HUBUNGAN ANTARA STRESS AKADEMIK DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI Hubungan Antara Stress Akademik Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA STRESS AKADEMIK DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar
derajat sarjana S-1 Psikologi

Di Susun Oleh :
Dilla Dwi Riska Harvinta
F100110183

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

1

HUBUNGAN ANTARA STRESS AKADEMIK DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar
derajat sarjana S-1 Psikologi

Di Susun Oleh :
Dilla Dwi Riska Harvinta
F100110183

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

2

s

TIUBUNGAI{ ANTARA STRESS AKADEMIK DENGAi\

KECEM.DERI.]1\GATI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI
FAKTJLTAS KEDOIffERAN UMT]M T]NIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA
s

Diajukan Oleh

:

Dilla llwi Riska Hnrvinta
F100110183

Telah Disetujui untuk Dipertahankan

Di depan Dewan Penguji oleh

:

Pembimbing,


(

Rini Lestari,

S. Psi,

M. Si)

Surakarta 8 Juli 2015

HUBUNGAN ANTARA STRESS AKADEMIK DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Dilla Dwi Riska Harvinta
Rini Lestari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Banyak orang mengetahui akan bahaya yang sering ditimbulkan dari perilaku

merokok. Perokokpun tidak peduli dengan keberadaan orang disekitar yang juga
berhak mendapatkan udara bersih. Perilaku merokok ini sudah merabah ke usia belia
bahkan pada perempuan yang dampaknya sangat beresiko terutama bila sedang
mengandung. Perilaku merokok pada remaja awal hingga menginjak dewasa awal
dimulai dari kecenderungan individu tersebut untuk menghisap rokok. Kadangkala
seseorang akan menjadi perokok bila mengalami gangguan stress dengan alasan
untuk menghilangkan stress. Salah satu pemicu stress justru sering datang dari
lingkungan sekolah/kampus Universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku merokok pada
mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta,
tingkat stress akademik, kecenderungan perilaku merokok dan sumbangan efektif
stress akademik terhadap kecederungan perilaku merokok. Hipotesis yang di ajukan
adalah ada hubungan positif antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku
merokok pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Subjek penelitian adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang terdiri dari 533 mahasiswi. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah skala stress akademik dan skala kecenderungan perilaku merokok.
Data di analisis menggunakan korelasi Product Moment dari Spearman’s Rho..

Berdasarkan hasil analisis korelasi dari Spearman’s Rho diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,708 ; p = 0,000 (p< 0,01) artinya ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku
merokok.
Berdasarkan dari hasil analisis juga diketahui variabel stress akademik
memiliki rerata empirik (RE) sebesar = 88,27 dan rerata hipotetik (RH) = 67,5 yang
berarti bahwa stress akademik kepada subjek tergolong tinggi. Variabel
kecenderungan perilaku merokok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 84,30 dan
rerata hipotetik (RH) sebesar 90 yang menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku
merokok mahasiswi tergolong kategori sedang. Sumbangan efektif yang diperoleh
koefisien determinan (r²) sebesar 0,608 sehingga sumbangan stress akademik
terhadap kecenderungan perilaku merokok sebesar 60,8%, yang berarti masih
terdapat 39,2% variabel-variabel lain
Kata Kunci : Stress Akademik, Kecenderungan Perilaku Merokok
4

daripada laki-laki . Di Cina , misalnya,

Pendahuluan
Salah


satu

61 % pria dilaporkan menjadi perokok

kebiasaan

saat ini, dibandingkan dengan hanya

masyarakat saat ini yang dapat ditemui

4,2 % dari perempuan. Demikian pula,

hampir di setiap kalangan masyarakat
adalah

perilaku

merokok.


di Argentina 34 % pria dilaporkan

Rokok

menjadi

tidaklah suatu hal yang baru dan asing

dibandingkan

lagi di masyarakat, baik itu laki-laki
maupun

perempuan,

tua

tersebut

predisposisi


bahwa pria merokok hampir lima kali

merupakan
(kesiapan

seseorang

dipengaruhi oleh kognisi dan perasaan.

laki-laki

(Istiqomah, 2002)

bervariasi secara dramatis di seluruh

Adapun penelitian Martini dan

negara-negara


Muji (2005) yang menyatakan bahwa

termasuk

kecenderungan

Australia, Kanada, Amerika Serikat

sangat

dan sebagian besar negara Eropa

perilaku

dipengaruhi

oleh

merokok
persepsi


individu terhadap fungsi rokok itu

Barat, perempuan merokok hampir di

sendiri dan keinginan individu tersebut

tingkat yang sama seperti laki-laki.
banyak

rokok.

menghadapi objek sikap) dan ini

tetapi rasio angka prevalensi merokok

di

menghisap


bersangkutan untuk bertindak dalam

lebih banyak daripada perempuan,

Namun,

untuk

Kecenderungan

Di seluruh dunia diperkirakan

tinggi,

Health

dimulai dari kecenderungan individu

(Redaksi Plus, 2010).

berpenghasilan

(World

awal hingga menginjak dewasa awal

bahkan hingga di sekolah-sekolah

Di

23 % dari

Perilaku merokok pada remaja

tempat umum, di dalam kendaraan,

negara.

ini,

Organization, 2011).

seperti di rumah, kantor, cafe, tempat-

terhadap

saat

dengan

perempuan.

maupun

muda. Orang merokok mudah ditemui,

perempuan

perokok

untuk mencoba merokok tanpa adanya

negara

paksaan

berpenghasilan rendah dan menengah

lingkungan

perempuan merokok jauh lebih sedikit

ataupun
luar.

pengaruh
Seseorang

dari
dapat

dikatakan memiliki kecenderungaan

5

untuk

menjadi

perokok,

apabila

ilmu pengetahuan dan pendidikan di

individu tersebut merokok sebannyak

perguruan tinggi.

1-4 batang perharinya.

Davidson

Goodman & Leroy (dalam
McKean

dan

mengemukakan

Misra,
bahwa

salah

(2001)

mengemukakan

sumber

2000)

akademik

meliputi:

satu

monoton,

kebisingan,

stress

situasi

yang

tugas

yang

pemicu stress justru sering datang dari

terlalu

lingkungan

mengada-ada, ketidakjelasan, kurang

sekolah/kampus

banyak,

universitas yang seharusnya menjadi

adanya

tempat yang nyaman dan sehat untuk

kesempatan,

perkembangan fisik dan psikis peserta

bertentangan,

didik. Bagi sebagian peserta didik,

perkuliahan.

sekolah/kampus
segala

universitas

elemennya

dengan

justru

harapan

control,

kehilangan

tuntutan
dan

yang

yang

saling

deadline

tugas

Dari ketiga narasumber yang

menjadi

ditemui

peneliti

dapat

sesuatu yang menakutkan. Elemen-

bahwasannya

elemen yang dimaksud antara lain

untuk merokok salah satunya terjadi

kurikulum yang dirasa terlalu berat,

karena stress yang dialami. Stressor

cara

yang

mengajar

menekan

atau

guru/dosen

yang

memicu

merokok

merendahkan,

keinginan

dilihat

mahasiswi

keinginan

sehingga

untuk
memiliki

lingkungan pergaulan sebaya yang

kecenderungan

perilaku

tidak sehat, serta beban tugas yang

tinggi adalah stress akademik dan

banyak dan waktu pengumpulan tugas

ketidakmampuan

yang sangat sedikit.

beradaptasi

mahasiswa

dengan

Gangguan

Menurut Govaerst & Gregoire

merokok

lingkungan.

belajar

dan

(2004) stress yang paling umum

ketidakmampuan

dialami oleh mahasiswa merupakan

menyelesaikan

stress

akademik

membuat individu tersebut merasa

dapat diartikan sebagai suatu keadaan

tertekan, putus asa, dan memiliki

individu mengalami tekanan hasil

kecenderungan merokok yang pada

persepsi dan penilaian tentang stressor

akhirnya

memilih

akademik, yang berhubungan dengan

sebagai

pelampiasan

akademik.

Stress

6

individu
tugas

dalam

tepat

untuk

waktu

merokok
ketenangan

karena mekanisme pertahanan diri

merokok, meyakini dampak rokok

individu yang lemah.

secara

Dari uraian di atas, yang

positif

pada

dirinya

dan

dorongan untuk meniru merokok orang

menjadi permasalahan adalah apakah

yang dianggap penting.

mahasisiwi yang mengalami stress

Menurut

Komalasari

dan

akademik lalu memiliki keinginan

Helmi (2000), kecenderungan perilaku

untuk merokok? Dari latar belakang di

merokok selain disebabkan dari faktor

atas, peneliti ingin mengetahui apakah

dalam diri (internal) juga disebabkan

hubungan antara stress akademik dan

faktor dari lingkungan (eksternal).

kecenderungan

perilaku merokok

a. Faktor Diri (internal)

pada mahasiswi.

Orang mencoba untuk merokok

Suharso & Retnonignsih

karena alasan ingin tahu atau ingin

(2005) mendefinisikan kecenderungan

melepaskan diri dari rasa sakit dan

sebagai kecondongan, kesudian,

kebosanan. Merokok juga memberi

keinginan, kesukaan hati akan sesuatu.

image

Notoatmodjo
menyatakan

(2010)

bahwa

kecenderungan

diri)

merokok,

dan

keinginan
Pengetahuan

terhadap

rokok.

memiliki

kecenderungan

individu

Individu

dapat

menunjukkan

kedewasaan.Individu juga memiliki

meliputi:
a.

merokok

menunjukkan kejantanan (kebanggaan

aspek-aspek

perilaku

bahwa

untuk

merokok

dengan

alasan sebagai alat menghilangkan

yang

stress.

merokok

Remaja

berkaitan

mulai

merokok

dengan

adanya

krisis

yang

dialami

pada

tinggi adalah individu yang memiliki

psikososial

pengetahuan rendah terhadap dampak

perkembangannya yaitu pada masa

dan bahan kandungan rokok serta

ketika mereka sedang mencari jati

pengetahuan yang tinggi terhadap jenis

dirinya

rasa dan harga rokok.

b.

b. Keyakinan individu terhadap
rokok.

Individu

yang

Faktor

Lingkungan

(eksternal)

memiliki

Menurut Soetjiningsih (2004),

kecenderungan merokok tinggi adalah

faktor-faktor

individu yang memiliki niat untuk

terhadap perilaku merokok remaja

7

yang

berpengaruh

adalah

tua,

gugup, harga diri turun, merasa tidak

teman

aman, mudah tersinggung, marah-

sebaya yang merokok, dan iklan

marah, gampang bermusuhan, emosi

rokok.

mongering, burn out.

saudara

keluarga

atau

kandung

orang

maupun

Menurut Chaplin (2011), stress

c. Intelektual

adalah suatu keadaan tertekan, baik

Susah konsentrasi, sulit membuat

secara fisik maupun secara psikologis.

keoutusan, mudah lupa, pikiran kacau,

Olejnik

dan

menguraikan

Holschuh

(2007)

daya ingat menurun, melamun secara

mengenai

stress

berlebihan, kehilangan rasa humor,

akademik, yaitu suatu respon yang
muncul

karena

tuntutan

dan

terlalu
tugas

mutu kerja rendah.

banyaknya
yang

d. Interpersonal

harus

Kehilangan kepercayaan kepada

dikerjakan individu. Stress akademik

orang

sebagai

oranglain, menyerang orang dengan

ketegangan

banyaknya

tugas

akibat

terlalu

yang

harus

mudah

Menurut

(1994)

menyalahkan

kata-kata, mendiamkan orang lain.

dikerjakan individu.
Hardjana

lain,

mengatakan

Ross

dkk

(1999),

terdapat empat kategori faktor stress

bahwa aspek stress akademik antara

akademik,

lain:

interpersonal

yaitu:

1)

berupa

masalah

pertengkaran

a. Fisikal

dengan teman atau masalah dengan

Sakit kepala, pusing, susah tidur,

orang tua; 2) masalah intrapersonal

sakit punggung, mencret, sulit buang

misalnya perubahan pola makan dan

air besar, gatal-gatal, urat tegang,

waktu tidur; 3) masalah akademik

gangguan pencernaan, tekanan darah

yang

tinggi,

berhubungan

makan

banyak

berkeringat,

berubah,

lelah,

selera
banyak

berupa

aktivitas
dengan

yang

peningkatan

beban tugas mahasiswa yang harus

melakukan kesalahan dalam kerja dan

dikerjakan,

hidup.

ketinggalan pelajaran, dan perselisihan

pindah

sekolah,

b. Emosional

dengan dosen; dan 4) lingkungan,

Cemas, sedih, depresi, mudah

misalnya

menangis, mood berubah-ubah cepat,

8

kendaraan

yang

mogok,

komputer yang rusak, dan masalah

(2001), masa dewasa awal adalah masa

keuangan.

pencarian

kemantapan

dan

masa

Tujuan penelitian ini adalah untuk

reproduktif yaitu suatu masa yang

mengetahui hubungan antara stress

penuh dengan masalah dan ketegangan

akademik

emosional,

dengan

kecenderungan

periode

isolasi

social,

dan

masa

perilaku merokok pada mahasiswi

periode

Fakultas

Umum

ketergantungan, perubahan nilai-nilai,

Universitas Muhammadiyah Surakarta,

kreativitas dan penyesuaian diri pada

untuk

pola hidup yang baru. (Sumanto, 2014)

Kedokteran

mengetahui

tingkat

stress

akademik yang dimiliki mahasiswi,
untuk

mengetahui

komitmen

Populasi

kecenderungan

penelitian

yang

ditentukan peneliti adalah mahasiswi

perilku merokok pada mahasiswi dan

Fakultas

untuk mengetahui sumbangan efektif

Universitas Muhammadiyah Surakarta

stress

yang berjumlah kurang lebih 533

akademik

terhadap

Kedokteran

kecenderungan perilaku merokok.

mahasiswi

Metode

berstatus

sebagai

Fakultas

Pendidikan

Variabel-variabel yang digunakan

dengan

Umum

kriteria

masih

mahasiswi

di

Kedokteran

peneliti untuk diteliti berfokus pada

Universitas Muhammadiyah Surakarta

sebagai berikut :

semester 1-10.

1.

Variabel bebas

:

Stress

Sample dari penelitian ini adalah

Akademik
2.

Variabel

sebagian
tergantung

:

Fakultas

Kecenderungan Perilaku Merokok

dari

populasi

Kedokteran

Muhammadiyah

Subjek penelitian ini adalah

teknik

mahasiswi
Universitas

Surakarta

sampling

dengan

purposive

purposive sampling.

mahasiswi yang berusia 18-25 tahun,
dimana usia ini adalah usia remaja

Alat ukur yang digunakan adalah

akhir hingga dewasa awal. Masa

skala

transisi

kecenderungan perilaku merokok.

mampu

ini

diharapkan
menjalankan

atau

mahasiswi

stress

akademik

dan

skala

tugas

Peneliti menguji validitas dengan

perkembangan dengan baik sesuai

uji validitas isi (content validity) dan

perkembangannya. Menurut Hurlock

uji reliabilitas dengan alpha cronbach,

9

sedangkan

untuk

menggunakan

uji

hipotesis

penyesuaian diri dengan lingkungan

korelasi

product

belajar yang baru dan harapan sosial

moment dari Spearman’s Rho.

secara mandiri. Wanita mempunyai

Hasil dan Pembahasan

stress tertentu yang disebabkan oleh

Berdasarkan
korelasi

hasil

analisis

Spearman’s

dari

faktor-faktor biologis yang berbeda

Rho

sengan pria. (Davidson, 2001)

diperoleh nilai koefisien korelasi (r)

Sebagai perempuan mahasiswi

sebesar 0,708 ; p = 0,000 (p< 0,01)

lebih rentan terhadap stress terutama

artinya ada hubungan positif yang

stress yang dialami karena masalah

sangat

stress

atau tuntutan akademik. Mahasiswi

kecenderungan

cenderung menggunakan coping yang

signifikan

akademik

dengan

antara

perilaku merokok. Hal ini berarti

berorientasi

semakin tinggi stress akademik maka

directed modes yang bersifat negative,

semakin

kecenderungan

dan tidak banyak diantaranya mereka

perilaku merokok, sebaliknya semakin

mengalihkan masalah dan emosinya

rendah stress akademik maka semakin

yang kacau pada perilaku-perilaku

rendah

yang negative, reaksi negative yang

tinggi

kecenderungan

perilaku

merokok.

atau

symptom

dilakkan diantaranya keinginan untuk

Stress akademik dapat diartikan
sebagai

emosi

suatu

keadaan

mencoba

individu

minum

merokok,
minuman

clubbing,
keras,

dan

karena

mengalami tekanan hasil persepsi dan

seseorang yang dalam pekerjaannya

penilaian tentang stressor akademik,

memiliki tekanan yang besar akan

yang

lebih merasa tenang jika menghisap

berhubungan

pengetahuan
perguruan

dengan

ilmu

dan

pendidikan

di

tinggi.

(Govaerst

&

rokok. (Levy dkk, 1984)
Berdasarkan dari hasil analisis

Gregoire, 2004) mahasiswi merupakan

juga

suatu populasi yang sangat rentan

akademik memiliki rerata empirik

dengan stress karena mahasiswi akan

(RE) sebesar

dihadapkan pada berbagai masalah dan

hipotetik (RH) = 67,5

tuntutan yang muncul dari lingkup

bahwa stress akademik kepada subjek

perkuliahan,

tergolong tinggi. Secara garis besar

diantaranya

adalah

10

diketahui

variabel

stress

= 88,27 dan rerata
yang berarti

stres

merupakan

ungkapan

reaksi

tersebut

merokok

sebannyak

1-4

tubuh manusia terhadap setiap tuntutan

batang perharinya. Sitepoe (2000)

yang dialami olehnya dan merupakan

menyebutkan bahwa kecenderungan

mobilisasi atau gerakan pembelaan

perilaku merokok merupakan suatu

tubuh

tubuh

sikap kecenderungan seseorang untuk

tersebut memungkinkan suatu proses

menolak atau menerima rokok , setuju

adaptasi atau penyesuaian terhadap

atau tidak setuju terhadap respon yang

peristiwa-peristiwa

berupa rokok.

manusia.

Pembelaan

keharusan

atau

ancaman yang menimpa seseorang dan

Hasil analisis data juga dapat

juga merupakan adaptasi terhadap

dilihat

peristiwa yang menyenangkan yang

diperoleh koefisien determinan (r²)

dialami

sebesar 0,608 sehingga sumbangan

oleh

seseorang

(Gintings,

dalam Rochman, 2010).

stress

Kemudian
kecenderungan

variabel

efektif

akademik

kecenderungan

yang

terhadap

perilaku

merokok

merokok

sebesar 60,8%, yang berarti masih

memiliki rerata empirik (RE) sebesar

terdapat 39,2% variabel-variabel lain

84,30

(RH)

yang mempengaruhi kecenderungan

sebesar 90 yang menunjukkan bahwa

perilaku merokok diluar variabel stress

kecenderungan

akademik. Variabel-variabel tersebut

dan

perilaku

sumbangan

rerata

hipotetik

perilaku

merokok

mahasiswi tergolong kategori sedang.

antara

Penelitian Martini dan Muji (2005)

demografi, budaya, dan politik. Smet

menyatakan

kecenderungan

(dalam

Lasik

2006)

mengatakan

perilaku merokok sangat dipengaruhi

bahwa

kecenderungan

perilaku

oleh persepsi individu terhadap fungsi

merokok pada individu dipengaruhi

rokok

itu

bahwa

sendiri

lain

lingkungan

sekitar,

dan

keinginan

oleh : 1) Lingkungan sosial, yang
termasuk dalam lingkungan social

individu

tersebut

untuk

mencoba

merokok

tanpa

adanya

paksaan

adalah

orangtua,

saudara,

kawan,

ataupun pengaruh dari lingkungan

teman sebaya juga media. 2) Variable

luar.

dikatakan

demografi, umur dan jenis kelamin

untuk

juga mempengaruhi. 3) Budaya, yang

menjadi perokok, apabila individu

termasuk dalam budaya, kebiaaan dari

Seseorang

memiliki

dapat

kecenderungaan

11

budaya tertentu, kelas social, tingkat

Kesimpulan

pendidikan, penghasilan dan gengsi

Berdasarkan hasil analisis dan

pekerjaan. 4) Variable politik, variable

pembahasan, peneliti menyimpulkan

politik

bahwa:

ini

berupa

kampanye-

kampanye, promosi kesehatan untuk

1.

mengurangi perilaku merokok.

sangat

Peneliti

Ada hubungan positif yang
signifikan

akademik

menemukan

antara

dengan

stress

kecenderungan

kelemahan dan kekurangan dalam

perilaku merokok pada mahasiswi.

pelaksanaan

Semakin tinggi stress akademik, maka

penelitian

ini.

Kelemaham pertama, peneliti kurang

semakin

tinggi

memperhatikan faktor-faktor lain yang

perilaku

merokok.

mendukukung

untuk

semakin rendah stress akademik, maka

cenderung melakukan merokok selain

semakin rendah juga kecenderungan

dari faktor stress akademik, sehingga

perilaku merokok.

penelitian ini kurang luas untuk ruang

2.

lingkupnya.

mahasiswi

mahasiswi

Kelemahan

kedua,

kecenderungan
Sebaliknya,

Tingkat stress akademik pada
Fakultas

Kedokteran

Umum Universitas Muhammadiyah

subjek

penelitian kurang fokus mengerjakan

Surakarta tergolong tinggi

skala, sehingga pengisian skala tidak

3.

sesuai dengan keadaan yang subjek

merokok pada mahasiswi Fakultas

alami.

Kedokteran

Peneliti

juga

menemukan

Kecenderungan

perilaku

Umum

Universitas

subjek yang mengerjakan skala secara

Muhammadiyah Surakarta tergolong

berkelompok dengan jawaban yang

sedang

sama dengan teamn satu kelompok.

4.

Kelemahan

akademik

ketiga,

ada

beberapa

Sumbangan
terhadap

efektif

stress

kecenderungan

subjek yang menanyakan maksud

perilaku merokok sebesar 63,2%, yang

pernyataan

berarti masih terdapat 36,8% variabel-

dalam

skala

kepada

peneliti, hal ini menunjukkan bahwa

variabel

ada

kecenderungan

beberapa

pernyataan

yang

lain

yang

mempengaruhi

perilaku

merokok

diluar variabel stress akademik.

membingungkan atau kurang bisa
dipahami oleh subjek.

12

diharapkan lebih memperhatikan dan

Saran
Bagi subjek penelitian semoga

mengawasi subjek pada saat mengisi

lebih mampu mengontrol diri dari

skala agar tidak mengerjakan secara

emosi dan stress terutama dalam

berkelompok.

masalah stress akademik agar tidak
melakukan hal-hal negative sebagai
pelampiasan

khususnya

Daftar Pustaka

untuk
Agustini, C. (2006). Perilaku Merokok
Mahasiswa
Ditinjau
Dari
Konsep
Diri.
Skripsi.
Semarang: Fakultas Psikologi
Unika Soegijapranata

kecenderungan perilaku merokok.
1. Bagi peneliti selanjutnya
a. Bagi Peneliti lain yang tertarik
untuk

melakukan

berkaitan

dengan

penelitian

yang

penelitian

Chaplin, J. (2011). Kamus Lengkap
Psikologi.
Alih
Bahasa
Kartono, K. Jakarta: Raja
Grafmat Persada

ini

diharapkan untuk memperluas ruang
lingkup

penelitian

dan

Davidson, J. (2001). Manajemen
Waktu. Yogyakarta: Andi

mempertimbangkan variabel-variabel
lain

yang

berkaitan

dengan

Govaerst, S & Gregoire, J. (2004).
Stressfull Academic Situations.
Study on Appraisil Variabels in
Adolescence. Journal British of
Clinical Psychology. 2 (1) (di
unduh pada tanggal 4 Januari
2015)

kecederungan perilaku merokok antara
lain lingkungan sekitar, demografi,
budaya, dan politik
b. Untuk mengatasi kelemahan
penelitian

ini,

maka

peneliti

Hardjana. (1994). Stres Tanpa Distres
:
Seni
Mengolah
Stres.Yogyakarta.
Penerbit
Kanisius

diharapkan melakukan penempurnaan
alat

ukur

yang

digunakan

agar

diperoleh hasil yang lebih akurat.
Peneliti diharapkan lebih memperbaiki

Hurlock,
E.
(2001).
Psikologi
Perkembangan.
Edisi
5.
Jakarta: Erlangga

penyusunan kata-kata dalam kalimat
skala penelitian sehingga maksud dari

Istiqomah, W, K, W. (2002). Psikologi
Sosial.
Jakarta:
Karunika
Universitas Terbuka

setiap aitem yang ada dapat dimengerti
dan dipahami oleh subjek.
c. Untuk mengatasi kelemahan

Komalasari, D & Helmi A F. (2000).
Faktor-Faktor
Penyebab
Perilaku
Merokok
Pada

dalam penelitian ini maka peneliti

13

Indonesia.
Edisi
Lux.
Semarang: CV. Widya Karya

Remaja. Jurnal Psikologi. (1)
(di unduh pada tanggal 14
Februari 2015)

Sulistyo, K. T. (2009). Hubungan Stres
Dengan Perilaku Merokok
Pada
Mahasiswi.
Skripsi:
Universitas
Katholik
Soegijapranata Semarang

Levy, M.R, Dignan, M., dan Shirreffs,
J.H. (1984). Life and Health
(Fourth Edittion). New York:
Random House

Sumanto.
(2014).
Psikologi
Perkembangan: Fungsi dan
Teori. Jakarta: PT. Buku Seru

Martini, S & Muji S. (2005). The
Determinants of Smoking
Behavior Among Teenagers in
East Java Province Indonesia.
Journal Economic of Tobacco
Control. (32) (di unduh pada
tanggal 11 Februari 2015)

Ross, SE, Nielbling BC, Heckert TM.
(1999). Sources of Stress
Among
College
Students.
Daimbil pada tanggal 31 Maret
2015
dari
http://web.ebscohost.com

McKean, M & Misra R. (2000).
College Students’s Academic
Stress And Its Relation to Their
Anxiety, Time Management,
and Leisure Satisfacation.
American Journal of Health
Studies. 18 (1), 41-51

Redaksi plus. (2010). Stop Rokok,
Mudah, Murah. Cepat. Depok :
Penebar Swadaya.
http://www.who.int/bulletin/volumes/8
9/3/10-079905/en/

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Suharso & Retnoningsih.
Kamus
Besar

(2005).
Bahasa

14

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI

0 3 2

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 13

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA STRESS AKADEMIK DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWI Hubungan Antara Stress Akademik Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Stress Akademik Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 11

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Stress Akademik Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONIS MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis mahasiswi universitas muhammadiyah surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN Hubungan Antara Depresi Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Remaja.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Depresi Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Remaja.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Hubungan Antara Depresi Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Remaja.

0 1 12