T1 132012007 Full text
PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DALAM
INTERNET TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA
KELAS XI IPS DI SMA KRISTEN PURWODADI
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh:
Venti Ardi
132012007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
hampir semua siswa ketika proses
I. PENDAHULUAN
Perkembangan
dunia
semakin
belajar
mengajar
berlangsung
beerkembang dan modern. Berbagai
cenderung menggunakan hand phone
sarana,
untuk mengakses internet contohnya
fasilistas,
serta
prasarana
semakin memadai dan memudahkan
WhatsApp,
kehidupan manusia. Dimulai dari
banyak lagi, sering kali teguran
perkembangan
diberikan oleh guru saat mengajar
hingga
alat
transportasi
komunikasi,
berkembang
semua
sedemikian
rupa.
tetapi
BBM,
facebook
para
siswa
memperhatikan
hal
dan
tidak
tersebut.
Adapun, perkembangan dalam dunia
Beberapa peraturan yang mengenai
komunikasi adalah penggunaan alat
kebijakan penggunaan hand phone
komunikasi
dan membawa hand phone seperti
berupa
telepon,
dan
kemudian menjadi hand phone yang
tidak
bertujuan
memudahkan
banyaknya
dalam
berkomunikasi
manusia
pernah
ada.
siswa
Terlihat
yang
dari
masih
serta
membawa dan menggunakan hand
mendekatkan hubungan dan jarak,
phone saat proses belajar mengajar
namun hal ini masih dianggap kurang
berlangsung. Hal ini menimbulkan
karena hanya mampu digunakan oleh
kecemasan
bahwa
kecenderungan
orang – orang yang saling mengenal
bermain
hand
phone
dan berhubungan. Berdasarkan dari
menggunakan internet dapat memberi
hasil wawancara dengan Guru BK di
pengaruh positif atau negatif.
SMA
Kristen
Purwodadi
bahwa
atau
Berdasarkan
uraian
latar
Menurut Kuss & Griffiths (2011b:68),
belakang maka peneliti merumuskan
berbagai macam fitur yang terdapat
masalah sebagai berikut: Bagaimana
pada situs jejaring sosial dapat menjadi
pengaruh penggunaan jejaring sosial
salah satu
melalui internet terhadap intensitas
jejaring sosial, terutama meningkatkan
belajar siswa kelas XI IPS ?. Dari
waktu penggunaan situs jejaring sosial
rumusan masalah dan latar belakang
pada remaja, sebagaimana dikemukan
diatas
oleh Kuss & Griffiths :
peneliti
Mengetahui
dari
bertujuan
signifikansi
untuk:
pengaruh
penggunaan jejaring sosial melalui
internet terhadap intensitas belajar
siswa kelas XI IPS.
I.
penyebab
adiksi
situs
Recent press reports have claimed
that the excessive use of online sosial
networking
potenrially
sites
(SNSs)
addicitive.
The
may
mass
LANDASAN TEORI
appeal of sosial networks on the
1. Pengertian Jejaring Sosial
Internet could potentially be a cause
for concern, especially considering the
Menurut
Oetomo
(2008:3),
increasing amounts of time young
internet atau international network
people spend online.
adalah sebuah jaringan komputer yang
sangat besar yang terdiri dari jaringanjaringan kecil yang saling terhubung
yang
menjangkau
seluruh
dunia.
Pengertian jejaring sosial menurut
Pengertian Intensitas Belajar
Kamus Psikologi menyatakan,
intensitas adalah kuatnya tingkah laku
atau pengalaman atau sikap yang
dipertahankan (Anshari, 1996:297).
belajarnya
yakni
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
prestasinya.
Kata
secara etimologis belajar memiliki arti
motivasi sangat erat kaitannya, karena
“berusaha
untuk terjadinya intensitas belajar atau
memperoleh
kepandaian
meningkatkan
intensitas
dan
atau ilmu”. Definisi ini memiliki
semangat
pengertian
adalah
dengan adanya motivasi dari diri
mencapai
sendiri. Sebagaimana Sardirman AM
sebuah
bahwa
kegiatan
belajar
untuk
belajar
harus
kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha
(1996:84),
untuk mencapai kepandaian atau ilmu
diperlukan
adanya
merupakan
semangat
yang
usaha
manusia
untuk
menyatakan
didahului
belajar
intensitas
tinggi
atau
terutama
memenuhi kebutuhannya mendapatkan
didasarkan adanya motivasi. Makin
ilmu atau kepandaian yang belum
tepat motivasi yang diberikan, akan
dipunyai
makin berhasil pula pelajaran itu.
sebelumnya.
Sehingga
dengan belajar itu manusia menjadi
Maka
tahu,
intensitas belajar siswa.
memahami,
mengerti,
dapat
melaksanakan dan memiliki tentang
motivasi
akan
menentukan
2. Penelitian yang Relevan
sesuatu (Fudyartanto,2002).
Penelitian
Menurut
Sadirman
yang
dilakukan
A.M
Kurnia Fatma Saputri, (2015), tentang
(1996:85), yang menyatakan bahwa
Pengaruh
intensitas
belajar
siswa
Intensitas
Penggunaan
akan
Aplikasi
Jejaring
Sosial
terhadap
menentukan tingkat pencapaian tujuan
Kecerdasan Sosial Siswa Kelas Tinggi
SD Negeri Gedongkiwo Yogyakarta,
(X1)
bahwa
intensitas
mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
sosial
M Lamongan nilai t hitung (2,283) >
dan
nilai t tabel (1,990). b. Terdapat
signifikan terhadap kecerdasan sosial
hubungan signifikan antara motivasi
pada siswa kelas IV,V dan VI SD
(X2)
Negeri
Yogyakarta,
mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
Sedangkan penelitian yang dilakukan
M Lamongan nilai t hitung (4,930) >
Siti
nilai t tabel (1,990).
kesimpulannya
penggunaan
jejaring
berpengaruh
secara
negative
Gedongkiwo
Sholikhah,
(2010,tentang
Hubungan Intensitas dan Motivasi
Belajar
Dengan
Prestasi
Belajar
terhadap
prestasi
terhadap
prestasi
belajar
belajar
II. METODE
1 Subjek Penelitian
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
M Lamongan, berdasar pengujian F
(simultan) menunjukan bahwa terdapat
hubunganyang
signifikan
intensitas
motivasi
prestasi
dan
belajar
antara
terhadap
mahasiswa
s1
Keperawatan STIKES M Lamongan,
dimana Fhitung (17,411) > Ftabel
(3,09)
dan
berdasarkan
uji
t
menunjukan bahwa : a. Terdapat
hubungan signifikan antara intensitas
Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan sebanyak 99 siswa yaitu
kelas
XI
IPS
di
SMA
Kristen
Purwodadi. Penelitian ini mempunyai
dua variabel yaitu jejaring sosial
masuk kedalam variabel bebas dan
intensitas belajar siswa masuk kedalam
variabel terikat. Untuk bisa melakukan
penelitian di SMA Kristen Purwodadi
penulis membuat surat izin penelitian
yang disetujui oleh Dekan FKIP-
arah sikap, minat dan aktivitas teori
UKSW. Penelitian dilakukan pada
dari Sardiman AM (1996). Skala sikap
tanggal 21 Mei 2016.
ini disusun oleh Mia Rosalina dari
Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Instrumen
3. Teknik Analisis Data
Intrumen
pengumpulan
data
penggunaan jejaring sosial digunakan
untuk mengungkap adiksi (kecanduan)
menggunakan jejaring sosial. Pada
skala jejaring sosial digunakan enam
aspek
yaitu
modification,
salience,
tolerance,
mood
withdrawl,
conflict dan relapse teori dari Kuss &
Griffiths
(2011). Skala sikap ini
disusun oleh Kurnia Fatma Saputri
dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Intrumen pengumpulan data
intensitas belajar digunakan untuk
mengungkap intensitas belajar siswa.
Pada skala intensitas belajar digunakan
tujuh aspek yaitu motivasi, durasi
kegiatan, freuensi kegiatan, presentasi,
Teknik
analisis
data
dalam
penelitian ini menggunakan teknik
kuantitatif
yang
digunakan
untuk
menguji pengaruh variable terikat.
Adapun
metode
statistik
yang
digunakan adalah analisis kuantitatif
dengan
metode
statistik
yang
digunakan adalah analisis regresi linier
sederhana.
Analisis
regresi
linier
sederhana adalah suatu analisis yang
mengukur pengaruh antara variable
bebas (X) dan variable terikat (Y)
(Sunyoto, 2011:9). Metode analisis
regresi linier sederhana ini dilakukan
dengan bantuan program SPSS 16.0
yang merupakan salah satu paket
program computer yang digunakan
Tabel 4.1
dalam mengelola data statistik.
Distribusi Frekuensi Penggunaan
Jejaring Sosial Kelas XI IPS
III. HASIL PENELITIAN
Kategori Interval
Sangat
131-150
Tinggi
Tinggi
111-130
Cukup
91- 110
Rendah 71-90
Sangat
51-70
Rendah
Total
Minimun
Maksimum
Mean
Std Deviation
Tingkat gejala pada kedua variabel
tentang penggunaan jejaring sosial dan
intensitas belajar siswa yang diamati
yaitu dengan 5 (lima) kategori yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah,
dan
sangat
rendah.
Kategori
ini
Frek
4
(%)
4,0
11
37
34
13
11,1
37,4
34,3
13,1
99
100
51,00
154,00
92,6667
18,82953
diambil dari teori Sugiyono (2011)
yang
mengatakan,
pengalaman, jumlah kelas interval
yang dipergunakan dalam penyusunan
tabel distribusi frekuensi berkisar 6
sampai dengan 15 kelas, makin banyak
(variasi) data, maka akan semakin
banyak
jumlah
Dari tabel 4.1 menunjukkan
berdasarkan
kelasnya.
penggunaan jejaring sosial siswa kelas
XI IPS bahwa skor tertinggi 154 dan
skor
terendah
51.
Hasil
analisis
menunjukkan mean sebesar 92,6667
dan std deviation sebesar 18,82953.
Namun
Dapat diketahui bahwa tingkat
jumlah kelas tersebut paling banyak
penggunaan jejaring sosial di SMA
adalah 15 kelas, karena kalau sudah
Kristen Purwodadi yang berjumlah 99
lebih dari tabel itu menjadi panjang.
siswa didominasi dengan kategori
cukup sebesar 37,4% dengan jumlah
37 siswa dan kategori rendah sebesar
siswa didominasi dengan kategori
34,3% dengan jumlah 34 siswa.
cukup sebesar 30,3% dengan jumlah
30 siswa dan diikuti dengan dua
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Intensitas
Belajar Siswa Kelas XI IPS
Kategori Interval
Sangat
97-103
TInggi
Tinggi
90-96
Cukup
83-89
Rendah
76-82
Sangat
69-75
Rendah
Total
Minimun
Maksimum
Mean
Std Deviation
Frek
14
(%)
14,1
23
30
23
9
23,2
30,3
23,2
9,1
99
100
69.00
105.00
86,9091
8,22898
Dari tabel 4.2 menunjukkan
kategori yang sama yaitu tinggi dan
rendah sebesar 23,2% dengan jumlah
23 siswa.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linier
Penggunaan Jejaring Sosial
terhadap Intensitas Belajar Siswa
Variables Entered/Removed
Mode
Variables
Variables
l
Entered
Removed
1
Penggunaa
nJejaringSo
intensitas belajar siswa kelas XI IPS
b
Method
. Enter
a
sial
bahwa skor tertinggi 105 dan skor
terendah
69.
Hasil
analisis
a. All requested variables
entered.
b. Dependent Variable:
menunjukkan mean sebesar 86,9091
IntensitasBelajarSiswa
Dari tabel 4.8 menunjukkan
dan std deviation sebesar 8,22898.
variabel
Dapat diketahui bahwa tingkat
intensitas
belajar
siswa
di
SMA
Kristen Purwodadi yang berjumlah 99
yang
dimasukkan
adalah
penggunaan jejaring sosial, sedangkan
variabel yang dikeluarkan tidak ada
(Variables Removes tidak ada).
jumlah 30 siswa dan diikuti dengan
Model Summary
Model
1
R
.342
R
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
a
.117
.108
dua kategori yang sama yaitu tinggi
dan rendah sebesar 23,2% dengan
7.77357
jumlah 23 siswa.
a. Predictors: (Constant),
PenggunaanJejaringSosial
Berdasarkan pada table R Square
Pada tabel diatas angka R
Square adalah 0.117 yaitu hasil
menyatakan
kuadrat dari koefisien korelasi (0.342 x
mempengaruhi penggunaan jejaring
0.342 = 0.117). Standar Error of the
sosial terhadap intensitas belajar siswa
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
IV. PEMBAHASAN
deskriptif
dapat
hasil
diketahui
analisis
ini dan persamaan koefisien regresi
bahwa
menyatakan negatif yaitu -0,149 maka
tingkat penggunaan jejaring sosial di
antara
SMA
terhadap
Kristen
11,7%
dan yang 88,3% dipengaruhi faktor
Estimate adalah 7,77357.
Berdasarkan
bahwa
Purwodadi
yang
penggunaan
jejaring
sosial
intensitas
belajar
siswa
berjumlah 99 siswa didominasi dengan
menunjukkan pengaruh yang negatif.
kategori cukup sebesar 37,4% dengan
Artinya bahwa, penggunaan aplikasi
jumlah 37 siswa dan kategori rendah
jejaring
sebesar 34,3% dengan jumlah 34
siswa, sedangkan tingkat intensitas
sosial
yang
berlebihan
mempengaruhi intensitas belajar siswa
dan menimbulkan dampak negatif.
dengan
Analisis hasil penelitian ini sesuai
kategori cukup sebesar 30,3% dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
belajar
siswa
didominasi
Kurnia Fatma Saputri (2015), yang
berjudul
Pengaruh
Intensitas
Motivasi
Belajar
dengan
Prestasi
Penggunaan Aplikasi Jejaring Sosial
Belajar
terhadap Kecerdasan Sosial Siswa
STIKES
Kelas Tinggi SD Negeri GedingKiwo
menunjukkan ada hubungan
Yogyakarta,
signifikan
yang
menyatakan
Mahasiswa
M
S1Keperawatan
Lamongan
antara
yang
yang
intenstas
dan
hasilnya bahwa intensitas penggunaan
motivasi
belajar
terhadap
prestasi
jejaring sosial berpengaruh secara
belajar.
Menurut
Umar
Hamalik
negatif
(1983:1)
dan
signifikan
terhadap
yang
mengemukakan
kecerdasan sosial. Menurut Young
“intensitas belajar yang kuat akan
(1999:5)
memberikan hasil yang memuaskan,
mengemukakan
individu
yang mengalami adiksi internet akan
sebaliknya
mengalami kesulitan dalam membagi
lemah akan memberikan hasil yang
waktu
kurang memuaskan.
antara
menyelesaikan
mengakses
tugas
internet
rumahnya,
belajar untuk ujian dan waktu untuk
tidur
maka
menggangu
aktivitas
sekolah, sehingga penggunaan jejaring
sosial dapat mempengaruhi intensitas
belajar siswa.
Sedangkan
intensitas
belajar
yang
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada Bab IV
dapat
disimpulkan
pengaruh
yang
bahwa
signifikan
ada
tentang
penggunaan jejaring sosial terhadap
penelitian
yang
dilakukan Siti Sholikhah (2010), yang
berjudul Hubungan Intensitas dan
intensitas belajar siswa pada siswa XI
IPS SMA Kristen Purwodadi. Hal ini
berdasarkan dari hasil regresi tabel R
Square
menyatakan
yang
bisa mengatur waktu dalam
mempengaruhi penggunaan jejaring
menggunakan jejaring sosial
sosial terhadap intensitas belajar siswa
dengan cara, pada saat ke
kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi
sekolah
dan pada tabel Sig. sebesar 0,001.
handphone
Bentuk pengaruh dari penggunaan
mengganggu intensitas belajar
jejaring
dan proses belajar mengajar.
sosial
11,7%
a. Bagi siswa, hendaknya lebih
terhadap
intensitas
tidak
belajar siswa digambarkan dengan
Sebaiknya
persamaan
menggunakan
garis
regresi
yang
membawa
agar
tidak
siswa
dalam
internet
tidak
digunakan untuk memprediksi yaitu
hanya menggunakannya untuk
Y= 100,745-0,149X.
membuka situs jejaring sosial
melainkan
2. `Saran
untuk
mencari
materi pelajaran yang mungkin
Berdasarkan
hasil
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan tentang
pengaruh penggunaan jejaring sosial
terhadap intensitas belajar siswa pada
kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi,
maka
penulis
sebagai berikut :
memberikan
saran
tidak ada di buku.
b. Bagi pihak sekolah, hendaknya
lebih tegas untuk membuat
peraturan tentang penggunaan
handphone
dilingkungan
sekolah terkhusus pada saat
proses belajar mengajar. Untuk
setiap guru mata pelajaran
sebaiknya
setiap
hari
memberikan tugas rumah agar
siswa mau tidak mau harus
mengerjakan, sehingga dengan
dengan hal itu siswa pasti
setiap hari akan meluangkan
waktu untuk belajar.
c. Bagi
orang
tua,
sebaiknya
selalu memantau penggunaan
handphone anaknya dan saat
belajar
orang
tua
bisa
menemani anak, sehingga saat
anak
membuka
handphone
orang tua bisa mengingatkan
atau melarang menggunakan
handphone pada saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin,C.P. 2000. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Fudyartanto.
2002.
Psikologi
Pendidikan.
Yogyakarta :
Global Jakart.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Bumi
Aksara.
Sardiman. 1996. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Perkasa.
Sutedji Oetomo Dharma, Budi. 2008.
Pengantar Teknologi Informasi
Internet : Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : Andi Offset.
Young,
K.S.
(1999).”Internet
Addiction
Symptoms,
Evaluation, and Tretment”.
Innovations
in
Clinical
Practice. 17, 1-17. University
of Pittsburgh.
INTERNET TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA
KELAS XI IPS DI SMA KRISTEN PURWODADI
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh:
Venti Ardi
132012007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
hampir semua siswa ketika proses
I. PENDAHULUAN
Perkembangan
dunia
semakin
belajar
mengajar
berlangsung
beerkembang dan modern. Berbagai
cenderung menggunakan hand phone
sarana,
untuk mengakses internet contohnya
fasilistas,
serta
prasarana
semakin memadai dan memudahkan
WhatsApp,
kehidupan manusia. Dimulai dari
banyak lagi, sering kali teguran
perkembangan
diberikan oleh guru saat mengajar
hingga
alat
transportasi
komunikasi,
berkembang
semua
sedemikian
rupa.
tetapi
BBM,
para
siswa
memperhatikan
hal
dan
tidak
tersebut.
Adapun, perkembangan dalam dunia
Beberapa peraturan yang mengenai
komunikasi adalah penggunaan alat
kebijakan penggunaan hand phone
komunikasi
dan membawa hand phone seperti
berupa
telepon,
dan
kemudian menjadi hand phone yang
tidak
bertujuan
memudahkan
banyaknya
dalam
berkomunikasi
manusia
pernah
ada.
siswa
Terlihat
yang
dari
masih
serta
membawa dan menggunakan hand
mendekatkan hubungan dan jarak,
phone saat proses belajar mengajar
namun hal ini masih dianggap kurang
berlangsung. Hal ini menimbulkan
karena hanya mampu digunakan oleh
kecemasan
bahwa
kecenderungan
orang – orang yang saling mengenal
bermain
hand
phone
dan berhubungan. Berdasarkan dari
menggunakan internet dapat memberi
hasil wawancara dengan Guru BK di
pengaruh positif atau negatif.
SMA
Kristen
Purwodadi
bahwa
atau
Berdasarkan
uraian
latar
Menurut Kuss & Griffiths (2011b:68),
belakang maka peneliti merumuskan
berbagai macam fitur yang terdapat
masalah sebagai berikut: Bagaimana
pada situs jejaring sosial dapat menjadi
pengaruh penggunaan jejaring sosial
salah satu
melalui internet terhadap intensitas
jejaring sosial, terutama meningkatkan
belajar siswa kelas XI IPS ?. Dari
waktu penggunaan situs jejaring sosial
rumusan masalah dan latar belakang
pada remaja, sebagaimana dikemukan
diatas
oleh Kuss & Griffiths :
peneliti
Mengetahui
dari
bertujuan
signifikansi
untuk:
pengaruh
penggunaan jejaring sosial melalui
internet terhadap intensitas belajar
siswa kelas XI IPS.
I.
penyebab
adiksi
situs
Recent press reports have claimed
that the excessive use of online sosial
networking
potenrially
sites
(SNSs)
addicitive.
The
may
mass
LANDASAN TEORI
appeal of sosial networks on the
1. Pengertian Jejaring Sosial
Internet could potentially be a cause
for concern, especially considering the
Menurut
Oetomo
(2008:3),
increasing amounts of time young
internet atau international network
people spend online.
adalah sebuah jaringan komputer yang
sangat besar yang terdiri dari jaringanjaringan kecil yang saling terhubung
yang
menjangkau
seluruh
dunia.
Pengertian jejaring sosial menurut
Pengertian Intensitas Belajar
Kamus Psikologi menyatakan,
intensitas adalah kuatnya tingkah laku
atau pengalaman atau sikap yang
dipertahankan (Anshari, 1996:297).
belajarnya
yakni
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
prestasinya.
Kata
secara etimologis belajar memiliki arti
motivasi sangat erat kaitannya, karena
“berusaha
untuk terjadinya intensitas belajar atau
memperoleh
kepandaian
meningkatkan
intensitas
dan
atau ilmu”. Definisi ini memiliki
semangat
pengertian
adalah
dengan adanya motivasi dari diri
mencapai
sendiri. Sebagaimana Sardirman AM
sebuah
bahwa
kegiatan
belajar
untuk
belajar
harus
kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha
(1996:84),
untuk mencapai kepandaian atau ilmu
diperlukan
adanya
merupakan
semangat
yang
usaha
manusia
untuk
menyatakan
didahului
belajar
intensitas
tinggi
atau
terutama
memenuhi kebutuhannya mendapatkan
didasarkan adanya motivasi. Makin
ilmu atau kepandaian yang belum
tepat motivasi yang diberikan, akan
dipunyai
makin berhasil pula pelajaran itu.
sebelumnya.
Sehingga
dengan belajar itu manusia menjadi
Maka
tahu,
intensitas belajar siswa.
memahami,
mengerti,
dapat
melaksanakan dan memiliki tentang
motivasi
akan
menentukan
2. Penelitian yang Relevan
sesuatu (Fudyartanto,2002).
Penelitian
Menurut
Sadirman
yang
dilakukan
A.M
Kurnia Fatma Saputri, (2015), tentang
(1996:85), yang menyatakan bahwa
Pengaruh
intensitas
belajar
siswa
Intensitas
Penggunaan
akan
Aplikasi
Jejaring
Sosial
terhadap
menentukan tingkat pencapaian tujuan
Kecerdasan Sosial Siswa Kelas Tinggi
SD Negeri Gedongkiwo Yogyakarta,
(X1)
bahwa
intensitas
mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
sosial
M Lamongan nilai t hitung (2,283) >
dan
nilai t tabel (1,990). b. Terdapat
signifikan terhadap kecerdasan sosial
hubungan signifikan antara motivasi
pada siswa kelas IV,V dan VI SD
(X2)
Negeri
Yogyakarta,
mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
Sedangkan penelitian yang dilakukan
M Lamongan nilai t hitung (4,930) >
Siti
nilai t tabel (1,990).
kesimpulannya
penggunaan
jejaring
berpengaruh
secara
negative
Gedongkiwo
Sholikhah,
(2010,tentang
Hubungan Intensitas dan Motivasi
Belajar
Dengan
Prestasi
Belajar
terhadap
prestasi
terhadap
prestasi
belajar
belajar
II. METODE
1 Subjek Penelitian
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
M Lamongan, berdasar pengujian F
(simultan) menunjukan bahwa terdapat
hubunganyang
signifikan
intensitas
motivasi
prestasi
dan
belajar
antara
terhadap
mahasiswa
s1
Keperawatan STIKES M Lamongan,
dimana Fhitung (17,411) > Ftabel
(3,09)
dan
berdasarkan
uji
t
menunjukan bahwa : a. Terdapat
hubungan signifikan antara intensitas
Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan sebanyak 99 siswa yaitu
kelas
XI
IPS
di
SMA
Kristen
Purwodadi. Penelitian ini mempunyai
dua variabel yaitu jejaring sosial
masuk kedalam variabel bebas dan
intensitas belajar siswa masuk kedalam
variabel terikat. Untuk bisa melakukan
penelitian di SMA Kristen Purwodadi
penulis membuat surat izin penelitian
yang disetujui oleh Dekan FKIP-
arah sikap, minat dan aktivitas teori
UKSW. Penelitian dilakukan pada
dari Sardiman AM (1996). Skala sikap
tanggal 21 Mei 2016.
ini disusun oleh Mia Rosalina dari
Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Instrumen
3. Teknik Analisis Data
Intrumen
pengumpulan
data
penggunaan jejaring sosial digunakan
untuk mengungkap adiksi (kecanduan)
menggunakan jejaring sosial. Pada
skala jejaring sosial digunakan enam
aspek
yaitu
modification,
salience,
tolerance,
mood
withdrawl,
conflict dan relapse teori dari Kuss &
Griffiths
(2011). Skala sikap ini
disusun oleh Kurnia Fatma Saputri
dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Intrumen pengumpulan data
intensitas belajar digunakan untuk
mengungkap intensitas belajar siswa.
Pada skala intensitas belajar digunakan
tujuh aspek yaitu motivasi, durasi
kegiatan, freuensi kegiatan, presentasi,
Teknik
analisis
data
dalam
penelitian ini menggunakan teknik
kuantitatif
yang
digunakan
untuk
menguji pengaruh variable terikat.
Adapun
metode
statistik
yang
digunakan adalah analisis kuantitatif
dengan
metode
statistik
yang
digunakan adalah analisis regresi linier
sederhana.
Analisis
regresi
linier
sederhana adalah suatu analisis yang
mengukur pengaruh antara variable
bebas (X) dan variable terikat (Y)
(Sunyoto, 2011:9). Metode analisis
regresi linier sederhana ini dilakukan
dengan bantuan program SPSS 16.0
yang merupakan salah satu paket
program computer yang digunakan
Tabel 4.1
dalam mengelola data statistik.
Distribusi Frekuensi Penggunaan
Jejaring Sosial Kelas XI IPS
III. HASIL PENELITIAN
Kategori Interval
Sangat
131-150
Tinggi
Tinggi
111-130
Cukup
91- 110
Rendah 71-90
Sangat
51-70
Rendah
Total
Minimun
Maksimum
Mean
Std Deviation
Tingkat gejala pada kedua variabel
tentang penggunaan jejaring sosial dan
intensitas belajar siswa yang diamati
yaitu dengan 5 (lima) kategori yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah,
dan
sangat
rendah.
Kategori
ini
Frek
4
(%)
4,0
11
37
34
13
11,1
37,4
34,3
13,1
99
100
51,00
154,00
92,6667
18,82953
diambil dari teori Sugiyono (2011)
yang
mengatakan,
pengalaman, jumlah kelas interval
yang dipergunakan dalam penyusunan
tabel distribusi frekuensi berkisar 6
sampai dengan 15 kelas, makin banyak
(variasi) data, maka akan semakin
banyak
jumlah
Dari tabel 4.1 menunjukkan
berdasarkan
kelasnya.
penggunaan jejaring sosial siswa kelas
XI IPS bahwa skor tertinggi 154 dan
skor
terendah
51.
Hasil
analisis
menunjukkan mean sebesar 92,6667
dan std deviation sebesar 18,82953.
Namun
Dapat diketahui bahwa tingkat
jumlah kelas tersebut paling banyak
penggunaan jejaring sosial di SMA
adalah 15 kelas, karena kalau sudah
Kristen Purwodadi yang berjumlah 99
lebih dari tabel itu menjadi panjang.
siswa didominasi dengan kategori
cukup sebesar 37,4% dengan jumlah
37 siswa dan kategori rendah sebesar
siswa didominasi dengan kategori
34,3% dengan jumlah 34 siswa.
cukup sebesar 30,3% dengan jumlah
30 siswa dan diikuti dengan dua
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Intensitas
Belajar Siswa Kelas XI IPS
Kategori Interval
Sangat
97-103
TInggi
Tinggi
90-96
Cukup
83-89
Rendah
76-82
Sangat
69-75
Rendah
Total
Minimun
Maksimum
Mean
Std Deviation
Frek
14
(%)
14,1
23
30
23
9
23,2
30,3
23,2
9,1
99
100
69.00
105.00
86,9091
8,22898
Dari tabel 4.2 menunjukkan
kategori yang sama yaitu tinggi dan
rendah sebesar 23,2% dengan jumlah
23 siswa.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linier
Penggunaan Jejaring Sosial
terhadap Intensitas Belajar Siswa
Variables Entered/Removed
Mode
Variables
Variables
l
Entered
Removed
1
Penggunaa
nJejaringSo
intensitas belajar siswa kelas XI IPS
b
Method
. Enter
a
sial
bahwa skor tertinggi 105 dan skor
terendah
69.
Hasil
analisis
a. All requested variables
entered.
b. Dependent Variable:
menunjukkan mean sebesar 86,9091
IntensitasBelajarSiswa
Dari tabel 4.8 menunjukkan
dan std deviation sebesar 8,22898.
variabel
Dapat diketahui bahwa tingkat
intensitas
belajar
siswa
di
SMA
Kristen Purwodadi yang berjumlah 99
yang
dimasukkan
adalah
penggunaan jejaring sosial, sedangkan
variabel yang dikeluarkan tidak ada
(Variables Removes tidak ada).
jumlah 30 siswa dan diikuti dengan
Model Summary
Model
1
R
.342
R
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
a
.117
.108
dua kategori yang sama yaitu tinggi
dan rendah sebesar 23,2% dengan
7.77357
jumlah 23 siswa.
a. Predictors: (Constant),
PenggunaanJejaringSosial
Berdasarkan pada table R Square
Pada tabel diatas angka R
Square adalah 0.117 yaitu hasil
menyatakan
kuadrat dari koefisien korelasi (0.342 x
mempengaruhi penggunaan jejaring
0.342 = 0.117). Standar Error of the
sosial terhadap intensitas belajar siswa
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
IV. PEMBAHASAN
deskriptif
dapat
hasil
diketahui
analisis
ini dan persamaan koefisien regresi
bahwa
menyatakan negatif yaitu -0,149 maka
tingkat penggunaan jejaring sosial di
antara
SMA
terhadap
Kristen
11,7%
dan yang 88,3% dipengaruhi faktor
Estimate adalah 7,77357.
Berdasarkan
bahwa
Purwodadi
yang
penggunaan
jejaring
sosial
intensitas
belajar
siswa
berjumlah 99 siswa didominasi dengan
menunjukkan pengaruh yang negatif.
kategori cukup sebesar 37,4% dengan
Artinya bahwa, penggunaan aplikasi
jumlah 37 siswa dan kategori rendah
jejaring
sebesar 34,3% dengan jumlah 34
siswa, sedangkan tingkat intensitas
sosial
yang
berlebihan
mempengaruhi intensitas belajar siswa
dan menimbulkan dampak negatif.
dengan
Analisis hasil penelitian ini sesuai
kategori cukup sebesar 30,3% dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
belajar
siswa
didominasi
Kurnia Fatma Saputri (2015), yang
berjudul
Pengaruh
Intensitas
Motivasi
Belajar
dengan
Prestasi
Penggunaan Aplikasi Jejaring Sosial
Belajar
terhadap Kecerdasan Sosial Siswa
STIKES
Kelas Tinggi SD Negeri GedingKiwo
menunjukkan ada hubungan
Yogyakarta,
signifikan
yang
menyatakan
Mahasiswa
M
S1Keperawatan
Lamongan
antara
yang
yang
intenstas
dan
hasilnya bahwa intensitas penggunaan
motivasi
belajar
terhadap
prestasi
jejaring sosial berpengaruh secara
belajar.
Menurut
Umar
Hamalik
negatif
(1983:1)
dan
signifikan
terhadap
yang
mengemukakan
kecerdasan sosial. Menurut Young
“intensitas belajar yang kuat akan
(1999:5)
memberikan hasil yang memuaskan,
mengemukakan
individu
yang mengalami adiksi internet akan
sebaliknya
mengalami kesulitan dalam membagi
lemah akan memberikan hasil yang
waktu
kurang memuaskan.
antara
menyelesaikan
mengakses
tugas
internet
rumahnya,
belajar untuk ujian dan waktu untuk
tidur
maka
menggangu
aktivitas
sekolah, sehingga penggunaan jejaring
sosial dapat mempengaruhi intensitas
belajar siswa.
Sedangkan
intensitas
belajar
yang
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada Bab IV
dapat
disimpulkan
pengaruh
yang
bahwa
signifikan
ada
tentang
penggunaan jejaring sosial terhadap
penelitian
yang
dilakukan Siti Sholikhah (2010), yang
berjudul Hubungan Intensitas dan
intensitas belajar siswa pada siswa XI
IPS SMA Kristen Purwodadi. Hal ini
berdasarkan dari hasil regresi tabel R
Square
menyatakan
yang
bisa mengatur waktu dalam
mempengaruhi penggunaan jejaring
menggunakan jejaring sosial
sosial terhadap intensitas belajar siswa
dengan cara, pada saat ke
kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi
sekolah
dan pada tabel Sig. sebesar 0,001.
handphone
Bentuk pengaruh dari penggunaan
mengganggu intensitas belajar
jejaring
dan proses belajar mengajar.
sosial
11,7%
a. Bagi siswa, hendaknya lebih
terhadap
intensitas
tidak
belajar siswa digambarkan dengan
Sebaiknya
persamaan
menggunakan
garis
regresi
yang
membawa
agar
tidak
siswa
dalam
internet
tidak
digunakan untuk memprediksi yaitu
hanya menggunakannya untuk
Y= 100,745-0,149X.
membuka situs jejaring sosial
melainkan
2. `Saran
untuk
mencari
materi pelajaran yang mungkin
Berdasarkan
hasil
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan tentang
pengaruh penggunaan jejaring sosial
terhadap intensitas belajar siswa pada
kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi,
maka
penulis
sebagai berikut :
memberikan
saran
tidak ada di buku.
b. Bagi pihak sekolah, hendaknya
lebih tegas untuk membuat
peraturan tentang penggunaan
handphone
dilingkungan
sekolah terkhusus pada saat
proses belajar mengajar. Untuk
setiap guru mata pelajaran
sebaiknya
setiap
hari
memberikan tugas rumah agar
siswa mau tidak mau harus
mengerjakan, sehingga dengan
dengan hal itu siswa pasti
setiap hari akan meluangkan
waktu untuk belajar.
c. Bagi
orang
tua,
sebaiknya
selalu memantau penggunaan
handphone anaknya dan saat
belajar
orang
tua
bisa
menemani anak, sehingga saat
anak
membuka
handphone
orang tua bisa mengingatkan
atau melarang menggunakan
handphone pada saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin,C.P. 2000. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Fudyartanto.
2002.
Psikologi
Pendidikan.
Yogyakarta :
Global Jakart.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Bumi
Aksara.
Sardiman. 1996. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Perkasa.
Sutedji Oetomo Dharma, Budi. 2008.
Pengantar Teknologi Informasi
Internet : Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : Andi Offset.
Young,
K.S.
(1999).”Internet
Addiction
Symptoms,
Evaluation, and Tretment”.
Innovations
in
Clinical
Practice. 17, 1-17. University
of Pittsburgh.