ANALISIS EFISIENSI RELATIF PENGGUNAAN PENDAPATAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PADA KABUPATEN KOTA PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007 – 2012 | Sabiila Rusti | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 6956 14666 1 SM

JUPE UNS, Vol ….., No ….., Hal …. s/d ….
Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia_ Analisis Efisiensi Relatif Penggunaan
Pendapatan Daerah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pada Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007 – 2012 | Maret, 2015

ANALISIS EFISIENSI RELATIF PENGGUNAAN PENDAPATAN
DAERAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
PADA KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2007 – 2012
Duta Sabiila Rusydi *
Dewi Kusuma Wardani
Salman A. Totalia
Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Email : sabiila.rusydi@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini 1) untuk mengetahui Kabupaten / Kota yang sudah mencapai
tingkat efisiensi relatif maksimal di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 – 2012, 2) untuk
mengetahui Kabupaten / Kota yang belum mencapai tingkat efisiensi relatif maksimal di
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 – 2012, 3) Memberikan solusi dan rujukan untuk
mengatasi masalah Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 – 2012 yang

belum mencapai tingkat efisiensi relatif maksimal agar dapat meningkatkan kesejahteraan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode dokumentasi. Populasi
penelitian ini adalah 35 Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah metode dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan aplikasi Data Envelopment Analysis (DEA).
Hasil penelitian adalah sebagai berikut ; 1) Terdapat 12 Kabupaten / Kota yang
efisien tahun 2007, 8 Kabupaten / Kota yang efisien tahun 2008, 6 Kabupaten / Kota yang
efisien tahun 2009, 5 Kabupaten / Kota yang efisien tahun 2010, 6 Kabupaten / Kota yang
efisien tahun 2011 dan 9 Kabupaten / Kota yang efisien tahun 2012, 2) Terdapat 23
Kabupaten / Kota yang belum efisien tahun 2007, 27 Kabupaten / Kota yang belum efisien
tahun 2008, 29 Kabupaten / Kota yang belum efisien tahun 2009, 30 Kabupaten / Kota yang
belum efisien tahun 2010, 29 Kabupaten / Kota yang belum efisien tahun 2011 dan 26
Kabupaten / Kota yang belum efisien tahun 2012, 3) Pemerintah Kabupaten / Kota yang
belum mencapai tingkat efisiensi maksimal pada tahun 2007 – 2012 dapat menjadikan
Kabupaten / Kota yang telah mencapai tingkat efisiensi maksimal sebagai rujukan untuk
meningkatkan efisiensi relatif agar maksimal dengan cara memilih aktivitas, mengurangi
aktivitas dan atau menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai bagi kesejahteraan
sehingga harapannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci : Efisiensi relatif, Pendapatan Daerah, Kesejahteraan.
ABSTRACT

The purposes of this study are: 1) to figure out the district / city that has reached the
maximum level of relative efficiency in Central Java province in 2007 to 2012, 2 ) to find out
the district / city that has not reached the maximum level of relative efficiency in the province
of Central Java in 2007 to 2012, 3 ) to propose solutions and references toward the district /

02|Jupe UNS, Vol ….., No ….. | Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia

city in central Java province in the year 2007 to 2012 so that the district / city is able to
improve their prosperity.
This research is a quantitative research. The population is 35 district / city in
Central Java province. Data collection technique used is documentation. The technique used
to analyze the data analysis uses the application Data Envelopment Analysis ( DEA ).
The results of the study are as follows: 1 ) There were 12 districts / cities have
reached relative efficiency in 2007, 8 districts / cities have reached relative efficiency in 2008,
6 districts / cities have reached relative efficiency in 2009, 5 districts / cities have reached
relative efficiency in 2010, 6 districts / cities have reached relative efficiency in 2011 and 9
districts / cities have reached relative efficiency in 2012, 2 )There were 23 district / cities
have not reached their efficiency yet in 2007, 27 district / cities have not reached their
efficiency yet in 2008, 29 districts / cities have not reached their efficiency yet in 2009, 30
districts / cities have not reached their efficiency yet in 2010, 29 districts / cities have not

reached their efficiency yet in 2011 and 26 districts / cities have not reached their efficiency
yet on 2012, 3 ) Districts / cities goverment that have reached their maximum efficiency can
be used as overview of the example of areas that have not reached their efficiency to increase
their relative efficiency with choose proper activities, decreasing activities or cut off
activities, so they can improve their people prosperity.
Keywords : relative efficiency, local revenue, welfare.

PENDAHULUAN
Pendapatan

telah ditetapkan. Daerah – daerah dengan
daerah

merupakan

salah satu modal bagi Pemerintah Kabupaten
/ Kota untuk menyelenggarakan kebijakan
otonomi daerah. Pendapatan daerah sangat
luas penggunaan dan manfaatnya bagi
kehidupan

dilakukan

di

masyarakat.

untuk

Semua

meningkatkan

itu

kualitas

manusia melalui terpenuhinya hak ekonomi
dan sosial masyarakat. Hal tersebut sejalan
dengan tujuan diselenggarakannya otonomi
daerah sebagaimana yang tercantum pada

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014
yaitu

untuk

mempercepat

terwujudnya

kesejahteraan

masyarakat.

Pendapatan

daerah yang berlimpah akan membuat
Pemerintah mampu mengeluarkan banyak
biaya untuk mengusahakan peningkatan
pertumbuhan


ekonomi

dan

mencapai

sasaran-sasaran pembangunan manusia yang

sumber

daya

melimpah

dan

potensi

pendapatan daerah yang besar diharapkan
dapat mencapai tujuan otonomi dengan

mudah. Namun di sisi lain, semakin besar
jumlah pendapatan suatu daerah

tidak

memberikan jaminan semakin besarnya
pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Ronald
dan Sarmiyatiningsih, 2010).
Terjadi

penurunan

pendapatan

daerah pada tahun 2009 di lima Kabupaten /
Kota yaitu Boyolali, Karanganyar, Sragen,
Kota Surakarta dan Kota Salatiga. Tahun
2010 terjadi penurunan pendapatan daerah di
Kabupaten


Purbalingga

dan

Kabupaten

Kudus. Tahun 2012 penurunan pendapatan
terjadi di empat Kabupaten yaitu Cilacap,
Jepara, Demak dan Kendal. Berkurangnya
pendapatan tersebut tidak mengakibatkan
penurunan

pertumbuhan

ekonomi

dan

Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia_ Analisis Efisiensi Relatif Penggunaan
Pendapatan Daerah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pada Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2007 – 2012,JUPE UNS_Vol…., No…. | 3

kualitas pembangunan manusia di daerah

bangsa,

tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa

masyarakat dan masalah

berkurangnya pendapatan daerah dari tahun

sumber

ke tahun tidak selalu selaras dengan

sehingga daerah lebih kompetitif dalam

penurunan


menghadapi

pertumbuhan

ekonomi

dan

rendahnya

daya

kualitas

manusia

era

kehidupan


pembangunan
mampu

teratasi

globalisasi

dengan

pertumbuhan ekonomi daerah yang kian

pembangunan manusia di suatu daerah.
Selain dari ketersediaan sumber

meningkat (Mardiasmo, 2004). Besarnya

dana dan kapasitas fiskal suatu daerah,

pendapatan yang tersedia jika tidak diiringi

terdapat aspek lain yang berpengaruh pada

dengan efisiensi penggunaan dan ketepatan

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

sasaran / efektifitas maka dana tersebut tidak

manusia pada suatu daerah, yakni efisiensi

akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi

penggunaan

dan pembangunan manusia yang signifikan

pendapatan

daerah

yang

dimiliki oleh daerah tersebut. Pengelolaan

dan tujuan daerah untuk

pendapatan daerah secara profesional dan

kesejahteraan bagi masyarakat pun akan

efisien

terhambat. Mengingat hal tersebut, maka

akan

memperkuat

basis

perekonomian daerah. Basis perekonomian

pengelolaan

daerah

efisien

yang

kuat

permasalahan

ditandai

seperti

dengan

kemiskinan,

ketidakmerataan pembangunan, disintegrasi

pendapatan

penting

menyelenggarakan

Provinsi
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur

daerah

secara

dilakukan

untuk

pemerintahan

daerah

yang baik.

Tabel 1. Rata – Rata Perolehan Pendapatan dan Rata – Rata Perolehan Indeks
Manusia Periode 2007 – 2012 Tiga Provinsi di Pulau Jawa
Rata – Rata Perolehan
Pendapatan Daerah
Periode 2007 – 2012

mewujudkan

Pembangunan

Rata – Rata Jumlah
Penduduk Miskin
Periode 2007 – 2012

Rata – Rata Perolehan
IPM Periode 2007 – 2012

4.934.622
5.635.410
5.945868

71,92
72,23
71,30

9.790.552.367
6.855.345.291
9.643.301.355

(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012)
Pendapatan provinsi Jawa Tengah

Timur. Jumlah penduduk miskin di Jawa

lebih rendah jika dibandingkan dengan

Tengah

provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

dibandingkan

Namun pembangunan manusia

yang

meskipun jumlah pendapatan Jawa Tengah

indeks

lebih rendah jika dibandingkan dengan

pembangunan manusia di provinsi Jawa

Jawa Timur. Hal tersebut mengindikasikan

Tengah lebih tinggi jika dibandingkan

bahwa

dengan provinsi Jawa Barat dan Jawa

meningkatkan pembangunan manusia dan

dilihat

melalui

perolehan

relatif

Jawa

lebih
dengan

Tengah

sedikit
Jawa

lebih

jika
Timur,

berhasil

Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia_ Analisis Efisiensi Relatif Penggunaan
Pendapatan Daerah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pada Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007 – 2012,JUPE UNS_Vol…., No…. | 4

menekan

angka

kemiskinan

dengan

Manusia. Semakin tinggi nilai IPM maka

pendapatan yang rendah jika dibandingkan

semakin tinggi kesejahteraan masyarakat

dengan Jawa Barat dan Jawa Timur. Pusat

daerah tersebut. Kesejahteraan merupakan

Pelaporan

dan

tujuan

Keuangan

(PPATK)

Analisis

Transaksi

dari

penyelenggaraan

otonomi

mengungkapkan

daerah, tetapi beberapa faktor seperti

bahwa provinsi Jawa tengah melakukan

penggunaan dana yang tidak efisien dan

tindak pidana korupsi sebesar 3,5%. Angka

tindak pidana korupsi menyebabkan tujuan

tersebut lebih rendah jika dibandingkan

tersebut terlambat. Hal ini sesuai dengan

dengan Jawa Barat sebesar 6,0% dan Jawa

pendapat Myrdal (1968) bahwa korupsi

Timur sebesar 5,2% (Iqbal, 2012:9).

memungkinkan Pemerintah Kabupaten /

Jika

dilihat

dari

perolehan

Kota melakukan delay dalam memecahkan

pendapatan, tingkat perolehan IPM dan

masalah sehingga dapat menerima uang

data korupsi dari PPATK menunjukkan

suap, hal ini mengurangi tingkat efisisensi.

bahwa

Shleifer

Jawa Tengah lebih berhasil dari

dan

Vishny

(1993)

juga

Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun

berpandapat

bahwa

temuan tersebut belum menjamin bahwa

mengurangi

pendapatan

jumlah Kabupaten / Kota di provinsi Jawa

sehingga menurunkan output pemerintah

Tengah yang memiliki tingkat efisiensi

dan layanan termasuk penyediaan dan

relatif maksimal penggunaan pendapatan

pembiayaan

daerah lebih banyak jika dibandingkan

pendidikan (Mutaşcu & Dănuleţiu, 2010 :

dengan Jawa Barat dan Jawa Timur.

451 – 452).

Salah

satu

cara

untuk

korupsi

perawatan

Efisiensi

dapat

pemerintah

kesehatan

dalam

dan

pengelolaan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

pendapatan daerah membantu Pemerintah

adalah dengan melakukan pembangunan

Kabupaten / Kota dalam meyelesaikan

manusia melalui tiga dimensi. Dimensi

permasalahan

hidup

dengan

mempercepat kesejateraan masyarakat dan

meningkatkan Angka Harapan Hidup,

korupsi memberikan efek negatif pada

dimensi

pelayanan

panjang

tingkat

dan

sehat

pengetahuan

atau

daerah

publik

sehingga

kepada

masyarakat.

pendidikan ditingkatkan melalui Rata –

Sebagaimana

Rata Lama Sekolah dan Angka Melek

Azfar

Huruf dan dimensi standar hidup layak

mengurangi hasil pelayanan kesehatan dan

ditingkatkan

pendidikan (Mutaşcu & Dănuleţiu, 2010 :

melalui

Pendapatan

Per

Kapita. Ketiga dimensi tersebut merupakan

452).

komponen

tersebut

dari

Indeks

Pembangunan

et.

yang
al.

diungkapkan

(2001)

Berkurangnya
secara

tidak

yakni

hasil

oleh

korupsi

pelayanan

langsung

telah

Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia_ Analisis Efisiensi Relatif Penggunaan
Pendapatan Daerah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pada Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007 – 2012,JUPE UNS_Vol…., No…. | 5

mengurangi

tingkat

kesehatan

dan

Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 –

pendidikan masyarakat. Oleh sebab itu

2012

efisiensi pantas diterapkan pada masing –

efisiensi relatif maksimal agar dapat

masing

meningkatkan kesejahteraan.

daerah

untuk

mempercepat

yang

belum

mencapai

tingkat

Ruang lingkup dari penelitian ini

terwujudnya kesejahteraan.
Rasio efisiensi tidak dinyatakan

terfokus pada tingkat efisiensi relatif

bentuk

tetapi

relatif

pendapatan daerah guna meningkatkan

Efisiensi

relatif

kesejahteraan melalui indeks pembangunan

unit

manusia pada Kabupaten / Kota di provinsi

pengambil kebijakan jika dibandingkan

Jawa Tengah. Variabel dalam penelitian ini

dengan unit pengambil kebijakan lainnya

terdiri dari variabel input yaitu Pendapatan

dengan jenis input dan output yang sama.

Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana

dalam

(Mardiasmo,
merupakan



absolut,
2004).

rasio

efisiensi

suatu

relatif

Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak,

penggunaan pendapatan daerah di 35 Kota

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, Lain – Lain

/ Kabupaten di Jawa Tengah pada tahun

Pendapatan yang Sah, Jumlah Penduduk

2006 sebesar 63,03 % (Martono et.al :

dan variabel output yaitu PDRB per

2013). Artinya rata – rata pemerintah

Kapita, Angka Harapan Hidup, Rata – Rata

Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah

Lama Sekolah, Angka Melek Huruf.

telah menggunakan 63,03% pendapatan

Subyek yang diteliti adalah 35 Kabupaten /

daerah

Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Rata

Rata

secara

tujuannya.

rasio

tepat

Dapat

efisiensi

untuk

diambil

mencapai
kesimpulan

TINJAUAN PUSTAKA

bahwa 36.97% pendapatan daerah belum

Tinjauan Efisiensi

terserap dengan baik dalam mencapai

Inti pengukuran kinerja pada organisasi

sasaran.

pemerintah

adalah

value

for

money

Tujuan penelitian ini 1) untuk

(Mardiasmo, 2002). Diperlukan indikator

mengetahui Kabupaten / Kota yang sudah

dalam menilai kinerja organisasi agar

mencapai tingkat efisiensi relatif maksimal

penilaian dapat dilakukan secara obyektif.

di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007

Begitu pula pada value

– 2012, 2) untuk mengetahui Kabupaten /

indikator kinerja yang digunakan untuk

Kota

tingkat

menilai kinerja suatu organisasi pada value

efisiensi relatif maksimal di Provinsi Jawa

for money ada dua yakni indikator alokasi

Tengah pada tahun 2007 – 2012, 3)

dan indikator kualitas pelayanan. Kedua

Memberikan solusi dan rujukan untuk

indikator tersebut telah dikembangkan

mengatasi masalah Kabupaten / Kota di

dengan memusatkan perhatian pada tiga

yang

belum

mencapai

for

money,

Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia_ Analisis Efisiensi Relatif Penggunaan
Pendapatan Daerah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pada Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007 – 2012,JUPE UNS_Vol…., No…. | 6

hal pokok yakni ekonomi, efisiensi dan

dapat mengetahui tingkat efisiensi relatif

efektifitas suatu program maupun kegiatan.

beberapa unit pengambil kebijakan, dapat

Penelitian ini memilih efisiensi karena

menggunakan input dan output lebih dari

efisiensi tidak membahas input ataupun

satu dengan satuan yang berbeda – beda,

output

saja,

efisiensi

lebih

dapat

dapat memberikan informasi tentang unit

menggambarkan besarnya biaya untuk

pengambil

mencapai suatu tujuan, efisiensi dapat

menggunakan input secara efisien dan

menggambarkan tercapainya value for

penyebab

money dan “Efisiensi merupakan hal

variabel

penting dari ketiga pokok bahasan value

memberi informasi seberapa besar input

money” (Mardiasmo, 2002: 133).

atau output yang harus disesuaikan agar

for

memiliki

memaksimalkan

maksimal.

dengan

yang

ketidakefisienan
maupun

input

Efisiensi merupakan ketepatan cara dalam
target

kebijakan

nilai

efisiensi

Inti

dari

baik

pada

output

serta

relatif
DEA

yang
adalah

membandingkan antara output dan input.

menentukan

Efisiensi dapat dirumuskan sebagai berikut

timbangan untuk setiap input dan output

Efisiensi =

bobot

tidak

output

DMU.

input

dibandingkan

Semakin besar output dibanding input,
maka tingkat efisiensi suatu organisasi
semakin tinggi (Mardiasmo, 2004).

Rasio

Efisiensi relatif merupakan rasio
efisiensi suatu unit pengambil kebijakan
jika dibandingkan dengan unit pengambil
kebijakan lainnya dengan jenis input dan
output yang sama. Data Envelopment
Analysis (DEA) merupakan salah satu

metode nonparamerik berbasis program
linier yang dikembangkan untuk mengukur

efisiensi
dengan

tersebut
rasio

efisiensi

relatif

suatu

unit

pengambil kebijakan. Alasan peneliti untuk
menggunakan metode Data Envelopement
Analysis karena memiliki kelebihan yaitu

akan

efisiensi

mark / reference set bernilai paling efisien

yaitu 100%. Dari hasil perbandingan
didapatkan

nilai

multiplier

pengganda y (shadow price). Angka
shadow price tersebut digunakan sebagai

dasar penyesuaian input dan output daerah
yang

kurang

efisien

(Totalia

dan

Hindrayani : 2013). Efisiensi relatif dalam
aplikasi DEA dapat dirumuskan sebagai
berikut;
Memaksimumkan ;

u
s

tingkat

atau

sampel lain (yang berperan sebagai bench

tersebut

Tinjauan Efisiensi Relatif

(weights)

Zk 

r 1
s

v
i 1

rk

ik

.Yr k
(1)

. Xik

Duta Sabiila Rusydi, Dewi Kusuma Wardani dan Salman A. Totalia_ Analisis Efisiensi Relatif Penggunaan
Pendapatan Daerah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pada Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2007 – 2012,JUPE UNS_Vol…., No…. | 7

Kriteria universalitas mensyaratkan DMU

Input merupakan komponen yang

k untuk memiliki bobot dengan batasan

digunakan

atau kendala bahwa tidak ada satu DMU

kebijakan, program maupun aktivitas yang

lain yang akan memiliki efisiensi lebih

dapat

besar 1 atau 100 %, jika unit kegiatan

(Mardiasmo, 2002). Berdasarkan Undang –

ekonomi lain tersebut menggunakan bobot

undang Republik Indonesia Nomor 33

yang dipilih oleh DMU k sehingga

tahun 2004 tentang perimbangan keuangan

formulasi selanjutnya adalah :

menjelaskan bahwa sumber – sumber

u
s

Zk 

r 1
s

v
i 1

rk

ik

.Yrk

1

; j  1, ..., n

. Xik

Bobot tersebut harus memiliki sifat tidak
bernilai negatif dan bersifat universal,
artinya setiap DMU dalam sampel harus
dapat menggunakan seperangkat bobot
yang sama untuk mengevaluasi rasionya
(total weighted output / total weighted
input) dan rasio tersebut tidak boleh lebih

dari 1 (total weighted output / total

untuk

melaksanakan

dinyatakan

secara

suatu

kuantitatif

pendanaan untuk Pemerintah Kabupaten /
Kota

mendukung

terselenggaranya

kebijakan otonomi daerah. Human capital
is the capacity of the population to drive
economic and social welfare. Indikator

kunci dalam mengukur modal manusia
adalah jumlah penduduk (World Economic
Forum, 2013). Pertambahan penduduk

mempengaruhi
pendapatan

perkembangan
per

kapita

tingkat
(tingkat

kesejahteraan masyarakat) (Sukirno, 2011).
Dalam menentukan besarnya alokasi DAK

weighted input

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), INVESTASI, DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007 2010

0 5 105

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE 2010-2012.

0 3 14

Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pajak Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Jawa Tengah.

0 4 11

ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 Analisis Distribusi Pendapatan Antar Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

0 2 12

ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 Analisis Distribusi Pendapatan Antar Daerah Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.

1 5 15

(ABSTRAK.pdf)Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi kabupaten/kota se-Jawa Tengah tahun 2007.

0 0 1

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2003-2007.

0 0 2

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007-2011.

0 0 1

EFISIENSI RELATIF PENGGUNAAN DANA DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN 2004-2006.

0 1 20

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2007-2013 DI KABUPATEN BANGGAI PROVINSI SULAWESI TENGAH | Himran | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 13027 25980 1 SM

0 0 12