1308/74 = 26.06: (7) brix value of 10 months old are 9 clone: (a) MLG 1308/72 =
23.72, (b) MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37 =23.93, (d) MLG 1308/49 =
24.06, (e) MLG 1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g) MLG1308/47 = 24.53,
(h) MLG1303/171 = 24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g) MLG1308/74 = 25.6 : (8)
and for brix value of 11 months old that higher from the parents is just 1 clone that is
MLG 1308/74 = 25.6.
Keywords: Selection, productivity and brix value
9
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
PENDAHULUAN
Tebu merupakan salah satu komoditas
pangan yang cukup strategis dan penting di
Indonesia karena tanaman ini menjadi sumber
utama penghasil gula. Produksi gula dalam
negeri pada tahun 2010 baru mencapai 2,4 juta
ton. Kementerian Pertanian mempunyai
program swasembada gula, diharapkan akan
dicapai tahun 2014 yang produksinya dapat
mencapai 5,7 juta ton, pengembangannya di
lakukan di lahan kering. Untuk varietas yang
tahan kering sampai saat ini belum tersedia,
sehingga perakitan varietas yang tahan kering
sangat dibutuhkan. Pada tahun 2007 lebih dari
60% pertanaman tebu di lahan kering
(Hadisaputro dkk 2008). Perluasan ke lahan
kering masih berpeluang, salah satu permasalahan yang menghadang untuk pengembangan
di daerah kering adalah ketersediaan varietas
unggul yang toleran atau tahan terhadap kondisi
tersebut. Permasalahan ini dapat dipecahkan
dengan perakitan varietas tebu yang sesuai
untuk lahan kering.Sugiarta E.; at al, 2007.
Prosedur pemuliaan tentang tanaman tebu
menjadi sederhana kalau dilakukan dengan cara
membuat persilangan antar induk heterosis dan
dilanjutkan dengan seleksi semai tanaman F1
serta generasi vegetative berikutnya. Sasarannya berupa pengisolasian segregan yang terbaik.
Perakitan varietas tahan kering ini dapat
dilakukan dengan memasukkan gen pembawa
sifat tahan kering yang dimiliki oleh kerabat
dekat tebu seperti Saccharu spontaneum dan
Erianthus spp. Erianthus memiliki sifat toleran
kekeringan dan genangan, selain itu memiliki
kelebihan dalam kemampuan ratoon, vigor,
serta ketahanan terhadap hama dan penyakit
(Berding & Roach 1987; Beese & McIntyre
2000; Harvey dkk. 1998). Tujuan dari
10
penelitian ini adalah untuk melakukan seleksi
tebu hasil persilangan tahun 2013, pada daya
kepras baik, rendemen tinggi dan tahan kering
serta melakukan hibridisasi inter dan intra
spesifik untuk pengembangan tetua dan populasi
dasar sebagai bahan seleksi.
METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan di Ngemplak
tahun 2014. Bahan yang digunakan 52 klon
tebu (seleksi tahap pertama) hasil persilangan
tebu antara VMC 76-16 x PS 92-1871 dan
hasil persilangan tahun 2013 populasi interdan
intra spesifik), dilaksanakan di lapang tanpa
rancangan. Masing-masing klon tebu ditanam
dalam petakan terdiri atas 3 juring sepanjang 5
m dengan jarak PKP (dari pusat ke pusat juring)
sepanjang 100 cm, dengan jarak antar tanaman
50 cm. Bibit berupa but chip ditanam setelah
bibit berumur 1,5 bulan. Contoh untuk
pengamatan diambil 2 tanaman setiap nomor.
Dosis pupuk 160 kg N + 70 kg P2O5 +
60 kg K2O per ha.Parameter yang diamati
meliputi tinggi tanaman, panjang batang
produksi, diameter batang, berat batang utuh,
berat batang setiap meter, nilai brix (batang
bawah, tengah dan atas. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan statistik sederhana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu indikasi untuk menghitung
taksasi produksi tebu, dapat dilakukan dengan
cara pengukuran, tinggi tanaman, jumlah batang,
berat batang dan diameter batang. Hasil
pengamatan tinggi tanaman, panjang batang
produksi, diameter batang, berat batang utuh
dan berat batang setiap meter dari penelitian ini
disajikan pada Tabel.1. Tinggi tanaman, panjang
batang produksi, diameter batang, berat batang
utuh dan berat batang setiap meter merupakan
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
Tabel 1 Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi,
diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter
No.
Kode Lapang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
MLG 1308/49
MLG 1308/51
MLG 1308/53
MLG 1308/57
MLG 1308/58
MLG 1308/76
MLG 1308/80
MLG1307/132
MLG1307/135
MLG1307/138
MLG1307/145
MLG1303/171
MLG1303/175
MLG1303/184
MLG 1308/47
MLG 1308/77
MLG1314/81
MLG1307/124
MLG1307/129
MLG1307/148
MLG1303179
MLG1303/183
MLG1307/274
MLG 1308/27
MLG 1311/34
MLG 1308/44
MLG 1308/52
MLG 1308/75
MLG1307/126
MLG1307/140
MLG1303/198
MLG1307/214
MLG1301/268
MLG1307/271
MLG1308/72
MLG 1308/45
MLG1307/133
MLG1303/191
MLG1303/194
MLG1307/245
MLG1314/63
MLG 1311/37
MLG1303/172
MLG 1308/74
PS92/1871
BL
PSJT 941
VMC 76-16
PS 881
ERIANTHUS
SDA (Glagah)
Kisaran Nilai
Tetua
Hasil
Persilangan
Tinggi
Tanaman
(cm)
Panjang
Batang
Produksi (cm)
Diameter
Batang (mm)
Berat batang
utuh (gram)
Berat batang/
meter (gram)
250
200
214
222
213
350
231
223
170
238
285
195
271
198
166
221
329
255
199
273
328
315
272
248
239
299
248
270
235
192
157
239
256
184
222
174
208
250
205
240
253
331
295
249
233
214
298
263
242
323
275
235
168
180
198
190
325
204
199
150
208
255
164
250
169
141
190
290
233
175
239
303
295
249
229
209
275
223
248
208
165
126
218
225
161
193
149
180
220
178
203
230
240
255
215
203
188
260
228
205
296
250
22
22
22
21
24
26
22
21
24
16
18
20
16
17
20
23
29
21
24
26
22
23
25
22
23
24
29
28
29
20
20
17
15
17
25
23
27
30
25
22
21
27
23
25
28
23
21
30
25
20
17
884
852
695
681
910
1700
682
839
732
868
1087
837
976
732
561
942
1797
759
1021
1127
1366
1226
1193
704
768
1469
1316
1698
1076
810
718
837
779
721
783
683
1141
1375
931
729
791
2076
1101
1228
1214
750
915
1541
978
686
259
378
508
388
346
480
524
338
419
488
415
428
510
389
439
397
479
621
326
574
471
452
410
485
320
369
533
591
691
513
488
565
384
339
449
396
465
634
624
519
361
337
950
432
574
595
214s/d 323
157s/d 350
118 s/d 296
126 s/d 328
17 s/d 30
14 s/d 31
259 s/d 1541
561 s/d 2076
287 s/d 950
11
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
salah satu komponen yang sangat berpengaruh
pada hasil. Pawirosemadi M. (2011)
mengemukakan bahwa, taksasi produksi
merupakan kegiatan menaksir hasil tebu baik
tebu secara visual ataupun perhitungan
berdasarkan perkiraan atau pengukuran
komponen produksi tanaman yang mencakupt
erutama tinggi batang, jumlah batang ha-1 dan
berat batang -1.
Hasil pengamatan tinggi tanaman dari
tetua yang digunakan berkisar antara 214 cm
s/d 323 cm, parameter tinggi tanaman klon
hasil persilangan antara tebu dan kerabat liarnya
berkisar antara 157 cm s/d 3350 cm. Parameter
tinggi tanaman klon hasil persilangan yang lebih
tinggi dari tetuanya ada 4 klon yaitu:
(a)MLG1303179= 328 kg(b) MLG1314/81=
329(c) MLG 1311/= 3331 cm dan (d) MLG
1308/76.
Parameter panjang batang produksi nilai
rata-rata tetuanya berkisar antara 118cm s/d
296cm sedangkan, nilai rata-rata klon hasil
persilangan 126cm s/d 328cm. Untuk
parameter Parameter panjang batang produksi
ada 2 klon yang lebih tinggi dari tetuanya yaitu
(a) MLG1303179= 303 kg dan (b) MLG
1308/76 =325 cm.
Rata-rata pengukuran diameter batang
tetuanya berkisar antara 17 cm s/d 30 cm,
sedangkan untuk klon hasil persilangannya rataratanya berkisar antara 14 cm s/d 31 cm.
Parameter diameter batang dari klon hasil
persilangan kalau di bandingkan dengan
tetuanya, tidak ada yang lebih tinggi.
Berat batang utuh rata-rata dari tetuanya
antara 298 gram s/d 1541 gram, sedangkan
rata-rata dari hasil persilangannya antara 561
gram s/d 2076 gram, klon-klon hasil persilangan
yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dari
12
tetuanya ada 4 klon yaitu: (a) MLG 1308/75=
1698 gram, (b) MLG 1308/76 = 1700 gram,
(c) MLG1314/81 = 1797 gram dan (d) MLG
1311/37 = 2076 gram. Parameter berat batang
setiap meter nilai rata-rata tetuanya antara 104
gram s/d 673 gram dan nilai rata-rata klon hasil
persilangannya antara 287 gram s/d 950 gram.
Dari nilai rata-rata tersebut ada 2 klon yang lebih
tinggi dari tetuanya yaitu: klon MLG 1308/75
= 691 gram dan klon MLG 1311/37 = 950
gram.
Hasil pengamatan rata-rata nilai brix
tebang pada umur 9 bulan (tebang September),
tebang umur 10 bulan (bulan Oktober), dan
tebang umur 11bulan (bulan Nopember)
disajikan pada Tabel 2. Hasil rata-rata nilai brix
tebang umur 9 bulan (bulan September), untuk
tetuanya berkisar antar 8,2 s/d 21,66 dan untuk
hasil persilangannya antara 13,6 s/d 26,06. Dari
hasil rata-rata tersebut yang lebih tinggi dari
tetuanya sebanyak 8 klon yaitu: (a) MLG
1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 =
21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG
1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26,
(f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268
= 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i)
MLG 1308/74 = 26.06.
Hasil rata-rata nilai brix tebang umur 10
bulan (bulan Oktober), untuk tetuanya berkisar
antar 0 s/d 23,53 dan untuk hasil persilangannya
antara 16, 73 s/d 25,46. Dari hasil rata-rata
tersebut yang lebih tinggi dari tetuanya sebanyak
10 klon yaitu: (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b)
MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37
=23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG
1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g)
MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 =
24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g)
MLG1308/74 = 25.6. Dari hasil pengamatan
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
Tabel 2. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi,
diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari tetuanya
No.
Kode Lapang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
MLG 1308/49
MLG 1308/51
MLG 1308/53
MLG 1308/57
MLG 1308/58
MLG 1308/76
MLG 1308/80
MLG1307/132
MLG1307/135
MLG1307/138
MLG1307/145
MLG1303/171
MLG1303/175
MLG1303/184
MLG 1308/47
MLG 1308/77
MLG1314/81
MLG1307/124
MLG1307/129
MLG1307/148
MLG1303179
MLG1303/183
MLG1307/274
MLG 1308/27
MLG 1311/34
MLG 1308/44
MLG 1308/52
MLG 1308/75
MLG1307/126
MLG1307/140
MLG1303/198
MLG1307/214
MLG1301/268
MLG1307/271
MLG1308/72
MLG 1308/45
MLG1307/133
MLG1303/191
MLG1303/194
MLG1307/245
MLG1314/63
MLG 1311/37
MLG1303/172
MLG 1308/74
PS92/1871
BL
PSJT 941
VMC 76-16
PS 881
ERIANTHUS
SDA (Glagah)
Kisaran Nilai
Tetua
Hasil
Persilangan
Tinggi
Tanaman
(cm)
Panjang
Batang
Produksi (cm)
Diameter
Batang (mm)
Berat batang
utuh (gram)
Berat batang/
meter (gram)
250
200
214
222
213
350
231
223
170
238
285
195
271
198
166
221
329
255
199
273
328
315
272
248
239
299
248
270
235
192
157
239
256
184
222
174
208
250
205
240
253
331
295
249
233
214
298
263
242
323
275
235
168
180
198
190
325
204
199
150
208
255
164
250
169
141
190
290
233
175
239
303
295
249
229
209
275
223
248
208
165
126
218
225
161
193
149
180
220
178
203
230
240
255
215
203
188
260
228
205
296
250
22
22
22
21
24
26
22
21
24
16
18
20
16
17
20
23
29
21
24
26
22
23
25
22
23
24
29
28
29
20
20
17
15
17
25
23
27
30
25
22
21
27
23
25
28
23
21
30
25
20
17
884
852
695
681
910
1700
682
839
732
868
1087
837
976
732
561
942
1797
759
1021
1127
1366
1226
1193
704
768
1469
1316
1698
1076
810
718
837
779
721
783
683
1141
1375
931
729
791
2076
1101
1228
1214
750
915
1541
978
686
259
378
508
388
346
480
524
338
419
488
415
428
510
389
439
397
479
621
326
574
471
452
410
485
320
369
533
591
691
513
488
565
384
339
449
396
465
634
624
519
361
337
950
432
574
595
214s/d 323
157s/d 350
118 s/d 296
126 s/d 328
17 s/d 30
14 s/d 31
259 s/d 1541
561 s/d 2076
3
8
3
4
3
287 s/d 950
13
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
nilai brix jumlah klon hasil
persilangan rata-rata tinggi dan
terbanyak adalah, penilaian pada
umur 9 bulan atau bulan September
dan 10 bulan atau bulan Oktober.
Sugiarta. E. (2008) mengemukakan bahwa, masa giling dimulai
awal bulan kering sampai dengan
puncak kering dimana lengas tanah
paling minimal hingga layu
permanent. Secara normal di Jawa,
awal musim kering Mei sampai
puncaknya awal pertengahan
Oktober. Namun pada wilayah
dimana lahan banyak mengandung
pasir, berlereng, solum tanah
dangkal, atau lahan kering yang
mengandalkan tadah hujan, maka
lengas tanah mencapai titik layu
permanen akan lebih cepat dicapai.
Sehingga pergeseran tipologi lahan
dengan kecepatan kering akan
mempercepat kemasakan varietas
tebu. Kalau melihat pernyataan
tersebut hasil dari nilai brix tersebut
sudah sesuai, karena lahan yang
digunakan untuk penelitian adalah
tanah banyak mengandung pasir
dan lahan kering yang mengandalkan tadah hujan.
Hasil rata-rata nilai brix
tebang pada bulan Nopember atau
umur tebang 11 bulan, untuk nilai
rata-rata tetuanya 0 s/d 25,83 dan
nilai brix lebih tinggi dari tetuanya
hanya 1 klon yaitu MLG 1308/74
= 25.6. Sugiyarta.E (2008)
mengemukakan bahwa, puncak
kemasakan tebu terjadi jika kadar
14
Tabel 3 Hasil pengamatan nilai rata-rata brix pada umur 9, 10, dan 11bulan
No. Kode Lapang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
MLG 1308/49
MLG 1308/51
MLG 1308/53
MLG 1308/57
MLG 1308/58
MLG 1308/76
MLG 1308/80
MLG1307/132
MLG1307/135
MLG1307/138
MLG1307/145
MLG1303/171
MLG1303/175
MLG1303/184
MLG 1308/47
MLG 1308/77
MLG1314/81
MLG1307/124
MLG1307/129
MLG1307/148
MLG1303179
MLG1303/183
MLG1307/274
MLG 1308/27
MLG 1311/34
MLG 1308/44
MLG 1308/52
MLG 1308/75
MLG1307/126
MLG1307/140
MLG1303/198
MLG1307/214
MLG1301/268
MLG1307/271
MLG1308/72
MLG 1308/45
MLG1307/133
MLG1303/191
MLG1303/194
MLG1307/245
MLG1314/63
MLG 1311/37
MLG1303/172
MLG 1308/74
PS92/1871
BL
PSJT 941
VMC 76-16
PS 881
ERIANTHUS
SDA (Glagah)
Kisaran Nilai Brix
Tetua
Hasil Persilangan
Rata-rata nilai
Brix umur9 Bulan
(September)
21.93
21.26
19.46
22.26
22.13
19.46
19.66
19.66
21.6
17.46
17.2
20.6
17.33
20.66
22.66
20.66
16.73
19.66
21.6
16.33
21.86
18.26
18
18
17.26
19.13
19.2
22.33
17.06
15.66
21.06
17.06
22.66
19.66
24.13
22.26
22.33
13.6
19.53
20.46
21.13
21.26
17.73
26.06
15.73
20.2
21.66
14.73
20.6
10
8.2
8.2 s/d 21.66
13.6 s/d 26.06
Rata-rata nilai
Brix umur 10
bulan
(Oktober)
24.06
22.53
23.33
20.93
23.53
20.4
19.2
17.73
23.4
20.73
20.73
24.8
19.2
22.6
24.53
22.86
19.53
22.86
24.8
21.53
20.53
24.2
18
24.2
16.73
20.33
21.53
22.66
19.73
17.73
22.73
20.6
22.73
22.73
23.73
25.46
22.93
18.86
23.33
22.6
23.73
23.93
22.53
25.6
18.8
22
23.53
21.53
23.26
0
0
0 s/d 23.53
16.73 s/d 25.46
Rata-Rata nilai
Brix umur 11 Bulan
(Nopember)
24.8
24.27
21.77
22.63
25.5
24.17
22.03
24.83
25.5
23.1
21.25
22.9
22.57
22.1
25.27
26.03
19.93
23.23
23.5
21.73
24.77
24.37
18.1
23.17
22.1
22.5
24.97
20.97
22.7
17.6
23.67
20.23
24.17
22.27
24.67
24
22.93
22.73
26.2
21.87
19.8
22.23
23.53
26.3
20.1
21.77
20.8
23.57
25.83
0
0
0 s/d 25.83
16.47 s/d 26.3
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
sukrosa dalam batang tebu seragam sepanjang
ruas. Sebelum itu tebu dikatakan belum masak,
sukrosa batang bawah lebih banyak dari batang
atas. Kondisi setelah puncak tersebut tebu lewat
masak yaitu sukrosa batang atas lebih banyak
dari sukrosa batang bawah dan tebu menuju
kematian. Puncak kemasakan tebu terjadi jika
kadar sukrosa dalam batang tebu seragam
sepanjang ruas batang.
dilakukan pengujian selanjutnya guna mendapatkan klon-klon unggul tahan kekeringan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berding N & BT Roach 1987.Germplasm
collection, maintenance, and use.
Dalam: Sugarcane Improvement
Through Breeding. Heinz DJ (ed).
New York: Elsevier.
Dari hasil pengamatan telah terpilih 4 klon
(MLG1314/81 = 1797 gram; MLG 1308/76 =
1700 gram; MLG 1308/75 = 1698 gram; dan
MLG 1311/37 = 2076 gram). Nilai brix adalah
sebagai patokan optamalisasi untuk tebu dapat
dipanen. Klon-klon tebu hasil persilangan yang
optimal dipanen pada umur 9 bulan (bulan
September) dan lebih tinggi dari tetuanya adalah:
nilai brix umur 9 bulan ada 8 klon : (a) MLG
1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 =
21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG
1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26,
(f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268
= 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i)
MLG 1308/74 = 26.06: nilai brix umur 10 bulan
ada 9 klon : (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b)
MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37
=23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG
1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g)
MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 =
24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g)
MLG1308/74 = 25.6: sedangkan untuk nilai
brix umur 11 bulan yang lebih tinggi dari tetua
hanya 1 klon yaitu MLG 1308/74 = 25.6.
Klon-klon dari hasil persilangan yang
mempunyai parameter produksi dan rata-rata
nilai brixnya tinggi dan di atas tetuanya perlu
DAFTAR PUSTAKA
Besse P, C. L McIntyre & N Berding 1997.
Characterisation of Erianthus sect.
Ripidium and Saccharum germplasm
(Andropogoneae - Saccharinae) using
RFLP marker. Euphytica 93: 283–292
Eka Sugiyarta, Hermono.B.S., dan Sri
Winarsih. 2007. Status Pemuliaan
Varietas Tebu Saat Ini. Varietas Tebu
Unggul dalam Optimalisasi
Produktivitas Gula. Sosialisasi Hasil
Simposium Internasional Peningkatan
Prtoduktivitas Gula, Di Gulin Cina 5-8
Desember 2006. P3GI. Surabaya, 23
Maret 2007.
Eka Sugiyarta. 2008. Varietas Tebu Unggul
dalam Optimalisasi Produktivitas Gula.
Prosiding. Peran Teknologi dalam
Mendukung dan Berdaya Saing. P3GI.
Pasuruan, 28 Agustus 2008. Tidak
diplublikasikan.
Harvey H, AD Hont, K Alix, & B Huckett
1998. Use of PCR-basec markers for
identifi-cation of Erianthus genetic
material in putative intergeneric hybrids
(Saccharum x Erianthus). Proc S Afr
Sug Technol Ass (72); 318-320.
Hadisaputro S, D Ariyani, AR Puspitasari.
2008. Gambaran sekilas kondisi
15
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
pertanaman tebu giling saat ini dan
prediksi produksi gula Indonesia
tahun 2008. Tidak dipublikasikan.
16
Marsidi Pawirosemadi. 2011. Dasar-Dasar
Teknologi Budidaya Tebu dan Pengelolaan Hasilnya. UM PRESS.811: 648-649
SELEKSI TAHAP PERTAMA HASIL PERSILANGAN TEBU (Saccharum )
DENGAN KERABAT LIAR UNTUK PRODUKTIVITAS DAN
NILAI BRIX TINGGI
Anik Herwati dan Abdurrahman
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Telp. 0341 – 491447
[email protected]
ABSTRACT
Sugarcane is one of the strategic food commodities and important in Indonesia
because this plant is a major source of sugar producers. Domestic sugar production in
2013 reached 2.4 million tons. The needs are high enough that can not be met by
domestic production, causing shortages that has to be met by imports. The Ministry of
Agriculture has a program for self-sufficiency which expected to be achieved in 2014
whose production is expected to reach 5.7 million tons. One of the problems facing the
development in dry areas is the availability of superior varieties that are tolerant or
resistant to these conditions. The aim of this study was to perform a cane selection from
crosses result in 2013, at the high productivity and drought resistant. Tests carried out
in KP. Ngemplak starting in October 2014 till December 2015, the materials used was
45 clones of sugar cane (the first stage of selection) the crosses results (inter and intraspecific), carried out in the field without a layout. Each clone of sugarcane planted in
plots consisting of 3 segments lenght 5 meters with PKP distance (from center to center
of segment) was 100 cm length, with a distance of 50 cm between plants. The form of
the seed is a ‘but chip’ was planted after 1.5 months old. Selection of the preferred
clones based of stems character include the size and brix levels are 9, 10, and 11
months old. Results of the observation that the result is higher than the sixth parents on
the character: (1) plant height are 4 clone(a)MLG1303179= 328 kg(b) MLG1314/
81= 329(c) MLG 1311/= 3331 cm dan (d) MLG 1308/76: (2) stem’s length production
are 2 clone a) MLG1303179= 303 kg dan (b) MLG 1308/76 =325 cm (3) there are no
stem’s diameter that higher than the parents: (4) intact stem’s weight are 4 clone: (a)
MLG 1308/75= 1698 grams, (b) MLG 1308/76 = 1700 grams, (c) MLG1314/81 =
1797 gramsand (d) MLG 1311/37 = 2076 grams : (5) stem’s weight (meters) are 2 clone
(a) MLG 1308/75 = 691 gramsand (b) MLG 1311/37 = 950 grams: (6) brix value of 9
months old are 8 clone: (a) MLG 1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 = 21.93, (c)
MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG 1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26, (f) MLG
1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268 = 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i) MLG
1308/74 = 26.06: (7) brix value of 10 months old are 9 clone: (a) MLG 1308/72 =
23.72, (b) MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37 =23.93, (d) MLG 1308/49 =
24.06, (e) MLG 1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g) MLG1308/47 = 24.53,
(h) MLG1303/171 = 24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g) MLG1308/74 = 25.6 : (8)
and for brix value of 11 months old that higher from the parents is just 1 clone that is
MLG 1308/74 = 25.6.
Keywords: Selection, productivity and brix value
9
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
PENDAHULUAN
Tebu merupakan salah satu komoditas
pangan yang cukup strategis dan penting di
Indonesia karena tanaman ini menjadi sumber
utama penghasil gula. Produksi gula dalam
negeri pada tahun 2010 baru mencapai 2,4 juta
ton. Kementerian Pertanian mempunyai
program swasembada gula, diharapkan akan
dicapai tahun 2014 yang produksinya dapat
mencapai 5,7 juta ton, pengembangannya di
lakukan di lahan kering. Untuk varietas yang
tahan kering sampai saat ini belum tersedia,
sehingga perakitan varietas yang tahan kering
sangat dibutuhkan. Pada tahun 2007 lebih dari
60% pertanaman tebu di lahan kering
(Hadisaputro dkk 2008). Perluasan ke lahan
kering masih berpeluang, salah satu permasalahan yang menghadang untuk pengembangan
di daerah kering adalah ketersediaan varietas
unggul yang toleran atau tahan terhadap kondisi
tersebut. Permasalahan ini dapat dipecahkan
dengan perakitan varietas tebu yang sesuai
untuk lahan kering.Sugiarta E.; at al, 2007.
Prosedur pemuliaan tentang tanaman tebu
menjadi sederhana kalau dilakukan dengan cara
membuat persilangan antar induk heterosis dan
dilanjutkan dengan seleksi semai tanaman F1
serta generasi vegetative berikutnya. Sasarannya berupa pengisolasian segregan yang terbaik.
Perakitan varietas tahan kering ini dapat
dilakukan dengan memasukkan gen pembawa
sifat tahan kering yang dimiliki oleh kerabat
dekat tebu seperti Saccharu spontaneum dan
Erianthus spp. Erianthus memiliki sifat toleran
kekeringan dan genangan, selain itu memiliki
kelebihan dalam kemampuan ratoon, vigor,
serta ketahanan terhadap hama dan penyakit
(Berding & Roach 1987; Beese & McIntyre
2000; Harvey dkk. 1998). Tujuan dari
10
penelitian ini adalah untuk melakukan seleksi
tebu hasil persilangan tahun 2013, pada daya
kepras baik, rendemen tinggi dan tahan kering
serta melakukan hibridisasi inter dan intra
spesifik untuk pengembangan tetua dan populasi
dasar sebagai bahan seleksi.
METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan di Ngemplak
tahun 2014. Bahan yang digunakan 52 klon
tebu (seleksi tahap pertama) hasil persilangan
tebu antara VMC 76-16 x PS 92-1871 dan
hasil persilangan tahun 2013 populasi interdan
intra spesifik), dilaksanakan di lapang tanpa
rancangan. Masing-masing klon tebu ditanam
dalam petakan terdiri atas 3 juring sepanjang 5
m dengan jarak PKP (dari pusat ke pusat juring)
sepanjang 100 cm, dengan jarak antar tanaman
50 cm. Bibit berupa but chip ditanam setelah
bibit berumur 1,5 bulan. Contoh untuk
pengamatan diambil 2 tanaman setiap nomor.
Dosis pupuk 160 kg N + 70 kg P2O5 +
60 kg K2O per ha.Parameter yang diamati
meliputi tinggi tanaman, panjang batang
produksi, diameter batang, berat batang utuh,
berat batang setiap meter, nilai brix (batang
bawah, tengah dan atas. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan statistik sederhana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu indikasi untuk menghitung
taksasi produksi tebu, dapat dilakukan dengan
cara pengukuran, tinggi tanaman, jumlah batang,
berat batang dan diameter batang. Hasil
pengamatan tinggi tanaman, panjang batang
produksi, diameter batang, berat batang utuh
dan berat batang setiap meter dari penelitian ini
disajikan pada Tabel.1. Tinggi tanaman, panjang
batang produksi, diameter batang, berat batang
utuh dan berat batang setiap meter merupakan
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
Tabel 1 Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi,
diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter
No.
Kode Lapang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
MLG 1308/49
MLG 1308/51
MLG 1308/53
MLG 1308/57
MLG 1308/58
MLG 1308/76
MLG 1308/80
MLG1307/132
MLG1307/135
MLG1307/138
MLG1307/145
MLG1303/171
MLG1303/175
MLG1303/184
MLG 1308/47
MLG 1308/77
MLG1314/81
MLG1307/124
MLG1307/129
MLG1307/148
MLG1303179
MLG1303/183
MLG1307/274
MLG 1308/27
MLG 1311/34
MLG 1308/44
MLG 1308/52
MLG 1308/75
MLG1307/126
MLG1307/140
MLG1303/198
MLG1307/214
MLG1301/268
MLG1307/271
MLG1308/72
MLG 1308/45
MLG1307/133
MLG1303/191
MLG1303/194
MLG1307/245
MLG1314/63
MLG 1311/37
MLG1303/172
MLG 1308/74
PS92/1871
BL
PSJT 941
VMC 76-16
PS 881
ERIANTHUS
SDA (Glagah)
Kisaran Nilai
Tetua
Hasil
Persilangan
Tinggi
Tanaman
(cm)
Panjang
Batang
Produksi (cm)
Diameter
Batang (mm)
Berat batang
utuh (gram)
Berat batang/
meter (gram)
250
200
214
222
213
350
231
223
170
238
285
195
271
198
166
221
329
255
199
273
328
315
272
248
239
299
248
270
235
192
157
239
256
184
222
174
208
250
205
240
253
331
295
249
233
214
298
263
242
323
275
235
168
180
198
190
325
204
199
150
208
255
164
250
169
141
190
290
233
175
239
303
295
249
229
209
275
223
248
208
165
126
218
225
161
193
149
180
220
178
203
230
240
255
215
203
188
260
228
205
296
250
22
22
22
21
24
26
22
21
24
16
18
20
16
17
20
23
29
21
24
26
22
23
25
22
23
24
29
28
29
20
20
17
15
17
25
23
27
30
25
22
21
27
23
25
28
23
21
30
25
20
17
884
852
695
681
910
1700
682
839
732
868
1087
837
976
732
561
942
1797
759
1021
1127
1366
1226
1193
704
768
1469
1316
1698
1076
810
718
837
779
721
783
683
1141
1375
931
729
791
2076
1101
1228
1214
750
915
1541
978
686
259
378
508
388
346
480
524
338
419
488
415
428
510
389
439
397
479
621
326
574
471
452
410
485
320
369
533
591
691
513
488
565
384
339
449
396
465
634
624
519
361
337
950
432
574
595
214s/d 323
157s/d 350
118 s/d 296
126 s/d 328
17 s/d 30
14 s/d 31
259 s/d 1541
561 s/d 2076
287 s/d 950
11
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
salah satu komponen yang sangat berpengaruh
pada hasil. Pawirosemadi M. (2011)
mengemukakan bahwa, taksasi produksi
merupakan kegiatan menaksir hasil tebu baik
tebu secara visual ataupun perhitungan
berdasarkan perkiraan atau pengukuran
komponen produksi tanaman yang mencakupt
erutama tinggi batang, jumlah batang ha-1 dan
berat batang -1.
Hasil pengamatan tinggi tanaman dari
tetua yang digunakan berkisar antara 214 cm
s/d 323 cm, parameter tinggi tanaman klon
hasil persilangan antara tebu dan kerabat liarnya
berkisar antara 157 cm s/d 3350 cm. Parameter
tinggi tanaman klon hasil persilangan yang lebih
tinggi dari tetuanya ada 4 klon yaitu:
(a)MLG1303179= 328 kg(b) MLG1314/81=
329(c) MLG 1311/= 3331 cm dan (d) MLG
1308/76.
Parameter panjang batang produksi nilai
rata-rata tetuanya berkisar antara 118cm s/d
296cm sedangkan, nilai rata-rata klon hasil
persilangan 126cm s/d 328cm. Untuk
parameter Parameter panjang batang produksi
ada 2 klon yang lebih tinggi dari tetuanya yaitu
(a) MLG1303179= 303 kg dan (b) MLG
1308/76 =325 cm.
Rata-rata pengukuran diameter batang
tetuanya berkisar antara 17 cm s/d 30 cm,
sedangkan untuk klon hasil persilangannya rataratanya berkisar antara 14 cm s/d 31 cm.
Parameter diameter batang dari klon hasil
persilangan kalau di bandingkan dengan
tetuanya, tidak ada yang lebih tinggi.
Berat batang utuh rata-rata dari tetuanya
antara 298 gram s/d 1541 gram, sedangkan
rata-rata dari hasil persilangannya antara 561
gram s/d 2076 gram, klon-klon hasil persilangan
yang mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dari
12
tetuanya ada 4 klon yaitu: (a) MLG 1308/75=
1698 gram, (b) MLG 1308/76 = 1700 gram,
(c) MLG1314/81 = 1797 gram dan (d) MLG
1311/37 = 2076 gram. Parameter berat batang
setiap meter nilai rata-rata tetuanya antara 104
gram s/d 673 gram dan nilai rata-rata klon hasil
persilangannya antara 287 gram s/d 950 gram.
Dari nilai rata-rata tersebut ada 2 klon yang lebih
tinggi dari tetuanya yaitu: klon MLG 1308/75
= 691 gram dan klon MLG 1311/37 = 950
gram.
Hasil pengamatan rata-rata nilai brix
tebang pada umur 9 bulan (tebang September),
tebang umur 10 bulan (bulan Oktober), dan
tebang umur 11bulan (bulan Nopember)
disajikan pada Tabel 2. Hasil rata-rata nilai brix
tebang umur 9 bulan (bulan September), untuk
tetuanya berkisar antar 8,2 s/d 21,66 dan untuk
hasil persilangannya antara 13,6 s/d 26,06. Dari
hasil rata-rata tersebut yang lebih tinggi dari
tetuanya sebanyak 8 klon yaitu: (a) MLG
1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 =
21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG
1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26,
(f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268
= 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i)
MLG 1308/74 = 26.06.
Hasil rata-rata nilai brix tebang umur 10
bulan (bulan Oktober), untuk tetuanya berkisar
antar 0 s/d 23,53 dan untuk hasil persilangannya
antara 16, 73 s/d 25,46. Dari hasil rata-rata
tersebut yang lebih tinggi dari tetuanya sebanyak
10 klon yaitu: (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b)
MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37
=23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG
1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g)
MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 =
24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g)
MLG1308/74 = 25.6. Dari hasil pengamatan
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
Tabel 2. Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman, panjang batang produksi,
diameter batang, berat batang utuh dan berat batang setiap meter
yang lebih tinggi atau lebih rendah dari tetuanya
No.
Kode Lapang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
MLG 1308/49
MLG 1308/51
MLG 1308/53
MLG 1308/57
MLG 1308/58
MLG 1308/76
MLG 1308/80
MLG1307/132
MLG1307/135
MLG1307/138
MLG1307/145
MLG1303/171
MLG1303/175
MLG1303/184
MLG 1308/47
MLG 1308/77
MLG1314/81
MLG1307/124
MLG1307/129
MLG1307/148
MLG1303179
MLG1303/183
MLG1307/274
MLG 1308/27
MLG 1311/34
MLG 1308/44
MLG 1308/52
MLG 1308/75
MLG1307/126
MLG1307/140
MLG1303/198
MLG1307/214
MLG1301/268
MLG1307/271
MLG1308/72
MLG 1308/45
MLG1307/133
MLG1303/191
MLG1303/194
MLG1307/245
MLG1314/63
MLG 1311/37
MLG1303/172
MLG 1308/74
PS92/1871
BL
PSJT 941
VMC 76-16
PS 881
ERIANTHUS
SDA (Glagah)
Kisaran Nilai
Tetua
Hasil
Persilangan
Tinggi
Tanaman
(cm)
Panjang
Batang
Produksi (cm)
Diameter
Batang (mm)
Berat batang
utuh (gram)
Berat batang/
meter (gram)
250
200
214
222
213
350
231
223
170
238
285
195
271
198
166
221
329
255
199
273
328
315
272
248
239
299
248
270
235
192
157
239
256
184
222
174
208
250
205
240
253
331
295
249
233
214
298
263
242
323
275
235
168
180
198
190
325
204
199
150
208
255
164
250
169
141
190
290
233
175
239
303
295
249
229
209
275
223
248
208
165
126
218
225
161
193
149
180
220
178
203
230
240
255
215
203
188
260
228
205
296
250
22
22
22
21
24
26
22
21
24
16
18
20
16
17
20
23
29
21
24
26
22
23
25
22
23
24
29
28
29
20
20
17
15
17
25
23
27
30
25
22
21
27
23
25
28
23
21
30
25
20
17
884
852
695
681
910
1700
682
839
732
868
1087
837
976
732
561
942
1797
759
1021
1127
1366
1226
1193
704
768
1469
1316
1698
1076
810
718
837
779
721
783
683
1141
1375
931
729
791
2076
1101
1228
1214
750
915
1541
978
686
259
378
508
388
346
480
524
338
419
488
415
428
510
389
439
397
479
621
326
574
471
452
410
485
320
369
533
591
691
513
488
565
384
339
449
396
465
634
624
519
361
337
950
432
574
595
214s/d 323
157s/d 350
118 s/d 296
126 s/d 328
17 s/d 30
14 s/d 31
259 s/d 1541
561 s/d 2076
3
8
3
4
3
287 s/d 950
13
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
nilai brix jumlah klon hasil
persilangan rata-rata tinggi dan
terbanyak adalah, penilaian pada
umur 9 bulan atau bulan September
dan 10 bulan atau bulan Oktober.
Sugiarta. E. (2008) mengemukakan bahwa, masa giling dimulai
awal bulan kering sampai dengan
puncak kering dimana lengas tanah
paling minimal hingga layu
permanent. Secara normal di Jawa,
awal musim kering Mei sampai
puncaknya awal pertengahan
Oktober. Namun pada wilayah
dimana lahan banyak mengandung
pasir, berlereng, solum tanah
dangkal, atau lahan kering yang
mengandalkan tadah hujan, maka
lengas tanah mencapai titik layu
permanen akan lebih cepat dicapai.
Sehingga pergeseran tipologi lahan
dengan kecepatan kering akan
mempercepat kemasakan varietas
tebu. Kalau melihat pernyataan
tersebut hasil dari nilai brix tersebut
sudah sesuai, karena lahan yang
digunakan untuk penelitian adalah
tanah banyak mengandung pasir
dan lahan kering yang mengandalkan tadah hujan.
Hasil rata-rata nilai brix
tebang pada bulan Nopember atau
umur tebang 11 bulan, untuk nilai
rata-rata tetuanya 0 s/d 25,83 dan
nilai brix lebih tinggi dari tetuanya
hanya 1 klon yaitu MLG 1308/74
= 25.6. Sugiyarta.E (2008)
mengemukakan bahwa, puncak
kemasakan tebu terjadi jika kadar
14
Tabel 3 Hasil pengamatan nilai rata-rata brix pada umur 9, 10, dan 11bulan
No. Kode Lapang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
MLG 1308/49
MLG 1308/51
MLG 1308/53
MLG 1308/57
MLG 1308/58
MLG 1308/76
MLG 1308/80
MLG1307/132
MLG1307/135
MLG1307/138
MLG1307/145
MLG1303/171
MLG1303/175
MLG1303/184
MLG 1308/47
MLG 1308/77
MLG1314/81
MLG1307/124
MLG1307/129
MLG1307/148
MLG1303179
MLG1303/183
MLG1307/274
MLG 1308/27
MLG 1311/34
MLG 1308/44
MLG 1308/52
MLG 1308/75
MLG1307/126
MLG1307/140
MLG1303/198
MLG1307/214
MLG1301/268
MLG1307/271
MLG1308/72
MLG 1308/45
MLG1307/133
MLG1303/191
MLG1303/194
MLG1307/245
MLG1314/63
MLG 1311/37
MLG1303/172
MLG 1308/74
PS92/1871
BL
PSJT 941
VMC 76-16
PS 881
ERIANTHUS
SDA (Glagah)
Kisaran Nilai Brix
Tetua
Hasil Persilangan
Rata-rata nilai
Brix umur9 Bulan
(September)
21.93
21.26
19.46
22.26
22.13
19.46
19.66
19.66
21.6
17.46
17.2
20.6
17.33
20.66
22.66
20.66
16.73
19.66
21.6
16.33
21.86
18.26
18
18
17.26
19.13
19.2
22.33
17.06
15.66
21.06
17.06
22.66
19.66
24.13
22.26
22.33
13.6
19.53
20.46
21.13
21.26
17.73
26.06
15.73
20.2
21.66
14.73
20.6
10
8.2
8.2 s/d 21.66
13.6 s/d 26.06
Rata-rata nilai
Brix umur 10
bulan
(Oktober)
24.06
22.53
23.33
20.93
23.53
20.4
19.2
17.73
23.4
20.73
20.73
24.8
19.2
22.6
24.53
22.86
19.53
22.86
24.8
21.53
20.53
24.2
18
24.2
16.73
20.33
21.53
22.66
19.73
17.73
22.73
20.6
22.73
22.73
23.73
25.46
22.93
18.86
23.33
22.6
23.73
23.93
22.53
25.6
18.8
22
23.53
21.53
23.26
0
0
0 s/d 23.53
16.73 s/d 25.46
Rata-Rata nilai
Brix umur 11 Bulan
(Nopember)
24.8
24.27
21.77
22.63
25.5
24.17
22.03
24.83
25.5
23.1
21.25
22.9
22.57
22.1
25.27
26.03
19.93
23.23
23.5
21.73
24.77
24.37
18.1
23.17
22.1
22.5
24.97
20.97
22.7
17.6
23.67
20.23
24.17
22.27
24.67
24
22.93
22.73
26.2
21.87
19.8
22.23
23.53
26.3
20.1
21.77
20.8
23.57
25.83
0
0
0 s/d 25.83
16.47 s/d 26.3
Seleksi Tahap Pertama Hasil Persilangan Tebu (Saccharum) dengan Kerabat Liar untuk... (Anik Herwati dan Abdurrahman)
sukrosa dalam batang tebu seragam sepanjang
ruas. Sebelum itu tebu dikatakan belum masak,
sukrosa batang bawah lebih banyak dari batang
atas. Kondisi setelah puncak tersebut tebu lewat
masak yaitu sukrosa batang atas lebih banyak
dari sukrosa batang bawah dan tebu menuju
kematian. Puncak kemasakan tebu terjadi jika
kadar sukrosa dalam batang tebu seragam
sepanjang ruas batang.
dilakukan pengujian selanjutnya guna mendapatkan klon-klon unggul tahan kekeringan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berding N & BT Roach 1987.Germplasm
collection, maintenance, and use.
Dalam: Sugarcane Improvement
Through Breeding. Heinz DJ (ed).
New York: Elsevier.
Dari hasil pengamatan telah terpilih 4 klon
(MLG1314/81 = 1797 gram; MLG 1308/76 =
1700 gram; MLG 1308/75 = 1698 gram; dan
MLG 1311/37 = 2076 gram). Nilai brix adalah
sebagai patokan optamalisasi untuk tebu dapat
dipanen. Klon-klon tebu hasil persilangan yang
optimal dipanen pada umur 9 bulan (bulan
September) dan lebih tinggi dari tetuanya adalah:
nilai brix umur 9 bulan ada 8 klon : (a) MLG
1303179/79 = 21.86, (b) MLG 1308/49 =
21.93, (c) MLG 1308/58 =22.13, (d) MLG
1308/57 = 22.26, (e) MLG 1308/45 = 22.26,
(f) MLG 1308/75 = 22.33 (g) MLG1301/268
= 22.66, (h) MLG1308/72 = 24.13 dan (i)
MLG 1308/74 = 26.06: nilai brix umur 10 bulan
ada 9 klon : (a) MLG 1308/72 = 23.72, (b)
MLG 1314/63 = 23.72, (c) MLG 1308/37
=23.93, (d) MLG 1308/49 = 24.06, (e) MLG
1303/183= 24.2, (f) MLG 1308/27 = 24.2 (g)
MLG1308/47 = 24.53, (h) MLG1303/171 =
24.8, (i) MLG 1308/45 = 25.46 dan (g)
MLG1308/74 = 25.6: sedangkan untuk nilai
brix umur 11 bulan yang lebih tinggi dari tetua
hanya 1 klon yaitu MLG 1308/74 = 25.6.
Klon-klon dari hasil persilangan yang
mempunyai parameter produksi dan rata-rata
nilai brixnya tinggi dan di atas tetuanya perlu
DAFTAR PUSTAKA
Besse P, C. L McIntyre & N Berding 1997.
Characterisation of Erianthus sect.
Ripidium and Saccharum germplasm
(Andropogoneae - Saccharinae) using
RFLP marker. Euphytica 93: 283–292
Eka Sugiyarta, Hermono.B.S., dan Sri
Winarsih. 2007. Status Pemuliaan
Varietas Tebu Saat Ini. Varietas Tebu
Unggul dalam Optimalisasi
Produktivitas Gula. Sosialisasi Hasil
Simposium Internasional Peningkatan
Prtoduktivitas Gula, Di Gulin Cina 5-8
Desember 2006. P3GI. Surabaya, 23
Maret 2007.
Eka Sugiyarta. 2008. Varietas Tebu Unggul
dalam Optimalisasi Produktivitas Gula.
Prosiding. Peran Teknologi dalam
Mendukung dan Berdaya Saing. P3GI.
Pasuruan, 28 Agustus 2008. Tidak
diplublikasikan.
Harvey H, AD Hont, K Alix, & B Huckett
1998. Use of PCR-basec markers for
identifi-cation of Erianthus genetic
material in putative intergeneric hybrids
(Saccharum x Erianthus). Proc S Afr
Sug Technol Ass (72); 318-320.
Hadisaputro S, D Ariyani, AR Puspitasari.
2008. Gambaran sekilas kondisi
15
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
pertanaman tebu giling saat ini dan
prediksi produksi gula Indonesia
tahun 2008. Tidak dipublikasikan.
16
Marsidi Pawirosemadi. 2011. Dasar-Dasar
Teknologi Budidaya Tebu dan Pengelolaan Hasilnya. UM PRESS.811: 648-649