Lulusan Pertanian Sudah Saatnya Mau "Turun ke Sawah".

Pikiran Rakyat

o Sellin
1
17

OJan

2~-5
18
19

OPeb

0

o Rabu

Selasa

6

20

21

7
22

o Mar OApr

OMei

.

o Jumal o Sablu o Minggu

Kamis

8
23
OJun


9

10
24

11
25

OJul

12
26

0 Ags

13
27

14

28

.Sep

OOkl

15
29
ONov

16
30

31

ODes

Lulusan Pertanian

Sudah Saatnya Mau

"Turun ke Sawah~~
SUMEDANG, (PR).Minimnya wawasan mahasiswa program studi (prodi)
pertanian terhadap potensi
lahan di Indonesia yang masih besar, menyebabkan kurangnya minat mereka untuk
menekuni profesi sesuai dengan bidang keilmuan yang
dimiliki.
"Hal ini kemudian menjadi
salah satu persoalan krusial
dalam pembangunan sektor
pertanian di negeri ini. Jumlah sarjana pertanian di Indonesia mungkin sudah meneapai ribuan, akan tetapi jumlah
yang menekuni profesi pertanian atau perkebunan masih
rendah," ujar pendiri Medeo
Foundation, Arifin Panigoro,
saat memberi kuliah umum
dalam kegiatan "50 Tahun Dies Natalis Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran", di
Kampus Unpad Jatinangor,
Sumedang, Selasa (1/9).
Kondisi itu, kata dia, menjadi salah satu titik lemah dari pengembangan potensi pertanian di Indonesia. Kurangnya tenaga terdidik yang mau
"turun ke sawah" membuat

potensi tersebut tidak tergali
seeara optimal.
Untuk
itu, ia mengajak
se-~

mua pihak untuk terus membuka eakrawala pemikiran
mahasiswa prodi pert ani an
tentang potensi yang ada.
"Kunci penggerak ada pada
inovasi pertanian, sehingga
keterlibatan sarjana pertanian dalam segi tenaga dan pemikiran jelas diperlukan,"
ungkapnya.
Saat ini, lanjut Arifin, keterlibatan "petani berdasi" untuk
berperan aktif dalam pembangunan sektor pertanian sangat mendesak. Betapa tidak,
total belanja impor produk
pangan Indonesia sekarang
sudah meneapai Rp 50 triliun. "Kita punya potensi lahan
yang besar, tetapi. mengapa
masih harus mengimpor produk pangan?" tuturnya.

JebakaniDlporpangan
Menurut Arifin, kondisi itu
telah menunjukkan
adanya
sinyalemen bahwa negara kita
kemungkinan tengah masuk
ke dalam jebakan impor bahan pangan (food trap). "Jika
dibiarkan, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi
masalah lebih serius, yaitu
krisis pangan. Tanda-tanda
krisis pangan sekarang saja
sudah terlihat dengan harga
~la yang belakangan ini me-

nyentuh level Rp 10.000 per
kilogram," katanya menjelaskan.
Padahal, kata Arifin, peluang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangannya
sendiri l1}.asih sangat besar.
Potensi perluasan sawah saja
meneapai 16,1 juta hektare,

jauh lebih besar daripada luas
Pulau Jawa yang hanya 12 juta hektare. "Bahkan, mfUlurut
Departemen Kehutanan, masih ada sekitar 70 juta hektare
lahan kritis yang bisa dimanfaatkan. Itu berarti hampir
tujuh kali luas Pulau Jawa,"
kata Arifin memaparkan.
Dengan luas tersebut, ia
memperkirakan, sarjana pertanian sebenarnya memiliki
peluang menggali potensi sedikitnya 1.000 hektare per
orang. "Rata-rata satu hektare itu berpeluang menghasilkan 3.000 dolar AS/tahun.
Artinya, jika pemanfaatannya
benar, potensi pendapatan
sarjana pertanian jika bergelut di bidangnya meneapai tiga juta dolar AS/tahun," ungkapnya.
Potensi seperti itu, kata Arifin, harus diketahui mahasiswa pertanian sejak mereka
masih kuliah.
- (A-178)***

-

\,


K lip i n 9 Hum 0 sUn
--

pod

2 0 0 9 -.--

.-----------.