S FIS 0905562 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One-Group
Pretest-Posttest Time Series Design ”.

O1 O3 O5 X O2 O4 O6

Keterangan :
O1, O3, dan O5 adalah pretest seri 1, pretest seri 2, dan pretest seri 3
O2, O4, dan O6 adalah posttest seri 2, posttest seri 4, dan posttest seri 6
X adalah treatment
Adapun penjelasan desain penelitian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Pretest (tes awal) dilakukan sebelum proses pembelajaran yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
2. Memberikan treatment (perlakuan) terhadap subjek penelitian
3. Posttest (tes akhir) dilakukan setelah proses pembelajaran selesai.
Alasan dalam pemilihan satu grup saja tanpa ada kelas kontrol adalah ingin
mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan berpikitir kreatif dan hasil
belajar ranah kognitif siswa dalam pokok bahasan gerak lurus setelah

diterapkannya model inkuiri abduksi.

B. Partisipan

Endah Purwati, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADA MATERI GERAK LURUS
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

20

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu kelas X SMK di Kota Bekasi.
Adapun yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ
berjumlah 24 orang, yaitu terdiri dari 22 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa
perempuan.
C. Populasi dan sampel
Dalam metode penelitian, kata populasi digunakan untuk menyebutkan
serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian

(Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 151). Sedangkan sampel merupakan suatu
contoh dari populasi atau sebagian dari populasi yang diharapkan dapat
menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan (Masyhuri dan Zainuddin,
2008: 155). Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi sebaiknya
mewakili.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMK di Kota Bekasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X di Kota Bekasi . Sedangkan sampel
yang dijadikan dalam penelitian adalah salah satu kelas X di sekolah tersebut.
Kelas X tersebut dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sengaja menyesuaikan
dengan tujuan penelitian (Purwanto, 2012:257).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk memperoleh data hasil
penelitian. Arikunto (2006) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian
digolongkan menjadi dua macam yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan dan variabel-variabel
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif dan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang berbentuk soal pilihan ganda dan soal

Endah Purwati, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADA MATERI GERAK LURUS
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

uraian yang memuat kemampuan setiap aspek hasil belajar kognitif maupun
aspek kemampuan berpikir kreatif. Tes ini dilakukan dua kali yaitu sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan.
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes ini adalah gambaran aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan diterapkannya model pembelajaran Inkuiri Abduksi.
Instrumennya berupa lembar observasi partisipasi pengamat yaitu dengan
menggunakan tanda checklis pada kolom susunan aktivitas serta terdapat kolom
yang memuat saran-saran observer selama proses pembelajaran.
E. Teknik pengolahan data
1. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran
Untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan kegiatan pembelajaran setiap
pertemuan maka data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran di olah menjadi

dalam bentuk presentase. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk
mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban “terlaksana” atau “tidak terlaksana” pada
format observasi keterlaksanaan pembelajaran.
b. Menghitung

presentase

keterlaksanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan :




c. Menginterpretasikan hasil perhitungan presentase ke dalam kategori

keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Interpretasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran
No.

Presentase Keterlaksanaan (%)

Interpretasi

1