T1 802008088 Full text
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA WANITA BERCERAI
OLEH
RIZKA SUAIDA
80 2008 088
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA WANITA BERCERAI
Rizka Suaida
Berta Esti Ari Prasetya
Enjang Wahyuningrum
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dari teman
dengan psychological well-being pada wanita yang bercerai. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 50 wanita yang mengalami perceraian dan berada di wilayah kota Salatiga.
Metode pengumpulan data pada variable dukungan sosial menggunakan social provisions scale
yang dikembangkan oleh Cutrona & Russel (1987) berdasarkan enam aspek pemenuhan
kebutuhan dari dukungan sosial yaitu keterikatan, integrasi sosial, pengakuan/penghargaan,
hubungan yang dapat diandalkan, bimbingan dan kesempatan untuk mengasuh. Pada variabel
psychological well-being di adopsi dari skala yang yang disusun oleh Ryff (1989). Adapun
aspek dari variabel ini adalah kemandirian, penguasaan terhadap lingkungan, pertumbuhan
pribadi, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mempunyai tujuan hidup dan
memiliki penerimaan diri. Hasil penelitian ini diperoleh nilai korelasi rxy = 0,671 ; p = 0,02
(p0,05). Karena didapat nilai signifikasi
untuk dukungan sosial teman dan psychological well being lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka
dapat disimpulkan data yang ada baik untuk dukungan sosial teman maupun psychological well
being memiliki sebaran data yang berdistribusi normal.
Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel mempunyai hubungan yang
linear atau tidak. Adapun hasil output uji linearitas tertuang dalam tabel berikut :
Tabel 5
Tabel Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Psychological Well
Between Groups
Mean
df
Square
F
Sig.
(Combined)
867.234
8
108.404
1.025
.033
Linearity
160.082
1
160.082
1.513
.016
707.152
7
101.022
.955
.426
Within Groups
4337.186
41
105.785
Total
5204.420
50
Being * Dukungan
Sosial Teman
Deviation from
Linearity
Sumber : Penelitian 2015 data diolah
Hasil olah data uji linearitas pada tabel diagram output ANOVA menunjukkan bahwa
hubungan dukungan sosial teman dengan psychological well being
adalah linear, dengan
diperoleh nilai F sebesar 0,955 dengan signifikasi 0,426 (p>0,05). Artinya dukungan sosial
teman dengan psychological well being memiliki hubungan yang linear.
25
Analisis Bivariete Corelatet
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dukungan
sosial dari teman dengan kondisi psychological well being. Setelah data penelitian diperoleh
kemudian dengan bantuan program bantuan SPSS 16 for windows data dimasukkan dan
dianalisis dengan analisis corelatet bivariete.
Tabel 6
Correlations
Dukungan sosial teman
Pearson Correlation
Dukungan sosial
Psychological
teman
well being
1
Sig. (2-tailed)
N
Psychological well being Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.671
.002
50
50
.671
1
.002
50
50
Sumber : Penelitian 2015, data diolah
Hasil analisis korelasi sederhana terdapat korelasi yang signifikan antara dukungan
sosial dari teman dengan psychological-well being ( rxy ) adalah 0,671 dan signifikasi = 0,02 (α≤
0,05 atau p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara dukungan
sosial teman dengan psychological well-being karena rxy = 0,671 berada pada rentang ( 0,60 –
26
0,799 ). Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif, berarti
semakin baik dukungan sosial dari teman pada wanita yang bercerai maka kondisi psychological
well-being akan semakin baik. Demikian pula sebaliknya bila dukungan sosial dari teman
semakin buruk maka kondisi psychological well-being akan semakin buruk pula. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa antara variabel dukungan sosial dari teman dengan variabel
psychological well-being terdapat hubungan yang signifikan dan positif.
Untuk melihat seberapa besar sumbangan dukungan sosial teman terhadap psychological
well-being, maka dapat dilihat rxy nya secara manual dengan mencari (rxy)2. Hasil (Rxy)2 x 100%
= (0,671)2 x 100% = 45%. Ini berarti dukungan sosial dari teman memberikan sumbangan efektif
terhadap kondisi psychological well-being sebesar 45% dan sisanya 55% ditentukan oleh faktorfaktor lain.
PEMBAHASAN
Hasil pengujian hipotesis dengan data (N) sebanyak 50 orang janda di Kota Salatiga
menunjukan korelasi yang positif dan signifikan. Diperoleh korelasi ( rxy ) antara dukungan
sosial teman dengan psychological well-being adalah 0,671. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang kuat antara dukungan sosial dari teman dengan psychological well-being karena
berada pada rentang ( 0,60 – 0,799 ). Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai
korelasi ( r ) positif, berarti semakin tinggi dukungan sosial dari teman pada wanita yang bercerai
maka kondisi psychological well-being akan semakin tinggi pula. Dengan demikian terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial teman dengan psychological wellbeing. Nilai sumbangsi dukungan sosial dari teman terhadap psychological well-being sebesar
27
45% hal ini diperoleh dari korelasi yang dikuadratkan r (0,671) sedangkan 55% ditentukan oleh
faktor lain di luar dukungan sosial teman misalnya keadaan ekonomi dan pekerjaan.
Berdasarkan hasil uji signifikasi dua sisi tingkat signifikasi = 0,02 (α≤ 0,05 atau p ≤
0,05) berarti ada hubungan positif antara dukungan sosial teman dengan kondisi psychological
well-being adalah signifikan.
Hasil ini menunjukkan secara statistik penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian mengenai hubungan antara dukungan sosial dengan psychological well-being oleh
Ekasofia (2009) menyimpulkan adanya korelasi positif yang signifikan antara dukungan sosial
dengan psychological well-being, hal ini berarti bila seseorang mendapatkan dukungan sosial
yang cukup, maka akan meningkatkan psychological well-being orang tersebut.
Sarason (dalam Yurliani, 2007) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan,
kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi
kita. Ia juga menambahkan bahwa dukungan sosial merupakan kenyamanan fisik dan psikologis
yang diberikan oleh teman dan anggota keluarga individu tersebut.
Ryff (1989) menjelaskan bahwa psychological well-being sebagai pencapaian penuh dari
potensi psikologis seseorang, dimana individu tersebut dapat menerima kekuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya, menciptakan hubungan positif dengan orang lain yang ada disekitarnya,
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan mandiri, mampu dan berkompetensi
untuk mengatur lingkungan, memiliki tujuan hidup dan merasa mampu untuk melalui tahapan
perkembangan dalam kehidupannya.
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor tercapainya psychological well-being pada
seseorang (Ryff, 1989). Sesuatu dikatakan sebagai dukungan sosial ketika seseorang memiliki
persepsi yang positif atas dukungan itu dan merasa nyaman atas segala bentuk perhatian,
28
penghargaan dan bantuan yang diterimanya. Dukungan sosial dari teman akan lebih
mempengaruhi perasaan bahagia seseorang, hal ini dikarenakan teman cenderung sebaya dan
memiliki pengalaman hidup yang hampir sama, kebanyakan orang merasa nyaman untuk dekat
dengan mereka yang dirasa memiliki persamaan dengannya (Gonzaga, dalam Blieszner 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang mendapat dukungan dari teman ketika
benar-benar membutuhkan mereka dalam menghadapi masalah perceraian, mempunyai
hubungan yang dekat dengan teman-teman hal tersebut membuat mereka merasa lebih baik,
percaya diri dan melihat diri lebih positif walaupun telah mengalami peceraian.
Dukungan sosial yang dapat diberikan teman sangat beragam dan tergantung pada keadan
individu yang bersangkutan. Dukungan emosional yang dapat diberikan pada wanita yang
bercerai adalah dengan mengurangi perasaan tertekan mereka dengan membicarakan masalah
mereka dengan menjadi teman yang simpatik. Harga diri mereka dapat meningkat, depresi dan
kecemasan dapat dihilangkan dengan penerimaan yang tulus dari sahabat karib. Hal tersebut
menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain
yang merupakan salah satu aspek tercapainya psychological well-being. Dukungan penghargaan
terjadi melalui ungkapan hormat atau penghargaan positif bagi mereka, bisa juga melalui
persetujuan dengan gagasan dan perasaan mereka, hal ini dapat dijadikan semangat untuk tetap
maju dan mengembangkan diri, serta memiliki penerimaan diri agar tidak menyesali keadaannya.
Salah satu masalah yang mungkin akan dialami wanita yang bercerai adalah masalah ekonomi.
Stres yang timbul dari masalah tersebut dapat dikurangi bila individu mendapatkan pertolongan
untuk memecahkan masalahnya. Dukungan instrumental bagi wanita bercerai dapat berupa
bantuan berupa uang dan pekerjaan agar ia dapat melanjutkan hidupnya dan dapat menjadi
seseorang yang mandiri. Dukungan informasi membuat wanita yang bercerai merasa mendapat
29
nasihat, petunjuk atau umpan balik agar dapat memecahkan masalahnya, dukungan informasi
juga menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dan
perkembangan pribadi untuk melakukan perbaikan dalam hidup setiap waktu. Selain itu,
mengajak mereka ke dalam suatu aktivitas waktu luang yang kooperatif dan diterimanya
seseorang dalam suatu kelompok sosial dapat menghilangkan perasaan kesepian dan
menghasilkan perasaan sejahtera serta memperkuat ikatan sosial. (Smet, dalam Widyastutik, dkk
tahun 2011).
Secara deskriptif terpisah hasil skor yang diperoleh untuk deskripsi dukungan sosial dari
teman menunjukkan bahwa 4% memiliki dukungan sosial teman sangat tinggi, 88% memiliki
dukungan sosial yang tinggi, 8% memiliki dukungan sosial sedang dan tidak ada yang memiliki
dukungan sosial teman yang rendah dan sangat rendah. Aspek bimbingan mendapatkan skor
yang tertinggi. Bimbingan memungkinkan seseorang mendapatkan informasi, saran dan nasihat
mengenai masalah yang sedang mereka hadapi, hal ini juga akan menunjukkan bahwa mereka
masih memiliki orang lain yang dapat mereka andalkan sehingga rasa aman dan kenyamanan
dapat terpenuhi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa wanita yang bercerai di Salatiga memperoleh
dukungan sosial yang tinggi dari teman-temannya, hal ini tampak dari skor ata-rata atau mean
pada dukungan sosial sebesar 68,74 dan masuk dalam kategori tinggi.. Artinya mereka memiliki
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan
menyayangi mereka dengan baik.
Psychological well-being dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada yang
memiliki psychological well-being sangat tinggi, 82% memiliki psychological well-being yang
tinggi, 18 % memiliki psychological well-peing sedang dan tidak ada dari sampel penelitian
30
memiliki psychological well-being yang rendah dan sangat rendah. Aspek psychological wellbeing yang mendapatkan skor tertinggi adalah aspek positive
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA WANITA BERCERAI
OLEH
RIZKA SUAIDA
80 2008 088
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DARI TEMAN DENGAN
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA WANITA BERCERAI
Rizka Suaida
Berta Esti Ari Prasetya
Enjang Wahyuningrum
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dari teman
dengan psychological well-being pada wanita yang bercerai. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 50 wanita yang mengalami perceraian dan berada di wilayah kota Salatiga.
Metode pengumpulan data pada variable dukungan sosial menggunakan social provisions scale
yang dikembangkan oleh Cutrona & Russel (1987) berdasarkan enam aspek pemenuhan
kebutuhan dari dukungan sosial yaitu keterikatan, integrasi sosial, pengakuan/penghargaan,
hubungan yang dapat diandalkan, bimbingan dan kesempatan untuk mengasuh. Pada variabel
psychological well-being di adopsi dari skala yang yang disusun oleh Ryff (1989). Adapun
aspek dari variabel ini adalah kemandirian, penguasaan terhadap lingkungan, pertumbuhan
pribadi, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mempunyai tujuan hidup dan
memiliki penerimaan diri. Hasil penelitian ini diperoleh nilai korelasi rxy = 0,671 ; p = 0,02
(p0,05). Karena didapat nilai signifikasi
untuk dukungan sosial teman dan psychological well being lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka
dapat disimpulkan data yang ada baik untuk dukungan sosial teman maupun psychological well
being memiliki sebaran data yang berdistribusi normal.
Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel mempunyai hubungan yang
linear atau tidak. Adapun hasil output uji linearitas tertuang dalam tabel berikut :
Tabel 5
Tabel Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Psychological Well
Between Groups
Mean
df
Square
F
Sig.
(Combined)
867.234
8
108.404
1.025
.033
Linearity
160.082
1
160.082
1.513
.016
707.152
7
101.022
.955
.426
Within Groups
4337.186
41
105.785
Total
5204.420
50
Being * Dukungan
Sosial Teman
Deviation from
Linearity
Sumber : Penelitian 2015 data diolah
Hasil olah data uji linearitas pada tabel diagram output ANOVA menunjukkan bahwa
hubungan dukungan sosial teman dengan psychological well being
adalah linear, dengan
diperoleh nilai F sebesar 0,955 dengan signifikasi 0,426 (p>0,05). Artinya dukungan sosial
teman dengan psychological well being memiliki hubungan yang linear.
25
Analisis Bivariete Corelatet
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dukungan
sosial dari teman dengan kondisi psychological well being. Setelah data penelitian diperoleh
kemudian dengan bantuan program bantuan SPSS 16 for windows data dimasukkan dan
dianalisis dengan analisis corelatet bivariete.
Tabel 6
Correlations
Dukungan sosial teman
Pearson Correlation
Dukungan sosial
Psychological
teman
well being
1
Sig. (2-tailed)
N
Psychological well being Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.671
.002
50
50
.671
1
.002
50
50
Sumber : Penelitian 2015, data diolah
Hasil analisis korelasi sederhana terdapat korelasi yang signifikan antara dukungan
sosial dari teman dengan psychological-well being ( rxy ) adalah 0,671 dan signifikasi = 0,02 (α≤
0,05 atau p ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara dukungan
sosial teman dengan psychological well-being karena rxy = 0,671 berada pada rentang ( 0,60 –
26
0,799 ). Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai korelasi ( r ) positif, berarti
semakin baik dukungan sosial dari teman pada wanita yang bercerai maka kondisi psychological
well-being akan semakin baik. Demikian pula sebaliknya bila dukungan sosial dari teman
semakin buruk maka kondisi psychological well-being akan semakin buruk pula. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa antara variabel dukungan sosial dari teman dengan variabel
psychological well-being terdapat hubungan yang signifikan dan positif.
Untuk melihat seberapa besar sumbangan dukungan sosial teman terhadap psychological
well-being, maka dapat dilihat rxy nya secara manual dengan mencari (rxy)2. Hasil (Rxy)2 x 100%
= (0,671)2 x 100% = 45%. Ini berarti dukungan sosial dari teman memberikan sumbangan efektif
terhadap kondisi psychological well-being sebesar 45% dan sisanya 55% ditentukan oleh faktorfaktor lain.
PEMBAHASAN
Hasil pengujian hipotesis dengan data (N) sebanyak 50 orang janda di Kota Salatiga
menunjukan korelasi yang positif dan signifikan. Diperoleh korelasi ( rxy ) antara dukungan
sosial teman dengan psychological well-being adalah 0,671. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang kuat antara dukungan sosial dari teman dengan psychological well-being karena
berada pada rentang ( 0,60 – 0,799 ). Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai
korelasi ( r ) positif, berarti semakin tinggi dukungan sosial dari teman pada wanita yang bercerai
maka kondisi psychological well-being akan semakin tinggi pula. Dengan demikian terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial teman dengan psychological wellbeing. Nilai sumbangsi dukungan sosial dari teman terhadap psychological well-being sebesar
27
45% hal ini diperoleh dari korelasi yang dikuadratkan r (0,671) sedangkan 55% ditentukan oleh
faktor lain di luar dukungan sosial teman misalnya keadaan ekonomi dan pekerjaan.
Berdasarkan hasil uji signifikasi dua sisi tingkat signifikasi = 0,02 (α≤ 0,05 atau p ≤
0,05) berarti ada hubungan positif antara dukungan sosial teman dengan kondisi psychological
well-being adalah signifikan.
Hasil ini menunjukkan secara statistik penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian mengenai hubungan antara dukungan sosial dengan psychological well-being oleh
Ekasofia (2009) menyimpulkan adanya korelasi positif yang signifikan antara dukungan sosial
dengan psychological well-being, hal ini berarti bila seseorang mendapatkan dukungan sosial
yang cukup, maka akan meningkatkan psychological well-being orang tersebut.
Sarason (dalam Yurliani, 2007) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan,
kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi
kita. Ia juga menambahkan bahwa dukungan sosial merupakan kenyamanan fisik dan psikologis
yang diberikan oleh teman dan anggota keluarga individu tersebut.
Ryff (1989) menjelaskan bahwa psychological well-being sebagai pencapaian penuh dari
potensi psikologis seseorang, dimana individu tersebut dapat menerima kekuatan dan kelemahan
yang ada pada dirinya, menciptakan hubungan positif dengan orang lain yang ada disekitarnya,
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan mandiri, mampu dan berkompetensi
untuk mengatur lingkungan, memiliki tujuan hidup dan merasa mampu untuk melalui tahapan
perkembangan dalam kehidupannya.
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor tercapainya psychological well-being pada
seseorang (Ryff, 1989). Sesuatu dikatakan sebagai dukungan sosial ketika seseorang memiliki
persepsi yang positif atas dukungan itu dan merasa nyaman atas segala bentuk perhatian,
28
penghargaan dan bantuan yang diterimanya. Dukungan sosial dari teman akan lebih
mempengaruhi perasaan bahagia seseorang, hal ini dikarenakan teman cenderung sebaya dan
memiliki pengalaman hidup yang hampir sama, kebanyakan orang merasa nyaman untuk dekat
dengan mereka yang dirasa memiliki persamaan dengannya (Gonzaga, dalam Blieszner 2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang mendapat dukungan dari teman ketika
benar-benar membutuhkan mereka dalam menghadapi masalah perceraian, mempunyai
hubungan yang dekat dengan teman-teman hal tersebut membuat mereka merasa lebih baik,
percaya diri dan melihat diri lebih positif walaupun telah mengalami peceraian.
Dukungan sosial yang dapat diberikan teman sangat beragam dan tergantung pada keadan
individu yang bersangkutan. Dukungan emosional yang dapat diberikan pada wanita yang
bercerai adalah dengan mengurangi perasaan tertekan mereka dengan membicarakan masalah
mereka dengan menjadi teman yang simpatik. Harga diri mereka dapat meningkat, depresi dan
kecemasan dapat dihilangkan dengan penerimaan yang tulus dari sahabat karib. Hal tersebut
menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain
yang merupakan salah satu aspek tercapainya psychological well-being. Dukungan penghargaan
terjadi melalui ungkapan hormat atau penghargaan positif bagi mereka, bisa juga melalui
persetujuan dengan gagasan dan perasaan mereka, hal ini dapat dijadikan semangat untuk tetap
maju dan mengembangkan diri, serta memiliki penerimaan diri agar tidak menyesali keadaannya.
Salah satu masalah yang mungkin akan dialami wanita yang bercerai adalah masalah ekonomi.
Stres yang timbul dari masalah tersebut dapat dikurangi bila individu mendapatkan pertolongan
untuk memecahkan masalahnya. Dukungan instrumental bagi wanita bercerai dapat berupa
bantuan berupa uang dan pekerjaan agar ia dapat melanjutkan hidupnya dan dapat menjadi
seseorang yang mandiri. Dukungan informasi membuat wanita yang bercerai merasa mendapat
29
nasihat, petunjuk atau umpan balik agar dapat memecahkan masalahnya, dukungan informasi
juga menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki hubungan yang baik dengan orang lain dan
perkembangan pribadi untuk melakukan perbaikan dalam hidup setiap waktu. Selain itu,
mengajak mereka ke dalam suatu aktivitas waktu luang yang kooperatif dan diterimanya
seseorang dalam suatu kelompok sosial dapat menghilangkan perasaan kesepian dan
menghasilkan perasaan sejahtera serta memperkuat ikatan sosial. (Smet, dalam Widyastutik, dkk
tahun 2011).
Secara deskriptif terpisah hasil skor yang diperoleh untuk deskripsi dukungan sosial dari
teman menunjukkan bahwa 4% memiliki dukungan sosial teman sangat tinggi, 88% memiliki
dukungan sosial yang tinggi, 8% memiliki dukungan sosial sedang dan tidak ada yang memiliki
dukungan sosial teman yang rendah dan sangat rendah. Aspek bimbingan mendapatkan skor
yang tertinggi. Bimbingan memungkinkan seseorang mendapatkan informasi, saran dan nasihat
mengenai masalah yang sedang mereka hadapi, hal ini juga akan menunjukkan bahwa mereka
masih memiliki orang lain yang dapat mereka andalkan sehingga rasa aman dan kenyamanan
dapat terpenuhi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa wanita yang bercerai di Salatiga memperoleh
dukungan sosial yang tinggi dari teman-temannya, hal ini tampak dari skor ata-rata atau mean
pada dukungan sosial sebesar 68,74 dan masuk dalam kategori tinggi.. Artinya mereka memiliki
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan
menyayangi mereka dengan baik.
Psychological well-being dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada yang
memiliki psychological well-being sangat tinggi, 82% memiliki psychological well-being yang
tinggi, 18 % memiliki psychological well-peing sedang dan tidak ada dari sampel penelitian
30
memiliki psychological well-being yang rendah dan sangat rendah. Aspek psychological wellbeing yang mendapatkan skor tertinggi adalah aspek positive