Sistem Pendeteksi Tingkat Baku Mutu Air Limbah Menggunakan Teknologi Wireless Sensor Network

6

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak fungsi dan
manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang berada di air serta untuk
memajukan kesejahteraan umum dan merupakan modal dasar dalam pembangunan.
Air juga merupakan salah satu senyawa kimia yang ketersediannya berlimpah akan
tetapi ketersedian air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia dan lingkungan
relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor (Suyasa, W. B., 2015).
Pengelolaan kualitas air sangat penting untuk diawasi terutama terhadap zatzat berbahaya terutama oleh limbah. Pemantauan kualitas air merupakan salah satu
langkah awal yang diperlukan dalam perkembangan dan pengelolaan sumber daya air.
Pemantauan kualitas air merupakan subjek yang kompleks yang melibatkan kimia
padat, hidrologi dan karakteristik biologi air (Bhawan, 2007).

2.2. Limbah
Limbah merupakan sisa akhir yang tidak dipakai atau dibuang yang dihasilkan oleh
suatu proses produksi industri besar maupun domestik (rumah tangga). Sampah, air
kakus (black water) dan grey water merupakan jenis limbah yang dihasilkan oleh

masyarakat. Sampah atau limbah padat merupakan salah satu jenis limbah yang tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis (Zulkarnain, 2015).
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah terdiri dari bahan kimia senyawa organik
dan anorganik. Kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu sehingga
perlu adanya penanganan terhadap limbah. Limbah organik merupakan jenis limbah
yang mudah diuraikan zat-zatnya menjadi partikel-partikel yang berguna untuk
lingkungan sedangkan limbah anorganik berasal dari limbah pabrik dan perusahaan-

Universitas Sumatera Utara

7

perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan. Sumber daya alam yang
partikel-partikelnya tidak mampu diuraikan disebut dengan limbah anorganik
(Zulkarnain, 2015).

2.3. Baku Mutu
Baku mutu air merupakan ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada. Mutu air merupakan kondisi kualitas air yang

diukur berdasarkan parameter-parameter tertentu. Dengan membandingkan kondisi
mutu air dengan baku mutu air maka dapat diketahui status mutu air. Baku mutu air
ditujuhkan untuk mengendalikan tingkat pencemaran suatu air yang dimana
disebabkan oleh masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau
komponen-komponen lain sehingga mengakibatkan kualitas air menurun hingga tidak
layak untuk digunakan pada tingkatan tertentu. Baku mutu air limbah merupakan
batas atau kadar unsur pencemar yang terkandung didalamnya yang akan dibuang atau
dilepaskan ke dalam perairan atau sumber air (PP. Nomor 82 tahun 2001).

Tabel 2.1. Klasifikasi Nilai Skor Parameter-Parameter Kualitas Air (Peraturan
Direktur Jenderal RLPS tentang monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai,
2009).
No
A
1.

Parameter Kualitas Air
Fisik:
Warna


2.

TDS atau Total Padatan
Terlarut (mg/l)

3.

Turbidity atau kekeruhan
(NTU)

B
1.

Kimia:
pH

2.

DHL atau Konduktivitas
(µmhos/cm)


Nilai

Kelas

-

Jernih/tidak berwarna
Agak berwarna/tidak bau
Berwarna/berbau
≤ 1000
1001 – 2000
> 2000
≤5
5 – 25
> 25

Baik
Sedang
Jelek

Baik
Sedang
Jelek
Baik
Sedang
Jelek

-

6,5 – 7,5
5,5 – 6,5 / 7,5 -8,5
< 5,5 / > 8,5
≤ 500
500 – 2000
> 2000

Baik
Sedang
Jelek
Baik

Sedang
Jelek

Universitas Sumatera Utara

8

Tabel 2.1. Klasifikasi Nilai Skor Parameter-Parameter Kualitas Air (Peraturan
Direktur Jenderal RLPS tentang monitoring dan evaluasi daerah aliran sungai,
2009).
No
3.

Parameter Kualitas Air
Nitrat sbg N (mg/l)

4.

Sulfat (ml/l)


5.

Posfat sbg P (mg/l)

6.

Klorida/Cl (mg/l)

C.
1.

Biologi:
DO/Oksigen terlarut (mg/l)

Nilai
-

≤ 10
11 – 20
> 20

≤ 100
100 – 400
> 400
≤1
1–5
>5
≤ 250
250 – 600
> 600

- ≥6
- 3– 6
-