HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA Hubungan Antara Motivasi Keselamatan Diri Dengan Disiplin Berlalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI
DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
BAYU PERWITTA SARI
F 100 050 015
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI
DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh:
BAYU PERWITTA SARI
F 100 050 015
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI
DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
Bayu Perwitta Sari
Rini Lestari
Cocwitz.purple@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi
Sikap disiplin dalam kehidupan penting mendapat perhatian, sebab melalui
sikap disiplin pada kegiatan seseorang menjadi lebih baik. Disiplin tidak hanya
diperlukan dalam kehidupan kerja saja, melainkan pada setiap aspek kehidupan,
termasuk dalam mengendari sepeda motor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
disiplin diri dalam berlalu lintas pada pengendara sepeda motor yaitu motivasi
keselamatan diri. Tujuan penelitian ini, yaitu ingin mengetahui: (1) Hubungan
motivasi keselamatan diri dengan disiplin berlalu lintas pada pengendara sepeda
motor. (2) Tingkat motivasi keselamatan diri dan disiplin berlalu lintas. (3)
Kontribusi motivasi keselamatan diri terhadap disiplin berlalu lintas
Populasi dalam penelitian ini adalah pengendara sepeda motor, dengan
batasan usia 17 tahun ke atas. Batasan usia ini sangat penting sebab usia minimal
kepemilikan SIM adalah usia 17 tahun. Sesuai batasan usia tersebut, sampel dalam
penelitian ini adalah masyarakat di Desa Tegalasri Kelurahan Bejen, Kecamatan
Karanganyar, yang berusia di atas 17 tahun 405 orang. Sampel dalan penelitian
diambil 20% dari 405 diperoleh 81 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan
memberi kesempatan pada subjek yang sudah ditentukan karakteristiknya, yaitu
masyarakat yang berusia di atas 17 tahun. Metode pengumpulan data menggunakan
skala yaitu skala motivasi keselamatan diri dan skala disiplin berlalu lintas. Metode
analisis data menggunakan nonparametrik
Berdasarkan hasil penelitian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi
keselamatan diri dengan disiplin berlalu lintas. (2) Tingkat motivasi keselamatan
tergolong tinggi dan disiplin berlalu lintas tergolong tinggi. (3) Peran motivasi
keselamatan sebesar 16%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang
mempengaruhi motivasi keselamatan sebesar 84%.
Kata kunci : Motivasi Keselamatan Diri dan Disiplin Berlalu Lintas
v
ditumbuhkan,
PENDAHULUAN
Sikap
disiplin
dikembangkan
dan
diterapkan dalam semua aspek dengan
dalam
menerapkan sangsi,
ganjaran dan
perhatian, sebab melalui sikap disiplin
hukuman
perbuatannya.
pada kegiatan seseorang menjadi lebih
Menanamkan
baik. Disiplin tidak hanya diperlukan
sebagai kebutuhan masyarakat kiranya
dalam
saja,
perlu digalakkan mengingat jumlah
aspek
angka kecelakaan yang cukup ironis
kehidupan manusia, seperti kegiatan
dari informasi yang sering diperoleh
di rumah dalam lingkungan keluarga,
dengan membaca atau menyaksikan
lingkungan
di
kejadian kecelakaan yang dilaporkan
masyarakat.
di media massa. Artinya disiplin lalu
kehidupan
penting
kehidupan
melainkan
pada
setiap
lingkungan
dalam
kerja
sekolah,
Mengingatnya
mendapat
atau
pentingnya
disiplin
kegiatan,
maka
suatu
lintas
sesuai
disiplin
merupakan
sikap disiplin tinggi, termasuk dalam
kebutuhan keselamatan.
memiliki
sikap
disiplin
kebutuhan
rasa
aman
dan
Bertambahnya jumlah, jenis
berlalu lintas. Setiap pengendara,
motor
yang
muncul karena adanya kebutuhan,
yaitu
sepeda
lintas
tindakan
seharusnya setiap orang memiliki
khususnya
lalu
kendaraan
yang
bermotor
permasalahan
tinggi
sosial
menimbulkan
yang
makin
kemungkinan besar akan terhindar
kompleks jumlah sepeda motor di
dari kecelakaan di jalan. Sebaliknya
Karanganyar
pengendara yang kurang memiliki
mengalami
sikap disiplin dalam berlalu lintas ada
tentunya
kecenderungan
mempunyai
mengalami
tahun
demi
peningkatan
karena
hal
sepeda
beberapa
tahun
ini
motor
kelebihan
dibandingkan dengan kendaraan yang
kecelakaan.
lain, salah satunya adalah harganya
Menurut Helmi (2006) disiplin
sikap
yang murah dibandingkan harga mobil
seseorang atau kelompok yang berniat
serta dapat menembus kemacetan
untuk mengikuti aturan-aturan yang
karena
telah ditetapkan. Disiplin tidak terjadi
Meningkatnya
dengan sendirinya, melainkan harus
bermotor diiringi dengan banyaknya
dapat
diartikan
sebagai
1
ukurannya
yang
jumlah
kecil.
kendaraan
kecelakaan
akibat
kecelakaan lalu lintas yang banyak
pelanggaran
memakan korban jiwa maupun kasus-
peraturan lalu lintas.
kasus pelanggaran lalu lintas yang
Parahnya dampak akibat tidak
disiplin
lalu
permasalahan
lintas,
disiplin
lalu
maka
lain, faktor human errors merupakan
lintas
penyebab yang paling besar selain
merupakan permasalahan sosial yang
disebabkan
penting mendapat perhatian. Banyak
panjang dan lebar jalan dengan jumlah
faktor yang mempengaruhi terjadinya
kendaraan yang beroperasi di jalan
ketidakdisiplinan
lintas.
raya. Kenyataan menunjukkan bahwa
Ikhsan (2009) menyatakan bahwa dari
masih banyak anggota masyarakat
beberapa penelitian dan pengkajian
yang kurang menghargai jalan raya
dilapangan faktor-faktor yang dapat
dengan tidak mentaati peraturan lalu
mempengaruhi tidak disiplin (dalam
lintas atau berperilaku yang tidak
berlalu lintas) yaitu faktor manusia,
terpuji selama berlalu lintas.
berlalu
tidak
seimbangnya
Manusia sebagai pribadi yang
kendaraan, jalan, dan lingkungan.
Faktor manusianya, John, dkk.,
memiliki
(2010) mengemukakan dua istilah
termasuk
human errors dan design errors.
Kebutuhan
Human errors secara garis besar
keselamatan merupakan bagian dari
mengandung pengertian bahwa suatu
hierarki motivasi. Maslow (dalam
kesalahan
As’ad,
terjadi
karena
faktor
kebutuhan-kebutuhan,
kebutuhan
rasa
2000)
keselamatan.
aman
menyatakan
dan
bahwa
manusia, baik dalam mengoperasikan
setiap manusia mempunyai dorongan
suatu
atau
atau kebutuhan yang pemunculannya
memahami sesuatu sesuai dengan
sangat tergantung dari kepentingan
maksud yang diinginkan pembuat alat.
individu.
Design errors adalah kesalahan yang
menganggap bahwa orang mencoba
disebabkan oleh alat, apabila pemakai
memuaskan kebutuhan yang lebih
mengalami
mendasar terlebih dahulu sebelum
alat,
mempersepsikan
kesulitan
dalam
Teori
Maslow
mengoperasikan, mempersepsi atau
mengarahkan
memahami alat tersebut. Lebih lanjut
memuaskan kebutuhan yang lebih
dinyatakan
tinggi.
bahwa
dalam
kasus
2
Teori
perilaku
ini
proses
dalam
motivasi
menjelaskan
bagaimana
penyelenggaraan
perilaku
angkutan
jalan,
seseorang bersama-sama ditentukan
sedangkan jalan adalah jalan yang
oleh
kebutuhan-kebutuhannya.
diperuntukkan bagi lalu lintas umum
Manusia harus memenuhi kebutuhan
(UU No. 14 Tahun 1992). Sesuai
rasa aman dan keselamatan dengan
dengan amanah dalam pasal 3 UU No
berperilaku aman, dalam hal ini
14 Tahun 1992, lalu lintas jalan
kebutuhan rasa aman di jalan raya
diselenggarakan dengan tujuan untuk
dapat
individu
mewujudkan angkutan jalan dengan
berperilaku disiplin di jalan raya.
selamat, aman, cepat, lancar, tertib
Perilaku disiplin ini merupakan wujud
dan teratur, nyaman dan efisien,
dari
mampu
dipenuhi
keinginan
jika
untuk
memenuhi
memadukan
transportasi
kebutuhan rasa aman.
lainnya,
sarana
menjangkau
seluruh
pelosok
bahwa disiplin berasal dari kata
untuk
menunjang
”disciple”, yakni seorang yang belajar
pertumbuhan dan stabilitas sebagai
dari atau secara sukarela mengikuti
pendorong, penggerak dan penunjang
seorang pemimpin. Menurut Siswanto
pembangunan nasional dengan biaya
(2003) disiplin dapat didefinisikan
yang
sebagai suatu sikap menghormati,
masyarakat.
Hurlock
(2000)
berpendapat
terjangkau
wilayah
daratan,
pemerataan,
oleh
daya
Prijodarminto
menghargai, patuh, dan taat terhadap
beli
(2004)
berlaku,
menyatakan disiplin berlalu lintas
baik yang tertulis maupun tidak
adalah sebagai suatu kondisi yang
tertulis serta sanggup menjalankannya
tercipta dan terbentuk melalui proses
dan tidak menolak untuk menerima
dari
sanksi-sanksinya apabila pengendara
menunjukkan
melanggar peraturan.
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
peraturan-peraturan
yang
serangkaian
perilaku
nilai-nilai
yang
ketaatan,
merupakan
atau ketertiban di jalan raya. Tujuan
serangkaian simpul dan atau ruang
dari disiplin adalah untuk membuat
kegiatan yang dihubungkan oleh jalan
terlatih
sehingga membentuk satu kesatuan
mengajari pengendara bentuk-bentuk
sistem
tingkah laku yang pantas dan yang
Lalu
lintas
jaringan
untuk
keperluan
3
dan
terkontrol,
dengan
tidak pantas dan yang masih asing
hati, cara berkendara yang baik,
bagi pengendara terutama saat berada
bertanggung jawab
di jalan raya. Disiplin akan membuat
keadaan kendaraan, dan keadaan jalan
seseorang atau kelompok tahu dan
serta lingkungan.
Motivasi
dapat membedakan hal-hal apa yang
terhadap
berasal
dari
diri,
kata
seharusnya dilakukan, yang wajib
“motif“. Kata motif itu sendiri berasal
dilakukan, yang boleh dilakukan atau
dari kata movere yang dalam bahasa
yang
latin berarti gerak tapi seringkali
tidak
sepatutnya
dilakukan,
yang
diartikan sebagai dorongan. Dorongan
yang
atau tenaga tersebut merupakan gerak
berdisiplin, karena sudah menyatu
jiwa dan jasmani untuk berbuat,
dalam dirinya, maka perilaku yang
sehingga motivasi tersebut merupakan
dilakukan
dirasakan
driving force yang menggerakkan
sebagai beban, namun sebaliknya
manusia untuk bertingkah laku, dan
akan
dalam
karena
merupakan
dilarang.
Bagi
hal-hal
seorang
bukan
lagi
membebani
dirinya
apabila
perbuatannya
tersebut
pengendara tidak berbuat disiplin.
mempunyai tujuan tertentu (As’ad,
Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi
2000). Motif adalah tingkah laku atau
bagian dari kehidupan seseorang atau
perbuatan untuk suatu tujuan atau
kelompok.
perangsang (Purwanto, 2004).
Disiplin
lalu
lintas
Keselamatan
dalam
diri
menurut
penelitian ini diungkap menggunakan
Frederick, dkk., (2009) adalah upaya
skala
untuk
disiplin
berlalu
lintas
menjamin
keutuhan
dan
berdasarkan pada pendapat Suradinata
kesempurnaan baik jasmani maupun
(2004) yang terdiri dari aspek sikap
rohaniah individu, hasil karya dan
mental, pengetahuan tentang aturan,
budayanya menuju masyarakat adil
dan perilaku.
dan
Kedisiplinan
berlalu
makmur.
Secara
keselamatan adalah ilmu pengetahuan
lintas
dipengaruhi oleh faktor ketertiban
dan
pengendara atau manusia memiliki
mencegah
motivasi
kecelakaan dan penyakit.
untuk
keselamatan
keilmuan,
diri,
penggunaan kendaraan dengan hati-
4
penerapannya
dalam
kemungkinan
usaha
terjadinya
Ikhsan
(2009)
bahwa
motivasi
adalah
upaya
antara
menyatakan
keselamatan
motivasi
keselamatan
diri
dengan disiplin berlalu lintas.“
diri
menumbuhkan
kesadaran dalam diri individu untuk
METODE PENELITIAN
beretika dalam berlalu lintas secara
Populasi dalam penelitian ini
baik dengan benar sesuai dengan tata
adalah pengendara sepeda motor,
tertib lalu lintas jalan raya. Motivasi
dengan batasan usia 17 tahun ke atas.
keselamatan
Batasan usia ini sangat penting sebab
diri
timbul
karena
dorongan dari dalam diri individu
usia
minimal
kepemilikan
untuk menjamin bahwa dirinya dalam
adalah usia 17 tahun. Sesuai batasan
keadaan aman.
usia
tersebut,
sampel
SIM
dalam
Motivasi keselamatan diri dalam
penelitian ini adalah masyarakat di
penelitian ini diungkap menggunakan
Desa Tegalasri Kelurahan Bejen,
skala
Kecamatan
motivasi
keselamatan
diri
Karanganyar,
yang
berusia di atas 17 tahun 405 orang.
berdasarkan pada pendapat Munandar
Sampel
yang dibuat oleh Susilo (2002), yang
penelitian
adalah
menyenangi
sebagian dari kelompok individu atau
keteraturan dalam hidup, membuat
populasi yang diteliti. Populasi dan
sebuah hasil dari kombinasi ide atau
sampel paling sedikit satu sifat yang
gambaran, memiliki kepercayaan diri,
sama, baik
memiliki daya tahan terhadap tekanan,
pengkhususan.
dan bertanggung jawab.
digunakan
terdiri
dari
aspek
Faktor-faktor
dapat
yang
kodrat
maupun sifat
Sampel
yang
dalam penelitian harus
menjadi
cermin
dari
mempengaruhi motivasi keselamatan
populasinya (Hadi, 2007). Arikunto
diri adalah kebutuhan akan rasa aman,
(2010)
sikap,
berpendapat
bahwa
minat,
nilai-nilai
tujuan,
pengambilan banyak sampel apabila
dan
interaksi
dengan
lebih dari 100 dapat diambil dengan
aspirasi,
besar persentase antara 15 – 25 %.
lingkungan.
peneliti
Sesuai pendapat Arikunto tersebut
diajukan yaitu ” ada hubungan positif
sampel dalan penelitian diambil 20%
Hipotesis
yang
dari 405 diperoleh 81 orang.
5
Teknik pengambilan sampel
moment
yang digunakan pada penelitian ini
datanya
memenuhi
adalah nonrandom sampling, yaitu
normal,
linier
pengambilan
dilakukan
dilakukan uji normalitas dan uji
dengan memberi kesempatan pada
linieritas terlebih dahulu. Teknik ini
subjek
digunakan sesuai dengan tujuannya,
sampel
yang
sudah
ditentukan
dapat
dilakukan apabila
syarat-syarat
sehingga
karakteristiknya, yaitu masyarakat
yaitu
yang berusia di atas 17 tahun.
motivasi keselamatan diri dengan
Dalam
penelitian
mencari
korelasi
perlu
antara
disiplin berlalu lintas (Hadi, 2007).
ini
pengumpulan data menggunakan dua
Dijelaskan oleh oleh Somantri
macam skala yaitu: skala motivasi
dan Muhidun (2011) apabila uji
keselamatan diri dan disiplin berlalu
syarat atau uji asumsi tidak normal
lintas.
dan tidak linear, maka analisis data
menggunakan
Menurut Hadi (2007) dalam
suatu
penelitian
merupakan
langkah
analisis
yang
nonparametrik.
nonparametrik
data
digunakan
Uji
karena
terjadi penyimpangan pada populasi
sangat
kritis. Metode analisis data adalah
distribusi
suatu cara mengolah data sehingga
rumus
diperoleh kesimpulan atau informasi
menggunakan
yang bermakna dalam penelitian.
square, mann whitney tes, kendall,
Metode analisis data yang digunakan
atau spearman rho. Sesuai pendapat
dalam penelitian ini adalah metode
tersebut dan sesuai dengan tujuan
analisis statistik. Metode analisis
penelitian
digunakan
pertimbangan
hubungan
menunjukkan
keselamatan diri dengan disiplin
bahwa
dengan
statistik
kesimpulan
penelitian
memperhitungkan
tidak
normal.
untuk
Adapun
analisis
dapat
untuk
antara
data
rumus
chi
mengetahui
motivasi
berlalu lintas, maka apabila hasil uji
dengan
normalitas
faktor-faktor
tidak
normal
menggunakan rumus spearman rho.
kesalahan.
Statistik yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi
product moment. Korelasi product
6
yang memiliki motivasi keselamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
hipotesis
Spearman’s
menggunakan
diperoleh hasil
diri
dengan
rho
antara
lain
mengambil
selalu
tindakan
berupaya
perlindungan
dengan cara menjaga keamanan diri
rho = 0,401
dengan p = 0,000 (p ≤ 0.01) yang
dengan
berarti ada hubungan positif yang
tujuan. Kebutuhan untuk memperoleh
sangat
rasa
signifikan
harapan
aman
selamat
dan
sampai
keselamatan
antara
motivasi
dengan
disiplin
berpengaruh terhadap suatu perilaku
berlalu lintas Maksudnya, semakin
disiplin lalu lintas di jalan raya.
tinggi motivasi keselamatan, maka
Seseorang yang mempunyai motivasi
semakin tinggi pula disiplin berlalu
keselamatan tentu akan menampakkan
lintas. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat
motivasi keselamatan maka disiplin
seseorang yang mempunyai motivasi
berlalu lintas juga rendah.
keselamatan diri yang tinggi akan
keselamatan
diri
kedisiplinan
lebih
Hasil penelitian tersebut sesuai
mudah
yang
untuk
baik,
melakukan
motivasi
penyesuaian diri terhadap masalah-
keselamatan diri dan disiplin berlalu
masalah yang dihadapinya di jalan
lintas yang pernah dilakukan oleh
raya.
dengan
penelitian
Hasil
penelitian
Maslow (dalam As’ad, 2000)
ada
hubungan
menyatakan bahwa setiap manusia
motivasi keselamatan diri dengan
mempunyai dorongan atau kebutuhan
disiplin berlalu lintas menunjukkan
yang
nilai rxy = 0,494 dengan p < 0,01
tergantung dari kepentingan individu.
berarti ada hubungan positif yang
Teori Maslow ini menganggap bahwa
sangat
orang
Putri
(2011).
menyimpulkan
signifikan
keselamatan
diri
antara
motivasi
dengan
disiplin
mencoba
kebutuhan
yang
sangat
memuaskan
lebih
mendasar
terlebih dahulu sebelum mengarahkan
berlalu lintas.
Motivasi
merupakan
pemunculannya
keselamatan
salah
satu
perilaku dalam memuaskan kebutuhan
diri
yang
bentuk
lebih
tinggi.
Teori
kebutuhan akan rasa aman. Ginanto
motivasi
menjelaskan
(2010) menjelaskan bahwa seseorang
perilaku
seseorang
7
proses
bagaimana
bersama-sama
ditentukan
oleh
sebagai motivasional faktor, dimana
kebutuhan-
timbulnya perilaku dari tiga hal yaitu:
kebutuhannya.
diri
kekuatan dari dorongan yang ada pada
aspek-
individu; kebiasaan yang didapat dari
aspeknya, Ikhsan (2009) menjelaskan
hasil belajar; serta interaksi antara
bahwa aspek motivasi keselamatan
keduanya.
Motivasi
dapat
diri
keselamatan
diungkap
meliputi
mengambil
melalui
aspek
tindakan
perlindungan,
pola
keteraturan,
menyenangi
Berdasarkan
berupaya
atas,
konsep
penjelasan
motivasi
di
yang
dikemukakan dalam kaitannya dengan
membuat sebuah hasil dari kombinasi
perilaku
ide
memiliki
motivasi merupakan suatu konstruk
kepercayaan diri, memiliki daya tahan
yang dimulai dari adanya need atau
terhadap tekanan, dan bertanggung
kebutuhan pada diri individu dalam
jawab.
bentuk
atau
gambaran,
Kelima
keselamatan
aspek
diri
dengan
akan
dikatakan
energi
menyebabkan
motivasi
tersebut
dapat
aktif
timbulnya
intensitas
bahwa
yang
dorongan
tertentu
mengaktifkan,
yang
menimbulkan,
mengarahkan,
dan
berfungsi
memberi
mengorganisasi
tingkah
laku
arah, dan membuat perilaku berulang-
seseorang. As’ad (2000) menegaskan
ulang
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi
mengatasi atau memenuhi kebutuhan
oleh motivasi atau dorongan oleh
yang menjadi penyebab timbulnya
kepentingan mengadakan pemenuhan
dorongan itu sendiri.
dari
suatu
perilaku
untuk
atau pemuasan terhadap kebutuhan
Kebutuhan keselamatan diri
yang ada pada diri individu. Perilaku
dalam diri individu, salah satunya
muncul tidak semata-mata karena
adalah dalam berlalu lintas di jalan
dorongan
saat
yang
bermula
dari
mengendarai
sepeda
motor.
kebutuhan individu saja, tetapi juga
Aspek-aspek motivasi keselamatan
karena adanya faktor belajar. Faktor
diri
dorongan ini dikonsepsikan sebagai
atau penyesuaian individu terhadap
kumpulan
dapat
norma dan individu telah menjiwai
atau
norma sistem sosial di masyarakat.
mengaktifkan
energi
tingkah
yang
laku
8
berhubungan dengan adaptasi
Adaptasi terhadap norma dan norma
menyangkut
telah
teratur dan sikap tingkah laku yang
menjiwai
sistem
sosial
sikap
gerakan
kesungguhan
yang
merupakan aspek dlam disiplin berlalu
menunjukkan
lintas.
diharapkan timbul dari dalam hati
untuk
Suradinata (2004) menjelaskan
secara
yang
sadar
disiplin berlalu lintas dapat diungkap
mempertanggungjawabkan apa yang
melalui aspek disiplin adalah sikap
dilakukannya
mental,
diucapkannya
disiplin
pengetahuan,
dilandasi
disiplin
dengan
maupun
Tiga
menyangkut
aspek
yang
tersebut
sikap dan tingkah laku, dan disiplin
berhubungan
tercermin dalam perpaduan antara
menyenangi keteraturan dalam hidup,
sikap mental dan nilai sosial. Disiplin
membuat sebuah hasil dari kombinasi
adalah sikap mental tertentu, untuk
ide
memenuhi
aturan.
kepercayaan diri, memiliki daya tahan
Mental dan perilaku pengguna jalan
terhadap tekanan, dan bertanggung
merupakan suatu cerminan budaya
jawab.
berlalu lintas, hal ini tidak dapat
dikemukkan oleh Munandar (dalam
dibentuk secara instant oleh suatu
Susilo,
lembaga tertentu, baik itu lembaga
memenuhi kebutuhan rasa aman dan
pendidikan maupun lembaga lainnya,
keselamatan
tetapi
secara
aman, dalam hal ini kebutuhan rasa
berkesinambungan mulai kehidupan
aman di jalan raya dapat dipenuhi jika
sehari-hari. Disiplin dilandasi dengan
individu berperilaku disiplin di jalan
pengetahuan tentang aturan perilaku
raya. Perilaku disiplin dalam berlalu
bagi
yang
lintas ini merupakan wujud dari
dipergunakan untuk mencapai tujuan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan
yang
rasa aman.
dan
mengikuti
terbentuk
kehidupan
telah
manusia,
ditentukan.
Setiap
atau
dengan
gambaran,
Kelima
2002).
Disiplin
pengguna jalan wajib memahami
aspek
memiliki
aspek
tersebut
Manusia
dengan
harus
berperilaku
berlalu
lintas
setiap aturan yang telah dibakukan
bertujuan untuk memberitahukan hal
secara formal baik dalam bentuk
yang baik yang seharusnya dilakukan
Undang-Undang.
dan buruk yang seharusnya tidak
Disiplin
9
sesuai
pelanggaran atas peraturan tersebut.
dengan standar-standar norma yang
Disiplin dalam berlalu lintas adalah
ada pengertian disiplin berlalu lintas
proses dari serangkaian perilaku yang
itu
seseorang
menunjukkan nilai- nilai ketaatan,
mematuhi apa yang tidak boleh pada
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
saat berlalu lintas di jalan, baik dalam
ketertiban tentang rambu-rambu lalu
rambu
dimana
lintas, masalah surat tanda nomor
lalarangan-larangan tersebut termuat
kendaraan (STNK), bukti pemilikan
didalam UU RI Nomor 22 tahun 2009
kendaraan bermotor (BPKB), dan
tentang UULAJ.
SIM (Yuwono, 2012).
dilakukan
yang
sendiri
keduanya
bilamana
ataupun
tidak,
Disiplin adalah “latihan batin
Motivasi
keselamatan
dan watak dengan maksud supaya
tergolong
segala perbuatan selalu menaati tata
melalui hasil frekuensi jawaban pada
tertib dalam mencapai tujuan yang
skala
telah
sebanyak
ditentukan
(Poerwadarminta,
suatu
kondisi
terbentuk
2005).
menunjukkan
dapat
motivasi
45
diketahui
keselamatan
atau
55,5%
diri
dan
berdasarkan hasil wawancara dengan
Disiplin
tercipta
dan
lima subjek dapat diketahui bahwa
proses
dari
subjek dalam mengendari sepeda
perilaku
yang
motor saat di jalan raya bersikap hati-
nilai-nilai
ketaatan,
yang
melalui
serangkaian
bersama”
tinggi
hati
agar
selamat.
Hal
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
menunjukkan
ketertiban
keselamatan diri timbul atas kesadaran
terhadap
peraturan
bahwa
ini
(Hurlock, 2000). Begitu pula dengan
subjek
peraturan lalu lintas yang ada di dalam
Pernyataan tersebut didukung oleh
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
pendapat
2009, sebagai suatu dasar hukum yang
2000) menyatakan bahwa motivasi
memuat aturan-aturan dalam berlalu
berkaitan
lintas yang diatur dalam undang-
tujuan karena kebutuhan merupakan
undang dan bersifat memaksa seluruh
pemicu dari respon perilaku dan
masyarakatnya. Setiap peraturan yang
tujuan dipandang sebagai kekuatan
ada memiliki sanksi apabila ada suatu
yang
10
sebagai
suatu
motivasi
Maslow
dengan
kebutuhan.
(dalam
As’ad,
kebutuhan
mengarahkan
dan
perilaku
seseorang. Motivasi didorong oleh
dalam
hirarki kebutuhan untuk menjawab
dipengaruhi adanya motivasi untuk
tentang tingkatan kebutuhan manusia,
keselamatan diri.
salah
satunya
adalah
disiplin
berlalu
Berdasarkan
motivasi
lintas
penjelasan
di
mendapatkan rasa aman, misalnya
atas dapat diperoleh kesimpulan ada
keselamatan
perlindungan
hubungan
fisik
keselamatan
dan
terhadap
kerugian
dan
berlalu
emosional.
Disiplin
berlalu
antara
diri
lintas.
sumbangan
lintas
motivasi
dengan
disiplin
Kontribusi
efektif
atau
motivasi
diketahui
keselamatan terhadap disiplin berlalu
melalui hasil frekuensi jawaban pada
lintas dapat diketahui melalui hasil r².
skala disiplin berlalu lintas sebanyak
Berdasarkan
41 atau 50,6%. Hal ini menunjukkan
diperoleh
bahwa subjek dalam berlalu lintas
keselamatan terhadap disiplin berlalu
memiliki disiplin diri. Dijelaskan oleh
lintas sebesar 0,160 atau 16%. Hal ini
Iksan (2009) bahwa salah satu faktor
berarti
yang mempengaruhi disiplin diri yaitu
variabel lain yang mempengaruhi
factor
Manusia.
motivasi keselamatan sebesar 84%.
Sebagai pemakai jalan yaitu pejalan
Variabel yang dimaksud antara lain
kaki dan pengendara kendaraan baik
lingkungan
kendaraan
maupun
perilaku ketaatan pada peraturan lalu
kendaraan tidak bermotor. Interaksi
lintas, pengetahuan peraturan lalu
antara faktor manusia, kendaraan,
lintas, atau tanggung jawab terhadap
jalan
diri sendiri.
tergolong
tinggi
manusia.
dan
dapat
Faktor
bermotor
lingkungan
sangat
hasil
analisis
sumbangan
masih
terdapat
budaya
data
motivasi
beberapa
masyarakat,
bergantung dari perilaku manusia
sebagai pengguna jalan menjadi hal
yang
paling
dominan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
terhadap
hasil
penelitian,
kedisiplinan lalu lintas. Hal ini sangat
hasil penelitian ini dapat disimpulkan
ditentukan oleh beberapa indikator
sebagai berikut: (1) Ada hubungan
yang
dan
positif yang sangat signifikan antara
perilakunya di jalan raya. Seseorang
motivasi keselamatan diri dengan
membentuk
sikap
11
disiplin berlalu lintas. (2) Tingkat
Memiliki
motivasi keselamatan tergolong tinggi
tekanan, dapat dilakukan dengan cara
dan disiplin berlalu lintas tergolong
seperti saat ingin memiliki SIM perlu
tinggi. (3) Peran motivasi keselamatan
melakukan ujian-ujian yang harus
sebesar 16%. Hal ini berarti masih
dapat diatasi, sehingga harapan untuk
terdapat beberapa variabel lain yang
memperoleh SIM dapat diperoleh. (5)
mempengaruhi motivasi keselamatan
Bertanggung jawab dapat dilakukan
sebesar 84%.
dengan cara apabila pernah ditilang
Mengingat
hasil
polisi,
penelitian
daya
maka
tahan
sesegera
mungkin
untuk disiplin berlalu lintas termasuk
melengkapi
tingkat tinggi, maka disarankan bagi
diberlakukan dalam berlalu lintas.
aturan
Mempertahankan
para pihak terkait
berlalu
Bagi masyarakat disarankan
untuk
semua
terhadap
mempertahankan
lintas
yitu
(1)
yang
disiplin
Adaptasi
terhadap norma cara yang dapat
motivasi
keselamatan diri, cara yang dapat
dilakukan
dilakukan,
(1)
menyesuaikan diri terhadap norma-
Menyenangi pola keteraturan, dengan
norma atau aturan dalam berlalu
cara
lintas, misalnya saat traffic lights
antara
seperti
lain:
dalam
mengendarai
oleh
masyarakat
sepeda motor harus membawa SIM
menyala
dan
menggunakan
menjalankan sepeda motor kurang
perlengkapan yaitu memakai helm. (2)
dari 60 km saat ada tanda 60 km,
Membuat sebuah hasil dari kombinasi
membelokkan motor sesuai tanda lalu
ide
yang
lintas belok ke kiri atau ke kanan, dan
berkendaraan
saat traffic lights menyala lampu
menggunakan helm dengan tujuan
kuning mengendarai sepeda motor
tidak ditilang oleh polisi. (3) Memiliki
dengan hati-hati. (2) Norma telah
kepercayaan
menjiwai
STNK,
atau
dilakukan
atau
gambaran,
saat
diri,
cara
merasa
yakin
lampu
sistem
merah
yaitu
sosial
berhenti,
dapat
dengan cara
diwujudkan dengan rasa tanggung
surat-surat
jawab dalam mengendarai sepeda
bermotor dan menggunakan sarana
motor. Cara yang dapat dilakukan
yang lengkap saat berkendaraan. (4)
yaitu saat mengendari sepeda motor
dengan diri sendiri
melengkapi
semua
12
Ginanto,
membiasakan diri untuk membawa
STNK dan SIM, naik motor yang
peralatannya lengkap seperti motor
ada kaca spion, atau mengenakan
Hadi, S. 2007. Metodologi Riset. Jilid
II. Yogyakarta: Andi Offset
helm standar saat mengendarai sepeda
motor.
Bagi
peneliti
Helmi, A.F. 2006. Disiplin Kerja.
Buletin Psikologi. Universitas
Gadjah Mada. 90 (6), 387-401.
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi
selanjutnya,
mengingat dalam penelitian ini ada
kelemahan yaitu jumlah responden
sedikit
hanya
81
orang,
maka
Hurlock, E. B. 2000. Perkembangan
Anak. Jilid II. Terjemahan
Meita Sari Tjandra. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
disarankan bagi peneliti selanjutnya
untuk menambah jumlah responden
sebanyak-banyak atau lebih dari 100
orang,
sehingga
diharapkan
N. 2010. Menciptakan
Keamanan Di Jalan Melalui
Disiplin Diri Dalam Berlalu
Lintas. Jurnal Sosiologi, 1
(7), 11-21.
hasil
Ikhsan, M.. 2009. Lalu Lintas Dan
Permasalahannya. MATERI
Kuliah umum DIR LANTAS
Polda DIY di MSTT Pasca
Sarjana UGM Yogyakarta.
John S. M., Nicholas J.G. dan
Josephine
N.K.
2010.
Incorporating Safety into the
Regional Planning Process in
Virginia: Volume II: a
Resource Guide. Virginia
ransportation
Research
Council, 4 (2), 1-90.
penelitian lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, P.B. 2002. Hukum Dan Etik
Berlalu Lintas. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rhineka Cipta
Poerwadarminta, W.J. S. 2005. Kamus
Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai Pustaka.
As ad, M. 2000. Psikologi Industri
(edisi ke-4). Yogyakarta:
Liberti.
Prijodarminto, S. 2004. Disiplin Kiat
Menuju
Sukses.
Jakarta:
Pradnya Paramita.
Frederick, S., NOVEMSKY, N.,
Wang, J., Dhar, R., dan
NOWLIS,
W.
2009.
Opportunity Cost Neglect.
Journal
of
Consumer
Research. Vol. 36. Hal. 1-9.
Purwanto, N. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Remaja
Rosdakarya.
13
Putri, A. 2011. Disiplin Berlalu Lintas
Pada Remaja Pengendara
Sepeda Motor Ditinjau Dari
Motivasi Keselamatan Diri
dan Jenis Kelamin. Jurnal
Phronesia,. 2 (6), 33- 45.
Siswanto, B. 2003. Manajemen
Modern. Bandung: Sinar Baru
Somantri, A., dan Muhidin, S.A.
2006. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka
Setia
Susilo, M. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta :
BPFE.
Undang-Undang No 14 Tahun 1992.
Lalu Lintas Jalan.
Yuwono, S. 2012. Karakter Disiplin
Berlalu Lintas Dalam Islam.
Prosiding Seminar Nasional
Psikologi Islami. Hal. 67-75.
14
DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
BAYU PERWITTA SARI
F 100 050 015
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI
DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh:
BAYU PERWITTA SARI
F 100 050 015
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KESELAMATAN DIRI
DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
Bayu Perwitta Sari
Rini Lestari
Cocwitz.purple@gmail.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi
Sikap disiplin dalam kehidupan penting mendapat perhatian, sebab melalui
sikap disiplin pada kegiatan seseorang menjadi lebih baik. Disiplin tidak hanya
diperlukan dalam kehidupan kerja saja, melainkan pada setiap aspek kehidupan,
termasuk dalam mengendari sepeda motor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
disiplin diri dalam berlalu lintas pada pengendara sepeda motor yaitu motivasi
keselamatan diri. Tujuan penelitian ini, yaitu ingin mengetahui: (1) Hubungan
motivasi keselamatan diri dengan disiplin berlalu lintas pada pengendara sepeda
motor. (2) Tingkat motivasi keselamatan diri dan disiplin berlalu lintas. (3)
Kontribusi motivasi keselamatan diri terhadap disiplin berlalu lintas
Populasi dalam penelitian ini adalah pengendara sepeda motor, dengan
batasan usia 17 tahun ke atas. Batasan usia ini sangat penting sebab usia minimal
kepemilikan SIM adalah usia 17 tahun. Sesuai batasan usia tersebut, sampel dalam
penelitian ini adalah masyarakat di Desa Tegalasri Kelurahan Bejen, Kecamatan
Karanganyar, yang berusia di atas 17 tahun 405 orang. Sampel dalan penelitian
diambil 20% dari 405 diperoleh 81 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan
memberi kesempatan pada subjek yang sudah ditentukan karakteristiknya, yaitu
masyarakat yang berusia di atas 17 tahun. Metode pengumpulan data menggunakan
skala yaitu skala motivasi keselamatan diri dan skala disiplin berlalu lintas. Metode
analisis data menggunakan nonparametrik
Berdasarkan hasil penelitian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi
keselamatan diri dengan disiplin berlalu lintas. (2) Tingkat motivasi keselamatan
tergolong tinggi dan disiplin berlalu lintas tergolong tinggi. (3) Peran motivasi
keselamatan sebesar 16%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang
mempengaruhi motivasi keselamatan sebesar 84%.
Kata kunci : Motivasi Keselamatan Diri dan Disiplin Berlalu Lintas
v
ditumbuhkan,
PENDAHULUAN
Sikap
disiplin
dikembangkan
dan
diterapkan dalam semua aspek dengan
dalam
menerapkan sangsi,
ganjaran dan
perhatian, sebab melalui sikap disiplin
hukuman
perbuatannya.
pada kegiatan seseorang menjadi lebih
Menanamkan
baik. Disiplin tidak hanya diperlukan
sebagai kebutuhan masyarakat kiranya
dalam
saja,
perlu digalakkan mengingat jumlah
aspek
angka kecelakaan yang cukup ironis
kehidupan manusia, seperti kegiatan
dari informasi yang sering diperoleh
di rumah dalam lingkungan keluarga,
dengan membaca atau menyaksikan
lingkungan
di
kejadian kecelakaan yang dilaporkan
masyarakat.
di media massa. Artinya disiplin lalu
kehidupan
penting
kehidupan
melainkan
pada
setiap
lingkungan
dalam
kerja
sekolah,
Mengingatnya
mendapat
atau
pentingnya
disiplin
kegiatan,
maka
suatu
lintas
sesuai
disiplin
merupakan
sikap disiplin tinggi, termasuk dalam
kebutuhan keselamatan.
memiliki
sikap
disiplin
kebutuhan
rasa
aman
dan
Bertambahnya jumlah, jenis
berlalu lintas. Setiap pengendara,
motor
yang
muncul karena adanya kebutuhan,
yaitu
sepeda
lintas
tindakan
seharusnya setiap orang memiliki
khususnya
lalu
kendaraan
yang
bermotor
permasalahan
tinggi
sosial
menimbulkan
yang
makin
kemungkinan besar akan terhindar
kompleks jumlah sepeda motor di
dari kecelakaan di jalan. Sebaliknya
Karanganyar
pengendara yang kurang memiliki
mengalami
sikap disiplin dalam berlalu lintas ada
tentunya
kecenderungan
mempunyai
mengalami
tahun
demi
peningkatan
karena
hal
sepeda
beberapa
tahun
ini
motor
kelebihan
dibandingkan dengan kendaraan yang
kecelakaan.
lain, salah satunya adalah harganya
Menurut Helmi (2006) disiplin
sikap
yang murah dibandingkan harga mobil
seseorang atau kelompok yang berniat
serta dapat menembus kemacetan
untuk mengikuti aturan-aturan yang
karena
telah ditetapkan. Disiplin tidak terjadi
Meningkatnya
dengan sendirinya, melainkan harus
bermotor diiringi dengan banyaknya
dapat
diartikan
sebagai
1
ukurannya
yang
jumlah
kecil.
kendaraan
kecelakaan
akibat
kecelakaan lalu lintas yang banyak
pelanggaran
memakan korban jiwa maupun kasus-
peraturan lalu lintas.
kasus pelanggaran lalu lintas yang
Parahnya dampak akibat tidak
disiplin
lalu
permasalahan
lintas,
disiplin
lalu
maka
lain, faktor human errors merupakan
lintas
penyebab yang paling besar selain
merupakan permasalahan sosial yang
disebabkan
penting mendapat perhatian. Banyak
panjang dan lebar jalan dengan jumlah
faktor yang mempengaruhi terjadinya
kendaraan yang beroperasi di jalan
ketidakdisiplinan
lintas.
raya. Kenyataan menunjukkan bahwa
Ikhsan (2009) menyatakan bahwa dari
masih banyak anggota masyarakat
beberapa penelitian dan pengkajian
yang kurang menghargai jalan raya
dilapangan faktor-faktor yang dapat
dengan tidak mentaati peraturan lalu
mempengaruhi tidak disiplin (dalam
lintas atau berperilaku yang tidak
berlalu lintas) yaitu faktor manusia,
terpuji selama berlalu lintas.
berlalu
tidak
seimbangnya
Manusia sebagai pribadi yang
kendaraan, jalan, dan lingkungan.
Faktor manusianya, John, dkk.,
memiliki
(2010) mengemukakan dua istilah
termasuk
human errors dan design errors.
Kebutuhan
Human errors secara garis besar
keselamatan merupakan bagian dari
mengandung pengertian bahwa suatu
hierarki motivasi. Maslow (dalam
kesalahan
As’ad,
terjadi
karena
faktor
kebutuhan-kebutuhan,
kebutuhan
rasa
2000)
keselamatan.
aman
menyatakan
dan
bahwa
manusia, baik dalam mengoperasikan
setiap manusia mempunyai dorongan
suatu
atau
atau kebutuhan yang pemunculannya
memahami sesuatu sesuai dengan
sangat tergantung dari kepentingan
maksud yang diinginkan pembuat alat.
individu.
Design errors adalah kesalahan yang
menganggap bahwa orang mencoba
disebabkan oleh alat, apabila pemakai
memuaskan kebutuhan yang lebih
mengalami
mendasar terlebih dahulu sebelum
alat,
mempersepsikan
kesulitan
dalam
Teori
Maslow
mengoperasikan, mempersepsi atau
mengarahkan
memahami alat tersebut. Lebih lanjut
memuaskan kebutuhan yang lebih
dinyatakan
tinggi.
bahwa
dalam
kasus
2
Teori
perilaku
ini
proses
dalam
motivasi
menjelaskan
bagaimana
penyelenggaraan
perilaku
angkutan
jalan,
seseorang bersama-sama ditentukan
sedangkan jalan adalah jalan yang
oleh
kebutuhan-kebutuhannya.
diperuntukkan bagi lalu lintas umum
Manusia harus memenuhi kebutuhan
(UU No. 14 Tahun 1992). Sesuai
rasa aman dan keselamatan dengan
dengan amanah dalam pasal 3 UU No
berperilaku aman, dalam hal ini
14 Tahun 1992, lalu lintas jalan
kebutuhan rasa aman di jalan raya
diselenggarakan dengan tujuan untuk
dapat
individu
mewujudkan angkutan jalan dengan
berperilaku disiplin di jalan raya.
selamat, aman, cepat, lancar, tertib
Perilaku disiplin ini merupakan wujud
dan teratur, nyaman dan efisien,
dari
mampu
dipenuhi
keinginan
jika
untuk
memenuhi
memadukan
transportasi
kebutuhan rasa aman.
lainnya,
sarana
menjangkau
seluruh
pelosok
bahwa disiplin berasal dari kata
untuk
menunjang
”disciple”, yakni seorang yang belajar
pertumbuhan dan stabilitas sebagai
dari atau secara sukarela mengikuti
pendorong, penggerak dan penunjang
seorang pemimpin. Menurut Siswanto
pembangunan nasional dengan biaya
(2003) disiplin dapat didefinisikan
yang
sebagai suatu sikap menghormati,
masyarakat.
Hurlock
(2000)
berpendapat
terjangkau
wilayah
daratan,
pemerataan,
oleh
daya
Prijodarminto
menghargai, patuh, dan taat terhadap
beli
(2004)
berlaku,
menyatakan disiplin berlalu lintas
baik yang tertulis maupun tidak
adalah sebagai suatu kondisi yang
tertulis serta sanggup menjalankannya
tercipta dan terbentuk melalui proses
dan tidak menolak untuk menerima
dari
sanksi-sanksinya apabila pengendara
menunjukkan
melanggar peraturan.
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
peraturan-peraturan
yang
serangkaian
perilaku
nilai-nilai
yang
ketaatan,
merupakan
atau ketertiban di jalan raya. Tujuan
serangkaian simpul dan atau ruang
dari disiplin adalah untuk membuat
kegiatan yang dihubungkan oleh jalan
terlatih
sehingga membentuk satu kesatuan
mengajari pengendara bentuk-bentuk
sistem
tingkah laku yang pantas dan yang
Lalu
lintas
jaringan
untuk
keperluan
3
dan
terkontrol,
dengan
tidak pantas dan yang masih asing
hati, cara berkendara yang baik,
bagi pengendara terutama saat berada
bertanggung jawab
di jalan raya. Disiplin akan membuat
keadaan kendaraan, dan keadaan jalan
seseorang atau kelompok tahu dan
serta lingkungan.
Motivasi
dapat membedakan hal-hal apa yang
terhadap
berasal
dari
diri,
kata
seharusnya dilakukan, yang wajib
“motif“. Kata motif itu sendiri berasal
dilakukan, yang boleh dilakukan atau
dari kata movere yang dalam bahasa
yang
latin berarti gerak tapi seringkali
tidak
sepatutnya
dilakukan,
yang
diartikan sebagai dorongan. Dorongan
yang
atau tenaga tersebut merupakan gerak
berdisiplin, karena sudah menyatu
jiwa dan jasmani untuk berbuat,
dalam dirinya, maka perilaku yang
sehingga motivasi tersebut merupakan
dilakukan
dirasakan
driving force yang menggerakkan
sebagai beban, namun sebaliknya
manusia untuk bertingkah laku, dan
akan
dalam
karena
merupakan
dilarang.
Bagi
hal-hal
seorang
bukan
lagi
membebani
dirinya
apabila
perbuatannya
tersebut
pengendara tidak berbuat disiplin.
mempunyai tujuan tertentu (As’ad,
Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi
2000). Motif adalah tingkah laku atau
bagian dari kehidupan seseorang atau
perbuatan untuk suatu tujuan atau
kelompok.
perangsang (Purwanto, 2004).
Disiplin
lalu
lintas
Keselamatan
dalam
diri
menurut
penelitian ini diungkap menggunakan
Frederick, dkk., (2009) adalah upaya
skala
untuk
disiplin
berlalu
lintas
menjamin
keutuhan
dan
berdasarkan pada pendapat Suradinata
kesempurnaan baik jasmani maupun
(2004) yang terdiri dari aspek sikap
rohaniah individu, hasil karya dan
mental, pengetahuan tentang aturan,
budayanya menuju masyarakat adil
dan perilaku.
dan
Kedisiplinan
berlalu
makmur.
Secara
keselamatan adalah ilmu pengetahuan
lintas
dipengaruhi oleh faktor ketertiban
dan
pengendara atau manusia memiliki
mencegah
motivasi
kecelakaan dan penyakit.
untuk
keselamatan
keilmuan,
diri,
penggunaan kendaraan dengan hati-
4
penerapannya
dalam
kemungkinan
usaha
terjadinya
Ikhsan
(2009)
bahwa
motivasi
adalah
upaya
antara
menyatakan
keselamatan
motivasi
keselamatan
diri
dengan disiplin berlalu lintas.“
diri
menumbuhkan
kesadaran dalam diri individu untuk
METODE PENELITIAN
beretika dalam berlalu lintas secara
Populasi dalam penelitian ini
baik dengan benar sesuai dengan tata
adalah pengendara sepeda motor,
tertib lalu lintas jalan raya. Motivasi
dengan batasan usia 17 tahun ke atas.
keselamatan
Batasan usia ini sangat penting sebab
diri
timbul
karena
dorongan dari dalam diri individu
usia
minimal
kepemilikan
untuk menjamin bahwa dirinya dalam
adalah usia 17 tahun. Sesuai batasan
keadaan aman.
usia
tersebut,
sampel
SIM
dalam
Motivasi keselamatan diri dalam
penelitian ini adalah masyarakat di
penelitian ini diungkap menggunakan
Desa Tegalasri Kelurahan Bejen,
skala
Kecamatan
motivasi
keselamatan
diri
Karanganyar,
yang
berusia di atas 17 tahun 405 orang.
berdasarkan pada pendapat Munandar
Sampel
yang dibuat oleh Susilo (2002), yang
penelitian
adalah
menyenangi
sebagian dari kelompok individu atau
keteraturan dalam hidup, membuat
populasi yang diteliti. Populasi dan
sebuah hasil dari kombinasi ide atau
sampel paling sedikit satu sifat yang
gambaran, memiliki kepercayaan diri,
sama, baik
memiliki daya tahan terhadap tekanan,
pengkhususan.
dan bertanggung jawab.
digunakan
terdiri
dari
aspek
Faktor-faktor
dapat
yang
kodrat
maupun sifat
Sampel
yang
dalam penelitian harus
menjadi
cermin
dari
mempengaruhi motivasi keselamatan
populasinya (Hadi, 2007). Arikunto
diri adalah kebutuhan akan rasa aman,
(2010)
sikap,
berpendapat
bahwa
minat,
nilai-nilai
tujuan,
pengambilan banyak sampel apabila
dan
interaksi
dengan
lebih dari 100 dapat diambil dengan
aspirasi,
besar persentase antara 15 – 25 %.
lingkungan.
peneliti
Sesuai pendapat Arikunto tersebut
diajukan yaitu ” ada hubungan positif
sampel dalan penelitian diambil 20%
Hipotesis
yang
dari 405 diperoleh 81 orang.
5
Teknik pengambilan sampel
moment
yang digunakan pada penelitian ini
datanya
memenuhi
adalah nonrandom sampling, yaitu
normal,
linier
pengambilan
dilakukan
dilakukan uji normalitas dan uji
dengan memberi kesempatan pada
linieritas terlebih dahulu. Teknik ini
subjek
digunakan sesuai dengan tujuannya,
sampel
yang
sudah
ditentukan
dapat
dilakukan apabila
syarat-syarat
sehingga
karakteristiknya, yaitu masyarakat
yaitu
yang berusia di atas 17 tahun.
motivasi keselamatan diri dengan
Dalam
penelitian
mencari
korelasi
perlu
antara
disiplin berlalu lintas (Hadi, 2007).
ini
pengumpulan data menggunakan dua
Dijelaskan oleh oleh Somantri
macam skala yaitu: skala motivasi
dan Muhidun (2011) apabila uji
keselamatan diri dan disiplin berlalu
syarat atau uji asumsi tidak normal
lintas.
dan tidak linear, maka analisis data
menggunakan
Menurut Hadi (2007) dalam
suatu
penelitian
merupakan
langkah
analisis
yang
nonparametrik.
nonparametrik
data
digunakan
Uji
karena
terjadi penyimpangan pada populasi
sangat
kritis. Metode analisis data adalah
distribusi
suatu cara mengolah data sehingga
rumus
diperoleh kesimpulan atau informasi
menggunakan
yang bermakna dalam penelitian.
square, mann whitney tes, kendall,
Metode analisis data yang digunakan
atau spearman rho. Sesuai pendapat
dalam penelitian ini adalah metode
tersebut dan sesuai dengan tujuan
analisis statistik. Metode analisis
penelitian
digunakan
pertimbangan
hubungan
menunjukkan
keselamatan diri dengan disiplin
bahwa
dengan
statistik
kesimpulan
penelitian
memperhitungkan
tidak
normal.
untuk
Adapun
analisis
dapat
untuk
antara
data
rumus
chi
mengetahui
motivasi
berlalu lintas, maka apabila hasil uji
dengan
normalitas
faktor-faktor
tidak
normal
menggunakan rumus spearman rho.
kesalahan.
Statistik yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah korelasi
product moment. Korelasi product
6
yang memiliki motivasi keselamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
hipotesis
Spearman’s
menggunakan
diperoleh hasil
diri
dengan
rho
antara
lain
mengambil
selalu
tindakan
berupaya
perlindungan
dengan cara menjaga keamanan diri
rho = 0,401
dengan p = 0,000 (p ≤ 0.01) yang
dengan
berarti ada hubungan positif yang
tujuan. Kebutuhan untuk memperoleh
sangat
rasa
signifikan
harapan
aman
selamat
dan
sampai
keselamatan
antara
motivasi
dengan
disiplin
berpengaruh terhadap suatu perilaku
berlalu lintas Maksudnya, semakin
disiplin lalu lintas di jalan raya.
tinggi motivasi keselamatan, maka
Seseorang yang mempunyai motivasi
semakin tinggi pula disiplin berlalu
keselamatan tentu akan menampakkan
lintas. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat
motivasi keselamatan maka disiplin
seseorang yang mempunyai motivasi
berlalu lintas juga rendah.
keselamatan diri yang tinggi akan
keselamatan
diri
kedisiplinan
lebih
Hasil penelitian tersebut sesuai
mudah
yang
untuk
baik,
melakukan
motivasi
penyesuaian diri terhadap masalah-
keselamatan diri dan disiplin berlalu
masalah yang dihadapinya di jalan
lintas yang pernah dilakukan oleh
raya.
dengan
penelitian
Hasil
penelitian
Maslow (dalam As’ad, 2000)
ada
hubungan
menyatakan bahwa setiap manusia
motivasi keselamatan diri dengan
mempunyai dorongan atau kebutuhan
disiplin berlalu lintas menunjukkan
yang
nilai rxy = 0,494 dengan p < 0,01
tergantung dari kepentingan individu.
berarti ada hubungan positif yang
Teori Maslow ini menganggap bahwa
sangat
orang
Putri
(2011).
menyimpulkan
signifikan
keselamatan
diri
antara
motivasi
dengan
disiplin
mencoba
kebutuhan
yang
sangat
memuaskan
lebih
mendasar
terlebih dahulu sebelum mengarahkan
berlalu lintas.
Motivasi
merupakan
pemunculannya
keselamatan
salah
satu
perilaku dalam memuaskan kebutuhan
diri
yang
bentuk
lebih
tinggi.
Teori
kebutuhan akan rasa aman. Ginanto
motivasi
menjelaskan
(2010) menjelaskan bahwa seseorang
perilaku
seseorang
7
proses
bagaimana
bersama-sama
ditentukan
oleh
sebagai motivasional faktor, dimana
kebutuhan-
timbulnya perilaku dari tiga hal yaitu:
kebutuhannya.
diri
kekuatan dari dorongan yang ada pada
aspek-
individu; kebiasaan yang didapat dari
aspeknya, Ikhsan (2009) menjelaskan
hasil belajar; serta interaksi antara
bahwa aspek motivasi keselamatan
keduanya.
Motivasi
dapat
diri
keselamatan
diungkap
meliputi
mengambil
melalui
aspek
tindakan
perlindungan,
pola
keteraturan,
menyenangi
Berdasarkan
berupaya
atas,
konsep
penjelasan
motivasi
di
yang
dikemukakan dalam kaitannya dengan
membuat sebuah hasil dari kombinasi
perilaku
ide
memiliki
motivasi merupakan suatu konstruk
kepercayaan diri, memiliki daya tahan
yang dimulai dari adanya need atau
terhadap tekanan, dan bertanggung
kebutuhan pada diri individu dalam
jawab.
bentuk
atau
gambaran,
Kelima
keselamatan
aspek
diri
dengan
akan
dikatakan
energi
menyebabkan
motivasi
tersebut
dapat
aktif
timbulnya
intensitas
bahwa
yang
dorongan
tertentu
mengaktifkan,
yang
menimbulkan,
mengarahkan,
dan
berfungsi
memberi
mengorganisasi
tingkah
laku
arah, dan membuat perilaku berulang-
seseorang. As’ad (2000) menegaskan
ulang
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi
mengatasi atau memenuhi kebutuhan
oleh motivasi atau dorongan oleh
yang menjadi penyebab timbulnya
kepentingan mengadakan pemenuhan
dorongan itu sendiri.
dari
suatu
perilaku
untuk
atau pemuasan terhadap kebutuhan
Kebutuhan keselamatan diri
yang ada pada diri individu. Perilaku
dalam diri individu, salah satunya
muncul tidak semata-mata karena
adalah dalam berlalu lintas di jalan
dorongan
saat
yang
bermula
dari
mengendarai
sepeda
motor.
kebutuhan individu saja, tetapi juga
Aspek-aspek motivasi keselamatan
karena adanya faktor belajar. Faktor
diri
dorongan ini dikonsepsikan sebagai
atau penyesuaian individu terhadap
kumpulan
dapat
norma dan individu telah menjiwai
atau
norma sistem sosial di masyarakat.
mengaktifkan
energi
tingkah
yang
laku
8
berhubungan dengan adaptasi
Adaptasi terhadap norma dan norma
menyangkut
telah
teratur dan sikap tingkah laku yang
menjiwai
sistem
sosial
sikap
gerakan
kesungguhan
yang
merupakan aspek dlam disiplin berlalu
menunjukkan
lintas.
diharapkan timbul dari dalam hati
untuk
Suradinata (2004) menjelaskan
secara
yang
sadar
disiplin berlalu lintas dapat diungkap
mempertanggungjawabkan apa yang
melalui aspek disiplin adalah sikap
dilakukannya
mental,
diucapkannya
disiplin
pengetahuan,
dilandasi
disiplin
dengan
maupun
Tiga
menyangkut
aspek
yang
tersebut
sikap dan tingkah laku, dan disiplin
berhubungan
tercermin dalam perpaduan antara
menyenangi keteraturan dalam hidup,
sikap mental dan nilai sosial. Disiplin
membuat sebuah hasil dari kombinasi
adalah sikap mental tertentu, untuk
ide
memenuhi
aturan.
kepercayaan diri, memiliki daya tahan
Mental dan perilaku pengguna jalan
terhadap tekanan, dan bertanggung
merupakan suatu cerminan budaya
jawab.
berlalu lintas, hal ini tidak dapat
dikemukkan oleh Munandar (dalam
dibentuk secara instant oleh suatu
Susilo,
lembaga tertentu, baik itu lembaga
memenuhi kebutuhan rasa aman dan
pendidikan maupun lembaga lainnya,
keselamatan
tetapi
secara
aman, dalam hal ini kebutuhan rasa
berkesinambungan mulai kehidupan
aman di jalan raya dapat dipenuhi jika
sehari-hari. Disiplin dilandasi dengan
individu berperilaku disiplin di jalan
pengetahuan tentang aturan perilaku
raya. Perilaku disiplin dalam berlalu
bagi
yang
lintas ini merupakan wujud dari
dipergunakan untuk mencapai tujuan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan
yang
rasa aman.
dan
mengikuti
terbentuk
kehidupan
telah
manusia,
ditentukan.
Setiap
atau
dengan
gambaran,
Kelima
2002).
Disiplin
pengguna jalan wajib memahami
aspek
memiliki
aspek
tersebut
Manusia
dengan
harus
berperilaku
berlalu
lintas
setiap aturan yang telah dibakukan
bertujuan untuk memberitahukan hal
secara formal baik dalam bentuk
yang baik yang seharusnya dilakukan
Undang-Undang.
dan buruk yang seharusnya tidak
Disiplin
9
sesuai
pelanggaran atas peraturan tersebut.
dengan standar-standar norma yang
Disiplin dalam berlalu lintas adalah
ada pengertian disiplin berlalu lintas
proses dari serangkaian perilaku yang
itu
seseorang
menunjukkan nilai- nilai ketaatan,
mematuhi apa yang tidak boleh pada
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
saat berlalu lintas di jalan, baik dalam
ketertiban tentang rambu-rambu lalu
rambu
dimana
lintas, masalah surat tanda nomor
lalarangan-larangan tersebut termuat
kendaraan (STNK), bukti pemilikan
didalam UU RI Nomor 22 tahun 2009
kendaraan bermotor (BPKB), dan
tentang UULAJ.
SIM (Yuwono, 2012).
dilakukan
yang
sendiri
keduanya
bilamana
ataupun
tidak,
Disiplin adalah “latihan batin
Motivasi
keselamatan
dan watak dengan maksud supaya
tergolong
segala perbuatan selalu menaati tata
melalui hasil frekuensi jawaban pada
tertib dalam mencapai tujuan yang
skala
telah
sebanyak
ditentukan
(Poerwadarminta,
suatu
kondisi
terbentuk
2005).
menunjukkan
dapat
motivasi
45
diketahui
keselamatan
atau
55,5%
diri
dan
berdasarkan hasil wawancara dengan
Disiplin
tercipta
dan
lima subjek dapat diketahui bahwa
proses
dari
subjek dalam mengendari sepeda
perilaku
yang
motor saat di jalan raya bersikap hati-
nilai-nilai
ketaatan,
yang
melalui
serangkaian
bersama”
tinggi
hati
agar
selamat.
Hal
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
menunjukkan
ketertiban
keselamatan diri timbul atas kesadaran
terhadap
peraturan
bahwa
ini
(Hurlock, 2000). Begitu pula dengan
subjek
peraturan lalu lintas yang ada di dalam
Pernyataan tersebut didukung oleh
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
pendapat
2009, sebagai suatu dasar hukum yang
2000) menyatakan bahwa motivasi
memuat aturan-aturan dalam berlalu
berkaitan
lintas yang diatur dalam undang-
tujuan karena kebutuhan merupakan
undang dan bersifat memaksa seluruh
pemicu dari respon perilaku dan
masyarakatnya. Setiap peraturan yang
tujuan dipandang sebagai kekuatan
ada memiliki sanksi apabila ada suatu
yang
10
sebagai
suatu
motivasi
Maslow
dengan
kebutuhan.
(dalam
As’ad,
kebutuhan
mengarahkan
dan
perilaku
seseorang. Motivasi didorong oleh
dalam
hirarki kebutuhan untuk menjawab
dipengaruhi adanya motivasi untuk
tentang tingkatan kebutuhan manusia,
keselamatan diri.
salah
satunya
adalah
disiplin
berlalu
Berdasarkan
motivasi
lintas
penjelasan
di
mendapatkan rasa aman, misalnya
atas dapat diperoleh kesimpulan ada
keselamatan
perlindungan
hubungan
fisik
keselamatan
dan
terhadap
kerugian
dan
berlalu
emosional.
Disiplin
berlalu
antara
diri
lintas.
sumbangan
lintas
motivasi
dengan
disiplin
Kontribusi
efektif
atau
motivasi
diketahui
keselamatan terhadap disiplin berlalu
melalui hasil frekuensi jawaban pada
lintas dapat diketahui melalui hasil r².
skala disiplin berlalu lintas sebanyak
Berdasarkan
41 atau 50,6%. Hal ini menunjukkan
diperoleh
bahwa subjek dalam berlalu lintas
keselamatan terhadap disiplin berlalu
memiliki disiplin diri. Dijelaskan oleh
lintas sebesar 0,160 atau 16%. Hal ini
Iksan (2009) bahwa salah satu faktor
berarti
yang mempengaruhi disiplin diri yaitu
variabel lain yang mempengaruhi
factor
Manusia.
motivasi keselamatan sebesar 84%.
Sebagai pemakai jalan yaitu pejalan
Variabel yang dimaksud antara lain
kaki dan pengendara kendaraan baik
lingkungan
kendaraan
maupun
perilaku ketaatan pada peraturan lalu
kendaraan tidak bermotor. Interaksi
lintas, pengetahuan peraturan lalu
antara faktor manusia, kendaraan,
lintas, atau tanggung jawab terhadap
jalan
diri sendiri.
tergolong
tinggi
manusia.
dan
dapat
Faktor
bermotor
lingkungan
sangat
hasil
analisis
sumbangan
masih
terdapat
budaya
data
motivasi
beberapa
masyarakat,
bergantung dari perilaku manusia
sebagai pengguna jalan menjadi hal
yang
paling
dominan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
terhadap
hasil
penelitian,
kedisiplinan lalu lintas. Hal ini sangat
hasil penelitian ini dapat disimpulkan
ditentukan oleh beberapa indikator
sebagai berikut: (1) Ada hubungan
yang
dan
positif yang sangat signifikan antara
perilakunya di jalan raya. Seseorang
motivasi keselamatan diri dengan
membentuk
sikap
11
disiplin berlalu lintas. (2) Tingkat
Memiliki
motivasi keselamatan tergolong tinggi
tekanan, dapat dilakukan dengan cara
dan disiplin berlalu lintas tergolong
seperti saat ingin memiliki SIM perlu
tinggi. (3) Peran motivasi keselamatan
melakukan ujian-ujian yang harus
sebesar 16%. Hal ini berarti masih
dapat diatasi, sehingga harapan untuk
terdapat beberapa variabel lain yang
memperoleh SIM dapat diperoleh. (5)
mempengaruhi motivasi keselamatan
Bertanggung jawab dapat dilakukan
sebesar 84%.
dengan cara apabila pernah ditilang
Mengingat
hasil
polisi,
penelitian
daya
maka
tahan
sesegera
mungkin
untuk disiplin berlalu lintas termasuk
melengkapi
tingkat tinggi, maka disarankan bagi
diberlakukan dalam berlalu lintas.
aturan
Mempertahankan
para pihak terkait
berlalu
Bagi masyarakat disarankan
untuk
semua
terhadap
mempertahankan
lintas
yitu
(1)
yang
disiplin
Adaptasi
terhadap norma cara yang dapat
motivasi
keselamatan diri, cara yang dapat
dilakukan
dilakukan,
(1)
menyesuaikan diri terhadap norma-
Menyenangi pola keteraturan, dengan
norma atau aturan dalam berlalu
cara
lintas, misalnya saat traffic lights
antara
seperti
lain:
dalam
mengendarai
oleh
masyarakat
sepeda motor harus membawa SIM
menyala
dan
menggunakan
menjalankan sepeda motor kurang
perlengkapan yaitu memakai helm. (2)
dari 60 km saat ada tanda 60 km,
Membuat sebuah hasil dari kombinasi
membelokkan motor sesuai tanda lalu
ide
yang
lintas belok ke kiri atau ke kanan, dan
berkendaraan
saat traffic lights menyala lampu
menggunakan helm dengan tujuan
kuning mengendarai sepeda motor
tidak ditilang oleh polisi. (3) Memiliki
dengan hati-hati. (2) Norma telah
kepercayaan
menjiwai
STNK,
atau
dilakukan
atau
gambaran,
saat
diri,
cara
merasa
yakin
lampu
sistem
merah
yaitu
sosial
berhenti,
dapat
dengan cara
diwujudkan dengan rasa tanggung
surat-surat
jawab dalam mengendarai sepeda
bermotor dan menggunakan sarana
motor. Cara yang dapat dilakukan
yang lengkap saat berkendaraan. (4)
yaitu saat mengendari sepeda motor
dengan diri sendiri
melengkapi
semua
12
Ginanto,
membiasakan diri untuk membawa
STNK dan SIM, naik motor yang
peralatannya lengkap seperti motor
ada kaca spion, atau mengenakan
Hadi, S. 2007. Metodologi Riset. Jilid
II. Yogyakarta: Andi Offset
helm standar saat mengendarai sepeda
motor.
Bagi
peneliti
Helmi, A.F. 2006. Disiplin Kerja.
Buletin Psikologi. Universitas
Gadjah Mada. 90 (6), 387-401.
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi
selanjutnya,
mengingat dalam penelitian ini ada
kelemahan yaitu jumlah responden
sedikit
hanya
81
orang,
maka
Hurlock, E. B. 2000. Perkembangan
Anak. Jilid II. Terjemahan
Meita Sari Tjandra. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
disarankan bagi peneliti selanjutnya
untuk menambah jumlah responden
sebanyak-banyak atau lebih dari 100
orang,
sehingga
diharapkan
N. 2010. Menciptakan
Keamanan Di Jalan Melalui
Disiplin Diri Dalam Berlalu
Lintas. Jurnal Sosiologi, 1
(7), 11-21.
hasil
Ikhsan, M.. 2009. Lalu Lintas Dan
Permasalahannya. MATERI
Kuliah umum DIR LANTAS
Polda DIY di MSTT Pasca
Sarjana UGM Yogyakarta.
John S. M., Nicholas J.G. dan
Josephine
N.K.
2010.
Incorporating Safety into the
Regional Planning Process in
Virginia: Volume II: a
Resource Guide. Virginia
ransportation
Research
Council, 4 (2), 1-90.
penelitian lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, P.B. 2002. Hukum Dan Etik
Berlalu Lintas. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rhineka Cipta
Poerwadarminta, W.J. S. 2005. Kamus
Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai Pustaka.
As ad, M. 2000. Psikologi Industri
(edisi ke-4). Yogyakarta:
Liberti.
Prijodarminto, S. 2004. Disiplin Kiat
Menuju
Sukses.
Jakarta:
Pradnya Paramita.
Frederick, S., NOVEMSKY, N.,
Wang, J., Dhar, R., dan
NOWLIS,
W.
2009.
Opportunity Cost Neglect.
Journal
of
Consumer
Research. Vol. 36. Hal. 1-9.
Purwanto, N. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Remaja
Rosdakarya.
13
Putri, A. 2011. Disiplin Berlalu Lintas
Pada Remaja Pengendara
Sepeda Motor Ditinjau Dari
Motivasi Keselamatan Diri
dan Jenis Kelamin. Jurnal
Phronesia,. 2 (6), 33- 45.
Siswanto, B. 2003. Manajemen
Modern. Bandung: Sinar Baru
Somantri, A., dan Muhidin, S.A.
2006. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka
Setia
Susilo, M. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta :
BPFE.
Undang-Undang No 14 Tahun 1992.
Lalu Lintas Jalan.
Yuwono, S. 2012. Karakter Disiplin
Berlalu Lintas Dalam Islam.
Prosiding Seminar Nasional
Psikologi Islami. Hal. 67-75.
14